Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

51 Populasi dalam penelitian ini adalah para pihak dan instansi yang terkait dengan pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan di Kota Semarang, yaitu Badan Pertanahan, Pemerintah Kota, Perusahaan Pembangunan Perumahan. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 16 Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random dengan teknik purposive sampling, yaitu penarikan sampel bertujuan atau dilakukan dengan cara mengambil subyek dan obyek didasarkan pada tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dipilih karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar jumlahnya dan jauh letaknya. 17 Berdasarkan teknik sampling di atas, maka penulis mengambil sampel : Kantor Pertanahan Kota Semarang, , Pemerintahan Kota Semarang, Perusahaan Pembangunan Perumahan PT. TEMBALANG BALE AGUNG, dan Masyarakat Sekitar.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, termasuk penelitian hukum pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian yang bersifat mutlak. Dari data yang diperoleh kita mendapatkan gambaran yang jelas tentang 16 Ibid, hal 44 17 Ibid, hal. 51 52 obyek yang akan diteliti, sehingga dapat membantu kita untuk menarik suatu kesimpulan dari obyek yang diteliti. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui observasipengamatan, interviewwawancara, questionereangket. 18 Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari para responden dan narasumber tentang obyek yang akan diteliti melalui wawancara atau tanya jawab. Teknik wawancara yang digunakan bebas terpimpin, dimana pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dulu sebagai pedoman bagi responden, akan tetapi dimungkinkan timbul pertanyaan lain yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperlukan untuk melengkapi data primer yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan menelaah buku-buku literature, undang-undang, brosurtulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data sekunder tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu : 19 i. Bahan hukum primer, yang merupakan bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pertanahan, terdiri dari : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 18 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, hal 44 19 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, hal 52 53 3. Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian 4. Instruksi Bersama Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan Menteri Agraria tanggal 5 Januari 1961 No. Sekra 9 1 12 tentang Pengertian Tanah Pertanian 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan Dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan Baik Dalam Rangka Penanaman Modal Asing 6. Instruksi Gubernur Kapala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 590 107 1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1987 tentang Penyediaan Dan Pemberian Hak Atas Tanah Untuk Keperluan Perusahaan Pembangunan Perumahan 8. Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1993 tentang Tata Cara Meperoleh Ijin Lokasi Dan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Dalam rangka Penanaman Modal 9. Keputusan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 1994 tentang Tata Cara Perolehan Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal 54 10. Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi 11. Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan 12. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah 14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ii. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa bahan hukum primer yaitu buku-buku, makalah-makalah dan hasil-hasil penelitian. iii. Bahan hukum tersier, merupakan bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah kamus bahasa Indonesia.

F. Metode Analisis Data