PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU WICARA (Studi pada TK & SD Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM MELATIH KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU WICARA
(Studi pada TK & SD Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Ferdiana Kusumadewi
NIM :08220384

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


Nama

: Ferdiana Kusumadewi

NIM

: 08220384

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM MELATIH
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU
WICARA (Studi pada TK dan SD Luar Biasa Bhakti Luhur
Malang)


Disetujui,

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Ferdiana Kusumadewi

NIM

: 08220384

Konsentrasi

: Jurnalistik & Studi Media

Judul Skripsi : PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM MELATIH

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK TUNA RUNGU WICARA
(Studi pada TK Luar Biasa dan SD Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Jurusan Ilmu Komunikasi
Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Sabtu
Tanggal : 28 Juli 2012
Tempat

: Ruang Sidang 607, GKB 1

Mengesahkan,

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Ferdiana Kusumadewi

Tempat, tanggal lahir

: Malang, 16 Juni 1990

Nomor Induk Mahasiswa

: 08220384

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan


: Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM MELATIH KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU WICARA (Studi pada TK
dan SD Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)
adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 08 Agustus 2012
Yang Menyatakan,

Ferdiana Kusumadewi

iv


BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Konsentrasi
Judul Skripsi

:
:
:
:
:

:

7. Pembimbing

:

Ferdiana Kusumadewi
08220384
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Komunikasi
Jurnalistik & Studi Media
Perilaku Komunikasi Guru dalam Melatih
Kemampuan Berkomunikasi Anak Tunarungu
Wicara (Studi pada TK dan SD Luar Biasa
Bhakti Luhur Malang)
1. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si
2. M. Himawan Sutanto, M.Si

8. Kronologi Bimbingan


v

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Hidup adalah bagian dari proses perjalanan yang harus kita jalani, apapun
itu keadaannya. Tugas kita hanya berusaha melakukan yang terbaik dan
menikmatinya.” (ina chaplyn)

Assalamualaikum wr.wb
 Syukur Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan, kesehatan serta perlindungannya selama ini
sehingga atas ridho-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi dan pendidikan
Strata Satu (S1) ini dengan tepat waktu.
 Keluarga tercinta, Ayahanda Herry Satmoko, S.Sos, akhirnya putrimu ini bisa
mewujudkan keinginanmu untuk menjadi seorang sarjana. Ibundaku (alm),
semoga ini bisa menjadi bukti tanda baktiku padamu. Untuk kakak
perempuanku, Dian Rizca, adikku Bayu Herdian, Mas Sandy, adik
perempuanku, Nia dan kedua ponakan kecilku, Acha dan Opal, terimakasih
untuk semua cinta dan dukungan kalian.
 Kedua dosen pembimbingku, Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan M. Himawan

Sutanto,M.Si yang sangat berperan aktif membantu penulis dalam proses
pengerjaan skripsi ini. Tanpa campur tangan mereka, skripsi ini ibarat sayur
tanpa garam, hambar.
 Yayasan Bhakti Luhur Malang, terima kasih untuk izin serta ‘jamuan’nya
selama penulis melakukan penelitian di Sekolah Luar Biasa (SLB) – B.
 Claudia Merry, S.Pd (Bu Merry), Yustina Rini, S.Pd (Bu Yustin), Suster
Natalia Ati, S.Pd, Sri Haryati, S.Pd (Bu Ana), dan Agnies Sri, S.Ag, terima
vi

kasih untuk kesediannya menjadi subyek penelitian, bersedia memberikan
informasi serta data-data yang penulis butuhkan selama proses penelitian
berlangsung.
 Dian, Anggita, Desy, Robert, Putri, dan anak-anak tunarungu wicara lainnya
terima kasih sudah menjadi teman selama penulis berada di Bhakti Luhur
Malang. Semangat serta keceriaan kalian mengajarkan penulis untuk tidak
menyerah pada keadaan.
 Terima kasih kepada geng, “Manis Manja”, Fifi Sartika (Piart) yang selalu
memberikan motivasi serta mengajariku untuk selalu positif thinking, Ria
Istriana (Ribie) yang selalu ada dalam suka-duka peneliti mulai dari galaugalauan bareng, bimbingan, ujian bareng dan akhirnya kita bisa wisuda
bareng, untuk Ranidya (Emak) terima kasih pinjaman buku teori

komunikasinya dan Adelina Selvia (Selepi) yang paling setia memberiku
informasi seputar kampus, sering membantuku mengerjakan tugas-tugas
kuliah. Kalian berempat sudah memberikan warna dalam perjalanan hidupku.
Sekali lagi, terima kasih untuk cinta dan dukungan kalian selama ini.
 Terima kasih kepada keluarga Ilmu Komunikasi F angkatan 2008, tementemen Jurnalistik & Studi Media, keluarga baruku di Journalistic Club (JC),
dan juga temen-temen KKN 38. Suatu kebahagiaan tersendiri bisa mengenal
kalian semua.
 Terima kasih kepada teman senasib dan sepenanggunganku, Restiana (Nduth)
yang selalu ada dalam suka-dukaku, yang selalu ada disaat ku terpuruk,
ketulusanmu mengajarkanku akan sebuah arti kesederhanaan. Cepat nyusul

vii

yah sai… dan Erly Rahmawati (Tante) yang sempat setia menemani setiap
langkah perjalanan hidupku,
 Terima kasih kepada Desyta (Ma’an), Wulan (Chubby)
 Terima kasih kepada teman-temanku yang sudah membantu terselesaikannya
skripsi ini, Rowi Hasyim dan Panggi yang sudah meminjamkan laptopnya,
teman dunia mayaku, Ari Hariadi yang sudah memberikan banyak sekali
masukan serta saran kritiknya, serta sudah mau menjadi teman diskusi yang

menyenangkan.
 Terima kasih kepada “Ungu”, laptopku yang belum genap 2 tahun
menemaniku.

Denganmu,

aku

berjuang

menyelesaikan

skripsi

ini.

Dimanapun kamu berada, aku sangat merindukanmu. :’(
 Terima kasih kepada seseorang yang sudah membawa kabur laptopku tanpa
izin. Karnamu, aku belajar berjuang mendapatkan apa yang kuinginkan.
Karnamu, aku belajar keikhlasan dan kesabaran.
 Spesial, Eko Hermawan (John) yang sudah setia menemani penulis selama 5
tahun terakhir ini. Terima kasih sudah menjadi penerang hatiku, terima kasih
sudah menjadi ‘bintang’ yang menceriakan gelapnya hidupnya, dan terima
kasih atas ‘siraman’ cinta dan kasihnya selama ini.
 Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan saran,
kritik, dan masukannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan tepat waktu.
Terima kasih semuanya…. ^_^
Wassalamu’alaikum wr.wb

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdullilahirobbil’alamin penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah
SWT, karena berkat kasih, rahmat dan tuntunannya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul : “PERILAKU KOMUNIKASI GURU DALAM
MELATIH KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU
WICARA (Studi pada TK dan SD Luar Biasa Bhakti Luhur Malang).”
Penelitian ini adalah suatu studi yang mendeskripsikan perilaku komunikasi yang
dilakukan guru dalam upayanya melatih kemampuan berkomunikasi anak
berkebutuhan khusus, seperti anak tunarungu wicara.
Penulisan skripsi ini

dilaksanakan utnuk melengkapi dan memenuhi

syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Malang. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat memperoleh dan
menambah ilmu dan referensi, khususnya dalam ranah ilmu komunikasi
kesehatan.
Penulis menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dorongan,
bimbingan, bimbingan, bantuan serta doa dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Muhajir Effendi, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
ix

3. Bapak Nurudin,M.Si Ketua Departemen Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang
4. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku dosen wali penulis
5. Bapak Abdullah Masmuh, M.Si (pembimbing I) dan M. Himawan
Sutanto, M.Si (pembimbing II) yang telah membimbing dan meluangkan
waktu, serta nasihat dan masukan yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staff pengajar Departemen Jurusan Ilmu Komunikasi yang selama
ini telah memberikan ilmu dan pengalaman selama belajar di Universitas
Muhammadiyah Malang.
7. Kepada pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, karena
sudah banyak membantu memberikan semangat, saran, kritik dan
motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan baik dan lancar.
Penulis berharap, semoga karya yang masih jauh dari sempurna ini dapat
bermanfaat dan memberi masukan untuk pihak pihak yang memerlukan.
Wassalamualaikum, wr.wb

Penulis

Ferdiana Kusumadewi

x

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ......................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................9
1.3 Tujuan ...................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................9
1.4.1 Manfaat Akademis .....................................................................10
1.4.2 Manfaat Praktis ..........................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Proses Perilaku Komunikasi .......................................11
2.2 Teori Perilaku
2.2.1 Teori Akomodasi Komunikasi ....................................................17
2.3 Studi tentang Komunikasi Antarpribadi ...............................................21
2.3.1 Komunikasi sebagai Proses Interaksi ..........................................22
2.3.2 Tahap-Tahap Hubungan Antarpribadi .........................................23
2.4 Kemampuan Berkomunikasi ...............................................................24
2.5 Anak Tunarungu Wicara dan Guru
2.5.1 Konsep dasar Ketunarunguan .....................................................25
2.5.2 Klasifikasi Anak Tunarungu menurut Pengukuran Audiometris 26
2.5.3 Dampak Ketunarunguan terhadap Kemampuan Berkomunikasi 28
2.5.4 Kemampuan Bahasa dan Bicara Anak Tunarungu Wicara .........29
2.6 Peran dan Tugas Guru sebagai Pelatih ................................................31
2.7 Penelitian Terdahulu ...........................................................................34
2.8 Fokus Penelitian ..................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................36
3.2 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian ..............................................36
3.3 Kriteria dan Penetapan Subjek Penelitian ...........................................37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................38
3.5 Teknik Analisis Data ...........................................................................40
3.6 Uji Keabsahan Data .............................................................................42

xi

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Yayasan Bhakti Luhur ................................................................44
4.1.2 Logo Yayasan Bhakti Luhur ......................................................47
4.1.3 Profil SLB Bhakti Luhur Malang ...............................................48
4.1.4 Visi,Misi,dan tujuan SLB Bhakti Luhur ....................................49
4.1.5 Struktur Organisasi Sekolah .......................................................50
4.2 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................50
4.3 Deskripsi Subyek Penelitian.................................................................53
BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Penyesuaian Perilaku Komunikasi Guru .........................................62
5.2 Kemampuan Anak yang Berbeda-Beda ............................................66
5.3 Pemberian Layanan Pendidikan Individual ......................................69
5.4 Bentuk Tindakan Melatih Kemampuan Berkomunikasi ...................72
5.4.1 Deteksi Kemampuan dan Kondisi pada Anak Tunarungu
Wicara ...............................................................................................73
5.4.2 Latih Kemampuan Berbicara Anak dengan Metode
Multisensori.......................................................................................75
5.4.3 Optimalkan Kemampuan Berbahasa Anak Tunarungu............78
5.4.4 Latih Kemampuan Berkomunikasi Anak dengan Percakapan .81
5.5 Pemberian Program Khusus untuk Anak Tunarungu Wicara
5.5.1 Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) ...................................86
5.5.2 Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) ...................................92
5.6 Gambaran Kemampuan Berkomunikasi Anak Tunarungu Wicara ..97
5.7 Implikasi Teori Akomodasi Komunikasi .......................................101
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .....................................................................................107
6.2 Saran
6.2.1 Saran Akademis .....................................................................110
6.2.2 Saran Praktis ..........................................................................110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
Draft Pertanyaan Wawancara
LAMPIRAN 2
Transkrip Hasil Wawancara
LAMPIRAN 3
Lembar Pernyataan Informan
LAMPIRAN 4
Surat Keterangan Bukti Penelitian
xii

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi
Antarpribadi. Kencana. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Kencana. Jakarta
Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Delpie, Bandie.2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam setting
Pendidikan Inklusi. PT. Refika Atama. Bandung.
DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar: Edisi
Kelima. Professional Book. Jakarta.
Effendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. PT
Bumi Aksara. Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. PT Citra
Aditya Bakti. Bandung
___________________.1992. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Salemba Humanika. Jakarta
Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT Refika Aditama.
Bandung
Semiawan, Conny R & Frieda Mangunsong. 2010. Keluarbiasaan Ganda (Twice
Exceptionality)

Mengeksplorasi,

Mengenal,

Mengidentifikasi

dan

Menanganinya. Kencana. Jakarta.
Sugiyono. 2008. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
Setyono, Bambang. 2000. Terapi Wicara : Untuk Praktisi Pendidikan dan
Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

xiv

Kurikulum Pendidikan Luar Biasa.2001. Mata Pelajaran Program Khusus Bina
Persepsi Bunyi dan Irama Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Mujathid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang Press. UIN
Mulyana, DeddY. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya.
Bandung
Moleong, Lexy J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi, Ghalia Indonesia. Bogor

Thesis :
Emi Musyarofah. 2011. Terapi Wicara untuk Membantu Komunikasi Anak
Tunarungu di SLB Yayasan Keluarga Sejahtera Manunggal Slawi Jawa
Tengah. Tesis Fakultas Psikologi.
Yuriadi. 2008. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa Bhakti Luhur Malang. UIN. Malang

Artikel Internet :
Anonim (a), 2010, Yayasan Bhakti Luhur, diakses tanggal 23 Februari 2012 pukul
22.00 WIB melalui http://www.bhaktiluhur.org/tentang-kami/
Anonim (b), 2010, Modul Komunikasi dan motivasi, diakses tanggal 7 Agustus
2012, pukul 7.02 WIB melalui
http://www.lrckesehatan.net/modul/modul%20komunikasi%20dan%20moti
vasi-FINAL.doc,
Haksari Apple, 2011, kemampuan komunikasi anak tunarungu, diakses tanggal 03
Februari 2012 pukul 21.00 WIB melalui
http://cerpenik.blogspot.com/2011/09/kemampuan-komunikasi-anak-tunarungu.html,
Novyan Estika Asri, 2012, hakikat komunikasi total untuk anak tunarungu,
diakses tanggal 11 Juli 2012, pukul 21:40 WIB melalui

xv

http://blog.elearning.unesa.ac.id/novyan-estika-asri/hahikat-komunikasitotal-untuk-anak-tunarungu
Sukaesih, 2010, pengertian anak tunarungu, diakses tanggal 03 Februari 2012
pukul 11.00 WIB melalui
http://sukaesih21.worpress.com/2010/05/29/pengertian-anak-tunarungu/.
Sutiyono,2012, Makalah komunikasi, diakses tanggal 7 Agustus 2012, pukul 6.58
WIB melalui http://sutiyononasional.blogspot.com/2012/03/makalahkomunikasi.html,
Thatha, 2010, Membantu anak tunarungu hidup, diakses tanggal 5 Januari 2012
pukul 10.00 WIB melalui http://thatha-niez.blogspot.com/2010/05/abdmembantu-anak-tunarungu-hidup.html,
Tati Hermawati, 2012, pendidikan luar biasa, diakses tanggal 7 Juli 2012,pukul
12.21 WIB melalui
http://file.edu/Direktori/FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/196302087032TATI HERMAWATI/jurnal.pdf.

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
“We can’t not communication”, kita tidak bisa tidak berkomunikasi.
Sebuah aksioma yang cukup mewakili betapa pentingnya komunikasi di
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Tanpa kita sadari, komunikasi
merupakan dasar dari seluruh interaksi yang terjadi pada setiap manusia.
Mustahil rasanya jika interaksi yang terjalin antarmanusia terjadi tanpa
adanya komunikasi. Karena perlu diingat, interaksi baru akan terjadi jika ada
kontak sosial dan komunikasi.
Oleh karenanya, kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi
merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Seperti yang diungkapkan oleh
Abraham Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia secara tidak langsung
dikemukakan pula peran dan arti komunikasi dalam kehidupan manusia.
Dimana pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri baru bisa terpenuhi karena adanya proses komunikasi. 1
Jika ditinjau dari sifatnya, komunikasi ada yang bersifat verbal (lisan,
tulisan) dan nonverbal (gerakan tubuh seperti gerak-isyarat, kontak mata,
ekspresi wajah, sentuhan). Manusia yang memiliki kelengkapan panca indera
lebih sering berkomunikasi secara verbal. Sedangkan penggunaan komunikasi
1

Bambang Setyono, Terapi Wicara: Untuk Praktisi Pendidikan dan Kesehatan, (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC,2000), p.99-100

1

nonverbal hanya sebatas pelengkap informasi yang telah dikatakannya secara
verbal.

Misalnya,

apabila

seseorang

itu

mengatakan

“tidak”

dan

menggelengkan kepalanya maka sebenarnya penggunaan isyarat nonverbal
itu hanya sebatas mengulang dan menegaskan apa yang telah dikatakannya.2
Lain halnya dengan manusia yang mengalami disfungsi pada salah satu
pancainderanya, seperti anak tunarungu. Secara fisik, anak tunarungu
memang tidak jauh berbeda dengan anak normal pada umumnya. Kita baru
menyadari bahwa mereka tunarungu ketika berkomunikasi. Mereka
cenderung

tidak

berbicara.

Untuk

itulah

secara

pedagogis,

selain

membutuhkan ABD mereka juga memerlukan pelayanan pendidikan dan
bimbingan secara khusus.
Tunarungu adalah kondisi dimana seseorang itu mengalami kerusakan
pada organ pendengarannya. Berdasarkan kriteria International Standart
Organization (ISO)

klasifikasi anak kehilangan pendengaran dapat

dikelompokkan menjadi kelompok tuli (deafness) dan kelompok lemah
pendengaran (hard of hearing).3
Seseorang dikategorikan tuli (tunarungu berat) jika ia kehilangan
kemampuan mendengar 70 dB atau lebih menurut ISO sehingga ia akan
mengalami kesulitan untuk mengerti atau memahami pembicaraan orang lain
walaupun dengan ataupun tanpa Alat Bantu Dengar (ABD). Sedangkan
kategori lemah pendengaran, seseorang dikatakan lemah pendengaran jika ia

2

3

Prof.Dr.Muhammad Budyatna & Dr.Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi,
(Jakarta:Kencana, 2011),p.115
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2006),p.59

2

kehilangan kemampuan mendengar antara 35-69 dB menurut ISO sehingga
mengalami kesulitan mendengar suara orang lain secara wajar, namun bisa
memahami pembicaraan orang lain dengan menggunakan ABD. 4
Secara lahiriah mereka yang mengalami gangguan pada organ
pendengaran yang mengakibatkan sulitnya menangkap serta mengolah bunyibunyian; suara yang ada di sekitarnya. Tak hanya itu, terdapat kecenderungan
bahwa seseorang yang mengalami tunarungu seringkali diikuti pula dengan
tunawicara.
Kondisi ini tampaknya sulit dihindari, karena keduanya dapat menjadi
suatu rangkaian sebab dan akibat. Seseorang penderita tunarungu, terutama
jika terjadi pada sebelum bahasa dan bicaranya terbentuk, dapat dipastikan
bahwa akibat berikut yang terjadi pada diri penderita adalah kelainan bicara
(tunawicara) namun, tidak demikian halnya seseorang penderita tunawicara,
tidak ditemukan rangkaian langsung dengan kondisi tunarungu. Kasus –
kasus seperti penderita stuttering (gagap) dan cluttering (kekacauan
artikulasi) adalah contoh-contoh kelainan bicara yang kecil kemungkinannya
berkaitan dengan kondisi ketunarunguan. 5
Padahal peranan bahasa, bicara, pendengaran dalam konteks komunikasi
merupakan tiga serangkaian potensi dalam diri manusia yang mampu
menjembatani berlangsungnya proses komunikasi. Sebab tiga unsur tersebut
masing-masing dapat menjadi pengontrol efektif dan tidaknya sebuah
komunikasi. Oleh karena itu kepincangan salah satu komponen komunikasi
4
5

Ibid.
Bandie Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam setting Pendidikan Inklusi
(Bandung: PT Refika Atama, 2006), p.75

3

tersebut berarti kehilangan kontributor besar yang dapat membantu manusia
dalam meniti fase-fase tugas perkembangannya. 6
Sebelumnya, sudah ada kontroversi dengan bagaimana seharusnya
seorang tunarungu “berbicara”. Kontroversi ini sering dikenal sebagai debat
antara oralism-manualism,

yaitu mempertentangkan antara penggunaan

bahasa lisan dengan penggunaan bahasa isyarat.7 Penggunaan bahasa isyarat
di kalangan anak tunarungu memang menjadi satu hal yang wajar. Namun,
bukan berarti kemampuan berkomunikasi verbal di lingkungan anak
tunarungu itu diabaikan begitu saja. Meskipun ada anggapan bahwa berbicara
itu bukan satu-satunya cara untuk berkomunikasi namun setidaknya dengan
berbicara mereka bisa lebih mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat normal pada umumnya.
Pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5 ayat 2, 3 dan 4 serta
Bab VI pasal 32 ayat 1, 2, dan 3 menyatakan bahwa warga Negara yang
memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual dan atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus. Layanan pendidikan khusus tersebut
diwujudkan melalui penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Layanan pendidikan khusus ini penting karena tanpa disadari kasus
gangguan pendengaran di Indonesia cukup memprihatinkan. “Menurut data
yang didapat dari Departemen Kesehatan 1,5 persen dari masyarakat

6
7

Mohammad Efendi, op.cit., p.72
Conny R Semiawan dan Frieda Mangunsong, Keluarbiasaan Ganda (Twice Exceptionality) :
Mengeksplorasi, Mengenal, Mengidentifikasi dan Menanganinya. (Jakarta: Kencana,2010),
p.105-106

4

Indonesia terlahir tunarungu,” papar ketua FNKTRI (Federasi Nasional
untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Drs. Totok Bintoro saat ditemui
di Gedung Optik Melawai, Salemba, Jakarta Pusat.8
Kasus ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ditangani dengan
baik maka anak tunarungu akan terisolasi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh
sebab itu mereka membutuhkan interaksi sosial dan perasaan diterima oleh
orang-orang terdekatnya. Kerusakan pada organ pendengaran inilah hambatan
yang dianggap cukup besar bagi perkembangan berbahasa mereka secara
normal, sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial dan
intelektualnya. 9
Disinilah SLB-B sebagai lembaga pendidikan untuk anak tunarungu
memegang peranan penting. Selain sebagai agen sosialisai pertama juga
sebagai agen pembentuk pengetahuan dan ketrampilan berbahasa dan
berkomunikasi pada anak tunarungu wicara.
Di Kota Malang, salah satu SLB yang menampung anak-anak
berkebutuhan khusus adalah SLB Bhakti Luhur. Berlokasi di Jalan Raya
Dieng no. 40 ini juga melayani pendidikan bagi anak tunarungu wicara
dengan membina, mendidik, dan merehabilitasi mereka sehingga tercapai
kemandirian sesuai dengan kemampuannya. Pelayanan yang diberikan, mulai
dari jenjang pendidikan tingkat Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

8

9

Diambil dari situs http://thatha-niez.blogspot.com/2010/05/abd-membantu-anak-tunarunguhidup.html, diakses tanggal 5 Januari 2012
Bandie, op.cit.,p.104

5

(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Terletak
dalam satu wilayah yang sama dan dibawah naungan Yayasan Bhakti Luhur.
Yayasan Bhakti Luhur ini sendiri berdiri sejak tahun 1959. yayasan ini
memiliki misi dan visi yang khas yakni melayani anak cacat yang miskin,
terlantar, dan dipinggirkan karena salah satu atau beberapa sebab seperti fisik,
psikis, mental, dan sosio-ekonomi yang menyebabkan keterbelakangan dalam
perkembangannya.

Harapannya,

yayasan

ini

bisa

menggali

dan

memberdayakan potensi para penyandang kebutuhan khusus. Agar mereka
dengan segala kekurangannya dapat menjalani hidup apa adanya sehingga
orang bisa menepis stigma negatif terhadap keberadaan mereka.10 Salah
satunya dengan pengadaan serta pelayanan pendidikan untuk anak tunarungu
wicara.
Dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus peran komunikasi juga
sangat diperlukan. Komunikasi memang memegang peranan penting dalam
diri individu khususnya dan dalam hidup manusia pada umumnya. Dimana
sejumlah kebutuhan hanya dapat disampaikan lewat komunikasi. Demikian
halnya dengan anak berkebutuhan khusus dengan segala kekurangan dan
hambatannya. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa membantu
mengatasi kekurangan serta hambatan yang mereka miliki. Salah satunya
adalah guru.
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia
pendidikan, bahkan Pendidikan Luar Biasa (PLB) sekalipun. Ruh pendidikan

10

Diambil dari situs http://www.bhaktiluhur.org/tentang-kami/ diakses tanggal 23 Februari 2012.

6

sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil
tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan seorang guru. Sebab, sosok
guru memiliki peranan yang strategis dalam “mengukir” peserta didik
menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. 11
Betapa penting peran guru inilah yang membuat peneliti menjadikannya
sebagai subyek penelitian. Tugas serta perannya dalam melatih kemampuan
berkomunikasi anak tunarungu sangatlah penting. Berbeda halnya dengan
guru di sekolah umum. Mereka tidak perlu bersusah payah untuk melatih
muridnya untuk berkomunikasi secara verbal. Untuk itulah pemberian
pendidikan kepada anak tunarungu memang tidak bisa disamakan dengan
kebutuhan pendidikan untuk anak normal pada umumnya. Namun, bukan
berarti anak tunarungu tidak bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan
pendidikan secara layak.
Lokasi penelitian ini berfokus kepada pelayanan pendidikan khusus SLBB Bhakti Luhur, yaitu di TKLB dan SDLB-B Bhakti Luhur. Alasan peneliti
mengambil 2 lokasi sekaligus adalah karena di jenjang TK dan SD inilah
pembekalan dasar berkomunikasi diberikan. Secara umum, sekolah ini
menekankan pada pengembangan kemampuan senso-motorik, pengembangan
konsep berbahasa, dan berkomunikasi baik itu berisyarat dengan SIBI (Sistem
Isyarat Bahasa Indonesia) 12 maupun berkomunikasi secara verbal. Oleh sebab

11
12

Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (UIN:Malang Press,2009), p.4
SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang dibakukan merupakan salah satu media yang
membantu komunikasi sesame kaum tunarungu ataupun komunikasi kaum tunarungu di dalam
masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis bagi seperangkat isyarat
jari, tangan, dan berbagai gerak untuk melambangkan kosa kata bahasa Indonesia

7

itu, pemilihan 2 lokasi sekaligus dirasa tepat karena di kedua jenjang itulah
pembentukan awal kemampuan berkomunikasi pada anak tunarungu.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti mayoritas anak-anak yang
bersekolah di SLB-B Bhakti Luhur ini mengalami ketulian tingkat berat
(antara 71-90 dB keatas) sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan
khusus secara intensif, terutama dalam hal ketrampilan berkomunikasi. Selain
itu, kekurangan tenaga pendidik dan ruang kelas membuat kelas 3 dan 4 jadi
satu dalam 1 ruangan dengan 1 guru. Meski begitu, guru kelas tetap
memberikan pelayanan pendidikan secara individual. Pendidikan individual
ini memang menjadi salah satu tindakan khusus dalam mendidik anak
berkelainan. Mengingat setiap anak memiliki tingkat kelainan yang berbedabeda, kemampuan yang berbeda pula sehingga pelayanan pendidikannya pun
tidak bisa disama-ratakan.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh M. Mohammad Efendi, salah satu
pendekatan atau strategi khusus dalam prinsip pendidikan anak berkelainan
adalah prinsip layanan individual. Pelayanan individual ini dalam rangka
mendidik anak berkelainan perlu mendapatkan porsi yang lebih besar, sebab
setiap anak berkelainan dalam jenis dan derajat yang sama seringkali
memiliki keunikan masalah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 13
Bersandar pada kondisi yang anak-anak tunarungu yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan
mereka dari

13

anak-anak normal pada umumnya. Keadaan inilah yang

Mohammad Efendi,op.cit.,p.24

8

menuntut adanya penyesuaian cara berkomunikasi dan pemberian layanan
pendidikan yang dibutuhkan. Untuk itulah, peneliti melakukan penelitian ini
dan mengambil judul, “Perilaku Komunikasi Guru dalam Melatih
Kemampuan Berkomunikasi Anak Tunarungu Wicara.”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut : Bagaimana perilaku komunikasi guru dalam melatih
kemampuan berkomunikasi pada anak tunarungu wicara?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang perilaku
komunikasi yang dilakukan guru dalam upayanya melatih kemampuan
berkomunikasi pada anak tunarungu wicara di TK dan SD Luar Biasa Bhakti
Luhur Malang.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat khususnya untuk
mahasiswa

jurusan

Ilmu

Komunikasi,

perguruan

tinggi

Universitas

Muhammadiyah Malang maupun lembaga Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
berikut :

9

D.1 Manfaat Akademik
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan peneliti
selanjutnya yang mempelajari komunikasi antarpersonal antara guru
dengan anak tunarungu wicara.
D.2 Manfaat Praktis
Bagi Yayasan Bhakti Luhur
Memberikan sumbangan berupa hasil laporan penelitian agar bisa
dijadikan bahan evaluasi dalam meningkatkan perilaku komunikasi guru
dalam melatih kemampuan berkomunikasi anak tunarungu wicara.

10

Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU – PAKIS

14 74 66

TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang

0 5 26

PERILAKU AGRESIF PADA ANAK RETARDASI MENTAL ( Studi Kasus Pada Yayasan Pendidikan Luar Biasa Putra Jaya Malang

2 22 28

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

BUDAYA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGIANAK TUNARUNGU-WICARA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI Budaya Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Tunarungu-Wicara Di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta (Studi Kasus di Kelas X-B SLB Negeri

0 2 12

BUDAYA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGIANAK TUNARUNGU-WICARA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI Budaya Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Tunarungu-Wicara Di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta (Studi Kasus di Kelas X-B SLB Negeri

0 2 14

PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA.

0 1 16

PENDAHULUAN PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA.

0 2 8

PENALARAN MORAL ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNISI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DI SEKOLAH LUAR BIASA KOTA BOGOR.

0 2 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI METODE MULTISENSORI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

10 39 281