ANALISA BENTUK DAN DAMPAK PENGABAIAN ORANG TUA PADA ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak,
dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak
terhadap mereka dan perilaku mereka. Pada dasarnya hubungan orang tua dan
anak tergantung pada sikap orang tua. Jika sikap orang tua menguntungkan,
hubungan orang tua dan anak akan jauh lebih baik ketimbang bila sikap orang
tua tidak positif. Banyak kasus penyesuaian yang buruk pada anak maupun
pada orang dewasa dapat ditelusuri kembali ke hubungan awal orang tua–
anak yang kurang baik akibat sikap orang tua (Hurlock, 1978).
Sikap orang tua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada
hubungan di dalam keluarga tetapi juga pada sikap dan perilaku anak.
Kebanyakan orang yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal dari
keluarga dengan hubungan orang tua yang bersikap positif dan hubungan
antara mereka dan orang tua sehat. Hubungan demikian akan menghasilkan
anak yang bahagia, ramah-tamahan dan dianggap menarik oleh orang lain,
relatif bebas dari kecemasan, dan sebagai anggota kelompok mereka pandai
bekerja sama (Hurlock, 1978).
Hubungan orang tua dan anak sudah terjalin sejak anak dalam
kandungan ibu. Adanya hubungan emosional yang kuat antara anak dan

orang tua atau pengasuhnya sudah terjalin sejak anak masih dalam masa bayi
atau setelah dilahirkan. Bowlby (dalam Santrock) menyatakan bahwa
keterikatan (attachment) ialah ikatan emosional yang kuat antara bayi dan
pengasuhnya. Suatu relasi antara dua orang yang memiliki perasaan yang
kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal bersama untuk melanjutkan
relasi itu. Dalam bahasa psikologi perkembangan, yang disebut dengan
keterikatan ialah adanya suatu relasi antara figur sosial tertentu dengan suatu
fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang
unik.


 


 

Lebih lanjut, psikiater Inggris John Bowlby (dalam Santrock) juga
menekankan pentingnya keterikatan pada tahun pertama kehidupandan
tanggapnya mereka yang mengasuh bayi akan hal ini. Bowlby yakin, bahwa
bayi dan ibunya secara naluriah membentuk suatu keterikatan. Bayi yang

baru lahir secara biologis diberi kelengkapan untuk memperoleh perilaku
keterikatan ibu.
Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan
kognitif bagi anak. Hubungan tersebut memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan sosial. Hubungan anak
pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-hubungan
selanjutnya. Mary Ainsworth (dalam Santrock) berpendapat bahwa dalam
keterikan yang aman (secure attachment), bayi menggunakan pengasuh,
biasanya ibu, sebagai suatu landasan yang aman untuk mengeksplorasi
lingkungannya. Keterikatan yang aman dalam tahun pertama kehidupan
memberi suatu landasan yang penting bagi perkembangan psikologis
kemudian hari di kehidupan bayi.
Namun, dalam hal ini tidak sama seperti yang dialami oleh anak-anak
yang diabaikan oleh orang tua mereka atau yang disebut dengan Child
Neglected. Dalam sebuah artikel penelitian di Amerika, menyebutkan bahwa
anak-anak yang diabaikan atau Child Neglected merupakan bentuk
pengabaian anak yang terjadi ketika orang tua atau pengurus anak, tidak
memenuhi kewajiban mereka untuk merawat, mengawasi, dan memantau
kegiatan anak mereka. Selain itu pula, pengabaian anak terjadi ketika orang
tua tidak memberikan kasih sayang kepada anak dengan tidak memeriksakan

kesehatan anak ketika anak sakit, tidak memberikan kebutuhan makan,
minum, dan lain sebagainya. Definisi lain dari pengabaian adalah ketika
sosok orang tua tidak memberikan cukup makanan, pakaian, atau tempat
berteduh (azcasa.org)
Hal inilah yang dirasakan oleh tiga orang anak, Farel (3 tahun), Rafal
(2 tahun) dan Putri Aprilia (9 bulan). Mereka diterlantarkan oleh orang tua
mereka dengan ditinggalkan selama lima hari di dalam rumahnya tanpa

 
 


 

diberikan makan dan minum. Ketika pertama kali mereka ditemukan oleh
warga, mereka dalam keadaan menangis di dalam rumah yang terkunci.
Mereka berhasil diselamatkan oleh warga dengan mendobrak pintu rumah
mereka. Para tetangga yang menemukan mereka pun langsung merawat
mereka dengan memberikan makan dan minum (Kompas, 2010).
Berbeda dengan Idrus Pratama yang nekat kabur dari rumahnya di

Cikampek, hingga sampai di Surabaya Jawa Timur dengan menumpang
kereta api. Idrus di temukan warga Surabaya sedang menangis dan
memanggil kedua orang tuanya. Idrus kabur dari rumahnya diduga kurang
mendapat perhatian dari orang tuanya. Idrus juga mengaku sering disiksa oleh
bapaknya. Saat ini Idrus berada di kantor Polsek Rungkut (Liputan6.com,
2012).
Penelantaran anak yang belakangan ini terjadi termasuk dalam salah
satu bentuk pengabaian orang tua terhadap anak. Orang tua seringkali
menerlantarkan anak tanpa memberikan makan dan minum, serta tempat
berteduh. Ketika anak diabaikan oleh orang tuanya, maka mereka akan
merasakan kehilangan sosok orang tua mereka. Secara umum, kehilangan
adalah situasi seseorang tidak lagi memiliki sesuatu yang ada didalam
hidupnya. Kehilangan bukan hanya dalam bentuk fisik saja, melainkan pula
perhatian dan kasih sayang. Bagi seorang anak yang diabaikan oleh orang tua
mereka, ia akan merasakan kehilangan kasih sayang dari figur orang tua
mereka.
Bentuk kehilangan yang terjadi tidak hanya sebatas pada anggapan
bahwa orang tua mereka telah meninggal. Akan tetapi, orang tua yang sibuk
bekerja untuk memebuhi kebutuhan hidup keluarga, sehingga tidak memiliki
banyak waktu untuk bermain maupun berinteraksi bahkan memenuhi

kebutuhan secara fisik maupun psikologis sang anak. Misalnya, anak yang
secara psikologis terabaikan dengan tidak mendapatkan kasih sayang dari
orang tua mereka karena sejak kecil sudah ditinggalkan orang tua mereka
bekerja di luar negeri seperti bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita)
maupun sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Secara otomatis anak akan

 
 


 

kehilangan kasih sayang dari orang tua mereka sejak kecil, dan
menddapatkannya dari pengasuh pengganti.
Menurut Sau Kuan Clinical Psychologist (Child Neglect, 2009),
menyatakan bahwa dampak psikologis dari anak yang diabaikan adalah anak
akan merasa rendah diri. Mereka kurang mendapat bimbingan atau perhatian
dari orang tua mereka dan seringkali memendam masalah, serta akan
mungkin menyalahgunakan narkoba, alkohol, rokok, makan berlebihan, dan
sebagainya.

Sebuah studi yag diprakarsai oleh National Center on Child Abuse
and Neglect (dalam azcasa.org) menetapkan bahwa 64% dari kasus
penganiayaan anak yang terlibat mengabaikan anak. Penelitian ini
melaporkan bahwa 996.600 anak-anak telah menjadi korban pengabaian
selama tahun penelitian. Dari hasil penelitian, ada beberapa bentuk
pengabaian antara lain: (a). Mengabaikan dalam bentuk fisik. Pengabaian ini
merupakan jenis yang paling sering terjadi. Hal ini menyumbang 51% dari
kasus kelalaian yang melibatkan 507.000 anak-anak pada tahun 1988; (b).
Mengabaikan pendidikan. Pengabaian ini merupakan pengabaian yang paling
sering terjadi dengan 285.900 anak-anak atau setara 29% ; (c). Mengabaikan
emosi. Pengabaian ini menyumbangkan sebanyak 203.000 anak-anak atau
20% dari kasus pengabaian.
Pada tahun 2008, pemerintah Malaysia mencatat sebanyak 1.010
kasus pengabaian dan pembuangan anak-anak. Angka ini menunjukkan
peningkatan besar dari 487 kasus pada tahun 2003 dan 254 kasus pada tahun
2000. Pada angka tersebut, menunjukan bahwa kemungkinan anak-anak
perempuan diabaikan dan ditinggal lebih tinggi dibanding anak laki-laki. Dari
1.010 kasus pengabaian dan pembuangan anak-anak tercatat pada tahun 2008,
560 kasus melibatkan anak-anak perempuan. Pola yang sama dilihat pada
tahun 2009, dimana data yang terkumpul dari bulan januari hingga Juli

menunjukkan bahwa hanya 194 dari 439 kasus pengabaian dan pembuangan
melibatkan anak laki-laki (dalam Child Neglect, 2009)
Pengabaian anak berlaku dalam semua jenis keluarga, termasuk juga
keluarga yang kelihatan hidup mewah dan bahagia. Tetapi, mungkin anak 
 


 

anak menghadapi resiko yang lebih tinggi dalam situasi tertentu. Terdapat
beberapa faktor yang mengakibatkan bentuk pengabaian pada anak-anak.
Satu faktor utama adalah kurangnya waktu pengasuhan yang dikarenakan
orang tua sibuk bekerja. Gandhi (Child Neglect, 2009), selaku Ketua
Pengarah Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Negara Malaysia
menyatakan bahwa situasi ekonomi menyebabkan keluarga memerlukan dua
sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, orang tua
yang bekerja seharian tidak cukup mempunyai banyak waktu untuk mengurus
pekerjaan di rumah. Sehingga waktu untuk bersama anak sangat terbatas dan
tidak mempunyai waktu langsung untuk melayani kebutuhan sang anak.
Kemiskinan juga menjadi masalah utama dalam penyebab pengabaian

anak. Selain itu juga perubahan struktur dalam keluarga yang disebabkan
kematian atau kepergian orang tua secara tidak langsung juga menyebabkan
pengabaian. Banyak terabaikan karena dari keluarga ayah atau ibu tunggal,
atau orang tua yang telah bercerai. Lebih dari 100.000 ibu tunggal di
Malaysia yang memaksa mereka untuk bekerja lebih keras dan memaksa
mereka meninggalkan anak karena untuk mendapatkan sumber pendapatan
yang tetap.
Keluarga yang besar juga lebih mungkin mengabaikan anak karena
pasangan yang mempunyai banyak anak biasanya terpaksa bekerja lebih
keras guna mencukui kebutuhan keluarga. Data tentang anak diabaikan di
Amerika mencatat bahwa mereka memiliki anak antara tiga atau lima anak,
atau bahakan lebih.
Gandhi (Child Neglect, 2009) menjelaskan bahwa usia dan tahap
kematangan orang tua juga adalah faktor penting yang menentukan apakah
mereka mampu memikul tanggung jawab yang berat sebagai orang tua. Ia
mengungkapkan bahwa lazimnya, individu muda kurang kestabilan dari segi
emosi untuk menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab. Dari hasil
kajian yang didapat juga menunjukan bahwa orang tua yang mengabaikan
anak dan tidak menghiraukan mereka mempunyai kecenderungan untuk
selalu mengikuti apa kata hati, bersifak kekanak-kanakan, dan tidak

memikirkan bagaimana keperluan orang lain.
 
 


 

Faktor yang terakhir adalah sejarah kehidupan orang tua itu sendiri
mungkin mencerminkan apa yang telah dialami oleh orang tua itu sendiri.
Individu yang semasa anak-anak diabaikan oleh orang tua mereka, akan lebih
mungkin mengabaikan anak sendiri. Ketiadaan kasih sayang dan hubungan
yang akrab menjadikan individu ini tidak mampu dan tidak mau memberikan
perhatian dan kasih sayang secukupnya kepada anak mereka. Kemampuan
orang tua untuk memastikan perkembangan keseluruhan anak mereka
bergantung pada tahap kematangan emosi, kematangan dalam menhadapi
sesuatu, kemampuan dalam pengasuhan, dan pengetahuan terhadap
perkembangan anak.
Dalam siaran pers yang diluncurkan oleh UNICEF pada tahun 2006,
tentang Anak-anak yang terabaikan, terlupakan, dan tak terjangkau UNICEF
mengecam maraknya kekerasan terhadap anak sebagai pelanggaran terhadap

hak anak dan mengusulkan diadakannya kajian yang lebih mendalam
mengenai masalah ini. UNICEF melakukan dua penelitian pada tahun 2002
dan 2003 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang hasilnya
menunjukkan keseriusan perlakuan salah terhadap anak. Survei yang
dilakukan pada tahun 2002 yang melibatkan 125 anak berlangsung selama
enam bulan, dan mencakup wawancara secara cermat, mendapatkan bahwa
dua pertiga anak laki-laki dan sekitar sepertiga anak perempuan pernah
dipukul. Lebih dari seperempat anak perempuan yang disurvey pernah
diperkosa. Dalam survey yang lebih luas cakupannya pada tahun 2003, yang
melibatkan 1.700 anak, kebanyakan anak melaporkan pernah ditampar,
ditonjok, atau dilempari sesuatu. Namun tidak ada bukti mengenai kasus
pemerkosaan.
Rotigliano (dalam siaran Pers UNICEF) menyatakan bahwa perlakuan
salah terhadap anak adalah pelanggaran hak anak dan menurut UU
Perlindungan Anak, ini merupakan suatu tindak kejahatan. Ia juga
menyatakan bahwa ia akan mendukung pemerintah Indonesia untuk
mengambil sejumlah tindakan nyata untuk menghentikan pelanggaran ini.
Dalam kebijakannya, pemerintah Indonesia telah memperkuat
kebijakan nasional dan kerangka perundang-undangan untuk melindungi hak 
 



 

hak anak, yaitu dengan mengundangkan Undang-Undang Perlindungan Anak
pada tahun 2002.
Anak-anak

yang

masih

berusia

belia,

mereka

akan

lebih

membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka. Figur orang
tua harus selalu mendampingi pada masa tumbuh kembang mereka. Seperti
normalnya anak-anak seusia mereka yang setiap pagi berangkat sekolah
dengan diantarkan orang tuanya, disediakan makan ketika mereka merasa
lapar, diajak jalan-jalan ketika mereka butuh waktu bermain, pergi ke dokter
untuk memeriksakan kesehatanya, dan lain sebagainya.
Maka, dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
Analisa Bentuk dan Dampak Pengabaian Orang Tua pada Anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana bentuk pengabaian orang tua pada anak yang diabaikan
dan bagaimana pula dampak yang dialaminya?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana bentuk-bentuk pengabaian orang tua pada anak yang
diabaikan
2. Bagaimana dampaknya bagi anak-anak tersebut?

D. Manfaat penelitian
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah untuk dapat memberikan
informasi baru bagi kalangan mahasiswa psikologi khususnya psikologi
perkembangan yang tertarik ingin mengetahui bagaimana bentuk pengabaian
pada anak yang diabaikan (Neglected Child) serta bagaimana dampak yang
dialaminya. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan referensi baru
bagi bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan.

 
 

ANALISA BENTUK DAN DAMPAK
PENGABAIAN ORANG TUA PADA ANAK

SKRIPSI

Oleh :
Novi Christiana Kurniawati Subagyo
07810223

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Analisa Bentuk dan Dampak Pengabaian Orang tua pada Anak”, sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Dra. Siti Suminarti F, M. Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ari Firmanto, S. Psi selaku pembimbing II dan dosen wali yang telah banyak
memberikan saran, waktu dan meminjamkan buku sebagai bahan referensi penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaiakan.
4. Kepala Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Bima Sakti Batu, yang telah memberikan
ijin penulis untuk melakukan penelitian, Pak Daus selaku pembimbing subyek di
PSPA batu yang telah banyak memberikan ilmunya pada penulis saat penelitian, Pak
Kukuh dan bu Atis yang telah mengijinkan penulis di awal penelitian untuk dapat
melakukan penelitian di PSPA Bima Sakti Batu, dan seluruh pekerja sosial yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
5. Bu Yuni, Pak Taufik dan semua guru pendamping dari masing-masing sekolah
subyek yang telah banyak memberikan informasi tentang subyek saat di sekolah
maupun di rumah dengan sangat hangat dan ramah dalam menerima kehadiran
peneliti.
6. OL, SG dan AL yang telah banyak meluangkan waktu dan bersedia untuk menjadi
subyek penelitian.
7. Mamaku tersayang Endang Subagyo, SE dan papaku tercinta Budi Subagyo, yang
selalu memberikan doa restu, dukungan, dan kasih sayangnya pada penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi, sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kakakku Checilia Kurniawati Subagyo dan calon kakak iparku Handoyo yang selalu
memberikan doa dan motivasi pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Alm. Adikku tercinta dan tersayang, Evan Yulianto Kurniawan Subagyo yang selalu
memberikan keceriaan dan semangat semasa hidupnya pada penulis, sehingga penulis
selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini. I love you dek...
10. Kekasihku Hendra Adi Putra S. Psi, yang telah meluangkan waktu ditengah
kesibukannya, yang tak pernah lelah dalam membantu penulis, kasih sayang, cinta,
perhatian dan ketulusannya untuk selalu menemani penulis dalam suka maupun duka
menjadikan energi tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kak Sri, Abi’s Mom and Daddy di Pontianak yang memberikan doa dan dukungannya
selama penulis melakukan penelitian hingga selesainya skripsi ini.
12. Imam Choiry, yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam
penelitian dan rela berhujan-hujanan untuk mencapai lokasi penelitian.
13. Mas Nash yang telah banyak memberikan ide-ide cemerlang untuk penulis dari awal
sampai akhir, mas Teguh yang selalu bertanya tentang skripsi, Mas Ipul yang tak
pernah lelah menanyakan sampai mana skripsi penulis dalam pengerjaannya dan
meminjamkan buku-bukunya untuk referensi, Putri Rahmawati, Chafid, mbak Lia dan
semua teman-teman Diva yang telah memberikan warna bagi penulis. Waktu luang
sangat berarti ketika bersama kalian semua.
14. “Rumah ceria” Tlogomas gg.11 no. 23 Malang, yang selelu menjadi tempat setia
penulis untuk mencari dan berbagi ilmu bersama teman-teman.
15. Intan, Dafi, Ros, Nurin, Rita, Rani, Kiki, Uci, Ich. Lia, Rizky, Fritza, Anis dan
semuanya terima kasih atas canda tawa kalian.
16. Fajar, Fina Maulidyah, Elfina, Ifa, Hasan, Dila, Idris, Elma, Gita, Intrey dan semua
teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang selalu saling mengingatkan dalam
proses pengerjaan skripsi, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
17. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satu karya yang sempurna. Dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini pun, penulis banyak menemukan kendala. Minimnya referensi
mengenai judul dari skripsi ini, merupakan salah satu kendala yang penulis alami
sehingga skripsi ini cukup lama waktu penyelesaiannya. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi perbaikan karya skripsi ini. Meski demikian, penulis sangat berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umunya.

Malang, Maret 2012
Penulis,
Novi Christiana K.S
 

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
INTISARI .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v i
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A.
B.
C.
D.

Latar belakang Masalah ................................................................................... 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A.
B.
C.
D.

Pengertian Pengabaian ...................................................................................... 8
Pengertian Orang Tua ....................................................................................... 16
Masa Anak-Anak .............................................................................................. 22
Bentuk dan dampak pengabaian orang tua pada anak ...................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 28
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Rancangan Penelitian ....................................................................................... 28
Batasan Istilah .................................................................................................. 28
Subyek Penelitian.............................................................................................. 29
Teknik pengumpulan data ................................................................................. 30
Instrumen Penelitian ......................................................................................... 30
Tahap-tahap penelitian ...................................................................................... 31
Analisa data....................................................................................................... 32
Keabsahan data ................................................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 34
1. Deskripsi subyek ......................................................................................... 34
2. Deskripsi data.............................................................................................. 34
B. Analisis Data .................................................................................................... 39
C. Pembahasan...................................................................................................... 42

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 47
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 47
B. Saran-saran ........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 49
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 51

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Halaman

Lampiran 1 : surat ijin penelitian .................................................................... ..... 51
Lampiran 2 : guide interview ................................................................................ 52
Lampiran 3 : verbatim subyek .............................................................................. 56
Lampiran 4 : verbatim significant other ............................................................... 86
Lampiran 5 : agenda penelitian .......................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian (ed. revisi). Malang: UMM Press.
Child

Neglect.

(2009).

Are

you

guilty

for

it?.

Diakses

dari

http://www.mypositiveparenting.org/child_neglect.pdf
Child

Neglected.

(2007).

Diakses

dari

:

http://www.supreme.state.az.us/casa/prepare/neglect.html
Definisi penelantaran anak. (2011, november). Diakses dari : http://www.wikipedia.org
Desmita. (2010). Psikologip perkembangan (cetakan keenam). Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Friedman, M.M. (1998). Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC Kedokteran.
Hawari, D. (1999). Alquran ilmu kedoteran jiwa dan kesehatan jiwa. Yogyakarta : Dana
Bakti Prima Jasa.
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan anak (jilid 2). Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Kartono, K. (1995). Psikologi perkembangan (cetakan kelima). Bandung : Mandar Maju.
Kurang mendapat perhatian orang tua Idrus kabur. (2012, 25 April). Liputan6 mobile.
Diakses dari : http:// www.liputan6.com:mobile.
Mengunjungi anak yang diterlantarkan kedua orang tuanya. (2009, 25 Agustus). Diakses
melalui: http://www.kompas.com 3 Februari 2010 pukul 10.27 WIB
Moleong, J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (Ed. Revisi). Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development-Perkembangan
Manusia. Jakarta : Salemba Humanika.
Patmonodewo, S. (2000). Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Santrock, W. (2002). Life Span Development–Perkembangan Masa Hidup. Jakarta :
Erlangga.

Sobur, A. (1986). Komunikasi Orang tua dan Anak. Bandung : Angkasa.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
United Nations Children’s Fund. Siaran pers anak-anak yang diterlantarkan. Indonesia office
Wisma Metropolitan II, 10th-11th. Jakarta Indonesia. Diakses 23 Juni 2011 dari
www.unicef.org