REKONDISI MESIN CHEVROLET LUV (PEMBONGK ARAN BLOK SILINDER)
BAB IV REKONDISI MESIN CHEVROLET LUV (PEMBONGK ARAN BLOK SILINDER)
4.1. TATA CARA REKONDISI MESIN DIESEL
Sebelum melakukan pembongkaran perlu diketahui langkah urutan kerja yang benar. Agar pada waktu pembongkaran memperoleh hasil maksimal perlu diperhatikan hal-hal sbagai berikut :
4.1.1 Mengenali kondisi awal mesin sebelum pembongkaran. Sebelum memperbaiki sebuah mesin terlebih dahulu kita mengenali kondisi awal mesin sebelum dibongkar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin dan mencobanya sehingga dapat diketahui gejala-gejala kerusakan. Yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kondisi sebuah mesin antara lain suara mesin, warna gas buang dan tenaga mesin.
4.1.2 Persiapan Kerja. Sebelum membongkar mesin diesel harus diperhatikan ketentuan sebelum melakukan perbaikan pada sebuah mesin ketentuan sebagai berikut :
a. Tempat kerja harus tenang, bersih, dan tidak berdebu
b. Harus terdapat meja untuk menaruh komponen yang dibongkar.
c. Harus terdapat bak yang dapat digunkan untuk mencuci komponen.
d. Mempersiapkan segala peralatan yang diperlukan.
e. Menyediakan bensin atau solar untuk mencuci.
f. Menyediakan kuas dan kain lap untuk mebersihkan komponen.
4.1.3 Pembongkaran mesin diesel Pada waktu membongkar perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Membongkar mesin menurut prosedur pembongkaran mesin.
b. Jangan membongkar bagian yang tidak perlu dibongkar.
c. Membersihkan bagian luar mesin terlebih dahulu.
d. Saat membongkar gunakan kunci yang sesuai.
e. Menyusun komponen secara berurutan agar memudahkan ketika memasang.
f. Memeriksa spare part dari kemungkinan terjadinya kerusakan.
4.1.4. Cara mencuci Cuci bagian-bagian mesin yang perlu dicuci. Setelah selesai dicuci keringkan komponen dengan bantuan kompresor kemudian dilumasi dengan oli.
4.1.5. Tata cara pemasangan Sebelum komponen dipasang kembali periksa terlebih dahulu kondisi spare part masih baik atau tidak. Jika terjadi kerusakan makan dilakukan perbaikan atau jika tidak memungkinkan diperbaiki maka dilakukan penggantian. Memperhatikan tanda-tanda pemasangan seperti pada bagian berikut :
a. Batang pemutar (connecting rod)
b. Letak sususan celah/gap cicin torak
c. Susunan roda gigi timing mesin
d. Arah torak dalam silinder blok
4.2. REKONDISI MESIN CHEVROLET LUV
Untuk melakukan rekondisi perlu terlebih dahulu mempersiapkaan perencanaan yang matang. Karena pada saat pembongkaran harus sesuai urutan yang benar. Dimulai dari bagian kelengkapan luar sehingga mesin mudah untuk dikeluarkan, mengangkat mesin, membonkar mesin, memeriksa komponen mesin dan memasang kembali.
4.2.1. Kondisi awal mesin sebelum dilakukan pembongkaran Setelah dilakukan uji coba mesin dapat diketahui kerusakan terjadi
adalah sebagai berikut :
a. Mesin suaranya kasar
b. Gas buang bewarna putih
c. Keluar asap pada cylinder head.
4.2.2. Pembongkaran kelengkapan luar Pembongkaran kelengkapan dilakukan setelah mengeluarkan oli mesin dan air radiator. Urutan pembongkaran kelengkapan mesin adalah sebagai berikut:
1. Kabel baterai
10. Filter oli
2. Radiator
11. Saluran ventilasi udara
3. Kipas pendingin
12. Penunjuk kapasitas oli
14. Intake manifold
6. Selang vakum
15. Exhaust manifold
7. Pipa saluran injeksi
16. Motor starter
8. Injektor nosel
17. Baut rumah kopling
9. Water hose
18. Baut mounting
Sebelum melepas baut rumah kopling dan mounting terlebih dahulu mengikat rumah kopling/memasang stand di bawahnya supaya masih tergantung.
4.2.3. Mengangkat mesin harus dipersiapkan alat sebagai berikut :
a. Tali
b. Katrol Derek
c. Portal Berikut ini cara mengangkat mesin dengan bantuan alat di atas : Mesin diikat dengan tali, dikaitkan dengan pengait katrol kemudian
mengangkat mesin perlahan-lahan hingga menggantung bebas. Mendorong mobil mundur, kemudian mempersiapkan alas dan menurunkan mesin pada alas tersebut.
4.2.4. Membongkar mesin Setelah mesin diturunkan baru dilakukan pembongkaran mesin dengan urutan sebagai berikut :
4.2.4.1 Membongkar timing gear
Langkah membongkar timing gear dimulai dari melepas puli, tutup timing gear , melepas gear dan melepas pompa injeksi. Melepas timing gear sesuai urutan pada gambar 4.1
Gambar 4.1. Melepas timing gear
4.2.4.2 Membongkar kepala silinder Langkah membongkar kepala silinder ada beberapa tahapan:
1) Melepas rakitan poros rocker arm dengan urutan seperti gambar 4.2.
Gambar 4.2. Melepas rakitan rocker arm
2) Melepas rakitan kepala silinder Kendorkan baut-baut kepala silinder sesuai urutan nomor pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Melepas rakitan kepala silnder
4.2.4.3 Melepas rakitan piston Putar poros engkol sehingga berada pada posisi titik mati bawah (TMB). Kendorkan dan buka mur tangkai piston kemudian keluarkan tangkai beserta piston dengan cara mendorong dengan sebatang kayu.
Urutan melepas komponen piston adalah sebagai berikut:
1) Melepas ring piston dengan alat pembuka seperti pada gambar 4.4
Gambar 4.4. melepas ring piston
2) Melepas snap ring
3) Melepas pin piston
Gambar 4.5. melepas pin piston
4 .2.4.4 Melepas poros kam Keluarkan poros kam dengan hati-hati setelah membuka baut penguncinya. Kemudian keluarkan tapet dari dudukanya. Seperti gambar 4.6
Gambar 4.6. melepas poros cam
4.2.4.5 Melepas fly wheel
Gambar 4.7. melepas fly wheel
4.2.4.6 Melepas poros engkol Sebelum membongkar periksa kelonggaran tepi poros engkol dengan fuller gauge. Kendorkan baut-baut pada tutup bantalan sesuai urutan seperti pada gambar. Lepas tutup bantalan dan keluarakan poros engkol. Seperti gambar
Gambar 4.8. melepas poros engkol
4.2.5 Memeriksa komponen mesin Untuk mengetahui penyebab terjadinya permasalahan mesin perlu dilakukan
pemeriksaan pada komponen-komponen mesin. Komponen-komponen yang harus diperiksa adalah sebagai berikut:
4.2.5.1 Silinder dan piston
1. Kerataan permukaan silinder Lakukan pemeriksaan kerataan dengan menggunakan mistar/water pash
dan fuller gauge. Seperti gambar 4.9
Gambar 4.9. melepas kerataan silinder
2. Silinder linner (diameter dalam silinder) Mengukuran diameter silinder dengan menggunakan alat bore gauage. Seperti gambar 4.10.
Gambar 4.10. memeriksa silinder linner
3. Piston
Mengukur diameter piston arah tegak lurus pin piston seperti gambar 4.11.
Gambar 4.11. memeriksa diameter piston
4. Ring piston
a. Periksa celah antara ring piston dan alur ring pada piston, gunakan fuller gauge seperti gambar 4.12
Gambar 4.12. Memeriksa ring piston Gambar 4.12. Memeriksa ring piston
Gambar 4.13. Memeriksa celah ring piston
5. Connecting rod/ tangkai piston Periksa kerenggangan antara pen piston dan bushing seperti gambar 4.14.
Gambar 4.14. memeriksa diameter pin piston
4.2.5.2 Poros Engkol dan Bantalan
1. Poros engkol Mengukur diameter journal dan pen poros engkol dengan menggunakan micrometer seperti gambar 4.15
Gambar 4.15. memeriksa diameter journal
2. Bantalan poros engkol Periksa kerenggangan antara bantalan dan journal. Selain itu perhatikan permukaan bantalan apakah terdapat goresan apa tidak. Seperti gambar
Gambar 4.16. memeriksa bantalan poros engkol
4.3 HASIL PENGUKURAN PADA KOMPONEN-KOMPONEN
Pada pemeriksaan yang dilakukan dengan pengukuran, diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut :
4.3.1 Blok mesin
Tabel 4.1. Blok mesin Ukuran standar
Batas ukuran
Hasil pengukuran Kelengkungan
0,05 Diameter pelapis silinder
85,991-86,030
85,998 (liner diganti karna ngantong/aus)
4.3.2 Poros engkol
Tabel 4.2 Poros Engkol Ukuran standar
Batas ukuran
Hasil pengukuran Diameter journal
59,932-59,92
59,91 Diameter pin
52,93-52,918
52,91 Kerenggangan jaournal terhadap bantalanya
0,029-0,0085
4.3.3 Piston, pin piston dan ring piston
Tabel 4.3 Piston, pin piston dan ring piston
Ukuran standar
Batas ukur
Hasil pengukuran Celah antara piston
dan silinder piston
Ring I 0,114-0,134 Ring II 0,114-0,134
Ring III 0,114-0,134
0,15 0,15
0,1
Diameter pin piston
27,0-26,995
26,96
26,95 Celah antara ring
piston dengan alurrnya
Ring I 0,09-0,12
Ring II 0,05-0,08
Ring III 0,1-0,3
I II III IV 0,25 0,25 0,30 0,30 0,3 0,3 0,3 0,35 0,25 0,25 0,3 0,3
Gap Ring piston
Ring I 0,20-0,40 Ring II 0,20-0,40 Ring III 0,10-0,30
I II III IV 0,6 0,7 0,5 0,8
0,6 0,55 0,4 0,6 0,5 0, 8 0,6 0, 9
Kerenggangan pin piston dengan
4.4 LANGKAH PERAK ITAN
4.4.1. Blok Mesin
1. Memasang tappet
2. Memasang Poros engkol dan bantalanya Sebelum bantalan di pasang harus dilumasi oli terlebih dahulu dan harus
memerhatikan lubang oli yang ada pada bantalan. Seperti gambar 4.17.
Gambar 4.17. pemasangan poros engkol
3. Memasang Dudukan penutup poros engkol Mengencangkan baut sesuai dengan urutan nomor, sebelum pengencangan baut harus di lumasi oli dan momen pengencanganya 16-18 N. seperti gambar 4.18
Gambar 4.18. urutan pengencangan pada dudukan penutup poros engkol
4. Memasang Piston dan tangkai piston Urutan pemasangan piston: 4. Memasang Piston dan tangkai piston Urutan pemasangan piston:
Gambar 4.19. Pemasngan tangkai, pin dan Snap ring
b. memasang ring piston pada piston
Gambar 4.20. Pemasangan ring piston
c. memasang piston pada blok mesin
Gambar 4.21. pemasangan piston pada blok mesin
5. Memasang bantalan dan tutup tangkai piston Perhatikan nomor pada bantalan dan tangkai piston pada saat pemasangan harus sama. Momen pengecanganya antara 8-9 N. seperti gambar 4.22
Gambar 4.22. urutan pemasangan tangkai dan bantalan
6. Memasang cam shaft
Gambar 4.23. pemasangan cam shaft
7. Memasang calter
Gambar 4.24. Pemasangan calter
4.4.2 Gigi Timing Urutan pemasangan gigi timing adalah sebgai berikut :
1. Idler gear
2. Pompa injeksi
3. Penutup gigi timing
4. Gigi timing Saat memasang gigi timing perhatikan tanda pemasangan antara roda gigi yang berdekatan (huruf X,Y, Z) seperti gambar 4.25
Gambar 4.25. Rangkaian gigi timing
4.4.3 Komponen Bagian Luar Urutan pemasangan komponen bagian luar adalah sebagai berikut :
Gambar 4.26. Urutan pemasangan komponen luar (kanan) Keterangan :
1. Rumah ther mostat
7. Pipan injeksi
2. Water hose
8. Pipa vakum
3. Saluran ventilasi
9. Puli kipas
4. Saringan oli
10. Sabuk kipas
5. Water hose
11. Kipas pendingin
6. Nosel injeksi
Gambar 4.27. Urutan pemsangan komponen luar (kiri) Keterangan :
1. Tutup kepala silinder
2. gasket manifold
3. Exhaust manifold
4. Intake manifold
5. Altenator
6. Pengukur kapasitas oli
4.5 ANALISA HASIL PEMERIKSAAN SETELAH DILAKUKAN PEMBONGKARAN
Selain untuk mengatasi masalah yang terjadi maka langkah yang harus dilakukan adalah menganalisa dari hasil pemeriksaan setelah dilakukan pembongkaran. Dengan demikian setelah melakukan analisa kita dengan mudah dapat mengetahui dan mencari kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terjadi pada mesin. Kemudian kita dapat langsung memperbaiki bagian-bagian yang harus diperbaiki. Dari gejala-gejala yang terjadi dapat dianalisa keruskan yang terjadi sebagai berikut :
1. Suara mesin kasar dan daya mesin menurun Untuk masalah ini dapat dianalisa penyebab kerusakan yang terjadi adalah sebagai berikut : - Saat penyemprotan bahan bakar terlalu cepat - Tekanan kompresi menurun - Tekanan penyemprotan bahan bakar tidak tepat - Keausan pada bagian torak - Keausan pada bantalan-bantalan Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa terjadi keausan pada piston, silinder linner, ring piston, pin piston beserta bantalanya, metal samping, metal duduk, dan terjadi keausan pada plunger.
2. Gas buang bewarana putih Untuk masalah ini disebabkan oleh sistem pembakaran yang kurang
sempurna yang disebabkan oleh tekanan kompresi kecil atau terbakarnya oli pada ruang bakar. Hal ini disebabkan keausan pada piston, silinder liner, ring
piston. Setelah diperiksa semuanya mengalami keausan.
4.6 PERBAIKAN YANG DILAKUKAN
Dari hasil hasil analisa maka kegiatan selanjutnya adalah memperbaiki bagian komponen mesin yang rusak. Setiap komponen yang rusak bila masih memungkinkan Dari hasil hasil analisa maka kegiatan selanjutnya adalah memperbaiki bagian komponen mesin yang rusak. Setiap komponen yang rusak bila masih memungkinkan
Tabel 4.4. Bagian komponen mesin yang diganti
Bagian komponen blok mesin
Kesimpulan
Gap ring piston Ring piston diganti karena sudah aus Piston
Piston diganti karena terbakar dan ada goresan
Silinder linner Silinder linner diganti karena melebihi batas toleransi
Kerenggangan journal terhadap bantalasnya
Bantalan diganti karena sudah aus
Kerenggangan pin piston dengan bantalanya
Pin piston dan bantalan diganti
Bagian-bagian yang diperbaiki adalah:
1. Bagian piston Bagian-bagian piston yang diganti antara lain:
a. Piston
Gambar 4.28. Bagian Piston Yang sudah Aus Gambar 4.28. Bagian Piston Yang sudah Aus
c. Ring piston
Gambar 4.29. Bagian ring piston yang Aus
d. Pin piston
Gambar 4.30. Bagian Pin Piston yang Aus
e. Bantalan pin piston bagian ini diganti karena sudah melebihi toleransi, bagian linner dan piston sudah aus.
2. Bantalan Bantalan dilakukan penggantian dikarenakan terjadi keausan pada Bantalan yang telah melebihi batas toleransi. Pada permukaan sudah ada goresan dan mengalami perubahan warna.
Gambar 4.31. Bantalan Yang sudah Aus