Peta administrasi, berisi polygon kecamatan dan kabupaten yang menjadi Peta satuan lahan, berisi polygon yang masing-masing berisi atribut dan Peta curah hujan, dibuat berdasarkan data dari 4 empat stasiun pengamatan. Peta tutupanpenggun

23 Peta satuan lahan Peta satuan lahan diperoleh dengan melakukan operasi tumpang tindih overlay peta-peta tematik berupa peta administrasi, peta tanah, peta curah hujan, peta tutupanpenggunaan lahan, peta lereng dan peta ketinggian elevasi . Proses pembuatan peta satuan lahan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2010 disajikan pada Gambar 3. Penjelasan dari masing-masing peta tematik adalah:

1. Peta administrasi, berisi polygon kecamatan dan kabupaten yang menjadi

acuan dalam penentuan luas pada analisis selanjutnya. Peta administrasi diperoleh dari Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2010.

2. Peta satuan lahan, berisi polygon yang masing-masing berisi atribut dan

karakteristik lahan yang terdapat di lokasi penelitian.

3. Peta curah hujan, dibuat berdasarkan data dari 4 empat stasiun pengamatan.

Data dikumpulkan selama kurun waktu 2003-2008 yaitu dari stasiun pengamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Kusan Hulu dan Batulicin.

4. Peta tutupanpenggunaan lahan, dibuat berdasarkan Klasifikasi citra

menggunakan software ERDAS Imagine 8.6. Selanjutkan dilakukan analisis citra berupa: a. Pemotongan batas area penelitian, diperlukan untuk melakukan clip citra landsat sehingga tidak semua image area citra Landsat yang luas akan dianalisis. Data vektor peta administrasi kabupaten di jadikan acuan dalam penentuan luas. b. Rektifikasi citra, citra landsat terlebih dahulu dilakukan rektifikasikoreksi geometrik untuk mengurangi distorsi geomertik selama akuisisi citra seperti pengaruh rotasi bumi, kelengkungan bumi, kecepatan scanning dari beberapa sensor yang tidak normal dan efek panoramik yang menyebabkan posisi citra tidak sama posisinya dengan posisi geografis yang sebenarnya. Citra yang mempunyai kesalahan geometri memberikan implikasi terhadap variasi jarak, luas, arah, sudut dan bentuk di semua bagian citra sehingga perlu dikoreksi terlebih dahulu untuk dapat digunakan sebagai peta. Rektifikasi citra mentah bertujuan agar citra dapat semaksimal mungkin sesuai denga keadaan aslinya di lapangan. Koreksi geometri dapat dilakukan dengan menentukan fungsi transformasi dan 24 resampling citra. Pada koreksi ini diperlukan Ground Control Point GCP yang dapat diacu dari peta topografi seperti peta RBI ataupun dengan memanfaatkan satelit GPS. Setelah didapatkan peta tutupanpenggunaan lahan, kemudian dilakukan pengecekan menggunakan peta tutupanpenggunaan lahan rujukan, pengamatan ke lapangan dan konfirmasi dengan masyarakat untuk perbaikan peta, sehingga dihasilkan peta akhir tutupanpenggunaan lahan existing Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2010.

5. Peta lereng dan peta ketinggian elevasi, merupakan hasil olahan peta kontur