Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, VOLUNTARY DISCLOSURE,
LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:
Reza Fahlevi
NIM: 1111082000093

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I.

Data Pribadi
Nama

: Reza Fahlevi

Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta, 8 Mei 1992

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Nama Ayah

: Ahmad Zailani

Nama Ibu


: Susilawati

Anak Ke Dari

: 2 dari 3 bersaudara

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Bayam RT 002/06
No.9 Kel. Pondok Cabe Ilir, Kec.
Pamulang

Tangerang Selatan, 15418

II.

No. Telp

: 087808375123

E-mail

: reza.fahlevi0592@gmail.com

Pendidikan Formal
SD Dharma Karya UT

: Tahun 1998-2004

SMPN 2 Tangerang Selatan

: Tahun 2004-2007


SMAN 1 Tangerang Selatan

: Tahun 2007-2010

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2011-2016

vi

III.

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Divisi Sosial dan Agama Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Periode 2012-2013.
2. Sekertaris Koordinator Divisi Dana Usaha
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2013-2014

IV.


Mandiri

Himpunan

Seminar dan Workshop
1. Sebagai peserta dalam “Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi”, 23
September 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Sebagai peserta dalam “Safari Ramadhan OJK Edukasi Produk dan Jasa
Keuangan Gerakan literasi Keuangan”, 10 Juni 2014, Auditorium Harun
Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Sebagai peserta dalam “Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi”, 8
November 2012, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Sebagai peserta dalam “Industri Hulu Migas Perspektif Pembangunan
Ekonomi Nasonal”, 2 Mei 2013, Wisma Syahida Inn, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

vii


THE EFFECTS OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET, VOLUNTARY
DISCLOSURE, LEVERAGE, AND LIQUIDITY TOWARDS EARNING
QUALITY

ABSTRACT
The purposes of this research to analyze the effects of investment opportunity
set (IOS), voluntary disclosre, leverage, and liquidity towards earning quality. This
research used all the manufacture companies listed on Indonesian Exchange in the
peroid 2010 until 2014. The number of all companies that were became in this study
were 39 companies with 5 year observation. Based on method purposive sampling,
research sample total is 195 financial statements and annual report.
This research used secondary data obtain from www.idx.co.id and corporate
websites. Data analyzed by multiple regression use data panel with eviews 9. Based
on the result of multiple regression with data panel with a significant 5%, the result
of this study conclude that: 1) Investment opportunity set influences significantly
positive on the earning quality with the significant value 0,0000,05. 3) Leverage doesn’t influences on the earning quality with the
significant value 0,3770 0 berarti konservatif.
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
informasi laba merupakan perhatian utama untuk memperkirakan kinerja atau
pertanggung jawaban pihak manajemen perusahaan. Kualitas laba dapat

diartikan sebagai kemampuan informasi laba memberikan respon kepada
pasar. Dengan kata lain laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon
(power of response). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang
tercermin dari tingginya Earning Response Coefficient (ERC), menunukkan
laba yang dilaporkan berkualitas. ERC adalah reaksi atas laba yang
diumumkan (published) oleh perusahaan. Reaksi ini mencerminkan kualitas
dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan dan tinggi rendahnya ERC sangat
ditentukan dari kekuatan responsif yang tercermin dari informasi (good/bad
news) yang terkandung dalam laba. Kualitas laba yang lebih tinggi
memberikan informasi lebih lanjut tentang fitur kinerja keuangan perusahaan
yang relevan dengan keputusan spesifik yang dibuat oleh pembuat keputusan
tertentu (Dechow, 2010). Maka kualitas laba dapat dilakukan pengukuran
dengan menggunakan Koefisien respon laba atau disebut earning response
coefficient (ERC). ERC didefinisikan sebagai berikut: “An earnings response

19

coefficient measure the extent of a scurity’sabnormal market return in
response to the unexpected component of reported earnings of the firm issuing
that security.” (Scott, 2003).

Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal
return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal
(unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan
saham tersebut (Scott, 2003). ERC berguna dalam analisis fundamental oleh
investor, dalam model penilaian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi
laba perusahaan perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari
regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham
yang digunakan adalah cummulative abnormal return (CAR), sedangkan
proksi laba akuntansi adalah unexpected earning (UE). Regresi model tersebut
akan menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan
untuk analisis berikutnya.
ERC merupakan pengaruh laba abnormal (unexpected earnings)
terhadap CAR, yang ditunjukkan melalui slope coeficient dalam regresi
abnormal return saham dengan unexpected earnings (Scott, 2003). Hal ini
menunjukkan bahwa ERC adalah reaksi CAR terhadap laba yang diumumkan
oleh perusahaan.
Nilai Earnings Response Coeffisiens diprediksi lebih tinggi jika laba
perusahaan lebih persisitensi di masa depan. Demikian juga jika kualitas laba

20


semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Beta
mencerminkan risiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk
memprediksi laba dan return dimasa yang akan datang. Jika future return
tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings
perusahaan juga semakin rendah (Scott, 2003).
ERC adalah ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai
respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) yang
dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut. ERC
merupakan proksi dari kualitas laba. Penelitian ini menggunakan
pengukuran ERC (Sudarma dan Ratnadi, 2015).
3. Investment Opportunity Set
Penilaian suatu perusahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan
sekarang ini masih beragam. Di satu pihak, nilai suatu perusahaan khususnya
neraca perusahaan yang berisi informasi keuangan masa lalu, sementara di
pihak lain beranggapan bahwa nilai sekarang dari aktiva yang dimiliki
perusahaan, bahkan ada yang beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan
tercermin dari nilai investasi yang akan dikeluarkan di masa mendatang
(Pagalung, 2003) dalam (Kartina dan Nikmah, 2011). Kombinasi aktiva yang
dimiliki oleh opsi investasi di masa yang akan datang yang diukur dengan

invesment opportuity set (IOS) akan menunjukkan nilai suatu perusahaan.

21

Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak
luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan
investsasi anatara lain Myers (1984) yang memperkenalkan Investment
Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai
perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan
datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set
(IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present
value positif.
IOS (Investment opportunity set) merupakan kesempatan perusahaan
untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi
pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan
investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka
akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set
kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki
peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan

tingkat laba dan menentukan kualitas informasi laba (Oktarya, Syafitri, dan
Wijaya, 2012)
IOS (Investment opportunity set) merupakan kesempatan perusahaan
untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi
pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan

22

investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka
akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set
kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki
peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan
tingkat laba dan menentukan kualitas informasi laba.
Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang
luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun
sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di
masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat
diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan
dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan,
variabel kebijakan dan lain-lain. Proksi IOS yang digunakan dalam bidang
akuntansi dan keungan digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu IOS berbasis
harga, IOS berbasis investasi, dan IOS berbasis varian (Kallapur dan
Trombley, 2001):
1. Proksi IOS berbasis harga ( price-based proxies)
Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial
dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh

23

akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk
aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan
yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk
suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar
perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah:
market of equity plus book value of debt, ratio of book to market
value of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book
value of property, plant, and equipment to firm value, ratio of
replacement

value

of

assets

to

market

value,

ratio

of

depreciation expense to value dan earning price ratio.
2. Proksi IOS berbasis investasi ( investment-based proxies)
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang
percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang
tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi
adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to
total assets, ratio of R&D expense to sales, ratio of capital addition
to firm value, dan ratio of capital addition to asset book value.

24

3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measures).
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)
merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk
memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas
return yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS yang berbasis
varian adalah: VARRET (variance of total return), dan Market
model Beta.
Menurut Puteri dan Rohman (2012) menyebutkan bahwa investment
opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book
value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan
besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa
yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila
suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam
menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut
untuk bertumbuh, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan
meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu
perusahaan.

Secara

matematis

variabel

investment

opportunity

set

diformulasikan sebagai berikut:

MBVE =

(Share Outstanding � Closing Price)
Total Equity

25

Menurut Nurhanifah dan Jaya (2014) menyebutkan bahwa
investment opportunity dapat diukur melalui market to book value of
assets, Secara matematis variabel investment opportunity diformulasikan
sebagai berikut :

MBVA =

� −

� �

� � +(�






� �

���)

Rasio market to book value of assets ini berbanding lurus dengan
nilai IOS, semakin besar market book value of assets suatu peusahaan,
maka semakin bagus pula nilai IOSnya.
Penelitian ini menggunakan pengukuran market book value asset
(MBVE), yaitu menurut penelitian Puteri dan Rohman (2012) yang
menyebutkan bahwa investment opportunity set dapat diukur melalui
rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity).
4. Voluntary Disclosure
Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan
yang bersifat sukarela dilaksanakan perusahaan dimana pengungkapan butirbutir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku.Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
manajemen dengan pertimbangan kebijakan tertentu untuk menyampaikan
informasi yang relevan kepada pengguna informasi keuangan terkait dengan
aktivitas-aktivitas perusahaan (Indriani, dkk, 2014).

26

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dapat dengan
leluasa dilakukan perusahaan sesuai kepentingan perusahaan yang dianggap
relevan dan mendukung dalam pengambilan keputusan ekonomi yang akan
dilakukan oleh pengguna informasi tahunan (annual report) (Adhi, 2012).
Sedangkan pengungkapan sukarela dalam SAK No.1 paragraf 12 (IAI, 2009)
dijelaskan sebagai berikut: Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari
laporankeuangan,

laporan

mengenai

lingkungan

hidup

dan

laporan

nilaitambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna informasi yang
memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup
Standar Akuntansi Keuangan.
Berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002, telah
disebutkan informasi-informasi yang wajib disampaikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Tingginya
kebutuhan informasi mengenai prospek perusahaan bagi para stakeholder
menuntut

sebagian

besar

manajemen

perusahaan

untuk

melakukan

pengungkapan informasi keuangan melebihi dari informasi yang diwajibkan
oleh BAPEPAM, dimana pengungkapan ini disebut dengan pengungkapan
sukarela (Baskaraningrum dan Merkusiwati, 2012).

27

Pengungkapan sukarela bisa mengungkapkan butir-butir informasi
selain yang berkaitan tentang keuangan perusahaan yang dilakukan secara
leluasa dimana tidak menghalangi manajemen untuk memberikan tambahan
pengungkapan secara sukarela.Standar-standar akuntansi biasanya tidak
mewajibkan pengungkapan yang maksimal, tetapi tidak menghalangi
manajemen untuk untuk memberikan tambahan pengungkapan informasi
secara sukarela. Pertimbangan manajemen dalam kebijakannya untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela umumnya dipengaruhi oleh faktor
biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara
sukarela bila manfaat yang diperoleh pengungkapan informasi tersebut lebih
besar dari biayanya (Sutomo, 2004).
Luas dari pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan
mampu merubah nilai perusahaan disamping pengumuman laba perusahaan.
Perusahaan yang melakukan lebih banyak pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunannya dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan
perusahaan

yang

luas

pengungkapan

sukarelanya

kurang.

Adanya

pengungkapan sukarela mampu memberikan informasi tambahan serta
menguran

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92