Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta

(1)

Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di

Yogyakarta

Radio Community Saka FM As A Media Dakwah In

Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diusulkan oleh :

PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI 20120530058

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang membuat pernyataan dibawah ini :

Nama : Pratiwi Yunita Dwi Rahmawati NIM : 20120530058

Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Broadcasting

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul Skripsi : Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah Di Yogyakarta. (Studi Kasus pada Radio Komunitas Saka FM di Yogyakarta tahun 2016)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Penulis


(4)

Motto

Experience Is The Best Teacher


(5)

Persembahan

Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan ibunda tercinta (Bapak Joko Prabowo, B.Sc dan Ibu Sri Handayani, S.Pd) yang selalu memberi hal yang terbaik dan berdo’a untuk anak-anaknya. Dan untuk abangku terganteng Ichwan Muttaqin Prasetyanto terima kasih atas support dan doanya selama ini.

Teman-teman seperjuanganku Erna, Kiki, Ipeh yang paling rempong.

Kakak sekaligus adek, dan teman curhat yaitu Mas Kiki.

Teman-teman Ikom B 2012 dan Broadcasting 2012 yang selalu memberi semangat tiada henti.

Teman-teman sepermainan buat Sandra, Nisa, Vanisa, Dita, Cepi, Adi, Adit, Angga, lek slem, Acen, Hada, Agil, Kiram, Tancak, Samsul, Jojo, Kecil, dan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Teman teman satu perguruan yaitu, tika, laila, mala, ulya, akbar, siska, caca.

Teman-teman Dewata yang selalu support.

Teman-teman ABS angkatan 25 yang selalu memberi semangat.

Teman-teman kost “Asrama Green” yaitu karin, viki, dita, mbak wulan, jujun yang selalu bikin keributan di kost.


(6)

KATA PENGANTAR

مـــيـح رـلا نمح رـلا هــــللا مــــــــــسب

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi radio komunitas Saka FM Jogja sebagai Media Dakwah bagi warga Kauman khususnya di Yogyakarta dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Allah SWT yang segala rahmat dan ridhonya selalu memberikan kemudahan dan memperlancar jalan hambanya.

2. Bapak Haryadi Arief Nur Rasyid, selakuk ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.


(7)

3. Ibu Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, S.Sos., M.Si. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

4. Bapak H. Aly Aulia, Lc., M.Hum. yang dengan penuh kesabaran

memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

5. Bapak Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn. selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan pertanyaannya yang mendetail tetapi sangat membantu skripsi ini lebih terarah.

6. Bapak Djoko Prabowo dan Ibu Sri Handayani serta kakakku Ichwan Muttaqin Prasetyanto yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

7. Segenap dosesn program studi Ilmu Komunikasi UMY serta dosen-dosen tamu yang pernah memberikan pengetahuan kepada penulis.

8. Bapak Gatot, Mas Ali, dan seluruh staff radio Saka FM yang sangat membantu penulis untuk mendapatkan data-data. Terimakasih banyak penulis ucapkan.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.


(8)

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pembangunan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… I

HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

ABSTRACT ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 12

C. Tujuan Penelitian ……….... 12

D. ManfaatPenelitian ………... 12

E. KerangkaTeori ……… 13


(10)

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Perkembangan Radio Komunitas ………... 36

1. Sejarah Dan Perkembangan Radio Saka FM ……….... 36

2. Visi Dan Misi ……… 42

3. Logo Radio Saka FM ……… 43

4. Struktur Organisasi ……… 45

5. Job Description Anggota Komunitas Radio Saka FM …………. 46

6. Jadwal Program Siaran ………. 48

B. Penelitian Terdahulu ……….. 55

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data ………. 59

1. Perencanaan Format Siaran Radio Saka FM ……… 59

a. Menentukan Segmentasi Pendengar ………... 62

b. Menentukan Waktu Siaran ……….. 64

c. Menentukan Formatting Radio ……… 65

d. Menentukan Pendanaan ………... 66

e. Pola Siaran ………... 70

2. Pelaksanaan Kegiatan Format Siaran Radio Saka FM ………….. 71

a. Programming Radio ……… 71

b. Personality Pemyiar ……… 79

c. Station Identity………... 81

3. Pendapat Pendengar Terhadap Program-Program Siaran di Radio Saka FM ………... 82


(11)

4. Bentuk-Bentuk Dakwah Radio Saka FM ……… 85

5. Hambatan-Hambatan Dan Bentuk Evaluasi Radio Saka FM ………. 94

a. Faktor Hambatan ………... 94

b. Evaluasi ………. 97

B. Analisis Data ………... 99

1. Penerapan Dalam Menentukan Format Siaran Radio Saka FM ... 99

a. Segmentasi Radio Saka FM ……… 100

b. Format Radio Saka FM ……….. 103

c. Pola Siaran ……….. 107

d. Sumber Dana ……….. 109

2. Pelaksanaan Format Siaran Radio Saka FM ………. 110

a. Program Radio Saka FM ………. 110

b. Personality Penyiar ………. 119

3. Analisis Pendengar Terhadap Program Siaran di Radio SakaFM 121 4. Kegiatan Dakwah di Radio Saka FM ……… 123

5. Analisis Faktor Penghambat ………. 128

a. Faktor Internal ………. 128


(12)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 133

B. Saran ………... 135

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

1.1Anggota Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta... 3

2.1 Deskripsi Tugas Anggota Komunitas Radio Komunitas... 46

2.2 Program Acara Radio Saka FM... 48

3.1 Perencanaan Program Siaran Radio Saka FM Per-tiga Bulan... 61

3.2 Rencana Anggaran Belanja Rutin Bulanan 2016... 66

3.3 Belanja Pembangunan Bagian Ruang Siar... 67

3.4 Belanja Pembangunan Ruang Produksi... 68

3.5 Belanja Pembangunan Ruang Pelatihan... 69

3.6 Belanja Pembangunan Ruang Pertemuan... 69

3.7 Belanja Program... 69

3.8 Total Anggaran Pembelanjaan... 70

3.9 Program Siaran Radio Saka FM... 73


(14)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Logo Radio Saka FM... 43

2.2 Tata Ruang dan Peta Lokasi Studio Radio Saka FM... 44

2.3 Struktur Organisasi Radio Saka FM... 45

3.1 Siaran On Air... 86

3.2 Kajian Magrib di Masjid Gedhe Kauman... 87


(15)

ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI BROADCASTING PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI 20120530058

RADIO KOMUNITAS SAKA FM SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Tahun Skripsi dan Halaman; 2016 + 133 halaman + 6 gambar + 13 tabel + 10 lampiran

Daftar Pustaka; 15 buku (1998-2014) + 2 jurnal + 2 sumber internet

Radio komunitas merupakan media massa elektronik yang dapat digunakan dalam kegiatan dakwah. Melalui media radio, maka dakwah yang akan disampaikan kepada seluruh pendengar komunitas. Hal tersebut dilihat dari efisiensi dakwah yang dilakukan melalui media radio komunitas. Salah satu media komunitas yang menjadi radio komunitas Agama atau radio dakwah yaitu radio Saka FM Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada kegiatan dakwah yang dilakukan radio Saka FM melalui program-program siarannya dalam menjadi media dakwah bagi warga Kauman di Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dengan narasumber, dan dokumentasi lainnya.

Hasil dari penelitan ini menunjukkan bahwa radio Saka FM lebih memposisikan radio Saka FM sebagai radio dakwah. Dalam menjadi media dakwah bagi warga Kauman melalui program-program yang disiarkan, bahwa program-program yang bermuatan edukasi merupakan bagian dakwah dari radio Saka FM dan sumber dana radio Saka FM hanya berasal dari uang Kas Masjid Gedhe. Akan tetapi, perlunya inovasi-inovasi disetiap program yang disiarkan, karena program-program yang disiarkan lebih sekedar siaran yang memberikan informasi dan hiburan, agar para pendengar tidak mudah bosan dan tertarik dalam mendengarkan program-program yang disiarkan radio Saka FM, terkait dengan sumber dana perlunya melakukan kerjasama dengan pihak lain ataupun donatur, sponsor untuk lebih memaksimalkan dalam pembuatan program-program yang disiarkan oleh radio Saka FM.


(16)

ABSTRACT

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA FACULTY OF SOCIAL AN POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF COMMUNICATION

CONCETRATION OF BROADCASTING PRATIWI YUNITA DWI RAHMAWATI 20120530058

SAKA FM COMMUNITY RADIO AS A DAKWAH MEDIA

Thesis Year and page; 2016 + 133 page + 6 image + 11 table + 10 appendix Resource Library ; 15 books (1998-2014) + 2 journals + 2 other sources Community radio is the electronic mass media that can be used in dakwah activity. Through the medium of radio, then dakwah that will be presented to the whole community of listeners. This can be seen from the efficiency of dakwah conducted through the medium of community radio. One of the media community into a community dakwah radio that religion or radio FM radio Saka Yogyakarta. This study focuses on dakwah activities undertaken radio Saka FM through the programs broadcast in becoming a dakwah media for citizens of Kauman in Yogyakarta.The method used is descriptive analysis, which describes the actual situation. The data collection techniques used through interviews with any sources, and other documentation.

The results of this research is the radio Saka FM more positioned the radio Saka FM as dakwah radio. In becoming a medium of dakwah for Kauman community through programs broadcast, that the programs are part of dakwah-laden education of radio Saka FM and funding sources radio Saka FM comes only from money Kas Masjid Gedhe. But the need for innovations in every program that was broadcast, because the programs are broadcast over a broadcast that provides information and entertainment, so that the audience does not get bored easily and are interested in listening to the program that broadcast radio Saka FM, associated with sources of funding need to cooperate with other parties or donors, links to further maximize the making of programs broadcast by radio Saka FM.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat canggih. Salah satu bentuk dari perkembangan teknologi adalah adanya radio. Radio dikenal sebagai salah satu teknologi media yang bersifat auditif, dimana radio berperan dalam perkembangan komunikasi dan informasi. Radio dalam penggunaanya sangat efektif dan efisien, karena penyebaran informasi dapat tersebar luas dengan cepat ke seluruh kalangan masyarakat. Kekuatan lain dari radio dibandingkan dengan media lain adalah jarak jangkauan yang luas dan murah meriah (Onong Uchjana, 2002 : 107).

Radio komunitas di Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1980.an, yang dikenal sebagai radio ilegal atau radio gelap. Beberapa faktor yang mendasari keberadaan radio komunitas di Indonesia, semangat para perintis dan pengelola untuk memiliki radio komunitas dan daya imitasi yang kuat dari masyarakat untuk mengembangkan suasana kebebasan berekspresi melalui radio disaat munculnya era reformasi pada tahun 1998. Pada tahun 1999-an beberapa LSM mulai mengembangkan kerjasama dalam mengembangkan eksistensi radio komunitas. Pada tahun 2000 keberadaan radio komunitas mendapat pengakuan dari pemerintah secara formal dengan munculnya rancangan Undang-Undang Penyiaran,


(18)

yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002 tentang perlu dibentuknya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baik tingkat pusat maupun provinsi, maka tahun 2003 terbentuklah KPI pusat dan tahun 2004 terbentuklah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Nasution, 2012: 48).

Eksistensi radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang no 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, pasal 21 disebutkan bahwa lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersil dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayahnya terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Setelah jatuhnya Rezim Orde Baru, hingga setelah diberlakukannya UU No.32 Tahun 2002, radio jenis ini menjamur (Gazali, 2002 : 78-80).

Maraknya pendirian stasiun radio di Yogyakarta yang bermisi komersil, justru mulai banyak menjamur radio bermisi pengabdian, dengan mengesampingkan logika bisnis, pengelola radio lebih banyak menyuguhkan informasi dan hiburan kepada para pendengar sesuai kegiatan dan kebutuhan sehari-hari. Sejak tahun 1997 radio-radio semacam ini semakin menjamur. Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) yang terbentuk pada awal bulan Mei mencatat jumlah 31 anggotanya. Namun, dalam kenyataanya bisa berkisar sampai 32 radio komunitas yang masih aktif, dengan semua pengoperasiannya melalui


(19)

gelombang AM, FM, dan saluran kabel. Radio komunitas dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, radio komunitas pendidikan, radio komunitas peminatan, radio komunitas agama, radio komunitas wilayah dan radio komunitas darurat. Adapun nama nama radio komunitas di Yogyakarta yang termasuk anggota jaringan radio komunitas Yogyakarta (JRKY) beserta kategori radio komunitas.

Tabel 1.1

Anggota Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta No Nama Radio Komunitas Kategori Radio Komunitas 1 Radio Swarakota FM Jogja Radio Komunitas Peminatan 2 Radio Swaragodean FM Radio Komunitas Wilayah 3 Radio Murakabi FM Radio Komunitas Wilayah

4 Radio BBM FM Radio Komunitas Wilayah

5 Radio Rasida FM Radio Komunitas Pendidikan

6 Radio Suaka Radio Komunitas Wilayah

7 Radio Atmajaya FM Radio Komunitas Pendidikan 8 Radio Kompak FM Radio Komunitas Wilayah 9 Radio RAG FM Radio Komunitas Peminatan 10 Radio Swaradesa FM Radio Komunitas Wilayah 11 Radio Mentari FM Bantul Radio Komunitas Agama 12 Radio Patas FM Radio Komunitas Wilayah 13 Radio Diorama FM Radio Komunitas Wilayah 14 Radio Karisma FM Radio Komunitas Wilayah


(20)

15 Radio Magenta UNY Radio Komunitas Pendidikan

16 MMTC Radio Radio Komunitas Pendidikan

17 Radio Raddeka FM Radio Komunitas Wilayah 18 Radio Trisna Alami FM Radio Komunitas Peminatan 19 Radio Adhika Swara FM Radio Komunitas Wilayah 20 Radio Love Jogja FM Radio Komunitas Agama

21 Romika FM Radio Komunitas Wilayah

22 Herbal Radio FM Radio Komunitas Wilayah 23 Radio Widjaya FM Radio Komunitas Wilayah 24 Radio Imtak FM Radio Komunitas Agama 25 Radio Crast FM Radio Komunitas Pendidikan

26 RDM FM Radio Komunitas Agama

27 Radio Suara Manggala Radio Komunitas Agama 28 Radio Suara Manunggal FM Radio Komunitas Wilayah 29 Radio Ramada FM Radio Komunitas Pendidikan 30 Radio Saka FM Radio Komunitas Agama 31 Radio IKOM UMY FM Radio Komunitas Pendidikan 32 Radio Sandigita FM Radio Komunitas Wilayah

(sumber : www.jrky.co.id) Dari banyaknya radio komunitas yang menjadi anggota jaringan radio komunitas Yogyakarta (JRKY) radio Saka termasuk radio komunitas agama yang cenderung dibuat sebagai media dakwah atau media penyebaran ilmu agama. Dari banyaknya radio radio komunitas di Yogya,


(21)

Radio Saka termasuk radio komunitas yang legalitas ijinnya sudah sampai dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jakarta. Selain itu, Radio Komunitas Saka memiliki Saka Production atau rumah produksi yaitu pembuatan video clip religi nasyid, membuat film pendek. Selain itu radio komunitas pernah mengadakan event dana hibah BRI dan diliput oleh media.

Radio komunitas merupakan salah satu media penyiaran yang memiliki strategi dalam menyajikan program-program menarik yang dibuat oleh radio tetapi tidak ada di stasiun radio lainnya. untuk itu, peneliti akan melihat bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh radio Saka FM sebagai radio dakwah serta dapat menjadi media dakwah. Menurut Tabing stasiun radio komunitas adalah suatu radio yang dioperasikan di suatu lingkungan atau wilayah atau daerah tertentu, diperuntukkan khusus bagi warga setempat, yang berisikan acara dengan ciri utama informasi daerah setempat dan diolah dan dikelola oleh warga setempat (Eddyono, 2012: 2)

Perkembangan radio komunitas sangat pesat hingga sekarang, terkadang ada radio komunitas yang hanya berorientasi pada hiburan saja dengan menyiarkan program musik dan ada juga radio yang bersegmentasi informasi yang memberikan seluruh informasi yang terjadi di daerah sekitar ataupun luar daerah selain itu ada juga radio komunitas yang dikemas mirip sekali dengan radio komersil. Namun ada juga radio komunitas yang mengarahkan pada sektor pertanian, selain itu ada juga


(22)

radio komunitas merapi yang sangat berfungsi dalam menyebarkan ataupun menyampaikan informasi terkini terkait kondisi merapi sehingga menjadikan warga sekitar lebih tanggap mengenai bencana seperti yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu.

Peran radio komunitas adalah untuk melayani kepentingan bagi komunitasnya. Pendanaan radio komunitas juga merupakan tanggung jawab komunitas. Hal ini termasuk bahwa radio komunitas memang ditujukan untuk, dari, dan oleh komunitasnya. Sebagai radio yang hidup dari, oleh, dan untuk komunitasnya, radio komunitas mempunyai kekuasaan lebih bebas berekspresi dibandingkan radio swasta. Radio komunitas yang mempunyai kesempatan untuk lebih dekat dengan pendengarnya yang sangat terbuka lebar. Secara teoritis, komunitas terbentuk dalam dua hal : pertama komunitas yang terbentuk pada batasan geografis. Kedua, rasa identitas yang sama atau minat/kepentingan/kepedulian terhadap hal yang sama (Effendi, 2002 : 71).

Dari banyaknya radio komunitas yang mengalami perkembangan yang sangat pesat ada juga radio komunitas yang berbasis ke arah religi melalui dakwah mulai dari radio pagi, Saka FM, RDM FM, dan masih banyak lagi yang memberikan informasi mengenai tentang agama secara lebih mendalam melalui musik ataupun ceramah para alim ulama atau yang dikenal dengan Da’i, semua itu dimaksudkan untuk memperoleh segmentasi sendiri dari berbagai pendirian radio komunitas tersebut.


(23)

Selain radio Saka FM, ada juga Radio Dakwah Muhammadiyah (RDM FM). Radio ini juga merupakan radio komunitas agama yang beralamat di Jl. Raya Semin – Ngawen, Km 2,5, Widoro Kidul, Bendung, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta. Program siaran yang bernuansakan keislaman disajikan dalam bentuk dialog, lebih banyak informasi-informasi tentang muhammadiyah karena pendirian radio ini untuk menunjukkan Muhammadiyah merupakan organisasi yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dalam hal agama. Radio Dakwah Muhammadiyah ini masih dalam proses untuk Perijinan Penyelenggaraan Penyiaran, selain itu status siaran yang ada di RDM FM masih belum aktif berbeda dengan radio Saka FM yang sudah aktif.

Format dakwah yang dikemas dengan dialog, dialog interaktif, serta ceramah. Frekuensi yang digunakan Radio Dakwah Muhammadiyah hanya menggunakan FM. Sedangkan, pada saat ini stasiun radio sudah bisa didengarkan melalui streaming. Berbeda dengan radio Saka FM merupakan radio komunitas yang sudah bisa didengarkan melalui streaming agar masyarakat Kauman lain yang berada diluar maupun luar kota juga dapat mendengarkan siaran yang ada di Radio Saka FM. Dari bentuk pola acara siaran dakwah yang ada pada Radio Dakwah Muhammadiyah diatas, bentuk format siaran yang masih memerlukan pemberharuan baik dari segi variasi acara maupun bentuk dakwahnya agar siaran dakwahnya sesuai dengan sasaran.


(24)

Radio Saka FM merupakan radio komunitas yang memposisikan sebagai radio dakwah yang berada didaerah Kauman, Yogyakarta. Radio Saka FM merupakan radio komunitas yang dikemas melalui dakwah dengan kemasan yang menghibur, penyampaiannya bisa melalui musik, berbincang bincang atau talkshow, variety show, Insert, maupun ceramah dari para alim ulama, semua ditujukan untuk memperoleh segmentasi sendiri sendiri dari berbagai pendirian station radio komunitas tersebut.

Awal berdirinya radio Saka FM, dikarenakan susahnya warga kauman sebelah selatan untuk mendengarkan pengajian dari Masjid Gedhe Kauman dikarenakan tahun 2012, banyaknya bangunan bangunan dua lantai sehingga corong masjid tidak dapat mensyiarkan pengajian ke seluruh wilayah Kauman sehingga didirikannya radio Saka FM. Radio Saka FM merupakan radio komunitas milik Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Radio ini dikelola oleh takmir masjid dan remaja masjid warga Kauman. Radio Saka FM terbentuk tanggal 1 April 2012 dengan mengambil gelombang 107.7 Mega Herz (MHz). Saat ini radio Saka FM memiliki total 40 crew termasuk penyiar serta 43 program yang disiarkan setiap minggunya. Program-program yang dimiliki radio Saka FM lebih banyak menyiarkan program-program Islam. Mengingat radio Saka FM sebagai radio penyalur kegiatan-kegiatan atau kajian-kajian Islami yang ada di Masjid Gedhe Kauman, sehingga radio ini merupakan radio dakwah khususnya bagi warga Kauman di Yogyakarta.


(25)

Fraser dan Estrada juga menekankan prinsip-prinsip akses dan partisipasi di dalam radio komunitas. Akses berarti layanan siaran yang tersedia untuk seluruh para pendengar dan partisipasi adalah masyarakat atau publik secara aktif terlibat dalam suatu perencanaan dan manajemen, serta terlibat dalam pembuat program yang akan ditampilkan (Eddyono, 2012 : 3).

Begitu juga banyak kegiatan kegiatan yang dilakukan antara radio dengan masjid. Sedangkan masjid adalah sebagai tempat sarana berdakwah selain sebagai tempat ibadah dan radio sebagai media yang memfasilitasi masyarakat tentang pengetahuan-pengetahuan tentang islam. Selain itu, radio Saka juga pernah mengadakan event hibah dana BRI dengan mengikutsertakan warga membuka stand yang bertempat di halaman pelataran masjid serta diliput dari media televisi Trans 7.

Radio Saka FM hadir memberikan warna siaran yang menyejukkan dan penuh makna dengan banyaknya program-program yang dimilikinya, yang bersifat hiburan tetapi termasuk informatif bagi warga Kauman. Program radio Saka FM memiliki keanekaragaman, mulai dari pengajian relay dari Masjid Gedhe Kauman, talkshow kristologi, penguatan aqidah, jendela ilmu, si hawa, silatara (silaturahim lewat udara bareng Nika), dan musik spesial. Namun ada beberapa program Islami yang menjadi unggulan, seperti program Pengajian relay dari Masjid Gedhe Kauman, Talkshow kristologi, Jeli (Jendela ilmu). Program unggulan ini terlihat dari para pendengar yang bergabung melalui SMS, Telepon, Facebook, dan


(26)

pendengar yang berada di luar daerah melalui streaming. Kemudahan untuk bergabung atau bertanya dan mendapatkan penjelasan dari narasumber merupakan keinginan dari para pendengar. Tanpa harus bertatap muka, kapanpun dan dimanapun tetap dapat penjelasan dan ilmu yang dibutuhkan oleh siapapun mengenai masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

Tema mengenai radio komunitas mungkin sudah tidak asing lagi dan bukan merupakan penelitian yang baru lagi, namun meski sudah banyak yang meneliti radio komunitas namun dalam penelitian ini membedakan mengenai objek yang dibahas dan pembahasan yang beda. Adapun yang dulu penelitian terdahulu mengenai radio komunitas diantaranya adalah:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Terhadap Format Program Siaran Dakwah di Radio Utari FM Cilacap” oleh A. Zaenal Ma’arif Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Dakwah (2009). Dalam penelitian ini meski sama dengan menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif namun di dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada pembahasan mengenai bentuk format program siaran dakwah yang dilihat dari segi penempatan waktu, bentuk program siaran dakwah, serta penggarapan kreatifitas di radio Utari FM Cilacap.

Kedua, Skripsi yang berjudul “Pengembangan Nilai-Nilai Islam Melalui Program Dakwah On-Air di Radio Komunitas Mentari PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta” oleh Dyah Mustika Wulansari


(27)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah (2011). Dalam penelitian meski sama dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif namun di penelitian ini lebih fokus pada pembahasan mengenai program dakwah on-air yang diadakan radio komunitas PKU Muhammadiyah Bantul dalam pengembangan nilai-nilai Islam melalui materi-materi dakwah yang disampaikan.

Ketiga, Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Acara Siaran Dakwah Pagi di Radio Komunitas One FM Prambanan” oleh Martiningrum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah (2010). Dalam penelitian ini meski sama menggunakan deskriptif kualitatif tetapi dalam penelitian ini lebih membahas implementasi manajemen program siaran dakwah pagi di radio komunitas One FM.

Oleh karena itu, peneliti ini bukan merupakan suatu pengulangan semata dari penelitian sebelumnya khususnya pada media radio, penelitian ini dilakukan untuk memperkaya dan menambah pengetahuan khususnya pada bidang ilmu komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian radio, serta penulis hanya merujuk pada pelaksanaan sebagai radio dakwah dalam menjadi media dakwah untuk menyebarkan informasi dakwah bagi warga Kauman di Yogyakarta.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti mengangkat permasalahan ini kedalam sebuah penelitian dengan judul “Bagaimana


(28)

Radio Komunitas Saka FM menjadi Media Dakwah di Yogyakarta tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan diatas maka peniliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana radio komunitas Saka FM sebagai media dakwah di Yogyakarta tahun 2016.

2. Untuk mengetahui format siaran dakwah di radio komunitas Saka FM. 3. Untuk mengetahui bentuk dakwah radio komunitas Saka FM.

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dari radio komunitas Saka FM. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian karya-karya ilmiah, khususnya dalam memberikan sumbangan terhadap perkembangan studi Ilmu Komunikasi terutama mengenai radio komunitas.


(29)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi radio komunitas lain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, khusunya dalam media dakwah bagi para pendengarnya.

E.Kerangka Teori 1. Radio Komunitas

1.1 Definisi Radio Komunitas

Radio komunitas merupakan radio yang dimiliki, dikelola, digunakan, didirikan oleh komunitas tersebut. Menurut Tabing stasiun radio komunitas adalah suatu stasiun radio yang dioperasikan di suatu lingkungan atau wilayah atau daerah tertentu, diperuntukkan khusus bagi warga setempat, yang berisikan acara dengan ciri utama informasi daerah (local content) setempat dan diolah dan dikelola oleh warga setempat (Eddyono, 2012: 2). Tabing memaparkan bahwa radio komunitas mampu memberikan akses informasi kepada masyarakat sebagaimana juga memberikan akses bagi pengetahuan tentang bagaimana cara berkomunikasi (Eddyono, 2012: 2).

Walaupun radio komunitas merupakan lembaga independen, tetapi terdapat berbagai aturan hukum yang harus dipatuhi, aturan yang tercantum dalam UU no 32 tahun 2002 yang dijelaskan dalam Pasal 21 ayat 1 “Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf c merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat


(30)

independen dan tidak komersil, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya”. Dan dalam UU tersebut juga dijelaskan berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh Lembaga Penyiaran Komunitas dari aspek konten program yang terdapat dalam Pasal 21 ayat 2 huruf b “Untuk mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa”. Dan radio komunitas tidak boleh mencari laba semata yang tercantum dalam Pasal 21 ayat 2 huruf a “Tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata”. Bahkan pendanaan mengenai radio komunitas tersebut juga harus merupakan tanggung jawab komunitas. Hal ini mengandung maksud bahwa radio komunitas memang ditujukan oleh, dari, dan oleh komunitasnya (Eddyono, 2012: 3).

Setiap radio komunitas mempunyai tujuan tertentu dalam menyiarkan program yang mereka buat, sehingga batasan dan aturan tertentu sangat dibutuhkan guna membatasi nilai-nilai yang terdapat dalam siaran program radio serta agar dapat terselenggara dengan baik. Fleksibel merupakan salah satu ciri pembuatan program siaran di radio komunitas. Fleksibel yang artinya bebas merancang dan merubah program dengan spontan, tidak bergantung pada sponsor ataupun perorangan (Masduki, 2007 : 15)


(31)

1.2 Tipologi Radio Komunitas

Dalam setiap radio komunitas pasti memiliki pendekatan dan tujuan tersendiri, dan di Indonesia sendiri tipologi komunitas dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu:

a. Community Based (Radio berbasis komunitas)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah dengan batas-batas tertentu, seperti kecamatan, kelurahan, dan desa.

b. Issue/Sector Bassed (Radio berbasis masalah/sektor tertentu) Radio yang didirikan oleh komunitas yang terkait oleh kepentingan dan minat yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat yang sama sehingga basisnya adalah komunitas petani, buruh, dan nelayan.

c. Personal Inisiative Based (Radio berbasis kepentingan pribadi) Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan warga komunitas.

d. Campus Based (Radio berbasis kampus)

Radio yang didirikan oleh warga kampus perguruan tinggi dengan berbagai tujuan, termasuk sebagian sarana laboratorium dan sarana belajar mahasiswa (Rachmiatie, 2007:83)


(32)

Selain memiliki berbagai macam motif dan mendidirikan radio komunitas, radio komunitas juga dibagi menjadi beberapa kategori :

a. Radio Komunitas Pendidikan

Radio komunitas ini ada di area sekolah atau kampus perguruan tinggi. Komunitas dari radio tertentu ini tentunya para pelajar yang ada disekitar area sekolah maupun kampus dan radio ini lebih menekankan pada nilai pendidikan karena didirikannya radio ini guna mendukung sarana pelajaran disekolah maupun kampus.

b. Radio Komunitas Peminatan

Radio ini didirikan oleh sekelompok orang yang memiliki minat atau pekerjaan yang sama. Dan tujuan dari komunitas ini adalah untuk mencari solusi dari permasalahan, tukar-menukar informasi dan pengalaman atau memperjuangkan cita-cita dalam bidang pekerjaan yang diminati.

c. Radio Komunitas Agama

Radio ini ada pada komunitas agama tertentu, diantaranya pesantren untuk yang beragama islam, atau di komunitas agama tertentu. Radio dibuat cenderung untuk media dakwah atau media penyebaran ilmu agama tertentu.


(33)

Radio ini didirikan oleh sekelompok warga komunitas yang menempati wilayah tertentu yang relatif terbatas seperti dusun, kelurahan, atau kecamatan tertentu.

e. Radio Komunitas Darurat

Radio komunitas ini mengacu pada radio komunitas yang didirikan secara darurat karena ada bencana alam (Rachmiatie, 2007:106)

2. Radio Komunitas sebagai Media Dakwah 2.1 Pengertian Media Dakwah

Kata media, berasal dari bahasa latin yaitu median, yang merupakan bentuk kata jamak dari medium secara etimologi yaitu alat perantara. Sedangkan, kata dakwah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk dari kata masdar yaitu da’a yang artinya adalah memanggil, mengundang mengajak, menyeru, dan mendorong. Definisi kata media dan dakwah, media dakwah adalah sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah pada pendengar. Sedangkan menurut Wilbur Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam suatu pengajaran (Samsul Munir, 2009 : 113).

Media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah. Sebagai alat bantu dalam media dakwah, memiliki peranan ataupun kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan dakwah. Sebagai sistem dakwah, media tidak hanya termasuk sebagai alat bantu tetapi juga sebagai


(34)

komponen dakwah yang memiliki peranan dan kedudukan yang sama dengan komponen komponen yang lain, seperti objek dakwah, subjek dakwah, materi dakwah, maupun metode dakwah. Peranan media dakwah juga sebagai bentuk strategi dakwah agar lebih efektif dan efisien. Yang artinya, media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u dakwah, agar kegiatan dakwah lebih efektif dan efisien.

Pada zaman Rasulullah dan sahabat media dakwah berkisar pada dakwah qauliyah bi al-lisan dan dakwah fi’liyyah bi al-uswah ditambah dengan media pengguna surat (rasail) dengan konteks yang sangat terbatas. Satu abad kemudian, media dakwah berkembang dengan menggunakan qashash (tukang cerita) dan muallafat (karangan tertulis). Media cetak / muallafat berkembang dengan cukup pesat dan dapat bertahan sampai sekarang ini. Pada abad ke-14 Hijriyah dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat (Samsul Munir, 2009 : 112). Penggunaan media dakwah juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Media dakwah awalnya lebih banyak menggunakan media tradisional, berkembang menjadi lebih bervariasi dengan menggunakan sentuhan-sentuhan teknologi media massa modern.


(35)

2.2 Macam-macam Media Dakwah

Menurut Samsul Munir Amin media yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya

a. Media visual yang dimaksudkan adalah alat-alat yang dapat dioperasionalkan untuk kepentingan dakwah melalui indra penglihatan. Perangkat media visual yang dapat dipergunakan untuk kepentingan dakwah diantaranya adalah film slide, transparansi, overhead proyektor, gambar foto dan lainnya. b. Media audio adalah alat-alat yang dioperasikan sebagai sarana

penunjang dakwah yang ditangkap melalui indra pendengaran. Melalui media audio komunikasi dapat berlangsung tanpa ada batas dan jarak. Selain itu, media audio visual adalah media penyampaian informasi yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan dalam penyampaian informasi. c. Dan terakhir adalah media cetak, yaitu media yang

dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang tertuang melalui tulisan yang tercetak (Samsul Munir, 2009 : 114).

Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dakwah kepada penerima. Media dakwah banyak sekali jumlahnya mulai dari tradisional sampai dengan modern misalnya adalah kentongan, beduk, pagelaran, kesenian, surat kabar, papan pengumuman, majalah, film, radio, dan televisi (Wahyu, 2010 : 104). Banyaknya media


(36)

memberikan kemudahan untuk lebih menjangkau masyarakat luas. Media juga memberikan berbagai kemudahan seperti lebih cepat para da’i dalam menyebarkan dakwah secara efektif dan efisien. Serta memberikan kemudahan dalam penerima informasi atau mad’u dalam menerima informasi tentang ilmu agama. Peran media dakwah dalam berdakwah juga menjadi sangat penting karena melihat kondisi masyarakat yang semakin mudah dalam menerima informasi dari banyaknya media dakwah pada saat ini. Hal tersebut yang menjadi potensi besar untuk mengembangkan dakwah melalui media dakwah. Hal lain yang mendukung munculnya dakwah melalui media dakwah karena banyaknya masyarakat yang masih awam tentang pengetahuan agama, sehingga menjadikan para ulama berinisiatif melakukan dakwah melalui media dakwah dengan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan media dakwah sebagai suatu wadah untuk menambah ilmu pengetahuan.

Dengan banyaknya media pada saat ini, maka da’i dituntut untuk memilih media yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dakwah. Dengan pemilihan yang tepat atau dengan menetapkan prinsip-prinsip pemilihan media. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi komunikasi menjadi penting dalam pelaksanaan dakwah di era saat ini. Dari banyaknya media yang dapat dipergunakan sebagai media dakwah adalah media radio. Sebagai sebuah media, radio memiliki beberapa kelebihan yang harus diketahui dalam melaksanakan dakwah melalui radio. Adapun kelebihan dalam media tersebut dalam melaksanakan


(37)

kegiatan dakwah adalah daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Dalam pelaksanaan dakwah, kelebihan yang dimiliki radio adalah cepat dan langsung. Radio dapat menyebarkan informasi lebih cepat dibanding TV dan koran. Pesan dakwah yang disampaikan bisa dapat dan langsung diterima pendengar tanpa proses yang rumit, berbeda dengan media cetak yang membutuhkan proses penyusunan, penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.

2.3 Radio Komunitas Sebagai Media Dakwah

Objek dalam penelitian merupakan radio komunitas dengan tipologi radio komunitas yang didirikan komunitas yang menempati wilayah Kauman sehingga basisnya adalah komunitas yang berada di wilayah Kauman, dari objek penelitian tersebut termasuk dalam kategori radio komunitas agama, yang dalam isinya atau penyiarannya bernuansakan religi dari program-programnya, musik ataupun sisipan-sisipan yang terdapat dalam radio tersebut meski tidak seluruhnya dakwah murni karena disisipi juga berbagai berita atau informasi untuk khalayak yang tidak termasuk dalam komunitas namun bisa menikmati program-program dari radio Saka FM.

Dalam berdakwah sekarang ini bisa dilakukan dengan tidak saling bertatap muka seperti yang kita lihat setiap harinya, bahkan sekarang dalam penyampaian dakwah para mubalig sudah bisa menggunakan radio komunitas agar dapat menjangkau luas dalam menyampaikan isi dakwah.


(38)

Jadi tidak perlu susah-susah untuk kesana kemari mendengarkan seorang mubalig berceramah dan ini bisa untuk efisiensi waktu dalam berceramah.

Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangat efektif dan efisien. Melalui media radio, suara dapat dipancarkan ke seluruh daerah dengan jarak jangkauannya tidak terbatas. Bila dakwah dilakukan melalui program acara radio akan lebih mudah dan praktis, maka dakwah akan mampu menjangkau jarak pendengar yang sangat jauh dan tersebar. Efektivitas dan efisien dakwah juga terdukung melalui seorang penyiar yang mampu memodifikasikan dakwah melalui metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah radio, sandiwara radio, melalui tanya jawab, talkshow atau bentuk bentuk siaran lainnya (Samsul Munir, 2009 : 119).

3. Radio Dakwah

3.1 Pengertian Radio Dakwah

Radio dakwah merupakan sebuah stasiun radio yang mempunyai visi, misi, dan semua program dan materi siarannya tentang dakwah. Radio dakwah merupakan program ataupun formatnya untuk mensyiarkan islam. Menurut ASM Romli ditinjau dari format penyiaran dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu esktrim dan moderat (Nasution, 2012 : 53). Radio ekstrim (full dakwah) yang memiliki karakteristik siaran diantaranya “anti musik” mengikuti dalil haram mutlak semua jenis musik. Tidak ada satupun lagu yang diputar atau tidak ada siaran musiknya di


(39)

radio, semuanya full siaran kata (talk), diantaranya ceramah, dialog, dan sejenisnya. Radio dakwah jenis ekstrim tergolong kaku, dalam hal format radio dakwah. Segmentasi dari radio dakwah lebih terbatas, sebatas jama’ah ustadz yang mengisi siaran. Pendengarnya biasanya kalangan yang sudah memahami islam. Tetapi, ada pula pendengar awam yang ingin belajar tentang agama islam. Radio siaran seperti ini tidak dapat menyentuh pendengar umum yang mendengarkan radio karena lagu.

Radio yang tergolong “moderat” yaitu radio yang bermisi dakwah, dengan karakteristik format siaran tetap nuansa islami. Para penyiar harus memulai siaran dengan basmalah dan salam, mengakhiri dengan hamdalah, dan selama siaran harus sering berucap kalimat yang baik. Penyiar perempuannya wajib menutup aurat. Meskipun program acaranya lebih seperti radio umum, seperti acara musik pop dan lain-lain, namun sajian programnya tetap keislaman, karena bermisi dakwah, lagu-lagu pop yang diputar, tetapi tidak boleh ada yang bernuansa cabul, SARA, dan terlalu tidak islami. Lagu-lagu yang diputarkan bertema netral. Radio dakwah yang tergolong moderat, objek dakwah menjadi lebih luas. Pendengarnya tidak merasakan didakwahi, tetapi nilai nilai islam terus diberikan kepada mereka disemua acara. Pesan dakwah secara diam-diam dan pelan pelan sampai kepada pendengar yang sedang asyik mendengarkan lagu favouritnya.


(40)

3.2Format Program Siaran

Menurut Darmanto, format acara pada dasarnya mempunyai dua pengertian yaitu format siaran dan format acara. Format siaran diartikan sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio dari setiap program siarannya. Setiap format siaran radio memiliki karakteristik tersendiri dalam jenis musik, informasi maupun pola announcing-nya, tujuan penentuan format siaran radio adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik untuk kesiapan berkompetensi dengan radio lain.

Untuk menentukan format, perlu juga diperhatikan dalam menempatkan timing (pengaturan waktu) acara tersebut. Penentuan jadwal penyiaran sebuah acara dapat mengikuti dua pola. Pertama, berdasarkan dinamika hari, yaitu pagi, siang, sore, malam hari, dan dini hari. Kedua berdasarkan karakteristik acara, jika atraktif umumnya disiarkan pagi hari, jika berirama standar disiarkan siang hari. Serta sore dan malam hari untuk kombinasi materi yang atraktif dan standar. Sedangkan dini hari untuk waktu siaran yang bersifat lamban (slow) (Masduki, 2004: 50).

Format acara memiliki dua pengertian yaitu format program dan format acara. Format program adalah suatu rancangan dari sebuah program siaran yang didasarkan pada pendekatan isi materinya. Dalam format produksi adalah suatu rancangan dari sebuah program siaran dengan pendekatan tehnik penyajiannya dalam bahasa audio.


(41)

Adapun beberapa format acara dalam siaran radio. Berikut beberapa macam format acara yang digunakan untuk penyampaian materi dakwah dalam media radio diantaranya, adalah :

a. Format uraian

Format ini merupakan bentuk penyajian acara yang sederhana, mudah menggarapnya sehingga banyak dikerjakan dan dipakai dalam penyelenggaraan siaran. Format ini merupakan bentuk penyajian secara monolog atau satu arah, dan umumnya menggunakan bahasa formal.

b. Format Feature

Format siaran ini adalah hasil pengadopsian dari media cetak. Dalam dunia penyiaran feature didefinisikan sebagai paket program yang mengangkat satu tema dari berbagai permasalahan (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain) dengan memadukan berbagai format untuk penyajiannya, dimana musik sound effect dan voice merupakan bagian integral yang membentuk kesatuan karya artistik audio.

c. Format Dokumenter

Istilah dokumenter diartikan sebagai bentuk penyajian acara (format) yang disusun dengan merekonstruksikan suatu peristiwa yang menonjol dan dramatis dengan penekanan pada masa kini. Ditinjau dari segi proses pembuatannya dokumenter terkait dengan dokumentasi, karena format dokumenter adalah rekonstruksi dari


(42)

suatu fakta peristiwa, dimana proses rekonstruksi didasarkan pada bahan-bahan yang telah terdokumentasikan sebelumnya. Adapun hal yang sifatnya baru dalam format dokumenter adalah narasi yang menghubungkan bagian ke bagian dari keseluruhan rangkaian cerita.

d. Format Kuis

Format kuis berbentuk permainan atau kompetisi ringan yang penuh kejutan dan menghibur dengan melibatkan audiens untuk ikut serta didalamnya. Untuk mengikutsertakan audiens disediakan hadiah yang menarik oleh pihak penyelenggara (Darmanto, 1998: 98-99).

e. Format Sandiwara dan Drama

Yaitu bentuk penyajian acara yang menampilkan cerita kehidupan manusia melalui konflik antara tokoh antagonis dan protagonis beserta dengan pendukungnya masing-masing untuk memperjuangkan suatu nilai sebagai kebenaran universal. Cerita dalam sebuah drama bersifat terstruktur dan terikat pada kaidah-kaidah dramaturgi. Setiap judul drama biasanya terrdiri dari beberapa scene (bagian) yang masing-masing scene tersebut terpisahkan dengan musik (Darmanto, 1998: 97).


(43)

F. Metode Penelitian

Pada penelitian metode penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dipahami. Pendekatan kualitatif lebih diarahkan pada latar dan individu secara utuh (Moleong, 2002 : 3). Penulis mengklasifikasi penelitian ini sebagai penelitian kualitatif dikarenakan penelitian ini termasuk penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pengumpulan data dengan cara data yang dikumpulkan merupakan kata-kata, gambar-gambar bukan angka-angka, walaupun demikian bukan berarti tidak ada angka sama sekali. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat berasal dari transkip wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman, video dokumen pribadi, memo maupun dokumen resmi. Dengan metode ini maka peneliti akan memaparkan tentang eksisitensi dan kondisi lapangan terutamanya di Radio Komunitas Saka FM.


(44)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di studio Radio Komunitas Saka 107,7 FM yang terletak di Gedung Kuning, Kompleks Pabongan, Halaman Utara Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan dari bulan Mei – September 2016

3. Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada intinya berpijak dari dua kegiatan utama yaitu melihat dan mendengar. Dua pijakan ini kemudian dapat diterapkan ke dalam beberapa metode pengambilan data yaitu :

a. Wawancara

Esterberg dalam Sugiono mengartikan wawancara merupakan pertemuan dua orang informan dan pewawancara untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

Peneliti menggunakan model wawancara semi terstruktur, dikarenakan wawancara semi terstruktur akan lebih terbuka dan mungkin akan bisa menemukan penemuan baru dari ide-ide yang diungkapkan informan (Sugiyono, 2014:73). Dengan teknik wawancara ini, peneliti memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian melalui tanya jawab dengan bertatap muka antara


(45)

pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (panduan wawancara)

Adapun informan dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak yang berpengaruh dan memiliki kaitan dengan kasus yang diteliti. Dalam memperoleh data dengan metode wawancara peneliti mengambil informan sebagai berikut :

a. Gatot Supriyanto (Pimpinan Radio Penanggung Jawab Siaran)

Pemilihan informan berikut adalah untuk mengetahui alur dalam radio tersebut melalui program-program yang dibuat radio bersangkutan, yang mana program-program yang disajikan radio tersebut akan mencerminkan kemana arah radio ini.

b. Reza Pahlevi (Pimpinan Produksi)

Informan diambil guna wawancara karena informan ini sangat berkaitan dengan program acara radio tersebut atau pendukung nuansa program yang disuguhkan, jadi akan lebih memperkuat kemana arah radio ini.

c. Pendengar Radio Saka FM

Informan ini diambil guna mengetahui lebih detail mengenai pandangan-pandangan terhadap radio tersebut karena walaupun pendengar merupakan komunitas dari radio tersebut bukan tidak mungkin memiliki pandangan


(46)

yang berbeda bahkan memungkinkan untuk menemukan temuan baru dan perkembangan yang akan berguna bagi peneliti dan juga bagi radio itu sendiri.

Melalui wawancara ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi lengkap yang berhubungan dengan apa yang diteliti. Serta, dengan adanya wawancara ini, peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang dialami dan dilakukan oleh suatu subjek penelitian atau responden.

Dalam penelitian ini, kriteria informan untuk dijadikan dalam penelitian adalah:

a. Pimpinan Radio Penanggung Jawab Siaran. b. Pimpinan Produksi.

c. Anggota komunitas yang aktif lebih dari 1 tahun.

d. Pendengar yang sering mendengarkan program siaran radio Saka FM dengan intensitas 1 program siaran setiap harinya. b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya dari seseorang (Sugiono, 2009:82).

Dokumen yang digunakan: Buku profil Radio Saka FM, program acara, dan juga dokumentasi menambah spesifik seperti foto pada saat


(47)

siaran berlangsung serta kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh radio komunitas Saka FM, sisipan yang berbentuk softcopy.

Dokumentasi yang diperoleh oleh di Radio Saka FM digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian yang sudah diperoleh dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu dengan observasi dan wawancara.

4. Validitas Data

Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian juga harus dibuktiin keabsahannya. Validitas data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang didapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014:117). Dalam menguji kebenaran data digunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi terdiri dari empat macam yaitu (Pawito, 2008:99) :

a. Triangulasi data yaitu upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama.

b. Triangulasi metode yaitu upaya peneliti membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu.


(48)

c. Triangulasi teori yaitu menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang bervariasi dalam mengintepretasi data yang sama.

d. Triangulasi peneliti yaitu dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi data.

Dari keempat macam triangulasi data tersebut peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi data dapat tercapai dengan jalan :

a. Membandingkan hasil data pengamatan dengan wawancara, peneliti membandingkan sendiri data yang diperoleh dengan hasil wawancara terhadap informan yang sudah ditentukan, apa sesuai atau tidak dengan data pengamatan pribadi.

b. Membandingkan yang dikatakan didepan umum dengan perkataan secara pribadi, ini bisa dilakukan ketika kita mengikuti alur dari informan selalu mengawasi informan setiap perkataannya mengenai objek penelitian.

c. Membandingkan perkataan orang lain mengenai penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, peneliti mengamati betul perkataan yang keluar


(49)

dari orang yang dianggap itu informan yang akan membantu penelitian, ini bisa dilakukan bila peneliti tidak kelihatan sedang meneliti sehingga perkataan yang keluar murni seperti obrolan biasa namun peneliti juga mengarahkan pembicaraan agar tidak lepas terlalu jauh dari masalah penelitian.

d. Membandingkan perspektif orang lain dengan pendapat orang yang yang tidak berada dalam lingkup komunitas, peneliti membandingkan sudut pandang tentang objek penelitian dari orang komunitas radio tersebut dengan orang luar komunitas radio, jadi malah akan menjadi pandangan yang tidak subjektif soalnya kalau hanya mengacu pada orang dalam komunitas pasti jawabannya akan lebih banyak subjektifnya jadi orang luar digunakan untuk menemukan pandangan yang lebih objektif.

Dengan menggunakan metode triangulasi akan mempertinggi validitas dan memberi kedalaman terhadap hasil penelitian data yang diperoleh semakin dapat dipercaya, maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari banyak sumber-sumber lainnya terkait dengan subjek penelitian.


(50)

5. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009:280).

Analisis data pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikan dari catatan hasil interview, dan yang lainnya.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan seperlunya.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini yaitu terdiri dari empat bab: bab pertama merupakan bab pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan langkah dalam penulisan skripsi ini. Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan metodologi penelitian sebegai landasan awal penulisan melakukan penelitian.

Bab kedua gambaran objek penelitian, pada bab merupakan hasil dari penggambaran umum obyek penelitian yang telah dikaji


(51)

melalui pengumpulan data yang bersumber pada observasi, wawancara maupun riset data secara komprehensif. Gambaran umum yang dimaksud meliputi: sejarah dan perkembangan Radio Saka FM, visi-misi-tujuan Radio Saka FM, profil Radio Saka FM, format acara, struktur organisasi dan profil mengenai program-program acara Radio Saka FM. Serta penelitian terdahulu mengenai radio komunitas.

Bab ketiga adalah penyajian data dan pembahasan, bab ini berisi tentang analisis peran radio Saka dalam media dakwah di Yogyakarta khusunya di daerah Kauman berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Di sini, peran radio Saka dinilai dari berbagai aspek, dimulai dari aspek isi, aspek pendengar dan aspek penggunaan bahasanya. Dari aspek isi berkaitan dengan berbagai program radio Saka. Aspek pendengar berhubungan dengan karakteristik pendengar radio Saka dan penyesuaian program Saka dengan karakteristik tersebut. Aspek penggunaan istilah meliputi analisis nama Radio Saka dan Mottonya yaitu “ Pancaran Silaturahim Dari Kauman Untuk Semua”.

Bab keempat adalah penutup, merupakan bab terakhir dalam laporan penelitian yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya.


(52)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Perkembangan Radio Komunitas

Radio komunitas di Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1980.an, yang lebih dikenal sebagai radio ilegal atau radio gelap. Faktor-faktor yang mendasari keberadaan radio komunitas di Indonesia, yaitu semangat para perintis dan pengelola untuk memiliki radio komunitas dan daya imitasi yang kuat dari masyarakat untuk mengembangkan suasana kebebasan berekspresi melalui radio disaat munculnya era reformasi pada tahun 1980. Di tahun 1999-an beberapa LSM mulai mengembangkan kerjasama dalam mengembangkan eksistensi radio komunitas.

Pada tahun 2000 keberadaan radio komunitas mendapat pengakuan dari pemerintah secara formal dengan munculnya rancangan Undang-Undang Penyiaran, yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Penyiaran No 32 tahun 2002 tentang dibentuknya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baik tingkat maupun provinsi, maka tahun 2003 terbentuklah KPI pusat kemudian tahun 2004 terbentuklah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Nasution, 2012: 48).

Radio komunitas merupakan jenis media penyiaran radio yang baru diakui di Indonesia seiring diberlakukannya UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 21 disebutkan bahwa lembaga penyiaran yang berbentuk


(53)

badan hukum Indonesia didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersil dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya, dan radio jenis ini banyak menjamur (Gazali, 2002 : 80). Ironisnya di tengah besarnya harapan banyak orang terhadap radio komunitas yang dianggap mampu memberikan informasi, bahkan sebagai media perlawanan, malah radio komunitas mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan radio komunitas diakibatkan dua faktor, yakni: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keterbatasan kru dan dana, lemahnya paritisipasi warga, dan peralatan yang tidak memadai. Faktor eksternal meliputi aturan yang dikeluarkan negara untuk membatasi gerak-gerik radio komunitas. Pembatasan dana yang bisa diperoleh radio komunitas tercantum dalam UU no 32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 23 ayat 2, disebutkan bahwa lembaga penyiaran komunitas (termasuk radio komunitas) dilarang melakukan siaran iklan dan/ atau siaran komersil lainnya, kecuali iklan layan masyarakat.

Maraknya pendirian stasiun di Yogyakarta yang bermisi komersil, justru mulai banyak menjamur radio radio yang bermisi pengabdian, dengan mengesampingkan logika bisnis, pengelola radio lebih banyak menyuguhkan informasi dan hiburan kepada para pendengar sesuai kegiatan dan kebutuhan sehari-hari (Nasution, 2012: 48). Sejak tahun 1997 radio-radio semacam ini menjadi semakin banyak. Karena banyaknya radio-radio yang bermisi pengabdian, kemudian terbentuklah Jaringan Radio Komunitas Indonesia atau JRKI. JRKI adalah organisasi yang menaungi keberadaan radio komunitas di


(54)

Indonesia. Organisasi yang dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 2004 di Jakarta yang bertujuan untuk memajukan anggota (radio komunitas) agar lebih berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang terbuka dan demokratis (Eddyono, 2012 : 7).

Pada awal bulan Mei terbentuklah Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) yang tercatat jumlah anggotanya 31 dengan semua pengoperasiannya melalui gelombang AM, FM, dan saluran kabel. Radio komunitas di Yogyakarta muncul setelah tahun 2000 diawali oleh kebutuhan media informasi dan komunikasi bagi warga setempat. Radio Angkringan, Panagati, BBM, Wiladeg di Yogyakarta muncul dari inisiatif forum warga setempat yang menghendaki media radio. Perkembangan radio komunitas baik diperkotaan ataupun pedesaan, ternyata banyak dari keinginan sekelompok orang (komunitas) yang memiliki komitmen tehadap pendidikan maupun agama. Banyak sekolah agama (pesantren) dan umum yang mendirikan stasiun radio komunitas dan televisi komunitas. Stasiun-stasiun radio didirikan dengan tujuan sebagai sarana laboratorium dan belajar mahasiswa, yang pada umunya dikelola oleh fakultas/Jurusan Dakwah di masing-masing perguruan tinggi. Stasiun-stasiun radio tersebut berada di ruang Divisi Broadcasting Laboratorium Dakwah, karena memang awal ide pendirian radio tersebut sebagai praktikum dakwah melalui media penyiaran bagi mahasiswa Fakultas/Jurusan Dakwah. Kemudian, banyaklah bermunculan radio radio dakwah berbasis komunitas yang berbeda-beda,


(55)

yakni berbasis Masjid, berbasis Ormas Islam, berbasis Pesantren, dan berbasis kampus (Nasution, 2012 : 49)

1. Sejarah dan Perkembangan Radio Saka FM

Radio Saka FM adalah radio komunitas yang berbasis warga kampung Kauman Darussalam. Bermula dari sebuah ide untuk memberi media inspirasi dan aspirasi warga melalui silaturahim lewat udara yang berawal pada tahun 80’an tetapi akhirnya bisa terealisasi 30 tahun kemudian. Radio Saka FM sudah berfungsi bagi warga Kauman, selain kampung religi, dan juga sebagai kampung budaya baik sebagai media hiburan, informasi, maupun edukasi. Dukungan dari masyarakat maupun pemerintah kelurahan setempat semakin bertambah dikarenakan Radio Saka merupakan radio warga Kauman yang dibangun dan dikembangkan oleh warga.

Sesuai dengan nama dan tempat Saka FM mengudara, radio ini adalah radio komunitas yang didirikan oleh Takmir Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta untuk menghibur dan memberikan informasi serta mensyiarkan dakwah kepada seluruh warga Kauman dan sekitarnya. Radio Saka yang berletak di Gedung Kuning, Kompleks Pabongan, Halaman Utara Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta didirikan dikarenakan susahnya warga untuk mendengarkan program pengajian relay Masjid Gedhe Kauman.

Tahun 2012, banyaknya bangunan bangunan dua lantai di Kauman, sehingga corong masjid yang awalnya dapat menjangkau jauh dan seluruh warga Kauman dapat mendengarkan pengajian relay dari masjid sehingga


(56)

tidak dapat menjangkau ke seluruh wilayah Kauman. Sehingga warga yang berada di Kauman bagian Utara tidak dapat mendengar pengajian yang diadakan di Masjid Gedhe, sehingga dibuatlah media radio. Oleh karena itu, tujuan utama dibuatnya media radio untuk mensyiarkan agama islam dari Masjid Gedhe Kauman khususnya kepada seluruh warga Kauman dan sekitarnya.

Berdasarkan pada fungsi radio sebagai media penyiaran yang memiliki kedekatan pada masyarakat dan mampu membuat perubahan di masyarakat Kauman, maka Radio Komunitas Saka FM berupaya ikut mengambil bagian proses perubahan masyarakat dengan memberikan berbagai program siaran baik yang bersifat hiburan, ataupun pendidikan dengan tidak mengebaikan pada pemberdayaan masyarakat. Hiburan yang bermuatan informasi yang dikembangkan oleh Radio Komunitas Saka FM dengan menjunjung tinggi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membangun kebersamaan, dan toleransi.

Radio Saka FM yang terbentuk pada tanggal 1 April 2012 juga sebagai tempat untuk berkumpulnya anak anak muda di Kauman untuk aktif berkegiatan. Karena radio Saka ini termasuk radio komunitas, dengan mengambil gelombang 107.7 Mega Herz (MHz) dan jangkauan siarannya 2,5 Kilometer (Km). Selain gelombang FM radio, radio Saka FM juga dapat didengarkan melalui streaming radio di www.sakafmjogja.com untuk warga kauman yang berada di luar kota maupun luar negeri.


(57)

Saat ini radio Saka FM memiliki total 40 crew termasuk penyiar serta 43 acara yang dihadirkan setiap minggunya. Radio Saka FM yang memiliki semboyan pancaran silaturahmi dari Kauman untuk semua, secara kelembagaan sudah dilegalkan oleh badan hukum perkumpulan radio komunitas Saka FM Jogja disahkan oleh akte notaris, Izin siaran KPID, di verifikasi oleh BalMon, dan KEMOINFO. Sahabat setia Saka merupakan sebutan pendengar Radio Saka FM yang memiliki segmentasi pendengar warga Kauman dengan segmentasi pendengar 10% anak-anak, 40 % remaja, 40% dewasa, dan 10% dewasa lanjut dalam membuat program acaranya.

Ada beberapa maksud yang mendasari pendirian Radio Komunitas Saka FM, diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi serta hiburan positif dan menarik khususnya kepada masyarakat Kauman dan sekitar Kelurahan Ngupasan, Gondomanan. Selain itu, untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersamaan dan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam. Serta ikut menyukseskan program pembangunan pemerintah desa dan kecamatan yang meliputi aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya. Dalam menciptakan kreativitas serta inovasi siaran bagi generasi muda yang memiliki potensi di Kauman Kelurahan Ngupasan, Gondomanan. Serta, memperdayakan pontesi pariwisata, dan budaya lokal Yogyakarta.

Adapun pendirian Radio Komunitas Saka FM yang bertujuan untuk melahirkan kebersamaan, kerukunan di masyarakat dengan tanpa mengabaikan esensi nilai-nilai keberagaman. Selain itu, untuk


(58)

mengembangkan sumber daya manusia berkompetensi media sehingga mampu mengoptimalkannya sebagai sarana pembangunan kesejahteraan masyarakat. Serta mendidik masyarakat yang berbudaya dan melek informasi (sumber: radio Saka FM).

a. Visi dan Misi

Visi dari Radio Saka FM adalah menjadi radio komunitas yang terdepan dalam informasi dan hiburan yang berorientasi pada pendidikan dan budaya. Terdapat empat misi dari Radio Saka FM. Misi pertama adalah untuk membangun radio sebagai pusat informasi masyarakat khususnya di kelurahan Ngupasan dan kecamatan Gondomanan. Misi yang kedua adalah meningkatkan peran radio dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya dibidang media sekaligus sebagai learning center for radio broadcasting. Misi yang ketiga adalah memproduksi dan menyiarkan program radio yang berkualitas. Dan misi yang terakhir adalah memperluas jaringan dan kerjasama dengan berbagi instansi untuk meningkatkan kualitas lembaga dan program.


(59)

b. Logo Radio Saka FM

Gambar 2.1 Logo Radio Saka FM

Arti logo radio Saka FM a. Atap Masjid

Bahwa Radio Saka FM adalah radio milik masjid Gedhe Kauman

b. Garis-garis diatas melambangkan sinar matahari

Bahwa Saka FM dimaksudkan untuk manghadirkan pencerahan bagi masyarakat

c. Tulisan “Saka FM”


(60)

d. Tulisan “107,7 MHz”

Menunjukkan frekuensi radio

e. Tulisan “Pancaran Silaturahim Warga dari Kauman untuk Semua”

Menunjukkan tagline radio

c. Gambar tata ruang dan peta lokasi studio, gambar tata ruang dan peta lokasi stasiun pemancar

Gambar 2.2

Tata ruang dan Peta Lokasi Studio Radio Saka FM


(61)

d. Struktur Organisasi

Gambar 2.3.

Struktur Organisasi Radio Saka FM

(sumber: Arsip Radio Saka FM)

Station Manager

Sekretaris

Bendahara Kerumahtanggaan

Tehnical

Studio and Transmitter Inventaris dan Perawatan

Information Technology

Creative Production

Audio Video

Graphic

Humas dan Kerjasama

Iklan dan Traffic Media Sosial

Off Air

Program Director

Music Director News Departement

Live Report flash news chief announcer pelatihan


(62)

e. Job Description Anggota Komunitas Radio Saka FM Tabel 2.1

Deskripsi Tugas Anggotas Komunitas Radio Saka FM No Struktur

Organisasi

Nama Anggota Deskripsi Tugas 1 Station

Manager

Gatot Supriyanto. Memonitoring dan mengevaluasi

2. Sekretaris Sekar Retno L. Menginventaris laporan dan pengarsipan data.

3. Bendahara Hari Agus S. Mengatur arus kas dan membuat laporan keuangan secara berkala.

4. Program Director

Riza Pahlevi. Memastikan berjalannya program

5. Human Resource

Totok Yulianto. Merekrutmen dan seleksi 6. Technical

Director

Bintang Utomo. Memastikan pemenuhan kebutuhan teknis radio

7. Music Director Kevin Ario. Memperbarui kebutuhan musik

8. Production Manager

Afri Dwi P. Memimpin produksi siaran

9. Koordinator Audio

Tri Widodo. Mengatur produksi yang berkaitan dengan audio.

10 Koordinator Video

Nur Rachmawati. Mengatur produksi yang berkaitan dengan video

11. Koordinator Graphic

Ratna Triyani. Mengatur produksi yang berkaitan dengan graphic

12. Koordinator Penyiar

Zukhrofa. Membuat presensi penyiar serta memonitoring dan mengevaluasi penyiar

13. Koordinator Pelatihan

Amore. Memberikan up grading

kepada penyiar dan pengelola radio


(63)

Sarana sarana yang ada. Maintenance secara berkala dan mengusulkan penambahan sarana sesuai kebutuhan 15. Koordinator

Sponsor dan Traffic

Putri Melody Mendapatkan sponsor untuk program maupun radio dan menjadi administrasi siaran untuk kebutuhan iklan.

16. Koordinator Media Sosial

Denisya Menjadi Admin, dan yang menginformasikan kegiatan yang ada di radio Saka FM melalui media sosial

17. Koordinator Off Air

Aji Prasetyo Menguatkan komunitas, dan melakukan riset pendengar 18. Koordinator

News

Nadiyas. Menyiapakan kebutuhan berita dan reporter

19. Koordinator Live Report

Nana Yuliana. Menyiapkan kebutuhan berita dan reporter mengenai berita yang sedang terjadi.

20. Koordinator Flash News

Nika Agus S. Menyiapkan kebutuhan berita dan reporter mengenai materi berita soft news.

21. Studio dan Transmitter

Muchilas Mengatur tempat untuk produksi dan antena pemancar 22 Information

Technology

Ridwan Wicaksono Memastikan dan mengontrol mengenai teknologi informasi.


(64)

f. Jadwal Program Siaran

Penyiar yang ada di radio Saka FM memiliki jadwal siaran tertentu. Jadwal program siaran yang ada di radio Saka FM terurai dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Program Acara Radio Saka FM

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu 06.00 – 12.00 Saturday Morning 12.00 – 14.00

Tahu Isi Tahu Isi Tahu Isi Tahu Isi Tahu Isi TTM TTM

14.00 – 16.00

Silatara Silatara Silatara Silatara Silatara Movie Shot

Ulala – Ulili 16.00 – 18.00 Sapa Senja Sapa Senja Sapa Senja Sapa Senja

Si Hawa Posting Ngeteh Sore 18.00 – 19.00 Kajian Maghrib Kajian Maghrib Kajian Maghrib Kajian Maghrib Kajian Maghrib Kajian Maghrib Kajian Maghrib 19.00 – 21.00 Dunia Islam Dunia Islam Dunia Islam Dunia Islam Dunia Islam Secang Hangat Secang Hangat 21.00 – 24.00 Melanco ng Wengi

Beat Nite Tetap Berkawa n Kolam Susu Teh Manis Jazz Mami Slowroc k (sumber: Radio Saka FM, tahun 2016) Program-program siaran yang ada di radio komunitas Saka FM.

1) Tahu Isi

Program acara ini disiarkan setiap hari senin –jum’at dari pukul 12.00 – 14.00 WIB. Acara ini dikemas yang berisi berita dan hiburan untuk menemani istirahat siang. Target pendengar dalam acara ini adalah remaja dari usia 15 – 25 tahun. Musik musik yang disiarkan musik


(65)

Indonesia yang baru dari 2 tahun terakhir. Konten dalam acara ini berisi berita hard news dan soft news.

2) Silatara

Acara Silatara merupakan kepanjangan dari silaturahmi lewat udara. Target pendengar dalam acara ini kategori remaja yang berusia 15 - 25 tahun. Program Silatara disiarkan setiap hari senin – jum’at dari pukul 14.00 – 16.00 WIB. Musik-musik yang disiarkan termasuk lagu-lagu dari internasional yang paling baru dari dua tahun terakhir. Konten dalam acara ini lebih banyak membahas tentang tips-tips kesehatan dan tema tema yang sedang diperbincangkan.

3) Sapa Senja

Acara sapa senja merupakan acara yang segmentasinya dari remaja hingga dewasa lanjut dari usia 15 – 25 tahun. Program ini disiaran setiap hari senin – kamis dari pukul 16.00 – 18.00 WIB. Musik musik yang disiarkan musik Indonesia yang paling baru dari 10 tahun terakhir. Selain itu, konten dalam acara ini membahas cerita inspirasi dan hard news.

4) Kajian Maghrib

Kajian magrib merupakan acara live atau tapping yang disiarkan dari Masjid Gedhe Kauman yang disiarkan setiah hari dari pukul 18.00 – 19.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar dari dewasa muda sampai dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.


(66)

5) Dunia Islam

Acara dunia Islam merupakan konten acara yang berisi tentang agama Islam yang mempunyai segmentasi pendengarnya dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Program acara ini disiarkan setiap hari senin – jum’at pukul 19.00 – 21.00 WIB. Serta musik musik yang disiarkan berisi musik musik religi.

6) Melancong Wengi

Acara melancong wengi merupakan acara musik keroncong yang bersegmentasi dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Program acara ini disiarkan setiap hari senin pukul 21.00 – 24.00 WIB.

7) Beat Nite

Acara Bite Nite merupakan acara yang disiarkan setiap hari selasa pukul 21.00 – 24.00 WIB, dengan segmentasi pendengarnya dari dewasa muda sampai dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas. Konten dalam acara ini membahas tentang Beatles dan musik yang disiarkan lagu lagu beatles.

8) Tetap Berkawan

Acara tetap berkawan merupakan acara musik spesial yang kontennya membahas tentang Iwan Fals dan lagu lagu yang diputarkan spesial lagu-lagu dari Iwan Fals. Acara ini disiarkan setiap hari rabu dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Segmentasi pendengar dalam acara ini dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.


(67)

9) Kolam Susu

Acara kolam susu merupakan musik spesial yang memutarkan lagu-lagu dari Koes Plus dan membahas seputaran tentang Koes Plus. Program ini yang disiarkan setiap hari kamis dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar dalam acara ini dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.

10)Si Hawa

Si Hawa merupakan kepanjangan dari isi hati wanita. Konten dalam acara ini lebih membahas seputar tentang wanita. Program Si Hawa yang disiarkan setiap hari jum’at pukul 16.00 – 18.00 WIB. Selain itu musik yang disiarkan merupakan lagu-lagu dari penyanyi wanita. Segmentasi pendengar dalam acara ini adalah remaja yang berusia dari 15 – 25 tahun keatas.

11)Teh Manis

Acara Teh Manis di radio Saka FM lebih banyak memutarkan tembang tembang kenangan. Program ini yang disiarkan setiap hari jum’at dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Selain itu musik-musik yang disiarkan lagu-lagu tahun 90.an. Dengan segmentasi pendengar dari dewasa muda hingga dewasa lanjut yang berusia 25 tahun keatas.

12)Saturday Morning

Acara Saturday morning lebih banyak memutarkan lagu lagu Indonesia maupun Internasional dengan segmentasi pendengar semua umur.


(68)

Dalam program ini disiarkan setiap hari sabtu dari pukul 06.00 – 12.00 WIB.

13)TTM

Acara TTM merupakan kepanjangan dari tangga lagu terbaik minggu ini. Untuk hari sabtu tangga lagu dari musik Indonesia, akan tetapi untuk hari minggu tangga lagu dari musik musik Internasional dari pukul 12.00 – 14.00 WIB. Dengan segmentasi pendengarnya adalah remaja dengan usia dari 15 – 25

tahun. 14)Movie Shot

Acara Movie Shot merupakan acara yang berisi tentang informasi informasi film-film terbaru. Dalam acara ini menariknya terdapat kuis dengan hadiah hadiah menarik bagi pemenang yang beruntung. Musik musik yang disiarkan berasal dari original soundtrack film. Program acara ini disiarkan setiap hari sabtu dari pukul 14.00 – 16.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar adalah remaja dengan usia dari 15 – 25 tahun.

15)Posting

Posting merupakan kepanjangan dari Positif Thinking dengan konten acara lebih banyak tentang psikologis. Program acara ini disiarkan setiap hari sabtu pukul 16.00 – 18.00 WIB. Dengan segmentasi pendengar dari remaja hingga dewasa muda dari usia 15 – 25 tahun.


(1)

event-event, event penerimaan tamu dari takmir masjid juga dilimpahkan ke radio Saka FM.

9. Bagaimana bentuk evaluasi dan pengawasan yang dilakukan di radio komunitas Saka FM?

Bentuk evaluasi dan pengawasan, semisal ada hal-hal yang kurang sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh takmir, langsung dipanggil oleh takmir. Dipanggil oleh takmir, bisa berupa dipanggil dalam rapat, teguran dari ketua takmir/pengurus takmir yang lain. Bahkan untuk masyarakat, semisal terdapat siaran yang kurang sesuai diterapkan, akan langsung ditegur oleh masyarakat. Teguran dari masyarakat, pengurus takmir, ataupun takmir secara lembaga terlhatnya pada waktu siaran. Masyarakat Kauman itu disuruh request tidak request, disuruh tanya tidak ada yang tanya. Tetapi ketika radio Saka FM mempunyai sedikit masalah langsung masyarakat menegur. Rapat besar diadakan setiap setahun sekali di akhir tahun dan rapat evaluasi bulanan dilakukan tiap bulan rutin di minggu pertama diantara penyiar dan crew.

10.Bagaimana penentuan jadwal siaran On-air di radio Saka FM?

Kesepakatan siaran On-air dimulai setelah shalat dzuhur mulai dari pukul 13.00 dengan memutarkan rekaman-rekaman pengajian, ataupun murotal

Al-Qur’an dahulu kemudian baru melanjutkan program siaran yang sudah

terjadwal. Sama halnya ketika setelah waktu shalat Ashar dimulai dengan memutarkan rekaman kultum yang ada di Masjid Gedhe atau pemutaran lagu lagu religi kemudian melanjutkan dengan program acara yang sudah


(2)

terjadwal. Jika ditempat lain sekian jam acara yang terjadwal harus sesuai, tetapi kalau di radio Saka FM ketika adzan berkumandang harus berhenti programnya. Semisal hari ini ada acara talkshow, tetapi kemudian masjid mempunyai acara pengajian yang diselenggarkan oleh takmir, maka harus merelay pengajian dari masjid. Untuk acara talkshownya langsung diganti hari selanjutnya. Sebenarnya ada jadwal tetap dari Masjid, terkadang ada pengajian yang diadakan isidental atau dadakan semisal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Wawancara dengan Totok Yulianto selaku Humas

1. Bagaimana perencanaan dalam membuat program siaran di radio Saka FM?

Perencanaan dalam membuat program siaran dibicarakan ditiap akhir tahun. Selain evaluasi yang dilakukan tiap bulan, terdapat evaluasi program yang dilakukan pertiga bulanan. Apakah programnya bagus dan dapat diterima programnya, respon pendenger bagaimana. Jadi bisa saja ada perubahan program, dalam satu program masa siarannya 3 bulan, kemudian jika masih bagus ya akan dilanjutkan, kalo tidak ya akan diganti dengan program baru. Dalam menentukan program siarannya, mempertimbangkan segmentasi pendengar, jam siaran, format siarannya. 2. Bagaimana perencanaan anggaran dana radio Saka FM?

Di tahun 2016, perencanaan anggarannya terdapat belanja rutin bulanan, belanja pembangunan, dan belanja program. Di tiap tahun akan berubah


(3)

rubah dan sesuai dengan kebutuhan radio Saka FM. Semua dananya berasal dari uang kas Masjid Gedhe.

Wawancara dengan Pendengar A. Profil Narusumber :

Nama : Habib Burhan Umur : 28 tahun Alamat : Kauman

1. Sudah berapa lama mendengarkan program-program acara di radio komunitas Saka FM?

Dari tahun 2012, berdirinya radio Saka FM sering mendengarkan radio Saka FM.

2. Program apa yang paling sering didengarkan? Program Dunia Islam, kajian Magrib, Kajian Subuh.

3. Bagaimana bentuk partisipasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program off-air yang diselenggarakan oleh radio komunitas Saka FM?

Pernah mengikuti event Harmoni Kauman yang diselenggarakan oleh radio Saka FM yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam melakukan atraksi budaya dalam bentuk pawai.

4. Bagaimana program-program acara yang ada di radio komunitas Saka FM?


(4)

Lebih senang mendengarkan program-program yang disiarkan oleh radio Saka FM karena banyak informasi-informasi mengenai Masjid Gedhe Kauman, dengan memutarkan rekaman-rekaman yang ada di Masjid Gedhe, serta senang juga mendengarkan program-program yang memutarkan lagu-lagu Nasyid maupun lagu-lagu pop.

B. Profil Narasumber Nama : Anwar Umur : 39 tahun Alamat : Kauman

1. Sudah berapa lama mendengarkan program-program acara di radio komunitas Saka FM?

Dari tahun 2012, sejak awal berdirinya radio Saka FM sudah mendengarkan.

2. Program apa yang paling sering didengarkan dalam program-program acara di radio komunitas Saka FM?

Dunia Islam, pengajian pengajian di Masjid Gedhe

3. Bagaimana bentuk partisipasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program off-air yang diselenggarakan oleh radio komunitas Saka FM?


(5)

Berpartisipasi dengan mengikuti event Harmoni Kauman pertama dan kedua yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan menampilkan Pantomim.

4. Bagaimana program-program acara yang disiarkan oleh radio Saka FM?

Rugi sekali jika tidak mendengarkan radio Saka FM, karena radio Saka FM adalah radio milik kampung Kauman dan banyak sekali informasi-informasi mengenai Masjid Gedhe. Selain itu juga radio Saka FM sendiri memberikan informasi-informasi mengenai kependudukan semisal e-ktp, pembuatan KK, dll.

C. Profil Narasumber Nama : Ratna Umur : 18 tahun Alamat : Kauman

1. Sudah berapa lama mendengarkan program-program acara di radio komunitas Saka FM?

Sering mendengarkan radio Saka FM selama satu tahun.

2. Program apa yang paling sering didengarkan dalam program-program acara di radio komunitas Saka FM?

Program-program yang paling sering didengarkan program yang bersegmentasi anak muda, seperti program jeli, postingm si hawa.


(6)

3. Bagaimana bentuk partisipasi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan off-air yang diselenggarakan oleh radio komunitas Saka FM?

Berpartisipasi dalam event Harmoni Kauman yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai panitia.

4. Bagaimana program-program acara yang ada di radio komunitas Saka FM?

Program-program yang disegmentasikan anak muda bagi Ratna sangat menginspirasi, karena penyiarnya dalam membawakan programnya juga sangat inovatif, jadi senang untuk dengerinnya dan sesuai dengan Ratna yang masih anak muda. Radio Saka FM juga sebagai wadah atau tempat belajar dalam dunia broadcasting, dan banyak sekali yang mengajari Ratna. Selain itu, yang mengajari Ratna adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya. Tanpa dibayarpun mereka tetap mau berbagi ilmu dengan Ratna, biasanya kalu tidak dibayar orang tidak mau untuk berbagi ilmunya.