HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA BESERTA SUAMI DENGA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

(1)

GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Rizkiariati Widya Sari 20120320137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Rizkiariati Widya Sari 20120320137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizkiariati Widya Sari NIM : 20120320137

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiyah yang penulisa tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiyah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 04 November 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia

Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13) Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi

warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai

Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi. Ibunda dan Bapak Tercinta

Untuk ibuku “ Asmawati” dan bapakku “ Samsul Rizal”, Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan bapak bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,

Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih bapak...

My Brother’s dan Sister

Untuk adikku “ M Reza Fahlefi, Ali jordan, Zahwa Aulia Putri, Sri Nurlaela Sukanti, Najwa Maha”, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua...

My Sweet Heart

Sebagai tanda cinta kasihku, karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku. Terimakasih “ Samsul Hadi”


(6)

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, petunjuk dan hiyadahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif” proposal ini disusun sebagai sebagian syarat memperoleh derajat sarjana keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah. 2. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep., Sp. Mat., selaku Kepala Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah.

3. Dewi Puspita, S.Kp., M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis dalam menyusun proposal.

4. Yuni Astuti, M. Kep.,Ns.,Sp.Kep.Mat selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan proposal ini.

5. Ibu ( Hj Asmawati) bapak (H. Samsul Rizal) serta adik ( Muhammad Reza Fahlefi) tercinta yang selalu memberikan semangat yang tiada batas.


(7)

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang ilmu keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 03 Januari 2017

Penulis


(8)

Pernyataan Keaslian Penelitian ………... iii

Halaman Persembahan ………. iv

Kata Pengantar ………... v

Daftar Isi ………...... vi

Daftar Gambar ……… viii

Lampiran ………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

E. Keaslian Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 10

1. Definisi Pengetahuan ………... 10

2. Tingkat Pengetahuan ……….. 10

3. Konsep ASI Eksklusif ……… 12

a. Definisi ASI eksklusif ……….. 12

b. Manfaat ASI eksklusif ……….. 13

c. Kandungan ASI eksklusif ………... 15

d. Cara posisi menyusui yang baik ………... 18

e. Manajemen menyusui pada ibu bekerja ………... 19

f. Pemberian ASI perah ………... 20

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ……….. 21

h. Manfaat tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI ………. 23

i. Manfaat tingkat pengetahuan ayah dalam pemberian ASI ……….. 24

j. Peran ibu dalam pemberian AS I………... 25

k. Peran ayah dalam pemberian ASI ……… 25

B. Kerangka teori ……… 27

C. Kerangka konsep ………... 28

D. Hipotesis ………. 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 30

B. Populasi dan Sampel penelitian ……….. 30

C. Lokasi dan Waktu ………... 31

D. Variabel Penelitian ………. 32

E. Definisi Operasional ………... 33


(9)

J. Etik Penelitian ……… 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Depkripsi wilayah penelitian ………... 45

1. Gambaran umum lokasi penelitian ………. 45

2. Karakteristik responden ……….. 46

3. Hasil analisis ……….. 48

a) Analisis univariat ……… 48

b) Analisis bivariat ……….. 51

4. Pembahasan ……… 53

a. Karakteristik Ibu Bekerja di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul ………. 53

b. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif …………... 58

c. Tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif ..……….. 59

d. Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja beserta suami ………….. 61

e. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif ………... 63

f. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul …….. 68

g. Keterbatasan Penelitian ………. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 71

B. Saran ………... 72

DAFTAR PUSTAKA ………... 73


(10)

(11)

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuisoner Penelitian

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Survey Pendahulan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 5. Lembar Hasil CVI

Lampiran 6. Surat Keterangan Kelayakan Etik Penelitian Lampiran 7. Surat Izin Penelitian


(12)

(13)

(14)

Rizkiariati Widya Sari (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

INTISARI

Menurut UNICEF, cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% pada tahun 2011. Target cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah 80%. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan,pengetahuan dan dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja yang berusia 20-35 tahun beserta suami yang mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35 suami. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan total sampling / sampling jenuh. Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dapat diambil simpulan bahwa: Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul sebagian besar adalah responden memberikan ASI ekslusif. Ada hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul p value sebesar 0.004 (p = 0,004 < 0,05). Tidak ada hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul dengan nilai p value sebesar 0.423 (p = 0,423>0,05).

Bagi puskesmas diharapkan dapat membuat program berupa adanya penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang persiapan menyusui dan pemantauan pemberian ASI setelah ibu melahirkan dan meningkatkan peran serta orang tua dalam kelompok pendukung ASI eksklusif. Kata Kunci: Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami, Pemberian Asi Eksklusif


(15)

Rizkiariati Widya Sari (2012) : RELATIONSHIP OF MOTHER WORKING KNOWLEDGE AND HUSBAND WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN THE POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Advisor : Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

ABSTRACT

According to UNICEF, the average coverage of exclusive breastfeeding in the world was 38% in 2011.The low coverage of exclusive breastfeeding due to: the knowledge of mothers are less about exclusive breastfeeding, the circulation of myths breastfeeding unfavorable eg breastfeeding reduces breast beauty, the bustle of working mothers and short maternity leave, knowledge and support of the family, especially the husband can determine the success or failure breastfeeding. This study attempts to know the correlation between knowledge of working mothers and their husbands to the exclusive breastfeeding. This study used cross sectional design. The population research is a mother working 20-35 years old and husband who have the babies 0-6 months old is are oblique bangunjiwo urban districts pity bantul were 35 the mother working and 35 the husband. This sampling technique using total sampling / sampling saturated. In this research, data collection using questionnaires. The analysis used univariate and bivariate analysis using the Kolmogorov-Smirnov.

Can be taken drawing conclusions that: Exclusive breastfeeding in working with their husbands in Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul majority of respondents give exclusive breastfeeding. There was a level knowledge a mother working by the provision of breastfeeding exclusive the posyandu bangunjiwo pity bantul p value of 0.004 ( p = 0,004 > 0.05 ).There was no level knowledge husband by the provision of breastfeeding exclusive the posyandu gendeng bangunjiwo kasihan bantul with the p value of 0.423 ( p = 0,423 > 0.05). For puskesmas is expected to make the program of the counseling to the community to improve the delivery of breastfeeding exclusive in nursing mother, giving counseling to pregnant women preparation of suckling and monitoring the provision of breastfeeding after the mother gives birth and enhance the role of older people in a support group breastfeeding exclusive .

Keyword: knowledge a mother working and husband , the provision of breastfeeding exclusive


(16)

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Air susu ibu diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya, dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur’an, QS. A l-Baqoroh ayat 233 mengatakan: “para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. ASI merupakan makanan pertama dan terbaik pada bayi dan juga tanpa zat kimia.”

WHO (World Health Organization) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. ASI tidak hanya makanan tetapi juga penyelamat kehidupan, seperti ASI bisa membantu bayi terhindar dari penyakit. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan ASI (Evareny et al, 2010). Di Indonesia juga menerapkan kebijakan terkait pentingnya ASI eksklusif yaitu dengan mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang pemberian ASI eksklusif yang telah diputuskan tanggal 1 Maret 2012 ini berisi tentang pemberian ASI eksklusif dalam peraturan pemerintah ini dibuat guna menjamin


(18)

pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, selain itu, kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Peraturan Pemerintah, 2012).

Menurut UNICEF, cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% pada tahun 2011. Target cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah 80%. Tahun 2010 cakupannya di Indonesia hanya 61,3%, tahun 2012 sebesar 48,6%, tahun 2013 sebesar 30,2%, dan data cakupan di Wilayah DIY pada tahun 2013 sebesar 51,6% di Kabupaten Sleman sebesar 80,23%, di Kabupaten Kulon Progo sebesar 70,4%, di Kabupaten Bantul sebesar 62,05%, di Kabupaten Gunung Kidul sebesar 56,5%. Walaupun di kota Yogyakarta cakupan ASI eksklusif hanya sebesar 51,6% tetapi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 46,4% dan di Kabupaten Bantul yang mengalami penurunan yaitu sebesar 63,51%. Dari rata-rata di atas dapat di simpulkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 80% ( Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2014)

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan, pengetahuan dan dukungan


(19)

keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui (Evareny et al,2010).

Pengetahuan memegang peranan penting bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan (Notoatmodjo, 2014). Menurut penelitian Rohani (2007) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal ini menunjukaan akan terjadi peningkatan pemberian ASI eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif.

Calon ayah berperan aktif terhadap berhasilnya pemberian ASI berdasarkan pada tingkat pengetahuan tentang ASI, suami yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif akan cenderung memiliki perhatian yang lebih untuk ibu menyusui, sehingga proses menyusui dipelajari dan dikembangkan pengetahuan mengenai laktasi sehingga suami mendapatkan manfaat yang optimal (Roesli, 2005). Menurut penelitian Evariny (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami terhadap pemberian ASI. Pengetahuan suami yang tinggi mempunyai prevalensi 1,84 kali lebih tinggi untuk mempraktikkan pemberian ASI secara eksklusif dibandingkan dengan suami yang berpengetahuan rendah.

Suami harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI pada ibu bekerja sehingga bisa mendukung terlaksananya pemberian ASI eksklusif. Menurut penelitian Los Angeles (2006) mendapatkan hasil yang melalui intervensi berupa edukasi ke ayah tentang manajemen laktasi, tentang


(20)

perawatan dan penggunaan pompa ASI, penyimpanan ASI perah, serta cara mengatasi kesulitan menyusui yang terkait payudara, menunjukkan bahwa rata-rata ayahnya mengikuti program edukasi adalah sebesar 69% di mana bayi tersebut masih menerima ASI eksklusif hingga enam bulan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2013 menunjukkan bahwa saat ini angka ibu bekerja di Indonesia cukup besar dimana jumlah pekerja wanita tahun 2012 di Indonesia mencapai 46,51 juta jiwa, terjadi peningkatan jumlah pekerja wanita mencapai 46, 80 juta jiwa pada tahun 2013 dan sekitar 32, 17 juta jiwa berada dalam usia produktif. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliarsi di kelurahan Sawangan Depok Jawa Barat tahun 2012 didapatkan hasil sebagian besar ibu bekerja memiliki fasilitas penunjang di tempat kerja (66,7%) memberikan ASI eksklusif dan sebagian kecil ibu bekerja yang tidak memiliki fasilitas penunjang ditempat kerja (33,3%) tidak memberikan ASI eksklusif, sehingga dapat disimpulkan bahwa yang memiliki fasilitas penunjang ditempat bekerja sebagian besar dapat memberikan ASI eksklusif. Ibu yang pengetahuan tentang ASI luas, baik mengenai manfaat, tujuan, kapan dan sebagainya dengan sendirinya ia akan memberikan ASI kepada anaknya. Ibu–ibu bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2007).


(21)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 18 Maret 2016 di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul wilayah binaan Puskesmas Kasihan 1 Bantul, data dari kader posyandu Gendeng Bangunjiwo menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai bayi usia 0-24 bulan sebanyak 125 orang ibu. Hasil wawancara dengan ibu kader yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan dan memiliki pekerjaan diluar rumah beserta bayi diasuh oleh keluarga maupun baby sister sebanyak 35 orang.

Pada survey tersebut peneliti menanyakan kepada 5 ibu pekerja beserta suami yang mempunyai anak diatas 6 bulan. Hasil menunjukkan bahwa ibu bekerja beserta suami yang memberikan ASI secara eksklusif dan pengetahuan suami yang baik tentang peberian ASI eksklusif sebanyak 1 orang dan 4 orang sisanya memberikan ASI ketika pulang kerja dan di berikan susu formula saat ditinggal bekerja dan suami menyatakan memberikan ASI ketika ibu berangkat bekerja dan pulang bekerja, pada saat ibu bekerja bayi di berikan susu formula dan buah pisang agar bayi tidak menangis. Dari permasalahan di atas penelitian ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian sebelumnya sudah banyak meneliti tentang tingkat pengetahuan ibu bekerja tetapi tingkat pengetahuan suami ibu bekerja atau ayah bayi terkait pemberian ASI eksklusif belum banyak diteliti. Oleh karena itu penting untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif.


(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif

2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami/ayah tentang ASI eksklusif

3) Untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif pada ibu bekeja beserta suami

4) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif

D. Manfaat Penelitian 1. Ibu bekerja

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan ibu bekerja tentang arti penting ASI eksklusif pada bayi.


(23)

2. Manfaat bagi suami

Sebagai bahan informasi dan tambahan pengetahuan suami mengenai ASI eksklusif untuk mendukung ibu bekerja dalam pemberian ASI eksklusif.

3. Institusi kesehatan

Sebagai bahan informasi untuk memberikan penyuluhan kepada ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

4. Bagi Instansi Tempat Bekerja

Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mendukung program pemberian ASI pada ibu bekerja. Cara mendukung program pemberian ASI pada ibu bekerja yaitu dengan cara menyediakan waktu untuk memerah ASI, dan menyediakan fasilitas khusus pojok laktasi pada ibu yang sedang menyusui.

E. Keaslian penelitian

1. Dahlan, Mubin, dan Nintyasari (2011) meneliti tentang hubungan status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Palebon kecamatan Pedurungan kota Semarang, Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan status pekerjaan sebagai variabel independen dan pemberian ASI eksklusif sebagai variabel dependen, menggunakan 90 populasi dan 47 sampel, dan menggunakan uji chi square sebagai uji statistik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara menganalisis hubungan antara


(24)

status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil perhitungan menggunakan continuity correction dengan nilai R = 10,28 dan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah dimana penelitian yang dilakukan Dahlan, Mubin, dan Nintyasari dilihat dari judul hubungan status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif, kedua dilihat dari variabel independent yaitu status pekerjaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif, kedua variabel independent yaitu ibu bekerja beserta suami.

2. Sari,Mulyonodan Andarsari (2011) meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang mempunyai bayi umur 7-9 bulan di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sejumlah 35 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total populasi. Variabel bebas penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu bekerja dan variable terikat adalah pemberian ASI eksklusif, uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square penelitian sebagian besar pengetahuan responden tentang ASI eksklusif dalam kategori


(25)

kurang yaitu sebanyak 45,7%, sebagian besar responden tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya hingga usia 6 bulan yaitu sebanyak 85,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga umur 6 bulan bagi ibu yang bekerja di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah dimana penelitian yang dilakukan Sari, Mulyono dan Andarsari dilihat dari judul hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif hanya mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif saja, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengetahuan a. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan merupakan perilaku paling sederhana dalam urutan perilaku kognitif. Seseorang dapat mendapatkan pengetahuan dari fakta atau informasi baru dan dapat di ingat kembali. Selain itu pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman hidup yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mempelajari informasi yang penting (Potter dan Perry, 2010).

b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan tercakup dalam domain kognitif, ada 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kemampuan mengingat kembali


(27)

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya (real). Aplikassi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. 4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuaan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, antara lain: seperti


(28)

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Konsep ASI Eksklusif A. Pengertian

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah itu diberi makana padat pendamping yang cukup dan sesuai. Sedangkan ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Sripurwanti Hubertin, 2005).


(29)

Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik. Perusahaan, lingkungan dan masyarakat pun lebih mudah mendapatkan keuntungan ( Roesli, 2005).

B. Manfaat Pemberian ASI

Menurut Roesli (2006), terdapat banyak manfaat ASI bagi bayi diantaranya adalah sebagai sistem imunitas yang baik, bayi yang mendapatkan ASI dari ibunya akan memiliki sistem imunitas seperti daya tahan tubuh bayi yang lebih baik dari pada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI atau bayi yang mendapatkan susu formula. Selanjutnya sebagai kadar imunoglobulin yaitu zat-zat pembentuk kekebalan tubuh yang sangat tinggi terdapat pada kolostrum. Kolostrum merupakan cairan kuning kental terdapat pada ASI pertama yang keluar setelah ibu melahirkan, ASI juga mengandung kekebalan tubuh yaitu antibodi yang akan dapat memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir (Kelly, 2010). Bayi dengan ASI eksklusif juga akan memiliki IQ( intelligence Quotient ) dibandingkan pada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI.Anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ lebih rendah 7-8 poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI secara eksklusif (Yuliarti, 2010). Selain itu, bayi dengan ASI eksklusif akan memiliki perkembangan psikomotorik lebih cepat


(30)

dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI. Bayi yang mendapatkan ASI dapat berjalan dua bulan psikomotorik akan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula. Bayi yang mendapat ASI akan memiliki perlindungan gigi yang lebih baik sebab, adanya kadar selenium merupakan mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antidioksidan untuk meredam aktifitas radikal bebas, dalam ASI yang cukup tinggi (Roesli, 2007).

Bayi yang mendapat ASI akan memiliki perkembangan penglihatan yang baik karena didalam ASI mengandung asam omega 3 dan juga dapat membantu bayi cepat berbicara karena saat menyusu pada ibu bayi melakukan gerakan mengisap yang lebih kuat sehingga akan membantu memperkuat otot pipi sehingga dapat membantu bayi cepat berbicara. Selain bermanfaat untuk bayi, ASI eksklusif juga bermanfaat bagi ibu yaitu yang untuk mencegah perdarahan, menyusui bayi setelah lahir, dapat merangsang kontraksi otot-otot pada saluran ASI dan membuat ASI keluar. Selanjutnya untuk mencegah anemia defisiensi zat besidengan menyusui, dapat mencegah perdarahan pasca persalinan dan dapat mengurangi terjadinya resiko defisiensi (kekurangan) darah yang menyebabkan anemia pada ibu. Pemberian ASI eksklusif juga akan mengurangi berat badan ibu, jumlah kalori yang terbakar adalah sebesar 200 hingga 500 kalori


(31)

per hari sehingga dapat membantu ibu mengurangi berat badan (Roesli, 2007).

Dalam proses menyusui, hubungan batin ibu dan anak akan bertambah kuat. Ibu akan merasa dibutuhkan dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu untuk sang bayi dan bayi akan merasa aman, nyaman dalam pelukan ibunya. Menyusui secara eksklusif juga bermanfaat untuk mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium pada ibu, dan diperkirakan pencegahannya mencapai 25 %. Pemberian ASI secara Eksklusif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Isapan bayi pada payudara ibu akan merangsang hormon prolaktin yang berfungsi menghambat terjadinya pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan (Wahyu 2010 ).

Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi negara yaitubisa menjadi sarana penghematan devisa untuk pembelian susu formula serta perlengkapan menyusui, menciptakan generasi penerusan bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara dan juga untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

C. Kandungan ASI

Terdapat kandung ASI seperti kolostrum adalah Air Susu Ibu yang pertama kali keluar yang berwarna kekuning-kuningan kental dan agak lengket. Manfaat kolostrum: pertama kolostrum


(32)

mengandung kekebalan terutama (Ig A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare, kedua kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah melahirkan, jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, ketiga untuk membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Roesli, 2007).

Protein dalam ASI terdiri dari Casein (yang sulit dicerna) dan Whey (yang mudah dicerna). ASI mengandung total protein lebih rendah tapi lebih banyak “Soluble whey protein”. Komposisi ini membentuk gumpalan lebih lunak sehingga lebih mudah dicerna dan diserap (Khasanah, 2011). Lemak, adalah penghasil kalori (energi utama) dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Separuh dari energi ASI berasal dari lemak yang mudah diserap dan dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena adanya enzim lipase dalam ASI(Kristiyansari, 2009).

Laktose adalaha zat gizi ini merupakan komponen utama karbohidrat dalam ASI, jumlah laktose dalam ASI tidak banyak berfariasi antara ibu-ibu yang menyusui. Dibandingkan dengan susu sapi, kandungan laktose dalam ASI lebih banyak. Disamping


(33)

merupakan sumber energi yang mudah dicerna, beberapa laktose diubah menjadi asam laktat, asam laktat ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tak diinginkan dan mungkin dalam penyerapan kalsium dan mineral-mineral lainnya. Mineral, susu ibu mengandung sedikit kalsium dibandingkan dengan susu sapi, tetapi karena kalsium ASI mudah diserap maka kalsium ASI cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi (IDAI, 2008)

Vitamin, kandungan vitamin pada ASI umumnya hampir selalu mencukupi kebutuhan bayi, meskipun kadarnya dapat bervariasi dengan makanan ibu. Konsentasi vitamin A pada ASI lebih tinggi dari pada kandungan dalam susu sapi. Pada periode segera setelah lahir konsenterasi Vitamin K pada kolostrum dan ASI awal akan lebih tinggi dari pada ASI yang dihasilkan kemudian. Kandungan Vitamin E dalam ASI biasanya telah memenuhi kebutuhan bayi, kecuali bila ibu mengkonsumsi lemak tak jenuh yang berlebihan tanpa disertai peningkatan konsumsi vitamin E yang seimbang. Kandungan vitamin D dalam ASI umumnya rendah, namun bagi bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu dalam periode yang cukup jarang menderita riketsia selama memperoleh sinar matahari yang cukup (Arini, 2012).


(34)

D. Cara posisi menyusui yang baik :

Posisi Menyusui Menurut Saryono(2010), ada 3 macam posisi menyusui yang benar:

Posisi dekapan atau posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono, 2010).

Posisi football hold, posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2010).

Posisi berbaring posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2010).


(35)

E. Manajemen menyusui pada ibu bekerja

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif meskipun cuti bekerja hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2005).

Hal yang perlu diperhatikan pertama yaitu susui sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam sekali, biasakan pada malam hari untuk menyusui bayi, porsi makan malam dipebesar dan ibu tidak perlu takut untuk menjadi gemuk, tambahkan susu satu gelas untuk ibu sebelum ibu tidur, susui bayi pada pagi hari, dan keluarkan sampai payudara kosong setiap kali habis menyusui. ASI dapat disimpan di dalam kulkas atau termos yang diberi es. Susu ini dapat diberikan kepada bayi di rumah ketika ibu ada di kantor, ASIP memiliki masa kadaluwarsa yang tergantung pada tempat penyimpanan. Jika ibu rajin memerah, Ibu dapat mempunyai stok ASIP untuk 1-2 bulan. Membuat stok dalam kemasan sekali minum, misal 60 ml agar ASIP yang tersisa tidak terbuang sia-sia, bila ibu bekerja sampai sore maka di tempat kerja ibu harus secara rutin memeras susu dengan tangan dan menyimpan susu dalam botol, pada malam hari usahakan bayi dapat menyusu sedikitnya 3x, hindari


(36)

penggunaan kontrasepsi yang mengandung estrogen, hindari penggunaan dot pada saat memberi ASI, gunakan sendok kecil (Purwanti, 2012).

Berikut ini panduan ketahanan ASIP pada beberapa keadaan (Swandari, 2013):

1. Suhu ruang (sekitar 25oC) : sekitar 6-8 jam, 2. Cooler bag /termos es (suhu 15-4oC) : 24 jam, 3. Refrigerator (kulkas bawah) (suhu 0-4oC) : 5 hari,

4. Freezer pada kulkas berpintu satu (suhu -15oC) : 2 minggu,

5. Freezer pada kulkas berpintu dua (suhu -18oC) : 3-4 bulan, 6. Freezer khusus / freezer untuk es krim (suhu -20oC) :6-12

bulan.

F. Pemberian ASI Peras

ASI yang telah dikeluarkan adalah adalah cara pemberiannya pada bayi. Jangan diberikan dengan botol/dot, karena hal ini akan menyebabkan bayi “bingung putting” berikan pada bayi dengan menggunkan cangkir atau sedok, sehingga bila saatnya ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu (Poernomo, 2009).

Cara pemberian dengan mengunakan cangkir:

1) Ibu atau yang memberi minum bayi, duduk dengan memangku bayi. Punggung bayi dipegang dengan lengan.


(37)

2) Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi.

3) Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi menghisap ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan). 4) Berikan sedikit waktu istirahat setiap kali menelan.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Menurut (Siregar, 2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah :

Pengetahuan ibu menurut penelitian Rohani (2007) menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini menunjukaan akan terjadi peningkatan pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberikan ASI perah, ASI perah diminum 2 kali selama 15 menit tetapi banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup, dan beberapa alasan ibu bekerja memberikan makanan tambahan kepada bayinya karena tempat kerjanya jauh, tidak ada penitipan anak (Mardiati, 2006).

Faktor dukungan keluarga dan suami. Dukungan ayah sangat penting dalam suksesnya menyusui, terutama untuk ASI


(38)

Eksklusif. Menurut Roesli (2014), ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis, mental dan keturunan maka tugas Ayah ASI di sini membuat ibu menyusui lebih baik psikisnya, perasaan dan mentalnya.

Faktor sosial budaya, misalnya ibu bekerja atau kesibukan sosial yang lain, meniru orang lain memberikan susu botol pada bayinya dan merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya (Roesli, 2014)

Faktor psikologis, psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui, ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI maka produksi ASI nya berkurang, misalnyaibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan, dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya karena kurang dukungan suami, ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis, mental (Prasetyono, 2009).

Faktor petugas kesehatan, kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir (Roesli, 2014).


(39)

Faktor promosi susu formula, peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya keengganan untuk menyusui baik di desa dan perkotaan hingga ke tempat pelayanan kesehatan (Roesli, 2014).

Faktor umur ibu dan suami yaitu usia ibu dan suami yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Arini, 2012). Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui yaitu 20-35 tahun. Umur yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, sementara umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI (BKKBN, 2011).

H. Manfat tingkat pengetahun ibu dalam pemberian ASI

Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui. Menurut istiarti (2007), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat. Penelitian terhadap 220 ibu di Porto Alegre, Brazil


(40)

diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian pemberian ASI eksklusif lebih awal yaitu usia ibu yang masih muda, pengaruh nenek, pengetahuan tehnik menyusui yang kurang, antenatal care kurang dari 6 kali dan adanya luka puting susu (Santo et al., 2007). Sedangan, hasil penelitian Handayani (2007) di Puskesmas Sukawarna menujukkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif sebagian besar katagori kurang dan ibu yang bekerja tingkat pengetahuannya lebih baik dari ibu yang tidak bekerja.

I. Manfaat tingkat pengetahua ayah dalam pemberianASI

Pengetahuan suami mengenai ASI eksklusif dapat diterapkan agar suami dapat menjadi partner yang baik bersama istri untuk merencanakan ASI yang eksklusif untuk bayi mereka dan juga pengetahuan ayah tentang ASI untuk memberikan pengarahan dan saran pada ibu tentang pentingnya ASI (Roesli, 2014). Pengetahuan suami yang rendah mengenai ASI eksklusif antara lain disebabkan bahwa suami beranggapan bahwa mengurus anak bukanlah tugas seorang suami, dan juga disebabkan karena adanya anggapan suami bahwa menyusui adalah hal yang merepotkan (Februhartanty, 2008).


(41)

J. Peran ibu bekerja dalam pemberianASI

Peran ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu untuk menumbuhkan rasa kasih sayang kepada bayinya, muncul ikatan emosional antara bayi dan ibu seperti menenangkan bayi saat menangis. Karena itu tepatlah ketika Islam memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya hingga bayi berusia dua tahun (QS Al-Baqarah [2]: 233).

K. Peran suami dalam pemberian ASI

Ayah ASI merupakan ayah yang mampu membuat istri nyaman dan merupakan kunci keberhasilan ASI eksklusif. Dengan dukungan suami, ASI akan keluar lancar dan berkualitas. Ayah ASI bisa mengupayakan bayinya mendapatkan ASI dengan berbagai cara, seperti halnya pemberian ASI Perah (ASIP). ASIP merupakan ASI yang diperah, disimpan di botol dan kemudian dimasukkan ke dalam freezer, kulkas atau termos es yang bersih untuk kemudian diminumkan kepada bayi (Roesli, 2014).

Peran suami dalam pemberian ASI eksklusif membantu ibu merasa nyaman saat posisi menyusui dengan memberikan dukungan zat gizi, membantu pekerjaan rumah tangga, menyendawakan dan menghibur bayi, menjaga ibu dari kelelahan, membantu mengganti popok, memijat buah hati, memandikan bayi (Riordan, 2015). Selain itu peran ayah yaitu mencari informasi mengenai pemberian ASI dan pola pemberian makan bayi, memilih


(42)

tempat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, tempat untuk bersalin, tempet untuk pemeriksaan pasca persalinan atau imunisasi (Februhartanty, 2008). Peran ayah sangat penting karena perhatian seseorang ayah dapat memotivasi bagi ibu untuk mendorong ibu proses menyusui bagi bayinya walaupun dalam situasi masalah menyusui, suasana kehidupan rumah tangga yang damai dan tenang sangat penting bagi ibu yang sedang menyusui (Anonymous, 2006).

Menurut Tan (2011) dalam sebuah penelitiannya di Malaysia menunjukkan bahwa praktek menyusui secara eksklusif lebih banyak ditemukan pada ibu yang didukung oleh suami dibandingkan tanpa dukungan suami. Berdasarkan penelitian Clifford dan McIntyre tahun 2008, menunjukkan bahwa suami, keluarga dan teman-teman dapat memiliki dampak yang signifikan dalam mendukung menyusui (Laanterä, et al, 2010).


(43)

B. Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka teori

Sumber: Mubarak (2007) dan Wawan (2011) Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif : 1. Umur

2. Pengetahuan ibu 3. Pengetahuan suami atau

bapak 4. Pekerjaan

5. Faktor dukungan keluarga dan suami

6. Faktor psikologis 7. Faktor sosial budaya 8. Faktor petugas kesehatan 9. Faktor susu formula

ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI

Eksklusif 2. Manfaat ASI 3. Kandungan

ASI 4. Cara posisi

menyusui yang baik

5. Manajemen menyusui pada ibu bekerja 6. Manfaat tingkat

pengetahuan ayah dalam pemberian ASI 7. Manfaat tingkat

pengetahua ayah dalam pemberianASI 8. Peran ibu

dalam

pemberian ASI 9. Peran ayah

dalam


(44)

C. Kerangka Konsep

1. Pengetahuan ibu bekerja

2. Pengetahuan suami atau bapak

Gambar 2 Kerangka konsep

Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti :

Pemberian ASI

Eksklusif

Tidak

Faktor pengganggu pemberian ASI Eksklusif :

1. Pengaruh media masa

2. Pengaruh orang yang dianggap penting, tidak tersedia fasilitas pendukung di tempat kerja


(45)

D. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.

Ha :Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.


(46)

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

B. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja beserta suami yang mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35 orang suami.

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2012), menyebutkan bahwa sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.Menurut Riwidikdo (2013), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi menjadi sampel.Pada penelitian ini sampel yang digunakan dengan


(48)

jumlah 35 ibu bekerja beserta suami. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan total sampling / sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh / total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu yang mempunyai riwayat menyusui bayi usia 0-6 bulan sambil bekerja.

b. Suami yang tinggal satu rumah dengan ibu bekerja / istri

c. Ibu dan suami yang bisa baca tulis. C. Lokasi dan waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan(Notoatmodjo, 2012).Pengambilan data dilakukan dalam rentang waktu 3 hari yaitu tanggal 16 – 18 Agustus 2016.

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Gendeng KelurahanBangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.


(49)

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian dicari kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Variable-variabel yang di amati adalah : 1. Variable Bebas

Variabel independent (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono 2009).Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami.

2. Variabel Terikat

Variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009).Variabel terkait pada penelitian ini adalah dengan pemberian ASI eksklusif.


(50)

E. Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristk yang diamati (Notoatmojo, 2012)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi oprasional Alat ukur Skala

ukur

Hasil ukur

1 Tingkat

pengetahuan ibu bekerja. Pengetahuan ibu bekerja adalah, pemahaman yang dimiliki ibu bekerja tentang ASI eksklusif meliputi, pengetahuan ASI eksklusif, manfaat, kandungan ASI, dampak tidak diberikan ASI, cara penyimpnan ASI.

Kuesioner Skala

ordinal <56% : pengetahuan rendah, 56-75% : pengetahuan sedang, 76-100% : pengetahuan tinggi

2 Tingkat

pengetahuan suami. Pengetahuan suami adalah, pemahaman yang dimiliki suami tentang ASI eksklusif meliputi, pengetahuan ASI eksklusif, manfaat, kandungan ASI, dampak tidak diberikan ASI, cara penyimpnan ASI.

Kuesioner Data

ordinal <56% : pengetahuan rendah, 56-75% : pengetahuan sedang, 76-100% : pengetahuan tinggi

3 Pemberian ASI

eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif

Adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa ada

tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin sejak lahir sampai dengan bayi usia sekarang.

Kuesioner Data

nominal

Ya: ASI eksklusif Tidak:tidak ASI eksklusif


(51)

Ya : Jika dari lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

Tidak : Jika dari bayi lahir sampai usia bayi sekarang pada saat

pengambilan data pernah diberikan tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

F. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari :

1. Identitas responden meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan dan pengalaman menyusui yang berapa.

2. Kuesioner pengetahuan mengenai seberapa jauh pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif dalam bentuk 20 pertanyaan yang digunakan adalah closeended questions atau kuesioner pertanyaan yang digunakan adalah multiple choice. Instrumen ini disusun berdasarkan pengertian ASI eksklusif sebanyak 3 butir pertanyaan, pengetahuan tentang manfaat ASI


(52)

sebanyak 5 butir pertanyaan, pengetahuan tentang komposisi ASI sebanyak 2 butir pertanyaan, cara pemberian ASI sebanyak 4 butir pertanyaan, pengetahuan tentang ASI perah dan 4 butir pertanyaan cara penyimpanan ASI dengan empat pilihan jawaban. Hasil kuesioner pengetahuan diolah dengan mencari nilai skor masing-masing responden. Dimana apabila responden menjawab benar akan diberi skor 1 dan apabila salah diberi skor 0. Selanjutnya ditotal dengan keseluruhan item pertanyaan. Sehingga dari skala pengetahuan yang berisi 20 pertanyaan skor terendah 0 tidak ada yang benar dalam menjawab pertanyaan dan skor tertinggi 20 benar semua dalam menjawab petanyaan.

Rumus:

Keterangan: P: Persentase

a: Jumlah pertanyaan yang dijawab b: Jumlah semua pertanyaan

Alasan menggunakan rumus ini karena jawaban setiap responden berbeda dihitung berdasarkan setiap jawaban, kemudian interpretasinya data dari hasil penelitian dikelompokkan dalam 3 kategori, yang mengacu pada teori Arikunto (2006) yaitu:

<56% : pengetahuan rendah 56-75% : pengetahuan sedang


(53)

76-100% : pengetahuan tinggi

3. Instrumen untuk mengukur pemberian ASI Instrumen ini digunakan untuk mengukur sikap responden tentang pemberian ASI Saja dengan menggunakan kuesioner.

Ya : Jika dari lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

Tidak : Jika dari bayi lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data pernah diberikan tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

G. Prosedur penelitian dan cara pengumpulan data 1. Tahap persiapan

Tahap persiapan diawali dengan menetapkan tema judul penelitian, melakukan konsultasi dengan dosen pembibing, membuat proposal penelitian, melakukan studi pendahuluan dan revisi. Selanjutnya mengurus surat ijin penelitian dari fakultas dan melakukan uji validitas serta reabilitas kuesioner peneliti, dilanjutkan tahap uji etik.


(54)

2. Tahap pengumpulan data

a. Tahap pengumpulan kuesioner ibu bekerja beserta suami

Pada tahap ini, penelitian mendatangi posyandu untuk meminta nama-nama ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan setelah mendapatkan nama-nama ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Peneliti mengumpulkan ibu-ibu yang sesuai kriteria pada penelitian, peneliti mengumpulkan ibu-ibu yang sesuai kriteri penelitian pada waktu kegiatan posyandu selesai. Setelah posyandu selesai dan ibu-ibu yang ada di kriteria penelitian terkumpul peneliti memperkenalkan diri, memberitahu tujuan ibu-ibu di kumpulkan, peneliti menjelaskan pelaksanaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Setelah menjelaskan peneliti membagikan informed consentkepada responden tujuannya untukmempermudah mengetahui alamat responden dalam pengambilan data dengan dor to dor (mendatangi rumah responden). Setelah responden mengisi informed consent dan menyetujui untuk menjadi responden informed consentdi kumpulkan kepada peneliti, setelah terkumpul peneliti melakukan pengecekan informed consent, setelah terkumpul ibu-ibu di perbolehkan pulang. Selanjutnya peneliti meminta izin kepada ketua kader meminta tiga kader untuk mendampingi pada saat pengambilan data. Penelitian juga memberitahukan kepada ketua kader dan tiga kader yang akan mendampingi pada saat pengambilan data penelitian dilakukan mulai pada hari senin 15 Agustus 2016 – rabu 17 Agustus 2016 jam 3 sore pada saat ibu dan bapak pulang


(55)

kerja. Peneliti juga meminta dua teman untuk mendampingi pada saat pengambilan data, peneliti menggunakan tiga kader tujuannya untuk mempermuda mencari alamat responden, sedangkan tujuan peneliti menggunakan dua asisten peneliti untuk mempermudah dalam pengambilan data pada tempat yang berbeda dalam satu hari. Pada saat sebelum pengambilan data di hari pertama peneliti beserta tiga kader, dua teman peneliti untuk berkumpul di rumah salah satu kader, disana penelitimelakukan apersepsi terhadap kuesioner yang akan dibagikan, pembagian kuesioner kepada tiga kader dan dua teman peneliti untuk menjelaskan manfaat, isi kuisioner serta menjelaskan tentang kriteria penelitian, proses penelitian, tujuan, manfaat penelitan, dan membagi tugas kepada tiga kader dua teman. Pada saat melakukan penelitian, peneliti pengumpulan data menggunakan kuesioner yang akan dibagikan kepada responden yang telah dipilih, kuesioner dibagikan dan diisi dirumah responden. Kegiatan selanjutnya peneliti dan asisten teman peneliti menjelaskan cara mengisi data demografi dan kuesioner kepada ibu bekerja atau responden, serta kader menjelaskan kepada suami cara mengisi kuesioner dan demografi selanjutnya peneliti dan asisten teman peneliti baru memberikan kuesioner berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu bekerja yang sebagai respoden beserta suamiyang sebagai responden tentang pemberian ASI eksklusif, setelah dibagikan kuesioner, responden bisa mengisi kuesioner tersebut di masing-masing rumah responden. Responden memerlukan waktu


(56)

15menit untuk mengisi.Peneliti dan asisten teman peneliti mendampingi ibu bekerja yang sebagai responden, kader mendampingi suami yang sebagai respond saat mengisi. Setelah diisi semua kuesioner responden di minta untukmengumpulkan kembali kepadapeneliti dan asisten teman peneliti, kemudianasisten temanpeneliti dan kader melakukan pengecekan pada data demografi dan kuesioner responden.Asisten teman peneliti dan kader untuk membedakan kuerioner ibu dan suami dengan melihat demografi responden suami mengisi data dengan lengkap sedangkan ibu hanya mengisi umur ibu, bayi, suami dan mulai ibu bekerja, setelah kuesioner lengkap dan terkumpul maka data akan diolah dan dianalisis.

H. Uji validitas dan reabilitas 1.Uji validitas

Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran (Kelana, 2011).Pada penelitian ini menggunakancontent validity index (CVI). CVI digunakan untuk memperbaiki alat ukur melalui pemeriksaan butir-butir soal, yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat akan dibuang, diperbaiki, maupun diganti. Pengujian dilakukan oleh 2 pakar untuk memberikan pendapat instrumen yang dapat digunakan adalah tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Penelitian yang diberikan skor 1 (tidak sesuai), skor 2 (kurang sesuai), skor 3 (sesuai), skor 4 (sangat sesuai).total skor dari 2 pakar dijumlahkan dan dibagi dua, kuesioner dikatakan valid


(57)

apabila level dari setiap item memberikan nilai 0,78 atau lebih dan skala rata-rata dari CVI mendekati 0,90 sampai 1 (Polit dan Beck, 2008). Dalam penelitian ini nilai total skor CVI dari dua pakar didapatkan hasil 0,812 dari hasil tersebut dinyatakan valid.

2. Uji reabilitas

Reliabilitas yaitu dapat dipercaya.Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2011).Berdasarkan hasil uji reabilitas penelitian ini KR-21 didapatkan nilai r adalah 0,701 dikatakan reabilitas tinggi dan valid. I. Pengolahan dan analisa data

Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2010), proes pengolahan data ada 4 yaitu: dapat ditentukan hipotesis penelitian ditolak atau diterima.

1. Editing

Pada proses editing, dalam 35 responden ibu bekerja beserta suami sudah mengisi informed consent dan menyetujui untuk menjadi responden, responden juga mengisi kelengkapan data, tulisan responden sudah jelas, dalam pengisian kuesioner yang diisi responden sudah lengkap dan jelas dibaca. Peneliti juga sudah melakukan pengecekan kembali pada informed consent dan kuesioner yang diisi oleh responden sudah lengkap dan jelas untuk dibaca. Pada proses ini


(58)

juga peneliti sudah memperhatikan kelengkapan data, kejelasan tulisan, dan kesesuaian jawaban.

2. Coding

Coding merupakan langkah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada proses ini, peneliti akan melakukan pengkodean pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa dan melakukan pemasukan data.

Tabel 3.2 Pengkodean Kuesioner Demografi

No Data Kode

1. Tingkat

pengetahuan ibu Tinggi = 1 ; sedang = 2 ; rendah = 3 2. Tingkat

pengetahuan ayah

Tinggi = 1 ; sedang = 2 ; rendah = 3

3. Pemberian ASI Ya = 1; Tidak = 2

4. Pendidikan ibu SD = 1 ; SMP = 2 ; SMA= 3 ; Diploma = 4 ; Sarjana = 5 5. Pendidikan ayah SD = 1 ; SMP = 2 ; SMA= 3 ;

Diploma = 4 ; Sarjana = 5

6. Pekerjaan ibu Swasta / Karyawan = 1; pengusaha = 2 ; PNS / TNI / POLRI = 3 7. Pekerjaan ayah Swasta / Karyawan = 1; pengusaha

= 2 ; PNS / TNI / POLRI = 3 8. Penghasilan ibu < UMR = 1; > UMR = 2 9. Penghasilan ayah < UMR = 1; > UMR = 2

10. Umur ibu < 25 tahun = 1; 25-35 tahun = 2 ; 35 tahun = 3

11. Penghasilan 1 bulan = 1; 2 bulan = 2 ; 3 bulan = 3 ; 4 bulan = 4 ; 5 bulan = 5 ; 6 bulan = 6

Sumber: Data Primer, 2016


(59)

Pada proses ini, peneliti akan melakukan input data dari kuesioner yang telah diberi pengkodean dan data tersebut akan diolah melalui program komputer.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Pada proses ini, peneliti akan melakukan pengecekan kembali pada data yang telah di input ke dalam komputer apakah ada kesalahan atau tidak sehingga hasil yang didapat dapat sesuai.

5. Penyajian Data

Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel berupa persentase dan akan diperjelas dengan keterangan berbentuk narasi. H. Analisa data penelitian

a. Analisa univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2010).

Analisis dilakukan dengan distribusi frekuensi dari variable independen (tingkat pengetahuan ibu bekerja bserta suami) dan variable dependen (dengan pemberian ASI eksklusif) dengan rumus.

P =

Keterangan: P : Prosentase F : frekuensi


(60)

N : Jumlah dari keseluruhan responden 100 : Bilangan tetap

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menghubungkan antara variabel tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.Skala variabel dalam penelitian ini adalah ordinal–nominal sehingga, dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov alternative dari chi-square, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-smirnov karena tidak memenuhi syarat chi-square dimana syarat chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

J. Etik Penelitian

Berdasarkan Surat Keterangan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muammadiyah Yogyakara, nomor: 327/EP-FKIK-UMY/I/2016 penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta ini memperhatikan beberapa aspek kode etik antara lain:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian


(61)

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden saat pembuatan laporan tetapi dengan memberi kode, penulisan nama dicantumkan di lembar kuesioner.

3. Kerahasiaan (confidentaly)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peniliti. Informasi atau data yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait dalam penelitian, bidang pendidikan, bidang medis, dan hukum. Data yang diperoleh hanya dipergunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan, dan kuesioner dihancurkan setelah peneliti mengolah dan menganalisis kuesioner.


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Posyandu Kasihan yang digunakan peneliti posyandu dusun Gendeng merupakan salah satu bagian darikelurahan Bangunjiwo Bantul Kabupaten Bantul Kota Yogyakarta. Dusun gendeng memiliki tiga posyandu balita yaitu yang bernama posyandu Bunga Lily I, Bunga Lily II, Bunga Lily III. Puskesmas 1 Bantul merupakan puskesma yang terdekat dari wilsuami dusun tersebut. Posyandu dilaksanakan pada hari minggu setiap 1 bulan sekali pada pukul 08.00-12.00.

Posyandu mempunyai sasaran pada bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, PUS. Penyelenggaraan posyandu Gendeng Bangujiwo menggunakansistem lima meja, meliputi pedaftaran, penimbangan, pengisin KMS, penyuluhan perorangan dan pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pemberian imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan pelayanan kontrasepsi. Posyandu Gendeng Bangunjiwo mempunyai perkumpulan ibu-ibu di posyandu yaitu KEKEP Ibu (kelas kelompok pendukung ibu-ibu). KEKEP Ibu/Kelas Kelompok Pendukung Ibu untuk menurukan AKI, AKB serta meningkatkn IMD dan pencapain ASI eksklusif. KEKEP ibu dilaksanakan 1 kali dalam 1 bulan.


(63)

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan umur ibu, umur suami, umur bayi, pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, penghasilan ibu, penghasilan suami.Terdapat 35 responden yang ikut serta dalam penelitian ini.

1) Karakteristik Ibu di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasiahan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Pemberi Asi Eksklusif di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase Umur

< 25 Tahun 7 20.0

25 - 35 Tahun 28 80.0

Total 35 100.0

Pendidikan

SD 1 2.9

SMP 6 17.1

SMA 22 62.9

Diploma 2 5.7

Sarjana 4 11.4

Total 35 100.0

Pekerjaan

Swasta / Karyawan 31 88.6

Pengusaha 2 5.7

PNS / TNI / POLRI 2 5.7

Total 35 100.0

Penghasilan

< UMR 29 82.9

> UMR 6 17.1


(64)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik ibu bekerja berdasarkan Umur Ibu sebagian besar adalah responden termasuk dalam kategori 25 -35 tahun yaitu sebanyak 28 responden (80%), berpendidikan SMA 22 (62,9%), bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 31 responden (88,6%) dan berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 29 responden (82,9%).

Tabel 4.2 Karakteristik Suamidi posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase Umur

< 25 Tahun 14 40.0

25 - 35 Tahun 21 60.0

Total 35 100.0

Pendidikan

SMP 6 17.1

SMA 22 62.9

Diploma 2 5.7

Sarjana 5 14.3

Total 35 100.0

SMP 6 17.1

Pekerjaan

Swasta / Karyawan 21 60.0

Pengusaha 11 31.4

PNS / TNI / POLRI 3 8.6

Total 35 100.0

Penghasilan

< UMR 18 51.4

> UMR 17 48.6

Total 35 100.0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik ibu bekerja berdasarkan Umur suamisebagian besar adalah responden termasuk dalam kategori 25 -35 tahun yaitu sebanyak 21 responden (60%), berpendidikan SMA 22 (62,9%), bekerja sebagai karyawan swasta


(65)

yaitu sebanyak 21 responden (60%) dan berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 17 responden (51,4%).

3. Hasil Analisis

a. Analisis Univariat

1) Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo

Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Tinggi 18 51,4

Sedang 11 31,4

Rendah 6 17,1

Total 35 100,0

Sumber : data primer di olah 2016

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar memiliki pengetahuantinggi yaitu sebanyak 18 responden (51,4%)ibu bekerja yang memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 11 responden (31,4%), sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan rendah yaitu sebanyak 6 responden (17,1%).


(66)

2) Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan mengenai tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo

Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Tinggi 10 28,6

Sedang 21 60,0

Rendah 4 11,4

Total 35 100,0

Sumber : data primer di olah 2016

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori Sedang yaitu sebanyak 21 responden (60%). Responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 10 responden (28,6%) sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 4 responden (11,4%).

3) Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan mengenai pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu sebagai berikut:


(67)

Tabel 4.5 Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja beserta suamidi Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan

Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Ya 19 54.3

Tidak 16 45.7

Total 35 100.0

Sumber : data primer di olah 2016

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja beserta suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar adalah responden memberikan ASI ekslusif yaitu sebanyak 19 responden (54,3%) seangkan yang tidak memberikan ASI eksklusif 16 responden (45,7%).


(68)

4. Analisi Bivariat

1) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif” dengan menggunakan uji Statistic alternatif Chi SquareyaituKolmogorov Smirnov, dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pengetahuan Ibu

Pemberian ASI Total p.value

Ya Tidak

N % N % N %

0,004

Tinggi 15 42,9 3 8,6 18 51,4

Sedang 2 5,7 9 25,7 11 31,4

Rendah 2 5,7 4 11,4 6 17,1

Total 19 54,3 16 45,7 35 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.6menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah ibu dengan pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 15 responden (42,9%) sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 3 responden (8,6%). Ibu yang memiliki pengetahuan sedang yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 responden (5,7%) sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan sedang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 9 responden (25,7%) dan ibu yang memiliki pengetahuan rendah yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 responden (5,7%) sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan rendah tidak


(69)

memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 4 responden (11,4%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square deketahui bahwa hasil analisa tidak memenuhi syarat sehingga dilakukan uji alternatif dengan menggunakan uji kolmogorov Smirnov hasil analisa uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p value sebesar 0.004 (p = 0,004< 0,05) sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul.

2) Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif” dengan menggunakan uji Statistic alternatif Chi SquareyaituKolmogorov Smirnov,, dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pengetahuan Suami

Pemberian ASI Total p.value

Ya Tidak

N % N % N %

0,432

Tinggi 8 22,9 2 5,7 10 28,6

Sedang 10 28,6 11 31,4 21 60,0

Rendah 1 2,9 3 8,6 4 11,4

Total 19 54,3 16 45,7 35 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.7menunjukkan bahwa suami yang memiliki pengetahuan tinggi yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 8 responden (22,9%), sedangkan suami yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi


(70)

tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden 5,7%. Suami yang memiliki pengetahuan sedang yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 10 responden (28,9%), sedangkan suami yang memiliki pengetahuan sedang yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 11 responden (31,4%). Suami yang memiliki pengetahuan rendah yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 1 responden (2,9%), sedangkan suami yang memiliki pegetahuan rendah yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 3 responden (8,6%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square deketahui bahwa hasil analisa tidak memenuhi syarat sehingga dilakukan uji alternatif dengan menggunakan uji kolmogorov Smirnov hasil analisa dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p value sebesar 0.423 (p = 0,432>0,05) sehingga dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Ibu Bekerja di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.1menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah yang berusia 20-35 tahun. Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. lbu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum


(71)

kehamilan, persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan (Depkes RI, 2014). Ibu yang berumur 20-35 tahun, disebut sebagai "masa dewasa" dan disebut juga masa reproduksi, masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara emosional, terutama dalarn menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawatbayinya nanti, sedangkan pada ibu dengan usia 35 tahun ke atas dimana produksi hormon relatif berkurang, mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan pada usia remaja 12-19 tahun harus dikaji pula secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis maupun sosialnya belum siap yang dapatmengganggu keseimbangan psikologis dan dapat mempengaruhi dalam produksi ASI(Hurlock, 2006) .

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2014) yang menyatakan bahwa pada usia 20-35 tahun responden cenderung lebih aktif dalam mencari informasi mengenai ASI Eksklusif. Hasil penelitian yang ditunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar memiliki pendidikan pada kategori menengah. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah dalam menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga mempengaruhi perilaku seseorang.

Pendapat dari Suradi, Kristina(2012) menyatakan bahwa walaupun seorang ibu yang memiliki pendidikan formal yang tidak terlalu tinggi belum tentu tidak mampu memberikan ASI secara


(72)

eksklusif dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya, tetapi perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan yang ibu peroleh.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu menyusui sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dalam pemberian ASI Eksklusif. Sebaliknya, pendidikan yang rendah/ kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang dalam pemberian ASI Eksklusif.

Hasil penelitian yang ditunjukkan bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu yang bekerja sebagai karyawan swasta. Menurut Rulina, Suharyono, (2006) menyatakan bahwa ibu yang bekerja mempengaruhi kualitas pemberian ASI. Meskipun ibu yang bekerja tidak banyak memiliki waktu luang untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya akan tetapi pendidikan ibu yang bekerja kemungkinan akan mendapatkan informasi dari rekan kerjanya yang sudah berpengalaman mengenai bagaimana cara meberikan ASI pada ibu yang bekerja salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas ojek ASI agar ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI Eksklusif.


(1)

(2)

(3)

Frequency Table

Ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tinggi 10 28,6 28,6 28,6

Sedag 21 60,0 60,0 88,6

Rendah 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tinggi 18 51,4 51,4 51,4

Sedag 11 31,4 31,4 82,9

Rendah 6 17,1 17,1 100,0

Total 35 100,0 100,0

Pemberian.ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 16 45,7 45,7 45,7

Ya 19 54,3 54,3 100,0


(4)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Ayah * Pemberian.ASI 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%

Ibu * Pemberian.ASI 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%

Ayah * Pemberian.ASI

Crosstab

Pemberian.ASI

Total

Tidak Ya

Ayah Baik Count 2 8 10

Expected Count 4,6 5,4 10,0

% of Total 5,7% 22,9% 28,6%

Cukup Count 11 10 21

Expected Count 9,6 11,4 21,0

% of Total 31,4% 28,6% 60,0%

Kurang Count 3 1 4

Expected Count 1,8 2,2 4,0

% of Total 8,6% 2,9% 11,4%

Total Count 16 19 35

Expected Count 16,0 19,0 35,0

% of Total 45,7% 54,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,423a 2 ,110

Likelihood Ratio 4,692 2 ,096

N of Valid Cases 35

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.


(5)

Ibu * Pemberian.ASI

Crosstab

Pemberian.ASI

Total

Tidak Ya

Ibu Baik Count 3 15 18

Expected Count 8,2 9,8 18,0

% of Total 8,6% 42,9% 51,4%

Cukup Count 9 2 11

Expected Count 5,0 6,0 11,0

% of Total 25,7% 5,7% 31,4%

Kurang Count 4 2 6

Expected Count 2,7 3,3 6,0

% of Total 11,4% 5,7% 17,1%

Total Count 16 19 35

Expected Count 16,0 19,0 35,0

% of Total 45,7% 54,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 12,959a 2 ,002

Likelihood Ratio 13,973 2 ,001

N of Valid Cases 35

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,74.

Symmetric Measuresa

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,520 ,002

N of Valid Cases 35


(6)

NPar Tests

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

Kode.PemberianASI N

Kode.Ayah 1,00 19

2,00 16

Total 35

Kode.Ibu 1,00 19

2,00 16

Total 35

Test Statisticsa

Kode.Ayah Kode.Ibu

Most Extreme Differences Absolute ,296 ,602

Positive ,296 ,602

Negative ,000 ,000

Kolmogorov-Smirnov Z ,873 1,774

Asymp. Sig. (2-tailed) ,432 ,004


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kecamatan Porsea

3 56 78

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Padang Bulan Medan

1 28 44

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA BESERTA SUAMI DENGA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

0 2 20

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kartasura.

0 2 13

Nur Saafina Damayati R0108008

0 0 58

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

0 0 8

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Mempunyai Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Desa Bangunjiwo Kasihan Bantul - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 15

i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BANGUNJIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bangunjiwo Bantul Yo

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKSEMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Pusksemas Kasihan II Bantul Yogyakarta - DIGILIB UNISAY

0 0 11