TA : Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah Pada Kabupaten Jombang.
TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH PADA KABUPATEN JOMBANG
Oleh:
Nama : Milatun Nikmatus S NIM : 07.41010.0366 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem Pengelolahan Sampah ... 7
2.2 Sarana dan Prasarana kebersihan ... 8
2.3 Pengertian Sampah... 9
2.4 Pola Pengangkutan Sampah ... 10
2.5 Penetapan Jadwal Pengangkutan Sampah ... 12
2.6 Shortest Route ... 12
(3)
2.7 Shortest Route ... 17
2.8 Penugasan (Assignment) ... 18
2.9 Sistem Informasi ... 26
2.10 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) ... 27
2.11 Analisis dan Perancangan Sistem ... 28
2.11.1 System Flow ... 29
2.11.2 Data Flow Diagram ... 31
2.12 Sistem Basis Data ... 33
2.12.1 Database Management System ... 35
2.12.2 Bahasa-bahasa yang Terdapat dalam DBMS... 35
2.12.3 Fungsi DBMS ... 36
2.12.4 Entitiy Relationship Diagram ... 37
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 38
3.1 Identifikasi Masalah ... 38
3.2 Analisis Permasalahan ... 39
3.3 Perancangan Sistem ... 44
3.3.1 Blok Diagram ... 44
3.3.2 System Flow ... 45
3.3.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 52
3.3.4 Entity Relational Diagram (ERD) ... 59
(4)
3.3.5 Struktur Tabel ... 60
3.3.6 Perancangan Input Output ... 64
3.4 Perancangan Uji Coba ... 70
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 77
4.1 Kebutuhan sistem ... 77
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 78
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 78
4.2 Implementasi Sistem ... 79
4.2.1 Tampilan Halaman Login ... 80
4.2.2 Form Utama ... 80
4.2.3 Tampilan Halaman Form Master Supir ... 81
4.2.4 Tampilan Halaman Form Master Kendaraan ... 82
4.2.5 Tampilan Halaman Form Master Lokasi ... 84
4.2.6 Tampilan Halaman Form Master User ... 85
4.2.7 Tampilan Halaman Transaksi Penjadwalan ... 86
4.2.8 Tampilan Halaman Transaksi Penugasan ... 88
4.2.9 Laporan Rekap Jadwal ... 89
4.2.10 Laporan Surat Penugasan ... 89
4.3 Evaluasi Sistem ... 90
4.3.1 Evaluasi Supir ... 91
(5)
4.3.2 Evaluasi Kendaraan ... 91
4.3.3 Evaluasi Jadwal ... 91
BAB V PENUTUP ... 93
5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN ... 97
(6)
Halaman
Tabel 2.1 Hasil graf ... 12
Tabel 2.2 Tabel Matriks Penugasan ... 21
Tabel 2.3 Tabel Biaya 1 ... 21
Tabel 2.4 Hasil Biaya 2 ... 22
Tabel 2.5 Tabel Biaya Opportunity 1 ... 22
Tabel 2.6 Tabel Biaya Opportunity 2 ... 23
Tabel 2.7 Tabel Hasil Penugasan Alternatif 1 ... 23
Tabel 2.8 Tabel Hasil Penugasan Alternatif 2 ... 23
Tabel 2.9 Tabel Tabel Matriks Penugasan Maksimasi ... 24
Tabel 2.10 Tabel Penugasan Tidak Seimbang ... 25
Tabel 3.1 Tabel Penjadwalan ... 42
Tabel 3.2 Tabel Data Nilai ... 42
Tabel 3.3 Tabel Hasil Pengurangan ... 43
Tabel 3.4 Tabel Hasil Penugasan ... 43
Tabel 3.5 Master User ... 61
Tabel 3.6 Master Sopir ... 61
Tabel 3.7 Master Kendaraan ... 61
Tabel 3.8 Master Lokasi ... 62
(7)
Tabel 3.9 Penugasan... 62
Tabel 3.10 Transaksi Penjadwalan ... 63
Tabel 3.11 Transaksi Penugasan ... 63
Tabel 3.12 Detail Penjadwalan ... 63
Tabel 3.13 Detail Penugasan ... 64
Tabel 3.14 Struktur Data Login ... 71
Tabel 3.15 Perancangan Uji Coba Data Login ... 71
Tabel 3.16 Data Testing Master Supir ... 71
Tabel 3.17 Perancangan Uji Coba Master Supir ... 72
Tabel 3.18 Data Testing Master Menu ... 72
Tabel 3.19 Perancangan Uji Coba Master TPS ... 73
Tabel 3.20 Data Testing Master Kendaraan ... 73
Tabel 3.21 Peracangan Uji Coba Master Kendaraani ... 74
Tabel 3.22 Data Testing Pembuatan Jadwal Pengangkutan Sampah ... 74
Tabel 3.23 Perancangan Uji Coba Pembuatan Jadwal Pengangkutan Sampah ... 75
Tabel 3.24 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Jadwal Untuk Supir ... 75
Tabel 3.25 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Rekap Jadwal ... 76
(8)
Halaman
Gambar 2.1 Pola Pengangkutan Sistem Konvensional ... 10
Gambar 2.2 Pola Pengangkutan Sistem Subtitusi ... 11
Gambar 2.3 Pola pengangkutan Sistem Subtitusi Modifikas ... 12
Gambar 2.4 Operasi Triple Floyd ... 13
Gambar 2.5 Flowchart Algoritma Floyd ... 14
Gambar 2.6 Graf... 14
Gambar 2.7 Pengembangan Sistem Metode Waterfall ... 30
Gambar 2.8 Simbol-Simbol pada System Flow ... 31
Gambar 2.9 Simbol-Simbol pada DFD ... 33
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Pengangkutan Sampah ... 39
Gambar 3.2 Gambaran Graf Menentukan Jarak Terpendek ... 40
Gambar 3.3 BlokDiagram SI Penjadwalan Pengangkutan Sampah... 45
Gambar 3.4 Sistem Flow Menentukan Node ... 46
Gambar 3.5. Sistem Flow Menentukan Jalan ... 47
Gambar 3.6. Sistem Flow Menentukan Jalan Macet ... 48
Gambar 3.7. Sistem Flow TPS ... 49
Gambar 3.8. Sistem Flow Kendaraan ... 49
Gambar 3.9. Sistem Flow Supir ... 50
(9)
Gambar 3.11 Context Diagram ... 53
Gambar 3.12 DFD level 0 ... 54
Gambar 3.13 DFD level 1 Subproses Mengelola Data ... 56
Gambar 3.13 DFD level 1 Subproses Penjadwalan ... 49
Gamabar 3.14 DFD level 1 Subproses Membuat Laporan ... 57
Gambar 3.15 Conceptual Data Model ... 58
Gambar 3.16 Proses Generate Model ... 59
Gambar 3.18 Desain Form Login ... 65
Gambar 3.19 Master Supir ... 65
Gambar 3.20 Master TPS ... 66
Gambar 3.21 Master Kendaraan ... 67
Gambar 3.22 Form Kemacetan ... 67
Gambar 3.23 Form Buat Jadwal ... 68
Gambar 3.24 Form Cari Rute ... 68
Gambar 3.25 Laporan Jadwal untuk TPS ... 69
Gambar 3.26 Desain Laporan Jadwal Untuk Supir ... 69
Gambar 3.27 Desain Laporan Jadwal Pengangkutan Sampah ... 60
Gambar 4.1 Tampilan Login ... 81
Gambar 4.2 Tampilan Form Utama ... 82
(10)
Gambar 4.4 Form Edit Supir ... 83
Gambar 4.5 Form Master Truk ... 84
Gambar 4.6 Form Edit Truk... 84
Gamabar 4.7 Form Master Lokasi ... 85
Gamabar 4.8 Form Edit Lokasi ... 86
Gambar 4.9 Form Input User ... 86
Gambar 4.10 Form Edit User... 87
Gambar 4.11 Form Transaksi Penjadwalan ... 88
Gambar 4.12 Form Laporan Penjadwalan ... 88
Gambar 4.13 Form Transaksi Penugasan ... 89
Gambar 4.14 Rekap Jadwal... 90
Gambar 4.15 Laporan Surat Penugasan ... 91
(11)
i ABSTRAK
Kebersihan merupakan faktor penting bagi kelanjutan hidup manusia.Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih tidak lepas kaitanya dengan masalah sampah.Saat ini sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Jombang pengelolaanya masih kurang baik.Hal ini disebabkan terjadi kesalahan manajemen pengelolaan sampah yang belum mempunyai pertimbangan ataupun dasar dalam penjadwalan pengangkutan sampah terutama dengan truk Armroll, yang mengakibatkan tidak optimalnya pengelolaan sampah, sumberdaya manusia dan sarana yang digunakan.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan sebuah aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah di Kabupaten Jombangyang menggunakan algoritma Floyd dan rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) untuk mendapatkan rute perjalanan tercepat dalam pengangkutan sampah, sehinggamenghasilkan jadwal pengangkutan sampah yang optimal.
Dengan adanya aplikasi ini, kebutuhan informasi rute terpendek dan tercepat dalam pengangkutan sampah dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan sarana yang digunakan dalam pengangkutan sampah sebanyak 80% dari informasi tersebut menghasilkan laporan penjadwalan pengangkutan sampah dan penugasan setiap supir untuk Dinas Kebersihan telah terpenuhi.
Kata Kunci: Penjadwalan pengangkutan sampah, Algoritma Floyd, Gerak Lurus Berubah Beraturan
(12)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan akhir (TPA). Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, penugasan terhadap supir jelas serta biaya relatif murah. Minimnya jumlah sarana yang digunakan serta jarak dan waktu tempuh merupakan tujuan utama dari perencanaan rute transportasi sampah.Akses yang mudah ke TPA akan mempercepat pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS). Hal ini akan mempermudah proses pengambilan sampah dari daerah pemukiman sehingga tidak terjadi penumpukan sampah. Untuk studi kasus kali ini dilakukan pada Dinas Pekerja Umum Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Jombang.
Dalam hal bertambahnya limbah sampah di Kabupaten Jombang, pemerintah telah melaksanakan beberapa kebijakan untuk menanggulangi pembengkakan limbah sampah di Kabupaten Jombang. Dari kenyataan yang ada saat ini hasil studi dapat dilihat bahwa timbulan sampah di setiap rute di wilayah ini sebagian besar melebihi kapasitas yang adaKendala yang paling sering muncul adalah kemacetan, penumpukan sampah pada tiap TPS yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi dan sosial.
(13)
DPU Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Jombang saat ini memiliki data tentang pengankutan sampah dengan rincian supir berjumlah 18 orang, 38 TPS, arm roll truk 11 unit, dum truk 17 unit dan container sampah 62 unit (Dinas PU Kabupaten Jombang, 2012). Banyaknya TPS dengan alur jalan yang berbeda membuat supir pengangkutan sampah kehabisan waktu dalam melaksanakan tugas. Hal ini disebabkan unit truk dan supir yang beroperasi setiap harinya terbatas, sehingga supir pengangkutan sampah harus bergantian jam kerja. Untuk dapat mengangkut semua sampah yang ada di Kabupaten Jombang dengan batasan waktu dan dengan daerah yang sudah ditentukan oleh DPU Cipta Karya.
Peneliti melihat kondisi pengangkutan sampah yang menuju TPA terdapat masalah pada sistem pengangkutan sampah yang menunjukkan adanya ketidakteraturan penjadwalan pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA.Hal ini mengakibatkan penumpukan sampah pada tiap TPS.Permasalahan sistem pengangkutan sampah dapat diselesaikan dengan desain ulang rute dan penjadwalan seluruh sarana pengangkutan yang ada dengan mengalokasikan timbulan sampah.
Sistem penjadwalan pengangkutan sampah akan menjadi lebih cepat terlaksana dengan baik maka perlu dilakukan kajian dengan mempelajari pola pengangkutan sampah yang diterapkan saat ini untuk dianalisis tingkat keberhasilan dan pemakaian suatu algoritma untuk menentukan rute pengangkutan sampah ditinjau berdasarkan rute yang paling ekonomis seperti misalnya Algoritma Floyd yang di kombinasikan dengan rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) untuk membangun aplikasi penentuan rute tercepat untuk pengangkutan sampah.
(14)
Oleh karena itu penulis inginmembangun suatu aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah agar pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang menjadi lebih baik. Dengan adanya aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah ini dapat dihasilkan suatu penjadwalan pengangkutan sampah yang dapat menentukan rute pengangkutan sampah tercepat di Kabupaten Jombang dengan memperhitungkan faktor kemacetan jalan dan juga dapat menghasilkan penjadwalan pengangkutan sampah. Penentuan rute dilakukan dengan menggunakan teori Shortest Route.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat suatu aplikasi yang dapat menjadwalkan rute pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang dengan menggunakan teori
Shortest Route?
2. Bagaimana menerapkan Algoritma Floyd yang dikombinasikan dengan rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) untuk membangun aplikasi penentuan rute tercepat untuk pengangkutan sampah.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang diambil berdasarkan rumusan masalah tersebutadalah: 1. Penelitian pengangkutan sampah dilakukan di Kabupaten Jombang
(15)
2. Sistem transportasi yang dikaji hanya menyangkut sistem pengangkutan sampah yang menggunakan trukarmroll / Hauled Container System (HCS) dengan kontainer yang diangkut dari lokasi penempatan kontainer ke lokasi TPA. 3. Aplikasi ini menentukan rute paling cepat dalam pengangkutan sampah dengan
tidak membiarkan adanya penumpukan sampah pada tiap TPS sesuai jadwal. 4. Algoritma yang dipakai untuk menentukan rute tercepat adalah Algoritma Floyd
yang dikombinasikan dengan rumus GLBB, dimana bobot nilai rute “tercepat” yang dimaksud adalah waktu perjalanan yang paling minimum.
5. Faktor hambatan seperti keadaan cuaca tidak diperhitungkan, misal: hujan yang sangat lebat dapat mengakibatkan kemacetan.
6. Pola pengangkutan sampah yang diterapkan dalam penjadwalan pengangkutan sampah ini adalah pola pengangkutan substitusi. Pola pengangkutan substitusi berarti kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool membawa kontainer kosong menuju TPS, kemudian kontainer yang kosong diletakkan dan kendaraan mengambil kontainer yang berisi sampah untuk dibawa ke TPA. 7. Sumber data yang digunakan berasal dari Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang,
Kebersihan dan Pertamanan Kota Jombang, Dinas Perhubungan kota Jombang, Satlantas kota Jombang, peta jalan kota Jombang dan data asumsi untuk mengantisipasi kesulitan memperoleh data.
8. Output yang dihasilkan berupa surat penugasan, jadwal pengangkutan dan rute
yang harus dilewati sehingga waktu yang digunakan menjadi optimal dan tidak ada terjadi penumpukan sampah di TPS.
(16)
9. Jumlah kendaraan dibatasi sesuai dengan jumlah kendaraan yang ada pada Dinas Pekerja Umum Cipta Karya Tata ruang Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Jombang.
10. Diasumsikan bahwa supir selalu dapat bekerja dan satu supir satu kendaraan. 11. Program atau aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic .Net 2010 dan databaseSQL server.
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah:
1. Menghasilkan Aplikasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah di Kabupaten Jombang Dengan menggunakan teori Shortest Route.
2. Menerapkan Algoritma Floyd yang dikombinasikan dengan rumusan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) untuk membangun aplikasi penentuan rute tercepat untuk pengangkutan sampah.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut. BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah dari pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang,perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir ini.
(17)
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang teori-teori dasar yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan. Pada bab ini dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang digunakan antara lain shortes route, fastest route, penjadwalan, sistem pengangkutan, penugasan. BAB III :ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis permasalahan, tujuan penelitian, penyelesaiannya, gambaran sistem yang akan dibuat dalamDiagram Block, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relation Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input dan Output. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab keempat berisi tentang implementasi dari aplikasi yang telah dibuat.Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui bahwa aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan harapan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu yang akan datang.
(18)
7
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pengelolahan Sampah
Pihak yang menangani sampah di Kota Jombang adalah Dinas PU Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Jombang (2012) yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dalam bidang: 1. Pekerja Umum.
2. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
Secara spesifik bagian yang menangani pengangkutan sampah di kota Jombang adalah seksi Pengangkutan dan Pemanfaatan Sampah yang merupakan bagian dari Dinas PU Cipta Karya TataRuang Kebersihan dan Pertamanan Kota Jombang yang mempunyai fungsi:
1. Menyiapkan bahan penyusunan perencana program dan petunjuk teknis di bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah.
3. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah.
4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah.
5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasional Kebersihan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah yang
(19)
dikeluarkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2005 dapat diketahui bahwa sumber sampah di perkotaan adalah:
1. Rumah tangga.
2. Kegiatan komersial : pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
3. Fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas.
4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar.
5. Industri.
6. Fasilitas lainnya : perkantoran, sekolah.
7. Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai. Produk sampah terbesar di kota Jombang diperoleh dari sampah perumahan dan pemukiman yakni hampir menyentuh angka 70% dari seluruh produksi sampah. Total produksi sampah di kota Jombang adalah +_ 242,7M3
/ hari dan volume tersebut naik sekitar 7.00 M3 / hari dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 (DPU Cipta Karya 2012), namun tidak semua sampah tersebut berakhir diangkut ke TPA, tetapi ada yang diolah sendiri seperti dibakar dan didaur ulang oleh sebagian pihak.
2.2 Sarana dan Prasarana kebersihan
Sarana dan prasarana kebersihan yang dimiliki Dinas Pu Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jombang saat ini adalah :
(20)
1. Pewadahan
a. TPS : 32 unit
b. TPA sampah : 1 unit c. TPA Tinja : 1 unit 2. Pengangkutan
a. Truk Tangki Tinja : 20 unit b. Truk Tangki Air : 1 unit c. Truk Bak : 2 unit d. Truk Sky Walker : 7 unit
e. Pic Up : 3 unit
f. Station Wagon : 1 unit
3. Alat Besar
a. Bulldozer : 3 unit
b. Dum Truk : 17 unit
c. Amroll : 11 unit
2.3 Pengertian Sampah
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sedangkan menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya dan bersifat padat.
(21)
2.4 Pola Pengangkutan Sampah
Pada saat ini sebagian besar sistem pengelolaan sampah di Indonesia bertumpu kepada pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke TPA. Pola pengankutan sampah dengan Hauled Container System
(HCS) dibedakan atas tiga pola pengankutan, yaitu: 1. Sistem Konvensional
2. Sistem Subtitusi
3. Sistem Subtitusi Modifikasi .
1. Sistem Konvensional
Berdasarkan Gambar 2.1 kendaraan keluar dari pool tanpa membawa kontainer kosong langsung menuju lokasi (A) kontainer pertama isi, untuk kemudian diangkut ke TPA. Dari TPA, kendaraan tersebut kembali menuju lokasi kontainer (A) semula untuk meletakkan kontainer kosong, kemudian menuju lokasi kontainer isi di lokasi berikutnya (B) dan mengangkutnya ke TPA. Pada
shift terakhir kendaraan tersebut dari TPA meletakkan kontainer kosong di lokasi
kontainer terakhir, kemudian kembali ke pool. Jadi pada setiap lokasi kontainer harus ada lebih dari satu kontainer agar pada lokasi tersebut selalu ada tersedia kontainer (Sinarbawa,2006).
(22)
2. Sistem Subtitusi
Gambar 2.2 Pola Pengangkutan Sistem Subtitusi
Berdasarkan Gambar 2.2 kendaraan keluar dari pool membawa kontainer kosong menuju lokasi kontainer isi (A), kontainer kosong diletakkan lalu mengambil kontainer yang penuh (A), kemudian dibawa ke TPA. Dari TPA kontainer kosong diletakkan dilokasi kontainer berikutnya (B) dan mengambil kontainer yang telah terisi (B).Pada pola ini juga harus tersedia kontainer dilokasi kontainer (Sinarbawa, 2006).
3. Sistem Subtitusi Modifikasi
Berdasarkan Gambar 2.3 Kendaraan berangkat dari pool tanpa membawa kontainer kosong menuju lokasi kontainer pertama (A) yang sudah penuh, untuk kemudian mengangkutnya ke TPA.Dari TPA kendaraan tersebut membawa kontainer kosong menuju lokasi kontainer isi pada lokasi berikutnya (B) dan mengambil kontainer yang sudah penuh untuk dibawa ke TPA dan pada shift
terakhir kendaraan dengan kontainer kosong kembali ke pool tanpa membawa kontainer.Pola ini dapat diterapkan jika timbunan sampah dikontainer pertama cukup kecil.Contoh : pasar malam atau kegiatan yang hanya sesaat (Sinarbawa, 2006).
(23)
Gambar 2.3 Pola pengangkutan Sistem Subtitusi Modifikasi
2.5 Penetapan Jadwal Pengangkutan Sampah
Setiap pelayanan perlu diterapkan dengan teratur.Hal ini disamping untuk memberikan gambaran kualitas pelayanan, juga untuk menetapkan jumlah kebutuhan tenaga dan peralatan, sehingga biaya operasional dapat diperkirakan. Selain itu frekuensi pelayanan yang teratur akan memberikan hasil pengumpulan yang optimal dan biaya operasi dapat lebih kecil serta akan memudahkan bagi para petugas untuk melaksanakan tugasnya.
Tumpukan sampah di sekitar lokasi kontainer cukup bervariasi, maka hal tersebut mengakibatkan frekuensi pengangkutan sampah juga berbeda-beda pada tiap LPS, maka untuk mengatur jadwal pengankutan sampah perlu dibuat tabel distribusi pengambilan sampah dalam mingguan. Dengan asumsi volume timbunan sampah relatif sama pada setiap minggunya.
2.6 Shortest Route
Terdapat beberapa algoritma untuk mencari rute terpendek.Salah satunya adalah Algoritma Floyd yang dikembangkan oleh Bernard Roy pada tahun 1959,
(24)
dengan ketentuan yang mengatakan bahwa Alagoritma Floyd ini hanya dapat digunakan jika semua busur dalam graf mempunyai bobot non-negatif.
j
i k
dij djk
dik
Gambar 2.4 Operasi Triple Floyd
Algoritma Floyd adalah algoritma yang sederhana. Inti dari algoritma ini melibatkan tiga node i ,j, k yang saling terhubung, dimana jarak terpendek dari i
menuju k melewati j jika dij+ djk<dik. Operasi tripel ini dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1.Buat matrix jarak Do dan matrix rangkaian node So seperti dibawah ini . Set k = 1.
So Do
Langkah Selanjutnya. Tentukan baris k dan kolom k sebagai baris poros kolom poros. Terapkan operasi triple pada tiap elemen dij di Dk-1untuk semua i dan j. jika kondisinya dij + djk< dik, (i ≠ k,j ≠ k dan i ≠ j) lalu setelah itu dilakukan:
1. Buat Dk dengan mengganti dik di Dk-1dengan dij + djk.
2. Buat Sk dengan mengganti Sik di Sk-1dengan k, set k = k + 1, dan ulangi langkah selanjutnya (Taha,2003)
(25)
MULAI
Set Matriks D0 Set Matriks S0
Lakukan Oprasi Triple
SELESAI For i = 1 to total_node
Gambar 2.5 Flowchart Algoritma Floyd
Contoh perhitungan: diberikan graf berbobot seperti gambar 6. dimana busur yang tidak memiliki tanda arah panah adalah busur yang memiliki dua arah dan busur yang memiliki tanda arah panah adalah busur yang memiliki arah sesuai dengan arah tanda panahnya. Lalu tentukan terpendek dari semua node.
1 3
2 4
5
3 5
4
6
9
15
8
Gambar 2.6 Graf
Dari graf dibuat matriks Do dan mantriks So sesuai dengan langkah 1.
(26)
Set k = 1 sebagai poros untuk melakukan triple operation lalu cari elemen yang sesuai untuk dilakukan triple operation. Set k = 1 sebagai
D1 S1
Set k = 2 sebagai poros untuk melakukan triple operation lalu cari elemen yang sesuai untuk dilakukan triple operation.
Set k = 3 sebagai poros untuk melakukan triple operation lalu cari elemen yang sesuai untuk dilakukan triple operation
D2 S2
D3 S3
Set k = 4 sebagai poros untuk melakukan triple operation lalu cari elemen yang sesuai untuk dilakukan triple operation
(27)
D4 S4
Set k = 5 sebagai poros untuk melakukan triple operation lalu cari elemen yang sesuai untuk dilakukan triple operation.
(28)
Matriks D5 dan S5 memiliki informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui rute terpendek antara semua node dalam graf. Berikut hasilnya:
Tabel 2.1 Hasil graf
2.7 Fastest Route
Rute terpendek saja belum cukup untuk menghasilkan jadwal pengangkutan sampah yang optimal, karena walaupun rute terpendek sudah didapatkan belum tentu itu adalah rute tercepat.Maka pencarian rute tercepat juga dibutuhkan.Metode untuk mencari waktu tempuh tercepat dalah dengan memakai rumus Gerak Lurus Beruba
(29)
Beraturan (GLBB).Variabel yang dibutuhkan dalam mencari waktu tempuh tercepat dalam rumus GLBB adalah, kecepatan (v), jarak (s) dan percepatan (a) (Foster, 2000). Berikut rumus GLBB:
a =�2 2
− �0 2
2S
S = ((�0 2
. t) + ( 1 2a.�
2 ))
Dimana : a = Percepatan (m/s)
S = Jarak (km)
V0= Kecepatan awal (m/s)
V2 = Kecepatan akhir (m/s)
t = Waktu tempuh (s)
Jika bobot busur dalam graf yang digunakan untuk mencari rute terpendek diganti dengan hasil waktu tempuh (t), maka dapat diketahui rute tercepat antara tiap-tiap node.
2.8 Penugasan (Assignment)
Masalah penugasan berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam mendapatkan pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dalam arti apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi tugas atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar (maksimal), begitu pula sebaliknya bila menyangkut biaya, dan bahkan bisakah seorang karyawan mengerjakan tugas yang lain.
(30)
Sebagai gambaran model penugasan adalah menyangkut penempatan para pekerja pada bidang pekerjaan yang tersedia agar biaya yang ditanggung dapat diminimumkan. Jika pekerjaan dianggap sebagai sumber dan pekerjaan dianggap sebagai tujuan, maka model penugasan ini akan mirip dengan model transportasi yang juga mempunyai sumber dan tujuan. Bedanya, pada model penugasan jumlah pasokan pada setiap sumber dan jumlah permintaan pada setiap tujuan adalah satu.Hal ini berarti setiap pekerjaan hanya menangani satu pekerjaan, atau sebaliknya satu pekerjaan hanya ditangani oleh satu pekerja.
Misal yang dianggap sebagai sumber adalah pekerja, sedangkan tujuan adalah mesin. Jika terdapat I = 1,2,…..m yang ditugaskan pada jmesin dimana j= 1,2,…,n maka akan muncul biaya sebesar Cij.
Untuk menyelesaikan masalah penugasan, maka diasumsikan bahwa jumlah sumber sama dengan jumlah tujuan (m = n). Bila asumsi tidak dipenuhi, maka harus dibuat dulu pekerja atau mesin dummy, sehingga diperoleh m = n.
Karena satu pekerja ditugaskan hanya pada satu mesin, maka supply yang digunakan pada setiap sumber adalah 1 (atau a i = 1 untuk seluruh i). Demikian juga, karena 1 mesin hanya dapat dikerjakan oleh satu pekerja, maka demand dari setiap tujuan adalah 1 (atau bj = 1 untuk seluruh j).
Model matematis untuk masalah penugasan adalah : Xij = 0, bila pekerja ke-i tidak ditugaskan pada mesin ke-j.
Xij = 1, bila pekerja ke-i ditugaskan pada mesin ke-j.
(31)
Batasan : =1�ij= 1, i = 1,2…….., m
�
=1 ij = 1, j = 1,2,…..., n
Xij = 0 atau 1
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan adalah metode Hungarian. Langkah-langkah pada penyelesaian model penugasan dengan metode Hungarian adalah sebagai berikut:
1. Lakukan pengurangan baris dengan cara mengurangkan nilai teremdah pada suatu baris dari semua nilai pada baris tersebut.
2. Lakukan pengurangan kolom dengan cara mengurangkan nilai terendah pada suatu kolom dari semua nilai pada kolom tersebeut.
3. Tarik sejumlah garis horizontal dan vertikal yang diperlukan untuk mencoret semua angka nol pada tabel biaya opportunity yang lengkap.
4. Jika diperlukan garis lebih sedikit dari m ( dimana m = jumlah baris atau kolom), maka semua nilai lain yang tercoret dikurangkan dengan nilai terendah dari nilai-nilai yang tidak tercoret tersebut. Kemudian nilai-nilai terendah tersebut ditambahkan pada sel-sel dimana dua garis berpotongan, sedangkan nilai yang lain tetap.Ulangi langkah 3.
5. Jika diperlukan garis sebanyak m, maka solusi optimal tercapai. Sehingga dapat dilakukan analisi m penugasan yang unik.Jika masih diperlukan garis lebih sedikit m, maka ulangi langkah 4.
(32)
A. Masalah Minimalisasi
PT. Selalu makmur mempunyai 4 mesin jahit untuk memproduksi pakaian anak-anak.Perusahaan bermaksud menempatkan 4 tenaga kerja di 4 mesin jahit sedemikian sehingga waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan untuk tiap tenaga ke tiap mesin jahit ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut (menit/pakaian).
Tabel 2.2 Tabel Matriks Penugasan
Penyelesaian :
Dari tabel 2.2 di atas terlihat bahwa nilai terkecil pada tiap baris adalah sebagai beriku, baris A adalah 90, baris B adalah 70, baris C adalah 105, baris D adalah 65. Kemudian dibuat tabel penugasan baru dengan pengurangan baris dengan cara mengurangkan nilai terendah pada tiap baris dari tiap nilai yang ada pada baris tersebut, diperoleh :
Tabel 2.3 Tabel Biaya 1
Dari tabel 2.3 diatas terlihat bahwa nilai terkecil pada tiap kolom adalah sebagai berikut.Kolom A adalah 15, kolom B adalah 0, kolom C adalah 35, kolom D adalah 55. Kemudian dibuat tabel penugasan baru dengan pengurangan kolom dengan
(33)
cara mengurangkan nilai terendah pada tiap kolom dari tiap nilai yang ada pada kolom tersebut, diperoleh:
Tabel 2.4Hasil Biaya2
Pengujian untuk menentukan table apakah tabel penugasan baru dengan pengurangan kolom memuat empat penugasan adalah dengan cara menarik sejumlah garis horizontal dan vertikl sesedikit mungkin yang diperlukan untuk mencoret semua angka nol pada baris dan kolom tabel, diperoleh hasil tabel baru yang disebut dengan tabel biaya opportunity dengan garis pengujian, yaitu seperti tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5Tabel BiayaOpportunity 1
Ketigagaris yang menutupi semua angka nol tersebut mengindikasikan bahwa hanya terdapat tiga penugasan.Padamasalah ini diperlukan 4 penugasan, sehingga hasil pada tabel 2.5 di atas belum optimal.
Langkah selanjutnya adalah semua nilai lain yang tercoret dikurangkan dengan nilai terendah tersebut ditambahkan pada sel-sel dimana dua garis
(34)
berpotongan, sedangkan nilai yang lain tetap. Sehingga diperoleh tael biaya opportunity dengan garis pengujian yang baru sebagai berikut.
Tabel 2.6Tabel Biaya Opportunity 2
Bagaimanapun penarikan garis dilakukan, maka akan diperoleh empat garis untuk menutup semua nilai nol pada tabel tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat empat enugasan sehingga hasil yang diperoleh adalah solusi optimal. Hasil yang diperleh ada pada tabel 2.7 sebagai berikut.
Alternatif 1:
Tabel 2.7Tabel Hasil Penugasan Alternatif 1
Alternatif 2:
(35)
Masalah penugasan pada contoh ini terdapat 2 alternatif solusi, maka dikatakan bahwa masalah ini mempunyai solusi optimal majemuk. Kedua penugasan alternatif tersebut akan menghasilkan total jarak tempuh minimum sejauh 450 mil. Dari langkah di atas terlihat bahwa garis yang berhasil dibuat adalah tiga, dengan menyisakan beberapa nilai yang tidak terkena garis.
B. Masalah Maksimasi
Sebuah perusahaan memperkejakan 3(tiga) salesman untuk 3(tiga) daerah pemasarannya. Perkiraan penjualan setiap salesman untuk tiap daerah pemasaran ditunjukkan pada tabel 2.9dibawah ini.
Tabel 2.9Tabel Tabel Matriks Penugasan Maksimasi
Langkah metode Hungarian untuk maksimasi adalah sama dengan langkah pada minimasi, dengan mengubah factor pengurangnya kepada nilai terbesar sebagai berikut.
1. Lakukan operasi baris, yaitu dengan mengurangkan semua nilai pada baris dengan nilai terbesar (operasi per baris untuk mendapatkan nilai 0 pada tiap baris).
2. Lakukan operasi kolom untuk memastikan bahwa pada tiap kolom ada nilai 0 (lakukan pengurangan terhadap nilai terbesar hanya pada kolom yang tidak memiliki nilai 0).
3. Lakukan penugasan terbaiknya (merujuk kepada elemen yang bernilai 0 atau terbesar, dipilih dan dipilah sendiri) dengan cara :
(36)
a. Penugasan pertama kali pada baris dan kolom yang memiliki satu-satunya nilai 0.
b. Penugasan berikutnya pada baris saja atau kolom saja yang memiliki satu-satunya nilai 0.
c. Kerjakan terus hingga selesai dan diperoleh nilai terbesar. C. Masalah Penugasan Tidak Seimbang
Sama halnya dengan masalah transportasi, pada masalah penugasan juga terdapat model yang tidak seimbang, dimana jumlah pekerjaan melebihi jumlah pekerja, atau sebaliknya jumlah pekerja melebihi jumlah pekerjaan.
Jika terjadi demikian, maka untuk menyelesaikan ditambahkan baris / kolom dummy dengan nilai nol. Penambahan baris / kolom dummy tidak akan mempengaruhi solusi optimal yang dieroleh.
Sebagai contoh, dipunyai tabel penugasan yang tidak seimbang dengan menambahkan kolom dummy, seperti tabel 2.10 dibawah ini:
Tabel 2.10 Tabel Penugasan Tidak Seimbang
Tim Lokasi Pertandingan
Raleigh Atlanta Durham Clemson Dummy
A 210 90 180 160 0
B 100 70 130 200 0
C 175 105 140 170 0
D 80 65 105 120 0
E 95 115 120 100 0
Untuk menyelesaikan model penugasan tidak seimbang sama dengan model penugasan yang seimbang yang telah dibahas sebelumnya.
(37)
2.9 Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen.Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi yaitu input, proses, output. Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu.Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya.Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi.Secara ringkas, informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya, sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi.Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya. Pengertian sistem informasi itu sendiri
(38)
adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
2. 10 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS)
Dalam bahasa asing Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah System
Development Life Cycle (SDLC).SHPS adalah pendekatan melalui beberapa tahap
untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dkembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik (Kendall, 2006).
a. Identifikasi Masalah
Dalam tahap pertama penegembangan sistem ini adalah melakukan identifikasi masalah.Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorangpun yang ingin membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru.
b. Analisa Sistem Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem. Perangkat dan teknik – teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan. Perangkat
(39)
yang dimaksud adalah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input,proses dan output.
c. Desain Sistem Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisa sistem menggunakan informasi – informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem yang logik.Penganalisis merancang prosedur data entry
sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistem benar – benar akurat.
d. Implementasi Sistem Di tahap terakhir ini, penganalisis membantu untuk mengimplementasikan sistem. Dalam proses implementasi ini mencakup pembangunan suatu basis data, melakukan proses install, dan membawa sistem baru untuk diproduksi.
Sumber : Metode Desain & Analisa Sistem (Whitten, 2004)
Gambar 2.7 Pengembangan Sistem Metode Waterfall
Complete System Initiation
Complete System Analysis
Complete System Design
Complete System Implementation
(40)
2.11 Analisis dan Perancangan Sistem
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Kendall dan Kendall, 2003).Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap perencanaan sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut.
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem.Analisis dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Kendall dan Kendall, 2003).
(41)
2.11.1 System Flow
System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus
pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan pada Gambar 2.8.
1. Simbol Dokumen
2. Simbol Kegiatan Manual
3. Simbol Simpanan Offline
4. Simbol Proses
5. Simbol Basis Data
6. Simbol Garis Alir
7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama
8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain
Gambar 2.8 Simbol-Simbol pada System Flow
1. Simbol dokumen, menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.
2. Simbol kegiatan manual, menunjukkan pekerjaan manual.
3. Simbol simpanan offline, menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses, menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol basis data, menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi
komputer.
(42)
7. Simbol penghubung, menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
2.11.2 Data Flow Diagram
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas(Kendall dan Kendall, 2003). 1. Simbol-Simbol yang Digunakan dalam DFD
Di dalam penggambaran DFD terdapat beberapa simbol yang digunakan seperti yang dapat di lihat pada Gambar 2.9
1. External Entity atau Boundary
2. Simbol Arus Data
3. Simbol Proses
4. Simbol Simpanan Data
Gambar 2.9 Simbol-Simbol pada DFD
a. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
(43)
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
c. Proses
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.
d. Simpanan Data
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran.
1.Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.
Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.
2. Context Diagram
Menurut Nikerson (2001) jenis pertama ContextDiagram (CD), adalah data
flowdiagram tingkat atas (DFD TopLevel), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem, dan diberikan, diterima oleh entitas-entitas.CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut
(44)
menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem). Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD. Pada context diagram dijelaskan sistem yang dibuat dan eksternal entity yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.
3. Data Flow Diagram Level 0
DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi. Sedangkan menurut Pratama (2012) DFD level 0 atau bisa juga disebut diagram konteks merupakan gambaran bagaimana sistem berinteraksi dengan external entity.
4. Data Flow Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0. Menurut Pratama (2012) level 1 menunjukkan proses-proses utama yang terjadi di dalam sistem yang sedang dibangun.
2.12 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data
(45)
(Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).
Menurut Marlinda (2004) kelebihan Sistem Basis Data adalah.
1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.
2. Mencegah ketidak konsistenan.
3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.
4. Integritas dapat dipertahankan.
5. Data dapat dipergunakan bersama-sama. 6. Menyediakan recovery.
7. Memudahkan penerapan standarisasi. 8. Data bersifat mandiri (data independence).
9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus real time. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.
Menurut Marlinda(2004) disamping memounyai kelebihan, Sistem Basis Data Juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu.
1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
(46)
2.12.1 Database Management System
Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.
2.12.2 Bahasa-bahasa yang Terdapat dalam DBMS a. Data Definition Language (DDL)
Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory. Menurut Suwono (2012) DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah CREATE untuk membuat objek baru, USE untuk menggunakan objek, ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan DROP untuk menghapus objek. DDL biasanya digunakan oleh
administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data. b. Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat. Menurut Suwono (2012) Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa basis
(47)
data yang berguna untuk melakukan modifikasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Modifikasi data terdiri dari: penambahan (insert), pembaruan (update) dan penghapusan (delete).
c. Query
Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi. Query adalah bahasa yang dipergunakan untuk melakukan proses permintaan yang diberikan oleh user
atau pengguna untuk mengambil informasi yang terdapat pada database dengan memberikan suatu kriteria tertentu untuk penyaringan data sehingga data yang memenuhi kriteria tersebut yang akan ditampilkan (Widakdo, 2012).
2.12.3 Fungsi DBMS
Menurut Marlinda (2004) DBMS mempunyai beberapa fungsi yaitu.
1. Data Definition
DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.
2. Data Manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan–permintaan dari pemakai untuk mengakses data.
3. Data Security dan Integrity
DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.
4. Data Recovery dan Concurrency
a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.
(48)
b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.
5. Data Security dan Integrity
DBMS harus menyediakan data dictionary atau kamus data.
2.12.4 Entity Relationship Diagram
EntityRelationshipDiagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan
antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan. EntityRelationshipDiagram merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dari system secara abstrak.DiagramEntitiyRelationaship
ini ditemukan oleh Chen tahun 1976.Tujuan dari EntityRelationship adalah untuk menunjukkan objek data dan relationship yang ada pada objek tersebut.Disamping itu Model ER ini merupakan salah satu alat untuk perancangan dalam basis data (Harsiti, 2009).
(49)
38 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala seksi pengangkutan sampah, bahwa tidak ada suatu pertimbangan ataupun dasar dalam pembuatan jadwal pengangkutan sampah dan pembagian supir yang harus mengangkut sampah dari TPS mana saja, ditambah lagi dengan tidak adanya suatu dasar yang dipakai oleh supir dalam menentukan rute mana yang harus dilewati dalam pengangkutan sampah, maka hal tersebut sudah pasti membuat pengangkutan sampah menjadi tidak efisien.
Sistem Informasi Penjadwalan Pengankutan sampah ini merupakan suatu sistem yang nantinya dapat membantu pemerintah Dinas Kebersihan untuk masalah penjadwalan pengangkutan sampah terutama yang menggunakan kendaraan pengangkutan sampah jenis Arm Roll.Berbagai factor yang berpengaruh terhadap komponen pengangkutan sampah, mulai dari penentuna jumlah kendaraan operasional, penjadwalan pengankutan sampah, pemilihan rute, serta pembagian jumlah ritasi yang dibebankan kepada setiap kendaraan pengankutan sampah, dianalisis dan dikembangkan dengan mengaplikasikan model Algoritma Floyd yang
dikombinasikan dengan rumus GLBB, dimana bobot nilai rute “tercepat” yang
dimaksud adalah waktu perjalanan yang paling minimum.Gambaran umum sistem informasi penjadwalan pengangkutan sampah dapat di lihat pada Gambar 3.1
(50)
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Pengangkutan Sampah
3.2 Analisis Permasalahan
Dari identifikasi terhadap masalah diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Perlu dibuat aplikasi yang sesuai dengan sistem agar dapat melakukan penjadwalan pengangkutan sampah secara cepat dan akurat.
2. Perlu dibuat aplikasi yang sesuai dengan sistem agar dapat melakukan pencarian rute tercepat dan terpendek dengan cepat dan memperkecil tingkat kesalahan. 3. Perlu dibuat aplikasi yang sesuai dengan sistem agar dapat mempercepat dalam
pencatatan pembuatan laporan.
4. Perlu dibuat hardware dan software yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi.
TPS A TPS B
(51)
sampah pada Dinas Kebersihan.Serangkaian proses ini dilakukan secara terkomputerisasi, sehingga efisiensi waktu serta keakuratan informasi laporan dapat terpenuhi.Berikut adalah contoh langkah-langkah metode yang digunakan dalam sistem.
1. Shortest Route
Gambar 3.2 Gambaran Graf Menentukan Jarak Terpendek
Berdasarkan Graf diatas terdapat beberapa jalur dari Pool menuju TPS Griya Indah a. Pool – JL.PB Sudirman – TPS Griya Indah = 5km
b. Pool – JL.Yos Sudarso – JL.Imam Bonjol – TPS Griya Indah = 11km c. Pool – JL.Yos Sudarso- JL.PB Sudirman – TPS Griya Indah = 9km d. Pool – JL.PB Sudirman – Jl. Imam Bonjol – TPS Griya Indah = 7km
e. Pool – JL.Yos Sudarso – JL.PB Sudirman – JL Imam Bonjol – TPS Griya Indah = 11km
POOL
JL. Yos Sudarso
TPS Griya Indah
JL. Imam Bonjol JL.PB
Sudirman
2km
5km
2km
3km
1km
4km 1km
(52)
2. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) Diketahui : V2 = 60km
S = 5km
a =�22− �02 2S
S = ((�0 2
. t) + ( 1 2a.�
2
))
a = 60 2.5=
60 10= 6
S = ½ .a. t2
10 = ½ . 6. t2 t2 =10
3
t2 = 3,3
t = 3,3 = 1,8 3. Penjadwalan
(53)
6/7/2014 TPS GRIYA INDAH 1 Pool – JL.PB Sudirman – TPS Griya Indah
6/7/2014 TPS SAMBONG
PERMAI 2
Pool – JL.Laksa Adi Sucipto - JL.Sambong Permai
6/7/2014 TPS CANDI MULYO 3 Pool – JL.Kemuning – JL.Merdeka – JL.Inspeksi Candi Mulyo
6/7/2014 TPS PETERONGAN 4 Pool –JL.Darul Ulum – Pasar Peterongan
4. Penugasan
Dalam Contoh kasus minimasi Penugasan pada sebuah Dinas Kebersihan ada 4 (empat) supir dan 4 (empat) TPS Data perolehan nilai dyang dibuat oleh keempat supir bila ditempatkan pada masing-masing TPS adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Tabel Data Nilai
Supir / karyawan TPS 1 TPS 2 TPS 3 TPS 4
Edy 33 30 28 41
Riyono 26 33 36 28
Sugeng 28 33 25 25
Kuswandi 30 28 40 30
Langkah untuk minimasi adalah sama dengan langkah pada maksimasi, dengan mengubah factor pengurangannya kepada nilai terkecil. Lakukan operasi baris yaitu dengan mengurangkan semua nilai pada baris dengan nilai terkecilnya(operasi per baris untuk mendapatkan nilai 0 pada tiap baris). Lakukan oprasi kolom untuk
(54)
berikut.
Tabel 3.3 Tabel Hasil Pengurangan
Setelah mendapatkan tabel hasil pengurangan, kemudian diberi tanda baris dan kolom yang mempunyai satu-satunya nilai 0 hasilnya ada pada Tabel 3.3. kemudian mencari prioritas penugasan yaitu baris 2 kolom 1 adalah prioritas utama karena memiliki nilai 0 pada baris dan kolom, tugaskan supir Riyono pada TPS 1. Penugasan lainya seperti yang ada pada tabel 3.3 di atas.
Tabel 3.4 Tabel Hasil Penugasan Supir / Karyawan TPS &NILA
Edy TPS 3 / 28
Riyono TPS 1/ 26
Sugeng TPS 4/ 25
Kuswandi TPS 2/ 28
Pada tabel 3.4 adalah tabel hasil penugasan terbaik dimana edy bertugas di TPS 3 dengan nilai 28, Riyono TPS 1 dengan nilai 26, Sugeng TPS 4 dengan nilai 25, Kuswandi TPS 2 dengan nilai 28.
(55)
fungsional dengan menggambarkan bentuk sistem yang akan dibuat yang menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak danperangkat keras dari suatu sistem. Dengan perancangan sistem ini diharapkan sistem informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.Urutan perancangan sistem adalah sebagai berikut.
1. Blok Diagram. 2. Sistem Flow.
3. Data Flow Diagram (DFD). 4. Entitiy Relation Diagram (ERD). 5. Struktur Tabel.
6. Perancangan Input Output. 7. Perancangan Evaluasi Sistem
Langkah-langkah perencancangan sistem prosedur-prosedur diatas dijelaskan pada sub berikut.
3.3.1 Blok Diagram
Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa terdapat masukan berupa data TPA, data TPS, data jalan, data kendaraan, data supir.Data TPS juga berisi jumlah ritasi pengangkutan sampah. Data jalan berisi data jalan yang boleh dilewati oleh truk pengangkut sampah yang didapat dari Dinas Perhubungan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Data kendaraan
(56)
Masukan tersebut selanjutnya diolah dengan memakai perhitungan Algoritma Floyd dan rumus GLBB yang menghasilkan penjadwalan pengangkutan sampah, kemudian menghasilkan laporan jadwal pengangkutan sampah dan rute, laporan jadwal per supir yang menghasilkan laporan surat penugasan dan laporan jadwal per kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.3 BlokDiagram Sistem Informasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah
3.3.2 System Flow
1. Sistem Flow Menentukan Node
Sistem flowMenentukan Node adalah sebuah alur proses menentukan Node atau mencari titik jalan. Pada proses ini Pegawai Dinas Pu menerimalokasi TPS, TPA dan Pool dan akan menginputkan data tersebut kedalam sistem yang menghasilkan
Data TPS
Data Jalan
Data Jalan Macet
Data Kendaraan Data supir
Laporan Jadwal Pengangkutan Sampah & Rute
Laporan Jadwal per Kendaraan
Data TPA Perhitungan Algoritma
Floyd dan GLBB
Laporan Surat Penugasan Laporan Jadwal Per
Supir
Penentuan rute Pengangkutan sampah
Penjadwalan Pengangkutan Sampah
(57)
Sistem Flow Menentukan Node
Sistem Pegawai Dinas Pu
Start
Data TPS,TPA dan POOL
Input Data TPS, TPA dan POOL
Pengelolaan Data TPS, TPA dan
POOL
Data Node
Pengelolaan Data Menjadi Graf/Peta
Data Graf/ Peta
END
Gambar 3.4 Sistem FlowMenentukan Node 2. Sistem Flow Jalan
Sistem flowJalan adalah sebuah alur proses menentukan Jalan atau mencari rute jalan. Pada proses ini Pegawai Dinas Pu menerimadata jalan dan menginputkan data tersebut kedalam sistem dan dikelola sehingga menghasilkan sebuah data base berupa Data Jalan. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Gambar 3.5.
(58)
Sistem Pegawai Dinas Pu
Start
Data Jalan
Input Data Jalan
Pengelolaan Data
Jalan Data Jalan
END
Gambar 3.5. Sistem Flow Menentukan Jalan 3. Sistem Flow Jalan Macet
Sistem flowJalan Macet adalah sebuah alur proses menentukan jalan mana saja yang rawan macet. Pada proses ini Pegawai Dinas Pu menerimadata jalan macet dan menginputkan data tersebut kedalam sistem untuk mengolah data jalan macet dibutuhkan juga data jalan kemudian di proses atau diolah dengan rumus GLBB dan data Graf kemudian diproses lagi menggunakan data Algoritma Floyd yang akhirnya menghasilkan data base data floyd. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Gambar 3.6.
(59)
Start
Data Jalan Macet
Input Data Jalan Macet
Pengelolaa Data Jalan Macet
Data Jalan
Data Jalan Macet
Pengelolaan Data Dengan Rumus
GLBB
Data Graf
Pengelolaan Data Dengan Algoritma
Floyd
Data Floyd
END
Gambar 3.6. Sistem Flow Menentukan Jalan Macet 4. Sistem Flow TPS
Sistem flowTPS adalah sebuah alur proses TPS. Pada proses ini Pegawai Dinas Pu menerimadata TPS dan menginputkan data tersebut kedalam sistem dan dikelola sehingga menghasilkan sebuah data base berupa Data TPS. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Gambar 3.7.
(60)
Sistem Pegawai Dinas Pu
Start
Data TPS
Input Data TPS
Pengelolaan Data
TPS Data TPS
END
Gambar 3.7. Sistem Flow TPS 5. Sistem Flow Kendaraan
Sistem flowKendaraan adalah sebuah alur proses Kendaraan. Pada proses ini Pegawai Dinas Pu menerimadata kendaraan dan menginputkan data tersebut kedalam sistem dan dikelola sehingga menghasilkan sebuah data base berupa Data kendaraan. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Gambar 3.8.
Sistem Flow Kendaraan
Sistem Pegawai Dinas Pu
Start
Data Kendaraan
Input Data Kendaraan
Pengelolaan Data Kendaraan
Data Kendaraan
END
(61)
proses ini supir menyerahkan kartu identitas atau data diri supir untuk melakukan pendataan. Petugas admin akan menginputkan data tersebut kedalam sistem. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Gambar 3.9.
Sistem Flow Supir
Staff Admin Sistem
Pegawai Dinas Pu
Start
Data Supir
Data Supir
Input Data Supir
Pengelolaan
Data Supir Data Supir
END
Gambar 3.9. Sistem Flow Supir 7. Sistem Flow Penjadwalan dan Penugasan
Sistem Flow Penjadwalan dan penugasan pada Gambar 3.10 adalah alur proses untuk menjelaskan jalanya proses penjadwalan dan penugasa. Pegawai Dinas Pu harus menginputkan data jadwal pengangkutan sampah terlebih dahulu kemudian diserah kan kepada kepala dinas Pu untuk meminta persetujuan apakah di setujui usulan penjadwalan tersebut atau tidak, jika tidak maka diinputkan kembali kemudian diolah, tetapi jika di setujui atau di acc makan diinputkan kembali dan diproses oleh sistem dan disimpan dalam data base jadwal pengangkutan sampah.
(62)
Sistem Flow Penjadwalan Dan Penugasan
Kepala Dinas PU Sistem
Pegawai Dinas Pu Supir
NO YES Data Floyd Jadwal ACC Pengelolaan Data Jadwal Pengangkutan Sampah Input Data Jadwal Pengangkutan Sampah Start Data TPS Jadwal Pengangkutan Sampah Jadwal Pengangkutan Sampah Penjadwalan Pengangkutan Sampah Data Supir Jadwal Pengangkutan Sampah Data Kendaraan
Input Data Jadwal Pengangkutan Sampah Cetak Jadwal Cetak Surat Penugasan Jadwal Pengangkutan Sampah ACC Surat Penugasan Jadwal Pengangkutan Sampah ACC Surat Penugasan Surat Penugasan END
(63)
selanjutnya dalam desain adalah pembuatan Data Flow Diagram (DFD) yang merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data dari sistem secara terstruktur dan jelas, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang baik.
DFD merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang dikembangkan.
Penggambaran alur sistem dilakukan dengan membagi sistem yang kompleks menjadi sub-sub sistem yang lebih sederhana dan mudah dimengerti. Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut.
1. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
2. External Entity merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa
orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
3. Data Store sebagai penyimpanan data.
4. Data Flow menggambarkan aliran data yang dapat berupa masukan untuk sistem
(64)
yang menggambarkan entity yang berhubungan dengan sistem dan aliran data secara umum. Sedangkan proses-proses yang lebih detail yang terdapat dalam sistem masih belum bisa diketahui. Desain dari context diagramdari Sistem Informasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah di DPU Cipta Karya Kabupaten Jombangdapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.11 Context Diagram
Pada Context Diagram diatas terdapat 3 (tiga) external entity yaitu,
entityPegawai Dinas Pu, entity Supir dan entitiy Kepala Dinas PU.Sistem kerja akan dijelaskan sebagai berikut:
a. memberikan 2 (Dua) inputan yaitu data kendaraan, Data Titik lalu dari proses
entity menerima laporan jadwal pengangkutan sampah, laporan jadwal Tugas
supir, laporan jadwal per kendaraan dan laporan surat penugasan.
b. Entity Supirmemberikan semua data supir dan menerima surat penugasan.
input data titik
surat penugasan3
Lap tugas Supir 1 Lap Jadwal Per Kendaraan 1 Lap Tugas Peng ang kutan sampah
Lap Surat Penug asan2 AccTUGAS Data Supir
Lap jdwl Peng ang kutan sampah
Lap Jadwal Per Kendaraan Lap Tugas Supir
Lap Surat penugasan Input Data Kendaraan
0 Aplikasi Penjadwalan Peng angkutan sampah + Peg awai Dinas PU Supir Kepala Dinas Pu
(65)
sampah, laporan jadwal supir, laporan jadwal per kendaraan dan laporan surat penugasan.
B. DFD Level 0 SistemInformasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah
Context Diagram didekomposisi menjadi DFD level 0 seperti yang terlihat pada gambar 3.12 yang terdiri dari 3 (tiga) sub proses.
Gambar 3.12 DFD level 0
Tabel Kendaraan Tabel Supir Tabel Titik data kendaraan Data Supir2 Data Titik [Data Supir] [input data titik]
[Input Data Kendaraan]
[Lap Tug as Supir] [Lap Jadwal Per Kendaraan]
[Lap jdwl Pengang kutan sampah]
[surat penug asan3] [AccTUGAS]
[Lap Jadwal Per Kendaraan 1]
[Lap Surat Penugasan2] [Lap Tug as Pengang kutan sampah]
Data Tug as Data Tug as Jadwal2
[Lap Surat penug asan] Peg awai Dinas PUPeg awai Dinas PU
1
Meng elola Data
+ 2 Penjadwalan + 3 Membuat Laporan +
8 Tug as
Kepala Dinas PuKepala Dinas Pu Kepala Dinas PuKepala Dinas PuKepala Dinas Pu Supir
Peg awai Dinas PU
11 Tabel Titik
12 Tabel Supir
13 Tabel Kendaraan
(66)
tabel yang digunakan, yaitu tabel supir, tabel kendaraan, tabel data Titik, dan tabel tugas. Untuk sistem kerja akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Subproses mengelola data menerima inputan data Titik, data kendaraan dan data supir untuk dikelola menjadi, tabel data Titik, tabel data kendaraan, dan tabel supir.
b. Subproses penjadwalan menerima inputan dari kepala dinas PU berupa Acc Penugasan dan tabel data titik (jalan yang berupa jalan mana saja yg boleh dilewati dan juga jalan macet dan memproses tabel TPA, tabel jalan, tabel jalan yang boleh dilewati), tabel supir, tabel kendaraan dan tabel tugas .
c. Subproses membuat laporan mengambil data dari tabel jadwal tugas pengangkutan sampah yang akan diberikan kepada , Kepala Dinas Pu dan dicetak berupa surat penugasan diberikan kepada supir.
C. DFD Level 1 Mengelola Data
Subproses Mengelola Data memiliki 7 (tuju) subproses, yaitu data supir, data TPS, data TPA, data jalan yang boleh dilewati, data kendaraan, data jadwal pengankutan sampah dan data supir. Dan juga terlihat ada 7 (tuju) tabel yang digunakan, yaitu tabel kendaraan, tabel supir, tabel TPS, tabel TPA, tabel jalan yang boleh dilewati, tabel jadwal pengangkutan sampah dan tabel kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.13.
(67)
Gambar 3.13 DFD level 1 Subproses Mengelola Data Untuk sistem kerja akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Subproses data supir mengelola inputan data supir dari menjadi tabel supir. c. Subproses data kendaraan mengelola inputan data kendaraan dari menjadi
tabel kendaraan.
g. Subproses data titik mengelola inputan data supir dari menjadi tabel titik. D. DFD Level 1 Subproses Penjadwalan
Pada DFD level 1 Subprose Penjadwalan memiliki 3 (tiga) subproses, yaitu menentukan jalan macet, mencari rute tercepat dan membuat jadwal.Dan juga terlihat 4 (empat) tabel yang digunakan, yaitu tabel jadwal, tabel jalan macet, tabel kendaraan, tabel supir dan tabel TPS. Untuk sistem kerja akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Subproses menentukan jalan macet menerima data jalan macet dari Satlantas untuk dikelola menjadi tabel macet.
b. Subproses mencari rute tercepat mengambil data dari tabel macet, tabel jalan, tabel TPS, tabel TPS untuk dilakukan perhitungan dengan rumus GLBB dan Algoritma Floyd yang menghasilkan rute tercepat.
data Kendaraan1
[Data Supir2] [Input Data Kendaraan]
[Data Supir] Dinas PU
Supir
1.3 Data Kendaraan
1.7 Data Supir Dinas PU
12 Tabel Supir 14 Tabel Kendaraan1
(68)
mengambil data kendaraan dari tabel kenadaraan dan menerima surat Acc Jadwal dari kepala dinas PU untuk dikelola menajdi tabel jadwal.
Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada Gambar 3.14 berikut.
Gambar 3.14 DFD level 1 Subproses Penjadwalan E. DFD LEVEL 1 Subproses Membuat Laporan
Pada DFD level 1 Subproses Membuat Laporan memiliki 4 (empat) subproses, yaitu membuat laporan surat penugasan, membuat laporan per supir, membuat laporan per kendaraan, laporan jadwal dan rute pengangkutan sampah. Dan juga terlihat ada 1 (satu) tabel yang digunakan, yaitu tabel jadwal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
(69)
Gamabar 3.15 DFD level 1 Subproses Membuat Laporan Untuk sistem kerja akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Subproses membuat laporan Surat Penugasan akan menghasilkan laporan surat penugasan yang akan diterima oleh , Kepala Dinas PU dan Supir.
b. Subproses membuat laporan per supir akan menghasilkan laporan per supir yang akan diterima oleh dan Kepala Dinas PU.
c. Subproses membuat laporan per Kendaraan akan menghasilkan laporan per kendaraan yang akan diterima oleh dan Kepala Dinas PU.
d. Subproses membuat laporan Tugas Pengangkutan Sampah menghasilkan laporan Jadwal pengankutan sampah yang diterima oleh , Kepala Dinas PU dan Supir.
[Lap tug as Supir 1]
[Lap Tug as Pengang kutan sampah] [Lap Surat Penugasan2]
[Lap Jadwal Per Kendaraan 1] [Lap Tug as Supir]
[Data Tugas] [Lap jdwl Pengang kutan sampah]
[Lap Jadwal Per Kendaraan] Peg awai Dinas PU Peg awai Dinas PU Peg awai Dinas PU
8 Tug as
Penugasan 3.2 Membuat Laporan Per supir 3.3 Mmebuat Lap Per Kendaraan 3.4 Membuat Lap Jadwal peng ang kutan
sampah Supir
Kepala Dinas PuDinas PuKepala Kepala Dinas Pu Kepala Dinas Pu
(70)
ERD dalam bentuk Conceptual Data Model(CDM) menjelaskan hubungan antara entity secara konseptual yang terliaht pada gambar 3.16
Gambar 3.16 Conceptual Data Model B. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) dihasilkan dari proses generate model CDM yang semua entitas tetap berjumlah 9 tabel. PDM dapat di lihat pada Gambar 3.17.
Relation_96 Relation_95 Relation_94 Relation_93 Relation_92 Relation_91 Relation_90 Relation_89 Relation_88 Relation_87 Relation_86 Relation_85 Relation_84 Relation_83 Master Kendaraan id kendaraan nopol tahun merk master lokasi id lokasi jenis lokasi nama lokasi alamat lokasi lattitude longitude frekuensi master sopir id sopir nama sopir alamat sopir telp penugasan kode transaksi tanggal rute jarak waktu trans penjadwalan kode trans penjadwalan tanggal
trans penugasan kode trans penugasan kode penjadwalan detail penjadwalan id penjadwalan ritase rute total jarak total waktu detail penugasan id detai penugasan
User kode user user name password user level status
(71)
Gambar 3.17 Proses Generate Model 3.3.5 Struktur Tabel
Dalam sub bab ini akan dijelaskan struktur dari tabel-tabel yang akan digunakan dalam pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Pengangkutan Sampah Pada Kabupaten Jombang. Data-data di bawah ini akan menjelaskan satu-persatu detil dari struktur tabel untuk setiap tabelnya.
1. Nama Tabel: Master User Primary Key: id_user Foreign Key: -
Fungsi: untuk menyimpan data master user. ID_DETAI_PENUGASAN = ID_DETAI_PENUGASAN
ID_PENJADWALAN = ID_PENJADWALAN
ID_PENJADWALAN = ID_PENJADWALAN ID_DETAI_PENUGASAN = ID_DETAI_PENUGASAN ID_SOPIR = ID_SOPIR
KODE_TRANS_PENUGASAN = KODE_TRANS_PENUGASAN
KODE_TRANS_PENJADWALAN = KODE_TRANS_PENJADWALAN ID_PENJADWALAN = ID_PENJADWALAN
ID_SOPIR = ID_SOPIR
ID_PENJADWALAN = ID_PENJADWALAN ID_KENDARAAN = ID_KENDARAAN
KODE_TRANS_PENJADWALAN = KODE_TRANS_PENJADWALAN ID_SOPIR = ID_SOPIR
ID_KENDARAAN = ID_KENDARAAN
ID_SOPIR = ID_SOPIR
ID_KENDARAAN = ID_KENDARAAN
TAHUN integer MERK varchar(50) ID_PENJADWALAN integer ALAMAT_LOKASI varchar(100) LATTITUDE decimal(96) LONGITUDE decimal(96) FREKUENSI integer NAMA_SOPIR varchar(50) ALAMAT_SOPIR varchar(100) TELP varchar(50) ID_PENJADWALAN integer PENUGASAN KODE_TRANSAKSI numeric(13) ID_KENDARAAN char(4) ID_SOPIR char(4) TANGGAL date RUTE varchar(100) JARAK varchar(20) WAKTU varchar(20) ID_LOKASI char(4) TANGGAL date TRANS_PENUGASAN KODE_TRANS_PENUGASAN char(11) KODE_TRANS_PENJADWALAN char(11) KODE_PENJADWALAN char(11) DETAIL_PENJADWALAN ID_PENJADWALAN integer ID_KENDARAAN char(4) ID_SOPIR char(4) KODE_TRANS_PENJADWALAN char(11) KODE_TRANS_PENUGASAN char(11) RITASE varchar(20) RUTE varchar(100) TOTAL_JARAK float TOTAL_WAKTU varchar(20) DETAIL_PENUGASAN ID_DETAI_PENUGASAN char(4) ID_SOPIR char(4) ID_PENJADWALAN integer USER KODE_USER char(4) ID_DETAI_PENUGASAN char(4) USER_NAME varchar(20) PASSWORD varchar(50) USER_LEVEL varchar(20) STATUS long binary ID_PENJADWALAN integer
(72)
Id_user Int Primary key
User_name Varchar 20
User_level Varchar 20
Password Varchar 50
Role Int 50
2. Nama Tabel: Master_Sopir Primary Key: id_Sopir Foreign Key:
Fungsi: untuk menyimpan data sopir.
Tabel 3.6 Master Sopir
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_sopir Char 4 Primary key
Nama Varchar 50
Alamat Varchar 100
No_tlp Varchar 50
3. Nama Tabel: Master_kendaraan Primary Key: id_kendaraan Foreign Key: -
Fungsi: untuk menyimpan data kendaraan.
Tabel 3.7 Master Kendaraa
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_kendaraan vhar 4 Primary key
Plat_Nomor Varchar 20
Merek Varchar 50
(73)
Foreign Key:
Fungsi: untuk menyimpan data lokas.
Tabel 3.8 MaterLokasi
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_lokasi Char 4 Primary key
Jenis_lokasi Varchar 10
Nama_lokasi Varchar 50
Longitude Decimal
Latitude Decimal
Alamat_lokasi Varchar 100
Frekuensi Int
5. Nama Tabel: Penugasan Primary Key: kode_penugasa
Foreign Key: kode_supir, kode_kendaraan Fungsi: untuk menyimpan data tugas.
Tabel 3.9 Penugasan
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Kode_penugasan Char 4 Primary key
Id_supir Char 4 Foreigen key
KKode_kendaraan Char 4 Foreigen key
Rute Varchar 100
Rute_jalan Varchar 1000
Jarak Varchar 20
Waktu Varchar 20
6. Nama Tabel: Trans_Penjadwalan Primary Key: kode_trans penjadwalan
(74)
Tabel 3.10 Transaksi penjadwalan
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Kode_transaksi Char 11 Primary key
Tanggal Date
7. Nama Tabel: Transaksi_Penugasan Primary Key: Kode_Trans penugasan Foreign Key: -
Fungsi: untuk menyimpan data kendaraan.
Tabel 3.11 Transaksi Penugasan
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Kode_transpenugasan Char 11 Primary key
Kode_penjadwalan Char 11
8. Nama Tabel: Detail Penjadwalan Primary Key: Kode_Penjadwalan
Foreign Key: kode_transaksi, kode_kendaraan Fungsi: untuk menyimpan data detail penjadwalan.
Tabel 3.12 Detail Penjadwalan
Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Kode_penjadwalan Int Primary key
Kode_transaksi Char 11 Foreigen key
Id_kendaraan Char 4 Foreigen key
Rute Varchar 100
Ritase Varchar 20
Rute_jalan Varchar 8000
Total_Jarak Float
(1)
4.3.1 Evaluasi Supir
Berdasarkan hasil output dari aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah ini maka dapat diketahui bahwa untuk mengngkut sampah di Kabupaten Jombang dalam 1 (satu) hari diperlukan 5 (lima) orang supir pada hari senin sampai minggu (hari kerja). Sedangkan dengan tidak memakai aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah tersebut dibutuhkan 9 (Sembilan) orang supir untuk mengangkut sampah setiap harinya, dan jumlah supir yang mengangkut sampah tersebut sama setiap harinya.
4.3.2 Evaluasi Kendaraan
Setiap kendaraan memerlukan seorang supir yang akan mengendarainya. Maka sama seperti evaluasi supir, kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut sampah di Kabupaten Jombang dalam satu hari pada hari senin sampai minggu adalah 5 (lima) unit kendaraan. Sedangkan tidak memakai aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah tersebut dibutuhkan 9 (sembilan) unit kendaraan untuk mengangkut sampah setiap harinya, dan jumlah kendaraan yang mengangkut sampah tersebut sama setiap harinya.
4.3.3 Evaluasi Jadwal
Jika dilihat secara keseluruhan maka jadwal yang dihasilkan oleh aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah ini lebih mudah dimengerti dan terurut dengan rapi.Selain dari jadwal yang mudah dimengerti, aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah ini juga dapat menampilkan rute jalan yang harus dilalui.
(2)
92
Jika dilihat dari tujuan penelitian ini, maka dari evaluasi terhadap aplikasi ini sudah dapat menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan sarana yang tersedia dalam pelayanan pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang, dapat menjadwalkan pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang dengan menggunakan teori Shortest Route dan dapat diterapkan Algoritma Floyd Warshal dalam penentuan rute tercepat untuk pengangkutan sampah.
(3)
93 PENUTUP
Berdasarkan pengujian pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dipergunakan dalam tugas akhir ini, maka dapat diambil kesimpulan dan saran dari hasil yang diperoleh.
5.1 Kesimpulan
Secara garis besar aplikasi penjadwalan pengangkutan sampah ini mampu menjawab tujuan dari penelitian ini. Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi sistem informasi penjadwalan pengangkutan sampah pada kabupaten Jombang telah dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pihak Dinas Kebersihan.
2. Sistem telah berhasil melakukan penjadwalan yang dihasilkan dari perhitungan Algoritma Floyd yang dikombinasikan dengan rumus GLBB untuk menghasilkan rute tercepat yang berguna dalam pengangkutan sampah sehingga operasional layanan pengangkutan sampah di Kabupaten Jombang menjadi lebih efisien melalui pengoptimalan penugasan, sumber daya manusia dan sarana yang tersedia.
3. Dengan adanya aplikasi ini, kebutuhan informasi rute terpendek dan tercepat dalam pengangkutan sampah dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan sarana yang digunakan dalam pengangkutan sampah sebesar 80%. Informasi
(4)
94
tersebut menghasilkan laporan penjadwalan pengangkutan sampah dan penugasan setiap supir untuk Dinas Kebersihan telah terpenuhi.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan aplikasi kedepannya agar dapat menghasilkan aplikasi yang lebih baik adalah sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya, aplikasi ini diharapkan dapat mengatasi
penumpukan sampah yang ada di TPA untuk di olah.
2. Program dikembangkan lagi dengan memperluas informasi yang belum ada dalam program ini yaitu: perhitungan akuntansi dan penggajian.
(5)
95
Arifin Noer, Bustanul. 2004. Belajar Mudah Riset Operasional. Yogyakarta: Andi CV.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar. 2000. Sistem Pengelolaan
Kebersihan dan Pertamanan kota Denpasar, DKP, Denpasar.
Dinas Pekerja Umum Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kota Jombang, 2012, Sistem Pengelolaan Kebersihan dan Pertamanan kota Jomban.
Dinas Pekerja Umum Cipta Karya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kota Jombang, 2012, Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah
Foster, Bob. 2002, Terpadu Fisika SMU Jilid 1A, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2005:34. Analisis & Desain Sistem Informasi. ANDI. Yogyakarta.
Harsiti. 2009. Entity Relatinal Diagram. dari
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9
&cad=rja&ved=0CHIQFjAI&url=http%3A%2F%2Fharsiti09.files.wordpre ss.com%2F2009%2F10%2Fventityrelatinaldiagram.doc&ei=uTlbUIHvGIfir
Afa9YHQCw&usg=AFQjCNGh80dbQus1ja2a2ELUJxcSp-7CKw. diakses
tanggal 18 September 2012).
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi: konsep,
teknologi, dan manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Heroes, G. 2010. Tentang Komputer Kita. dari Pengertian Perangkat Lunak: dari
(http://tentangkomputerkita.blogspot.com.Diakses tanggal 23 September
2012).
Kemp, Keren K. 2008, Encyclopedia of Geographic Information Science, SAGE Publications Inc., California.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2005. Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah.
Kendall, K. E., dan Kendall, J. E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prehallindo.
(6)
96
Limbong, Tonni. 2010, Penugasan, STIMIK BUDI DARMA, Medan.
Mahyuzir, T. D. 1990. Analisa dan Perancangan Sistem Pengolahan Data. Jakarta: Gramedia.
Marlinda, L. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
Nikerson, J. 2001. Data Flow Diagram. Data Flow Diagram. dari
(www.damangaji.hostei.com.Diakses tanggal 23 September 2012).
Pratama, Y. O. 2012. Data Flow Diagram. Yogyakarta: House of Idea.
Sinarbawa, I Dewa Gede Agung.2006, Rancang Bangun Sistem Informasi
Pengangkutan Sampah di Kota Denpasar, STIKOMP, Surabaya.
Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Suwono, E. 2012. Data Definition Language. Basis Data. dari
(http://ekosuwono.wordpress.com/2010/01/12. diakses tanggal 12 September
2012).
Taha, Hamdy A. 2003, Operation Research: An Introduction, 7�ℎEd., Person Education, United States Of America.
Taha, Hamdy A. 2003, Operation Research: An Introduction, New Jersey: Prentice Hall Inc.