Suku madura di kota situbondo

Suku madura
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya
sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010). Mereka berasal dari Pulau Madura dan
pulau-pulau sekitarnya

Sejarah
Seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di
bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai
utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo, Bondowoso,
Probolinggo, Lumajang
Kabupaten Lumajang Seal.JPG, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang
bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. ada
juga yang meneap di Bawean, di negeri jiran Malaysia misalnya juga ada, bahkan
mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat AiC/ surat tinggal
selamanya.

Sebaran Tinggal
Di samping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi
ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke
Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur
Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan

Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan
oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis
Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali. Orang Madura pada
dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, suka merantau
karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal
Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua,
pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara
mereka yang menjadi tokoh nasional seperti ketua MK Mahfud Md, Wardiman
Djojonegoro (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 di bawah
pemerintahan Presiden Soeharto), R. Hartono adalah seorang mantan jenderal
dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat
dengan jabatan tertinggi pula sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Beliau
merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan
pangkat jenderal penuh (bintang empat). Selain itu banyak juga terdapat tokoh
pejuang kemerdekaan yang layak menjadi Pahlawan nasional Indonesia Seperti:
Trunojoyo yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda (VOC
tahun 1677). Kiyai Taman adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang
Belanda pada tahun 1919. Kiai Djauhari membuka cabang Hizbullah di Prenduan.
Didirikan pada tahun 1944, Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis
Muslimin Indonesia (Masjumi), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala

itu.

Agama dan Kepercayaan
Mayoritas masyarakat hampir 100 % suku Madura adalah penganut Islam bahkan
suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura
terkenal sangat taat dalam beragama islam. Salah satu sebabnya dengan adanya
Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di
Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren AnnuqayahPondok Pesantren Annuqayah
disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren AlAmin di Sumenep dan Pondok Pesantren lainnya yang tersebar di Pulau Madura.

Bahasa
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Juga dikenal hemat,
disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti
menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang
Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan
ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Tulisan di atas hanya streotipe saja yang hanya dilakukan oleh segelintir orang.
Suku Madura memiliki aturan dan tatakrama yang sangat kuat. Orang Madura
sangat menghormati orang tua, guru, dan sebagainya. Apalagi Madura Timur

(Pamekasan dan Sumenep)yang dikenal halus gaya bicaranya dan sangat sopan
santun.

Karakter Sosial Budaya
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki
sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih
baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini
melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura
Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari
sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura Barat
lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan Madura Barat
lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur.

Pakaian adat
Pakaian adat Jawa Timur jika dibandingkan dengan pakaian adat Jawa Tengah
memiliki perbedaan dalam corak dan potongan busana. Pakaian ada Jawa Tengah
lebih terkesan halus dan santun dengan potongan busana yang lebih detail.
Sedangkan pakaian adat Jawa Timur mencerminkan kebudayaan yang tegas namun
tetap terkesan sederhana. Perbedaan mendasar yang membuat pakaian adat Jawa

Timur berbeda dengan pakaian adat Jawa Tengah adalah pada penutup kepala yang
dipakai yang disebut Odheng, arloji rantai dan sebum dhungket atau tongkat.

Selain pakaian adat Mantenan, pakaian adat Madura pun termasuk dalam pakaian
adat Jawa Timuran. Pakaian adat Madura disebut Pesa’an. Pakaian ini terkesan
sederhana karena hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar.
Sedangkan untuk wanita biasanya menggunakan kebaya dengan dengan ciri khas
penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok. Warna – warna yang
mencolok dan kuat dipakai pada busana Madura yang menunjukkan karakter orang
Madura yang tidak pernah ragu – ragu, berani, terbuka dan terus terang. Sedangkan
untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang, lengkap
dengan odheng yang menunjukkan derajat kebangsawanan seseorang.

Rumah Adat
Rumah Adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura adalah halaman panjang
yang biasa disebut Tanian Lanjang yang membuktikan kekerabatan
masyarakat madura. Rumah adat madura ini memiliki satu pintu didepan
rumah, agar pemilik rumah dapat mengontrol aktifitas keluar masuk
keluarga. Pintu yang dihiasi ukir - ukiran asli madura. dengan warna hijau
dan merah yang memiliki lambang kesetiaan dan perjuangan.

Bahasa Madura
Bahasa Madura yang mempunyai bahasa yang unik. Begitu uniknya
sehingga orang luar Madura yang ingin mempelajarinya mengalami
kesulitan, khususnya dari segi pelafalannya. Bahasa Madura sama seperti
bahasa - bahasa di kawasan Jawa dan Bali, kemudian mengenal Tingkat tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tingkatan yakni :
Ja’ - iya (sama dengan ngoko)
Engghi - Enthen (sama dengan Madya)
Engghi - Bunthen (sama dengan Krama)
Senjata Tradisional Madura
Senjata yang dimiliki oleh masyarakat Madura bernama Clurit, bentuknya
melengkung seperti arit, mata clurit sangat runcing dan tajam. Gagangnya
terbuat dari kayu atau logam.
Pakaian Adat Madura
Pakaian adat masyarakat Madura untuk Pria identik dengan motif garis
horizontal yang biasanya berwarna merah putih dan memakai ikat kepala.
Lebih terlihat gagah lagi bila mereka membawa senjata tradisional yang
berupa clurit. Dan untuk wanita, biasanya hanya menggunakan bawahan
batik khas Madura dan mengenakan kebaya yang lebih simple.
Musik Saronen


Musik Saronen ini berasal dari Masyarakat Sumenep. Jika di Madura
mengadakan kesenian, musik saronen inilah yang akan mengiringinya. Musik
saronen merupakan perpaduan dari beberapa alat musik, tetapi yang paling
dominan adalah alat musik tiup berupa kerucut. Nah ini lah alat musik tiup
yang disebut dengan saronen.
Karapan Sapi
Karapan Sapi inilah budaya Madura yang sangat terkenal. Kesenian ini
diperkenalkan pada abad ke-15 (1561 M) pada masa pemerintahan Pangeran
Katandur di daerah Keratin Sumenep. Kerapan sapi ini merupakan lomba
memacu sapi paling cepat sampai tujuan. Bertujuan untuk memberikan
motivasi kepada para petani agar tetap semangat untuk bekerja dan
meningkatkan produksi ternak sapinya.
Upacara Sandhur Pantel
Upacara Sandhur Pantel merupakan sebuah ritual untuk masyarakat Madura
yang berprofesi sebagai petani ataupun nelayan. Upacara ritual ini
meruapkan upacara yang menghubungkan manusia dengan makhluk ghaib
atau sebagai sarana komunikasi manusia dengan Tuhan Pecipta Alam
Semesta. Upacara ini berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik.
Madura juga memiliki Tarian Khas diantaranya :
Tarian Sholawat Badar atau rampak jidor

Tarian yang dimiliki oleh masyarakat madura ini meruapakan tarian yang
menggambarkan karakter orang Madura yang sangat relegius. Seluruh gerak
dan alunan irama nyanyian yang mengiringi tari iini mengungkapkan sikap
dan ekspresi sebuah puji - pujian, do’a dan zikir kepada Allah SWT.
Tarian Topeng Gethak
Tarian Topeng Gethak mengandung nilai fisolofis perjuangan warga
Pamekasan saat berupaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa, Gerakan
Tarian Topeng Gethak ini mengandung makna mengumpulkan masa
dimainkan oleh satu hingga tiga orang penari. Asal muasal sebelumnya
nama tarian ini bernama Tari Klonoan kata klonoan ini berasal dari kata
kelana atau berkelana, bermakna Bolodewo berkelana, dan pada akhirnya
Tari Klonoan ini Berubah nama menjadi Tari Topeng Gethak.
Tarian Rondhing
Tarian Rondhing ini berasal dari “rot” artinya mundur, dan “kot - konding”
artinya bertolak pinggang. Jadi tari rondhing ini memang menggambarkan

tarian sebuah pasukan bagaimana saat melakukan baris - berbaris, yang
ditariakan oleh 5 orang. Tarian Rondhing ini juga di angkat dari perjuangan
masyarakat Pamekasan.