Analisis sosial ekonomi pemanfaatan kawasan hutan lindung mangrove dengan sistem tumpangsari yang berkelangsungan (kasus: RPH Cibuaya, BKPH Cikiong, KPH Purwakarta)

ANALISIS SOSJAL EKONQMI
PEMANFAATAN KAMTASANHUTAN LINDUNG
MANGROVE DENGAN SISTEM TAMBAK TUMPANGSARI
YANG BERKF,LANGSUNC;GN
(Kasus: RPH CHIUAYA, BKPH CmONG, KPE PURWAKARTA)

SUSTE APRIANI

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAE'A HUTAN DAN EKOWXSATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ANALISIS SOSIAL EKONOM3
PEMANWTAN KACVASAN HUTAN LINDUNG
MANGROVE DENGAN SISTEM TAMBAK TUMPANGSARX
YANG BERKELANGSUNGAN
(Kasus: RPH CIBUAYA, BKPH CIKIONG, IQPH PURWAKARTA)

SUSIE APRLANI

Diajzlrkan sebagni syarc~tu~ttukmeriyelesaikan stzldi kesarjnl~aat?
yada
Deptemerr Ko?~sen..cisi
S~rmberdnyaHzdatt dot?Ekowisatu
Fukultas Kehn~mlmtI~~siiizrt
Perfanimz Bogor

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
JNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

SUSE APRJANL Analisis Sosial Ekonomi Pemanfaataa Kawasan Hutan
Lindung Mangrove dengan Sistem Tambak Turnpangsari yang
BerkeXangsungan (Kasus: RPEI Cibuaya, BKPH Cikiong, KPH Purwakarta).
Dibimbing oleh SARIBAS BASfTM drtn TUTUT SUN-TO.
Hutan mangrove terus mengalami penurunan kualitas surnberdaya, salah
satu penyebabnya adalah konversi menjadi lahan tambak. RPH Cibuaya
mengadopsi pola siIvoJishery dengan sistem pengkelasan. Pengkelasan terdiri dari

Kelas I (mangrove 2 SO%), Kelas II (mangrove 60%-8OQ/o), Kelas III (mangrove
40%-59%), dan Kelas TV (mangrove < 40%). Penelitian dilakukan untuk
menghit~ng manfaat sosial ekonomi pengelolaan mangrove-tambak dan
menunjukkan nilai konservasi hutan mangrove melalui upaya rehabilitasi. Data
dikumpulkan dengan wawancara, pengisik kuesioner, pengamatan langsung dan
penelurnran pustaka. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
(dengan pendekatan R-C ratio).
Pengelolaan tambak tidak terbatas pada gender, strata sosiaI maupun
pendidikan. Selain memanfaatkan hutan menjadi lahan t a b & rnasyarakat
rnemanfaatkan mangrove sebagai penghasil kayu bakar (33,3396) d m pariwisata
alam (26,09%). Pendapatan tertinggi diperoleh pada tambak Kelas IV yang
dikelola aecara intensif. Perturnbuhan dan perkembangan bibit ikan dan udang
yang ditanam tidak terganggu oleh air yang keruh dar, bau karena tegakan
mangrove sedikit. SeIi-iin itu, keuntungan tambak Kelas IV adalah mudah dan
cepat dalarn pemanenan (tidak terganggu akar mangrove). Namun adanya
dominansi tambak Kelas IV rnenimbulkan kerusakan mangrove (baik karena
pemangkasan atau akibat pupuk yang berlebihan).
Tingkat keberhasilan upzya rehabilitasi mangrove oleh Perhutani sebesar
30%, ha1 ini disebabkan oleh hama, hewan peliharaan, panas matahari dan pupuk,
serta akar tidak menancap secara sempurna di tanah. Dengan tingkat keberhasilan

penanaman yang masih rendah, tujlran peleEtaria hutan dengan penerapan pola
siIvofishery belum sepenuhnya tercapdi. Kearnanan sumberdaya hutan agak
rendah (masih ada eksploitasi ilegal dan kelonggaran persetujuan), konservasi
flora d m fauna agak rendah (belum ada perlindungan khusus terhadap satwaIiar,
hanya pada tegakan), manfaat sosial ekonomi bagi rnasyarakat tinggi, serta
perencanaan dan penyesuaian pengelolaan hutan sangat tinggi karena ada
perencanaan pengelolaan, kesepakatan perjanjian d m konsultasi kemasyarakatan.
Pengelolaan tambak cukup menguntungkan sehingga mendorong
masyarakat untuk term menggarap lahan sebagai areal tambak. Namun tambak
berkontribusi terhadap kerusakan hutan mangrove dan lingkungan. Kerusakan
akan bertambah parah jika tingkat keberhasilan rehabilitasi hutan masih rendah.
Perhutani dapat mengambil alih pengelolaan sebagian tambak Kelas IV untuk
difokuskan pada penanaman, pernerataan luas M a n garapan bagi penggarap,
peningkatan interval persentase tegakan mangrove pada setiap kelas tambak dan
rnemberikan insentif7ban~uankepada penggarap tarnbak Kelas f agar penggarap
tambak lain bersedia menaikkan keJas tambaknya.
Kata kunci: mangrove, tambak, sosial, ekonomi, rehabilitasi.

SUSIE APRLANI. Social Economic Analysis of The Protection Mangroves
Area with Sustainable Turnpangsari System (Case: RPH Cibuaya, BKPH

Cikiong, KPH Punvakarta). Under Supervision of SAMBAS BASIJNI and
TUWT SUNARMINTO.
Mangroves have degradation that one of it's caused by forest conversion to
fishponds. RPH Cibuaya adopted silvofishery system with classes. Its consist of
Class 1 (380% of mangroves), Class 2 (60%-80% of mangroves), Class 3 (40%59% of mangroves) and Class 4 (< 40% of mangroves). This research was
conducted to calculate social economic value of silvofishery and shows the
mangroves conservation value by rehabilitation. The data were collected by
interview, questioner, direct observation and study literature. The data were
analyzed with qualitatife'ely and quantitatife'elyby R-Cratio method.
Mangroves utility was not influenced by gender, social status and education.
Resides use mangroves as fishponds, people use mangroves as firewood (33,33%)
and natural ecotourism (26,09%). Highest income is Class 4 which is manage
intensively. The seeds growth aren't disturbed by dirty water and badsmell
because of less vegetation. That be one of the advantages from Class 4 besides
easy and quickly harvesting (didn't disturbed by mangroves root). Because of
Class 4 domination, causes the forest damage, such as cutting the vegetation or
much fertilizing).
The successed plantation by Perhutani is 30%, its caused by plant pest, pets,
sun and fertilizer, roots aren't tightly plan in the soil. With low plantation
successed, the purposes of sustainable forest with silvofishery aren't reach yet.

Forest resources still low (there is illegal logging and not binding of the
agreemeat), low flora and fauna conservation (there is no special protection yet
for fauna, only for vegetation), high socia1 economic benefit because there is
management plant, agreement reached and consultation.
Fishporids is enjoy a prafit, that motivate pe~plcto work on it. But the
fishponds is contribute to damage the mangroves and also environment. It will be
increase if the rehabilitation is still low. Perhutani can shift the number of Class 4
to focused the plantation, even distribution of wide fishponds, increase the
percentage of mangroves vegetation to each classes and incentive to Ciass 1 so
that other classes will raise their class.
Keywords: mangroves, fishponds, social, economy, rehabilitation.

Judul Skripsi : Anaiisis Sosial Ekonolni Pemanfaatan Icawasan Hutan Lindung
Mangrove dengan Sistem Tambak Turnpanssari yang
Berkelangsungan (Kasus: RPH Cibuaya, BKPH Cikiong, ,KPH
Punvakarta)
: Susie Apriani
Nama
: E34102033
NIM


Menyetujui:
Komisi Pembimbing

Ketua,

Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
NIP. 131 411 532

NIP. 13 1 873 494

.n IPB,