Pembuatan dan Pengujian Konverter Tekanan ke Massa pada Tabung Gas LPG Menggunakan Sensor MPX Secara Digital

(1)

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONVERTER TEKANAN

KE MASSA PADA TABUNG GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MPX SECARA DIGITAL

TUGAS AKHIR

STEFIANA KARINA TARIGAN

112411045

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, pembimbing Tugas Akhir, menyatakan bahwa proposal Tugas akhir dari:

Nama : Stefiana Karina Tarigan

Nim : 112411045

Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi

Dengan judul, PEMBUATAN DAN PENGUJIANKONVERTER TEKANAN KE MASSA MENGGUNAKAN SENSOR TAKANAN SERI MPX SECARA DIGITAL, disetujui untuk diajukan sebagai proposal Tugas Akhir.

Diluluskan di

Medan,17 Juli 2014

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan D3 Metrologi dan Instrumentasi Pembimbing

Dr.Diana Alemina Barus,M.sc Dr.Kerista Tarigan,M.Eng.Sc


(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KONVERTER TEKANAN KE MASSA MENGGUNAKAN SENSOR TAKANAN SERI MPX SECARA DIGITAL

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,17 Juli 2014

Stefiana Karina Tarigan 112411045


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat,kesehatan,kekuatan,kesempatan serta limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan proyek ini selesai pada waktunya.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengangkat judul PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONVERTER TEKANAN KE MASSA PADA TABUNG GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MPX SECARA DIGITAL

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc., selaku Ketua Program Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU .

4. Bapak Dr. Kerista Tarigan, M.Eng.Sc., sebagai dosen pembimbing tugas akhir.

5. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun material kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan spirit kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran maupun kritikan yang membangun dari pembaca.

Medan, Juli 2014

Penulis


(5)

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONVERTER TEKANAN KE MASSA PADA TABUNG GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MPX SECARA DIGITAL

Abstrak

Telah dibuat suatu rangkaian konverter tekanan gas LPG ke besaran massa mengunakan sensor tekanan seri MPX 5700 AP berbasis mikrokontroller Atmega 8535 sebagai penendalinya dan dilengkapi dengan displai LCD 2 x 16 karakter. Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu konverter tekanan gas menjadi besaran massa.

Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran pada sistem konverter tersebut maka telah berhasil dengan baik, hal ini terlihat dari pengujian antara tekanan dan tegangan sensor adalah linier dengan kesalahan 1,87 %, dan pada pengujian antara tekanan dan massa diperoleh suatu hubungan yang linier dengan persamaan Y = 1,51X –0,11 dengan kesalahan 2,05 %.


(6)

DAFTAR ISI

Kata pengantar... i

Daftar Isi ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Tugas Akhir ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... ... 9

2.1 ... Peng ertian LPG ... 9

2.1.1 Tekanan ... 10

2.1.2 Tekanan Pada Tabung Gas LPG ... 11

2.2 Mikrocontroler ATmega 8535 ... 11

2.2.1 Fitur-Fitur Mikrocontroler ATmega 8535 ... .12

2.2.2 Diagram Blok ATmega 8535 2.2.3 Konfigurasi Pin Mikrocontroler AVR ATmega 8535 ... 13

2.2.4 Karakteristik ADC Internal Mikrocontroler ATmega 8535 ... 14


(7)

2.4 Pemprograman C ... 15

2.4.1 Stuktur Penulisan Bahasa C ...16

2.5 Sensor Tekanan ...18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBUATAN ...25

3.1 Tempat Penelitian ...25

3.2 Diagram Blok Pembuatan konversi Tekanan ke Massa ...27

3.3 Komponen dan Bahan ...28

3.4 Prosedur Pembuatan ...29

3.4.1 Rangkaian Catu Daya ...30

3.4.2 Rangkaian Mikrocontroler ATmega 8535 ...31

3.4.3 Sensor MPX 5700 dan Rangkaian Pengkondisi ...31

3.4.4 Display LCD Character 2x16 ...32

3.5 Prosedur Kerja Sistem Konverter ...34

BAB 4 HASIL PEMBUATAN DAN PENGUKURAN ...35

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supply ...35

4.1.1 Hasil Pengujian Power Supply ...35

4.2 Pengujian Rangkaian MIkrocontroller ATmega 8535 ...36

4.2.1 Hasil Pengujian Mikrocontroller ...36

4.3 Display LCD 2x16 ...38

4.3.1 Pemprograman LCD 2x16 ...38

4.3.2 Hasil Pengujian ...39

4.4 Pengujian Sensor Tekanan MPX5700 ...39

4.4.1 Pengujian Sensor Tekanan MPX 5700 ...39

4.4.2 AnalisisHasilPengujianMikrokontroller ...40


(8)

BAB 5 PENUTUP ...41

5.1 Kesimpulan ...41

5.2 Saran ...41

DAFTAR PUSTAKA ...42 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram ATmega 8535 ... 11

Gambar 2.2 Pin Microcontroller Atmega8535 ... 17

Gambar 3.1 Diagram Blok Konverter Tekanan ke Massa ... 31

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya ... 32

Gambar 3.3 Rangkaian Minimum Microcontroler ATmega 8535 ... 33

Gambar 3.4 Strain Gauge MPX 5700 ... 34

Gambar 3.5 Rangkaian Pengkondisian Sensor Tekanan Gas ... 36

Gambar 3.6 LCD Character 2x16 ... 40

Gambar 3.7 Peta Memory LCD Character 2x16 ... 41

Gambar 3.8 Flowchart Prosedur Operasional ... 42

Gambar 4.1 Informasi Signature Mikrocontroller ... 42


(10)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Beberapa Seri Mikrokontrol AVR Buatan Atmel ... 20 Table 3.1 Fungsi Pin LCD Character 2x16 ... 35 Table 4.1 Data Pengukuran Tekanan Manual,Tegangan Sensor dan Display ... 38


(11)

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONVERTER TEKANAN KE MASSA PADA TABUNG GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MPX SECARA DIGITAL

Abstrak

Telah dibuat suatu rangkaian konverter tekanan gas LPG ke besaran massa mengunakan sensor tekanan seri MPX 5700 AP berbasis mikrokontroller Atmega 8535 sebagai penendalinya dan dilengkapi dengan displai LCD 2 x 16 karakter. Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu konverter tekanan gas menjadi besaran massa.

Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran pada sistem konverter tersebut maka telah berhasil dengan baik, hal ini terlihat dari pengujian antara tekanan dan tegangan sensor adalah linier dengan kesalahan 1,87 %, dan pada pengujian antara tekanan dan massa diperoleh suatu hubungan yang linier dengan persamaan Y = 1,51X –0,11 dengan kesalahan 2,05 %.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Belakangan ini, penggunaan energi di sektor rumah tangga maupun di dunia industri sangatlah besar dan meningkat secara pesat dari hari ke hari. Energi yang dimaksud adalah energy yang berupa bahan bakar minyak, gas, listrik, dan sebagainya. Salah satu bentuk energi yang telah dimasyarakatkan oleh Pemerintah khususnya untuk kebutuhan energi dalam rumah tangga adalah bahan bakar dalam bentuk gas, dikenal sebagai gas LPG, Liquefied Petroleum Gas, yang telah dikemas dalam bentuk tabung dengan berbagai ukuran, seperti ukuran tabung LPG 3 kg, 12 kg, dan sebagainya.

Telah diketahui secara umum bahwa, banyaknya energi bahan bakar gas yang di gunakan adalah sebanding dengan harga energinya, misalnya harga gas LPG pada tabung ukuran 12 kg di pasaran umum adalah sebesar Rp.98.000 , ini berarti harga per-kgnya adalah kurang lebih sebesar Rp. 9.000.

Akan tetapi, ukuran atau massa gas (kg) yang sesungguhnya dalam suatu tabung tertentu sulit untuk diketahui secara pasti, apakah massa dalam tabung gas tersebut sesuai dengan ukuran standardnya 12 kg atau tidak. Bila hal tersebut terjadi maka masyarakat pengguna akan mengalami kerugian. Kerugian ini dapat diperhitungkan bahwa jumlahnya tidaklah sedikit bila dihitung per produksi tabung gasnya.

Dengan latar belakang tersebut diatas, maka penulis membuat topik tugas akhir dengan judul: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONVERTER TEKANAN KE MASSA


(13)

PADA TABUNG GAS LPG MENGGUNAKAN SENSOR TAKANAN SERI MPX SECARA DIGITAL.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana mendeteksi tekanan gas pada tabung LPG dengan sensor tekanan. 2. Bagaimana mengubah arus output sensor menjadi tekanan dan merubahnya ke

dalam bentuk massa dalam satuan kilogram.

3. Bagaimana membuat rangkaian converter dengan tampilan digital.

1.3. Batasan Masalah

1. Membuat rancangan rangkaian pengkondisi arus menjadi tekanan dan merubahnya ke dalam bentuk massa gas dalam satuan kilogram.

2. Membuat rangkaian pengontrol menggunakan mikrokontrol seri ATMega untuk membaca tekanan, mengkonversi ke besaran massa gas.

3. Melakukan pengukuran tegangan, takanan, dan konversi terhadap massa gas dalam tabung gas ukuran 3 kg.

4. Display hasil secara digital menggunakan display ukuran 2x16 karakter tipe M-1632.

1.4.Tujuan Tugas Akhir

Tujuan Tugas Akhir ini adalah:

1. Merancang suatu rangkaian untuk mendeteksi massa gas dalam tabung gas LPG. 2. Merancang konverter tekanan gas dalam tabung ukuran tertentu menjadi besaran

massa dalam kg dengan sensor tegangan MPX 5700 AP.

3. Membuat program kontrol untuk mengubah tekanan yang terdeteksi oleh sensor tekanan dan di display dengan penampil LCD yang berbasis mikrokontroler.


(14)

1.5Manfaat Perancangan

Berdasarkan rancangan yang akan dibuat maka alat ukur tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara atau alat untuk mengetahui massa isi dari suatu tabung gas LPG yang lebih tepat.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah perancangan dan pembuatan alat maka penulis membuat sistematika penulisan tugas akhir adalah seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I berisi tentang latarbelakang,rumusan masalah,batasan masalah,tujuan tugas akhir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB II berisi tentang pengertian dan latar belakang LPG BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBUATAN

Pada BAB III Berisi tentang tempat penelitian,diagram blok pembuatan,konversi tekanan ke massa,komponen dan bahan,prosedur pembuatan dan prosedur kerja sistem konverter.

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PENGUKURAN

Pada BAB IV Berisi tentang pengujian rangkain power supply,pengujian rangkaian mikrokontroller ATmega 8535,pengujian sensor tekanan MPX 5700,dan listing program.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada BAB V Berisi tentang kesimpulan dari hasil pengujian dan pengukuran dan saran .


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian LPG

LPG, Liquefied Petroleum Gas, adalah merupakan salah satu hasil produksi dari kilang minyak dan kilang gas, dan di masyarakat dikenal sebagai gas elpiji. Bahan utama gas LPG tersebut adalah terdiri dari: gas propane (C3H8) dan butane (C4H10) dengan komposisi

lebih-kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentane (C5H12) yang dicairkan.

Sedangkan, perbandingan Antara propane dan butane adalah sebesar 30 % : 70 %. Berat jenisnya 2,01 (dibandingkan dengan udara) dan dengan nilai kalori sebesar 21.000 BTU/lb.

Umumnya tekanan pada tabung gas LPG telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi tabung yang juga telah mempunyan standarisasi yaitu berkisar Antara 5,0 – 6,2 kg/cm2.

2.1.1 Tekanan

Pada dasarnya, zat dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas. Namun dari ketiga jenis zat tersebut yang termasuk ke dalam jenis fluida adalah zat cari dan gas.

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya sebesar F (N/m2) bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A (m2), maka tekanan P (N) pada permukaan dirumuskan sebagai


(16)

Nilai tekanan dalam satuan SI adalah sebesar 1 N/m2 , dan dapat dinyatakan sebagai 1 pascal (pa). Untuk perhitungan praktis, satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer (atm), cm Hg, atau bar. 1 atm = 76 cmHg = 1,013 x 105 Pa = 1,013 bar = 14,7 psi (pound per inci per-segi). Disisi lain, satuan tekanan pada peralatan umum tekanan menggunakan satuan tekanan adalah kpa, dimana 1000 pa = 0,145 psi. Atau, 1 bar setara dengan 105 N/m2. Pascal digunakan untuk mengenang jasa seorang ilmuan Prancis, yaitu Blaise Pascal.

Tekanan dapat juga diukur sebagai tekanan absolut, tekanan terukur atau tekanan diferensial. Tekanan absolut adalah tekanan total yang dihasilkan oleh medium, sedangkan tekanan diferensial adalah perbedaan antara dua tekanan yang berbeda. Tekanan terukur adalah suatu tipe khusus dari tekanan diferensial yang dinyatakan sebagai

Pg = Pa – Ps

dimana tekanan P dengan subscipt g adalah terukur, a adalah absolut, dan s adalah tekanan atmosfer.

Massa jenis didefinisikan sebagai massa per satuan volum, yaitu ρ = m/V dengan satuan kg/m3.

2.1.2. Tekanan Pada Tabung Gas LPG

Umumnya tabung gas yang telah beredar di pasaran telah memenuhi standar keamanan Pertamina, misalnya SNI 19-1452-2001. Dengan spesifikasi sebagai berikut:

- Tekanan katup pengaman, akan membuka sendiri pada tekanan 18 kg/cm2. - Tekanan maksimum tabung sebesar 110 kg/cm2.

- Tekanan gas dalam tabung sebesar 5 – 6 kg/cm2.


(17)

2.2. Mikrokontroler Atmega-8535

Banyak komponen mikrokontrol yang telah beredar di pasaran elektronik sekarang ini, diantaranya adalah mikrokontroler Atmega seri 8535. Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro. Mikrokontroler suatu sistem elektronika yang terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah bagian mikroprosesor, memori, sistem input/output, dan beberapa fasilitas seperti timer, pulsa modulasi dan sebagainya yang telah dikemas menjadi suatu IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan hampir sama. Selain mudah didapatkan di pasaran dan lebih murah juga memiliki fasilitas yang lengkap.

Berikut adalah Tabel perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel.

Tabel 2.1 Beberapa Seri Mikrokontroller AVR buatan Atmel

Seri Flash (KBytes) RAM (Bytes) EEPROM (KBytes) Pin I/O Timer 16-bit Timer

8-bit UART PWM ADC

10-bit SPI ISP

ATmega8 8 1024 0.5 23 1 1 1 3 6/8 1 Ya

ATmega8535 8 512 0.5 32 2 2 1 4 8 1 Ya


(18)

ATmega162 16 1024 0.5 35 2 2 2 6 8 1 Ya

ATmega32 32 2048 1 32 1 2 1 4 8 1 Ya

ATmega128 128 4096 4 53 2 2 2 8 8 1 Ya

ATtiny12 1 - 0.0625 6 - 1 - - - - Ya

ATtiny2313 2 128 0.125 18 1 1 1 4 - 1 Ya

ATtiny44 4 256 0.25 12 1 1 - 4 8 1 Ya

ATtiny84 8 512 0.5 12 1 1 - 4 8 1 Ya

Keterangan:

 Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler.

 RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running.

 EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running.

 Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program.

 Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa .

 UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous.

 PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa.

 ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu.

 SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous.

 ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal.


(19)

2.2.1 Fitur – Fitur Mikrokontroller ATMega 8535

Adapun fitur-fitur dari mikrokontroller ATMega8535 adalah sebagai berikut :

1. Saluran I/O Sebanyak 32 buah, yaitu port A sampai port D (Port A, B, C dan D) 2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 chanel.

3. Tiga buah timer/ counter dengan kemampuan perbandingan, yaitu 2 buah timer/ counter 8 bit dan 1 buah timer/ counter 16 bit.

4. CPU yang memiliki 32 buah register.

5. 131 instruksi yang hanya membutuhkan 1 siklus clock. 6. Watchdog timer dengan osilator internal.

7. Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V. 8. Internal SRAM sebesar 512 byte.

9. Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. 10.Unit interupsi internal dan eksternal.

11.Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface).

12.Kecepatan hampir mencapai 16 MPIS pada kristal 16 MHz.

13.Internal downloader USB AVR (In-system Programming dilengkapi LED programming indicator).

14.Tidak membutuhkan power tambahan saat melakukan downloader proram.

15.EEPROM (Electrically Erasble Programmable Read Only Memory), sebesar 512 byte yang dapat doprogram saat operasi.

16.Antarmuka komparator analog. 17.Port USART untuk komunikasi serial.

2.2.2. Diagram Blok ATMega 8535

Diagram blok komponen IC ATMega 8535 adalah seperti pada Gambar 2.1, sebagai berikut :


(20)

:

Gambar 2.1. Blok Diagram ATMega8535

Dari diagram blok tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian-bagian antara lain adalah sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. 2. ADC 8 Channel 10 bit.

3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding. 4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

5. Watchdog timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte.


(21)

8. Intterupt internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface).

10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11.Antarmuka komparator analog.

12.Port USART untuk komunikasi serial.

2.2.3. Konfigurasi Pin Mikrokontroller AVR ATMega 8535

Konfigurasi pin mikrokontrol ATMega 8535 tersebut adalah seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pin Mikrokontroller ATMega8535

Konfigurasi pin ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar di atas. Dari Gambar dapat dijelaskan secara fungisional konfigurasi pin ATMega 8535 sebagai berikut :

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin input catu daya. 2. GND sebagai pin ground.

3. Port A (PA0-PA7) merupakan pin I/O dua arah dan input ADC.

4. Port B (PB0-PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI.

5. Port C (PC0-PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog dan timer osilator.


(22)

6. Port D (PD0-PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin input clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin input tegangan untuk ADC. 10.AREF merupakan pin input tegangan referensi ADC.

2.2.4. Karakteristik ADC Internal Mikrokontroller ATMega 8535

Karakteristik ADC internal mikrokontroller ATMega 8535 adalah:

1. Medan dalam pengoperasian. 2. Resolusi 10 bit.

3. Memiliki 8 masukan analog. 4. Konversi pada saat CPU sleep. 5. Interupt waktu kkonversi selesai.

2.3. LCD

Banyak model dan tipe LCD sebagai penampil hasil suatu proses, baik tampilan karakter maupun grafis. Salah satu penampil karakter adalah model H1602B dengan karakter 16 x 2. Artinya, mempunyai dua baris penampil yang masing-masing 16 karakter.

2.4. Pemrograman C

Banyak pemrograman yang dapat digunakan untuk memprogram mikrokontrol khususnya seri AVR dari Atmel diantaranya adalah dengan pemrograman bahasa C.

2.4.1. Struktur Penulisan Bahasa C

Umumnya penulisan pada pemrograman bahasa c didahului dengan tanda pagar seperti berikut ini.


(23)

#include<[library1.h]> // optional

#define [nama1] [nilai]; // optional

[global variables] // optional

[functions] // optional

Int main (void) // optional

{

[deklarasi local variable/constant]

[isi program utama]

}

Keterangan

- Opsional artinya boleh ditulis atau tidak, sesuaikan dengan kebutuhan

- Penulisan variabel di awal agar supaya dapat digunakan pada sepanjang program dan dengan deklarasi fungsi-fungsi yang terlibat.

2.5. Sensor Tekanan

Banyak sensor tekanan yang telah beredar di pasaran, diantaranya adalah sensor tabungBourdon, Helix dan tabung spiral, spring dan bellow, diafragma, manometer, dan lain sebagainya.

Pada penggunaan pengukuran praktis yang umum dan dapat disambung dengan peralatan elektronika adalah yang berbasis mikroprosessor. mikroprosessor yang terbuat dari elemen tunggal yang dikombinasikan menggunakan teknik micromachining dengan


(24)

logam film tipis dan diproses secara bipolar untuk menghasilkan level tinggi yang akurat dan proporsional untuk aplikasi tekanan.

Salah satu sensor tekanan yang berbasis mikroprosessor adalah sensor MPX 5700AP dengan konsep yang digunakan adalah membangkitkan perubahan tegangan ketika terjadi perubahan resistansi akibat tekanan dari gas.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBUATAN

3.1. Tempat Penelitian

Penelitian, pengujian, dan pengukuran tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Elektronika Dasar di Fakultas Mipa USU.

3.2. Diagram Blok Pembuatan Konversi Tekanan ke Massa

Metodologi dalam pembuatan sistem pengkonversian tekanan pada tabung gas dan pembuatannya dibuat sedemikianrupa dengan diagram blok sebagai berikut.

Gambar 3.1. Diagram blok konverter tekanan ke massa. Pressure 

Gas set  Tabung 

Gas  (3 kg) 

Sensor  Strain  GaugeM PX 5500 

Displai Power Suplai Mikrok ontroler ATMega 8535 Kran,  Gas  Buang 


(26)

3.3. Komponen dan Bahan

Komponen dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

a. Power supply, berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh sistem agar sistem dapat bekerja.

b. Pengendali dan pengolah, berfungsi sebagai pengolah dan pengendali sekaligus sebagai pengecek sinyal yang dikirim dari sensor, digunakan mikrokontroler jenis AVR ATmega8535.

d. Sensor arus MPX5500, berfungsi sebagai pembaca tekanan dari tabung gas

f. LCD berfungsi sebagai displai atau indikator hasil keluaran dalam bentuk teks dan bilangan.

g. Tabung Gas LPG berukuran 3 kg. h. Multieter Digital.

3.4. Prosedur Pembuatan

Pembuatan alat konversi tekanan gas di dalam tabung ke massa gas dalam tabung sesuai dengan diagram blok pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut.

3.4.1. Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke rangkaian mikrokontroller AVR Atmega8535, rangkaian, sensor MPX5700. Rangkaian catu daya ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :


(27)

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Baterai merupakan sumber tegangan DC. Kemudian tegangan akan diratakan oleh kapasitor 220 µF. Regulator tegangan 5 volt (7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya, sementara R2 dengan nilai 330 ohm digunakan untuk membatasi arus yang melewati Led1 sekitar 15mA agar LED tidak terbakar. Tegangan dc pada titik A adalah 9 volt dan tegangan kerja LED adalah 1.5 volt sehingga arus yang mengalir melalui LED1 dan R1 adalah 15 mA. LED hanya sebagai indikator apabila Catu daya dinyalakan.

3.4.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA 8535

ATmega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATmega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi komsumsi daya versus kecepatan proses.


(28)

 

Gambar 3.1 Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATMega 8535.

 

ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar di atas. Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka


(29)

pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.4.3. Sensor MPX5700 dan Rangkaian pengkondisi

Penelitian ini menggunakan sensor Strain Gauge dengan tipe MPX 5700 AP, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4. Strain Gauge MPX 5700

Sensor tekanan ini didesain untuk aplikasi range yang lebar. Terutama bekerja pada mikrokotroler atau mikroprosesor dengan analog/digital input, terbuat dari elemen tunggal yang dikombinasikan menggunakan teknik micromachining dengan logam film tipis dan diprose secara bipolar untuk menghasilkan level tinggi yang akurat dan proporsional untuk aplikasi tekanan. MPX 5500 digunakan untuk membangkitkan perubahan tegangan ketika terjadi perubahan resistansi akibat tekanan dari gas. Sensor MPX 5700 dapat bekerja pada sistem mikrokontroler pada umumnya.

Rangkaian sensor yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 3.5 dibawah ini. seterusnya, keluaran dari sensor dihubungkan ke port ADC pada mikrokontroller.


(30)

Gambar 3.5. Rangkaian pengkondisi sensor tekanan gas.

Berdasarkan dari data sheetnya, sensor tersebut dapat mendeteksi tekanan gas dengan besar tekanan antara 0 – 700 kPa atau 0 – 101,5 Psi, dengan tegangan keluaran antara 0,2 – 4,7 Volt.

3.4.4. Display LCD Character 2x16

Display LCD 2x16 berfungsi sebagai penampil hasil pengolahan yang dikirim dari mikrokontroler. Spesifikasi LCD yang digunakan pada alat ini adalah mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom, LCD Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang dispesifikasi seperti pada Tabel 3.1, sebagai berikut.

Tabel 3.1 fungsi pinLCD character 2x16

PIN Nama fungsi

1 VSS Ground voltage

2 VCC +5V

3 VEE Contrast voltage


(31)

0 = Instruction Register 1 = Data Register

5 R/W

Read/ Write, to choose write or read mode

0 = write mode 1 = read mode

6 E Enable

0 = start to lacht data to LCD character

1= disable

7 DB0 LSB

8 DB1 -

9 DB2 -

10 DB3 -

11 DB4 -

12 DB5 -

13 DB6 -

14 DB7 MSB

15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground voltage


(32)

Gambar 3.6 LCD character 2x16

Peta memori pada modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks yang dituliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memorynya dan modul LCD secara berturutan membaca memory ini dan kemudian menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3.7 berikut.

Gambar 3.7. Peta memory LCD character 2x16

Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d 4F ) adalah display yang tampak. jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Dengan demikian dapat dilihat karakter pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati alamat 00h. dan karakter kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h

Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih dahulu diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. dengan demikian untuk menampilkan karakter, nilai yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h.


(33)

Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “B” pada baris kedua pada posisi kolom kesepuluh.maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita menampilkan huruf “B” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h + 4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11.

3.5. Prosedur kerja sistem konverter

Prosedur pengukuran secara operasional pada sistem pengkonversi tekanan pada tabung gas ke massa dalam bentuk flow chart adalah seperti pada Gambar 3.8 berikut.


(34)

Gambar 3.8. Flow chart prosedur operasional  Start

Inisialisasi Port,  ADC 

Baca Tekanan  dan Tegangan 

(Sensor)

Tampilkan Hasil  (LCD)  Proses, Kalkulasi 

(P‐vs‐M) 

Baca Lagi  ? 


(35)

BAB IV

HASIL PEMBUATAN DAN PENGUKURAN

 

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian dan pengukuran rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital.

4.1.1. Hasil Pengujian Power supply

Hasil pengujian pada pengukuran tegangan keluaran yang sesuai dengan rangkaian pada Gambar 3.2. diperoleh teganagan rata-rata sebesar 5 volt.

Dengan demikian, tegangan pada catu daya dapat diandalkan untuk pensuplai be bagaian sistem secara keseluruhan dan hasilya cukup stabil bila dhubungkan ke bahagian lain dalam sistem.

4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

 

Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming) mikrokontroler maka dapat diprogram secara langsung pada papan rangkaian dan dilakukan melalui rangkaian uji mikrokontroler seperti pada Gambar 3.3, yang telah dibuat melalui program downloader.

4.2.1. Hasil Pengujian Mikrokontroler


(36)

signaturenya dan dilakukan pemilihan jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega8535, yaitu seperti pada Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler

ATMega menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535, Gambar 3.3, tersebut dilakukan dengan menghubungkan rangkaian tersebut terhadap power supply sebagai sumber tegangan. Kaki 10 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 11 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10 sebesar 4,9 volt.

Langkah selanjutnya adalah memberikan program pengujian pada mikrokontroler ATMega 8535 yaitu seperti listing program sebagai berikut:

#include <mega8535.h> #include <delay.h>


(37)

while (1)

{

// Place your code here

PORTA=0xFF;

DDRA=0xFF;

{

delay_us(100);

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

}

4.3 . Displai LCD 2x16

LCD dot matriks 2 x 16 karakter dapat dihubungkan langsung dengan mikrokontroler AVR. Fungsi LCD adalah untuk penampil hasil pengukuran dan diberi beberapa keterangan. LCD dapat dihubungkan langsung melalui Port 0 pada mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengirim data dalam bentuk kode ASCII, dimana data-data tersebut dapat diterjemahkan oleh LCD per-karakter.

Pengiriman data yang dari mikrokontroler diatur oleh pin EN, RS dan RW:, Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberi tahu LCD bahwa ada data yang sedang dikirimkan. Untuk mengirim data ke LCD, maka melaui program EN harus dibuat


(38)

berlogika “low” dan set (high) pada dua jalur kontrl yang lain (RS dan RW). Jalur RW adalah jalur kontrol Read/write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus akan dituliskan pada LCD. Ketika RW berlogika high (1), maka program melakukan pembacaan memori dari LCD. Dalam penelitian ini umumnya pin RW selalu diberikan logika low(0). Dengan mengikuti keterangan diatas kita dapat membuat program untuk menampilkan karakter pada LCD.

4.3.1 Pemrograman LCD 2x16

Pemrograman LCD 2x16 dilakukan dengan membuat program terlebih dahulu, kemudian program tersebut diisikan ke dalam mikrokontroler AVR Atmega 8535 sehingga dapat menampilkan karakter pada LCD tersebut. Program yang telah dibuat dan yang di download ke mikrokontrollernya adalah sebagai berikut.

#include <mega8535.h>  #include <stdio.h>  #include <delay.h> 

// Alphanumeric LCD functions  #include <alcd.h> 

// Declare your global variables here 

 char buff[32];  void main(void)  { 


(39)

PORTA=0x00;  DDRA=0x00;  PORTB=0x00;  DDRB=0x00;  PORTC=0x00;  DDRC=0x00;  PORTD=0x00;  DDRD=0x00; 

 

// Alphanumeric LCD initialization  // Connections are specified in the 

// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:  // RS ‐ PORTC Bit 1 

// RD ‐ PORTC Bit 2  // EN ‐ PORTC Bit 3  // D4 ‐ PORTC Bit 4  // D5 ‐ PORTC Bit 5  // D6 ‐ PORTC Bit 6  // D7 ‐ PORTC Bit 7 


(40)

// Characters/line: 16  lcd_init(16); 

while (1) 

      { 

  lcd_gotoxy(0,0); 

  lcd_putsf("stefy system"); 

      } 

4.3. 2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada penampil LCD 2 x 16 seperti pada point 4.2 maka biladieksekusi program tersebut maka penampil akan menampilkan kata “stefy system” di baris pertama yang dimulai dari kolom pertama pada LCD 2 x 16 tersebut.

4.4. Pengujian Sensor tekanan MPX5700

Pengujian Sensor tekanan dilakukan dengan menggunakan pressure gauge sebagai pembanding. Sensor tekanan yang digunakan ditunjukkan seperti pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2. Bentuk fisik Pressure gauge.


(41)

Hasil pengujian sensor tekanan seri MPX5500 adalah seperti pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Data Pengukuran Tekanan Manual, Tegangan sensor dan Displai Alat

Tabung Gas LPG : Ukuran 12 Kg (Standard SNI, Pertamina) Alat Tekanan Gas : Merek Solid

Sensor tekanan ke Gas: MPX 5700 AP Multi Meter : Sanwa TRX 3600 No. Alat Tekanan Gas

(Mpa x 10-1)

Tegangan Sensor (Volt)

Displai Alat (Mpa x 10-1)

Ralat (%)

1 8,0 4,70 7,85 1,87

2 7,0 4,12 6,78 3,14

3 6,0 3,53 5,95 0,08

4 4,0 2,25 3,95 1,25

5 2,0 1,20 1,98 1,00

6 1,0 0,58 0,97 3,00

Ralat Rata-rata = 2,05 %.

Perhitungan Ralat = nilai pengukuran manual – Nilai terukur alat/ Nilai pengukuran manual x 100%.

Contoh perhitungan pada Tabel 4.1., No.1, adalah: Ralat = 8-7,85/8 x 100 % = 1,87 %.

Tabel 4.2. Data Pengukuran Tekanan denganMassa

Tabung Gas LPG : Ukuran 12 Kg (Standard SNI, Pertamina) Alat Tekanan Gas : Merek Solid

No. Alat Tekanan Gas (Mpa x 10-1)

Massa Netto*) Tabung Gas (kg)

Displai Massa (kg)

Ralat (%)

1. 8,0 12,2 12,0 1,64


(42)

3. 6,0 9,2 9,3 1,11

4. 4,0 6,2 6,4 3,22

5. 2,0 3,3 3,1 6,06

6. 1,0 1,5 1,4 6,67

Ralat Rata-rata = 3,27 %

Catatan:

*)

Massa Netto adalah massa Selisih massa tabung berisi – massa tabung kosong.

Jika dibuat persamaan antara tekanan gas dalam tabung yang berisi penuh ukuran 12 kg terhadap massa gas sisa dalam tabung LPG, maka diperoleh sebagai berikut.

Y = 1,51 X – 0,11 dengan ralat 2,05 %.


(43)

4.5.

Listing Program

Chip type       : ATmega8535  Program type      : Application 

AVR Core Clock frequency:8,000000 MHz  Memory model      : Small 

External RAM size       : 0  Data Stack size         : 128 

*****************************************************/ 

 

#include <mega8535.h>  #include <stdio.h>  #include <delay.h> 

 

// Alphanumeric LCD functions  #include <alcd.h> 

 

#define ADC_VREF_TYPE 0x40  float temp,temp1,psi; 

// Read the AD conversion result 

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)  { 


(44)

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage  delay_us(10); 

// Start the AD conversion  ADCSRA|=0x40; 

// Wait for the AD conversion to complete  while ((ADCSRA & 0x10)==0); 

ADCSRA|=0x10;  return ADCW;  } 

 

// Declare your global variables here  char buff[32]; 

unsigned int    intTOTAL, intADC;  float       flHASIL, flMEAN;  int x; 

void main(void)  { 

// Declare your local variables here 

 

// Input/Output Ports initialization  // Port A initialization 

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In   // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T  


(45)

PORTA=0x00;  DDRA=0x00; 

 

// Port B initialization 

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In   // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T   PORTB=0x00; 

DDRB=0x00; 

 

// Port C initialization 

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In   // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T   PORTC=0x00; 

DDRC=0x00; 

 

// Port D initialization 

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In   // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T   PORTD=0x00; 

DDRD=0x00; 

 

// Timer/Counter 0 initialization  // Clock source: System Clock 


(46)

// Clock value: Timer 0 Stopped  // Mode: Normal top=0xFF  // OC0 output: Disconnected  TCCR0=0x00; 

TCNT0=0x00;  OCR0=0x00; 

 

// Timer/Counter 1 initialization  // Clock source: System Clock  // Clock value: Timer1 Stopped  // Mode: Normal top=0xFFFF  // OC1A output: Discon.  // OC1B output: Discon.  // Noise Canceler: Off 

// Input Capture on Falling Edge  // Timer1 Overflow Interrupt: Off  // Input Capture Interrupt: Off  // Compare A Match Interrupt: Off  // Compare B Match Interrupt: Off  TCCR1A=0x00; 

TCCR1B=0x00;  TCNT1H=0x00;  TCNT1L=0x00; 


(47)

ICR1H=0x00;  ICR1L=0x00;  OCR1AH=0x00;  OCR1AL=0x00;  OCR1BH=0x00;  OCR1BL=0x00; 

 

// Timer/Counter 2 initialization  // Clock source: System Clock  // Clock value: Timer2 Stopped  // Mode: Normal top=0xFF  // OC2 output: Disconnected  ASSR=0x00; 

TCCR2=0x00;  TCNT2=0x00;  OCR2=0x00; 

 

// External Interrupt(s) initialization  // INT0: Off 

// INT1: Off  // INT2: Off  MCUCR=0x00;  MCUCSR=0x00; 


(48)

 

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization  TIMSK=0x00; 

 

// USART initialization  // USART disabled  UCSRB=0x00; 

 

// Analog Comparator initialization  // Analog Comparator: Off 

// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off  ACSR=0x80; 

SFIOR=0x00; 

 

// ADC initialization 

// ADC Clock frequency: 125,000 kHz  // ADC Voltage Reference: AREF pin  // ADC High Speed Mode: Off 

// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped  ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; 

ADCSRA=0x87;  SFIOR&=0xEF; 


(49)

// SPI initialization  // SPI disabled  SPCR=0x00; 

 

// TWI initialization  // TWI disabled  TWCR=0x00; 

 

// Alphanumeric LCD initialization  // Connections are specified in the 

// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:  // RS ‐ PORTD Bit 7 

// RD ‐ PORTC Bit 0  // EN ‐ PORTC Bit 1  // D4 ‐ PORTC Bit 2  // D5 ‐ PORTC Bit 3  // D6 ‐ PORTC Bit 4  // D7 ‐ PORTC Bit 5  // Characters/line: 16  lcd_init(16); 

 lcd_gotoxy(0,0); 

      lcd_putsf("stefy ‐metrologi");  


(50)

      lcd_putsf("pressure  gauge"); 

      delay_ms(1000); 

      lcd_clear();  while (1) 

      {      

        intTOTAL = 0; 

        flHASIL  = 0; 

       for (x=0; x<100; x++) 

        { 

      intADC   = read_adc(0); 

      intTOTAL = intTOTAL + intADC; 

      delay_ms(10);       // 50 x 10 mS = 500 mS = 0.5 detik 

        } 

        flMEAN = (float) intTOTAL / 100;        // nilai rata‐rata 

       temp1=flMEAN; 

       temp =temp1*4.8825125; 

       temp=temp‐100; 

       sprintf(buff,"n: %.2f ",temp); 

       lcd_gotoxy(0,1); 

       lcd_puts(buff);       

       delay_ms(200); 

      }  } 


(51)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

1. Hasil pengujian pembuatan alat konverter tekanan ke massa berhasil dengan baik, hal tersebut terlihat dari berfungsinya masing-masing komponen pendukung sistem. 2. Hasil pembuatan konverter tekanan gas LPG kedalam bentuk massa gas dalam tabung

dengan menggunakan sensor MPX 5700 telah berhasil dengan baik, yaitu mengukuti persamaan linier Y = 1,51X – 0,11 dengan ralat diperoleh sebesar 2,05 %, dan ralat perhitungan antara pembacaan tekanan dengan hasil displai alat adalah sebesar 1,87 %.

3. Hasil pembuatan program kontrol untuk mengubah besaran tekanan ke besaran massa dan di displai pada layar LCD berhasil dengan baik.

5.2. Saran

1. Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengukuran maka untuk pengukuran besaran tekanan yang rendah yang lebih baik maka disarankan untuk mengganti sensor seri MPX 5700.

2. Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih baik, maka disarankan untuk dikalibrasi terlebih dahulu.


(52)

Kepustakaan

Halawa, Edward E.H dan Setyawan P. Sakti. 1995. Pemrograman Dengan C/C++ Dan Aplikasi Numerik. Jakarta: Erlangga

Malvino, Albert paul. 2004 . Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2, Edisi Keempat, Jakarta : Salemba Teknika.

Opim S. Sitompul. 1995. Prinsip Dasar Pemrograman C. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bhisop, Owen. 2004. Dasar – dasar Elektronika. Surabaya: Erlangga

Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik Industri. Terjemahan sumanto. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Pitowarno, Endra. 2005. Mikrokontroller & Interfacing. Yogyakarta: Andi

Pratamo, Andi. 2005. Panduan Praktis Pemograman AVR Mikrokontroler. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Widodo, Budiharto. 2004. Elektronika Digital Dan Mikrokontroller. Yogyakarta: Andi Offset

Bejo,Agus. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller ATMEGA8535 Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Linga,Wardana. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.


(53)

(1)

 

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization  TIMSK=0x00; 

 

// USART initialization  // USART disabled  UCSRB=0x00;   

// Analog Comparator initialization  // Analog Comparator: Off 

// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off  ACSR=0x80; 

SFIOR=0x00;   

// ADC initialization 

// ADC Clock frequency: 125,000 kHz  // ADC Voltage Reference: AREF pin  // ADC High Speed Mode: Off 

// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped  ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; 

ADCSRA=0x87;  SFIOR&=0xEF;   


(2)

// SPI initialization  // SPI disabled  SPCR=0x00;   

// TWI initialization  // TWI disabled  TWCR=0x00;   

// Alphanumeric LCD initialization  // Connections are specified in the 

// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:  // RS ‐ PORTD Bit 7 

// RD ‐ PORTC Bit 0  // EN ‐ PORTC Bit 1  // D4 ‐ PORTC Bit 2  // D5 ‐ PORTC Bit 3  // D6 ‐ PORTC Bit 4  // D7 ‐ PORTC Bit 5  // Characters/line: 16  lcd_init(16); 

 lcd_gotoxy(0,0); 

      lcd_putsf("stefy ‐metrologi");         lcd_gotoxy(0,1); 


(3)

      lcd_putsf("pressure  gauge");        delay_ms(1000); 

      lcd_clear();  while (1)        {      

        intTOTAL = 0;          flHASIL  = 0; 

       for (x=0; x<100; x++)          { 

      intADC   = read_adc(0);        intTOTAL = intTOTAL + intADC; 

      delay_ms(10);       // 50 x 10 mS = 500 mS = 0.5 detik          } 

        flMEAN = (float) intTOTAL / 100;        // nilai rata‐rata         temp1=flMEAN; 

       temp =temp1*4.8825125;         temp=temp‐100; 

       sprintf(buff,"n: %.2f ",temp);         lcd_gotoxy(0,1); 

       lcd_puts(buff);               delay_ms(200);        } 


(4)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

1. Hasil pengujian pembuatan alat konverter tekanan ke massa berhasil dengan baik, hal tersebut terlihat dari berfungsinya masing-masing komponen pendukung sistem. 2. Hasil pembuatan konverter tekanan gas LPG kedalam bentuk massa gas dalam tabung

dengan menggunakan sensor MPX 5700 telah berhasil dengan baik, yaitu mengukuti persamaan linier Y = 1,51X – 0,11 dengan ralat diperoleh sebesar 2,05 %, dan ralat perhitungan antara pembacaan tekanan dengan hasil displai alat adalah sebesar 1,87 %.

3. Hasil pembuatan program kontrol untuk mengubah besaran tekanan ke besaran massa dan di displai pada layar LCD berhasil dengan baik.

5.2. Saran

1. Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengukuran maka untuk pengukuran besaran tekanan yang rendah yang lebih baik maka disarankan untuk mengganti sensor seri MPX 5700.

2. Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih baik, maka disarankan untuk dikalibrasi terlebih dahulu.


(5)

Kepustakaan

Halawa, Edward E.H dan Setyawan P. Sakti. 1995. Pemrograman Dengan C/C++ Dan Aplikasi Numerik. Jakarta: Erlangga

Malvino, Albert paul. 2004 . Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2, Edisi Keempat, Jakarta : Salemba Teknika.

Opim S. Sitompul. 1995. Prinsip Dasar Pemrograman C. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bhisop, Owen. 2004. Dasar – dasar Elektronika. Surabaya: Erlangga

Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik Industri. Terjemahan sumanto. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Pitowarno, Endra. 2005. Mikrokontroller & Interfacing. Yogyakarta: Andi

Pratamo, Andi. 2005. Panduan Praktis Pemograman AVR Mikrokontroler. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Widodo, Budiharto. 2004. Elektronika Digital Dan Mikrokontroller. Yogyakarta: Andi Offset

Bejo,Agus. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller ATMEGA8535 Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Linga,Wardana. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.


(6)