Basis Ekonomi DAYA DUKUNG LAHAN, BASIS EKONOMI, SEKTOR KOMPETITIF DAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH
dapat meningkat melalui permintaan terhadap output yang diproduksi oleh sektor basis ekspor dan sektor non basis lokal. Permintaan terhadap produksi sektor lokal
hanya dapat meningkat bila pendapatan lokal meningkat. Tetapi peningkatan pendapatan ini hanya terjadi bila sektor basis ekspor meningkat. Oleh karena itu
menurut teori basis ekonomi, ekspor daerah merupakan faktor penentu dalam
pembangunan ekonomi.
Locational Quetional dihitung berdasarkan PDRB sektor di kecamatan dan dibandingkan dengan PDRB sektor tersebut di tingkat kabupaten. Apabila nilai LQ
1, maka dapat dikatakan sektor tersebut merupakan sektor basis di kecamatan tersebut.
Dari hasil perhitungan LQ dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Kudus tahun 2008 di 9 sektor, dapat diketahui bahwa Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo,
Gebog dan Dawe merupakan wilayah basis pertanian. Dimana nilai LQ 1. Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran. Gambar 34 memperlihatkan sektor-sektor
basis masing-masing kecamatan di Kabupaten Kudus secara ruang. Pada daerah pengamatan, sektor basis pertanian terdapat didaerah Utara Kecamatan Gebog,
Dawe, daerah tengah Kecamatan Jekulo, Mejobo serta daerah selatan Kecamatan Undaan. Bila diamati kondisi topografi di Kabupaten Kudus, dapat dibagi menjadi 3
daerah utara dengan ketinggian diatas 150 m dpl, daerah tengah dengan ketinggian diatas 100 m dpl dan daerah selatan dibawah ketinggian 50 m dpl Kudus Dalam
Angka, 2009. Pusat pelayanan di Kecamatan Kota daerah tengah menarik wilayah- wilayah sekitarnya untuk menjadi wilayah pusat-pusat pelayanan pula, sektor industri
pengolahan lebih mudah berkembang di kecamatan sekitar Kecamatan Kota. Seperti Kecamatan Jati, Bae, serta Kecamatan Kaliwungu. Pengembangan kecamatan kota
sebagai pusat pelayanan dan permukiman, akan mengambil wilayah di sekitar kecamatan kota. Dari Tabel 11 di lampiran 1 dapat diketahui bahwa kecamatan
dengan sektor basis industri pengolahan adalah Kecamatan Kota, Kaliwungu, Jekulo, Bae dan Gebog. Hanya Kecamatan Gebog yang terletak di kudus bagian utara,
sedangkan kecamatan lainnya terdapat di Kudus bagian tengah. Daerah basis pertanian berkembang karena kondisi topografi yang sesuai, dan secara ekonomi
berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Daerah pertanian yang berbatasan langsung dengan pusat industri dan pemukiman mempunyai beberapa
konsekuensi. Konsekuensi pertama adalah meningkatnya nilai lahan menyebabkan alihfungsi lahan terus terjadi, sehingga dikhawatirkan lahan untuk pertanian terus
menurun. Konsekuensi kedua adalah meningkatnya ekonomi di wilayah tersebut juga akan meningkatkan daya beli masyarakat serta meningkatkan harga komoditas
pertanian, dan akan meningkatkan pendapatan sektor pertanian di wilayah tersebut. Pengembangan wilayah yang baik akan mempertimbangkan konsekuensi-
konsekuensi tersebut sehingga dapat meminimalkan pengaruh dari berkurangnya lahan pertanian dengan meningkatkan nilai tambah bagi sektor pertanian, sehingga
secara umum dapat meningkatkan pendapatan wilayah. Daerah utara, secara topografis, memang sesuai untuk daerah pertanian lahan
kering, sehingga Kecamatan Dawe dan Gebog merupakan daerah basis tanaman lahan kering termasuk tanaman tebu. Sementara itu daerah tengah, Kecamatan Kaliwungu,
Mejobo dan Jekulo merupakan daerah dengan irigasi setengah teknis, dan banyak diusahakan untuk tanaman padi pada saat ketersediaan air memenuhi, serta tanaman
tebu. Sementara itu Kecamatan Undaan daerah selatan dengan kondisi topografi landai, dan berpengairan teknis, merupakan daerah pertanian dengan komoditas
utama beras. Kelima kecamatan tersebut merupakan basis sektor pertanian yang mampu
mengekspor hasil sumberdaya pertanian ke kecamatan lainnya. Bila dilihat dari kelima kecamatan tersebut, yang terjadi adalah Kecamatan Jekulo, dengan pertanian
sebagai sektor basis tetapi tenaga kerja pertanian di kecamatan ini dalam tahun 2008 secara akumulatif mengalami defisit. Dilihat dari sektor basis lainnya di Kecamatan
Jekulo terlihat bahwa sektor penggalian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih juga merupakan sektor basis di kecamatan ini. Sektor industri
pengolahan yang memberikan kepastian pendapatan, dengan jumlah jam kerja pertahun yang jelas, berhasil menarik tenaga kerja yang mempunyai pendidikan lebih
baik, untuk masuk di sektor Industri Pengolahan. Sehingga meskipun lahan pertanian
relatif tersedia, tetapi tenaga kerja pertanian secara akumulatif mengalami kekurangandefisit.
Gambar 42 Peta Locational Quotien dan Shift Share Analisys Kabupaten Kudus Tahun 2008.
Kecamatan Kota, karena lahan pertanian memang kecil dan di kecamatan ini pertanian merupakan sektor non basis maka wajar jika kekurangan tenaga kerja
pertanian secara akumulatif selama setahun terjadi. Pilihan pekerjaan yang lebih banyak, serta minat masyarakat yang rendah di sektor ini menyebabkan tenaga kerja
pertanian harus didatangkan dari kecamatan lain. Pemakaian traktor tangan, mesin perontok serta operatornya memang didatangkan dari kecamatan lainnya.