Komunikasi orang tua kepada anak dalam mencegah terjadinya dampak negatif gadget

(1)

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK

DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Yosef Kaprino Parto

111114045

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK

DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Yosef Kaprino Parto

111114045

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv MOTTO

“Teruslah mencari apa yang diinginkan dirimu atas hidup ini. Jika kamu belum mendapatkannya juga, kamu harus bisa membuat tempat tersendiri untuk dirimu

dan menciptakan apa yang diinginkan atas dirimu” (Yosef Kaprino Parto)

“ketika kau melakukan usaha mendekati cita-citamu, di waktu yang bersamaan cita-citamu juga mendekatimu. Alam semesta bekerja seperti itu

(Fiersa Besari)

““Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disurga juga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,

Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu


(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan :

Tuhan Yesus yang menjadi teman dalam kesulitan maupun kebahagiaan sampai hari ini,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Kedua orangtuaku tercinta, Leo Parto dan Paulina Jemimu Adik tercinta Maria Sutrini Wati Parto

Semua orang yang mendukungku baik dalam doa maupun bantuan secara langsung.

Semua sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani dalam mengerjakan.

Untuk seseorang yang menjadi teman dekat, yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam pembuatan karya ini


(7)

(8)

(9)

viii ABSTRAK

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK

DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET Yosef Kaprino Parto

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui sejauh mana pemahaman orang tua terhadap pemanfaatan gadget yang tepat pada anak. 2) Untuk mengetahui cara orang tua memberikan pemahaman kepada anak tentang penggunaan gadget yang tepat dan bijaksana. 3) Mengetahui hambatan yang dialami oleh orang tua dalam memberikan penjelasan pada anak tentang pemanfaatan gadget sehingga anak terhindar dari dampak negative gadget tersebut. 4) Mengetahui usaha-usaha yang yang dilakukan orang tua untuk mencegah dampak negatif gadget kearah yang salah oleh anak.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Subyek penelitian adalah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang anak usia sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi dengan menggunakan alat pedoman wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik triangualasi sumber untuk menguji keabsahan dan keterpercayaan data. Peneliti melakukan analisis data melalui analisis domain.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan keluarga khususnya orang tua tentang pemanfaatan gadget dalam keluarga. Pemanfaatan gadget dalam hal ini meliputi dampak yang ditimbulkan dari gadget bagi keluarga khususnya anak, bagaimana orang tua berkomunikasi dengan anak berkaitan mencegah dampak gadget yang negative, hambatan yang dirasakan orang tua dalam mencegah dampah gadget yang negative, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua sebagai upaya mengatasi dan mencegah dampak negative gadget khususnya pada anak.

Kata Kunci: Orang tua, anak, komunikasi, gadget,


(10)

ix ABSTRACT

PARENTS’ COMMUNICATION TO THEIR CHILDREN IN PREVENTING THE NEGATIVE IMPACTS OF GADGET USE

Yosef Kaprino Parto Sanata Dharma University

2017

The study aimed at: 1) identifying how far the parents understood the proper gadget use among their children; 2) identifying how the parents made their children understand the proper and wise gadget use; 3) identifying the obstacles that the parents had in explaining the gadget use to their children, so that their children wuld avoid the negative impact of the gadget use; and 4) identifying the parents‟ efforts to prevent the negative impacts of the gadget use that their children might have.

This study was a qualitative research using case study method. The subjects in this study were a family that consisted of a father, a mother and a school-age child. In gathering the data, the researcher employed interview and observation; in conducting the interview, the researcher also employed the interview guideline. This study also made use of source triangulation in order to tesr data validity and trustworthiness. The researcher analyzed the data through domain analysis.

The results of this study show the family‟s knowledge, especially the parents knowledge about the gadget use in the family. The gadget use in this case includes the impact that have been caused by the gadget use in the family especially among the children, how the parents establish communication with their children about the prevention toward the negative impact of gadget use, and the efforts that the parents have pursued in order to prevent and to overcome the negative impacts of the gadget use especially among the children.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Proses penulisan skripsi ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dalam mempraktekkan penulisan pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi selama proses penyusunan. Oleh karena itu secara khusus peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M,Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan dosen pembimbing skripsi.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing dan telah memberi pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. 4. Kedua orangtuaku tercinta yaitu bapak Leo Parto dan ibu Paulina Jemimu

yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, doa, dukungan, dan membiayai seluruh kebutuhan demi terselesainya skripsi ini.

5. Adikku Maria Sutrini Wati Partoyang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa.

6. Sahabat-sahabat terbaikku, Sugeng, Pius, Noel, Windri yang selalu mendukung dalam susah maupun senang.

7. Teman-teman BK angkatan 2013 yang telah memberikan semangat, dan masukan demi terselesaikannya skripsi ini.


(12)

xi

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam motivasi, dukungan, serta dalam setiap doanya.

Yogyakarta, 27 juli 2017


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

G. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Komunikasi ... 9


(14)

xiii

2. Pengertian Komunikasi ... 9

3. Tujuan Komunikasi ... 10

4. Unsur-unsur Komunikasi ... 11

5. Hambatan Dalam Komunikasi ... 13

B. Komunikasi Antarpribadi ... 14

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi ... 14

2. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi ... 16

3. prinsip-prinsip dalam Komunikasi Antar Pribadi ... 18

C. komunikasi Dalam Keluarga ... 19

1. Pengertian Keluarga ... 19

2. Komunikasi Orang Tua dengan Anak ... 20

3. Panduan Untuk Komunikasi Efektif Dalam Keluarga ... 21

D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah ... 22

1. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 22

2. Tugas Perkembangan Orang Tua Anak Usia Sekolah ... 23

3. Tugas Perkembangan Keluarga pada Tahap Anak Usia Sekolah .. 23

E. Hakikat Gadget Beserta Dampaknya ... 23

1. Pengertian Gadget ... 23

2. Manfaat Dan Kerugian Gadget ... 24

3. Cara Mengatasi Dampak Negatif Gadget pada Anak ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Teknik Instrumen Pengumpulan Data ... 32

E. Keabsahan Keterpercayaan Data... 38

F. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40


(15)

xiv

B. Hasil Penelitian ... 41

C. Pembahasan ... 45

BAB V PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran-saran ... 53

C. Keterbatasan Penelitian ... 53

D. Penutup ... 53


(16)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Panduan wawancara ... 31 Tabel 3.2 Daftar Subyek Penelitian ... 32 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 33


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 56

Lampiran 2 ... 60

Lampiran 3 ... 63

Lampiran 4 ... 65

Lampiran 5 ... 67

Lampiran 6 ... 70

Lampiran 7 ... 72

Lampiran 8 ... 74

Lampiran 9 ... 77

Lampiran 10 ... 80

Lampiran 11 ... 83

Lampiran 12 ... 86


(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

“Gadget” siapa yang tidak tahu tentang kata tersebut. Meski merupakan bahasa asing, kata “Gadget” sendiri merupakan kata yang tidak asing ditelinga kita. Biasanya ketika kita bertanya tentang pengertian gadget itu sendiri, sebagian besar orang akan mengartikannya sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengakses atau menjalankan suatu program tertentu yang menarik dan bersifat mengasah kreativitas. Alat yang digunakan untuk menjalankan atau mengoprasikan aplikasi menarik seperti game, media social, dan beberapa aplikasi pendukung kreativitas lainnya berupa ponsel, smartphone, PC, laptop dan beberapa alat lainnya.

Berbicara tentang gadget pada era yang sangat modern dan serba internet ini, tentunya bukan sesuatu yang aneh. Bahkan, jika kita perhatikan setiap kalangan masyarakat baik kaya maupun miskin, tua maupun muda, semuanya rata-rata memiliki gadget, khususnya ponsel dan smartphone yang digunakan dalam keseharian. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh DS annual startup report pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 281,9 juta orang yang aktif menggunakan ponsel di Indonesia. Jumlah itu menggambarkan bahwa setiap orang diindonesia menggunakan sekitar 1,13 unit ponsel. Dengan adanya


(19)

ponsel dan smartphone segala aktivitas kita menjadi sangat terbantu. Bayangkan saja, manusia bisa dengan mudah menemukan alamat yang kita tuju hanya dengan mengoprasikan aplikasi GPS. Setiap manusia juga bisa menemukan dan berhubungan dengan orang lain dalam jarak yang sangat jauh, hanya dengan mengoperasikan aplikasi media social yang diinstal di smartphone yang dimiliki. Bahkan sekarang, banyak sekali akun-akun media social seperti facebook, instagram, dan twitter yang dipakai sebagai sarana untuk berbisnis. Melihat beberapa alasan diatas, bisa dikatakan bahwa tidak ada alasan buat kita untuk tidak memiliki gadget seperti smarthone, dan lain-lain.

Gadget tentunya sangat berguna bagi kita apabila kita tahu dan bijak dalam menggunakan gadget untuk meningkatkan produktivitas kita ke arah yang positif sebagai manusia. Melihat besarnya manfaat yang didapat dari adanya gadget dalam kehidupan kita, tentunya kita akan sangat terbantu dan merasa dipermudah untuk meningkatkan produktivitas diri. Namun, gadget juga meninggalkan beberapa hal negatif seperti maraknya aksi penipuan menggunakan media social dan internet, adanya kasus penculikan melalui media social, mudahnya mengakses konten pornogravi dan masih banyak hal lain yang patut untuk mendapat perhatian. Menyikapi kasus tentang mudahnya mengakses konten pornogravi melalui gadget, pantaskah kita khawatir dengan anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar yang tidak menutup kemungkinan mereka sudah memiliki gadget?


(20)

3

Berdasarkan pengamatan dari penulis, baik itu pada saat melakukan kegiatan PPL di salah satu SD di Yogyakarta, maupun saat memperhatikan kebiasaan-kebiasaan anak usia sekolah dasar yang tinggal di sekitar lingkungan rumah penulis, penulis menyimpulkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar saat ini sudah sangat familiar dengan gadget. Sebagai buktinya, penulis pernah mendapati beberapa anak yang setiap hari hanya melakukan aktivitas didepan gadget yang iya miliki maupun gadged yang dimilik oleh orang tuanya. Mereka rata-rata sudah sangat pandai dalam mengoprasikan beberapa aplikasi smartphone seperti game bahkan mereka juga sudah mempunyai akun media social seperti facebook, instagram, BBM, twitter, youtube dan sebagainya. Jika kita melihat kenyataan seperti itu, tidak menutup kemungkinan bahwa anak sekolah dasar yang mampu mengoperasikan beberapa aplikasi di gadget dengan lancar, bisa dengan gampang menemukan dan mengakses aplikasi atau situs-situs pornografi yang sangat banyak jumlahnya di internet dan terkoneksi dengan gadget.

Berbicara tentang penggunaan Gadget oleh anak, tentunya hal ini tidak lepas dari peran serta orang tua didalamnya. Peran serta orang tua dalam hal ini yaitu misalnya penyediaan gadget oleh orang tua terhadap anaknya. Hal ini juga terlihat oleh penulis di lingkungan sekitar tempat tinggal penulis. Orang tua terlihat lebih memilih memberikan gadget kepada anaknya untuk sarana bermain. Hal ini menyebabkan anak bisa dengan mudah menggunakan gadget untuk kepentingannya. Peran serta orang tua dalam hal penggunaaan gadget pada anak


(21)

juga ditunjukkan dengan memberikan pemahaman kepada anak tentang cara memanfaatkan gadget secara bijaksana. Pemberian pemahaman kepada anak tentang cara memanfaatkan gadget dengan bijaksana, bisa dan akan mudah dilakukan apabila orang tua mengetahui serta menerapkan pola komunikasi yang tepat tentang pemanfaatan gadget yang bijaksana oleh anak.

Melihat beberapa kenyataan di atas, maka penulis sangat tertarik mengangkat judul Komunikasi Orang Tua Kepada Anak dalam Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Gadgetdalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan Pola Komunikasi Orang Tua terhadap Anak untuk Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Gadget diidentifikasikan masalah berikut:

1. Adanya kesempatan untuk mengakses konten-konten pornografi melalui internet yang terkoneksi dengan gadget yang digunakan oleh anak.

2. Adanya kemungkinan anak menjadi tergantung terhadap penggunaan gadget. 3. Banyak waktu yang sia-sia dihabiskan oleh anak ketika hanya sibuk dengan

gadget yang dimiliki.

4. Pola komunikasi dari orang tua yang tidak efektif dalam memberikan pemahaman tentang cara pemanfaatan gadget yang bijaksana..

5. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara pemanfaatan gadget yang bijaksana, yang bisa meningkatkan kualitas pribadi anak kearah yang lebih positif.


(22)

5

C. Pembatas Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang termuat pada butir nomer 1, 2, 4, dan 5 yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai pola komunikasi orang tua yang tidak efektif dalam memberikan pemahaman tentang pemanfaatan gadget secara bijaksana.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman orang tua terhadap pemanfaatan gadget yang tepat pada anak?

2. Bagaimana cara orang tua dalam berkomunikasi, memberikan pemahaman tentang penggunaan gadget yang tepat pada anak?

3. Hambatan apa saya yang dialami oleh orang tua dalam berkomunikasi pada anak terkait upaya mencegah dampak negatif gadget?

4. Usaha apa yang dilakukan oleh orang tua untuk mencegah dampak negatif gadget terhadap anak?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman orang tua terhadap pemanfaatan gadget yang tepat pada anak


(23)

2. Untuk mengetahui cara orang tua memberikan pemahaman kepada anak tentang penggunaan gadget yang tepat dan bijaksana.

3. Mengetahui hambatan yang dialami oleh orang tua dalam memberikan penjelasan pada anak tentang pemanfaatan gadget sehingga anak terhindar dari dampak negative gadget tersebut..

4. Mengetahui usaha-usaha yang yang dilakukan orang tua untuk mencegah dampak negatif gadget kearah yang salah oleh anak.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang pola komunikasi orang tua terhadap anak dalam hal penggunaan dan pemanfaatan gadget. Dengan adanya penelian ini kiranya pembaca bisa mendapatkan gambaran tentang pola komunikasi yang umumnya dilakukan oleh orang tua khususnya pada anak anak dalam hal pengguaan dan pemanfaatan gadget.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan menjadi gambaran tantang bagaimana orang tua menyikapi tentang pemanfaatan gadget pada anak. Penelitian ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana pola komunikasi yang


(24)

7

umumnya dilakukan oleh orang tua terkait pemanfaatan dan penggunaan gadget oleh anakanak khususnya anak. Dengan adanya pengetahuan tentang pola komunikasi yang umumnya dilakukan oleh orang tua tersebut, pembaca khususnya orang tua bisa memilah-milah dan lebih selektif dalam menerapkan cara berkomunikasi dengan anak dalam hal pemanfaatan gadget yang lebih efektif dan bisa meningkatkan produktivitas anak sebagai individu ke arah yang positif.

b. Bagi Anak

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bahwa anak mampu mengetahui dan memahami tentang peran komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dalam hal penggunaan gadget.

c. Bagi Peneliti

Peneliti bisa mengetahui tentang pola komunikasi orang tua terhadap anak dalam hal penggunaan gadget yang umumnya terjadi di masyarakat.

G. Defenisi Istilah

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Orang tua adalah orang yang dituakan, atau orang yang berperan dalam melahirkan anak yang dalam hal ini yaitu ayah dan ibu. Orang tua juga merupakan orang yang membesarkan anak, dan mengajarkan kepada anak tentang hal-hal baik dan positif.


(25)

2. Anak secara umum bisa dikatakan sebagai seseorang yang dilahirkan sebagai hasil perkawinan antara seorang ayah dan ibu.

3. Komunikasi berasal dari bahasa inggris yang memiliki asal usul kata dari bahasa latin yaitu communis artinya milik bersama atau membagi yang merupakan sebuah proses untuk membangun kebersamaan dan pengertian. Kemudian secara terminologi, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh satu pihak kepada pihak yang lainnya atau banyak pihak supaya bisa terhubung dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

4. Gadget sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengakses atau menjalankan suatu program tertentu yang menarik dan bersifat mengasah kreativitas. Alat yang digunakan untuk menjalankan atau mengoprasikan aplikasi menarik seperti game, media social, dan beberapa aplikasi pendukung kreativitas lainnya berupa ponsel, smartphone, PC, laptop dan beberapa alat lainnya.


(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan mengenai hakekat komunikasi, pengertian keluarga, komunikasi orang tua dan anak, pengertian gadget, manfaat dan kerugian dari gadget serta cara mengatasi dampak negatif gadget pada anak.

A. Komunikasi 1. Sejarah

Hutagalung (2015:1), Pada awal kemunculannya ilmu komunikasi adalah multidisipliner karena dipengaruhi oleh disiplin ilmu lain. Di bidang kajian psikososial, topic-topik riset popular menyertakan kajian komunikasi terhadap perilaku individu seperti persuasi, dinamika kelompok, maupun propaganda.

Schramm (Hutagalung, 2015:2), membuat analogi yang menarik mengenai pengaruh disiplin lain pada ilmu komunikasi. Ia menganalogikan ilmu komunikasi seperti sebuah „oase’. Berbagai disiplin ilmu mendatangi ilmu komunikasi karena ilmu komunikasi dipandang menarik. Dengan adanya hubungan indisipliner tersebut,ilmu komunikasi berkembang dan memiliki spesialisasi khusus, seperti komunikasi antarpribadi yang memiliki hubungan erat dengan ilmu psikoligi sosial.

2. Pengertian Komunikasi

Menurut DeVito (2011) komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi


(27)

gangguan (noise), terjadi dalan suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Wollf (Priyanto, 2009 :7) berpendapat bahwa komunikasi merupakan proses timbal balik suatu pengalaman dimana pengirim dan penerima pesan berpartisipasi secara simultan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi antara individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menimbulkan respons timbal balik antara pengirim dan penerima informasi (Priyanto, 2009: 8)

3. Tujuan Komunikasi

Menurut DeVito (2011) ada empat tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi tersebut, antara lain:

a. Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery.) Berkomunikasi dengan orang lain, berarti belajar tentang diri sendiri dan orang lain. Dengan berbicara kepada orang lain, kita memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita.


(28)

11

b. Untuk berhubungan

Perasaan ingin dicintai dan menyukai orang lain, membuat manusia termotivasi untuk membina dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.

c. Untuk meyakinkan

Komunikasi dalam hal ini yaitu bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku manusia.

d. Untuk bermain

Manusia menggunakan komunikasi untuk bermain dan menghibur diri.Sebagai contoh, kita mendengarkan pelawak, pembicara, music dan film melakukan komunikasi untuk menghibur.

4. Unsur-unsur komunikasi

Menurut Priyanto (2009), komunikasi memiliki unsur tertentu agar maksud yang disampaikan tercapai dengan baik. Unsur-unsur tersebut yaitu a. Sumber (source)

Sumber merupakan dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan fungsi sebagai rangka yang memperkuat pesan itu sendiri, sehingga pesan yang diterima mempunyai tingkat validitas tinggi. Sumber dapat berupa lembaga atau instansi, orang, buku, dokumen, dan lain-lain.


(29)

b. Pesan

Pesan adalah serangkaian informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan mempunyai isi yaitu inti pesan untuk mempengaruhi perilaku komunikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan komunikator. Keakuratan pesan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan 2) Bentuk pesan c. Perumusan pesan

Pesan yang akan disampaikan harus tersusun baik, tepat, dan jelas sehingga sesuatu yang diharapkan dapat tercapai.

d. Komunikator

Komunikator adalah seseorang ataupun kelompok yang menyampaikan pesan kepada komunikan. Seorang komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Keberhasilan komunikator dipengaruhi oleh penampilan, penguasaan pesan atau informasi, dan penguasaan bahasa pesan. e. Media

Media adalah sarana dalam penyampaian pesan. Media dapat berbentuk buku, brosur, pamflet, radio, televisi, laptop dan lain-lain.


(30)

13

f. Hasil

Hasil yang baik akan tercapai apabila pesan yang disampaikan komunikator dapat dimengerti atau diterima oleh komunikan dan sesuai dengan harapan komunikator.

5. Hambatan dalam Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise). Marhaeni Fajar (Nurdianti, 2014:4) ada beberapa hambatan dalam komunikasi, yaitu:

a. Hambatan dari proses komunikasi

Hambatan dari proses komunikasi dibedakan lagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

1) Hambatan dari pengirim pesan. 2) Hambatan dalam pengandaian/symbol

3) Hambatan media. Hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.

4) Hambatan dari penerima pesan. b. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis terdiri dari: 1) Hambatan Sosio-antro-psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional.intinya komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, terutama situasi yang


(31)

berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.

2) Hambatan semantic

Hambatan semantic terdapat pada diri komunikator, menyangkut bahasa yang digunakan oleh kominukator.

3) Hambatan mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi.

4) Hambatan ekologis

Disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya yaitu suara siuh orang-orang di keramaian.

B. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal)

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi (interpersonal)

Langkah awal memahami karakteristik unik dari komunikasi interpersonal adalah dengan melacak makna dari kara interpersonal. Kata interpersonal adalah turunana dari kata inter, yang berarti “antara”, dan kata person yang berarrti “orang”. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal secara umum terjadi antara dua orang. Seluruh proses komunikasi terjadi diantara beberapa orang, namun seluruh interaksi tidak melibatkan seluruh orang di dalamnya secara akrab. Buber


(32)

15

(Wood, 2013:22) mengatakan interaksi sosial dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu:

a. Komunikasi I-it

Dalam komunikasi I-it, interaksi kita dengan orang lain sangat tidak personal, bisa dikatakan orang lain hanya sebagai objek. b. Komunikasi I-you

Jenis komunikasi I-you, yaitu jenis yang paling banyak digunakan dalam interaksi sehari-hari. Kita memperlakukan orang lain lebih dari sekedar objek, tetapi kita tidak sepenuhnya menganggap mereka sebagai manusia yang unik. Komunikasi I-you dapat terjadi secara lebih personal. Interaksi tersebut serupa dengan komunikasi di dunia maya dan forum internet, ketika orang-orang bertemu karena memiliki kesamaan hobi dan gagasan.

c. Komunikasi I-Thou

Ketika berinteraksi ditingkatan I-Thou, kita melihat orang lain dengan segala keutuhan dan kepribadiannya. Melihat seseorang harus dari norma sosial tertentu, tetapi orang lain adalah manusia yang unik dan kita menerima mereka secara utuh. Dalam komunikasi I-Thou, kita terbuka sepenuhnya pada orang lain, memercayai orang lain untuk menerima diri kita apa adanya dalam segala kelebihan dan kekurangan.


(33)

2. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal)

Menurut Wood (2013), ciri-ciri komunikasi interpersonal yaitu a. Selektif

Manusi tidak mungkin berkomunikasi secara akrab dengan semua orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

b. Sistemis

Komunikasi interpersonal dicirikan dengan sifat sistemis karena ia terjadi dalam sistem yang bervarisi. Terdapat banyak sistem yang melekat pada proses komunikasi interpersonal. Setiap sistem mempengaruhi apa yang kita harapkan dari orang lain. Cara manusia nerkomunikasi sangat beragam berdasarkan kebudayaan masing-masing.

Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh sistem, situasi, waktu, masyarakat, budaya, latar belakang personal, dan sebagainya. Dengan menggabungkan semua sistem tersebut untuk memahami dinamika komunikasi interpersonal. Namun yang harus dipahami bahwa seluruh sistem tersebut saling berkaitan, setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya.

c. Unik

Pada tingkatan yang paling dalam, komunikasi interpersonal sangat unik. Pada interaksi yang melampaui peran sosial, setiap orang menjadi unik dan oleh karena itu menjadi tidak tergantikan.


(34)

17

d. Processual

Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan. Hal tersebut berarti komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi lebih personal dari masa ke masa. Proses yang berkelanjutan tidak memiliki awal dan akhir yang pasti.

e. Transaksional

Komunikasi interpersonal adalah proses transaksi antara beberapa orang. Sifat transaksional yang secara alami terjadi dalam komunikasi interpersonal berdampak pada tanggung jawab komunikator untuk menyampaikan secara jelas.

f. Individual

Bagian terdalam dari komunikasi interpersonal melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan berbeda dari orang lain. g. Pengetahuan personal

Komunikasi interpersonal membantu perkembangan pengetahuan personal dan wawasan kita terhadap interaksi manusia. agar dapat memahami keunikan individu, kita harus memahami pikiran dan perasaan orang lain secara personal. Komunikasi juga membuka pemahaman terhadap kepribadian orang lain. Ketika hubungan yang dijalin semakin dalam, kita membangun kepercayaan dan belajar untuk berkomunikasi dengan cara yang nyaman.


(35)

h. Menciptakan makna

Inti dari komunikasi interpersonal adalah berbagi makna dan informasi antara dua belah pihak. Tidak hanya bertukar kalimat, tetapi saling berkomunikasi. Menciptakan makna seperti memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang lain.

3. Prinsip-prinsip dalam komunikasi interpersonal

Menurut Wood (2013), ada delapan prinsip dalam komunikasi interpersonal yaitu

a. Tidak mungkin hidup tanpa berkomunikasi

b. Komunikasi interpersonal adalah hal yang tidak dapat diubah c. Komunikasi interpersonal melibatkan masalah etika

d. Manusia menciptakan makna dalam komunikasi interpersonal e. Metakomunikasi mempengaruhi pemaknaan

f. Komunikasi interpersonal menciptakan hubungan yang berkelanjutan

g. Komunikasi tidak dapat menyelesaikan semua hal

h. Efektivitas komunikasi interpersonal adalah sesuatu yang dapat dipelajari.


(36)

19

C. Komunikasi dalam Keluarga 1. Pengertian keluarga

Murdock (Lestari, 2012:3) mengatakan bahwa keluarga merupakan kelompok social yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi. Koerner dan Fizpatrick (Lestari, 2012:4) mengatakan bahwa defenisi keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:

a. Defenisi structural

Keluarga didefenisikan berdaskan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya.

b. Defenisi fungsional

Keluarga didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-funsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak,dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu.

c. Defenisi transaksional

Keluarga didefenisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.

Berdasarkan pengertian keluarga menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan suatu kelompok social yang tinggal


(37)

bersama, memiliki hubungan yang kuat baik secara emosi maupun meteri antara setiap indivudu. Dengan kata lain setiap orang dalam kelompok memiliki keterikatan dan terhubung baik secara emosi maupun materi.

2. Komunikasi Orang Tua Dengan Anak

Shek (Lestari, 2012:61), hasil-hasil penelitian mengatakan bahwa komunikasi orang tua-anak dapat mempengaruhi fungsi keluarga secara keseluruhan dan kesejahteraan psikososial pada diri anak. Clark dan Shileds (Lestari, 2012:61) menemukan bukti bahwa komunikasi yang baik antara orang tua-anak berkolerasi dengan rendahnya keterlibatan anak dalan perilaku delinkuen.

Ginott (Mufidah, 2008:28), cara baru berkomunikasi dengan anak harus berdasarkan sikap menghormati dan keterampilan. Hal ini menjelaskan bahwa tindakan menghormati dan keterampilan tersebut berupa kegiatan tegur-sapa yang tidak boleh melukai harga diri anak, begitupun sebaliknya. Orang tua dalam hal ini bertindak sebagai pendidik yang pertama harus memberikan contoh dan sikap pengertian kepada anak, baru kemudian member nasehat.

Komunikasi orang tua-anak sangat penting bagi orang tua dalam upaya melakukan kontrol, pemantauan, dan dukungan pada anak. Tindakan orang tua untuk mengontrol, memantau dan memberikan dukungan dapat dipersepsi positif atau negatif oleh anak, diantaranya dipengaruhi oleh cara orang tua berkomunikasi.


(38)

21

3. Panduan untuk Komunikasi Efektif dalam Keluarga

Menurut Wood (2013), ada empat panduan untuk komunikasi yang efektif dalam keluarga yaitu:

a. Mengelola keseimbangan peran dalam hubungan keluarga

Salah satu panduan terpenting dalam keberlangsungan kehidupan keluarga yang sehat adalah menciptakan keadilan peran keluarga. Tanggung jawab ini di emban oleh seluruh angota keluarga, bukan tanggung jawab ayak atau ibu saja. Penghargaan adalah element yang diinginkan dalam sebuah hubungan. Misalnya afeksi dan dukungan sosial yang timbul dalam keluarga.

b. Membuat pilihan sehari-hari untuk menguatkan keintiman

Panduan terpenting kedua untuk menguatkan komunikasi dalam keluarga adalah kepekaan melihat kondisi keluarga sebagai refleksi pilihan yang diambil oleh anggotanya. Secara spesifik keluarga cenderung fokus pada hal-hal besar, seperti ketika sedang menangani konflik serius. Padahal ha-hal kecil seringkali dapat mempererat hubungan dalam keluarga Carter (Wood, 2013). Dampak dari hal-hal kecil bila sering dilakukan dapat menciptakan pilihan yang bisa meningkatkan kualitas hubungan dalam keluarga.


(39)

c. Menunjukan rasa menghargai dan perhatian

Agar tercipta keluarga yang saling cinta dan memuaskan, anggota keluarga harus menunjukan bahwa mereka secara konsisten menghormati dan memerhatikan anggota lain.

d. Jangan terluka hanya karena hal kecil

Kita semua pasti memiliki kebiasaan pribadi yang mungkin tidak disukai oleh orang lain. Mungkin kita tidak tau bahwa ada anggota lain yang terganggu dengan aktivitas kita. Kadang kita jarang mempertimbangkan perasaan anggota lain. Namun kita dapat membantu pasangan untuk mengurangi kelemahan yang ia miliki. Perspektif yang diambil ikut mempengaruhi persepsi dan perasaan yang dialami.

D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah 1. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah

Menurut Setiono (2011), tugas perkembangan anak usia sekolah yaitu: a. Belajar keterampilan dasar yang diperlukan untuk anak sekolah.

b. Menguasai keterampilan fisik yang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

c. Mengembangkan pemahaman praktis tentang penggunaan uang. d. Menjadi anggota keluarga yang aktif dan kooperatif.

e. Memperluas kemampuan berhubungan dengan orang lain, baik teman sebaya maupun orang dewasa.


(40)

23

g. Menyadari peran jenis kelaminnya baik saat ini maupun yang akan dating.

h. Senantiasa menemukan dirinya sebagai orang yang berguna. i. Mengembangkan hati nurani dengan control moral dari dalam diri. 2. Tugas Perkembangan Orang Tua Anak Usia Sekolah

a. Memenuhi perkembangan anak untuk perkembangannya. b. Menikmati hidup bersama anak.

c. Mendorong perkembangan anak. 3. Tugas Perkembangan Keluarga pada Tahap Anak Usia Sekolah

a. Memberikan keperluan anak untuk melakukan aktivitas dan privasi orang tua.

b. Tetap mengusahakan kebutuhan financial terpenuhi. c. Melakukan sosialisasi lanjut kepada anggota keluarga. d. Membina hubungan diluar keluarga.

e. Mengembangkan moral keluarga. E. Hakekat Gadget Beserta Dampaknya

1. Pengertian gadget

Osland (Irawan dan Leni Armayati, 2013), mengatakan bahwa gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus. Swarnadwitya (Irawan dan Leni Armayati, 2013), mengatakan yang membedakan antara gadget dengan perangkat lainnya yaitu unsur “kebaruan”. Yang artinya dari


(41)

hari ke hari gadget selalu muncul menyajikan teknologi baru yang membuat hidup manusia menjadi praktis. Adapun beberapa contoh gadget yang biasanya digunakan di masyarakat luas seperti handphone, netbook, ipad. Selain contoh yang disebut, masih banyak contoh gadget lainnya. Hal ini disebabkan oleh cakupan gadget yang sangat luas, sehingga hampir setiap perangkat elektronik kecil dengan kemampuan khusus dan menyajikan teknologi baru bisa disebut gadget.

2. Manfaat dan Kerugian Gadget. a. Dampak positif

1) Menambah pengetahuan dan kreativitas

Muduli (2014:8) mengatakan bahwa “Tech-devices and gaming may have positive effects on investigating skills, strategic thinking and creativity potential of the individuals” dengan kata lain, bahwa perangkat teknologi dan gaming dapat meningkatkan kemampuan investigasi individu, meningkatkan kemampuan berpikir dalam hal menentukan strategi dan kreativitas individu. Ia juga mengatakan bahwa “These tech devices and services are better sources for learning for the youth and these are the sources of fun and entertainment which help them distract from daily stresses of life” (Muduli (2014:8), dengan kata lain perangkat teknologi merupakan media yang baik untuk pembelajaran anak, serta


(42)

25

merupakan media yang menyenangkan untuk anak dalam menghindari stress karena rutinitas harian anak.

2) Mempermudah anak dalam belajar

Samson (Muduli, 2014:9) mengatakan bahwa “When students use laptops and other tech-devices by the instructor’s advice they are connected to course learning objectives. The classroom learning and engagement of the young students can be impacted positively by the use of these digital devices” dengan kata lain penggunaan perangkat teknologi seperti laptop dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

3) Memperluas jaringan persahabatan

Tsitsika dan Jandikian (Muduli, 2014:8) mengatakan bahwa “about 32.7% of the world’s population has access to the social networking sites like Face book, Twitter, Linked-In, YouTube, Flicker, blogs, wikis, and many more which let people of all ages rapidly share their interests of the moment with others everywhere”. Berdasarkan pernyataan pernyataan tersebut diketahui bahwa sekitar 32,7% populasi dunia menggunakan social media seperti facebook, Twitter, youtube, blog dan berbagai social media lain untuk membagikan momen menarik mereka dengan orang lain. Oleh karena itu ia mengatakan “So the interconnectedness throughout the world is growing rapidly due to internet use” (Tsitsika dan Jandikian (Muduli,


(43)

2014:8). Hal ini menjelaskan bahwa orang-orang dihubungkan oleh social media melalui internet, yang mana internet sendiri merupakan bagian dari teknologi dan gadget.

b. Dampak Negatif

1) Membuat anak menjadi lemah dalam hal practical skill

Muduli (2014:9) mengatakan bahwa “The digital activities make the youth strong in technical skills but make them weak in real life practical skills” hal ini menjelaskan bahwa dengan adanya aktivitas digital yang dilakukan oleh anak, membuat mereka bagus dalam hal teknik dibandingkan dengan kemampuan prakateknya. Muduli (2014:9) juga menambahkan “It takes the young mass away from the reality helping them to live in their imaginary world. Due to the time spent on the devices the youth are refrained from some outdoor activities with friends and family” hal ini menyebabkan anak untuk menjadi apatis dan lebih memilih tinggal dalam dunia imajinasinya dibandingkan dengan aktivitas dengan teman dan keluarga di dunia nyata.

2) Rawan terhadap tindakan kekerasan

Pada kenyataannya gadget seperti smartphone biasanya memfasilitasi penggunanya untuk bermain game. Muduli (2014:9) mengatakan bahwa “The indulgence in violent games may create more violence in their mind” jelas dikatakan bahwa kesukaan anak


(44)

27

dalam bermain game yang berbau kekerasan, dapat mempengaruhi pikiran anak dan membuat anak menanamkan tentang perilaku kekerasan dalam pikirannya.

3) Membuat anak malas belajar

Muduli (2014:9) mengatakan “The more they use the gadgets, the more they are crazy about it which may distract them from study” dengan kata lain bahwa semakin sering anak menggunakan gadget, anak semakin asik dengan aktivitasnya tersebut sehingga anak bisa melupakan tugas pokoknya yaitu belajar.

4) Mempengaruhi kesehatan

Muduli (2014:9) mengatakan bahwa “During the time of playing games when they can’t achieve the set target, it may raise their anxious level higher. After all addiction to the devices may develop unhealthy lifestyle, poor time management and poor eating habits among the youth” dikatakan bahwa ketika anak tidak dapat mencapai target tertentu dalam suatu game kecemasan yang dialami anak anak meningkat. Ketika anak menjadi kecanduan terhadap game, hal ini akan mengakibatkan kebiasaan hidup yang tidak sehat, buruk dalam manajemen waktu, dan pola makan yang buruk.

Young (Muduli, 2014:10) juga mengatakan bahwa “The addictive internet use has negative impacts on mental health. There is a positive relationship between Internet addiction and psychiatric


(45)

disorders like depression, bipolar disorder, obsessive-compulsive disorder, attention deficit disorder, etc” menjelaskan tentang dampak negatif internet yang terhubung dengan gadget bagi kesehatan. Beberapa penyakit yang bisa terjadi ketika kecanduan internet yaitu gangguan psikis seperti depresi, bipolar disorder, obsessive compulsive disorder, dan sebagainya.

3. Cara Mengatasi Dampak Negatif Gadged pada Anak

Sosok yang paling berpengaruh dalam mencegah maupun mengatasi dampak negatif dari gadget adalah orang tua. Maka orang tua memiliki peran besar dalam membimbing dan mencegah agar teknologi gadget tidak berdampak negatif bagi anak. Lee (2015, Positive and Negative Impact of

Electronic Devices on Children,

https://wehavekids.com/parenting/dlectronic-devices-and-gadgets-to-Children, diakses tanggal 8 juni 2017) berpendapat bahwa “It,s impossible to completely eliminate electronic devices from a child,s life, but there are ways to decrease their negative impact” dengan kata lain, walaupun tidak mungkin untuk untuk menghindarkan perangkat elektronik seperti gadget dari kehidupan anak, orang tua masih bisa untuk mengurangi dampak negatif dari perangkat elektronik itu sendiri, yang dalam hai ini adalah gadget. Adapun cara-cara untuk mengatasi atau mengurangi dampak negatif gadget pada anak yaitu:


(46)

29

a. “Know the rating of the game and television programs you child wants to use or watch”. Ketahui rating dari game dan program televisi yang anak ingin nonton atau konsumsi. Rating dalam hal ini maksudnya yaitu tentang jenis permainan dan acara TV yang akan dikonsumsi anak meupakan game atau avara tv khusus buat anak-anak atau bukan.

b. “Do not set up electronic in a child badroom” Jangan memasang perangkat elektronik di dalam kamar anak.

c. “Make media rules. For example, place a time limit of how often or long a child is allowed to use an electronic device, including games and television”. Membuat aturan yang disepakati dengan anak, misalnya dengan meberlakukan batas waktu penggunaan gadget terhadap anak. d. “Monitor your child’s media consumtion, including video games,

television, movies, and internet”. Orang tua mengawasi media yang dikonsumsi oleh anak, misalnya terkait game, acara televise, film, dan internet.

e. “Communicated with your child about what they observe in video games, television program or movies.Ask them how they feel about the media they have acces to and discuss it with them”. Diskusikan dengan anak tentang apa yang mereka lihat dan dapat dari game atau acara tv yang mereka nonton. Tanyakan kepada anak tentang apa yang mereka rasakan setelah bermain game atau menonton acara tv yang mereka sukai.


(47)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data. Keenam sub judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian. Masing-masing sub bagian akan dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub bagian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nialai di balik data yang tampak (Sugiyono, 2012:15). Metode studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan waktu (Tohirin, 2011:19)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Wedomartani, kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan selama dua satu minggu. Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti tidak selalu datang ke


(48)

31

tempat penelitian, melainkan melalui wawancara. Berikut jadwal yang di tentukan peneliti selama melakukan penelitian.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Tanggal Keterangan Tempat

1 25 Desember 2016

Konfirmasi kepada subjek wawancara

2 29 Desember 2016

Persiapan wawancara Kost

3 30 Desember 2016

observasi Rumah subyek

4 31 Desember 2016

Wawancara pertama Rumah subyek

5 20 Januari 2017 Wawancara ke dua Ibu Angkringan 6 20 Januari 2017 Observasi anak Angkringan 7 25 Januari 2017 Wawancara ke tiga Ibu dan

wawancara ke dua dengan ayah.

Aangkringan dan Rumah subyek 8 10 Februari 2017 Wawancara ke dua anak Angkringan 9 14 Februari 2017 Wawancara ke tiga anak Angkringan 10 1 Maret 2017 Wawancara ke tiga ayah Angkringan. 11 1 juni-10 Juni

2017

Menganalisis hasil wawancara dan observasi, serta membuat verbatim hasil wawancara. Hasil wawancara kemudian dibuat dalam bentuk kode-kode.


(49)

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah Salah satu keluarga di desa Wedomartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman Yogyakarta. Keluarga tersebut terdiri dari Seorang Ayah, Ibu, dan dua orang anak. Berikut adalah daftar jumlah subyek peneliti yang akan menjadi sumber informasi.

Tabel 3.2 Daftar Subyek Penelitian

NO Subjek Jumlah

1 Ayah 1

2 Ibu 1

3 Anak 1

D. Teknik instrument Pengumpulan Data Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informaasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topic tertentu, Estberg (dalam Sugiyono, 2012 : 317). Jenis pertanyaan yang di gunakan oleh peneliti dalam proses wawancara adalah pertanyaan struktur. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, guru BK, dan Guru mata pelajaran. Berikut adalah panduan wawancara terstruktur yang di aplikasikan pada subyek.


(50)

33

Tabel 3.3 Panduan wawancara

NO ASPEK PERTANYAAN

1. Ayah 1. Pengertian dan pemahaman gadget dan pemanfaatan

gadget yang tepat pada anak.

a. Apa yang dimaksud dengan gadget?

b. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Bapak

dalam kehidupan sehari-hari?

c. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Bapak

khususnya terhadap perkembangan anak?

d. Apa saja dampak negatif dari gadget terhadap anak?

2. Cara berkomunikasi, memberikan pemahaman tentang

penggunaan gadget yang tepat oleh orang tua pada anak.

a. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dalam

keluarga?

b. Seberapa penting komunikasi dilakukan dalam

keluarga?

c. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam

sebuah keluarga, khususnya antara suami dengan istri?

d. Bagaimana cara komunikasi yang baik antara orang

tua kepada anak-anak dalam keluarga?

e. Sebagai seorang ayah dan kepala keluarga,


(51)

anggota keluarga, yang terdiri dari ibu dan anak-anak?

f. Bagaimana cara Bapak berkomunikasi, memberikan

pemahaman kepada anak tentang cara menggunakan gadget yang tepat?

3. Hambatan yang dirasakan dalam upaya mencegah

dampak negatif gadget.

a. Apa saja hambatan yang membuat komunikasi dalam

keluarga menjadi kurang efektif?

b. Dalam berkomunikasi dengan anak-anak, apa saja

hal yang paling mengganngu dan mengakibatkan komunikasi menjadi tidak efektif?

c. Terkait dengan mengatasi dampak negatif gadget,

apa saja hal yang membuat komunikasi antara bapak dengan anak menjadi terganggu.

4. Usaha yang dilakukan untuk mencegah dampak negatif

gadget.

a. Bagaimana cara bapak dalam menjaga keintiman

dalam hal berkomunikasi dalam keluarga?

b. Usaha apa saja yang sudah Bapak lakukan untuk

mencegah penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak?


(52)

35

gadget yang tepat pada anak.

e. Apa yang dimaksud dengan gadget?

f. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Ibu

dalam kehidupan sehari-hari?

g. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Ibu

khususnya terhadap perkembangan anak?

h. Apa saja dampak negatif dari gadget terhadap anak?

2 Cara berkomunikasi, memberikan pemahaman tentang

penggunaan gadget yang tepat oleh orang tua pada anak.

a. Seberapa penting komunikasi dilakukan dalam

keluarga?

b. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam

sebuah keluarga, khususnya antara suami dengan istri?

c. Bagaimana cara komunikasi yang baik antara orang

tua kepada anak-anak dalam keluarga?

d. Sebagai seorang Ibu, bagaimana peran ibu dalam

berkomunikasi dengan anggota keluarga?

e. Bagaimana cara Ibu berkomunikasi, memberikan

pemahaman kepada anak tentang cara menggunakan gadget yang tepat?

3. Hambatan yang dilakukan untuk mencegah dampak


(53)

a. Apa saja hambatan yang membuat komunikasi dalam keluarga menjadi kurang efektif?

b. Dalam berkomunikasi dengan anak-anak, apa saja

hal yang paling mengganngu dan mengakibatkan komunikasi menjadi tidak efektif?

c. Terkait dengan mengatasi dampak negatif gadget,

apa saja hal yang membuat komunikasi antara ibu dengan anak menjadi terganggu.

4. Usaha yang dilakukan untuk mencegah dampak negatif

gadget.

a. Bagaimana cara Ibu dalam menjaga keintiman

dalam hal berkomunikasi dalam keluarga?

b. Usaha apa saja yang sudah Bapak lakukan untuk

mencegah penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak?

3. Anak 1. Pengertian dan pemahaman gadget serta pemanfaatan

gadget yang tepat.

a. Menurut adik, apa yang dimaksud dengan gadget?

b. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan dalam

kehidupan sehari-hari?

c. Apa manfaat dari gadget yang dirasakan adik dalam

hal belajar?


(54)

37

2. Cara berkomunikasi, memberikan pemahaman tentang

penggunaan gadget yang tepat oleh orang tua pada anak.

a. Bagaimana cara ayah dan ibu memberikan contoh

tentang komunikasi dalam keluarga?

b. Bagaimana cara komunikasi yang baik antara orang

tua kepada anak-anak dalam keluarga?

c. Bagaimana peran ibu dan ayah dalam

berkomunikasi dengan anggota keluarga?

d. Bagaimana cara Ibu berkomunikasi, memberikan

pemahaman kepada adik tentang cara menggunakan gadget yang tepat?

3. Hambatan yang dirasakan dalam upaya mencegah

dampak negatif gadget.

a. Apa saja hambatan yang membuat komunikasi

dalam keluarga menjadi kurang efektif?

b. Apa saja hal yang paling mengganngu dan

mengakibatkan komunikasi antara adik dengan orang tua menjadi tidak efektif?

c. Terkait dengan mengatasi dampak negatif gadget,

apa saja yang membuat komunikasi antara orang tua dengan anak menjadi terganggu?

4. Usaha yang dilakukan untuk mencegah dampak negatif


(55)

a. Bagaimana cara orang tua dalam menjaga

keintiman dalam hal berkomunikasi dalam

keluarga?

b. Usaha apa saja yang sudah dilakukan orang tua

supaya adik tidak menggunakan gadget secara berlebihan?

E. Keabsahaan Keterpercayaan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas data. Sugiyono (2012 : 330) mengatakan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Penelitian ini menggunakan satu jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber. Dalam triangulasi sumber peneliti menggunakan perbandingan tiga sumber yang berbeda yaitu Ayah, Ibu dan Anak.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian melakukan analisis data melalui analisis domain. Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebgai pijakkan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian (Sugiyono, 2012: 348).


(56)

39

Berikut merupakan langkah-langkah yang diambil peneliti dalam menganalis data.

a. Verbatim

Peneliti membuat verbatim setelah melakukan wawancara. Didalam verbatim tersebut dipilih data yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Coding

Setelah membuat verbatim yang dibutuhkan dalam penelitian, selanjutnya peneliti membuat coding yaitu mengkode inti sari/ mencari kata-kata utama dalam verbatim tersebut.

c. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2012).

d. Interpretasi

Setelah direduksi maka peneliti menginterpretasi pernyataan-pernyataan yang sudah ada dalam reduksi. Interpretasi ini merupakan gabungan reduksi dari kepala sekolag, guru BK dan guru mata pelajran setelah itu peneliti membuat kesimpulan.


(57)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti. A. Deskripsi data Secara Umum

Pada penelitian ini peneliti mengambil subyek penelitian sebuah keluarga yang tinggal di desa wedomartani, ngemplak, sleman Yogyakarta. Profil Keluarga

Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anak. Anak pertama seorang laki-laki umur 24 tahun, anak ke dua adalah seorang perempuan umur 20 tahun dan anak ke tiga merupakan perempuan umur 12 tahun. Ayah yang merupakan kepala keluarga bekerja sebagai seorang driver yang biasanya jarang berada di rumah. Ibu merupakan seorang wirausaha. Dia merupakan seorang penjual makanan. Anak pertama dalam keluarga tersebut, sedang kuliah disalah satu kampus swasta di Yogyakarta. Begitu juga dengan anak ke dua, dia sedang kuliah di salah satu kampus di Yogyakarta. Anak ketiga yang berumur 12 tahun, sedang duduk di bangku Sekolah Dasar, di salah satu SD di Yogyakarta. Keluarga ini tinggal di Desa wedomartani kecamatan Ngemplak, Sleman Yogyakarta.


(58)

41

B. Hasil Penelitian

1. Pemahaman Orang Tua terhadap Pemanfaatan Gadget yang Tepat pada Anak.

Di era modern ini, manusia seakan tidak dapat dipisahkan dengan teknologi. Hampir setiap barang yang kita gunakan saat ini adalah hasil campur tangan dari perkembangan teknologi. Manusia seakan dituntut untuk mengikuti dan menggunakan barang-barang tersebut. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang paling sering dan umumnya dimiliki oleh manusia yaitu gadget. Gadget atau gawai yang dikenal dalam bahasa Indonesia, sudah seperti barang kebutuhan buat manusia di era modern ini. Mulai dari orang tua, sampai anak kecil dapat dengan mudah mengoperasikannya. Beberapa gadget yang paling mudah ditemui dan dimiliki masyarakat modern saat ini yaitu smartphone, televisi, computer, ipad, dan tab.

Pesatnya perkembangan teknologi khususnya gadget, memicu berbagai kontroversi terkait dampak positif dan negative yang akan ditimbulkannya. Hal yang paling sering menjadi sorotan yaitu dampak dari teknologi khususnya gadget bagi anak-anak. Terkait dengan adanya sorotan atau perhatian tersebut, diperlukan peran orang tua dalam menanggulangi dan mengatasi isu-isu tentang gadget tersebut. Oleh karena itu, orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang gadget dan pemanfaatannya. Berikut ini ulasan orang tua tentang gadget.


(59)

“Gadget merupakan alat yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi. Contohnya seperti handphone dan computer. (Peng.Gt.Sub)

Gadget memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Dampat positifnya yaitu :

“Mempermudah dalam hal komunikasi dan pekerjaan.

(Man.Gt.Sub)

“Membantu anak dalam hal belajar dan dalam meningkatkan kreativitas anak. (Man.A.Gt).

Dampak negatif dari gadget khususnya terhadap anak yaitu :

“Menyebabkan efek ketergantungan dan meyebabkan anak melupakan tugas utamanya yaitu belajar.(D.Neg.G)

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua mengetahui tentang gadget dan dampak-dampaknya, khususnya buat anak. 2. Cara Berkomunikasi, Memberikan Pemahaman tentang Penggunaan

Gadget yang Tepat oleh Orang Tua pada Anak.

Hal yang perlu diperhatikan saat memberikan pemahaman tentang penggunaan gadget yaitu cara berkomunikasi orang tua terhadap anak. Adapun hasil ulasan orang tua terkait hal tersebut yaitu orang tua memberikan contoh misalnya dalam berkomunikasi dengan pasangan. Hal ini diungkapkan oleh orang tua berdasarkan hasil wawancara:

“Menghargai pasangan dengan saling mendengarkan dan tidak mementingkan ego dalam menyelesaikan masalah. (Car.Kom.Su.I)”.


(60)

43

Dalam berkomunikasi dengan anak, orang tua:

“Memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan serta mendiskusikan tentang tugas dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga dengan anak.(Car.Kom.OT.A)”.

Mengajarkan tentang tanggung jawab, melaksanakan tanggung

jawab kepada anak dan memberikan punishment kepada anak. (Pe.OT.Dl.Kel)

terkait dengan gadget:

“Orang tua memberikan pemahaman tentang hal-hal yang boleh dan

tidak boleh dilakukan anak selama menggunakan

gadget.(Car.OT.Kom.A)

Berdasarkan ulasan dari orang tua di atas, diketahui bahwa orang tua sudah melakukan cara komunikasi yang baik kepada anak berkaitan dengan gadget.

3. Hambatan yang Dirasakan Orang Tua dalam Berkomunikasi kepada anak Terkait Upaya Mencegah Dampak Negatif Gadget.

Perkembangan teknologi khususnya gadget tidak dapat dipungkiri sangat membantu kehidupan manusia, ada banyak dampak positif yang terjadi karena perkembangan gadget. Selain dampak positif tersebut, gadget juga berdampak negatif bagi manusia, khususnya anak-anak. Orang tua sudah melakukan beberapa cara untuk mencegah dampak negatif dari gadget. Dalam melakukan usaha-usaha tersebut, orang tua memiliki beberapa


(61)

hambatan dalam berkomunikasi kepada anak terkait mencegah dampak negative gadget tersebut. Adapun ulasan tentang hambatan tersebut yaitu:

“Kesibukan masing-masing anggota keluarga. (Ham.Kom.E)”. Hal lain yang jadi penghambat komunikasi orang tua kepada anak terkait mengatasi dampak negatif gadget yaitu:

“Emosi orang tua saat anak menggunakan gadgetdalam waktu yang

lama.(HM.Kom.OU.A)

“Kurangnya pengetahuan tentang gadget dan emosi yang berlebihan saat anak terlalulam main gadget.(Hl.Kom.Ku.E)

Berdasarkan ulasan orang tua di atas, orang tua mengetahui hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dengan anak berkaitan dengan mencegah dampak negative gadget.

4. Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Dampak Negatif Gadget Terhadap Anak.

Untuk mencegah dampak negatif gadget terhadap anak, ada beberapa usaha yang dilakukan oleh orang tua. Usaha itu antara lain

“Memberikan pengetahuan agama kepada anak, dan menyemangati anak supaya mau mendengarkan orang tua dengan memberi hadiah saat anak menurut dan menaati kesepakatan dan hukuman saat anak melanggar kesepakatan atau aturan. (U.Mn.p.Ber)”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, oran tua sudah melakukan usaha dalam mencegah dampak negative gadget terhadap anak.


(62)

45

C. Pembahasan

1. Pemahaman Orang Tua terhadap Pemanfaatan Gadget yang Tepat pada Anak.

Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa orang tua memahami gadget sebagai sebuah alat yang merupakan hasil dari kemajuan teknologi. Alat-alat tersebut berupa smatphone dan computer. Kehadiran gadget dalam kehidupan sehari-hari manusia, mengakibatkan dampak yang terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari gadget yang dirasakan oleh orang tua bagi kehidupan mereka dan perkembangan anak yaitu gadget sangat membantu pekerjaan, dengan kata lain adanya gadget bisa membuat pekerjaan jadi lebih mudah. Manfaat lain yang dirasakan oleh orang tua yaitu dalam hal perkembangan anaknya. Gadget dalam hal tersebut sangat membantu anak dalam meyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, dan membantu anak dalam hal mengembangkan kreativitasnya melalui media game dan berbagai aplikasi yang ada di gadget. Selain Dampak positif yang dimiliki oleh gadget, orang tua juga menyebutkan tentang dampak negatif yang diberikan oleh gadget. Khusus bagi anak, dampak negatifnya yaitu efek kecanduan terhadap konten atau aplikasi yang terdapat dalam gadget. Efek kecanduan tersebut mengakibatkan anak menjadi melupakan tugas utamanya sebagai pelajar.

Osland (Irawan dan Leni Armayati, 2013) mengatakan bahwa gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat


(63)

elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus. Hal tersebut bisa dijelaskan dengan baik oleh orang tua. Begitu juga tentang dampak positif dari gadget, orang tua bisa menjelaskan seperti apa yang dijelaskan oleh Muduli (2014:8). Ia menjelaskan bahwa ada tiga poin besar yang menjadi dampak positif dari gadget, yaitu menambah pengetahuan dan kreativitas; mempermudah anak dalam belajar; dan memperluas jaringan persahatan.

Berbeda dengan poin pengertian gadget dan dampak positif gadget, pada poin tentang dampak negatif gadget orang tua hanya menyebutkan bahwa gadget menyebabkan efek kecanduan saja. Efek kecanduan ini akan berujung pada sikap anak yang tidak menghiraukan tugas pokoknya sebagai pelajar. Hal tersebut kurang menjelaskan secara rinci tentang dampak negative dari gadget, dimana Muduli (2014:8) menjabarkan tentang dampak negatif gadget, antara lain:

a. Membuat anak menjadi lemah dalam hal practical skill b. Rawan terhadap tindakan kekerasan

c. Membuat anak malas belajar d. Mempengaruhi kesehatan.

2. Cara Berkomunikasi, Memberikan Pemahaman tentang Penggunaan Gadget yang Tepat oleh Orang Tua pada Anak.

Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan bahwa orang tua berkomunikasi dengan anaknya melalui beberapa cara yaitu:


(64)

47

a. Memberikan contoh kepada anak tentang sikap saling menghargai antara anggota keluarga.

b. Orang tua menjadi fasilitator anak dan mengajari anak tentang tanggung jawab, khususnya pada tugas masing-masing anggota keluarga. Misalnya dalam hal penggunaan gadget, anak dibimbing dan difasilitasi tapi harus bertanggung jawab dengan fasilitas yang dia miliki. Ketika anak melanggar tanggung jawab yang diberikan, orang tua akan memberikan punishment.

Ginott (Mufidah, 2008:28), cara baru berkomunikasi dengan anak harus berdasarkan sikap menghormati dan keterampilan. Menurut Wood (2013), ada empat panduan untuk komunikasi yang efektif dalam keluarga yaitu:

a. Mengelola keseimbangan peran dalam hubungan keluarga b. Membuat pilihan sehari-hari untuk menguatkan keintiman c. Menunjukan rasa menghargai dan perhatian

d. Jangan terluka hanya karena hal kecil

Dari dua teori tersebut bisa ditemukan tentang pentingnya sikap saling menghargai dalam berkomunikasi dalam keluarga. Hal ini sudah dipraktekkan oleh keluarga. Hal lain yang sudah dipraktekkan oleh keluarga (orang tua) terkait cara berkomunikasi, memberikan pemahaman tentang gadget kepada anak yaitu mengelola keseimbangan peran dalam hubungan


(65)

keluarga. Pada poin ini, dijelaskan bahwa setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Masing-masing peran yang dimainkan dalam keluarga memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Dengan setiap anggota keluarga memahami perannya dan bertanggung jawab atas peran tersebut, keseimbangan dalam keluarga terjamin. Beberapa hal yang tidak diterapkan oleh keluarga sesuai dengan teori di atas yaitu keluarga tidak membuat pilihan sehari-hari untuk menguatkan keintiman dan jangan terluka hanya karena hal kecil,

3. Hambatan yang Dirasakan Orang Tua dalam Berkomunikasi kepada anak Terkait Upaya Mencegah Dampak Negatif Gadget.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dikatakan bahwa ada beberapa hambatan yang dirasakan oleh orang tua dalam berkomunikasi kepada anak terkait upaya mencegah dampak negatif gadget. Hambatan tersebut antara lain:

a. Kesibukan masing-masing anggota keluarga.

b. Emosi yang meningkat ketika anak menggunakan gadget terlalu lama melebihi waktu yang disepakati.

c. Kurang pengetahuan tentang penggunaan gadget yang baik.

Marhaeni Fajar (Nurdianti, 2014:4) ada beberapa hambatan dalam komunikasi, yaitu:


(66)

49

b. Hambatan psikologis c. Hambatan mekanis d. Hambatan ekologis

Dari apa yang dialami oleh orang tua, hambatan yang dialami terkait menanggulangi dampak negatif gadget yaitu hambatan dari proses komunikasi. Hambatan dari proses komunikasi terbagi dalam beberapa bagian. Salah satu bagian yang berkaitan dengan hambatan komunikasi yang dialami oleh orang tua adalah hambatan dari pengirim pesan. Sesuai dengan hambatan yang dirasakan orang tua, dimana orang tua mengatakan “emosi yang meningkat ketika anak menggunakan gadget melebihi waktu yang disepakati. Hal ini menyebabkan emosi orang tua meningkat.

Pada poin lain tentang kesibukan yang dialami oleh orang tua dan masing-masing anggota keluarga, serta kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pemanfaatan gadget yang baik, digolongkan dalam hambatan semantic dimana

4. Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Dampak Negatif Gadget Terhadap Anak.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dikatakan bahwa keluarga melakukan usaha dalam mencegah dampak negative gadget terhadap anak. Usaha tersebut yaitu memberikan pengetahuan agama kepada anak, dan menyemangati anak supaya mau mendengarkan orang tua dengan memberi


(67)

hadiah saat anak menurut dan menaati kesepakatan dan hukuman saat anak melanggar kesepakatan atau aturan.

Lee (2015, Positive and Negative Impact of Electronic Devices on Children,

https://wehavekids.com/parenting/dlectronic-devices-and-gadgets-to-Children, diakses tanggal 8 juni 2017) menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh orang tua dalam mencegah dampak negative gadget, antara lain:

a. Orang tua harus mengetahui rating dari game atau acara televisi yang dikonsumsi oleh anak. Cari tau apakah media tersebut aman dan sesuai dengan batasan usia anak.

b. Tidak memasang perangkat elektronik di dalam kamar anak.

c. Buat aturan. Aturan dalam hal ini yaitu tentang batasan waktu penggunaan gadget buat anak

d. Awasi media yang dikonsumsi oleh anak.

e. Diskusikan dengan anak tentang apa yang mereka lihat dan rasakan saat bermain game atau menonton acara tv dan film yang mereka suka.

Berdasarkan teori yang disampaikan di atas, bisa disimpulkan usaha yang dilakukan orang tua belum benar-benar efektif. Berdasarkan teori di atas, orang tua hanya menjalankan poin “buat aturan yang disepakati dengan anak”. Hal ini membuktikan bahwa usaha orang tua dalam mencegah dampak negatif gadget masih kurang efektif.


(68)

51 BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, saran, keterbatasan penelitian dan penutup. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk berbagai pihak. Bagian keterbatasan penelitian berisikan kekurangan yang dialami peneliti dalam penelitian ini. Bagian penutup memuat ucapan terimakasih

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai komunikasi orang tua terhadap anak dalam mencegah dampak negatif gadget, bisa diambil kesimpulan:

1. Pemahaman Orang Tua terhadap Pemanfaatan Gadget yang Tepat pada Anak.

Secara umum orang tua sudah mengetahui beberapa hal tentang gadget. Beberapa hal tersebut adalah tentang pengertian dari gadged dan dampak-dampak yang diakibatkan oleh gadget. Dampak dari gadget terbagi menjadi dua bagian, taitu dampak positif dan dampak negatif. Berkaitan dengan dampak positif dari gadget, orang tua bisa menyebutkan dengan baik tentang hal tersebut. Saat ditanya tentang dampak negatif dari gadget, orang tua hanya mampu menyebutkan satu poin saja. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan orang tua tentang pemanfaatan gadget yang tepat pada anak


(69)

belum cukup, terutama pengetahuan tentang dampak negative yang ditimbulkan oleh gadget.

2. Cara Berkomunikasi, Memberikan Pemahaman tentang Penggunaan Gadget yang Tepat oleh Orang Tua pada Anak.

Orang tua dalam memberikan pemahaman tentang penggunaan gadget yang tepat pada anak yaitu dengan memberikan contoh komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik dapat terjadi karena adanya sikap saling menghargai sesama anggota keluarga.

3. Hambatan yang Dirasakan Orang Tua dalam Berkomunikasi kepada anak Terkait Upaya Mencegah Dampak Negatif Gadget.

Ada beberapa hambatan yang terdapat dalam proses komunikasi. Salah satu hambatan yang dialami oleh orang tua yaitu hambatan dari pengirim pesan. Factor anak yang tidak mendengarkan dan menaati aturan yang disepakati bersama terkai penggunaan gadget, membuat emosi orang tua tersulut.

4. Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Dampak Negatif Gadget Terhadap Anak.

Usaha yang seharusnya dilakukan oleh anggota dalam mencegah dampak negative gadget yaitu tidak hanya menetapkan aturan terkait penggunaan gadget pada anak. Orang tua harus menyiapkan strategi lain misalnya dengan tidak memberikan dan menyediakan perangkat elektronik


(70)

53

dalam kamar anak. Orang tua harus banyak belajar tentang usaha-usaha yang harus mereka lakukan dalam pemanfaatan gadget.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang terkait dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Untuk lebih mengoptimalkan pengetahuan orang tua tentang cara mencegah dampak negatif gadget pada anak, penulis sarankan agar orang tua mengikuti semeninar-seminar cara mencegah dampak negatif gadget pada anak.

2. Untuk peneliti lain yang berminat membahas tentang komunikasi orang tua terhadap anak dalam mencegah terjadinya dampak negatif gadget, peneliti memperbolehkan menggunakan hasil penelitian ini untuk penelitian lanjutan. C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki keterbatasan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Kurangnya buku referensi pasti yang membahas mengenai gadget. 2. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti masih kurang mendalam. D. Penutup

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.


(71)

Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat sampai pada terselesaikannya penulisan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan bisa sebagai referensi untuk penelitian khususnya yang terkait dengan topic penelitian ini.


(72)

55

DAFTAR PUSTAKA

Armayati, Lenidan Irawan, Jaka. (2013). Pengaruh Kegunaan Gadget Terhadap Kemampuan Bersosialisasi. Riau: Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi antarmanusia. Tangerang selatan: Karisma

publishing group.

Hutagalung, Inge. (2015). Teori-teori Komunikasi Dalam Pengaruh Psikologi. Jakarta: Indeks.

Lee. Yab Bee. (2015). Positive and Negative Impacts of Electronic Devices on Children. Diakses dari https://wehavekids.com/parenting/dlectronic-devices-and-gadgets-to-Children (8 Juni 2017)

Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana.

Maduli, Jyoti Ranjan. (2014). Addiction to Technoligical Gadget and Its Impact on Health and Lifestyle: A Study on College Students. Diakses dari http://ethesis.nitrkl.ac.in/5544/1/e-thesis_19.pdf. (8 juni 2017)

Mufidah, Hilmi. (2008). Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan

Pengaruhnya terhadap Perilaku Anak. Diakses dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8215/1/HILMI%2 0MUFIDAH-FITK.pdf (8 Juni 2017)

Nurdianti, Siti Rahma. (2014). Analisis Faktor-faktor Hambatan Komunikasi dalam Sosialisasi Program Keluarga Berencana pada Masyarakat Kebon Agung Samarinda. Diakses dari http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id (8Juni 2017) Priyanto, Agus. (2012). Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika..

Setiono, Kusdwiratri. (2011). Psikologi Keluarga.Bandung: PT. Alumni.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D). Bandung: Alfabeta.

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(73)

56

HASIL WAWANCARA

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK

DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET Nama Responden : Bp Haris

Hari/Tanggal wawancara : Sabtu, 31 Desember 2016 Pewawancara : Yosef Kaprino Parto

Lampiran 1

NO Pengertian dan pemahaman gadget serta pemanfaatan gadget yang tepat.

Pertanyaan Jawaban

1

Apa yang dimaksud dengan gadget? Gadget setahu saya yaitu alat-alat yang dikembangkan berdasarkan kemajuan teknologi. Contohnya seperti computer, handphone dan sebagainya.

2 Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Bapak dalam kehidupan sehari-hari?

Manfaat gadget dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

a. Untuk komunikasi. Misalnya berkomunikasi dengan teman dan keluarga.

b. Mempermudah dalam hal pekerjaan. Misalnya beberapa


(74)

57

aplikasi yang tersedia di gadget seperti sosial media, dan M

Banking. M Banking memudahkan saya untuk mentransfer sejumlah uang hanya dengan menggunakan gadget, khususnya handphone.

3

Apa manfaat dari gadget yang dirasakan oleh Bapak khususnya terhadap perkembangan anak?

Manfaat gadget yang saya rasakan terhadap perkembangan anak yaitu gadget sangat membantu anak saya dalam hal belajarnya. Materi-materi pelajaran yang bisa di shared di grup Whatsapp sekolahnya, bisa menjadi contoh manfaat gadget buat

perkembangan anak saya. Contoh lain, ada banyak materi pelajaran dan hal yang bisa membangkitkan kreativitas anak yang terdapat di gadget. Game dan beberapa aplikasi penunjang kreativitas yang terdapat dalam gadget sangat membantu perkembangan anak, asalkan


(75)

58

anak diawasi dan diajari cara

bertanggung jawab dalam menggunakan gadget tersebut.

4

Apa saja dampak negatif dari gadget terhadap anak?

Jadi begini, Kami pernah mencoba memberikan sebuah gadget berupa handphone kepada alya, karena kami melihat kalau Alya juga penting untuk belajar tentang teknologi dan dia juga butuh gadget untuk urusan sekolahnya. Kami juga ingin tahu seberapa besar tanggung jawab Alya jika diberikan handphone. Namun, pada kenyataanya gadget yang kami berikan tersebut lebih banyak dipakai untuk main game, dan melihat konten anak-anak seperti webtoon. Sebagian besar waktunya digunakan untuk melihat konten webtoon dan berbain game. Jadi mungkin efek negatifnya yaitu anak menjadi terlalu terpaku dengan gadget


(76)

59

dan konten-konten menarik yang terdapat dalam gadget tersebut. Hal ini meyebabkan anak melalaikan tugas-tugas utamanya misalnya belajar. Karena kejadian tersebut, kami

mengambil keputusan untuk mengambil handphone milik Alya


(1)

85 dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga. masukan yang baik kepada anggota keluarga, serta membimbing anggota keliarga dalam menjalanjankan tugas masing-masing dalam keluarga. tugas dan tanggung jawab kepada anggota keluarga, khususnya kepada anak. Selain itu, memberikan “punishment” pada anak apabila melanggar kesepakatan dan tugasnya. tentang tugas dan kewajiban dalam keluarga. tanggung jawab, melaksanakan tanggung jawab kepada anak dan memberikan

punishment kepada

anak.

(Pe.OT.Dl.Kel)

cara orang tua berkomunikasi, memberikan pemahaman kepada anak Memberikan gambaran tentang gadget kepada anak yakni tentang apa

Memberikan punishment kepada anak ketika menggunakan Orang tua menjelaskan tentang apa yang boleh dantidak boleh dilakukan

Orang tua memberikan pemahaman tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak selama menggunakan


(2)

gadget yang tepat.

dilakukan anak selama

menggunakan gadget.


(3)

87 CODING

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET

Lampiran 12

Indikator Ayah Ibu Anak Kesimpulan Hambatan yang dirasakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak terkait upaya mencegah dampak negatif gadget. Hambatan yang membuat komunikasi dalam keluarga menjadi kurang efektif. Waktu bertemu dengan keluarga yang sangat sedikit. Waktu yang terbatas untuk bertemu dengan anggota keluarga karena factor kesibukan Kesibukan masing-masing anggota keluarga. Kesibukan masing-masing anggota keluarga.(Ham.Kom.E)

hal yang paling mengganngu dan mengakibatkan komunikasi menjadi tidak efektif ketika berkomunikasi

Kesibukan Emosi yang meluap ketika anak tidak mendengarkan perintah.

Orang tua marah ketika

menggunakan gadget.

Emosi orang tua sat anak menggunakan gadget dalam waktu yang


(4)

membuat

komunikasi antara orang tua dengan anak menjadi terganggu dalam hal mengatasi dampak negative gadget.

pengetahuan tentang gadget.

muncul saat anak menggunakan gadget dan tidak mau

mendengarkan perintas saya.

saat saya terlalu lama main gadget.

pengetahuan tentang gadget dan emosi yang berlebihan saat anak terlalulam main


(5)

89 CODING

KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK DALAM MENCEGAH TERJADINYA DAMPAK NEGATIF GADGET

Lampiran 13

Aspek Indikator Ayah Ibu Anak Kesinpulan

(coding) Usaha yang

dilakukan untuk mencegah dampak negatif gadget

Cara orang tua dalam menjaga keintiman dalam hal berkomunikasi dalam keluarga

Menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga saat libur.

Berjalan-jalan bersama keluarga saat akhir pekan

Jalan-jalan dengan keluarga

Berkumpul dan jalan-jalan dengan anggota keluarga. (Cr.Ki.Dl.K)

Usaha yang sudah dilakukan oleh orang tua untuk

Meningkatkan pengetahuan tentang gadget

Meningkatkan pengetahuan rohani anak, sehingga bisa

Memberikan hadiah ketika saya menuruti

Memberikan pengetahuan agama kepada


(6)

yang berlebihan oleh anak.

punishment pada

anak.

terbaik buat dirinya.

mengajarkan ilmu agama.

anak supaya mau mendengarkan orang tua dengan memberi hadiah saat anak menurut dan menaati kesepakatan dan hukuman saat anak melanggar

kesepakatan atau aturan.