6 Tahun 1975 berdasarkan Permendagri Nomor 2 Tahun 1976, maka untuk
kepentingan bisnis berdasarkan Pasal 2 Ayat 3 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, pengambilalihan tanah harus dilakukan secara langsung antara pihak swasta dengan para pemegang hak atas tanah dan bangunan serta
tanaman dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain atas dasar musyawarah. Salah satu pihak swasta yang dimaksud disini adalah perusahaan
pengembang perumahan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik mengambil judul
“Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Untuk Pembangunan Perumahan di Kota Semarang”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan hukum sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan
perumahan GRAND TEMBALANG REGENCY oleh PT. TEMBALANG BALE AGUNG di Kota Semarang ?
2. Apakah kebijakan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan
perumahan tersebut telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang ?
7 3.
Hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan GRAND TEMBALANG
REGENCY oleh PT. TEMBALANG BALE AGUNG di kota Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini oleh penulis bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas yaitu :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan dari alih fungsi tanah pertanian untuk
pembangunan perumahan di Kota Semarang. 2.
Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan alih fungsi tersebut dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul dari pelaksanaan alih
fungsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan di kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara : 1.
Akademis a.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu hukum, yaitu hukum agraria, khususnya di
bidang pertanahan mengenai pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan di kota Semarang.
8 2.
Praktis a.
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak sehingga dapat mengurangi hambatan atau kendala yang timbul
dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan di kota Semarang.
b. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak yang berkepentingan
dalam bidang pertanahan, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional, khususnya mengenai pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian untuk
pembangunan perumahan di kota Semarang.
E. Sistematika Penulisan