cix
BAB V P E N U T U P
E. KESIMPULAN
1. Bentuk pengikatan lembaga gadai untuk agunan kredit berupa
Deposito Berjangka tidak sesuai dengan teorikaidah hukum yang berlaku mengenai pengikatan gadai untuk barang
bergerak tidak berwujud. Hal ini karena Bilyet Deposito sebagai bukti simpanan Deposito Berjangka pada suatu bank
bukan merupakan surat berharga yang dapat dipindahtangankandiperjualbelikan, melainkan termasuk
dalam jenis surat yang berharga yaitu diterbitkan atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan, sehingga hanya
mempunyai nilai ekonomis bagi pemiliknya saja. Sementara sesuai dengan teori dan kaidah hukum yang berlaku, bahwa
hak gadai adalah mungkin atas benda-benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud, sejauh mana benda
bergerak tersebut dapat dan atau mudah dipindahtangankan diperjualbelikandialihkan. Persyaratan dapat
dipindahtangankan ini sesuai dengan hakekat benda gadai sebagai obyek jaminan bahwa selain benda harus mempunyai
nilai ekonomis juga harus mudah
cx
dipindahtangankandiperjualbelikandialihkan, yang pada akhirnya
hasilnya dapat dipergunakan untuk melunasi kewajiban debitur kepada bank apabila debitur wanprestasi.
2. Praktik eksekusi agunan kredit berupa Deposito Berjangka
yang dilakukan oleh BNI Kantor Wilayah 05 semarang apabila debitur wanprestasi adalah dengan menggunakan
Surat Kuasa dari Pemberi Gadai kepada bank untuk mencairkan Deposito Berjangka yang digadaikan. Pencairan
Deposito Berjangka dilakukan melalui cabang penerbit dengan menyerahkan asli Bilyet Deposito yang dikuasai oleh
bank. Hasil pencairan Deposito Berjangka tersebut selanjutnya diperhitungkan dengan kewajiban debitur yang
harus diselesaikan kepada bank sesuai dengan Perjanjian Kredit.
F. SARAN - SARAN
1. Mengingat bentuk pengikatan gadai tidak sesuai untuk
agunan kredit berupa Deposito Berjangka, maka harus dicari bentuk pengikatan yang lebih sesuai sehingga dapat lebih
menjamin kepastian hukum dan kepentingan pihak bank apabila debitur wanpretasi. Merujuk pada ketentuan
cxi
mengenai perjanjian pada umumnya sebagaimana diatur dalam Buku III KUH Perdata, dimungkinkan untuk
mengadakan perjanjian dalam bentuk apapun asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan dan
ketertiban umum. Berdasarkan hal tersebut bentuk perjanjian yang mungkin dilakukan untuk pengikatan agunan berupa
Deposito Berjangka misalnya dengan Perjanjian Penyerahan Jaminan dan Pemberian Kuasa. Dengan perjanjian ini Bilyet
Deposito Berjangka tetap dapat dikuasai oleh bank sehingga lebih aman bagi pihak bank.
2. Untuk memudahkan proses eksekusi agunan kredit berupa
Deposito Berjangka apabila debitur wanprestasi, maka dalam Perjanjian Penyerahan Jaminan Dan Pemberian Kuasa
sekaligus dicantumkan klausula pemberian kuasa untuk mencairkan, memperpanjang jangka waktu,
memindahbukukan dan mencairkan bunga Deposito Berjangka. Dimana Pemberian Kuasa tersebut dianggap telah
melekat sekaligus pada Perjanjian Penyerahan Jaminan Dan Pemberian Kuasa, sehingga tidak perlu dibuat Surat Kuasa
Khusus secara terpisah. Hal ini untuk menghindari kemungkinan hilangnya Surat Kuasa yang dibuat secara
terpisah pada saat eksekusi agunan Deposito Berjangka akan dilaksanakan, dengan pertimbangan meminta Surat Kuasa
cxii
baru dari Pemberi Gadaidebitur akan sulit dilakukan karena biasanya debitur sudah tidak kooperatif lagi pada saat
kreditnya telah menjadi bermasalahmacet.
cxiii
DAFTAR PUSTAKA
A. LITERATUR :