Penyim panan suhu 5 C Pe nyim panan s uhu 10 C Penyim panan suhu 5 C Penyim panan suhu 10 C

78 Hasil pendugaan kekerasan buah tamarillo selama penyimpanan dengan menggunakan kemasan polietilen densitas rendah dan polipropilen pada suhu 5 o C dan 10 o C disajikan pada Gambar 34 dan 35.

a. Penyim panan suhu 5 C

3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 Lama penyimpanan hari N il ai ke ker a san b u a h pengamatan dugaan

b. Pe nyim panan s uhu 10 C

3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Lama penyimpanan hari N il a i keker asan b u ah pengamatan dugaan Gambar 34 Grafik hasil pendugaan umur simpan buah tamarillo dalam kemasan LDPE pada suhu 5 o C dan 10 o C.

a. Penyim panan suhu 5 C

3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Lama penyimpanan hari N il ai keker asan b u ah pengamatan dugaan 79

b. Penyim panan suhu 10 C

3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Lama penyimpanan hari Ni la i keker asan b u a h pengamatan dugaan Gambar 35 Grafik hasil pendugaan umur simpan buah tamarillo dalam kemasan polietilen pada suhu 5 o C dan 10 o C. Pada Gambar 34 dan 35 ditampilkan nilai pengamatan dan pendugaan kekerasan buah tamarillo dengan umur simpan buah tamarillo dalam kemasan polietilen densitas rendah LDPE pada suhu 5 o C adalah 21 hari dan pada suhu 10 o C adalah 18 hari. Dengan menggunakan kemasan polipropilen, umur simpan buah tamarillo pada suhu 5 o C adalah 18 hari dan pada suhu 10 o C adalah 17 hari. Buah tamarillo yang disimpan dengan menggunakan kemasan LDPE memiliki umur simpan yang lebih panjang yaitu 21 hari dibandingkan dengan kemasan polietilen yaitu 18 hari pada suhu 5 o C. Hal ini terjadi karena kemasan LDPE sesuai dengan kondisi yang diperlukan oleh buah tamarillo yang dikemas terutama permeabilitas terhadap oksigen dan karbondioksida. Disamping itu buah tamarillo yang dikemas dalam kemasan LDPE terlihat lebih menarik karena pengembunan uap air pada permukaan kemasan lebih lambat terjadi dibanding dengan kemasan polipropilen. 80 Rencana Implementasi Rencana implementasi merupakan rencana pemanfaatan hasil penelitian melalui penyusunan rencana tindak lanjut yang terpadu. Oleh karena itu, rencana implementasi ini akan menyinggung beberapa aspek pekerjaan yang diperlukan sehingga hasil penelitian dapat diaplikasikan dengan efektif dan memberikan hasil yang memadai. Rencana implementasi ini disusun pertama-tama dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan upaya pemberdayaan komoditi tamarillo sebagai komoditi unggulan, yang salah satu usaha percepatannya dilakukan dengan membuat penelitian ini. Tujuan implementasi ini adalah untuk 1 melestarikan dan meningkatkan nilai jual buah Tamarillo sebagai buah unggulan dari daerah Toraja dan 2 meningkatkan kesejahteraan masyarakat Toraja khususnya petani dengan mengelola potensi buah tamarillo melalui pemanfaatan teknologi pengemasan. Tujuan tersebut kemudian dijadikan acuan untuk menentukan rencana aksi atau program yang lebih detail dalam skala kecil dan skala besar. Skala kecil Alur kegiatan yang akan dilakukan dalam skala kecil adalah dengan melakukan pengumpulan buah dari petani, pengangkutan buah, sortasi buah, pengemasan, dan pemasaran buah dengan penjelasan sebagai berikut: Tabel 11 Rencana implementasi dalam skala kecil Detail Kegiatan Keterangan Pengumpulan buah Kegiatan pengumpulan buah tamarillo dari petani di Toraja. Buah tamarillo yang dikumpulkan adalah buah yang telah memenuhi spesifikasi yang layak jual, yaitu: ukuran buah seragam, warna buah merah tua, dan buah tidak lembek buah harus segar. Pengangkutan buah Pengangkutan buah dari Toraja menuju Pare-pare dan Makassar menggunakan kendaraan pick up dengan kapasitas pengangkutan maksimal 1000 kg buah. Pengangkutan dari Toraja ke Pare-pare memerlukan waktu 5 jam dan Makassar memerlukan waktu 9 jam. Selama pengangkutan, buah dimasukan ke dalam kemasan kayu yang mempunyai celah sehingga buah tidak terlalu panas dan berespirasi dengan cepat. 81 Lanjutan Tabel 11 Detail Kegiatan Keterangan Sortasi buah Adalah kegiatan pemilihan buah tamarillo berdasarkan ukuran dan tingkat kematangan. Sortasi juga dimaksudkan untuk memisahkan buah yang mengalami pembusukan atau kerusakan pada saat pengangkutan. Pengemasan Buah yang telah disortasi dikemas dengan berbagai variasi ukuran kemasan. Pengemasan dilakukan di Pare-pare dan Makassar, di dekat sentra penjualan. Pemasaran Pasar yang menjadi target tempat penjualan buah tamarillo adalah pasar yang telah menyediakan sarana refrigerator. Hal ini perlu dipertimbangkan agar pengemasan dapat secara efektif memberi dampak penyimpanan yang lebih lama sebagaimana yang diharapkan. Beberapa tempat strategis yang dapat dijadikan tempat pemasaran buah tamarillo ini adalah: supermarket-supermarket seperti Hero, Alpha, Gelael, GORO serta toko buah dan sayur segar Pada tabel rencana implementasi skala kecil yang menjadi perhatian utama selain bahan baku dan pasar adalah penggunaan teknologi kemasan. Syarief et al. 1989 mengemukakan bahwa pengemasan dilakukan dengan tujuan untuk membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan gangguan fisik serta berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar menjadi bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi. Penggunaan film plastik sebagai bahan pengemas merupakan salah satu cara dalam memberikan kondisi yang tepat bagi bahan pangan untuk menunda proses kimia dalam jangka waktu yang diinginkan. Pengemasan ini, menjadi lebih efektif jika dilakukan bersamaan dengan penurunan suhu. Kemasan dan suhu penyimpanan yang sesuai untuk buah tamarillo adalah jenis kemasan polietilen densitas rendah yang disimpan pada suhu 5 o C. Jenis kemasan ini relatif mudah didapatkan dipasaran. Umumnya film kemasan yang dijual dipasaran bebas mempunyai permeabilitas O 2 lebih besar daripada CO 2 . Konsumen tidak bisa secara 82 langsung membedakan film kemasan berdasarkan jenis dan ketebalannya, sehingga buah atau sayuran yang dikemas, kesegarannya tidak dapat dipertahankan atau umur simpannya tidak menjadi lebih panjang. Secara nyata untuk mendapatkan film kemasan dengan permeabilitas yang sesuai agak sulit dilakukan sehingga film kemasan yang dapat digunakan adalah film kemasan yang mendekati permeabilitas film atau sifat-sifat film yang direkomendasikan. Selain itu pula yang perlu diperhatikan dalam pengemasan buah adalah berat buah yang dikemas, ketebalan kemasan, laju respirasi serta konsentrasi oksigen dan karbondioksida. Faktor-faktor tersebut saling terkait seperti pada persamaan 1 dan 2 oleh Mannapperuma et al. 1989 dengan contoh sebagai berikut: Kemasan polietilen densitas rendah pada suhu 5 o C Diketahui: Konsentrasi O 2 : 4-6 Kosentrasi CO 2 : 4-6 Laju respirasi O 2 mlkg.jam : 4,12 Laju respirasi CO 2 mlkg.jam : 4,33 Permeabilitas O 2 ml.milm 2 .jam : 1002 Permeabilitas CO 2 ml.milm 2 .jam : 3600 Tebal kemasan mil : 2,35 Luas kemasan m 2 : 0,0357 Konsentrasi O 2 4 dan 6 35 2 x 12 4 04 x 21 x 0357 x 1002 = W 1 , , , , , 682 9 081138 6 = W 1 , , kg 628 = W 1 , 35 2 x 12 4 06 x 21 x 0357 x 1002 = W 2 , , , , , 682 9 36571 5 = W 2 , , kg 554 = W 2 , Dari perhitungan diatas, maka berat buah yang dapat dikemas adalah berkisar antara 0,554 kg sampai 0,628 kg pada kemasan dengan luas 0,0357 m 2 .

b. Skala besar