MAKALAH ANALISIS POTENSI WILAYAH INDONESIA

MAKALAH ANALISIS POTENSI WILAYAH
“ INDIKATOR PENGUKURAN POTENSI WILAYAH DAN DAERAH DI
INDONESIA “

Disusun oleh:

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS SUMATRA BARAT
2017

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “INDIKATOR PENGUKURAN POTENSI WILAYAH DAN
DAERAH DI INDONESIA”.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan. Akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... . 2
2.1 Pengertian Dan Manfaat Dari Analisis Potensi Wilayah .................. 2
2.2 Pengertian Indikator Pengukuran Potensi Wilayah Dan Daerah...... 6
2.3 Indikator Yang Dapat Digunakan Untuk Mengukur Potensi Wilayah Dan Daerah Di
Indonesia…………………………………………………………………7
BAB III PENUTUP ............................................................................ . 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengalaman menunjukkan bahwa diberbagai negara bahwa ada salah satu syarat yang
diperlukan untuk menunjukkan tingginya tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah yaitu dimulai dari mantapnya pemahaman dari para aparat terkait tentang makna
indikator-indikator dan variable-variabel pembangunan serta pengertian kebijaksanaan yang
diterapkan oleh pemerintah pusat dan daerah, dimana kedua kebijaksanaan tersebut harus saling
melengkapi ataukan searah. Pemahaman yang memadai tentang indikator pembangunan daerah
ini akan mengakibatkan semakin terarahnya pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan dan
semakin tingginya responsi masyarakat dalam menyukseskan dan mencapai sasaran yang
telah ditargetkan.Hal ini saya anggap perlu mendapatkan perhatian terutama dari pihak-pihak
pengambilan keputusan, mengingat proses panjang perjalanan bangsa ini untuk mengisi
kemerdekaan harus mendapatkan perhatian dari kita semua. Persentase keberadaan Bangsa
Indonesia belum beranjak dari starting point pada masa kita memproklamirkan kemerdekaan.
Tulisan ini sekedar dimaksudkan untuk menguraikan sekelumit indikator-indikator
pengukuran yang digunakan dalam menganalisis potensi yang ada di daerah daerah sehingga
dalam pembangunan dapat di makasimalkan dan dapat di optimalkan. Dalam makalah ini juga

akan dijelaskan indicator yang digunakan di indonesia dalam analisis potensi wilayah. Semoga
makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan para pembacanya
1.2 Rumusan Masalah
1. apa pengertian dan manfaat dari analisis potensi wilayah?
2. apa pengertian indikator pengukuran potensi wilayah dan daerah ?
3. apa saja indikator yang dapat digunakan untuk mengukur potensi wilayah dan daerah
di indonesia?

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN MANFAAT ANALISIS POTENSI WILAYAH
A. Pengertian Analisis
Analisis bisa di artikan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap suatu hal guna
menelitinya secara mendalam. Misalnya pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis
dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu
zat dalam cuplikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertiananalisis adalah penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Berikut ini adalah pengertian analisis menurut para ahli :

 WIRADI
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya.
 KOMARUDDIN
Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan
fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

 DWI PRASTOWO DARMINTO & RIFKA JULIANTY
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.
 ANNE GREGORY
Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.
Kesimpulan pengertian analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu
keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya
satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
B. Pengertian Potensi
Potensi berarti kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,

kesanggupan dan daya. Berpotensi artinya memiliki potensi. Menurut kamus bahasa Indonesai,
potensi adalah kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih berkembang. Setiap orang memiliki
potensi, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki antara satu orang dengan orang lain.
Ada dua bentuk potensi yaitu potensi fisik dan potensi mental (psikis)
·

Potensi fisik --- >>> Adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat

dikembangkan dan ditingkatkan apabila dilatih dengan baik.Kemampuan yang terlatih ini akan
menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu. Potensi fisik akan
semakin berkembang bila secara intens dilatih dan dipelihara. Potensi fisik ini seperti, tubuh,
otot, wajah, ketahanan ataupun kesehatan.
·

Potensi psikis --- >>> Adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki

seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari dan
dilatih dengan baik. Potensi psikis ini meliputi IQ(Intelligence Quotient),EQ ( Emotional
Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ (Spiritual Quotient). Jadi potensi adalah kadar
kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan untuk mencapai hasil yang

maksimal.

C. Pengertian Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional. (UU Nomor 24 Tahun 1992: Penataan Ruang). Wilayah adalah bagian permukaan
bumi yang membentuk suatu teritorial bedasarkan batas geografis tertentu (seperti suatu wilayah
aliran sungai, wilayah kehutanan, wilayah dataran tinggi, wilayah pulau, wilayah Negara).
Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi, pengertian permukaan
bumi menunjuk pada suatu tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan vertikal.
Wilayah sering dibedakan artinya dengan kata daerah atau kawasan. Wilayah dapat diartikan
sebagai satu kesatuan ruang yang mempunyai tempat tertentu tanpa terlalu memperhatikan soal
batas dan kondisinya. Atau juga wilayah dapat diartikan, suatu areal yang memiliki karakteristik
area bisa sangat kecil maupun sangat besar, suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan satu atau
beberapa karekteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief dipebatuan, pola pertanian, tumbuhan
alami, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan untuk lingkungan
permukaan bumi yang jelas batasannya. Imanuel Kaant (1982) mengatakan wilayah adalah
sesuatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda
antara dua titik dalam garis lurus. Glasson (1974), Budi Harsono (1996), dan Huesmen (1986)

mengatakan bahwa wilayah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu wilayah formal (formal region atau
mogenous regoins) dan wilayah fungsional (Functional region atau nodul region).
a.

Wilayah formal adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek tertentu yang mempunyai

sifat-sifat dan ciri-ciri yang relatif sama. Kriteria pokok yang digunakan antar wilayah dapat
berbeda tergantung dasar atau tujuan pengelompokannya. Kriteria tersebut dapat berupa aspek
fisik seperti ketinggian, bentuk lahan, dan curah hujan, kegiatan ekonomi (daerah pertanian),
peternakan, industri dan sebagainya. Jadi pada wilayah seragam terdapat keseragaman atau
kesamaan dalam kriteria tertentu.

b.

Wilayah fungsional adalah suatu wilayah yang mempunyai ketergantungan antara daerah

pusat dengan daerah belakangnya atau suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh
beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar (daerah belakangnya).
Oleh karena itu, pada wilayah gundul terdapat pengertian tentang kaitan fungsional antara pusat
kegiatan. Wilayah seperti ini disebut wilayah fungsional. Contohnya wilayah kota dengan

wilayah belakangnya. Lokasi produksi dengan wilayah pemasarannya, susunan orde perkotaan
dan jalur transportasi.
Dari pengertin-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah adalah Wilayah
adalah bagian permukaan bumi yang membentuk suatu territorial bedasarkan batas geografis
tertentu (seperti suatu wilayah aliran sungai, wilayah kehutanan, wilayah dataran tinggi, wilayah
pulau, wilayah Negara).

D. Pengertian Analisis Potensi Wilayah

Adalah mengkaji secara ilmiah rincian semua kekayaan atau sember daya fisik maupun
non fisik pada area atau wilayah tertentu sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
kekuatan tertentu.Analisis Potensi Wilayah mencakup rona fisik dan dan rona sosial ekonomi.
Rona Fisik wilayah mencakup lokasi wilayah baik relatif maupun absolute, luasan wilayah,
bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng,kondisi tanah,kondisi iklim, kondisi hidrologi,
kondisi geologi, penggunaan lahan, dan kondisi fisik lainnya.
Selain rona fisik wilayah, dalam anpotwil juga harus melakukan analisis tentang kondisi
sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara utuh merupakan perpaduan antara
rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu wilayah. Data sosial ekonomi yang perlu dianalisis
adalah:
1)


Data penduduk (jumlah, kepadatan penduduk, rasio ketergantungan, tingkat pertumbuhan,

mata pencaharian penduduk, dll.);

2)

Data distribusi fasilitas umum/utilitas (seperti fasilitas pendidikan :jumlah dan persebaran

sekolah, jumlah dan persebaran fasilitas kesehatan: Polides, Puskesmas, Rumah sakit;
Pasar/pertokoan, terminal, dsb).
3)

Data Aksesibilitas, seperti kondis jaringan jalan atau kondisi transportasi, dan fasilitas

yang lainnya.
E. Manfaat Analisis Potensi Wilayah
Manfaat Analisis potensi Wilayah merupakan kegunaan yang dirasakan langsung oleh
masyaraka akibat telah dilakukannya anpotwil, dapat berupa tersedianya jasa atau fasilitas yang
dapat diakses oleh publik. Dari hasil pembahasan yang kelompok kami lakukan, maka manfaat

dilaksanakannya anpotwil adalah :
1. tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah
2. tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
baik bagi pengembangan usaha maupun perancangan kegiatan lainnya di waktu yang akan
datang.
3.Dengan informasi yang lengkap maka kegagalan dalam pengelolaan potensi yang ada dapat
diminimalisir atau bahkan dihindari, termasuk kegiatan eksploitasi yang berlebihan yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan.
Berkaitan dengan konteks Indonesia, analisis potensi wilayah memiliki berbagai
manfaatfisik, idiologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (ipoleksosbudhankam) .
Analisis Potensi Wilayah yang dilakukan terhadap bidang fisik memberikan manfaat :
1. Menciptakan Efisiensi dan produktivitas sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian daerah
karena penentuan kawasan/ lahan dilakukan pada lokasi yang tepat (teori lokasi) dan sesuai
dengan kemampuan dan kesesuaian fisik lahan yang cukup (pertanian).
2. Menjadi pedoman pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan tata ruang
serta pembangunan prasarana fisik agar dapat produk yang diciptakan dapat bermanfaat secara
tepat guna dan berdaya guna.
3. Menjaga keberlanjutan (sustainability) terutama sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
(contoh : bahan tambang), karena alokasi sumber daya fisik dilakukan dengan cara bijaksana
sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Unsur fisik penataan ruang

disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung serta potensi wilayah.

2.2 PENGERTIAN

INDIKATOR

PENGUKURAN

POTENSI

WILAYAH

DAN

DAERAH
A. pengertian indikator
Indikator adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan perubahan keadaan, atau
kemajuan atau memantau hasil dari suatu kegiatan, proyek, atau program dalam rentang waktu
tertentu. Indikator diperoleh dari hasil pengumpulan data yang sengaja dirancang dengan
menggunakan instrumen dan merupakan target dari output kegiatan evaluasi dan monitoring.
A. 1 Jenis-jenis Indikator
1. Indikator biasa merupakan ukuran kuantitatif (quantitative measures), yakni dalam
bentuk prosentase, angka (rate) atau ratio.Indikator kualitatif (Qualitative indicators)
dapat dikumpulkan melalui teknik pertanyaan yang memerlukan jawaban persepsi
dan penilaian dari responden mengenai suatu masalah. Untuk memperkaya analisis
maka indikator kualitatif didampingi dengan indikator kuantitatif yang sengaja
dikembangkan untuk mengukur kualitas.
2. Indikator global terstandar (Standardised global indicators) adalah indikator yang
bersifat

umum,

seperti

Millennium

Development

Goals

(MDGs),

Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan lainnya. Indikator ini dapat dibandingkan di semua
wilayah (nasional atau internasional).
3. Indikator lokal merupakan indikator yang dikembangkan hanya untuk mengukur
perubahan dalam situasi yang besifat lokal (khas setempat) dengan tujuan setempat.
Indikator lokal di lokasi lain mungkin tidak dibutuhkan atau bahkan tidak dapat
diperoleh angka indikatornya
4. Indikator dampak (impact indicators) adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur perubahan jangka panjang yang dikumpulkan secara tahunan guna
menganalisa pengaruh, kecenderungan atau perubahan selama beberapa tahun.

5. Indikator langsung (Direct indicators) berkaitan secara akurat dengan hasil di setiap
jenjang kinerja yang merupakan ukuran langsung dari keluaran proyek/program.
6. Indikator tidak langsung atau “proksi” digunakan untuk mengukur perubahan atau
hasil

dimana

pengukuran

langsung

tidak

memungkinkan/layak

diperoleh

indikatornya. Menggunakan indikator tidak langsung atau “proksi” yang lebih
memudahkan evaluator untuk menilai.
Setiap indikator tentunya harus mempunyai besaran target yang harus dicapai. Patokan
nilai dari suatu indicator (benchmark) merupakan suatu standar atau titik rujukan terhadap
pencapaian program kerja yang dapat diukur. Suatu indikator selama periode waktu tertentu
dibandingkan dan diukur dan biasanya diuraikan menurut wilayah dan target tertentu.
Demikian hal nya dengan menilai potensi wilayah tentu perlu tolak ukur dan alat ukur
yang sesuai dengan kaidah keilmuan dan dapat dipertanggungmjawabkan secara ilmiah agar
didapat analisis yang tepat untuk mengembangkannya.
2.3 INDIKATOR YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR POTENSI
WILAYAH DAN DAERAH DI INDONESIA
1.

Indikator Geografis
Menurut Prof. Bintarto (1981) : Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di

permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup
beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk
kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Sedangkan hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988) : Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan
dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Indikator geografis diperlukan untuk mengukur potensi sumber daya alam secara spesifik
termasuk juga gejala-gejala alam yang terjadi di bumi yang tentunya akan mempengaruhi
tersedianya sumber daya tersebut.
Indikator potensi geografis antara terdiri dari :

A. Topografi, studi tentang bentuk permukaan bumi
B. Klimatologi, ilmu tentang atmosfer gambaran dan penjelasan sifat dan iklim serta kaitan
iklim dan manusia
C. Geologi, planet bumi termasuk keterbentukan dan sejarahnya mengingat unsur utama
pembentukan bumi adalah batuan maka objek utama geologi juga tentang batuan
D. Hidrologi, pergerakan, distribusi dan kualitas air di bumi
2.

Indeks Pembangunan Indonesia (IPM)
Seperti diketahui salah satu aspek potensi daerah adalah sumber daya manusia. Untuk

mengukur kuantitas dapat dilakukan dengan penghitungan manual yang dilakukan Badan Pusat
Statistik sedangkan untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia, indikator operasionalnya
antara lain pengetahuan, ketrampilan, kompetensi, etos kerja/sosial, pendapatan/produktivitas,
kesehatan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI).
Program Pembangunan PBB (UNDP, United Nations Development Program) yang fokus
pada aspek-aspek “pembangunan manusia” (human development) membuat klasifikasi yang
mencakup variabel-variabel nonekonomi seperti usia harapan hidup, tingkat kematian bayi, dan
capaian pendidikan, di samping variabel-variabel pokok ekonomi seperti angka pendapatan per
kapita. Maka disusunlah indeks baru yang disebut Indeks Pembangunan Manusia (HDI, Human
Developmen Index). IPM ini mengukur pencapaian keseluruhan dari suatu daerah/negara dalam
tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan suatu standar
hidup yang layak. Ketiganya diukur dengan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan dan
pendapatan per kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. IPM adalah suatu
ringkasan dan bukan ukuran komprehensif dari pembangunan manusia.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur
pencapaian rata-rata suatu negara/daerah dalam tiga hal mendasar pembangunan manusia, yaitu :
lama hidup yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir; pendidikan yang diukur
berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek hurup penduduk usia 15 tahun ke atas; dan
standar hidupnya diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas
daya beli (PPP, Purchasing power parity) dari mata uang domestik di masing-masing negara
guna lebih mencerminkan besar kecilnya biaya hidup dan juga untuk menyesuaikan dengan fakta
menyusutnya utilitas marjinal pendapatan di atas tingkat pendapatan dunia. Nilai indeks berkisar
antara 0 – 1 di mana 0 (prestasi pembangunan manusia terendah) dan satu (kinerja pembangunan
manusia tertinggi) (Todaro, 1998).
IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut (TKPK, 2007; Basri, Faisal
dan Haris Munandar, 2009) :
Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan, media, dan organisasi
non pemerintah dari penggunaan statistik ekonomi biasa, agar lebih menekankan pada
pencapaian manusia. IPM diciptakan untuk menegaskan bahwa manusia dan segenap
kemampuannya seharusnya menjadi kriteria utama untuk menilai pembangunan sebuah
negara/daerah, bukannya pertumbuhan ekonomi.
Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu daerah/negara : bagaimana dua
daerah/negara yang pendapatan per kapita sama dapat memiliki IPM yang berbeda. Contohnya :
tingkat pendapatan per kapita antara Cina (US$ 370) dan Indonesia (US$ 610), namun harapan
hidup dan angka melek huruf antara keduanya sangat berbeda, sehingga Cina memperoleh nilai
IPM yang lebih tinggi (0,644) daripada Indonesia (0,586) (laporan UNDP 1994). Laporan UNDP
tahun 1999, Indonesia berada di urutan 107 (tahun 1997 urutan 77) dari 174 negara di dunia
termasuk kelompok menengah dalam melaksanakan pembangunan manusia. Singapura urutan
22, Brunei Darussalam 25, dan Filipina di 77, termasuk kelompok pembangunan manusia tinggi.
Tahun 2007 peringkat Indonesia belum beranjak, IPM Indonesia 0,728 (peringkat 107) dan Cina
0,777 (peringkat 81).

Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara provinsi--provinsi, di
antara gender, kesukuan dan kelompok sosial-ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan
disparitas atau kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut, maka akan lahir debat dan
diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber masalah dan solusinya.
3.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unti usaha dalam

wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi.
Sumber-sumber utama pendapatan daerah secara umum dapat dilihat pada data Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat dirinci ke masing-masing sektor dan subsekstor.
Dengan demikian, akan diketahui potensi, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah
dari PDRB sektoral. Jadi, bisa dikatakan PDRB dapat menggambarkan potensi daerah dalam dua
aspek yaitu aspek ekonomi juga termasuk sumber daya alam dilihat dari produksinya. Untuk
menentukan nilai PDRB suatu daerah yaitu :
A. Sekor pertanian
B. Sektor pertambangan dan penggalian
C. Sektor industri pengolahan
D. Sektor Konstruksi (Bangunan)
E. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
F. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
G. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Dari PRDB pula dapat dihitung pendapatan per kapita suatu daerah. Pendapatan per
kapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi jumlah penduduk di daerah tersebut untuk
tahun yang sama. Angka yang digunakan semestinya adalah total pendapatan regional dibagi
jumlah penduduk. Akan tetapi, angka ini seringkali tidak diperoleh sehingga diganti total PDRB
atas harga dasar dibagi dengan jumlah penduduk. Angka pendapatan per kapita dapat dinyatakan
dalam harga berlaku maupun dalam harga konstan tergantung pada kebutuhan. Selanjutnya,
pendapatan per kapita dapat digunakan untuk berbagai analisis salah satunya digunakan untuk
mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) seperti yang telah diuraikan di atas.

Penghitungan PDRB di Indonesia telah dilakukan secara terus-menerus setiap tahunnya
oleh Badan Pusat Statistik baik skala lokal maupun nasional. Dengan demikian PDRB menjadi
salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk mengukur potensi di Indonesia.

4.

Indikator Sosial Budaya
Keberadaan potensi suatu wilayah tidak lepas dari pengaruh kehidupan sosial budaya.

Sosial budaya dapat disebut sebagai salah satu indikator untuk mengukur potensi wilayah daerah
di Indonesia karena memenuhi kriteria seperti spesifik dan dapat diukur. Penting untuk
menganalisis potensi wilayah melalui indikator social budaya mengingat keberagaman yang
telah tercermin dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Pada hakekatnya pengukuran indikator sosial budaya tidak berdiri sendiri melainkan
terkait erat dengan kegiatan lainnya, yaitu aspek ekonomi dan kelembagaan. Seringkali sulit
untuk menemukan indikator yang sederhana dan hanya mengukur satu aspek saja karena
keberhasilan pengembangan suatu kawasan sangat ditentukan oleh kinerja sektoral dan berbagai
pelaku utama pembangunan (stakeholders) seperti Pemerintah, Swasta dan Masyarakat sendiri.
Dalam penyusunan indikator ini perlu digunakan prinsip 'parsimony' yang artinya
semakin sedikit indikator yang digunakan semakin baik, untuk itu harus dipilih indikatorindikator yang paling efisien. Suatu kawasan andalan mungkin terdiri dari dua wilayah otonom
atau lebih maka pemilihan indikator bersifat umum dapat digunakan pada semua kelompok
penduduk tanpa dibedakan.
Ada banyak indikator sosial budaya yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan
masyarakat suatu wilayah, tetapi dalam pedoman kelayakan sosial budaya umumnya digunakan
beberapa indikator yang dianggap dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu
daerah. Kelompok indikator sektoral tersebut meliputi :
A. Kependudukan

E. Perumahan

B. Pendidikan

F. Lingkungan

C. Ketenagakerjaan

G. Sosial

D. Kesehatan

H. Budaya

5.

Indikator Keamanan
Jaminan keamanan merupakan ukuran suatu daerah dapat dikatakan berpotensi atau

tidak. Suatu daerah yang mempunyai potensi dan dapat mengelola umumnya memiliki hasil
produksi dan pendapatan tinggi sehingga dapat tercipta situasi kehidupan bermasyarakat yang
kondusif. Sebaliknya tanpa adanya keamanan potensi yang ada tentunya akan sulit untuk
dikembangkan.
Keamanan wilayah dapat dilihat dari beberapa macam subindikator seperti :
A. Konflik SARA, baik itu konflik antar kelompok,konflik antar etnis,maupun konflik yang
berbau agama.
B. Perkelahian : kasus perkelahian,kasus perkelahian yang menimbulkan korban jiwa, dan
kasus perkelahian yang menibulkan luka parah.
C. Pencurian dan Perampokan : Kasus pencurian / perampokan, Kasus pencurian/prampokan
dengan kekerasan.
D. Perjudian : Kasus Perjudian
E. Kasus Narkoba : Jumlah kasus narkoba yang pelakunya penduduk setempat, Jumlah
penduduk yang menjadi korban narkoba
F. Prostitusi: Kasus Prostitusi
G. Pembunuhan : Jumlah kasus pembunuhan, Jumlah kasus pembunuhan dengan korban
penduduk setempat,
H. Kejahatan Seksual : Jumlah kasus perkosaan, Jumlah kasus perkosaan pada anak, Jumlah
kasus kehamilan diluar nikah
I. Kasus kekerasan dalam rumah tangga : kekerasan terhadap istri, kekerasan terhadap
suami, kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap anggota keluarga lain.
J. Penculikan : jumlah kasus penculikan
K. Partisipasi masyarakat dalam keamanan : jumlah pos siskamling, jumlah aparat
keamanan/ hansip, jumlah sarana alat-alat keamanan.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis potensi wilayah adalah ilmu yang mengkaji secara ilmiah rincian semua
kekayaan atau sember daya fisik maupun non fisik pada area atau wilayah tertentu
sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut.dalam ilmu ini terdapat beberapa indicator
yang dapat di digunakan dalam meneliti potensi wilayah yaitu
1. Indikator Geografis
2. Indeks Pembangunan Indonesia (IPM)
3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
4. Indikator Sosial Budaya
5. Indikator Keamanan

Dalam menilai potensi yang terdapat dalam suatu daerah sangat penting kita
mengetahui indicator pengukuran yang bisa digukan. menilai potensi wilayah
tentu perlu tolak ukur dan alat ukur yang sesuai dengan kaidah keilmuan dan
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah agar didapat analisis yang tepat
untuk mengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, 2008, “Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori”, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Djakapermana, Ruchyat Deni, 2009, “Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Sistem”, IPB
Press, Bogor