Komponen Differrential Shift dalam Shift Share Analysis

17 1. Identifikasi sistem Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa referensi guna memperluas pengetahuan sehingga dapat diperoleh konsep yang relevan dengan permasalahan. 2. Penyusunan Hirarki Penyususnan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan ke dalam suatu abstraksi hierarki keputusan. Hirarki AHP dapat dilihat pada Gambar 3. Kriteria yang digunakan untuk komoditas unggulan yakni: a. Sumber daya alam SDA sebagai faktor yang menentukan produksi komoditas baik dilihat dari kualitas lahan kesesuaian lahan maupun kuantitas lahan ketersediaan lahan. b. Preferensi petani PP sebagai indikator petani menerima komoditas tersebut untuk diusahakan. c. Kebijakan Pemerintah KP sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam pengembangan komoditas unggulan baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi.. d. Kontribusi Ekonomi KE, memberikan gambaran komoditas yang dikembangkan memberikan nilai tambah bagi petani dan daerah. e. Kelembagaan Klmb, memberikan gambaran adanya kemitraan antara lembaga pemerintah, swasta maupun petani dari segi penyediaan modal, sarana produksi dan pemasaran. f. Pasar Psr, dilihat dari sisi permintaan yang dicirikan oleh besarnya permintaan di pasar lokal, pasar domestik maupun pasar internasional. Gambar 3 Struktur AHP untuk Penentuan Komoditas Unggulan 3. Komparasiperbandingan berpasangan Matriks komparasi berpasangan ini dapat menggambarkan konstribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteriakepentingan yang setingkat di atasnya. Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki atau pendapat dilakukan dengan teknik perbandingan berpasangan. Teknik perbandingan berpasangan yang digunakan dalam AHP berdasarkan judgement atau pendapat dari pengambil keputusan atau para pakar serta orang yang terlibat atau memahami Penentuan komoditas unggulan SDA PP KP KE Klmb Pasar Komoditas A Komoditas B Komoditas C Komoditas D 18 permasalahan. Mereka dipilih sebagai responden, lalu diwawancaarai secara langsung untuk menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Penelitian dilakukan dengan pembobotan untuk masing- masing komponen dengan perbandingan berpasangan yang dimulai dari level tertinggi sampai terendah. Pembobotan dilakukan berdasarkan pendapat para pengambil keputusanpara pakar berdasarkan nilai skala komparasi 1–9. Skala perbandingan berpasangan tertera pada Tabel 3. Penentuan alternatif komoditas unggulan merupakan komoditas hasil dari penentuan analisis dengan menggunakan perhitungan LQ dan DS. Pemilihan narasumber dilakukan secara purposive sampling yang didasarkan pada keahlian dan keterkaitan narasumber terhadap topik yang akan di analisis. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan contoh berdasarkan pertimbangan seseorang atau peneliti. Narasumber dalam AHP berasal dari instansi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bappeda dan Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba. Tabel 3 Skala Perbandingan Berpasangan Tingkat kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibandingkan elemen yang lain 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya Satu elemen dengan kuat di dukung dan dominan terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting dari elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara dua pilihan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Sumber: Saaty dalam Ikhsan 2011