Hasto Tyas Harjadi,S.Pd,M SARANA DAN PRASARANA Latar Belakang

Dikmen 174 Hartanta, S.Pd Lokakarya Kebanksentralan 2012 Bank Indonesi a Solo Bank Indonesia 175 Hartanta, S.Pd Seminar Nasional 2012 UNS Magister Pend Ekonomi FKIP UNS 176 Cristianto Tri C, S.Pd Road Show IMC FISIP 2012 Surakart a FISIP UNS e. PRESTASI GURU N O NAMA GURU DALAM BIDANG PREST ASI YANG DIRAIH TAHU N KETERANGAN 1. Dra. Partini Darma Wanita Juara ll 2009 Lomba Pidato Basa Jawa Dalam rangka HUT Darma Wanita 2. Dra. Kusetyaningsih, M.Pd Guru Berprest asi Juara Harapa n l 2012 Lomba Guru Berprestasi Tingkat. Kab

3. Hasto Tyas Harjadi,S.Pd,M

.Pd Guru Berpres tasi Juara ll 2011 Lomba Guru Berprestasi. Tingkat. Kab 4. Hasto Tyas Harjadi,S.Pd,M .Pd Guru Berpres tasi Juara ll 2009 Lomba Guru Berprestasi. Tingkat. Kab 5. Gandung Widaryatmo,S.S Hardikna s Juara l 2010 Lomba Pidato Basa Jawa,Tingkat.Ke c f. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEKOLAH Lab. Komputer, Website, Internet No . Jenis Program Tahu n Hasil Yang Dicapai 1 Laboratorium Komputer 201 1 Pengembangan Lab. Komputer 2 Internet 201 1 Pengadaan Jaringan internet 3 Website 201 1 Pembuatan Website

6. SARANA DAN PRASARANA

a. Gedung yang dimiliki sekolah N o Jenis Keberadaan Luas m 2 Fungsi Ada Tidak Ada Ya Tida k 1 Ruang Kepala Sekolah  27.5  2 Ruang Kepala Sekolah  32  3 Ruang guru  120  4 Ruang Layanan Bimbingan dan Konseling  36  5 Ruang Tamu  18  6 Ruang UKS  15  7 Ruang Komite Sekolah  16  8 Ruang OSIS  25  9 Ruang media dan alat bantu PBM  72  10 Ruang Penjaga Sekolah  36  11 RuangPos Keamanan  4  12 AulaGedung serba  300  guna 13 Gudang  7.5  14 Kantin Sekolah  21  15 Halaman Sekolah  1.400  b. WC dan Kamar Mandi Peruntukan Keberadaan Luas m 2 Jumlah Kondisi Ada Tidak Bai k Tid ak Bai k Kepala Sekolah  3 1  Gurukaryawan laki- laki  3.5 1  Gurukaryawan perempuan  4.2 1  Siswa laki-laki  3 13  Siswa Perempuan  3 13  c. Laboratorium dan Ruang Praktek Jenis labRuang Praktek Keberarad aan Luas m 2 Pengguna an JamMing gu Kondisi Berfung si Ada Tida k Ada Bai k Tida k Baik Ya Tdk Fisika  120 14   Kimia  120 14   Biologi  144 14   Bahasa  120 23   Keterampila n  45.5 24   Ruang ibadah  2703 10  

7. Prasarana

Jenis Keberadaan Berfungsi Ya Tidak Ya Tidak Instalasi air   Jaringan Listrik   Jaringan Telepon   Internet   Akses Jalan   Kinerja SMA Negeri Jumapolo dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Standar Isi SMA Negeri Jumapolo telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran Bahasa Jawa adalah mata pelajaran muatan lokal. Kurikulum sekolah memuat 16 mata pelajaran muatan nasional dan satu mata pelajaran muatan lokal. Jumlah jam pelajaran perminggu 32 jam pelajaran untuk kelas X, 33 jam pelajaran perminggu untuk kelas XI dan XII. Jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 32 jam pelajaran per rombel  9 rombel = 288 ditambah 33 jam pelajaran x 18 rombel = 594 , jadi keseluruhan adalah 882. Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, pencak silat, basket, bola volley, bulu tangkis, sepak bola dan seni musik dan tari. Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling BK. Jumlah tenaga konseling yang dimiliki berjumlah 3 personil yang masing-masing memiliki program rencana dan pelaksanaan layanan BK. Tiga guru BK belum sebanding dengan siswa yang berjumlah 993 orang. Artinya setiap guru BK memberikan layanan rata-rata kepada 150 orang siswa. Dalam hal ini setidaknya sekolah masih membutuhkan tenaga konseling sebanyak 5 orang guru BK. 2. Standar Proses Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi SI, Standar Kompetensi Lulusan SKL, dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain melalui wadah MGMP mata pelajaran ditingkat kabupaten dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka TM, penugasan terstruktur PT dan kegiatan mandiri tidak terstruktur KMTT. Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng- copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan- perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Karanganyar. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung. Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMA Negeri Jumapolo, wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 3. Standar Kompetensi Lulusan Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 20102011 dan 20112012 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Bahasa Inggris 7,27 dan 8,13, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama, SMA Negeri Jumapolo melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi yang berkompeten seperti pada pelaksanaan tahun ini bekerja sama dengan AKPERMUS Surakarta untuk yang beragama Islam dan kegiatan Ziarah bersama untuk non Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi senyum, sapa, dan salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. Hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap yang baik di sekolah dan di tengah masyarakat luas, serta memahami tentang disiplin, toleransi, kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain. Untuk membekali siswa bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, di SMA Negeri Jumapolo membuka ketrampilan tata busana khususnya menjahit dan ketrampilan elektronika yang terfokus pada perbaikan alat elektronika reparasi. Selain tujuan diatas, diharapkan potensi dan minat peserta didik dapat berkembang secara penuh melalui partisipasi mereka dalam kegiatan tersebut. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah guru PNS yang berjumlah 55 guru dengan 29 diantaranya telah mempunyai sertifikat pendidik sudah dapat dikatakan memenuhi standar jumlah pendidik. Walaupun untuk beberapa mata pelajaran tertentu ada yang kelebihan PKn, Seni Budaya dan Ekonomi dan ada yang kekurangan guru TIK, Ketrampilan, dan Bahasa Jawa. Gambar 2.2. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan SMA N Jumapolo Tenaga administrasi sekolah sebanyak 9 orang dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 27 rombel , jelas bukan merupakan jumlah yang ideal atau memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah baik standar kualifikasi maupun standar kompetensi. Pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 2 orang, SMA sebanyak 2 orang dan SMP sebanyak 5 orang. 5. Standar Sarana dan Prasarana SMA Negeri Jumapolo memiliki luas lahan 30,168 m 2 dengan status kepemilikan bersertifikat. Kondisi lahan yang terbangun seluas 14,457 m 2 dan kondisi lahan yang belum terbangun 15,711 m 2 . Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 29 ruang kelas dengan perincian 27 ruang kelas dan 2 kelas moving untuk pelajaran ketrampilan menjahit dan elektronika. Untuk luas masing-masing 72 m 2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa. Ruang guru berukuran 15  8 m 2 memuat 55 pasang meja dan kursi guru, 2 papan white board, satu meja panjang dan 5 kursi untuk tempat pimpinan rapat pertemuan, 2 kamar kecil WC, 1 lemari buku, 1 set sound system, 1 buah LCD , Printer 2 buah, Televisi 1 buah dan 1 buah jam dinding. Gambar 2.3. Salah satu sudut ruang kelas Ruang perpustakaan terdiri dari satu unit dengan luas 15 8 m 2 . Koleksi buku yang terdapat diperpustakaan meliputi buku pegangan guru, buku teks siswa, dan buku penunjang pelajaran siswa. Namun demikian dari segi jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa. Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium fisika, biologi, kimia , bahasa dan komputer. Dua Laboratorium komputer memiliki jaringan LAN yang terkoneksi dengan jaringan internet solonet dan dilengkapi dengan 2 buah pendingin udara. Ruang kepala sekolah berukuran 4 5m 2 terdapat 1 kamar kecil WC, 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara. Ruang wakil kepala sekolah berukuran 4 5m 2 terdapat 5 pasang meja dan kursi, 1 set komputer PC, 3 buah lemari buku, 1 pendingin udara dan dilengkapi dengan jaringan internet speedy schoolnet. Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah, kantin kejujuran, gudang, jamban WC siswa. 6. Standar Pengelolaan Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri Jumapolo sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding sekolah, dipasang di blog guru, website sekolah dan pembinaan kesiswaan. Rencana kerja sekolah RKS, rencana kerja tahunan RKT ataupun rencana kerja jangka menengah RKJM sudah disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah RKAS. Sekolah sudah pernah melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada profil sekolah hasil dari rekomendasi EDS. Bahkan untuk tahun pelajaran 20122013 SMA Negeri Jumapolo sudah melakukan pengisian EDS secara On line. Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses website sekolah ataupun blog guru. 7. Standar Pembiayaan SMA Negeri Jumapolo mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala sekolah, Wakil Kepala sekolah, Guru dan bendahara sekolah . Disamping itu penyusunan RKAS sudah melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, hal ini dapat dilihat dengan adanya pertemuan secara rutin Komite sekolah dengan pihak manajemen sekolah. Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN, Blockgrant APBN, dan Iuran Orang tua. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. Namun demikian dalam penyusunan rencana keuangan sekolah yang diwujudkan dalam APBS sekolah untuk tahun pelajaran 20122013 telah mendapatkan persetujuan sekaligus pengesahan dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupetn Karanganyar. Sosialisasi APBS dilakukan secara transparan kepada seluruh warga sekolah dengan ditempel di papan pengumuman sehingga dapat dilihat dan dicermati segenap civitas akdemika SMA N Jumapolo. Untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan setiap tiga bulantri wulan dilaporkan oleh pengelola keuangan sekolah kepada Kepala sekolah yang untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas pendidikan kabupaten atas nama pemerintah sebagai pemberi dana juga dipertanggungjawabkan kepada orang tua melalui komite sekolah. 8. Standar Penilaian Pendidikan Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.Walaupun dalam pelaksanaan remidi dan pengayaan belum dilaksanakan secara optimal. Bahkan ada sebagaian dari guru yang mengartikan bahwa remidi adalah sekedar mengulang mengerjakan soal tanpa memberikan penjelasan dan pencerahan materi mana yang dianggap kurang dapat dipahami oleh siswa.

B. Profil SMA Negeri Kerjo

SMA Negeri Kerjo yang berlokasi di jalan Sumberejo RT 01 RW 02 Sumberejo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar didirikan berdasarkan surat keputusan Mendiknas RI nomor 227I03H.88 tanggal 16 Oktober 1990 dan saat ini kepala sekolah dijabat oleh Drs. Jaka Wismono, M.Pd Gambar 2.4. SMA Negeri Kerjo Kab Karanganyar Dengan berada dipinggiran pusat kecamatan Kerjo, maka kondisi dan situasi sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Walaupun tergolong sekolah yang baru di kabupaten Karanganyar, ternyata sekolah ini telah menelorkan beberapa prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sekolah dengan visi : Terwujudnya SMA yang Berwawasan Keunggulan Ilmu Pengetahuan, Kesenian, Ketrampilan, Olahraga dan Berilaku Santun diwujudkan dalam program dan kegiatan sekolah yang bertujuan 1 menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target pencapaian efektifitas proses pembelajaran berdasarkan konsep MPMBS, 2 Mewujudkan kepemimpinan yang kuat dalam mengakomodasi, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia, 3 Mengelola tanaga kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai. Kinerja SMA Negeri Kerjo dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Standar Isi SMA Negeri Kerjo telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum SMA Negeri Kerjo telah disetujui dan disahkan penggunaannya oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah tanggal 27 Juni 2012. SMA Negeri Kerjo menerapkan sistem paket dengan struktur kurikulum sebagai berikut: a. Struktur Kurikulum Kelas X Kurikulum kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran dengan muatan lokal mata pelajaran Bahasa Jawa dengan program pengembangan diri yang dipilih sebagai ekstra kurikuler. Sekolah menambah alokasi waktu untuk mata pelajaran Biologi, Kimia, Sejarah dan Geografi masing masing satu jam pelajaran dengan alokasi waktu 45 menit. Sehingga untuk keseluruhan jam pelajaran selama satu minggu adalah 42 jam. b. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Kurikulum kelas XI dan XII untuk program IPA dan IPS terdiri atas 13 mata pelajaran dengan muatan lokal mata pelajaran Bahasa Jawa. Untuk beberapa mata pelajaran alokasi jam melebihi ketentuan dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, namun tidak melebihi 4 jam. Dalam satu minggu jumlah keseluruhan jam adalah 43 jam pelajaran. Program pengembangan diri yang dipilih sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Secara umum mata pelajaran di SMA N Kerjo terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan sebagai berikut: a. Mata pelajaran wajib: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Seni Budaya, Penjasorkes, Teknologi Informasi dan Komunikasi. b. Mata pelajaran pilihan: ketrampilan Komputer, Ketrampilan Tata Boga dan ketrampilan Tata Busana. Pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakatnya yang mendukung program pembelajaran tersebut. Sama dengan di SMA Negeri Jumapolo, program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa SMA Negeri juga belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran secara terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan yakni pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, basket, bulutangkis, tenis meja, futsal dan pembinaan kultum keagamaan. 2. Standar Proses Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi SI, Standar Kompetensi Lulusan SKL, dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan- perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka TM, penugasan terstruktur PT dan kegiatan mandiri tidak terstruktur KMTT. Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng- copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan- perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Karanganyar. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat sedikit mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah memberi dampak kepada motivasi siswa dan orang tua untuk membeli buku paket sendiri. Pemenuhan buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran pengadaan buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun daerah. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMA Negeri dibantu wakil kepala sekolah melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 3. Standar Kompetensi Lulusan Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 20112012 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,09, Bahasa Inggris 5,84, Matematika 6,89, Fisika 5,37, Kimia 7,48, Biologi 7,16, Ekonomi 7,01, Sosiologi 7,22 dan Geografi 8,06. Rata rata keseluruhan untuk semau mata pelajaran 6,90. Walaupun tergolong masih rendah namun pencapaian ini melebihi rata rata nilai UN untuk tahun pelajaran 20102011 yaitu 6,57. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat Karanganyar, SMA Negeri Kerjo juga melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan pesantren dikelola oleh pengurus OSIS dan dikoordinir oleh guru agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 36 guru berstatus PNS, dan 21 guru tidak tetap GTT. Guru yang berkualifikasi S1 sebanyak 94,74, berkualifikasi S2 sebanyak 5,26. Guru yang sudah bersertifikasi sebanyak 22 guru. Tenaga administrasi sekolah sebanyak 13 orang dengan kualifikasi pendidikan dibawah SMA 7 orang, D3 Non keguruan 2 orang dan S1 sebanyak 4 orang. Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri Kerjo belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing. 5. Standar Sarana dan Prasarana Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 21 ruang kelas dengan luas masing-masing 72 m 2 per ruang kelas dengan kondisi 2 rusak ringan dan 1 rusak berat yang perlu segera diadakan rehabilitasi ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board, satu meja dan kursi guru, serta 20 meja dan kursi untuk siswa. Karena kondisi tanah yang tidak datar maka dalam penempatan ruang kelas tersebar sesuai dengan tinggi rendahnya permukaan tanah. Dari satu ruang kelas ke ruang kelas lainnya dapat diakses dengan mudah . Gambar 2.5. Ruang Kelas SMA N Kerjo Ruang guru memiliki luas 105 m 2 memuat 35 pasang meja dan kursi guru, 2 papan white board, 2 lemari buku, dan 1 buah jam dinding. Ruang perpustakaan yang berukuran 12  10 m 2 masih bersifat perpustakaan konvensional dengan jumlah buku teks pelajaran ataupun buku bacaan umum masih sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 25 unit komputer, 2 printer, 2 LCD, dan sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Untuk kedepan yang perlu dipertimbangankan adalah prioritas pembangunan laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi, karena hingga saat ini SMA N Kerjo belum memiliki. Untuk sementara waktu pelaksanaan kegiatan praktikum dilaksanakan di kelas. Ruang kepala sekolah berukuran 4 5m 2 terdapat 1 kamar kecil WC, 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, dan 1 set komputer PC. Sedangkan ruang wakil kepala sekolah berukuran 6  3m 2 terdapat 5 pasang meja dan kursi, 2 buah lemari buku, Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, mushallah, kantin kejujuran, jamban WC siswa, lapangan olahraga, rumah guru dan asrama siswa. 6. Standar Pengelolaan Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri Kerjo sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui persuratan. Rencana kerja sekolah RKS, rencana kerja tahunan RKT ataupun rencana kerja jangka menengah RKJM disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah RKAS. RKAS yang disusun berdasarkan rekomendasi dari evaluasi diri sekolah EDS yang mengacu pada pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan. Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas Karanganyar ataupun blog SMA Negeri Karanganyar. 7. Standar Pembiayaan SMA Negeri Kerjo mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan masukan- masukan dari siswa dan komite sekolah. Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan iuran rutin orang tuawali murid setiap bulannya. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. Penyusunan rencana keuangan sekolah dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah setiap tiga bulan diverifikasi kepala sekolah dan untuk selanjutnya dilaporkan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan RAPBS tahun pelajaran berikutnya. 8. Standar Penilaian Pendidikan Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.

C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan

Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat calon kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni sebagian peran dan fungsi seorang kepala sekolah. Penulis sudah berusaha beradaptasi dengan warga sekolah tempat magang tetapi ternyata melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal mudah. Tak jarang kami menemukan beberapa permasalahan. Permasalahan yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan tenaga administrasi sekolah secara umum dalam tiga kelompok besar yaitu sebagai berikut: 1.Pengelolaan buku induk siswa Dalam pengelolaan buku induk siswa, terkesan tidak dilaksanakan secara teratur dan terpogram. Banyak dijumpai beberapa identitas siswa tidak lengkap, nilai tiap jenjang yang belum terdokumentasi. Dari hasil pengamatan penulis, personil yang diberi tugas untuk mengurusi administrasi buku dalam menulis buku induk siswa ada kalanya di bawa pulang dengan alasan dapat dikerjakan secara intensif di rumah. Padahal data berupa nilai siswa bersumber dari buku raport. Jika ini terus dilakukan maka sangat riskan bagi keamanan dan dokumentasi nilai raport. Selain itu ada kemungkinan, dalam pengisiannya tidak dilakukan sendiri tapi menggunakan jasa orang lain yang belum tentu mengerti akan keberadaan buku induk siswa. Dalam beberapa lembar buku induk penulis temukan beberapa tulisan yang tidak konsisten dengan tulisan sebelumnya. 2.Pengelolaan daftar urut kepangkatan DUK Daftar urut kepangkatan sebagai daftar yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara yang disusun menurut tingkatan kepangkatan di sekolah tempat penulis magang juga belum dilaksanakan dengan benar. Pengerjaan di saat terdahulu yang dilakukan oleh Kepala TU yang saat ini sudah almarhum membawa implikasi terhadap ketidaktahuan petugas berikutnya. Hal ini masih diperparah dengan kemampuan penggunaan alat berbantuan komputer sebagai alat untuk mempermudah pengerjaan tugas tersebut. Karena pentingnya penulisan daftar urut kepangkatan sebagai salah satu bahan obyektif untuk melaksanakan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka daftar urut kepangkatan perlu dibuat dan dipelihara secara terus menerus. 3.Pemanfaatan TIK dalam mengadministrasikan kepegawaian Di era teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sedemikian pesatnya maka membuka peluang dan kesempatan untuk mempermudah dan mempercepat tugas. Beberapa pekerjaan pada waktu dulu dilaksanakan beberapa hari, dengan nilai kepraktisan yang rendah, sekarang dengan memanfaatkan TIK pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis serta kepraktisan yang tinggi. Fakta di sekolah magang, terutama di SMA Negeri Jumapolo, belum semua TAS memanfaat TIK dalam mempermudah dan mempercepat tugasnya. Kurang familiar dan sikap yang enggan untuk berubah merupakan tantangan tersendiri bagi penulis untuk sekedar bias berbagi.

BAB III RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah TAS dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer. a. Rasional Tenaga administrasi sekolah TAS mempunyai peranan yang penting dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas. Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola administrasi sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan, persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor 24 tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga administrasi sekolah. Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan. b. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan danatau latihan. Kompetensi dapat pula dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak Junaidi dalam Herry, 2012. Sedangkan tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dengan menggabungkan dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kompetensi tenaga administrasi sekolah TAS adalah kemampuan yang diperoleh TAS melalui pendidikan danatau latihan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan menurut Syaefuddin dalam Risnawati, 2003 memberikan pengertian kompetensi tenaga administrasi sekolah sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, peran dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional atau teknis administratif di sekolah. Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Dalam permendiknas tersebut kompetensi tenaga administrasi sekolah dipetakan ke dalam empat dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis dan manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, rasa percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta tanggung jawab. b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja dalam tim, memberikan pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja. c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK. d. Dimensi kompetensi manajerial khusus bagi kepala tenaga administrasi sekolah meliputi: kompetensi mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan. Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24 tahun 2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam setiap jenis dan jabatan administrasi sekolah dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. c. Administrasi Kepegawaian Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi menjadi tiga bidang administrasi sebagai berikut : a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan. b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya. c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan ini administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang pengelolaan administrasi kepegawaian. d. Kepala Sekolah Sebagai Manajer Wahyudi 2009 memberikan pengertian manajemen sebagai suatu proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan TAS melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga administrasi, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga administasi dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu- pembantunya wakil-wakil, serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Kepala sekolah juga harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi bawahannya serta berusaha mengambil keputusan yang dapat memuaskan bagi semua. Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan kepada para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan profesinya. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan tenaga administrasi untuk mengembangkan potensinya secara optimal misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun lokakarya berdasarkan bidangnya masing-masing. Sebagai manajer, kepala sekolah juga harus mampu mendorong keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam setiap kegiatan sekolah. Keterlibatan dan partisipasi aktif mereka akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah. B. Kerangka Pemikiran Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar atau kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini terjadi karena proses perekrutan mereka menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut. Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan khususnya dan kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya. Ketersediaan sumberdaya tenaga administrasi dalam jumlah yang memadai di sekolah sudah merupakan satu modal besar untuk dapat dikelola secara optimal. Kompetensi tenaga administrasi yang belum memenuhi standar dapat dikembangkan menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar melalui pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala sekolah. Sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola staf administrasi untuk mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan dan mengembangkan guna membantu mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar TAS. C. Implementasi Program 1. Rancangan tindakan siklus 1 Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain adalah sebagai berikut: a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen. c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan. d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1. 2. Pelaksanaan tindakan siklus 1 Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah ditentukan sebelumnya. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan setiap pertemuan tergantung dari waktu lowong yang dimiliki oleh pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk pembimbingan adalah 30 – 90 menit. 3. Monitoring dan evaluasi monev pelaksanaan tindakan siklus 1 Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 4. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1 Kompetensi awal Kompetensi setelah tindakan 1 Peningkatan kompetensi 58 68 10 Tabel 3.1 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan siklus pertama naik dari 58 menjadi 68. Peningkatan kompetensi sebesar 10 menunjukkan adanya hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah. 5. Rancangan tindakan siklus 2 Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa tenaga adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi- kompetensi tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut: a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru yang memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan. b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2. 6. Pelaksanaan tindakan siklus 2 Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan pada kompetensi-kompetensi yang masih kurang atau rendah berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30 – 90 menit . 7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2 Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 8. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2 Kompetensi setelah tindakan 1 Kompetensi setelah tindakan 2 Peningkatan kompetensi 68 95 27 Tabel 3.2 menunjukkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari 68 menjadi 95. Kompetensi 95 sudah termasuk kategori kompetensi sangat baik. Peningkatan kompetensi tenaga adminstrasi sekolah menunjukkan adanya peningkatan yang drastis yaitu sebesar 27. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari usaha pembimbingan yang diberikan kepada tenaga administrasi sekolah yang mengelola administrasi kepegawaian. Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala sekolah membina dan mengembangkan kompetensi TAS dalam perannya sebagai manajer di sekolah. D. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMA Negeri Kerjo. Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi manajerial melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga administrasi sekolah guna meningkatkan kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian, maka penulis melanjutkan pembimbingan TAS di SMA Negeri Kerjo. Proses pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS di SMA Negeri Jumapolo. Akan tetapi dalam pembimbingannya penulis tidak secara intensif, hanya dilakukan 2 kali dalam dua minggu karena pertimbangan jarak dan kewajiban mengajar pemulis di SMA Negeri Jumapolo. Untuk selanjutnya dilakukan oleh teman sejawat, terutama oleh tanaga administrasi sekolah yang sudah memenuhi kompetensi TAS. 1. Rancangan tindakan Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan menggunakan instrumen yang telah digunakan di SMA Negeri Jumapolo, yaitu: a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan adalah mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal TAS yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembimbingan. Berdasarkan hasil pengisian instrumen dua TAS yang mengelola administrasi kepegawaian, diperoleh rata-rata kemampuan awal TAS adalah 68. Rata-rata kompetensi TAS masih rendah pada aspek yang berhubungan dengan penyusunan dan penyajian data statistik kepegawaian termasuk penyajian data statistik dengan menggunakan TIK. 2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 2 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan pengkajian dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari TAS yang akan dibimbing, kadang sebelum atau sesudah melakukan pengkajian. 3. Monitoring dan evaluasi monev pelaksanaan tindakan. Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 4. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen monev diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.3. Rata-rata peningkatan kompetensi Kompetensi awal Kompetensi setelah tindakan 1 Peningkatan kompetensi 66 92 26 Tabel 3.3 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan naik dari 66 menjadi 92. Peningkatan kompetensi sebesar 26 menunjukkan adanya hasil calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.

E. SUPERVISI GURU YUNIOR

1. Latar Belakang

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merujpakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen commitmen atau kemauan willingness atau motivasi motivation guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat. Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Dalam rangka itu seorang guru yang berkeinginan menjadi kepala sekolah perlu mengikuti program pendidikan dan pelatihan supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.

2. Pengertian Supervisi Akademik