Isolasi volatil dengan menggunakan liquid-liquid extraction LLE

no: 19091N-136 SN: U58563347 H, syringe Agilent 5 µL part 5181-1273, fiber yang digunakan yaitu carboxen-polydimethylsiloxane CAR-PDMS 57318, 85 µm, blackpalin, plain 24 gauge, fiber coreassembly type: fused silica5557318 Supelco Bellefonte PA, vial 20 mm screw cap with hole Supelco 595 Bellefonte PA, dan hotplate. Pengukuran warna daging buah nanas digunakan Chromameter CR 300 Minolta. Mahkota Bogor Delika Subang Pasir Kuda Gambar 2 Nanas Mahkota Bogor, Delika Subang dan Pasir Kuda sebagai hasil silangan dari keduanya Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri atas 2 tahap yaitu: 1 Identifikasi dan semikuantifikasi komponen-komponen volatil pada nanas dengan menggunakan GC-MS, identifikasi komponen-komponen kunci yang berkontribusi terhadap aroma nanas dengan GC-O menggunakan metode NIF nasal impact frequency, 2 Analisis sensori yang dilakukan yakni: uji hedonik, uji rangking dan analisis sensori deskriptif. Tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian diperlihatkan pada Tabel 3.

1. Analisis dengan GC-MS dan GC-O

a. Isolasi volatil dengan menggunakan liquid-liquid extraction LLE

Persiapan sampel untuk analisis dengan menggunakan GC-O: volatil dari setiap varietas nanas diisolasi dengan menggunakan liquid-liquid extraction LLE dengan menggunakan metilen klorida. Daging buah 200 g dari setiap varietas dihomogenisasi selama 1 menit di dalam 200 ml larutan NaCl 18.6 wv. Hasil homogenisasi sampel disentrifugasi pada suhu 4 ºC selama 3 menit pada 3000 rpm untuk memperoleh supernatant. Untuk memperoleh larutan yang jernih, supernatant disaring dengan menggunakan kertas saring. Sejumlah 250 ml diekstraksi dua kali dengan 60 ml pelarut dalam corong pemisah. Standar ditambahkan sebagai internal standar sebelum dilakukan ekstraksi. Ekstrak selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan sodium sulfat. Sebelum dilakukan analisis ekstrak dikonsentratkan menjadi 1 ml dengan destilasi pelarut pada kolom Vigreux panjang β0 cm, ID 1 cmΨ. 1 µl aliquot diinjeksikan secara manual ke dalam GC dengan menggunakan vial dan syringe. GC-MS yang digunakan yakni Agilent Technologies GC system GC 7890 dan 5975C XLEICI MSD dilengkapi dengan split-splitless injektor yang diatur pada suhu 250 ºC. Suhu detektor MS 280 ºC. Kolom polar HP-INNOwax, diameter dalam 0.25 mm, panjang 60 m, ketebalan 0.25 µm digunakan dengan mengatur program sebagai berikut: suhu dipertahankan 45 ºC selama 5 menit kemudian dinaikkan sampai 200 ºC pada kecepatan kenaikan suhu 2 ºCmenit. 1 µL sampel diinjeksikan dengan menggunakan metode splitless. Untuk identifikasi komponen digunakan NIST05a. L. GC-O. Proses sniffing dilaksanakan di dalam ruangan dengan suhu 22 ºC. GC yang digunakan GC 7890 HP-INNOwax, diameter dalam 0.25 mm x panjang 60 m x ketebalan 0.25 µm. Suhu injektor dan FID diatur pada suhu 250 ºC. Oven diprogram pada suhu 45 ºC selama 5 menit kemudian dinaikkan sampai 210 ºC dengan kecepatan 10 ºC per menit dan terakhir dipertahankan selama 5 menit. Setiap sniffing dilaksanakan selama 25 menit. Helium digunakan sebagai gas pembawa dengan kecepatan 1 mLmenit. 1 µL volume ekstrak nanas diinjeksikan dengan aliran 5 mLmenit. Kolom dihubungkan dengan FID dan sniffing port yang dilengkapi dengan saluran dan diujungnya terdapat glass funnel.

b. Solid phase microextraction SPME