PERUMUSAN MASALAH Implementasi Regulasi Kepemilikan dan Isi Siaran Sistem Stasiun Jaringan SUN TV Network - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

stasiun afiliasi tersebut dimiliki oleh jaringan, tapi juga bisa berdiri sebagai perusahaan sendiri. Karena itu di setiap daerah di AS, ada empat stasiun televisi afiliasi yang isi siarannya merupakan kombinasi dari isi siaran jaringan dan isi siaran lokal. www.wikipedia.com Di Kanada, ada jaringan televisi berbahasa Inggris yang dimiliki konglomerat media terbesar CTVglobemedia. Sebagai jaringan televisi terbesar di Kanada, CTV sejak tahun 2002 secara terus berada di peringkat teratas dalam total pemirsa setelah beberapa tahun berada di belakang Global Television Network. Sejak pertengahan Oktober 2005, semua stasiun yang dimiliki dan dioperasikan CTV memakai merek CTV, dengan penambahan nama kota atau wilayah, misalnya: CTV Ottawa atau CTV British Columbia. www.wikipedia.com Di Indonesia, secara operasional kerjasama televisi sudah terjadi bahkan sebelum lahir UU No 32 Tahun 2002. Misalnya jalinan kerjasama antara LNG TV Bontang dengan TVRI Samarinda, Lombok TV dengan Televisi Pendidikan Indonesia, JTV dengan Metro TV. LNG TV memanfaatkan siaran televisi Samarinda untuk mengisi jam-jam siaran tertentu. Berkat transmitter LNG TV, masyarakat seputar Bontang dan Kutai Timur dapat menikmati siaran TVRI Samarinda, begitu juga dengan kerjasama Lombok TV dan TPI, JTV dan Metro TV. Agus Sudibyo, 2004:143.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Pada Era Reformasi, demokratisasi penyiaran berusaha diwujudkan melalui Sistem Stasiun Jaringan, yang tertuang dalam kebijakan desentralisasi penyiaran, UU No 32 2002 tentang Penyiaran, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta, serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 43 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan. Dengan hadirnya sistem stasiun 7 jaringan diharapkan bisa terpenuhinya aspek keragaman kepemilikan dan materi acara yang menumbuhkan kearifan lokal. Namun praktik akuisisi atau pengambilalihan televisi-televisi lokal yang memiliki izin penyelenggaraan penyiaran oleh pemodal besar industri penyiaran justru menunjukkan bahwa di dalam lembaga penyiaran swasta, tengah terjadi persaingan yang tidak sehat. Ditambah dengan banyaknya celah kelemahan dari UU Penyiaran maka praktik penyelenggaraan Sistem Stasiau Jaringan menjadi sangat rawan pada masalah legalitas penggunaan frekuensi, perubahan komposisi saham dan kepemilikan, serta berimplikasi pada materi tayangan acara di mana siarannya tetap tersentral dari Jakarta.. Sistem stasiun jaringan yang diharapkan bisa menjadi sarana terwujudnya diversity of ownership dan diversity of content, namun motif ekonomi dan politik justru lebih kuat dalam implementasi regulasi sistem siaran jaringan di Indonesia. Dengan demikian, dipandang perlu adanya penelitian yang bisa mengeksplorasi tentang bagaimana praktik sistem stasiun jaringan televisi non eksisting, bagaimana implementasi UU Penyiaran terkait dengan kepemilikan dan isi siaran sistem stasiun SUN TV Network, serta bagaimana praktik ekonomi politik yang terjadi yang terkait dengan kepemilikan dan isi siaran sistem stasiun jaringan SUN TV Network? 1.3.TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Melihat praktik sistem stasiun jaringan SUN TV Network 2. Menggambarkan bagaimana implementasi regulasi pemilikan dan isi siaran sistem siaran jaringan SUN TV Network, dan implikasinya terhadap pasar. 8 1.4. SIGNIFIKANSI PENELITIAN 1.4.1 Signifikansi Akademis