erlenmeyer dititrasi dengan NaOH 0,02 N hingga diperoleh perubahan warna dari hijau menjadi ungu. Setelah itu dilakukan pula penetapan blanko.
Kadar protein kasar = a-b x N x 0,014 x 6,25 x 100 W
Keterangan : a = ml NaOH untuk titrasi blanko
b = ml NaOH untuk titrasi contoh N = normalitas NaOH
W = bobot contoh g
6. Kadar Pati Metode Somogy Nelson di dalam Apriyantono et al. 1989
Sampel  ditimbang  sebanyak  0,1  g  dan  dimasukkan  ke  dalam  tabung reaksi, kemudian ditambahkan alkohol 80 sebanyak 15 ml dan dipanaskan pada
penangas air suhu 80-85 C selama 30 menit. Setelah didiamkan selama 30 menit,
alkohol diuapkan endapan jangan terbawa kemudian dioven semalam suhu 80 C
sampai  pecah-pecah.  Endapan  yang  telah  kering  ditambah  aquades  2  ml  dan dipanaskan  dalam  penangas  suhu  80-85
C  selama  3  menit.  Kemudian ditambahkan  HClO
4
pekat  2  ml  dan  dipanaskan  selama  15  menit.  Setelah  itu diangkat  dan  ditambahkan  aquades  10  ml.  Setelah  didiamkan  selama  30  menit,
supernatancairan  ditampung  dan  endapan  ditambahkan  HClO
4
pekat  2  ml  dan dipanaskan  selama  15  menit.  Setelah  itu  diangkat  dan  ditambahkan  aquades  10
ml.  Setelah  didiamkan  selama  30  menit,  supernatancairan  ditampung, dicampurkan  dengan  supernatan  sebelumnya  dan  ditepatkan  volumenya  sampai
100 ml dengan aquades. Larutan  diambil  2  ml  ditambahkan  pereaksi  Cu  2  ml  dan  dipanaskan
dalam  penangas  selama  20  menit,  kemudian  didinginkan.  Tambahkan  pereaksi Nelson  2  ml,  setelah  itu  ditepatkan  volumenya  sampai  50  ml.  Ukur  dengan
spektrofotometer  pada  panjang  gelombang  500  nm.  Kurva  standar  dibuat  dari glukosa 250 ppm 5, 10, 15, 20, 25 ppm.
7. Analisa Amilosa Metode IRRI 1971 di dalam Apriyantono et al., 1989
Sebanyak  40  mg  amilosa  murni  dimasukkan  ke  dalam  tabung  reaksi  dan ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N. Larutan dipanaskan dalam air
mendidih  selama  kurang  lebih  10  menit  sampai  semua  bahan  membentuk  gel. Setelah  itu  didinginkan  dan  dipindahkan  seluruh  campuran  kedalam  labu  takar
100 ml. Kedalam masing-masing labu takar tersebut ditambahkan asam asetat 1 N masing-masing 0,2, 0,4, 0,6, 0,8 dan 1 ml, lalu ditambahkan 2 ml larutan Iod 0,2
g iod dan 2 g KI dilarutkan dalam 100 ml air. Larutan dibiarkan selama 20 menit. Intensitas  warna  biru  yang  terbentuk  diukur  dengan  spektrofotometer  pada
panjang gelombang 620 nm. Sebanyak  100  mg  sampel  dalam  bentuk  tepung  sampel  sebagian  besar
terdiri dari pati, jika banyak mengandung komponen lainnya, ekstrak dulu patinya baru dianalisa kadar amilosanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
tambahkan  1  ml  etanol  95  dan  9  ml  NaOH  1  N  dan  dipanaskan  dalam  air mendidih  selama  kurang  lebih  10  menit  sampai  terbentuk  gel.  Seluruh  gel
dipindahkan  ke  dalam  labu  takar  100  ml,  kocok  tepatkan  sampai  tanda  tera. Kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml larutan Iod tera dengan air,
kocok dan didiamkan selama 20 menit.
8.  Bentuk  dan  Ukuran  Granula  Pati  Metode  Mikroskop  Cahaya Terpolarisasi
Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan  dengan  mencampur  butir  pati  dengan  air  destilasi,  kemudian
ditambahkan larutan iod untuk menambah daya kontras. Suspensi ini diteteskan di atas gelas obyek dan kemudian ditutup dengan gelas penutup. Obyek diuji dengan
meneruskan  cahaya  melalui  polarisator  dan  selama  pengamatan,  alat  analisator diputar sehingga cahaya terpolarisasi sempurna yang ditunjukkan oleh butir-butir
pati  yang  belum  mengalami  gelatinisasi  dengan  sifat  birefringence.  Pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan polarisator  dan alat penganalisa analisator,
disebut mikroskop cahaya. Selanjutnya hasil pengamatan disimpan dalam bentuk file JPEG.
Pengamatan  sifat  birefringence  pati  di  bawah  mikroskop  polarisasi dilakukan untuk mengetahui kecukupan proses gelatinisasi. Sampel disuspensikan
dalam akuades dan diaduk secara merata. Kemudian, satu tetes sampel diteteskan ke  gelas  objek  dan  diamati  di  bawah  mikroskop  polarisasi.  Sampel  yang  bukan
berupa tepung perlu ditepungkan terlebih dahulu hingga diperoleh ukuran partikel yang dapat disuspensikan dalam akuades.
9. Total Asam Apriyantono et al., 1989