PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

(1)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, LIQUIDITY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON DIVIDEND POLICY (Studies at manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange

Period 2011-2015)

Oleh :

ESTRINA WULANSARI 20130410337

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2011-2015)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, LIQUIDITY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON DIVIDEND POLICY (Studies at the manufacturing companies listed on the Indonesian Stock

Exchange Period 2011-2015)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SKRIPSI

Oleh :

ESTRINA WULANSARI 20130410337

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

(6)

v MOTTO

Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim (laki-laki dan muslim perempuan) (HR. Ibnu Majah no.220)

Ilmu itu lebih baik dari pada harta, Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta, Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum,

Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi, Ilmu bertambah bila dibelanjakan

(Ali bin Abi Talib)

Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan

(Q.S AL HAJJ :76)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ “

(Q.S. AL- BAQARAH : 45)

Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat berusaha untuk sukses dari pada posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan


(7)

vi

PERSEMBAHAN

1. Ibuku tersayang Sarmiyatun dan Bapakku terkasih Miyono yang telah

memberikan doa, agar aku selalu berada dalam lindungan-Nya dan membimbing setiap langkahku dalam kehidupan sehari-hari serta selalu memberikan dukungan baik moral maupun materil dengan kasih sayang tulus untukku sampai saat ini. Terima kasih untuk ibu dan bapak yang selalu sabar menasehati dan mengingatkanku untuk berada dijalan yang benar, maaf wulan belum bisa membalas semua yang kalian berikan selama ini, tidak akan aku kurangi baktiku serta semua usahaku untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam membahagiakan kalian.

2. Adikku tersayang Fauziyah Ratnawati yang selalu mendoakan serta menjadi penyemangat bagi penulis untuk cepat lulus. Terima kasih adikku tersayang yang selalu buat aku tersenyum melalui canda tawamu, aku akan berusaha yang terbaik untuk membahagiakanmu.

3. Buat semua keluarga besar magelang, bantul dan prambanan, pakde dan

bude, om dan tante serta saudara-saudaraku yang tidak bisa aku sebutin satu per satu.terima kasih untuk semua dukungan dan nasehat yang kalian berikan.

4. Buat sahabat baikku selama kuliah si ciwi-ciwi Upik, Ajeng, Novia. Terima kasih untuk suka dan duka yang kita jalani selama beberapa tahun ini, dan terima kasih untuk motivasi, dukungan serta nasehat kalian, tak akan aku lupakan panggilan special kalian untukku. KALIAN EMANG DAEBAK!


(8)

vii

5. Buat teman-teman KKN yang selalu aku rindukan selama 1 bulan di

Jembangan, tidak akan terlupakan kebersamaan kita di saat susah dan senang terutama Bang aldo yang selalu bikin aku tertawa dan juga ketakutan. Terima Kasih Arifatul, Bang Aldo, Dimas, Dwi, Fanny, Faiz, Gurun, Mia, Nurul, Ryzal, Siti, Upik, Yulnada, Zulfa terima kasih atas dukungan, motivasi dan keceriaan kalian selama ini.

6. Buat teman-teman “sepembimbing” dibawah bimbingan Pak Iskandar, Ayu,

Rivaldi, Sulis, Andam, Rika, Ana, Midun yang sering bimbingan bareng. Ayo kita WISUDA bareng!

7. Buat teman-teman sekelasku anak Manajemen kelas I yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu, terima kasih buat kebersamaan, keceriaan, dukungan dan motivasi kalian.

8. Buat teman-teman SMK yang selalu ingetin akan persahabatan yang tiada henti dan kasih sayang kalian sampai saat ini Watik, Denik, Ida, Nurul, Fitria, Erna.Yulia.

9. Buat Riski. Terima kasih untuk semua dukungan, motivasi, dan semangat yang

kamu berikan serta selalu ada disaat aku susah, sedih ataupun senang dari awal kuliah sampai aku skripsi.

10.Semua pihak lain yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan


(9)

viii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profitabilitas,

Leverage,Likuiditas dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), kecuali perusahaan jenis industri perbankan dan keuangan lainnya, sesuai dengan pengklasifikasian laporan keuangan pada Indonesian Capital Market

Dictionary (ICMD) selama periode 2011-2015. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Model Regresi Linier Berganda dengan bantuan software SPSS 16.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas (Return On Assets) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, likuiditas (Current Ratio) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen dan investment opportunity set (Market to Book Value Assets) berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan variabel leverage (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Yield).

Kata kunci : Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Investment Opprtunity Set,


(10)

ix ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Profitability, Leverage, Liquidity and Investment Opportunity Set on Dividend Policy. This study uses the company listed in Indonesian Stock Exchange, except the kind of banking industry companies and other financial, according to the classification annual report of Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) in the period 2011-2015. The sampling technique used is purposive sampling. Analysis tool used in this study is the multiple regression analysis with the help of SPSS 16 for windows.

Based on the analysis that have been made the results are profitability positive significant effect on dividend policy, liquidity positive significant effect on dividend policy and investment opportunity set negative significant effect on dividend policy, leverage but no significant effect on dividend policy.

Keywords : Profitability, Leverage, Liquidity, Investment Opportunity Set, Dividend Policy.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat serta hidayah-Nya dalam menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulisan menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Gunawan Budiyanto M.P., Dr., Ir. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE., Msi. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Retno Widowati PA, Dr., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Iskandar Bukhori, S.E., S.H., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan dukungan dengan penuh kesabaran kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen yang memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman bermanfaat bagi penulis. 6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen


(12)

xi

7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, dukungan, bantuan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan masih penulis harapkan. Sebagai kata akhir tiada gading yang tak retak, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terkait dengan topik ini.

Yogyakarta, 20 Maret 2017


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….…i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8

2. Kebijakan Dividen ... 14

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen... 23

B. Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Teoritis dan Penurunan Hipotesis ... 30

D. Model Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

A. Obyek Penelitian ... 40

B. Jenis data ... 40

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41


(14)

xiii

F. Analisa Data dan Uji Hipotesis ... 45

1. Analisa Data ... 45

2. Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 52

B. Hasil Penelitian ... 53

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 53

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 59

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

2. Pengujian Hipotesis secara Individual (Uji t) ... 62

3. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 65

4. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 66

D. Pembahasan ... 67

1. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen ... 67

2. Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen ... 68

3. Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen ... 69

4. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen ... 71

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan Penelitian ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ………...……….52

Tabel 4.2 ………...……….53

Tabel 4.3 ………...…….55

Tabel 4.4 ………....57

Tabel 4.5 ………...…….58

Tabel 4.6 ………...….59

Tabel 4.7 ………...….60

Tabel 4.8 ………...….65


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.I ………...………39

Gambar 4.1 ………...…….56


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan………81

Lampiran 2 Data Perusahaan 2011………83

Lampiran 3 Data Perusahaan 2012………84

Lampiran 4 Data Perusahaan 2013………85

Lampiran 5 Data Perusahaan 2014………87

Lampiran 6 Data Perusahaan 2015………88

Lampiran 7 Data Input SPSS……….…89


(18)

(19)

(20)

ix ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Profitability, Leverage, Liquidity and Investment Opportunity Set on Dividend Policy. This study uses the company listed in Indonesian Stock Exchange, except the kind of banking industry companies and other financial, according to the classification annual report of Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) in the period 2011-2015. The sampling technique used is purposive sampling. Analysis tool used in this study is the multiple regression analysis with the help of SPSS 16 for windows.

Based on the analysis that have been made the results are profitability positive significant effect on dividend policy, liquidity positive significant effect on dividend policy and investment opportunity set negative significant effect on dividend policy, leverage but no significant effect on dividend policy.


(21)

1 A. Latar Belakang

Keberadaan pasar modal sebagai penyedia alternatif investasi jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus menjadi media investasi bagi para pemodal sangatlah penting. Keberadaan pasar modal yang semakin penting inilah yang mendorong perusahan yang telah go public untuk lebih meningkatkan citra mereka dengan mengumumkan laba serta dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan. Transparansi perusahaan sangatlah mendukung dari peningkatan citra perusahaan, salah satunya dengan menerapkan good corporate governance yang mengadung unsur transparansi dalam prinsip – prinsipnya. Menurut Saxena (1999) isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain: pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting dalam struktur permodalan perusahaan. Keterbukaan perusahaan akan mendorong banyak investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Semakin banyak modal yang dimiliki perusahaan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.


(22)

2

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya (Ishomuddin, 2010). Salah satu produk investasi yang ada di pasar modal adalah investasi saham. Investor dalam menginvestasikan dananya ke suatu perusahaan (saham) akan dihadapkan pada return investasi dalam bentuk dividen, dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Riyanti (2010) kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan (agency problem), yaitu kepentingan perusahaan dengan laba ditahan dan kepentingan para pemegang saham dengan dividennya. Disamping itu kepentingan bondholder juga dapat mempengaruhi besarnya dividen yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, sihingga memerlukan pertimbangan yang lebih bagus dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakekatnya adalah menentukan porsi keuntungan untuk dibagikan kepada para pemegang saham, dan untuk ditahan sebagai laba yang ditahan.

Perusahaan harus mampu berlaku adil bagi setiap investornya, dengan adanya kebijakan dari perusahaan mengenai kebijakan dividen setiap perusahaan bisa memakmurkan setiap penanam saham atau investornya.


(23)

Kebijakan dividen adalah salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan. Kebijakan ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa laba yang akan diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendistribusikan kemakmuran kepada para pemegang saham. Selain itu, kebijakan dividen menjadi bagian penting dari strategi pendanaan jangka panjang perusahaan (Hussainey, et al dalam Santoso (2012).

Aktivitas investasi oleh investor ke suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa dividen maupun berupa capital gain. Investor yang memiliki tujuan untuk mendapatkan capital gain, memerlukan informasi tentang dividen sedangkan investor yang tidak bersedia mengambil risiko lebih menginginkan pembagian dividen daripada capital gain. Bird in the hand

theory menyatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian

dan akan mengurangi risiko. Berikut ini faktor- faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen antara lain : kesempatan investasi, profitabilitas dan likuiditas, akses ke pasar keuangan, stabilitas pendapatan dan pembatasan (Mamduh, 2012:375). Dalam penelitian ini akan digunakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas,

leverage, likuiditas dan investment opportunity set (kesempatan investasi). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,


(24)

4

2001:122). Besarnya tingkat profitabilias menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang baik dalam menghasilkan keuntungan dan meningkatkan laba akan mengakibatkan peningkatan pada pembagian dividen kepada para pemegang saham (investor). Dengan demikian laba atau profitabilitas yang dihasilkan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012), Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), Aqlima Cendera Dewi (2016), Rafael Eka Putra (2013), Budi dan Muhammad (2016), Desy Natalia (2013) yang menyatakan bahwa profitabilias berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk

membiayai investasinya (Sartono, 2001:120). Semakin tinggi hutang suatu perusahaan maka semakin besar kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan untuk membayar hutang sehingga akan berdampak pada berkurangnya pembagian dividen atau dividen yang dibayarkan cenderung rendah. Asimetri informasi menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi suatu perusahaan, karena perusahaan lebih memprioritaskan dana internal daripada eksternal. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka suatu perusahaan dituntut untuk melakukan pendanaan ekternal yang biasanya lebih menguntungkan pendanaan utang daripada saham. Sehingga leverage perusahaan digunakan untuk pembayaran dividen agar bisa menjaga performa dan signal perusahaan bagi investor. Leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini sejalan dengan penelitian Luh Fajarini dan Ni Made Dwi


(25)

(2014), Ita Lopolusi (2013), Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni (2015). Leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono, 2001:116). Semakin tinggi likuiditas berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono, 2001:293). Penilitan ini sejalan dengan Luh Fajarini dan Ni Made (2014), Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni (2015). Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Investment opportunity set merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan-pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan

Net Present Vakue (NPV) positif. Menurut Brigham dan Houston (2011:221)

selama satu tahun mungkin perusahaan membayarkan nol dividen Karena perusahaan membutuhkan uang untuk mendanai peluang investasi yang baik, tetapi pada tahun berikutnya perusahaan mungkin membayar dividen dalam jumlah yang besar karena peluang investasi yang buruk dan tidak perlu menahan banyak uang. Penelitian yang yang dilakukan oleh Dinthi Amanda Putri (2013), Revani Ratna Sari dkk (2015), Budi Safatul Anam dkk (2016), Desy Natalia (2013) menyatakan bahwa Investment opportunity set


(26)

6

Kebijakan dividen masih menjadi fenomena yang menarik dan banyak diperbincangkan untuk diteliti, oleh karena itu keistimewaan penelitian bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kegiatan investasi di pasar modal bagi para pemegang saham, dengan demikian penulis mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan

Investment Opportunity Set Terhadap Kabijakan Dividen“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini :

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen? 2. Apakah Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen? 3. Apakah Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen? 4. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap

Kebijakan Dividen?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini :

1. Untuk menganalisis Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

2. Untuk menganalisis Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.


(27)

3. Untuk menganalisis Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

4. Untuk menganalisis Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan pemahaman kepada para menajer dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan dividen agar memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan juga dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam upaya mengurangi konflik keagenan.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan investor dalam berinvestasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan wawasan mengenai kebijakan dividen, peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif dalam memilih variabel yang diteliti agar mendapatkan judul penelitian yang menarik.


(28)

8

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory adalah teori yang menjelaskan agency relationship

dan masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1976). Scott (1997) dalam I Gede Anandhita (2010) menyatakan bahwa perusahaan memiliki beberapa kontrak, contohnya kontrak kerja antara perusahaan dengan manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan kreditor. Kedua kontrak ini seringkali dibuat berdasarkan angka laba bersih (income), oleh karena itu kontrak tersebut berpengaruh terhadap akuntansi. Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal). Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh principal.


(29)

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan, yaitu.

a. Moral Hazard

Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana manajer cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan kepentingannya atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima dari perusahaan dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak.

b. Jumlah laba yang ditahan

Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dana pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise atau memperbesar kemampuan untuk mendominasi dewan komisaris, maupun penghargaan bagi dirinya sendiri, namun dapat menghancurkan kesejahteraan pemegang sahamnya (principal).

c. Horison Waktu

Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dimana prinsipal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen senderung menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

d. Penghindaran Risiko Manajerial

Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja dicapainya sehingga manajer akan meminimalkan risiko saham perusahaan dari


(30)

10

keputusan investasi yang meningkatkan risikonya. Menurut DeAngelo (1986) yang dikutip dalam Gumanti (2000) mengatakan bahwa teori keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik antara prinsipal dan agen. Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan keuntungan atau earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining private gains). Dividen dapat digunakan untuk memperkecil masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham (Jensen et al., 1992). Semakin banyak dividen yang ingin dibayarkan oleh suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba ditahan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mencari sumber dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Pembiayaan dividen mungkin dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor atau mengevaluasi hasil kerja manajemen meskipun pembayaran dividen yang tinggi mengakibatkan pembiayaan eksternal yang mahal (Weston dan Copeland, 2010). Pembayaran dividen juga berperan dalam mekanisme monitoring karena membuat manajer harus menyediakan dana yang mungkin diperoleh dari luar perusahaan yang tentunya akan dapat mengurangi biaya keagenan (Ambarwati, 2010). Di sisi lain pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen


(31)

yang disebabkan oleh semakin kecil dana yang berada dalam pengendaliannya (Putra dan Ratnadi, 2008). Hal ini sesuai dengan

residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen. Pada umumnya manajemen tidak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih menyukai memperlakukannya sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui dana tersebut tidak memberikan net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi.

Jensen dan Meckling (1976) dalam Ratih (2010) mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan (monitoring) yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan


(32)

12

munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut agency cost.

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka. Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bonding mechanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal perusahaan. Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen salah satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash flow). Kelebihan arus kas cenderung diinvestasikan dalam hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan. Ini menyebabkan perbedaan kepentingan karena pemegang saham lebih menyukai investasi yang berisiko tinggi yang juga menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi


(33)

dengan risiko yang lebih rendah. Menurut Bathala et al, (1994) terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan, yaitu :

a. Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen (insider ownership)

b. Meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning after tax)

c. Meningkatkan sumber pendanaan melalui utang

d. Kepemilikan saham oleh institusi (institutional holdings).

Sedangkan dalam penelitian Masdupi (2005) dikemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan. Pertama, dengan meningkatkan insider ownership. Perusahaan meningkatkan bagian kepemilikan manajemen untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer menjadi termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Kedua, dengan pendekatan pengawasan eksternal yang dilakukan melalui penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga


(34)

14

memunculkan biaya keagenan hutang. Ketiga, institutional investor sebagai monitoring agen. Moh’d et al, (1998) menyatakan bahwa bentuk distribusi saham dari luar (outside shareholders)

yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi biaya keagenan ekuitas (agency cost). Hal ini disebabkan karena kepemilikan merupakan sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau menantang keberadaan manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran power menjadi suatu hal yang relevan dalam perusahaan.

2. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan salah satu fungsi keuangan dan tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Perusahaan memiliki peranan dalam menentukan berapa laba yang akan dibagikan kepada investor dan besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Kebijakan dividen dapat diproksikan dengan dividend payout ratio, yaitu persentase laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya penentuan dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi investor dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan oleh perusahaan maka akan semakin menarik bagi calon investor (Van Home and Wachowicz, 2007 : 270) dalam Kadek Diah dan Luh Gede (2016).


(35)

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang, apabila perusahaan membagikan laba sebagai dividen sehingga akan mengurangi laba yang ditahan dan akan mengurangi total sumber dana internal sebaliknya apabila perusahaan memilih untuk menahan laba maka kemampuan pembentukan sumber dana internal semakin besar. Berikut ini menjelaskan beberapa landasan teori yang berhubungan dengan dividen:

a. Kebijakan Dividen Tidak Relevan

Miller dan Modigliani (MM) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Misal perusahaan membagi dividen setiap tahunnya. Jika tahun ini perusahaan tidak membagi dividen, maka pada tahun depan, investor bisa memperoleh dividen tahun depan dan dividen yang seharusnya dibayar tahun ini plus tingkat keuntungan dari dividen yang ditahan tersebut. Pernyataan MM didasarkan pada beberapa asumsi seperti : tidak ada pajak, pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi,kebijakan investasi ditentukan lebih dulu kebijakan dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi.


(36)

16

b. Teori Dividen Residual

Teori dividen residual menyatakan bahwa ketika perusahaan akan memutuskan berapa banyak uang kas yang harus dibagikan kepada pemegang saham, ada dua hal yang harus tetap diingat, yaitu: (1) tujuan utamanya adalah untuk memaksimumkan nilai pemegang saham, dan (2) arus kas yang dihasilkan perusahaan merupakan milik pemegang saham (Brigham dan Houston, 2001:76). Manajemen harus menahan diri dengan upaya menahan laba kecuali jika laba itu dapat diinvestasikan kembali guna menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi yang juga ikut dirasakan oleh pemegang saham daripada yang diperoleh pemegang saham jika mereka menginvestasikan uang itu dalam investasi yang berisiko sama. Dengan demikian, ekuitas internal, laba ditahan, lebih rendah biaya modalnya daripada ekuitas eksternal, saham biasa baru. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk menahan laba karena menambah dasar ekuitas internal dan dengan demikian mengurangi kemungkinan bahwa perusahaan harus menambah ekuitas eksternal di masa mendatang untuk mendanai investasinya. Adanya biaya penerbitan saham baru menonjolkan perbedaan antara modal internal dan eksternal. Tanpa biaya penerbitan, perusahaan tidak akan bersusah payah menentukan berapa besarnya dividen dan berapa besarnya laba ditahan, demikian pula berapa besarnya pendanaan eksternal. Dengan adanya biaya penerbitan itu, perusahaan jelas akan mengutamakan pendanaan internal.


(37)

Konsekuensinya, perusahaan akan melakukan pembayaran dividen setelah dana-dana kebutuhan investasi terpenuhi; dengan kata lain, hanya jika ada “pendapatan tersisa” atau pendapatan residual, maka dividen akan dibayarkan. Inilah inti dari teori dividen residual atau residual dividend theory (Elton dan Gruber, 1970:68). Lebih ditegaskan lagi, bahwa apabila fakta biaya-biaya penerbitan sekuritas diperhitungkan, maka kebijakan dividen perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) mempertahankan rasio hutang optimum dalam pendanaan investasi mendatang; (2) menerima suatu investasi hanya jika NPV (Net Present Value)nya positif; (3) mendahulukan pendanaan internal, kalau ternyata tidak mencukupi, barulah perusahaan akan menerbitkan saham tambahan; dan (4) apabila setelah kebutuhan dana investasi terpenuhi masih ada sisa, maka perusahaan akan membayar dividen. Sedangkan apabila tidak ada dana yang tersisa, maka dividen tidak dibayarkan (Elton dan Gruber, 1970:70). Dengan demikian, konsekuensi dari apa yang telah diuraikan di atas adalah bahwa, rasio pembayaran dividen yang optimal merupakan fungsi dari empat faktor, yaitu: (1) pilihan investor atas dividen lawan keuntungan modal, (2) peluang investasi perusahaan, (3) struktur modal yang ditargetkan, dan (4) ketersediaan dan biaya dari modal eksternal. Ketiga elemen terakhir digabungkan ke dalam model dividen residual (residual dividend model).


(38)

18

c. Bird In The Hand Theory

Menurut Mamduh (2012:366) mengatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham. Beberapa argument yang mendukung pembayaran dividen tinggi:

1) Mengurangi ketidakpastian. Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa biaya modal saham akan naik karena investor merasa lebih pasti dengan pendapatan dividen dibandingkan dengan pendapatn capital gain

2) Mengurangi konflik keagenan antara manager dengan pemegang saham.

3) Efek Pajak. Dividen mempunyai pajak efektif lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain, tetapi dalam beberapa situasi, investor lebih memilih pembayaran dividen yang lebih tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.

d. Signaling Hypothesis Theory

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal bahwa dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh


(39)

meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori

signal menurut Mamduh (2012:371).

Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (khususnya investor dan kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Penggunaan dividen sebagai isyarat, cenderung berupa cerita bagaimana informasi dapat diteruskan ke pasar daripada teori tentang kebijakan dividen optimal.


(40)

20

Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai berita yang baik, karena dividen per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus kas pada masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan Copeland, 2010). Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti. Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang dibayarkan sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010) dikutip dalam Ratih (2010).

e. Teori Preferensi Pajak

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi menurut Suwaldiman dan Aziz (2007) dalam Ratih (2010) :

1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada pendapatan dividen. Untuk itu, investor yang


(41)

memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.

2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai dia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang karena adanya keuntungan-keuntungan ini, para investor mungkin lebih senang perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.

f. Efek Klien (Clientele Effect)

Kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu dikemukakan dalam Mamduh (2012:372) bahwa kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sebaliknya kelompok investor dengan pajak yang rendah akan menyukai dividen.


(42)

22

g. Bentuk-Bentuk Dividen

Menurut Kieso dan Wseygandt dalam Santoso (2012) dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut :

1) Dividen Kas

Dividen yang paling umum dibagikan adalah dalam bentuk kas. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam dividen kas adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen.

2) Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham. Dividen saham dibagikan sebanding dengan proporsi saham yang dimilikinya. 3) Dividen Hutang

Dividen hutang timbul ketika saldo laba yang dibagi tidak mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar dividen dalam jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

4) Dividen Aset

Dividen dapat juga dibagikan dalam bentuk aset selain kas. Aset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, sediaan barang atau asset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.


(43)

5) Dividen Likuiditas

Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen a. Profitabilitas

Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dengan membukukan profit (Suharli,2007). Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya deviden akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cederung akan membayar porsi


(44)

24

keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Puspita, 2009).

b. Leverage

Leverage keuangan digunakan dengan harapan dapat

meningkatkan pengembalian kepemegang saham biasa, menurut Sulistyowati, dkk (2010) Asimetri informasi menyebabkan pendanaan ekternal terlalu mahal bagi perusahaan, karena itu perusahaan lebih memprioritaskan dana internal daripada ekternal. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pendanaan ekternal yang biasanya lebih mengutamakan pendanaan utang daripada saham. Sehingga leverage perusahaan digunakan untuk pembayaran dividen agar dapat menjaga performa dan signal perusahaan bagi investor.

Kartika (2005) menyatakan bahwa penggunaan utang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya, pada tingkat penggunaan utang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.


(45)

c. Likuiditas

Likuiditas perusahaan juga harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham. Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya (Bambang, 2001). Likuiditas perusahaan mempunyai pengaruh besar terhadap investasi sehingga kebijakan akan keputusan kebutuhan dana menentukan pilihan akan pendanaan internal atau pendanaan eksternal yang digunakan perusahaan karena pendanaan internal lebih murah. Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan (Mamduh,2012:40).

d. Investment Opportunity Set

Ratih (2010) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan Watts (1992) yang meneliti proporsi hubungan IOS dengan kebijakan


(46)

26

pendanaan, dividen, dan kompensasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa perusahaan yang bertumbuh memiliki utang yang lebih kecil, membayar dividen yang lebih rendah dan membayar kompensasi kepada manajer yang lebih besar. Proksi IOS diklasifikasikan menjadi tiga yaitu proksi berbasis harga, proksi berbasis investasi, dan proksi berbasis varian (Smith dan Watts, 1992; Kallapur dan Trombley, 1999). Proksi berbasis harga mengacu pada gagasan bahwa prospek perusahaan yang bertumbuh memiliki nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian ini adalaah sebagai berikut :

1. Penlitian yang dilakukan oleh Luh fajarini dan Ni Made (2014 berjudul pengaruh kesempatan investasi, leverage dan likuiditas pada kebijakan dividen. Hasil analisis memperlihatkan kesempatan investasi dan leverage

berpengaruh negatif sedangkan likuiditas berpengaruh posirif pada kebijakan dividen.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2010) berjudul analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan utang, profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Hasil penlitian menunjukan bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif akan tetapi kesempatan investasi berpengaruh positif tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu


(47)

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan manajerial dan profitabilias tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

3. Penlitian yang dilakukan oleh Dithi (2013) berjudul pengaruh investment

opportunity set, kebijakan utang dan ukuran perusahaan terhadap

kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukan bahwa investment

opportunity set berpengaruh positif signifikan, kebijakan utang

berpengaruh negatif signifikan sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Rafael (2013) berjudul pengaruh profitabilitas, leverage, growth dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas dan growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan leverage dan likuiditas berpengaruh negative dan signifikan terhadap kebijakan dividen. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Anggit dan Djoko (2012) berjudul analisis

pengaruh cash position, firm size, growth opportunity, ownership, dan

return on asssets terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian variabel

ownership dan return on asssets berpengaruh positif signifikan, variabel

cash position dan firm size berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan untuk growth opportunity tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Komang dan Sudjarni (2015) berjudul analisis pengaruh likuiditas, leverage, pertumbuhan perusahaan dan


(48)

28

profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian likuiditas dan

leverage, growth berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

sedangkan profitabilitas tidak meimiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Budi, Arfan, Shabri (2016) berjudul pengaruh profitabilitas dan set kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen tunai. Hasil penlitian ini menunjukan profitabilitas berpengaruh negatif sedangkan set kesempatan investasi beroengaruh postif terhadap kebijakan dividen.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Titie (2013) berjudul pengaruh profitabilitas, investment opportunity set, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian diketahui bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan sedangkan leverage, investment opportunity set, growth tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Desi (2013) berjudul pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan kesempatan investasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

10.Penelitian yang dilakukan oleh Aqlima (2016) berjudul pengaruh

investment opportunity set, free cash flow, struktur modal, Profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menemukan bahwa free cash flow, profitabilitas berpengaaruh signifikan terhadap


(49)

kebijakan dividen, sedangkan investment opportunity set, struktur modal dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 11.Penelitian yang dilakukan oleh Revani dkk (2015) berjudul analisis

pengaruh investment opportunities, leverage, risiko pasar dan firm size terhadap dividend policy. Hasil penelitian menunjukan bahwa investment

opportunities dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan risiko pasar tidak memiliki pengarh terhadap kebijakan dividen.

12.Penelitian yang dilakukan oleh Made dan Gede (2014) berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukan bahwa cash ratio, firm size dan profitability tidak berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio sedangkan debt to total asset, growth dan debt to equity ratio tidak berpengaruh negative terhadap

dividend payout ratio.

13.Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Clara (2009) berjudul analisis pengaruh cash position, debt to equity ratio, dan return on assets terhadap

dividend payout raito. Hasil penelitian menunjukan cash position dan return on assets berpengaruh positif dan signifikan sedangkan debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.


(50)

30

C. Kerangka Teoritis dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen.

Semakin besar profit menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Profitabilitas diproksikan dengan Return on assets (ROA) dimana ROA diukur dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen

dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan

meningkatkan pendapatan dividen Partington (1989). Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen salah satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash

flow) hal ini disebabkan karena kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan profit yang tinggi, akan tetapi adanya kelebihan kas perusahaan dapat membayar dividen yang tinggi.


(51)

Menurut Wirjolukito, et al dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam mebukukan profit. Sinyal tersebut menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan perusahaan, perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung membayar dividen yang tinggi. Sinyal yang diberikan kepada para pemilik atau pihak lain yang berkepentingan ini menggambarkan bagaimana kondisi perusahaan sekarang dan dimasa yang akan datang.

Kebijakan dividen tidak bisa terlepas dari profitabilitas perusahaan karena dividen yang dibagikan tergantung dari perolehan laba yang dihasilkan perusahaan. Pembayaran dividen berasal dari laba yang diperoleh perusahaan setelah memnuhi kegiatan operasional, kegiatan investasi dan kewajiban-kewajiban baik berupa bunga dan pajak yang dimiliki perusahaan. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibayarkan. Menurut Linther dalam

Smoothing Theory dikutip oleh Komang dan Sudjarni (2015) mengatakan

bahwa kebijakan dividen bergantung pada keuntungan sekarang dan dividen tahun sebelumnya. Perusahaan penghasil profit tinggi mampu membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba ditahan untuk membiayai investasinya dengan syarat profit yang dihasilkannya cenderung stabil. Selain itu menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992) dalam Marpung dan Hardianto (2009), semakin tinggi laba maka semakin


(52)

32

tinggi aliran kas dalam perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sa mpurno (2012),Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), Aqlima Cendera Dewi (2016), Rafael Eka Putra (2013), Desy Natalia (2013), Titie Kharisma Ayu (2013). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan:

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen.

Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Nuringsih (2005) dikutip dalam Ratih (2010) menemukan mekanisme substitusi antara utang dengan dividen. Jensen dan Meckling (1976) dalam Ratih (2010) mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat


(53)

diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan (monitoring) yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut agency cost. Pengawasan eksternal yang dilakukan melalui penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga memunculkan biaya keagenan hutang.

Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Dividen dapat digunakan untuk menurunkan skala konflik antara pemegang saham dan manajemen. Hal ini yang menjadi penyebab perusahaan mencari sumber dana berupa dana eksternal untuk melakukan pembiayaan investasi baru. Dividen dapat digunakan sebagai alat untuk pengawasan atau monitoring serta mengevaluasi kinerja manajemen akan tetapi pembayaran dividen yang tinggi berdampak pada pembiayaan ekstrenal yang mahal.


(54)

34

Semakin tinggi leverage perusahaan menunjukan bahwa semakin besar kewajiban dan risiko yang dihadapi perusahaan, sebaliknya semakin rendah leverage perusahaan menunjukan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban serta memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri. Tingginya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba yang didapat perusahaan, sehingga berdampak pada pembagian dividen. Semakin tinggi utang maka semakin rendah tingkat dividen yang akan dibagikan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini dan Ni Made Dwi (2014), Ita Lopolusi (2013), Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni (2015). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :

H2 : Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

Teori keagenan menyatakan bahwa biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan dividen kas dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri. Hal ini yang menyatakan bahwa manajemen mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, sehingga adanya asimetri informasi akan mendorong manajemen menutupi


(55)

informasi mengenai kondisi perusahaan yang tidak diketahui oleh

principal. Hal ini seharusnya sesuai dengan residual theory of cash

dividend yang menyatakan bahwa adanya kelebihan kas perusahaan

sebaiknya dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya (Bambang, 2001). Likuiditas perusahaan mempunyai pengaruh besar terhadap investasi sehingga kebijakan akan keputusan kebutuhan dana menentukan pilihan akan pendanaan internal atau pendanaan eksternal yang digunakan perusahaan karena pendanaan internal lebih murah. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lacarnya, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya (Mamduh, 2012:37). Semakin besar likuiditas yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham.

Selain memperhatikan tingkat kesempatan berinvestasi serta sumber pendanaan perusahaan, likuiditas perusahaan juga harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham. Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. Hasil penelitian ini sejalan dengan Luh Fajarini dan


(56)

36

Ni Made (2014), Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni (2015). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :

H3 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen

4. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen.

Ratih (2010) menyatakan bahwa salah satu persamaan antara kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya sama-sama bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) yang akan digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Sehingga semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, begitupun sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts (1992) yang menyatakan hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Akibatnya, kebijakan dividen lebih menekankan pada pembayaran dividen yang kecil.

Teori signaling dinyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan


(57)

yang akan diperoleh sebagai hasil dari keputusan investasi yang diambil dari NPV positif (Haruman, 2008) dalam Ratih (2010). Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan kesempatan untuk berinvestasi akan memberikan keuntungan besar tidak selalu diartikan membagikan dividen yang relatif kecil atau tidak membayarkan dividen, akan tetapi pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana dengan tingkat pertumbuhan yang baik perusahaan tentunya akan megalokasikan dana yang di dapat perusahaan untuk berinvestasi sehingga akan mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham menurut Brigham (2011:211). Perusahaan biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.

Perusahaan yang sedang tumbuh dan mempunyai kondisi sangat baik cenderung lebih mengutamakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membayar dividen tunai kepada para pemegang saham ditahan oleh pihak perusahaan ketika peluang perusahaan dalam berinvestasi besar maka dividen yang dibayarkan rendah. Penelitian ini sejalan dengan Aqlima


(58)

38

Cendera Dewi (2016), Dwi dan I Made (2015), Ratih Fitria Sari (2010). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :

H4 : Investment Opportunity Set berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen

D. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen :

1. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen dilambangkan dengan (Y).

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dilambangkan dengan (X), variabel yang mempunyai pengaruh positif maupun yang pengaruh negatif dalam penelitian ini adalah :

a. Profitabilitas

b. Leverage

c. Likuiditas


(59)

Gambar 2.I

Kerangka Pemikiran Teoritis

Likuiditas(X3) Profitabilitas (X1)

Leverage (X2)

Investment Opportunity Set (X4)

H4 (-) H3 (+) H2 (-) H1 (+)


(60)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan industri manufaktur. Data yang diperoleh merupakan data sekunder berasal dari BEI.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian ini adalah sektor industri. Metode pegambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan purposive

sampling. Purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan


(61)

Adapun sampel yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI pada periode 2011 – 2015.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan annual report pada

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada periode 2011-

2015.

3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai data terkait dengan pembayaran dividen selama periode 2011 – 2015.

Untuk mengatasi keterbatasan data penelitian ini menggunakan teknik

pooling data. Data yang terbatas disebabkan karena sebagian perusahaan di Indonesia tidak membayar dividen secara berturut-turut atau teratur setiap tahunnya. Teknik ini dilakukan dengan cara menjumlah seluruh sampel pengamatan selama periode 2011-2015 maka sampel yang didapat akan meningkatkan power of test penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengolah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri manufaktur yang terdaftar dan dipublikasikan oleh BEI.


(62)

42

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan lima variabel yaitu satu variabel dependen dan empat variabel independen. Variabel dependennya adalah kebijakan dividen, keempat variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, likuiditas, dan investment opportunity set. Adapun definisi variabel penelitian dan alat ukur yang digunakan pada model regresi berikut ini :

1. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini dilambangkan (Y) yaitu Kebijakan Dividen. Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Kebijakan dividen dapat diproksikan dengan dividend yield ratio merupakan sebagian dari total

return yang akan diperoleh investor dengan membandingkan dividen per lembar dibagi harga pasar per lembar, dari segi investor rasio ini cukup berarti. Perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah karena sebagian dividen akan diinvestasikan kembali, perusahaan yang prospeknya tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi berarti pembaginya tinggi, sebaliknya perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan rendah akan mempunyai dividend yield yang tinggi. Menurut (Mamduh, 2012 : 43). Adapun rumusnya :


(63)

2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen dilambangkan (X1, X2, X3, X4) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Adapun variabel independen yang mempengaruhi dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001:122). Return on Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aktiva tertentu. Return on Assets (ROA) diukur dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Adapun rumusnya :

= � � � � �

b. Leverage

Kartika (2005) menyatakan bahwa penggunaan utang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya, pada tingkat penggunaan utang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Rasio ini


(64)

44

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Mamduh,2012:40). Adapun rumusnya :

� = � � � � �� � � �

c. Likuiditas

Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimilikinya. Current Ratio (CR) dihitung dengan membagi jumlah aktiva

lancar dengan hutang lancar yang dinyatakan dalam persen (Brigham and

Houston, 2011). Adapun Rumusnya :

=

d. Investment Opportunity Set

Investment Opportunity Set (IOS) adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan Watts (1992) meneliti proporsi hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan, dividen, dan kompensasi dikutip dalam Ratih (2010). Kesempatan investasi yang akan diproksikan dengan Market to Book Value of Aset. Dengan menggunakan proksi tersebut maka peluang investasi dirumuskan


(65)

dengan membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku (Brigham dan Daves, 2002). Oleh karena itu, semakin besar nilai pasar suatu perusahaan terhadap nilai bukunya, maka semakin besar pula peluang investasinya. Nilai pasar adalah kapitalisasi pasar (harga saham penutupan dikalikan jumlah saham yang beredar) ditambah total kewajiban. Sedangkan nilai buku perusahaan adalah total aset. Adapun rumusnya :

� =

F. Analisa Data dan Uji Hipotesis 1. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif dengan beberapa asumsi klasik untuk melakukan pengujian hipotesis dan menggunakan analisis metode regresi linier berganda untuk hipotesisnya. Penelitian ini menggunakan software SPSS 16 untuk membantu menguji model regresi. Tahapan pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2006).


(66)

46

b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat juga menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan level of significant sebesar 0,05. Data yang berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig (2-taield) lebh besar dari nilai yang sudah ditentukan.

2) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan peganggu t-1 (sebelumnya). Jika ada korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apakah nilai Durbin - Watson berkisar 1,55 sampai 2,46.


(67)

3) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 / sama dengan nilai VIF > 10.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

2. Uji Hipotesis

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda karena variabel yang dipakai lebih dari satu. Penilitian ini untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Formula dalam penelitian ini :

γ = � + ��� �� �� + ��� ��� + ��� ��� + ��� � � �� + � Keterangan :

Y = Kebijakan Dividen α = Konstanta


(1)

1.19 2.21 0.96 1.6 0.37 2.505495 1.504077 3.46 7.87 1.18 1.59 0.4 2.881292 -3.21888 0.56 15.88 0.47 1.352 0.63 1.412175 0.198851 0.69 3.31 0.38 2.79 0.49 2.228815 0.845868 0.16 1.65 1.8 0.85 0.49 1.647054 1.000632 2.55 8.19 1.61 1.75 0.56 2.182576 -1.10866 0.38 3.01 1.68 0.48 0.73 -0.17161 -0.91629 16.77 19.29 0.7 2.72 0.36 4.534828 3.066657 12 4.59 3.92 1.11 0.16 5.504564 2.908539 1.51 2.96 1.63 0.93 0.44 2.043735 0.314811 0.35 7.54 1.8 1.29 0.18 4.499339 1.693779 2.34 41.56 1.3 0.99 0.46 4.875233 0.662688 3.3 12.68 0.59 2.24 0.22 4.566497 0.476234 9.28 18.61 0.27 3.65 0.28 5.378571 2.695303 9.72 39.56 0.18 7.52 0.16 10.35914 -4.60517 5.11 13.77 0.4 3.08 0.26 4.82467 -3.50656 3.78 7.88 0.35 4.08 0.15 5.715347 0.891998 4.96 12.38 0.11 11.74 0.4 9.267013 1.570697 0.56 20.93 0.17 6.03 0.15 7.941079 2.143589 3.65 11.35 0.45 1.4 0.31 3.222129 1.985131 7.91 18.54 0.46 1.71 0.32 3.944124 2.48574 4.84 11.13 0.27 3.89 0.21 5.403022 -0.04082 1.09 16.93 0.55 1.17 0.35 3.310731 0.891998 2.34 15.54 0.7 2.15 0.41 3.522128 0.405465 2.33 12.86 0.64 2.61 0.34 4.043518 1.912501 2.36 17.97 0.43 2.41 0.3 4.473441 0.828552 0.8 0.84 0.78 1.64 0.44 1.845231 0.652325 11.21 14.25 0.29 4.36 0.23 5.839349 2.853593 1.54 2.67 1.01 0.88 0.5 1.224642 -0.65393 5.12 21.71 0.51 3.31 0.34 5.14113 -2.40795 2.73 9.83 1.3 1.82 0.57 2.114118 -4.60517 0.81 12.32 1.03 1.4 0.51 2.288518 0.678034 2.95 12.12 0.62 1.16 0.38 2.754031 1.811562 0.28 5.39 1.35 0.89 0.57 1.175967 0.806476 1.43 8.44 1.35 1.72 0.57 1.965345 0.19062 7.26 8.05 0.46 2.33 0.32 3.502418 2.425687 0.06 12.08 0.48 2.12 0.33 3.634747 1.381282

4 4.52 3.96 1.16 0.8 1.242697 1.843719

1.13 10.78 0.37 3.07 0.27 4.491878 1.332366 0.53 3.3 1.73 0.98 0.63 0.88162 0.231112


(2)

3.56 11.42 1.27 1.46 0.56 2.057046 1.819699 4.64 8.66 1.82 1.33 0.64 1.528249 1.930071 1.65 1.06 0.72 0.73 0.42 1.367689 -0.57982 1.46 6.56 0.9 1.27 0.47 1.932496 0.139762 23.24 28.64 0.25 5.26 0.2 7.769499 3.426865

0.22 8.21 0.74 2 0.42 2.787678 1.150572

0.22 8.21 0.74 2 0.42 2.787678 1.150572

4.04 39.36 2.49 0.58 0.56 4.444004

3.2 8.95 1.71 2.76 0.63 2.490964 -4.60517 2.3 12.38 0.81 1.12 0.45 2.387155 -0.63488 2.49 3.19 0.93 1.41 0.48 1.701857 -3.91202 2.05 37.36 0.97 1.78 0.49 4.659774 0.774727 2.41 9.8 0.56 2.17 0.36 3.327448 0.350657 6.12 13.86 0.28 4.31 0.22 5.836725 -3.91202

3.11 3.57 0.83 2.1 0.45 2.328246

4.48 9.91 0.44 2.8 0.31 4.015954 -4.60517 7.96 18.82 0.28 3.41 0.32 4.974799 2.571849 6.39 18.93 0.37 3.87 0.18 6.279966

7.34 34.06 0.22 4.85 0.22 7.786955 -4.60517 5.06 13.89 0.38 3.09 0.27 4.761958 -3.91202 3.81 11.95 0.15 7.73 0.39 6.69932 1.211941 2.12 40.38 2.02 0.67 0.58 4.178606 0.470004 7.83 19.61 0.16 6.15 0.37 6.424906 2.668616 4.59 6.76 0.7 0.64 0.79 -0.73526 1.532557 9.24 16 0.41 1.88 0.67 1.463086 2.405142 0.04 20.94 0.48 1.3 0.64 1.725286 0.667829 2.73 13.55 0.69 2.19 0.37 3.651274 0.262364 4.08 13.92 0.82 1.79 0.27 4.168439 -0.8675 4.84 12.99 0.2 6.73 0.14 7.842421 1.202972 3.66 10.15 0.28 4.2 0.18 5.734588 0.916291 3.94 0.22 1.9 1.19 0.26 3.361488 -1.17118 1.97 14.94 0.45 2.33 0.33 3.985797 0.837248 1.58 2.67 0.85 1.75 0.29 3.116154 1.695616 0.25 8.93 1.03 1.36 0.55 1.719017 0.741937 4.61 16.08 0.58 3.79 0.44 4.367136 -2.52573 4.15 4.44 1.84 2.06 0.39 3.360941

0.14 11.08 1.02 1.24 0.59 1.538886 0.806476 1.91 8.72 0.32 1.89 0.54 1.705405 1.437463 0.5 4.17 0.98 0.94 0.51 1.300326 0.457425 2.5 2.22 1.68 2.31 0.55 2.174595 -0.51083


(3)

0.52 18.72 0.25 3.86 0.5 4.031002 1.319086 1.08 6.06 1.02 1.63 0.21 3.948835 1.728109 20.72 31.2 0.28 4.71 0.14 8.038067 3.346389 1.5 10.75 0.6 2.41 0.47 2.843206 0.620576 0.12 6.61 1.04 1.67 0.58 1.538089 0.765468 0.34 66.91 0.8 0.98 0.6 5.683801 1.345472 0.48 8.67 1.32 1.14 0.8 0.037462 -1.17118 4.5 39.44 0.94 1.75 0.22 6.609955 0.398776 5.89 10.57 0.3 4.24 0.23 5.469374 -4.60517 4.78 17.71 0.33 2.84 0.34 4.406401 2.23858 7.49 35.5 0.21 4.97 0.22 7.975994

0.61 10.95 0.24 3.57 0.5 3.207866 1.134623 2.49 40.1 2.12 0.7 0.56 4.368223 0.357674 13.01 17.84 0.17 4.93 0.16 6.904451 2.998229 5.39 16.28 0.37 2.21 0.44 3.228107 2.186051 2.62 3.92 0.11 5.61 0.66 2.821426 0.04879 0.87 14.53 0.65 2.11 0.66 1.701048 1.105257 4.84 2.46 5.15 1.08 0.45 4.070595 2.302585 2.68 10.16 0.51 2.33 0.28 3.971285 0.559616 2.67 0.76 1.15 1.13 0.28 2.79719 -0.04082 0.47 4.53 2.64 1.05 0.58 1.890129 1.181727 0.1 2.02 0.85 1.24 0.73 -0.23455 -0.22314 2.23 8.48 0.91 2.24 0.64 1.582584 -3.50656 1.92 1.55 2.39 0.98 0.52 1.863242 -0.09431 0.7 1.94 1.71 1.38 0.68 0.685008 -0.04082 0.96 9.38 0.96 1.32 0.74 0.408553 0.71784

1.82 8 0.3 1.33 0.17 3.762218 0.879627

0.17 5.53 0.73 1.42 0.53 1.444823 0.693147 2.28 24.03 0.53 2.11 0.61 2.735866 -0.63488 2.96 9.13 0.81 1.55 0.45 2.405956 -3.91202 2.56 2.44 0.23 4.92 0.36 4.341165 0.943906 0.09 5.6 1.08 1.81 0.45 2.447129 1.181727 3.27 35.32 3.03 0.51 0.52 4.653797 0.139762 0.53 9.27 0.75 1.62 0.63 1.21558 0.277632 4.08 7.97 0.65 2.39 0.34 3.510382

3.97 17.14 0.27 3.4 0.31 4.894145 2.204972 1.96 25.32 0.29 4.59 0.35 6.07549 1.401183 2.59 9.44 0.44 1.8 0.17 4.267021 0.746688 0.58 5.6 0.25 2.91 0.53 2.147583 1.235471 4.25 25.17 0.36 3.98 0.57 4.222517


(4)

LAMPIRAN 8

HASIL REGRESI LINIER BERGANDA

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation DY 157 .03 23.24 3.5752 3.94527 ROA 157 .22 66.91 13.3505 10.76305

DER 157 .10 5.15 .8953 .77415

CR 157 .48 11.74 2.4645 1.81042

MBVA 157 .07 .80 .4232 .17047

Valid N

(listwise) 157

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 157

Normal Parametersa Mean 3.5751592

Std. Deviation 2.08639206 Most Extreme

Differences

Absolute .065

Positive .065

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .819

Asymp. Sig. (2-tailed) .514


(5)

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .529a .280 .261 3.39222 1.935

a. Predictors: (Constant), MBVA, ROA, DER, CR b. Dependent Variable: DY

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regressio

n 679.073 4 169.768 14.753 .000

a

Residual 1749.090 152 11.507 Total 2428.163 156

a. Predictors: (Constant), MBVA, ROA, DER, CR b. Dependent Variable: DY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant

) 3.218 1.184 2.717 .007

ROA .081 .026 .220 3.133 .002 .958 1.044 DER .579 .417 .114 1.386 .168 .707 1.415 CR .654 .185 .300 3.531 .001 .655 1.526 MBVA -6.738 1.758 -.291 -3.833 .000 .822 1.217 a. Dependent Variable: DY


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant

) .478 .694 .688 .492

ROA -.007 .016 -.037 -.435 .664

DER .092 .245 .037 .374 .709

CR .060 .107 .056 .556 .579

MBVA -.535 1.026 -.047 -.521 .603 a. Dependent Variable: RES


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015)

0 3 116

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 5 116

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, FREE CASH Pengaruh Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, Struktur Modal, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 18

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 3 16

PNDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 1 14

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

5 8 125