Walimah yang Hany anya Mengundang Orang-orang Kaya

28. Walimah yang Hany anya Mengundang Orang-orang Kaya

Hukumnya Haram Islam melarang walim limah yang hanya mengundang orang-orang

kaya dan meninggalkan si m i miskin. Dalam hadits riwayat Muslim, Al Baihaqi dan lain-lain dikataka akan; Rasulullah SAW bersabda,

"Makanan paling buruk ruk adalah makanan dalam walimah, dimana orang-orang kaya diun iundang makan, sedangkan si miskin tidak diundang, Barangsiapa apa tidak menghadiri undangan walimah,

maka ia telah membang 89) ngkang Allah dan rasul-Nya.

86 Istilah pengantin laki didalam bahas hasa Arab disebut Aruus, dan dapat juga digunakan untuk pengantin wanita, karena kalimat it t itu sebutan untuk keduanya ketika memasuki kehidupan 87 berkeluarga. Makanan yang diracik adalah maka kanan yang dibuat dari berbagai macam bahan yang telah

88 disebutkan dalam hadits. HR. Al Bukhari dan Muslim, Ahm hmad (3/102 dan 195), dan riwayat lainnya diriwayatkan olehnya, Ibnu Sa'ad (8/122 dan n 123), Al Baihaqi (7/259) dan siyak lafazhnya adalah 89 riwayatnya, dan tambahannya riway ayat Muslim (4/148). HR. Muslim (4/154), Al Baihaqi (7 i (7/262), dari hadits Abu Hurairah yang dirafa' diangkat kepada rasulullah SA W. Hadits itu ad ada pada Al Bukhari (9/201) dan hanya sampai kepada Abu

Hurairah, (tidak sampai kepada Rasu asulullah), tapi hadits itu mempunyai hukum marfu'

Cincin Pinangan— 99

29. Menghadiri iri Undangan Pernikahan Adalah Wajib Orang yang d g diundang wajib datang ke pesta pernikahan, sebag bagaimana

diterangkan dalam am hadits berikut ini: Hadits Riw iwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda,

"Lepaskan 90 kanlah tawanan (dari tangan musuh dengan an tebusan dan sebag bagainya), penuhilah undangan dan kunjungilah ilah orang

sakit 91

Jika kalian d n diundang ke walimah, sambutlah undangan i n itu (baik undangan pe pernikahan atau yang lainnya). Barang siapaya yang tidak memenuhi un i undangan itu, ia telah membangkang kepada A Allah dan

92 rasul-Nya. 92

30. Menghadiri iri Undangan Meskipun Sedang Berpuasa Meskipun se sedang puasa, orang yang diundang dianjurkan an tetap

sebagaimana diteran rangkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Syarah Shahih ih Al Bukhari (Fathul Bari). Ia ber berkata dalam menerangkan sabdanya (Walimah yang hanya m mengundang

orang-orang kaya); "Jumlah kalimat itu tu menempati posisi 'Hal' (istilah Nahwu), yang artinya keadaa aan makanan walimah. Apabila si si pengundang mengundang secara umum (yang kaya dan yan yang miskin), maka makanan itu tid tidak dikatakan makanan yang terburuk". Kemudaian saya telah lah mentakhrij hadits tersebut dalam lam kitab saya Al lrwaa, dan telah menyebutkan beberapa jalur lur dari hadits itu dan juga syawah ahidnya (1947).

90 Artinya bebaskanlah lah tawanan dari tangan musuh dengan harta atau lainnya. 91 HR.Al Bukhari (9/1 /198), Abd bin Hamid dalam kitab Al-Muntahab dari musnadn adnya (65/1); dari hadits Abu Mus usa Al Asy'ari.

92 HR. Al Bukhari (9/1 (9/198), Muslim (4/152), Ahmad (6337), Al Baihaqi (7/262), ), dari hadits Ibnu Umar, dan juga ga diriwayatkan oleh Abu Ya'la. Sanadnya shahih, sebagaimana ana dikatakan

oleh Al Hafidz Ibnu nu hajar dalam kitab Al Talkhish. Riwayat itu juga berada dalam lam salah satu riwayat Ahmad (52 5263) yang dipisahkan dari jalur lain, dan juga diriwayatkan an oleh Abu Awanah dalam kitab tab Shahihnya, seperti dalam kitab Al Fath (9/201) Riwayat ini m ni mempunyai syahid dari hadits Ab Abu Hurairah. Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan kan kewajiban mendatangi undanga gan, karena perbuatan maksiat tidak dimutlakkan kecuali jika me meninggalkan kewajiban, sebagaim aimana dikatakan oleh Ibnu Hajar.

100 — Cincin P n Pinangan

Menghadiri walimah:

Rasulullah SAW bersa rsabda, "Apabila salah seorang dari kamu diundang dalam walim limah, maka sambutlah. Kalau ia tidak sedang

berpuasa, makanlah, d 93) , dan jika sedang puasa, maka doakanlah!

31. Membatalkan Puasa asa Demi Memenuhi Undangan Disunahkan untuk berbuk buka puasa ketika menghadiri walaimah dan tidak

wajib mengganti puasa sunahny nya itu. Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad dikatakan;

Apabila salah seoran rang di antara kalian diundang makan, sambutlah! Kalau suka uka, hendaknya ia makan dan jika tidak suka,

hendaknya meninggalk 94 alkan (makan)."

"Seorang yang berpuasa s sa sunah merupakan penguasa dirinya. Jika ia menghendaki hendaknya t ya terus berpuasa, dan jika tidak,

93 Berdoalah sebagaimana ditafsirk irkan di akhir hadits oleh sebagain perawi HR. Muslim

(4/153), An-Nasa'I dalam kitab A Al-Kubra (62/2), Ahmad (2/507), Al Baihaqi (7/263)dan lafazh hadits riwayat ini dari ha hadits Abu Hurairah yang dinisbatkan kepada Rasulullah. Hadits ini mempunyai syahid da dari hadits Abdullah bin Ma'ud dalam kitab At-Thabrani (3/83/2), Ibnu As-Sunni (483), d ), dan isnadnya shahih, sebagaimana telah saya terangkan 94 dalam kitab Al- Irwa' (2013). HR. Muslim dan Ahmad (3/392) 92), Abd ibnu Hamid dalam kitab Al Muntkhab (116/1), dan

Ath-Thahawi dalam kitab Al Mu Musykil (4/148), Imam Nawawi berkata, "Kalau puasanya puasa sunah, dan kepuasaannya m a menyusahkan pemilik makanan maka yang lebih utama, ia membatalkan puasanya." Sepertin rtinya dikatakan didalam kitab AlFatawa (4/143) karangan Ibnu Taimiyyah.

Cincin Pinangan— 101 Cincin Pinangan— 101

3. Diriwayatkan dari Aisyah RA. berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW datang kepadaku, seraya berkata, 'Apakah kamu punya sesuatu (untuk dimakan) Saya katakan, 'Tidak.' Lalu beliau bersabda, "Kalau begitu, saya puasa." Kemudian setelah itu datang seseorang memberikan hadiah makanan kepadaku, maka saya sembunyikan sebagiannya untuk beliau, karena beliau sangat menyukai makanan (yang telah diolah dengan berbagai macam bahan). Ia berkata, "Ya Rasulullah! ada hadiah makanan untuk kita, maka saya sembunyikan sebagiannya untuk anda." Beliau bersabda, "Coba dekatkan makanan itu kepadaku!" Sesungguhnya saya

HR. An-Nasa'I dalam kitab Al-Kubra(64/2) Al Hakim (1/439), AlBaihaqi (4/276) dari jalur Samak bin Harb, dari Abu Shalih, dari Ummu Hani, yang sanadnya bersambung kepada Rasulullah, Al Hakim berkata, "Shahih isnadnya," Hal itu disetujui oleh Adz-Dzahabi, dimana keduanya berkata; karena Samak tidak meriwayatkan sendiri, dimana Syu'bah telah meriwayatkannya Ju'dah telah memberitahukan kepada saya riwayat dari Ummu Hani dengan hadits itu. Syu'bah berkata, "Saya katakan kepada Ju'dah,' Apakah kamu benar mendengar hadits itu dari Ummu Hani? Ia menjawab, 'Saya dikabarkan oleh keluarga kami dan Abu Shalih, mantan budak Ummu Hani dari Ummu Hani'." Diriwayatkan oleh Imam Daruquthni dalam kitab AlIfrad (Juz 2 30,31 dari buku saya), Al Baihaqi dan Ahmad (6/341), dan Ibnu Adi dalam kitab Al Kamii (59/2). Ini adalah jalur lain yang menguatkan jalur pertama, dan hadits ini mempunyai jalur yang ketiga, yang ditakhrij oleh Abu Daud dari Yazid bin Abi Ziyad, dari Abdullah bin Harits, dan dari Ummu Hani seperti itu juga. Jalur ini isnadnya kuat dalam kitab AlMutabi 'at. dan Al Hafizh Al Iraqi berkata dalam kitab Takhrij AlIhya' (2/331); "Isnadnya hasan." Syaikh Syu'ab Al Arnauthi menulis komentar atas hadits ini dalam kitab Syarah As-Sunnah (6/371) dan dalam kitab Tahdzib Al Kamal (4/569). Ia mengomentari penshahihan Al Hakim terhadap hadits itu bahwa Abu Shalih Badzam, bekas budak Ummu Hani perawi yang dhaif dan mudallis. Ia berkata, "Perkara ini telah membuat Syaikh Nasir keliru dalam kitab Adab Az-Zafaaf dimana ia menyangka bahwa Abu Shaleh itu adalah Abu Shaleh As-Samman yang tsiqah, sehingga ia menyetujui Al Hakim dan Adz-Dzahabi dengan penshahihan keduanya Oleh karena itu, maka dalam hal ini ia telah salah. Kemudian ia dengan panjang lebar mentakhrij hadits itu tanpa membuahkan faidah yang dapat diambil, dan ia berpegang teguh dalam mendhaifkan hadits (bukan karena Abu Shalih) tapi karena perbedaan pendapat tentang Samak dalam sanadnya, dan kesalahannya dalam menyebutkan Yaumul Fath di dalamnya. serta karena kebodohan dan kelemahannya. Untuk menjawab perkataannya dan menerangkan yang hak, saya katakan: Pertama, sangkaan yang dinisbatkannya kepada saya, tidak lain hanya buruk sangka kepada saudaranya, dari usaha-usahanya yang sudah dikenal dalam menyingkap kesalahan dari kesalahan-kesalahannya Kalau tidak demikian, maka dalam konteks perkataan saya bahwa perawi itu adalah Abu Shalih, (mantan budak Ummu Hani), dengan alasan seandainya tidak disebut, orang yang baru mempelajari haditspun tahu karena kemasyhurannya di kalangan ulama. Apakah mungkin ada seorang yang obyektif membayangkan bahwa hal itu tidak diketahui oleh orang yang menggeluti ilmu ini lebih dari setengah abad, padahal Syaikh Syu'aib tahu tentang hal itu?

102 —Cincin Pinangan

Tadi pagi telah berp erpuasa." Beliau memakan sebagian dari makanan itu, kemudian ian bersabda,

"Puasa sunah baga agaikan seseorang yang mengeluarkan shadaqah dari harta rtanya. Jika ia menginginkan maka ia mengeluarkannya (m (meneruskannya), tetapi jika maka ia

menginginkan ia mena 96) enahannya (batalkan)."

32. Mengganti Puasa Suna unah Hukumnya Tidak Wajib Orang yang membatalkan an puasa sunah karena memenuhi undangan,

tidak wajib mengganti puasany anya, berdasarkan kedua hadits di bawah ini:

1. Dari Abu Sa'id Al Khu hudri, ia berkata, "Saya membuat makanan untuk Rasulullah SA SAW dan para sahabat. Ketika makanan dihidangkan, salah seora orang yang hadir berkata,' Saya sedang puasa.' Lalu Rasulullah SAW W langsung menegurnya, 'Saudaramu telah mengundangmu dan b n bersusah payah menjamu kamu.' Lalu

Akan tetapi... saya menyetujui Al Ha Hakim dalam menshahihkan hadits itu karena jalur-jalur yang telah disebutkan setelahnya, ma maka saya katakan tentang riwayat yang kedua: "Riwayat yang kedua menguatkan riwayat ya yang pertama." Pemyataan ini menjelaskan pemyataan saya tentang tidak kuatnya riwayat yat yang pertama, dan saya dulu telah terangkan sisi kedha'ifannya dalam kitab Shahih Ab Abu Daud (2120).

Kedua, adapun pendhaifannya terha hadap hadits tersebut dari tiga jalur: Abu Shalih, Ju'dah dan Yazid bin Abi Zayyad, dan itu d u diterima jika dilihat dari saru persatu perawinya. Akan tetapi kenapa Asy-Syaikh Syu'aib men enolak kaidah "Penguatan hadits dhaif dengan kumpulan jalur-jalurnya, selama jalurnya tidak ak terdapat perawi yang tertuduh, atau yang sangat dha'if, lebih-lebih Al Hafizh Al Iraqi telah m menghasankan salah satu dari jalur itu? Apakah ini untuk memenangkan madzhab? Atau cint inta menampakkan yang beda, supaya disebarluaskan perkataannya oleh sebagian pengikutn utnya? Mayoritas komentarnya telah menunjukkan bahwa sesungguhnya kebanyakan hukum-hu hukumnya diambil dari kitab-kitab Al Albani? Kemudian, jika ia tidak merasa cukup dengan apa pa yang telah disebutkan dalam menerangkan kesalahannya dalam melemahkan hadits itu, maka k a kami telah menyebutkan setelahnya dalam matan sebuah syahid yang kuat dari hadits Aisyah, ah, dan juga dari hadits Abu Sa'id Al Khudri yang akan diterangkan setelahnya. Oleh kare arena itu, maka mudah-mudahan ada sesuatu yang 96 memuaskannya dan mengembalikann annya kepada jalan kebenaran. InsyaAllah. HR An-Nasa'i dengan isnad shahih, ih, sebagaimana diterangkan dalam kitab Allrwaa (4/135/

Cincin Pinangan— 103 Cincin Pinangan— 103

2. Dari Abu Juhaifah, berkata, "Rasulullah SAW telah mempersaudarakan Salman (Al Farisi) dengan Abu Darda'. Suatu hari Salman bersilaturrahim ke rumahnya, dan melihat

keadaan Ummu Darda' yang kusam dan lusuh. 98) Dia bertanya,' Apa yang telah terjadi, wahai Ummu Darda'?' Ummu Darda"

menjawab, 'Abu Darda', saudaramu itu, sudah tidak mengindahkan keadaan dunia lagi. Malam dia tidak ada henti mengerjakan shalat, siang selalu berpuasa.' Tiba-tiba Abu Darda' muncul lalu menyambut dan membawa tamunya itu ke dalam rumah. Dia suguhkan makanan dan berkata, 'Silahkan makan, wahai saudaraku!'

Salman berkata, 'Kamu juga harus makan.' Lalu ia menjawab, 'Saya sedang berpuasa.' Salman berkata lagi, 'Saya mohon kamu berbuka.' Abu Darda" menjawab, 'Baiklah,' tapi saya bersumpah tidak akan makan makanan kecuali bersamamu.' Mereka makan bersama dan Salman bermalam di rumah saudaranya itu. Ketika malam harinya Abu Darda" bangun hendak mengerjakan shalat malam, Salman mencegahnya. Ia berkata,' Wahai saudaraku, Abu Darda'! tubuhmu mempunyai hak, Tuhanmu mempunyai hak, tamumu punya hak, dan istrimu juga mempunyai hak atas kamu. Puasalah dan berbukalalah, shalatlah dan gaulilah istrimu. Tunaikan segala tugasmu sesuai dengan hak dan kewajibanmu!' Ketika hari menjelang subuh, Salman berkata, 'Sekarang bangunlah!'" Juhaifah berkata. "Kemudian mereka berwudhu, melakukan shalat sunah lalu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat subuh, selesai shalat Abu Darda menemui Rasulullah SAW dan menceritakan apa diperintahkan Salman. Lalu Rasulullah SAW menjawab, 'WahaiAbu Darda Tubuhmu punya hak atas dirimu '."

Dalam riwayat lain dikatakan, "Benar apa yang dikatakan Salman:' 99

97 HR. Al Baihaqi (4/279) dengan isnad hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu hajar dalam kitab AlFath (4/170).

Saya katakan, "Juga diriwayatkan oleh At Thabrani dalam kitab AlAwsath (1/132/1), kemudian saya takhrij dalam kitab Al Irwa (1952) dengan takhrij yang mengukuhkan ketetapannya.

98 Tidak berpakaian yang bagus dan terhias. 99 HR. Bukhari (4/170-171), At-Tirmidzi (3/290), Al Baihaqi (4/276), Ibnu Asakir (13/3712)

dan At-Tirmidzi berkata, "Hadits shahih." Tambahan serta riwayat yang terakhir adalah riwayat dua perawi yang pertama.

104 —Cincin Pinangan

33. Tidak Memenuhi Undangan karena Adanya Kemaksiatan Tidak wajib menghadiri undangan yang di dalamnya terdapat

perbuatan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya, kecuali dengan maksud akan merubah atau mencegahnya. Jika telah terlanjur menghadirinya, dan tidak mampu untuk menggagalkan kemaksiatan itu, maka wajib meninggalkan tempat itu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut ini:

1. Dari Ali RA, berkata, "Saya membuat makanan dan mengundang Rasulullah SAW untuk datang. Setelah Rasulullah SAW melihat dalam rumah kami terdapat gambar, maka Rasulullah SAW langsung keluar dan pergi. Kemudian saya bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah! Demi Allah, adakah sesuatu yang membuat engkau marah dan murka?" Beliau menjawab, "Dalam rumahmu terdapat tirai bergambar, sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat

gambar-gambar." 100)

2. Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia membeli sebuah bantal yang bergambar. Ketika Rasulullah SAW melihatnya, beliau SAW berdiri di pintu dan tidak mau masuk, dan wajah beliau tampak marah. Kemudian saya bertanya, "Wahai Rasulullah, saya mohon ampun kepada Allah dan rasul-Nya, apa yang telah terjadi? Apa kesalahan saya?" Beliau menjawab, "Untuk apa bantal bergambar itu?" Saya menjawab, "Saya membelinya agar engkau dapat duduk di atasnya dan bersandar kepadanya." Lalu beliau menjelaskan, "Pemilik gambar itu (dalam riwayat lain : pelukis gambar itu)

akan disiksa di hari kiamat nanti. " I01) Kepada mereka Allah memerintahkan, 'Hidupkan ciptaanmu itu'!

Sesungguhnya rumah yang dalamnya terdapat lukisan semacam itu tidak akan dimasuki malaikat." Selanjutnya Aisyah berkata, "Beliau

HR Ibnu Majah (2/323), Abu Ya'la dalam kitab Al-Musnad (Q31/1 dan 37/l dan39/2),dan tambahan dari riwayatnya; dengan sanad shahih.

Al Hafizh ibnu Hajar berkata di bawah jumlah hadits ini; "Hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat gambar-gambar. Kalimat inilah yang sesuai, karena ia tidak mau masuk, dan kalimat pertama (yaitu sesungguhnya pemilik gambar-gambar ini...) didahulukan dari kalimat itu, karena untuk menekankan ancaman dari mengambil gambar-gambar. Jika terkena orang yang membuatnya, ia juga mesti terkena kepada yang menggunakannya, karena gambar-gambar itu tidak dapat digunakan kecuali untuk digunakan. Pembuat gambar adalah penyebab, dan orang yang memakai gambar adalah pengguna secara langsung, maka ia lebih pantas mendapat ancaman".

Cincin Pinangan— 105

Tetap tida tidak mau masuk ke rumah, sampai saya menyirigkirka rkan bantal itu." 102

3. Rasululla llah SAW bersabda,

"Barang sia siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, j t, janganlah duduk di m 103 i meja makan yang menghidangkan minuman ke keras”

Dengan land andasan ini para sahabat dan tabiin menata pola hidu idup mereka. Semoga Allah mer eridhai mereka, dan mereka ridha kepada-Nya. Ban anyak sekali kisah yang mener nerangkan tentang hal itu, antara lain:

1. Diriwayat yatkan dari (Aslam, salah seorang hamba Umar), ket ketika Umar bin Khat haththab tiba di negeri Syam, maka seseorang da dari orang-

l02

HR AlBukhari (9/ (9/204 dan 10/319-320), Muslim (61/160), At Thayalisi dalam am Musnadnya (1/358-359), Abu bu Bakar Asy-Syafi'I dalam kitab AlFawa'id (61/2 dan 67-68) 68) Al Baihaqi (7/267) dan Al Bag aghawi (3/23/2). Ia berkata, "Dalam hadits ini terdapat dalil yang m g menunjukkan bahwa orang yang ng diundang ke pesta pemikahan yang di dalamnya terdapat k at kemunkaran maka ia wajib unt untuk tidak menghadiri undangan tersebut; kecuali dengan k kehadirannya kemungkaran itu d u dapat ditinggalkan atau dihilangkan atau kehadirannya untuk m k melarangnya Saya katakan, "La Lahiriah hadits ini bertentangan dengan hadits Aisyah yang g akan datang dimana dalam ha hadits Aisyah tersebut terdapat dalil yang menunjukkan b bahwa Nabi menggunakan gord orden atau penghalang yang di dalamnya terdapat gambar-gam ambar (setelah memotong dan me menjadikannya dua buah bantal) Sedangkan hadits ini menunju njukkan bahwa Nabi mengingkarin rinya, dan hal itu telah disinggung oleh Al Hafizh ibnu Hajar da dalam kitab Al Fath (10/320) Dal Dalam memadukan antara kedua hadits tersebut beberapa per perkataan para ulama. Ia juga men enyebutkan pendapatnya sendiri dalam memadukan antara dua ha hadits tersebut yaitu bahwa Aisya yah memotong kain penghalang atau gorden itu di tengah gamb mbar -misalnya sehingga gambar it r itu tidak berbentuk lagi, sehingga Nabi menggunakannya. Kem emudian Ibnu Hajar berkata, "Ha Hadits yang menguatkan pemaduan antara dua hadits ini adalah lah hadits yang ada dalam bab seb ebelumnya tentang merusak gambar, dan juga hadits yang akan kan datang dari Abu Hurairah." W Wallahu a 'lam. Saya katakan, "Ca Cara pemaduan ini adalah pemaduan yang seharusnya kita peg pegang, karena adanya tambahan p n pada riwayat yang terakhir. Riwayat ini sangat jelas menerang angkan tentang larangan mengguna unakan bantal yang bergambar walaupun digunakan untuk yang ng hina (seperti diduduki dan disan isandarkan), kecuali jika tidak mungkin menghilangkannya kec kecuali dengan merusaknya (pakai kaian atau lainnya). Jika demikian mungkin masih dimaafkan, k n, karena untuk menjaga harta.

I03)

HR Ahmad dari U Umar, At-Tirmidzi dan dihukumi hasan oleh Al Hakim. Ia men enshahihkanya dari jalur Jabir, dis disetujui oleh Adz-Dzahabi dan At Thabrani dari Ibnu Abbas, d s, dan hadits ini telah ditahkrij dala alam kitab Al Irwa' (1949).

106 —Cincin in Pinangan 106 —Cincin in Pinangan

104 lukisan-lukisan." 04 )

Diriwayatkan dari Ibn Ibnu Mas 'ud, Uqbah bin Amr, "Ada seorang yang mengundangnya ya makan. Dia bertanya, 'Apakah di rumahmu ada lukisan?' 'Ya, 'jawa awab orang itu. Dia tidak mau masuk ke rumah orang itu sampai semu mua gambar itu dimusnahkan, baru kemudian

ia masuk 105

3. Imam Al Auza'i ber berkata, "Kami tidakmenghadiri walimah yang terdapat gendang d g dan mi'zaf (alat musik seperti tambur dan

gitar)." 106

l04)

HR Al Baihaqi (7/267) dengan sa sanad shahih. Ketahuilah, bahwa dalam perkataan Umar ini terdapat dalil yang jelas atas ke kesalahan yang dilakukan oleh sebagian para syaikh yang masuk ke dalam gereja, yang dala alamnya dipenuhi dengan gambar-gambar dan patung-patung; (karena untuk memenuhi keingi nginan staf pemerintah atau lainnya, dan mudah-mudahan perkaranya hanya sampai disini), t i), tetapi -sangat disesali sekali- mereka sampai mendengarkan kalimat kekafiran dan kesesatan d n dari para penceramah gereja -yang juga terkadang seorang muslim- kemudian mereka asyik ik mendengarkan tanpa bersuara sedikitpun! dan mereka juga tidak menampakkan hukum syar ariat dalam masalah ini, padahal mereka mengetahuinya!, ' seperti perkataan sebagian dari m ri mereka (Para syaikh): sesungguhnya tidak ada perbedaan antara seorang muslim dan seoran rang masehi! Agama untuk Allah dan negara untuk semua dan mereka tidak berani menampakk akkan hukum orang-orang non muslim yang mengucapkan syahadat, sedangkan orang itu b bukan seorang muslim. Mereka mengetahui bahwa orang muslim sendiri tidak dihukumkan kan syahadatnya, kecuali dengan syarat-syarat tertentu yang telah diketahui oleh mereka, dan an lain-lainnya dari pelanggaran-pelanggaran yang mereka perbuat. Oleh karena itu, maka k kita ucapkan untuk mereka: Inna Lillahi wa inna ilaihi raji 'un", 118 HR. Al Baihaqi (7/267) 67) dengan sanad shahih.

I05

Hadits ini juga diriwayatkan oleh leh Al Baihaqi, dan sanadnya shahih, sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh ibnu Hajar dalam m kitab Al Fath (9/204), dan dikomentari oleh Abu Bakar Al Marwazi dalam Kitab Al Wara' ( (20/1).

120. Diriwayatkan oleh Abu Al H l Hasan Al Harbi dalam kitab Al Fawaid Al Muntaqaa (4/3/ 1) dengan sanad shahih darinya.

Cincin Pinangan— 107