PENDAHULUAN Radio Komunitas Sebagai Radio Dakwah (Analisis Deskriptif Kualitatif Radio Bani Adam FM sebagai Radio Komunitas Dakwah di Boyolali).

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk sosial dimana dalam kehidupan sehari-hari mereka memerlukan suatu interaksi, minimal dengan melakukan komunikasi untuk saling bertukar pikiran dan pendapat. Komunikasi sendiri merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu individu kepada orang lain baik itu secara langsung maupun menggunakan

suatu perantara. Perantara tersebut dikenal dengan istilah “media”.

Perkembangan mediapun sangat beragam dari media yang berbasis milik negara, milik swasta, komunitas maupun berlangganan dalam tulisan ini sebagai acuan penggambaran lebih menitik beratkan pada media yang berbasis komunitas yang banyak berkembang dan sesuai dengan tema penelitian.

Ghazali dalam Rachmiatie dalam kajianya mengatakan“ Media

komunitas merupakan suatu lembaga penyiaran yang didirikan untuk melayani komunitas tertentu saja, baik dalam konteks suatu batasan geografis maupun dalam konteks rasa identitas atau minat yang sama dan media komunitas itu bersifat independent dan bersifat tidak komersial dengan pancaran jangkauan yang rendah serta hanya untuk komunitas itu sendiri (Rachmiatie, 2007: 42). Sehingga diantara media untuk menjalankan komunikasi tersebut ada beberapa media yang sangat familiar di masyarakat yaitu televisi, internet, cetak dan radio. Kemudian dalam


(2)

2 penelitian ini akan lebih membahas ke media penjalan komunikasi lewat radio dan spesifiknya radio komunitas.

Radio merupakan media yang sedikit bisa dibilang kuno daripada televisi namun radio juga yang memunculkan televisi dengan pemikiran orang-orang untuk menvisualkan suara radio, radio adalah media yang hanya menggunakan suara dalam penyampaiannya baik itu informasi ataupun sekedar hiburan, dari semua itu penyiaran dalam radio lebih sulit daripada ditelevisi karena hanya mengunakan suara jadi bila menyampaikan informasi harus jelas dan bila melakukan hiburan harus benar-benar sekreatif mungkin penyiarnya karena sangat sulit menghibur hanya dengan suara dibanding dengan adanya visual.

Pada fungsinya radio merupakan sebuah media yang digunakan masyarakat sebelum adanya televisi dan maupun pada zaman sekarang yang sudah ada televisi ataupun media yang lebih canggih sekalipun untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan hiburan memang dalam pengaplikasiannya radio di zaman sekarang mungkin bisa dikatakan merupakan teknologi yang sudah ketinggalan zaman karena sudah adanya televisi dan bahkan internet yang sudah merajai di masa kini dan radio pun mulai mengembangkan diri mereka dengan sekarang maraknya berdirinya radio komunitas ditengah-tengah radio komersial.

Bila radio komersial atau swasta menekankan pada profit keuntungan semata dan terkadang dimuati unsur-unsur dukungan pemerintah namun radio komunitas ini merupakan alternatif agar radio


(3)

3 lebih berkembang dan beragam bagi masyarakat dan juga berkembang pesatnya radio komunitas ditujukan selain agar masyarakat memperoleh pengetahuan, informasi dan hiburan yang lebih beragam juga agar radio itu tidak di kalah dan termakan oleh zaman oleh media lain yang notabene lebih canggih karena seiring perkembangan zaman, dengan begitu masyarakat yang berada di pelosok desa ataupun kampung bisa memperoleh informasi, pengetahuan dan hiburan karena akses radiopun juga lebih mudah dibanding media aliannya tidak memerlukan biaya yang mahal untuk mengaksesnya tidak seperti televisi ataupun internet yang terbentur pada biaya bila televisi yang paling kelihatan dan sinyal bagi bagi pengguna internet.

Perkembangan radio komunitas ini sangat pesat sehingga terkadang ada radio komunitas yang hanya berorientasi pada hiburan semata dengan mengudarakan musik saja dan ada juga radio yang berbasis informasi yang memberikan segala informasi yang terjadi di daerah sekitar ataupun luar daerah selain itu ada juga radio komunitas yang dikemas mirip dengan radio komersil namun ada juga radio komunitas yang mengarah ke sektor pertanian dengan berisikan tentang keseluruhan atau hal-hal yang menyangkut tentang pertanian belum lagi radio komunitas merapi yang sangat berfungsi sekali guna menyampaikan atau menyebarkan info terkini mengenai kondisi merapi sehingga menjadikan warga sekitar lebih tanggap mengenai bencana seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu.


(4)

4 Dari keseluran diatas yang mengalami perkembangan sangat pesat adalah radio komunitas yang berbasis ke materi religi dengan dakwah mulai dari RBA FM, Alhidayah FM, MTA FM, PERSADA FM, dan masih banyak lagi yang berisikan pengetahuan tentang agama secara lebih mendalam dan dalam kemasan yang menghibur, penyampaiannya bisa dakwah melalui musik maupun ceramah para alim ulama atau Dai, Semua itu juga dimaksudkan untuk memperoleh segmentasi sendiri-sendiri dari berbagai pendirian station radio komunitas tersebut.

RBA FM merupakan radio dakwah yang berada dikawasan Boyolali. awal berdirinya radio RBA FM dilatar belakangi oleh para penggagas radio tersebut, yang memiliki sebuah pandangan berdasarkan pengamatan, bahwa kemajuan komunikasi massa mengharuskan penyesuaian pula dalam teknologi dan metodologi dakwah. Pada dasarnya dakwah merupakan seruan agama, seruan itu bertujuan untuk mengajak sekaligus memperteguh komitmen keberagamaan baik secara individual maupun berkelompok. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien maka dakwah harus diatur dan diorganisasi dalam segala komponen antara lain adalah unsur medianya, sebenarnya media yang dapat digunakan untuk menyiarkan agama banyak sekali, namun media yang dipilih adalah media radio dengan berbagai pertimbangan yang salah satunya faktor pembiayaannya yang sedikit lebih terjangkau.

Radio merupakan media yang paling banyak dimiliki masyarakat dikarenakan harganya yang relatif murah dapat terjangkau oleh semua


(5)

5 kalangan. Meskipun radio dikenal sudah usang dan telah tersaingi dengan teknologi yang canggih, akan tetapi media ini masih sangat disukai oleh masyarakat dan sangat tepat sebagai media untuk kepentingan penyiaran dan syiar agama islam.

Radio juga mempunyai daya persuasi yang khusus bagi masyarakat kapan saja dan dimana saja pendengar berada. Ketepatan dalam menyampaikan nilai – nilai dakwah melalui media radio inilah yang lebih memudahkan daya masyarakat terhadap nilai – nilai yang disampaikan oleh subyek dakwah melalui radio

Seiring berubahnya iklim komunikasi yaitu merupakan gabungan dari persepsi persepsi yang berkembang mengenai peristiwa komunikasi, bisa itu perilaku manusia, harapan-harapan (Face&Faules, 2005:147) melihat dari perubahan iklim komunikasi yang ada sekarang ini yang sangat berkembang pesat mengenai pengkomunikasian tentang dakwah yang akan sangat membantu membenahi dan memberikan pengetahuan tentang agama.

Dari gambaran inilah maka Yayasan Islam Bani Adam Boyolali yang telah tergabung dengan komunitas Bani Adam mempunyai wacana untuk mengembangkan dakwah dan syiar agama melaui Station Radio Dakwah Bani Adam di Boyolali, yang diberi nama RBA FM Boyolali.

Fokus pembahasan ini terletak pada radio komunitas RBA FM yang berbasiskan atau berpencitraan sebagai radio dakwah tentang bagaimana mereka ditengah persaingan radio komunitas, namun juga tak


(6)

6 mengesampingkan radio berbasis lainnya sebagai parameter dalam penelitian agar lebih mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Dari penuturan latar belakang diatas maka dapat diambil judul sebuah penelitian yang antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana Radio Bani Adam FM sebagai radio komunitas dakwah di Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Lantas tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

“Bagaimana radio komunitas RBA FM sebagai radio komunitas dakwah di Boyolali.”

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran secara lebih mengenai eksistensi dan kondisi lapangan dari radio komunitas sebagai radio dakwah. 2. Menambah penelitian komunikasi di bidang deskriptif tentang radio

komunitas yang utamanya bergerak dibidang dakwah.

E. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi suatu pertukaran pesan antara individu, kelompok, maupun secara massa. Perkembangan teknologi komunikasi tidak terlepas dari informan sebagai unsur utama dari


(7)

7 proses komunikasi. Teknologi komunikasi yang maju pesat memunculkan penemuan-penemuan dalam bidang elektronika berbasis komunikasi, hal tersebut lantas mengubah cara-cara manusia berkomunikasi sehingga tidak ada lagi batas ruang dan waktu serta status sosial. Pengertian komunikasi yaitu sebuah proses penyampaian pesan, pikiran maupun perasaan oleh seseorang kepada orang lain..

Salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi massa yang melibatkan publik secara luas. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas dengan menggunakan media sebagai perantaranya (Rakhmat 1989:213).

Sejauh ini terdapat beberapa ciri dari komunikasi massa yang diantaranya sebagai berikut: Pertama: komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Kedua: pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.Ketiga: komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar (Tamburaka 2012:15).

Berbagai jenis mediapun terus bermunculan untuk melengkapi kebutuhan komunikasi dan informasi masyarakat tentu saja merta untuk mengikuti era perkembangan jaman. Semua bermula dari media yang berbasis percetakan (seperti surat kabar, majalah, buletin) kemudian tidak lama disusul oleh media yang berbasis elektronik (radio, televisi, film).


(8)

8 Media massa sendiri sejauh ini memiliki beberapa ciri dan fungsi yang diantaranya sebagai berikut:

a) Media dikatakan sebagai sebuah industri yang berkembang dan membantu industri lainnya seperti lapangan pekerjaan pada masyarakat sekitar.

b) Media massa dapat digunakan sebagai alat kontrol.

c) Media merupakan forum yang semakin bermanfaat sebagai sarana informasi atas peristiwa yang terjadi pada masyarakat. d) Media sebagai alat untuk membantu perkembangan budaya atas

budaya asli karena melihat kebudayaan lain.

e) Media sebagai sumber dominasi atau perkembangan citra realitas sosial pada masyarakat dengan menggunakan nilai-nilai dan penilain normatif atas berita dan hiburan (McQuail,1989:4). 2. Radio Komunitas

Radio komunitas merupakan stasiun radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas tertentu.

Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio

pendidikan, atau radio alternatif. Intinya radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang komunitas. ”(Indah&Doddy, 2011:143). Fokus dari radio

komunitas menurut Estrada dalam Rachmiatie “membuat audience sebagai

protagonis atau tokoh utama, melalui keterlibatan mereka dalam seluruh aspek manajemen dan produksi program serta menyajukan program yang membantu mereka dalam pembangunan dan kemajuan komunitas mereka”.


(9)

9 Meski radio komunitas merupakan lembaga yang independent tetap saja terdapat berbagai aturan yang harus dipatuhi, aturan tersebut tercantumkan dalam UUno 32 tahun 2002 seperti yang dijelaskan dalam

Pasal 21 ayat 1”Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf c merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independent dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan

komunitasnya.”dan dalam UU tersebut juga menjelaskan berbagai macam

aturan yang harus dipatuhi oleh lembaga radio komunitas baik dari aspek

konten program yang terdapat pada Pasal 21 ayat 2 huruf b”Untuk

mendidik dan memajukan masyarakat dalama mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan,

dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa.”dan seperti sejatinya

radio komunitas tidak untuk mencari laba semata seperti yang tercantum

dalam Pasal 21 ayat 2 huruf a”tidak untuk mencari laba atau keuntungan

atau tidak merupakan bagian perusahaan yang mencari keuntungan

semata.”

Setiap radio memiliki tujuan tertentu dalam menyiarkan program acara yang mereka buat, sehingga batasan dan aturan tertentu sangat dibutuhkan guna membatasi nilai yang terdapat dalam siaran program radio bila tidak ada UU yang mengaturnya maka akan terjadi pergolakan sosial. 3. Tipologi Radio Komunitas


(10)

10 Dalam setiap radio komunitas pasti memiliki pendekatan dan tujuan tersendiri, dan diindonesia sendiri tipologi radio komunitas dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu:

a. Community Based (Based berbasis komunitas)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah dengan batas-batas tertentu, seperti kecamatan, kelurahan, dan desa.

b. Issue/Sector Based (Radio berbasis masalah/sektor tertentu) Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat yang sama sehingga basisnya adalah komunitas petani, buruh,dan nelayan.

c. Personal Inisiative Based (Radio berbasis kepentingan pribadi) Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan warga komunitas.

d. Campus Based (Radio berbasis kampus)

Radio yang didirikan oleh warga kampus perguruan tinggi dengan berbagai tujuan, termasuk saebagai sarana laboratorium dan sarana belajar mahasiswa (Rachmiatie, 2007:83).

Selain memiliki berbagai macam motif dalam mendirikan radio komunitas, radio komunitas juga dibagi menjadi beberapa kategori:


(11)

11 Radio komunitas ini ada di area sekolah atau kampus perguruan tinggi. Komunitas dari radio ini tentunya para pelajar yang ada disekitar area sekolah maupun kampus dan radio ini lebih menekankan pada nilai pendidikan karena didirikannya radio ini guna mendukung sarana pelajaran disekolah maupun kampus.

b. Radio komunitas peminatan

Radio ini didirikan oleh sekelompok orang yang memiliki minat atau pekerjaan yang sama. Dan tujuan dari komunitas ini adalah untuk mencari solusi dari permasalahan, tukar-menukar informasi dan pengalaman atau memperjuangkan cita-cita dalam bidang pekerjaan yang diminati.

c. Radio komunitas agama

Radio ini ada pada komunitas agama tertentu, diantaranya pesantren untuk yang beragama islam, atau di komunitas agama tertentu. Radio dibuat cenderung untuk media dakwah atau media penyebaran ilmu agama tertentu.

d. Radio komunitas wilayah

Radio ini didirikan oleh sekelompok warga komunitas yang menempati wilayah tertentu yang relatif terbatas seperti dusun, kelurahan atau kecamatan tertentu.


(12)

12 Radio komunitas ini mengacu pada radio komunitas yang didirikan secara darurat karena ada bencana alam (Rachmiatie, 2007:106).

4. Komunikasi Dakwah

Setiap orang berkomunikasi pasti mengandung tujuandan pasti setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam berkomunikasi dengan orang lain tujuan ada yang ingin mencari kenyamanan, kebahagiaan, bertukar ilmu, atau bisa menyebarkan ilmu yang berkaitan dengan agama bisa dibilang dakwah, dan dalam penelitian ini penulis lebih menitik beratkan pada tujuannya dalam menyebarkanatau menyampaikan ilmu tentang agama atau pengetahuan agama yang biasa disebut dakwah.

Menurut Dr. Bambang S Ma'arif dalam kajianyamengatakan bahwa, komunikasi dakwah adalah suatu retorika persuasif yang dilakukan komunikator dakwah yaitu dai untuk menyebarluaskan pesan-pesan bermuataan nilai agama, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal kepada jamaah untuk memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat (Bambang, 2010:34).

Paragdigma komunikasi dakwah memiliki peran untuk memberikan arah dengan lebih jelas dan fokus pada suatu sasaran yang terdapat dalam komunikasi dakwah, aktifitas dakwah dapat dilakukan memalui pendekatan tertentu, namun dalam konteks komunikasi dakwah yang paling menonjol harus memiliki komponen inti yaitu meliputi dai (Komunikator) mad’u (komunikan), pesan, sasaran (tujuan)dan metode.


(13)

13 Komunikasi dakwah bisa dilakukan dengan saluran, teknik, dan tatanan. Saluran merupakan sarana yang dijadikan perantara penyampaian nilai-nilai keagamaan, termasuk media itu sendiri, untuk teknik sendiri lebih mengarah pada bentuk dan proses penyampaian nilai agama, sedangkan tatanan mengarah pada model atau tatanan saaat komunikasi itu berlangsung (Bambang, 2010:35).

5. Radio Komunitas sebagai Media Dakwah

Objek dalam penelitian merupakan radio komunitas dengan tipologi radio inisiatif pribadi yang timbul dari pemikiran satu individu karena hobi ataupun juga memiliki tujuan tertentu misalnya untuk informasi, hiburan atau semacamnya namun juga tetap mengacu pada kepentingan komunitas, dari objek penelitian radio tersebut termasuk dalam kategori radio komunitas agama, yang dalam isinya atau pengudaraannya bernuansakan religi dari itu programnya, musik ataupun sisipan-sisipan yang terdapat dalam radio tersebut meski tidak 100% dakwah murni karena disisipi juga berbagai berita atau info untuk khalayak yang tidak termasuk dalam komunitas namun bisa mendengarkan pengudaraan radio RBA FM.

Dalam berdakwah sekarangpun bisa dilakukan dengan tidak saling bertatap muka seperti yang kita lihat setiap harinya, bahkan sekarang dalam penyampaian dakwah para mubalig sudah bisa menggunakan radio komunitas agar lebih menjangkau luas dalam menyampaikan isi dakwah, jadi tidak perlu susah-susah untuk kesana kemari untuk mendengarkan


(14)

14 seorang mubalig berceramah dan ini bisa untuk efisiensi waktu dalam berceramah.

6. Penelitian Terdahulu

Tema mengenai radio komunitas mungkin sudah tidak asing lagi dan bukan merupaka penelitian yang baru lagi, namun meski sudah banyak yang meneliti tentang radio komunitas namun dalam penelitian ini membedakan mengenai objek yang dibahas dan pembahasan yang beda. Dan adapun yang dulu pernah meneliti tentang radio komunitas diantaranya adalah:

a. Skripsi yang berjudul”Strategi Radio Komunitas Islam Dalam

Memperoleh Simpati Pendengar Radio Dais 107.9 FM”oleh Alif

Wiji Prahara Wati Universtas IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah (2011). Dalam penelitian meski sama dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif namun di penelitian ini lebih menitik beratkan pada pembahasan mengenai strategi yang dipakai dalam memperoleh simpati pendengar. b. Skripsi yang berjudul Strategi Promosi Radio Republik Indonesia

Surakarta (Penelitian Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran) oleh Suci Hatiningsih Sunardi, Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Prodi Ilmu Komunikasi (2012). Dalam skripsi tersebut menjelaskan dan menggambarkan bagaimana cara promosi sebuah radio RRI Surakarta.


(15)

15 c. Skripsi yang berjudul Strategi Kreatif Program Golden N Legend Yang Dilakukan Oleh PT Radio Voice of Hijra Karanganyar Untuk Menarik Minat Pendengar Di Karanganyar oleh Cita Yunia Wati, Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Prodi Ilmu Komunikasi (2012). Dalam skripsi ini peneliti meneliti tentang bagaimana cara membuat program yang dapat menarik minat pendengar dan bukan program yang asal-asalan dan program itu diharapkan dapat bertahan lama dan memiliki mutu dan manfaat bagi masyarakat yang mendengarnya.

F. Metodologi

1.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di studio Radio Komunitas RBA FM waktu penelitian Agustus 2013

2.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pengumpulan data dengan cara data yang dikumpulkan lebih merupakan kata-kata, gambar-gambar bukan angka-angka, walaupun demikian bukan berarti tidak ada angka sama sekali. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.


(16)

16 Data tersebut dapat berasal dari transkip wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman video, dokumen pribadi, memo maupun dokumen resmi. Pada penulisan laporan penelitian kualitatif, peneliti menganalisis data yang sangat kaya dan sejauh mungkin sebagaimana bentuk aslinya. Dengan metode ini maka peneliti akan memaparkan tentang eksistensi dan kondisi lapangan terutamanya di Radio komunitas RBA FM.

3.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini digolongkan menjadi 2 yaitu primer dan sekunder yang mana data primer merupakan data utama, dalam pencarian data primer peneliti menggunaka metode wawancara terhadap beberapa informan yang terkait dengan objek penelitian selain dengan wawancara peneliti menggunakan metode observasi.

Dalam memperoleh data primer dengan metode wawancara peneliti mengambil informan sebagai berikut:

a. Nadhif Adhie (Direktur RBA FM)

Pemilihan informan sebagai informan karena beliau merupaka yang mempelopori berdirinya radio dan tahu akan sejarah, seluk beluk radio yang mana keterangannya akan berguna untuk penelitian ini.

b. Sofi Arina (Pimpinan Radio Penanggung Jawab Siaran Program)


(17)

17 Pemilihan informan berikut adalah untuk mengetahui alur dalam radio tersebut melalui program-program yang dibuat radio yang bersangkutan, yang mana program-program yang disajikan radio tersebut akan mencerminkan kemana arah radio ini.

c. Muhammad Taqwa (Pimpinan Produksi)

Informan diambil guna wawancara karena informan ini sangat berkaitan dengan program acara radio tersebut atau pendukun nuansa program yang disuguhkan, jadi akan lebih memperkuat kemana arah radio ini.

d. Pendengar radio RBA FM

Informan ini diambil guna mengetahui lebih detail mengenai pandangan-pandangan terhadap radio tersebut karena walaupun pendengar merupakan komunitas dari radio tersebut bukan tidak mungkin memiliki pandangan yang berbeda bahkan memungkinkan untuk menemukan temuan baru dan perkembangan yang akan berguna bagi peneliti dan juga bagi radio itu sendiri.

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer, dalam hal ini diantaranya dokumentasi resmi, soft copy data file, copy program acara dan sumber lain yang dapat melengkapi.


(18)

18 Metode pengambilan data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada intinya berpijak dari dua kegiatan utama yaitu melihat dan mendengar. Dua pijakan ini kemudian dapat diterapkan ke dalam beberapa metode pengambilan data, yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung tanpa perantara atau mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan oleh objek (Krisyanto, 2010:110).

Tempat observasi : Studio RBA FM Waktu observasi : Agustus 2013

Peneliti menggunakan observasi partisipasi yaitu dengan terlibat dalam keseharian dari tempat penelitian, agar mendapat data yang lebih lengkap dan lebih tajam, dalam penelitian menggunakan observasi peneliti menggunakan golongan partisipasi lengkap, peneliti terlibat penuh terhadap aktifitas dalam tempat penelitian.

Observasi yang digunakan : Observasi partisipasi Golongan obsevasi : Partisipasi lengkap b. Wawancara

Esterberg dalam Sugiono mengartikan wawancara merupakan pertemuan dua orang informan dan pewawancara untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawabsehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.


(19)

19 Dalam kali ini peneliti menggunakan tipe wawancara Tipe wawancara : Semi terstruktur

Alat wawancara : Buku catatan, Recorder Hp

Peneliti menggunakan model wawancara semi terstruktur, dikarenakan wawancara semi terstruktur akan lebih terbuka dan mungkin akan bisa menemukan penemuan baru dari ide-ide yang diungkapkan informan (Sugiyono, 2007:73).

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya dari seseorang (Sugiono, 2009: 82).

Dokumen yang digunakan: Buku profil Radio RBA FM, copyan program acara , dan juga copyan musik, spot iklan, sisipan yang berbentuk softcopy.

Dokumentasi yang diperoleh di Radio RBA FM digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian yang sudah diperoleh dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu dengan observasi dan wawancara.

5.Validitas Data

Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian jugaharus dibuktikan keabsahannya. Dalam menguji kebenaran data digunakan teknik triangulasi yaitu teknik


(20)

20 pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatuyang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadapdata tersebut. Triangulasi terdiri dari empat macam yaitu (Pawito, 2008:100):

a.Triangulasi data yaitu upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama.

b.Triangulasi metode yaitu upaya peneliti membandingkan temuan data yangdiperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu.

c.Triangulasi teori yaitu menunjuk pada penggunaan perspektif teori yangbervariasi dalam menginteprestasi data yang sama. d.Triangulasi peneliti yaitu dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi data.

Dari ke empat macam triangulasi data tersebut peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi data dapat tercapai dengan jalan:

a. Membandingkan hasil data pengamatan dengan wawancara, peneliti membandingkan sendiri data yang diperoleh dengan hasil wawancara terhadap informan yang sudah ditentukan, apa sesuai atau tidak dengan data pengamatan pribadi.


(21)

21 b. Membandingkan yang dikatakan didepan umum dengan perkataan secara pribadi, ini bisa dilakukan ketika kita mengikuti alur dari informan selalu mengawasi informan setiap perkataannya mengenai objek penelitian.

c. Membandingkan perkataan orang lain mengenai penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, peneliti mengamati betul perkataan yang keluar dari orang yang dianggap itu informan yang akan membantu penelitian, ini bisa dilakukan bila peneliti tidak kelihatan sedang meneliti sehingga perkataan yang keluar murni seperti obrolan biasa namun peneliti juga mengarahkan pembicaraan agar tidak lepas terlalu jauh dari masalah penelitian.

d. Membandingkan perpektif orang lain dengan pendapat orang lain yang tidak berada dalam lingkup komunitas, peneliti membandingkan sudut pandang tentang objek penelitian dari orang komunitas radio tersebut dengan orang luar komunitas radio, jadi malah akan menjadi pandangan yang tidak subjektif soalnya kalau hanya mengacu pada orang dalam komunitas pasti jawabannya akan lebih banyak subjektifnya jadi orang luar digunakan untuk menemukan pandangan yang lebih objektif.


(22)

22 Triangulasi berarti merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan konstruksi kenyataan dalam proses pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, untuk itu maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

Wawancara Informan

Data Analisis pesan Dokumen/arsip

Observasi Aktivitas

Bagan 1.1: Triangulasi data (Sutopo, 2002:80)

6.Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuanuraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesiskerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009: 280).

Analisa data pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikan dari catatan hasil interview, observasi dan yang lainnya.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan seperlunya.


(23)

23 Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan model analisis data dengan model Miles dan Huberman dengan sistematika sebagai berikut:

(a)

(b) (c)

251663360

(d)

Bagan 1.2 : Sistematika model analisis interaktif Milles dan Huberman dalam H.B Sutopo.

Peneliti menguraikan objek penelitian dilapangan menggunakan modelMiles dan Huberman dengan langkah :

a. Periode pengumpulan data : Dalam fase ini peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa metode pengambilan data yang ditempuh peneliti seperti, Wawancara dengan informan, observasi, dokumentasi.

b. Reduksi data : Dalam fase ini peneliti mengantisipasi dan mereduksi data bila mana data yang dikumpulkan kurang ataupun ada yang tidak sesuai dengan tema penelitian atau tujuan penelitian.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan/Verifikasi


(24)

24 c. Sajian data : Dalam fase ini peneliti memaparkan hasil dari reduksi data yang dilakukan dalam fase sebelumnya, sehingga dalm memaparkan datanya tidak bias dari tema dan tujuan penelitian. d. Penarikan simpulan : Dalam fase ini peneliti mengambil kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan apa sudah menjawab dari rumusan masalah peneliti atau bahkan ada temuan baru dari objek yang diteliti.


(25)

25 7.Kerangka Pemikiran

Tanggapan masyarakat terhadap Radio Komunitas RBA FM Komunikasi Dakwah Melalui

Media Radio RBA FM Radio Komunitas Bani Adam FM Sebagai Media Komunikasi Massa


(1)

20 pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatuyang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadapdata tersebut. Triangulasi terdiri dari empat macam yaitu (Pawito, 2008:100):

a.Triangulasi data yaitu upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama.

b.Triangulasi metode yaitu upaya peneliti membandingkan temuan data yangdiperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu.

c.Triangulasi teori yaitu menunjuk pada penggunaan perspektif teori yangbervariasi dalam menginteprestasi data yang sama. d.Triangulasi peneliti yaitu dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi data.

Dari ke empat macam triangulasi data tersebut peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi data dapat tercapai dengan jalan:

a. Membandingkan hasil data pengamatan dengan wawancara, peneliti membandingkan sendiri data yang diperoleh dengan hasil wawancara terhadap informan yang sudah ditentukan, apa sesuai atau tidak dengan data pengamatan pribadi.


(2)

21 b. Membandingkan yang dikatakan didepan umum dengan perkataan secara pribadi, ini bisa dilakukan ketika kita mengikuti alur dari informan selalu mengawasi informan setiap perkataannya mengenai objek penelitian.

c. Membandingkan perkataan orang lain mengenai penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, peneliti mengamati betul perkataan yang keluar dari orang yang dianggap itu informan yang akan membantu penelitian, ini bisa dilakukan bila peneliti tidak kelihatan sedang meneliti sehingga perkataan yang keluar murni seperti obrolan biasa namun peneliti juga mengarahkan pembicaraan agar tidak lepas terlalu jauh dari masalah penelitian.

d. Membandingkan perpektif orang lain dengan pendapat orang lain yang tidak berada dalam lingkup komunitas, peneliti membandingkan sudut pandang tentang objek penelitian dari orang komunitas radio tersebut dengan orang luar komunitas radio, jadi malah akan menjadi pandangan yang tidak subjektif soalnya kalau hanya mengacu pada orang dalam komunitas pasti jawabannya akan lebih banyak subjektifnya jadi orang luar digunakan untuk menemukan pandangan yang lebih objektif.


(3)

22 Triangulasi berarti merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan konstruksi kenyataan dalam proses pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, untuk itu maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

Wawancara Informan

Data Analisis pesan Dokumen/arsip

Observasi Aktivitas

Bagan 1.1: Triangulasi data (Sutopo, 2002:80)

6.Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuanuraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesiskerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009: 280).

Analisa data pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikan dari catatan hasil interview, observasi dan yang lainnya.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan seperlunya.


(4)

23 Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan model analisis data dengan model Miles dan Huberman dengan sistematika sebagai berikut:

(a)

(b) (c)

251663360

(d)

Bagan 1.2 : Sistematika model analisis interaktif Milles dan Huberman dalam H.B Sutopo.

Peneliti menguraikan objek penelitian dilapangan menggunakan modelMiles dan Huberman dengan langkah :

a. Periode pengumpulan data : Dalam fase ini peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa metode pengambilan data yang ditempuh peneliti seperti, Wawancara dengan informan, observasi, dokumentasi.

b. Reduksi data : Dalam fase ini peneliti mengantisipasi dan mereduksi data bila mana data yang dikumpulkan kurang ataupun ada yang tidak sesuai dengan tema penelitian atau tujuan penelitian.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan/Verifikasi


(5)

24 c. Sajian data : Dalam fase ini peneliti memaparkan hasil dari reduksi data yang dilakukan dalam fase sebelumnya, sehingga dalm memaparkan datanya tidak bias dari tema dan tujuan penelitian. d. Penarikan simpulan : Dalam fase ini peneliti mengambil kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan apa sudah menjawab dari rumusan masalah peneliti atau bahkan ada temuan baru dari objek yang diteliti.


(6)

25

7.Kerangka Pemikiran

Tanggapan masyarakat terhadap Radio Komunitas RBA FM Komunikasi Dakwah Melalui

Media Radio RBA FM Radio Komunitas Bani Adam FM Sebagai Media Komunikasi Massa