Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah Sebagai Dasar Perencanaan Dalam Wacana Pembentukan Propinsi Kapuas Raya

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN KEUANGAN
WILAYAH SEBAGAI DASAR PERENCANAAN DALAM
WACANA PEMBENTUKAN PROPINSI KAPUAS RAYA

OLEH
RESTU MARTANI
H14104092

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

RESTU MARTANI. Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah Sebagai
Dasar Perencanaan dalam Wacana Pembentukan Propinsi Kapuas Raya
(dibimbing oleh WIWIEK RINDAYATI)

Dengan disahkannya UU No.22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi
menjadi UU No.32 Tahun 2004 mendorong banyak daerah untuk melepaskan diri

dari ikatan wilayah administrasi di atasnya. Begitu pula dengan lima Kabupaten di
Propinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang, Sanggau, Kapuas Hulu,
Melawi dan Sekadau yang ingin membentuk Propinsi Kapuas Raya.
Pembangunan yang tidak merata serta rentang kendali yang sangat lemah yang
dikarenakan faktor jarak yang sangat jauh dari ibu kota Pontianak dijadikan
sebagai alasan dalam upaya tersebut.
Keinginan untuk membentuk sebuah daerah otonom baru, dalam hal ini
adalah propinsi Kapuas Raya perlu didukung oleh potensi daerah yang baik
termasuk di dalamnya yaitu potensi ekonomi dan keuangan. Kedua potensi
tersebut merupakan faktor yang sangat penting karena akan mendukung
kemandirian Propinsi Kapuas Raya di masa yang akan datang apabila telah lepas
dari Propinsi Kalimantan Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan
keuangan, serta membangun model perencanaan pembangunan wilayah di
Propinsi Kapuas Raya. Potensi ekonomi dilihat dari sektor yang menjadi basis
bagi Propinsi Kapuas Raya yang diukur dengan menggunakan metode Location
Quotient (LQ) serta potensi ekonomi daerah berdasarkan perhitungan DAU yang
sangat bermanfaat dalam menentukan besarnya DAU yang akan diterima.
Sedangkan potensi keuangan dapat diukur melalui seberapa besar kontribusi pajak
dan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), seberapa besar rasio PAD,

pajak dan retribusi terhadap PDRB serta seberapa besar derajat desentralisasi
fiskal Propinsi Kapuas Raya. Untuk membangun model perencanaan
pembangunan digunakan analasis gravitasi dan model interaksi ruang yang
bermanfaat dalam menentukan pusat pertumbuhan yang terbaik, yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi sehingga dapat memebrikan efek
multiplier bagi daerah disekitarnya. Selain analisis gravitasi dan model interaksi
ruang digunakan pula analasis deskriptif untuk mendapatkan model pembangunan
yang sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh Propinsi Kapuas Raya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, sektor yang menjadi basis bagi setiap
kabupaten di Propinsi Kapuas Raya adalah sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian. Namun sektor basis tersebut mengalami
pergeseran ketika dibandingkan terhadap Propinsi Kapuas Raya dan terhadap ratarata PDB Indonesia, di mana sektor sektor sekunder dan tersier seperti sektor
listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan hotel dan restoran
serta sektor jasa menjadi sektor basis di beberapa kabupaten. Kabupaten Kapuas
Hulu memiliki nilai Potensi Ekonomi Daerah (PED) tertinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten yang paling
mandiri di antara keempat kabupaten yang lainnya.

Untuk potensi keuangan, kontribusi pajak dan retribusi masih mengalami
fluktuasi dengan rata-rata 18,31 persen dan 27,65 persen. Rasio pajak masih

berfluktuasi dengan rata-rata 0,08 persen, rasio retribusi dan PAD meningkat
dengan rata-rata 0,19 persen dan 0,55 persen. Derajat desentralisasi fiskal masih
sangat rendah, terlihat dari proporsi PAD dan BHPBP yang rendah dengan ratarata sebesar 2,44 persen dan 9,09 persen serta tingkat ketergantungan yang tinggi
terhadap dana transfer dari pemerintah pusat dengan rata-rata sebesar 81,73
persen.
Berdasarkan analisis gravitasi, interaksi antara Kabupaten Sintang dengan
Sanggau memiliki nilai tertinggi, ini menandakan bahwa kedua kabupaten
tersebut dijadikan sebagai pusat pertumbuhan karena mampu memberikan
pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dan diharapkan akan memberikan
dampak (efek multiplier) terhadap kabupaten yang lainnya. Menurut data potensi,
Propinsi Kapuas Raya sangat berpotensi menjadi kawasan agropolitan dengan
komoditi kelapa sawit dan karet sebagai komoditi unggulan. Berdasarkan
keunggulan komparatif (Comparatif Advantage), pengembangan kawasan
agropolitan dengan komoditi unggulan kelapa sawit dikembangkan di Kabupaten
Sanggau dan karet di Kabupaten Sintang..
Sebaiknya pemekaran Propinsi Kapuas Raya ditunda selama beberapa
tahun ke depan dikarenakan masih ada kabupaten yang belum genap berumur
tujuh tahun (PP No. 78 Tahun 2007), selain itu sektor primer dan sekunder masih
belum mampu memberikan kontribusi yang besar. Bila dilihat dari segi
kemampuan keuangan daerah, Propinsi Kapuas Raya masih sangat tergantung

terhadap bantuan dari pemerintah pusat. Untuk menunjang kawasan agropolitan
maka perlu dibangun kawasan industri (industrialisasi) untuk menampung hasil
panen yang dihasilkan. Selain itu perlu dibangun infrastruktur yang baik guna
memudahkan dalam distribusi serta mobilisasi orang dan barang. Yang terakhir
yaitu pembangunan fasilitas pelayanan publik yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat di kawasan agropolitan tersebut.

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN KEUANGAN
WILAYAH SEBAGAI DASAR PERENCANAAN DALAM
WACANA PEMBENTUKAN PROPINSI KAPUAS RAYA

OLEH
RESTU MARTANI
H14104092

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
ISTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Restu Martani

Nomor Registrasi Pokok : H14104092
Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi


: Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah
Sebagai

Dasar

Perencanaan

Dalam

Wacana

Pembentukan Propinsi Kapuas Raya

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,


Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si
NIP. 131 653 137

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS
NIP. 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir dengan nama Restu Martani pada tanggal 20 Maret 1986 di
Gunung Kidul, Jogyakarta. Penulis merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara
dari pasangan Noor Siswanto dan Siti Samsilah. Jenjang pendidikan penulis lalui
tanpa hambatan, penulis pernah bersekolah di SDN 3 Tomalima, Passo, Ambon
dari tahun 1992 hingga tahun 1996 karena orang tua dipindahtugaskan, maka
penulis melanjutkan di SDN 15 Pontianak hingga tahun 1998. Pendidikan
menengah penulis tempuh di dua sekolah yaitu SLTP N 3 Pontianak pada tahun

1998 hingga 2000 dan SLTP N 2 Karanganom, Klaten hingga tahun 2001
kemudian menamatkan sekolah di SMUN 1 Karanganom, Klaten pada tahun
2004.
Pada tahun 2004, penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi
Mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi yaitu FORMASI dan KMK
(Keluarga Mahasiswa Klaten). Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitian
yaitu Java Cup dan Seminar Pra Nikah sebagai Danus serta Eksmus (Ekspresi
Muslimah) sebagai Koordinator konsumsi.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul
skripsi ini adalah “Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah Sebagai
Dasar Perencanaan Dalam Wacana Pembentukan Propinsi Kapuas Raya”.
Pembentukan daerah otonom baru tidaklah mudah karena memerlukan analisis
mendalam mengenai potensi yang dimiliki untuk mendukung kemandirian daerah
otonom tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai topik ini. Di samping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada pihakpihak di bawah ini :
1. Allah swt. Hanya dengan rahmat-Mu lah hamba bisa menyelesaikan skripsi
ini. Ampunilah hamba-Mu yang tidak pandai mensyukuri nikmat yang Engkau
berikan
2. Ibu Wiwiek Rindayati selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
sabar membimbing dan memberikan nasehat-nasehat, masukan, serta kritikan
yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini
3. Pak Alla Asmara selaku dosen penguji utama serta Ibu Fifi Diana Thamrin
selaku dosen dari Komisi Pendidikan (Komdik) yang telah memberikan saran
serta kritikan yang sangat mambangun dan membantu dalam proses perbaikan
skripsi ini.
4. Seluruh keluarga, kedua orang tua Bpk. Noor Siswanto dan Ibu Siti Samsilah
yang selalu memberi dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Ketiga
kakak penulis, yaitu Mbak Ita, Mas Untung dan Mbak Lia. Terima kasih atas
dukungan serta omelannya
5. Teman-teman satu bimbingan Irma, Della, dan Anwar. Terima kasih atas
dukungan serta perhatiannya.
6. Sahabat-sahabat IE’41 : Khurum, Laswati, Nina, Ela, SunSun, Merlin, Bagus,

Dwita, serta teman-teman yang tidak bisa ditulis satu per satu. Terima kasih

atas segala dukungan, tangis dan tawa yang memberi warna dalam
persahabatan.
7. Sahabat-sahabat Klaten (KMK) : Ningtse, Yunita, Haris, Yodhi, Nanang,
Chabib, Tika, Tuti, Ririn, Ari, Shohib, Ringga, Azhar, Catur, Wulan, Mitha,
Udin, Rukin. Terima kasih atas canda tawa serta dukungannya
8. Teman-teman di Klaten : Trikun, Anik, Ipul, Mulyono, Dika, Tiwi, Indri,
Retno, Ijul, Teguh, Mas Sarmin dan Ipin terima kasih perhatiannya serta
dorongan
9. Sahabatku di Pontianak : Bangun Subekti. Terima kasih atas perhatian yang
tidak pernah berhenti.
10. Aulia Crew : Tiara, Supi, Irup, Ajeng. Aku merindukan tawa bersama kalian.
11. Adik-adikku di Griya Biru : Avi, Zafira, Eva, Muthi, Cher, Atis, Laila, Yaya,
Mia. Tetap rajin ya
12. Mbak-mbakku di Casper : Mbak Nita dan Mbak Riya. Ayolah semangat.
Cepet lulus
13. Adik-adik di FORMASI : Ririn, Devi, Novi, Wina, Vivi
14. Teman-teman yang telah memberikan saran dan kritik pada seminar penulis.
Terima kasih atas saran dan kritik yang sangat membantu dalam perbaikan

skripsi ini

Bogor, Januari 2009

Restu Martani
H14104092

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1

Pengertian Daerah dan Wilayah ................................................. 9

2.1.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan
Ekonomi ................................................................................... 10
2.1.3 Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah ............................ 13
2.1.4 Konsep Pembentukan dan Pemekaran Daerah/Wilayah ........... 16
2.1.5 Fungsi dan Peran Pemerintah .................................................... 18
2.1.6 Keuangan dan Desentralisasi Fiskal ......................................... 19
2.1.7 Struktur Keuangan Daerah......................................................... 21
2.1.8 Birokrasi dan Biaya Birokrasi ................................................... 22
2.1.9 Strategi Pembangunan yang Seimbang dan Keseimbangan
antar Daerah ............................................................................... 23
2.1.10 Teori Pusat Pertumbuhan (Cental Place Theory) ..................... 24
2.1.11 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Agropolitan ........ 25
2.2 Tinjauan Empiris ................................................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 32

3.2 Metode Analisis Data
3.2.1 Analisis Potensi Ekonomi
3.2.1.1 Analisis Location Quotient (LQ).................................. 32
3.2.1.2 Analisis Potensi Ekonomi Menurut Perhitungan
DAU ............................................................................ 35
3.2.2 Analisis Potensi Keuangan Daerah
3.2.2.1 Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah ........................37
3.2.2.2 Rasio PAD, Pajak, dan Retribusi Daerah .................... 38
3.2.2.3 Derajat Desentralisasi Fiskal ....................................... 39
3.2.3 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Berdasarkan
Data Potensi Wilayah
3.2.3.1 Analisis Gravitasi dan Interaksi Ruang ...................... 40
3.2.3.2 Deskripsi Perencanaan Pembangunan Wilayah ......... 41
3.3 Konsep dan Definisi Data
3.3.1

Produk Domestik Reginal Bruto (PDRB) ............................... 42

3.3.2

PAD, Pajak dan Retribusi ........................................................ 42

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1 Letak dan Kondisi Geografis ................................................................ 44
4.2 Penduduk ............................................................................................... 46
4.3 Kondisi Perekonomian Daerah ............................................................. 47
4.4 Kondisi Keuangan Daerah .................................................................... 49
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Potensi Ekonomi
5.1.1

Analisis Location Quotient (LQ) ............................................. 52

5.1.2

Analisis Potensi Ekonomi Menurut Perhitungan DAU ........... 64

5.2. Potensi Keuangan Daerah
5.2.1

Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah terhadap PAD ............ 66

5.2.2

Rasio PAD, Pajak, dan Retribusi Daerah terhadap PDRB ...... 71

5.2.3

Derajat Desentralisasi Fiskal antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah Daerah ............................................................. 78

5.3 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Berdasarkan Data
Potensi Wilayah
5.3.1

Analisis Indeks Gravitasi dan Interaksi Ruang ....................... 86

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN KEUANGAN
WILAYAH SEBAGAI DASAR PERENCANAAN DALAM
WACANA PEMBENTUKAN PROPINSI KAPUAS RAYA

OLEH
RESTU MARTANI
H14104092

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

RESTU MARTANI. Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah Sebagai
Dasar Perencanaan dalam Wacana Pembentukan Propinsi Kapuas Raya
(dibimbing oleh WIWIEK RINDAYATI)

Dengan disahkannya UU No.22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi
menjadi UU No.32 Tahun 2004 mendorong banyak daerah untuk melepaskan diri
dari ikatan wilayah administrasi di atasnya. Begitu pula dengan lima Kabupaten di
Propinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang, Sanggau, Kapuas Hulu,
Melawi dan Sekadau yang ingin membentuk Propinsi Kapuas Raya.
Pembangunan yang tidak merata serta rentang kendali yang sangat lemah yang
dikarenakan faktor jarak yang sangat jauh dari ibu kota Pontianak dijadikan
sebagai alasan dalam upaya tersebut.
Keinginan untuk membentuk sebuah daerah otonom baru, dalam hal ini
adalah propinsi Kapuas Raya perlu didukung oleh potensi daerah yang baik
termasuk di dalamnya yaitu potensi ekonomi dan keuangan. Kedua potensi
tersebut merupakan faktor yang sangat penting karena akan mendukung
kemandirian Propinsi Kapuas Raya di masa yang akan datang apabila telah lepas
dari Propinsi Kalimantan Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan
keuangan, serta membangun model perencanaan pembangunan wilayah di
Propinsi Kapuas Raya. Potensi ekonomi dilihat dari sektor yang menjadi basis
bagi Propinsi Kapuas Raya yang diukur dengan menggunakan metode Location
Quotient (LQ) serta potensi ekonomi daerah berdasarkan perhitungan DAU yang
sangat bermanfaat dalam menentukan besarnya DAU yang akan diterima.
Sedangkan potensi keuangan dapat diukur melalui seberapa besar kontribusi pajak
dan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), seberapa besar rasio PAD,
pajak dan retribusi terhadap PDRB serta seberapa besar derajat desentralisasi
fiskal Propinsi Kapuas Raya. Untuk membangun model perencanaan
pembangunan digunakan analasis gravitasi dan model interaksi ruang yang
bermanfaat dalam menentukan pusat pertumbuhan yang terbaik, yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi sehingga dapat memebrikan efek
multiplier bagi daerah disekitarnya. Selain analisis gravitasi dan model interaksi
ruang digunakan pula analasis deskriptif untuk mendapatkan model pembangunan
yang sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh Propinsi Kapuas Raya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, sektor yang menjadi basis bagi setiap
kabupaten di Propinsi Kapuas Raya adalah sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian. Namun sektor basis tersebut mengalami
pergeseran ketika dibandingkan terhadap Propinsi Kapuas Raya dan terhadap ratarata PDB Indonesia, di mana sektor sektor sekunder dan tersier seperti sektor
listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan hotel dan restoran
serta sektor jasa menjadi sektor basis di beberapa kabupaten. Kabupaten Kapuas
Hulu memiliki nilai Potensi Ekonomi Daerah (PED) tertinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten yang paling
mandiri di antara keempat kabupaten yang lainnya.

Untuk potensi keuangan, kontribusi pajak dan retribusi masih mengalami
fluktuasi dengan rata-rata 18,31 persen dan 27,65 persen. Rasio pajak masih
berfluktuasi dengan rata-rata 0,08 persen, rasio retribusi dan PAD meningkat
dengan rata-rata 0,19 persen dan 0,55 persen. Derajat desentralisasi fiskal masih
sangat rendah, terlihat dari proporsi PAD dan BHPBP yang rendah dengan ratarata sebesar 2,44 persen dan 9,09 persen serta tingkat ketergantungan yang tinggi
terhadap dana transfer dari pemerintah pusat dengan rata-rata sebesar 81,73
persen.
Berdasarkan analisis gravitasi, interaksi antara Kabupaten Sintang dengan
Sanggau memiliki nilai tertinggi, ini menandakan bahwa kedua kabupaten
tersebut dijadikan sebagai pusat pertumbuhan karena mampu memberikan
pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dan diharapkan akan memberikan
dampak (efek multiplier) terhadap kabupaten yang lainnya. Menurut data potensi,
Propinsi Kapuas Raya sangat berpotensi menjadi kawasan agropolitan dengan
komoditi kelapa sawit dan karet sebagai komoditi unggulan. Berdasarkan
keunggulan komparatif (Comparatif Advantage), pengembangan kawasan
agropolitan dengan komoditi unggulan kelapa sawit dikembangkan di Kabupaten
Sanggau dan karet di Kabupaten Sintang..
Sebaiknya pemekaran Propinsi Kapuas Raya ditunda selama beberapa
tahun ke depan dikarenakan masih ada kabupaten yang belum genap berumur
tujuh tahun (PP No. 78 Tahun 2007), selain itu sektor primer dan sekunder masih
belum mampu memberikan kontribusi yang besar. Bila dilihat dari segi
kemampuan keuangan daerah, Propinsi Kapuas Raya masih sangat tergantung
terhadap bantuan dari pemerintah pusat. Untuk menunjang kawasan agropolitan
maka perlu dibangun kawasan industri (industrialisasi) untuk menampung hasil
panen yang dihasilkan. Selain itu perlu dibangun infrastruktur yang baik guna
memudahkan dalam distribusi serta mobilisasi orang dan barang. Yang terakhir
yaitu pembangunan fasilitas pelayanan publik yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat di kawasan agropolitan tersebut.

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN KEUANGAN
WILAYAH SEBAGAI DASAR PERENCANAAN DALAM
WACANA PEMBENTUKAN PROPINSI KAPUAS RAYA

OLEH
RESTU MARTANI
H14104092

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
ISTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Restu Martani

Nomor Registrasi Pokok : H14104092
Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah
Sebagai

Dasar

Perencanaan

Dalam

Wacana

Pembentukan Propinsi Kapuas Raya

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si
NIP. 131 653 137

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS
NIP. 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir dengan nama Restu Martani pada tanggal 20 Maret 1986 di
Gunung Kidul, Jogyakarta. Penulis merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara
dari pasangan Noor Siswanto dan Siti Samsilah. Jenjang pendidikan penulis lalui
tanpa hambatan, penulis pernah bersekolah di SDN 3 Tomalima, Passo, Ambon
dari tahun 1992 hingga tahun 1996 karena orang tua dipindahtugaskan, maka
penulis melanjutkan di SDN 15 Pontianak hingga tahun 1998. Pendidikan
menengah penulis tempuh di dua sekolah yaitu SLTP N 3 Pontianak pada tahun
1998 hingga 2000 dan SLTP N 2 Karanganom, Klaten hingga tahun 2001
kemudian menamatkan sekolah di SMUN 1 Karanganom, Klaten pada tahun
2004.
Pada tahun 2004, penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi
Mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi yaitu FORMASI dan KMK
(Keluarga Mahasiswa Klaten). Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitian
yaitu Java Cup dan Seminar Pra Nikah sebagai Danus serta Eksmus (Ekspresi
Muslimah) sebagai Koordinator konsumsi.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul
skripsi ini adalah “Analisis Potensi Ekonomi dan Keuangan Wilayah Sebagai
Dasar Perencanaan Dalam Wacana Pembentukan Propinsi Kapuas Raya”.
Pembentukan daerah otonom baru tidaklah mudah karena memerlukan analisis
mendalam mengenai potensi yang dimiliki untuk mendukung kemandirian daerah
otonom tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai topik ini. Di samping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada pihakpihak di bawah ini :
1. Allah swt. Hanya dengan rahmat-Mu lah hamba bisa menyelesaikan skripsi
ini. Ampunilah hamba-Mu yang tidak pandai mensyukuri nikmat yang Engkau
berikan
2. Ibu Wiwiek Rindayati selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
sabar membimbing dan memberikan nasehat-nasehat, masukan, serta kritikan
yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini
3. Pak Alla Asmara selaku dosen penguji utama serta Ibu Fifi Diana Thamrin
selaku dosen dari Komisi Pendidikan (Komdik) yang telah memberikan saran
serta kritikan yang sangat mambangun dan membantu dalam proses perbaikan
skripsi ini.
4. Seluruh keluarga, kedua orang tua Bpk. Noor Siswanto dan Ibu Siti Samsilah
yang selalu memberi dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Ketiga
kakak penulis, yaitu Mbak Ita, Mas Untung dan Mbak Lia. Terima kasih atas
dukungan serta omelannya
5. Teman-teman satu bimbingan Irma, Della, dan Anwar. Terima kasih atas
dukungan serta perhatiannya.
6. Sahabat-sahabat IE’41 : Khurum, Laswati, Nina, Ela, SunSun, Merlin, Bagus,
Dwita, serta teman-teman yang tidak bisa ditulis satu per satu. Terima kasih

atas segala dukungan, tangis dan tawa yang memberi warna dalam
persahabatan.
7. Sahabat-sahabat Klaten (KMK) : Ningtse, Yunita, Haris, Yodhi, Nanang,
Chabib, Tika, Tuti, Ririn, Ari, Shohib, Ringga, Azhar, Catur, Wulan, Mitha,
Udin, Rukin. Terima kasih atas canda tawa serta dukungannya
8. Teman-teman di Klaten : Trikun, Anik, Ipul, Mulyono, Dika, Tiwi, Indri,
Retno, Ijul, Teguh, Mas Sarmin dan Ipin terima kasih perhatiannya serta
dorongan
9. Sahabatku di Pontianak : Bangun Subekti. Terima kasih atas perhatian yang
tidak pernah berhenti.
10. Aulia Crew : Tiara, Supi, Irup, Ajeng. Aku merindukan tawa bersama kalian.
11. Adik-adikku di Griya Biru : Avi, Zafira, Eva, Muthi, Cher, Atis, Laila, Yaya,
Mia. Tetap rajin ya
12. Mbak-mbakku di Casper : Mbak Nita dan Mbak Riya. Ayolah semangat.
Cepet lulus
13. Adik-adik di FORMASI : Ririn, Devi, Novi, Wina, Vivi
14. Teman-teman yang telah memberikan saran dan kritik pada seminar penulis.
Terima kasih atas saran dan kritik yang sangat membantu dalam perbaikan
skripsi ini

Bogor, Januari 2009

Restu Martani
H14104092

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1

Pengertian Daerah dan Wilayah ................................................. 9

2.1.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan
Ekonomi ................................................................................... 10
2.1.3 Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah ............................ 13
2.1.4 Konsep Pembentukan dan Pemekaran Daerah/Wilayah ........... 16
2.1.5 Fungsi dan Peran Pemerintah .................................................... 18
2.1.6 Keuangan dan Desentralisasi Fiskal ......................................... 19
2.1.7 Struktur Keuangan Daerah......................................................... 21
2.1.8 Birokrasi dan Biaya Birokrasi ................................................... 22
2.1.9 Strategi Pembangunan yang Seimbang dan Keseimbangan
antar Daerah ............................................................................... 23
2.1.10 Teori Pusat Pertumbuhan (Cental Place Theory) ..................... 24
2.1.11 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Agropolitan ........ 25
2.2 Tinjauan Empiris ................................................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 32

3.2 Metode Analisis Data
3.2.1 Analisis Potensi Ekonomi
3.2.1.1 Analisis Location Quotient (LQ).................................. 32
3.2.1.2 Analisis Potensi Ekonomi Menurut Perhitungan
DAU ............................................................................ 35
3.2.2 Analisis Potensi Keuangan Daerah
3.2.2.1 Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah ........................37
3.2.2.2 Rasio PAD, Pajak, dan Retribusi Daerah .................... 38
3.2.2.3 Derajat Desentralisasi Fiskal ....................................... 39
3.2.3 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Berdasarkan
Data Potensi Wilayah
3.2.3.1 Analisis Gravitasi dan Interaksi Ruang ...................... 40
3.2.3.2 Deskripsi Perencanaan Pembangunan Wilayah ......... 41
3.3 Konsep dan Definisi Data
3.3.1

Produk Domestik Reginal Bruto (PDRB) ............................... 42

3.3.2

PAD, Pajak dan Retribusi ........................................................ 42

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1 Letak dan Kondisi Geografis ................................................................ 44
4.2 Penduduk ............................................................................................... 46
4.3 Kondisi Perekonomian Daerah ............................................................. 47
4.4 Kondisi Keuangan Daerah .................................................................... 49
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Potensi Ekonomi
5.1.1

Analisis Location Quotient (LQ) ............................................. 52

5.1.2

Analisis Potensi Ekonomi Menurut Perhitungan DAU ........... 64

5.2. Potensi Keuangan Daerah
5.2.1

Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah terhadap PAD ............ 66

5.2.2

Rasio PAD, Pajak, dan Retribusi Daerah terhadap PDRB ...... 71

5.2.3

Derajat Desentralisasi Fiskal antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah Daerah ............................................................. 78

5.3 Model Perencanaan Pembangunan Wilayah Berdasarkan Data
Potensi Wilayah
5.3.1

Analisis Indeks Gravitasi dan Interaksi Ruang ....................... 86

5.3.2

Deskripsi Perencanaan Pembangunan Wilayah ....................... 87

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 101

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.1

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten Tahun 2004-2006
Menurut Harga Konstan Tahun 2000 Propinsi Kalimantan
Barat (dalam persen) .................................................................................... 3

1.2

Sumbangan Daerah Propinsi Kapuas Raya .................................................. 6

4.1

Kabupaten dan Jumlah kecamatan di Propinsi Kapuas Raya .................... 44

4.2

Angka Melek Huruf dan Indeks Pembangunan Manuasia di
Propinsi Kapuas Raya Tahun 2006 ........................................................... 47

4.3

PDRB ADHK Tahun 2000 Propinsi Kapuas Raya Menurut
Kabupaten Tahun 2004-2006 (dalam jutaan rupiah).................................. 47

4.4

Pendapatan Per Kapita ADHK Tahun 2000 Propinsi Kapuas Raya
Menurut Kabupaten tahun 2004-2006 (balam jutaan rupiah) ................... 48

4.5

Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Kapuas Raya Menurut Kabupaten
Tahun 2004-2006 (dalam persen)............................................................... 49

4.6

Realiasasi Pajak Propinsi Kapuas Raya Tahun 2004-2006 ....................... 50

4.7

Realisasi Retribusi Propinsi Kapuas Raya Tahun 2004-2006 ................... 50

5.1

Nilai Rata-Rata LQ Propinsi Kapuas Raya Menurut Kabupaten
Terhadap Propinsi Kalimantan Barat, Kapuas Raya dan PDB
Rata-rata Indonesia Tahun 2004-2006 ...................................................... 52

5.2

Potensi Ekonomi Daerah Berdasarkan Perhitungan DAU Propinsi
Kapuas Raya............................................................................................... 65

5.3

Kontribusi Pajak dan Retribusi terhadap PAD Kabupaten Sintang
Tahun 2004-2006........................................................................................ 66

5.4

Kontribusi Pajak dan Retribusi terhadap PAD Kabupaten
Sanggau Tahun 2004-2006 ........................................................................ 68

5.5

Kontribusi Pajak dan Retribusi terhadap PAD Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun 2004-2006 ................................................................. 68

5.6

Kontribusi Pajak dan Retribusi terhadap PAD Kabupaten Melawi
Tahun 2005-2006 ....................................................................................... 70

5.7

Kontribusi Pajak dan Retribusi terhadap PAD Kabupaten Sekadau
Tahun 2004-2006 ....................................................................................... 70

5.8

Rasio Pajak dan Retribusi terhadap PDRB ADHK Tahun 2000
Kabupaten Sintang Periode 2004-2006 ..................................................... 72

5.9

Rasio PAD Kabupaten Sintang terhadap PDRB ADHK
Tahun 2000 Periode 2004-2006 ................................................................ 73

5.10 Rasio Pajak dan Retribusi terhadap PDRB ADHK Tahun 2000
Kabupaten Sanggau 2004-2006 ................................................................. 73
5.11 Rasio PAD terhadap PDRB ADHK Tahun 2000 Kabupaten
Sanggau Tahun 2004-2006 ........................................................................ 74
5.12 Rasio Pajak dan Retribusi terhadap PDRB ADHK Tahun 2000
Kabupaten Kapuas Hulu 2004-2006 ......................................................... 75
5.13 Rasio PAD terhadap PDRB ADHK Tahun 2000 Kabupaten
Kapuas Hulu 2004-2006 ............................................................................ 76
5.14 Rasio Pajak dan Retribusi terhadap PDRB ADHK Tahun 2000
Kabupaten Melawi 2005-2006 .................................................................. 76
5.15 Rasio PAD terhadap PDRB ADHK Tahun 2000 Kabupaten
Melawi Tahun 2005-2006 ......................................................................... 77
5.16 Rasio Pajak dan Retribusi terhadap PDRB ADHK Tahun 2000
Kabupaten Sekadau 2006 .......................................................................... 77
5.17 Rasio PAD terhadap PDRB ADHK Tahun 2000 Kabupaten
Sekadau Tahun 2004-2006 ........................................................................ 78
5.18 Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sintang Tahun 2004-2006 ......................................................................... 79
5.19 Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sanggau Tahun 2004-2006 ........................................................................ 79
5.20 Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun 2004-2006 ................................................................. 80
5.21 Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Melawi Tahun 2005-2006 ......................................................................... 80
5.22 Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sekadau Tahun 2006 ................................................................................. 80
5.23 Perbandingan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sintang Tahun 2004-2006 ......................................................................... 81
5.24 Perbandingan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sanggau Tahun 2004-2006 ........................................................................ 81
5.25 Perbandingan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun 2004-2006 ................................................................. 82
5.26 Perbandingan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Melawi Tahun 2005-2006 ......................................................................... 82
5.27 Perbandingan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten
Sekadau Tahun 2006 ................................................................................. 83
5.28 Perbandingan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
Kabupaten Sintang Tahun 2004-2006 ....................................................... 83

5.29 Perbandingan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
Kabupaten Sanggau Tahun 2004-2006 ..................................................... 84
5.30 Perbandingan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2004-2006 .............................................. 84
5.31 Perbandingan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
Kabupaten Melawi Tahun 2006-2006 Proporsi SD .................................. 85
5.32 Perbandingan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
Kabupaten Sekadau Tahun 2006 ............................................................... 85
5.33 Nilai Indeks Gravitasi dan Interaksi Ruang ............................................... 86
5.34 Potensi Luas Wilayah dan Demografi (2006) ........................................... 88
5.35 Keunggulan Komparatif Komoditi Karet dan Kelapa Sawit
Kabupaten Sintang ..................................................................................... 90
5.36 Potensi Komoditi Pertanian dan Perkebunan Propinsi Kapuas Raya
Tahun 2006............................................................................................... 104
5.37 PDRB per Kapita dan Jumlah Penduduk Propinsi Kapuas Raya
Tahun 2004-2006 ..................................................................................... 108
5.38 Jarak antara Kabupaten Sintang dengan Keempat Kabupaten yang Lain
dan Nilai Rata-rata Indeks Gravitasi Propinsi Kapuas Raya.................... 108

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 31

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Halaman
1.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB
ADHK) Tahun 2000 Propinsi Kapuas Raya Tahun 2004-2006 ................ 97
2.

Sektor Keuangan Propinsi Kapuas Raya Tahun 2004-2006 ..................... 99

3.

Potensi Ekonomi Daerah, Potensi Pertanian dan Perkebunan Propinsi
Kapuas Raya............................................................................................. 100

4.

Perhitungan Potensi Ekonomi, Potensi Keuangan dan Keunggulan
Komparatif................................................................................................ 101

5.

Perhitungan Indeks Gravitasi ................................................................... 104

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Pembangunan daerah adalah upaya dalam peningkatan kapasitas pemerintahan
daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang handal dan profesional dalam
menjalankan

pemerintahan

serta

memberikan

pelayanan

prima

kepada

masyarakat. Pembangunan daerah bertujuan untuk memampukan daerah untuk
mengelola sumber daya ekonominya secara berdaya guna dan berhasil guna untuk
kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat (Saragih, 2003).
Sebelum memulai pembangunan diperlukan perencanaan pembangunan
agar pembangunan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Namun
pembangunan yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, di mana pembangunan di Indonesia tidak merata, hanya terpusat
pada daerah-daerah tertentu saja terutama pada Kawasan Barat Indonesia yang
dekat dengan Jakarta. Yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian.
Menurut Dusseldorp dalam Dianawati (2004) perencanaan pembangunan
yang baik adalah perencanaan yang bersifat sektoral maupun regional karena
mempunyai keterkaitan antar sektor maupun antar tingkat administrasi, yaitu
antara perencanaan pusat, regional, dan lokal. Perencanaan pembangunan harus
memperhatikan hubungan yang saling menguntungkan antara pembangunan di
berbagai tingkat administrasi, nasional, regional mapun lokal, hubungan antara
pembangunan di berbagai sektor, dan keterkaitan antar aspek sosial, ekonomi dan
fisik dalam proses pembangunan.

Kondisi seperti itu mendorong munculnya desentralisasi dan otonomi
daerah. Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, desentralisasi dan otonomi daerah
merupakan pelimpahan serta penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah otonom, sehingga pembangunan tidak lagi dikendalikan oleh
pemerintah pusat tetapi telah diserahkan kepada daerah otonom masing-masing.
Dengan otonomi daerah berarti telah memindahkan sebagian besar kewenangan
yang tadinya berada di pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom,
sehingga pemerintah daerah otonom dapat lebih cepat dalam merespon tuntutan
masyarakat daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan disahkannya
undang-undang tersebut barakibat banyak daerah yang menuntut untuk dapat
merdeka dan lepas dari ikatan administrasi di atasnya dengan menuntut
diadakannya pemekaran wilayah.
Salah satu daerah yang menuntut diadakan pemekaran wilayah yaitu
Propinsi Kalimantan Barat. Terdapat lima kabupaten yang ingin membentuk
propinsi baru menjadi Propinsi Kapuas Raya. Kelima Kabupaten tersebut adalah
Kabupaten Sintang, Sanggau, Kapuas Hulu, Melawi dan Sekadau.
Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 146 807 km2 merupakan
propinsi terluas keempat di Indonesia. Jumlah penduduknya pada tahun 2006
sebanyak 4 118 225 juta jiwa (proyeksi penduduk BPS), sehingga kepadatan
penduduknya sangat rendah yaitu 28 jiwa per km2. Wilayah yang sangat luas
sedangkan jumlah penduduk yang relatif sedikit menyebabkan rentang kendali
propinsi tersebut sangat rendah. Sehingga pembangunan yang terjadi tidak merata
karena terhambat oleh faktor jarak dan juga faktor sumber daya manusia.

Ketidakmerataan pembangunan dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah.
Pertumbuhan ekonomi kabupaten-kabupaten tersebut berkisar antara -1,95 hingga
17,62 persen pada periode tahun 2004 hingga 2006. Kabupaten Ketapang
mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi yaitu mencapai 17,62 persen pada
tahun 2005 dan menurun menjadi 12,45 persen pada tahun 2006. Namun
pertumbuhan ekonomi yang paling rendah terjadi pada Kabupaten Kapuas Hulu
yaitu sebesar 3,27 persen bahkan mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif
pada tahun 2004 sebesar -1,95 persen. Dari data tersebut terlihat bahwa telah
terjadi ketimpangan ekonomi akibat ketidakmerataan pembangunan.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten Tahun 2004-2006 Menurut
Harga Konstan Tahun 2000 Propinsi Kalimantan Barat (dalam persen)
Pertumbuhan Ekonomi
No Nama Kabupaten
Rata-rata
2004
2005
2006
1
Kota Pontianak
4,91
4,88
5,04
4,94
2
Kota Singkawang
5,04
5,83
5,93
5,60
3
Kab. Sambas
4,96
5,68
3,87
4,84
4
Kab. Bengkayang
6,68
9,07
6,29
7,35
5
Kab. Landak
4,18
3,61
4,73
4,17
6
Kab. Pontianak
1,76
3,89
4,15
3,27
7
Kab. Ketapang
7,23
17,62 12,45
12,43
8
Kab. Sintang
2,04
3,89
4,93
3,62
9
Kab. Sanggau
7,96
3,35
8,23
6,51
10 Kab. Kapuas Hulu
-1,95
0,39
3,27
0,57
11 Kab. Sekadau
2,56
5,69
6,13
4,79
12 Kab. Melawi
3,64
3,58
4,79
4,00
Rata-Rata Kabupaten Prop. Kalimantan
4,08
5,62
5,82
5,17
Barat
Rata-Rata Kabupaten Prop. Kalimantan
Barat setelah Pemekaran
4,97
7,23
6,07
6,09
Rata-Rata Prop. Kapuas Raya
2,85
3,38
5,47
3,90
Rata-Rata Kabupaten Seluruh Indonesia
4,07
5,08
4,82
4,66
Sumber : BPS 2007

Pemekaran wilayah yang dilakukan hendaknya memperhatikan kondisi
daerah otonom baru tanpa melupakan kondisi propinsi induk. Terlihat pada Tabel

1.1, pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Barat meningkat dan berada di
atas rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten seluruh Indonesia apabila Propinsi
Kapuas Raya terbentuk. Tetapi Propinsi Kapuas Raya pertumbuhan ekonominya
berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi seluruh kabupaten di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan indikator dari adanya
pembagunan di daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
menjamin daerah tersebut untuk bisa mandiri, sehingga tidak tergantung terhadap
bantuan dari pemerintah pusat dalam melaksanakan kegiatan operasional
pemerintahan ataupun dalam pelaksanaan pembangunan.

1.2.

Perumusan Masalah
Pembangunan yang dilakukan haruslah memperhatikan pemerataan hasil-

hasil pembangunan. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan
melaksanakan otonomi daerah, yaitu dengan melakukan pemekaran wilayah.
Propinsi Kapuas Raya merupakan propinsi yang direncanakan akan dimekarkan
dari Propinsi Kalimantan Barat. Melalui pemekaran propinsi ini diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga pertumbuhan ekonomi yang
semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah Propinsi Kalimantan Barat
sangat luas (propinsi keempat terluas), dengan adanya pemekaran maka jangkauan
teritorial atau rentang kendali dalam melakukan pelayanan publik akan semakin
dekat, selain itu jumlah penduduk yang akan dilayani juga semakin sedikit.
Otonomi daerah merupakan pemberian wewenang yang lebih luas kepada
pemerintah daerah dalam mengatur dan mengelola daerahnya sendiri. Dalam
melakukan pemekaran daerah harus didahului dengan analisis serta penelitian

mengenai persyaratan pemekaran daerah dan potensi-potensi daerah seperti,
potensi ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi keuangan.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar daerah otonom yang baru dapat
mandiri setelah berhasil lepas dari propinsi induknya dan tidak bergantung kepada
bantuan dari pemerintah pusat.
Dengan adanya otonomi daerah, maka kewenangan pemerintah daerah
dalam mengelola daerahnya dalam segala bidang menjadi lebih luas, kecuali
bidang-bidang yang ditetapkan oleh undang-undang. Peranan pemerintah menjadi
sangat penting dalam menentukan keberhasilan dalam menciptakan kemandirian
daerah. Perekonomian dan keuangan daerah memegang peranan yang sangat
penting dalam menunjang tujuan kemandirian tersebut. Dengan potensi ekonomi
yang baik akan menjaga kestabilan perekonomian dalam memenuhi tuntutan
masyarakat akan kondisi perekonomian yang lebih baik. Sedangkan kemampuan
keuangan

daerah

diharapkan

memiliki

tingkat

ketergantungan

terhadap

pemerintah pusat yang semakin kecil, dengan harapan bahwa Pendapatan Asli
Daerah (PAD) memiliki proporsi terbesar dalam penerimaan daerah.
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan atas dasar harga konstan tahun 2000
(Tabel 1.1) terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi kabupaten-kabupaten di
Propinsi Kapuas Raya masih sangat rendah bahkan berada di bawah rata-rata
pertumbuhan

ekonomi

Propinsi

Kalimantan

Barat.

Sedangkan

kondisi

keuangannya masih tergantung terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.
Dapat dilihat pada Tabel 1.2 bahwa sumbangan daerah cenderung meningkat
setiap tahun. Pada tahun 2005 terjadi penurunan pada Kabupaten Sintang dan
Sanggau yang disebabkan karena terjadi pemekaran wilayah menjadi Kabupaten

Melawi dan Sekadau, sehingga kedua Kabupaten tersebut harus membagi
sumbangan daerah yang diperolehnya kepada kedua Kabupaten tersebut..
Tabel 1.2 Sumbangan Daerah Propinsi Kapuas Raya Tahun 2004-2006
Sumbangan Daerah (juta)
Kabupaten
2004
2005
2006
Sintang
276 219,00
211 506,5
479 944,00
Sanggau
142 394,06
119 247,40
392 130,20
Kapuas Hulu
210 290,00
244 496,00
458 072,00
Melawi
88 069,00
231 748,00
Sekadau
103 12,94
86 351,58
263 128,00
Sumber : Depkeu 2007

Sebuah propinsi baru hendaknya memiliki kondisi perekonomian dan
kondisi keuangan yang baik. Kondisi tersebut akan membantu propinsi yang baru
untuk menciptakan sistem pemerintahan (birokrasi) yang baik dan membangun
fasilitas-fasilitas publik sebagai sarana pelayanan bagi masyarakat. Karena untuk
menciptakan hal tersebut membutuhkan dana yang sangat besar.
Penelitian ini akan menganalisis potensi-potensi ekonomi serta keuangan
yang dimiliki oleh Propinsi Kapuas Raya dengan beberapa permasalahan yaitu :
1. Sektor apa yang menjadi basis bagi perekonomian Propinsi Kapuas Raya?
2. Seberapa besar Potensi Ekonomi Daerah Propinsi (PED) Kapuas Raya
Menurut perhitungan DAU?
3. Bagaimana kontribusi pajak dan retribusi daerah Propinsi Kapuas Raya
terhadap PAD di Propinsi Kapuas Raya?
4. Seberapa besar rasio PAD, pajak dan retribusi di Propinsi Kapuas Raya?
5. Seberapa besar tingkat kemandirian fiskal Propinsi Kapuas Raya?
6. Kabupaten apa yang memiliki potensi terkuat untuk dikembangkan menjadi
pusat pertumbuhan bagi Propinsi Kapuas Raya?
7. Bagaimana model perencanaan pembangunan wilayah Propinsi Kapuas Raya?

1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi-potensi ekonomi dan

keuangan yang dimiliki oleh Propinsi Kapuas Raya dengan cara :
1. Menganalisis sektor yang menjadi basis perekonomian Propinsi Kapuas Raya
2. Menganalisis Potensi Ekonomi Daerah (PED) di Propinsi Kapuas Raya dalam
penentuan DAU
3. Menganalisis kontribusi pajak dan retribusi terhadap PAD di Propinsi Kapuas
Raya
4. Menganalisis besarnya rasio pajak, retribusi, dan PAD terhadap PDRB di
Propinsi Kapuas Raya
5. Menganalisis tingkat kemandirian fiskal Propinsi Kapuas Raya
6. Menganalisis kabupaten yang memiliki potensi terkuat untuk dikembangkan
menjadi pusat pertumbuhan bagi Propinsi Kapuas Raya
7. Membangun model perencanaan wilayah berdasarkan data potensi wilayah
Propinsi Kapuas Raya

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana pembelajaran mengenai
masalah perwilayahan (regional) yang merupakan konsentrasi penulis, selain
itu penelitian ini merupakan sarana pembelajaran dalam hal menulis karya
ilmiah.
2. Bagi pembaca, dengan membaca penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca mengenai potensi-potensi yang dimiliki oleh Propinsi

Kapuas Raya sehingga pembaca dapat menilai apakah layak untuk
dimekarkan atau tidak
3. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan pemekaran Propinsi
Kalimantan Barat menjadi Propinsi Kapuas Raya

1.5.

Ruang Lingkup
Penelitian ini akan membahas mengenai potensi-potensi Propinsi Kapuas

Raya. Potensi-potensi yang dimaksud adalah potensi ekonomi dan p