Studi Tentallg MateIial dall Konstmksi Kapal TOllda di Bnllgns, Sumatera Barat

o HセlA|

100 1

\W)'J/

fU

セN

'.,

STUDI TENTANG MATERIAL DAN KONSTRUKSI KAPAL
BARAT
TONDA DI BUNGUS;SUMATERA
,


.. ,.

,

OIeh

\VmIYA
WATI ' .
., ..•

C05497012

'1'"

,

.

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Falmltas Perikanan Dan Dmu Kelautan
lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI

PEMANFAATANSUMBERDAYAPERDKANAN
FAKULTAS PERDKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

RINGKASAN
WIDIYA WATl C05497012. STUDl TENTANG MATERIAL DAN
KONSTRUKSI KAPAL TONDA Dl BUNGUS, SUMATERA BARAT.
(Dibimbing oleh JAMES P. PANJAITAN dan YOPI NOVlTA)
Material yang umum digunakan uutuk pembuatan kapal ikan adalah kayu,

fibreglass, besi dan laio-Iaio. Di Indonesia pada umumnya kapal ikan tradisional
terbuat dari kayu. Hal ioi disebabkan antara laio karena harga kayu yang relatif murah
dan tidak membutuhkan teknologi tinggi dalam pembuatannya. Kemungkioan
tetjadillya pemborosall dalam pellggnnaall kayu sebagai material pembuat kapal
cllkllP besar. karena pembuatan kapal ikall tradisiollal di Indonesia tidak diawali
dengan gambar-gambar perencanaan maupun perhilUngan arsitektur perkapalall.
Matel;al pembuat kapal ikan memblltuhkall kayu dengan kekuatan yangtillggi
dan tahan terhadap serangan organisme air laut. Faktor yang sangat mempellgaruhi
umur pakai kapal ikan dar; kayu adalah tiogkat Kelas Awet (KA) dan Kelas Kuat

(KK) kayu yang digunakan. Kelemahan kayu sebagai material pembuat kapal ikan
antara lain:

kurangnya kekuatan kapal dan konstmksioya berat.

Sedangkan

keullggulan kayu sebagai material pembuat kapal ikan adalah harga kayu lebih murah
dan mudah diperoleh serta mudah dalam pengerjaannya.
Penelitian ioi bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kayu yang dignnakan
dan ukuran masiog-masiog bagian konstruksi kapal tonda (lunas, gading-gading, kulit
kapal, wrang dan linggi) di Bungus, Sumatera Barat. Pengambilan data primer
dilakukan langsllllg di lapangan, sedangkan data sekllllder diperoleh dari studi
literatur. Dan selanjutuya analisis data dilakukan secara deskriptif
Di daerah Bungus, kayu yang biasa digullakan lllltuk konstruksi kapal ikan
adalah kayu keruiug/lagan (Dipterocarpus spp), kayu laban (Vitex pubescens), kayu
resak (Vatica spp), dan kayu meranti merahlbaneo ( Shorea spp). Kayn kemiog
biasanya digullakan untuk konstmksi lambung kapal dan lunas, kayu laban digunakan
untuk kOllstruksi gading-gading dan lunas, kayu resak digunakan nntnk konstmksi


linggi haluan, lunas dan wrang, dan kayu meranti merah digunakan untnk konstrnksi
lambung kapal dan rnmah-rnmah kapal (wheel house).

Jenis-j ellis kayu yang bisa dignnakan sebagai material altel1latif untuk
masing-masing bagian konstrnksi kapal dapat dilihat pada tabel berikut:

Bagian konstruksi
Lunas

Jenis kayu sebagai material aiternatif
Balau, Bintangur, Cengal, Giam, Kapur, Kulim, Matoa,
Meranti merah. Meranti putih, Merawan, Merbau, Nyatoh,

I

I Palapi,

I Gading-gading

I Balau. Kulim.. Meranti merah, dan kayu Merawan.


! Kulit kapal

I, Belangeran. Bintanguf. Bungur. Cengal.. Oahu.. Gisok.

I

dan kayu Puspa.

-

,

i Kapur.

Matoa. Meranti putih, Merawan. Mersawa, Nyatoh,l

o
I Palapi', Petanan :::;,


I
I Wrang

Puspa dan kavu
. Resak

'

Bintangur, Cengal, Kapur, Keming, Matoa, Meranti merah,
Meranti putih, Merawan, Nyatoh, Palapi dan kayu Puspa.
Bintangur, Cengal, Kapur, Kerning, Matoa, Meranti merah,

Linggi haluan

Meranti putih, Merawan, Nyatoh, Palapi dan kayu Puspa.

Dan pada tabel di bawah ini juga dapat dilihat ukuran masing-masing bagian
konstrnksi kapal tonda yang sebahagian besar belum sesuai dengan patokan dad BKI.

COlltoh

I