PENGARUH ARUS KAS BEBAS, HUTANG, DAN LABA TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

i

PENGARUH ARUS KAS BEBAS, HUTANG, DAN LABA

TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Lidya Ayu Purnamasari

201210160311261

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

PENGARUH ARUS KAS BEBAS, HUTANG DAN LABA

TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Lidya Ayu Purnamasari 201210160311261

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang “Pengaruh Arus Kas Bebas, Hutang dan Laba Terhadap Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesa (BEI)”. Di dalam tulisan ini disajikan pokok – pokok bahasan yang meliputi dividen dengan tiga variabel (Arus Kas Bebas, Hutang dan Laba) sebagai variabel yang mempengaruhi Dividen.

Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata 1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan segala yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. H. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. H. Marsudi, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang atas kebijakan dalam penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.

4. Dra. Hj. Dewi Nurjanah, M.M dan Dra. Sandra Irawati, M.M selaku dosen pembimbing yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta membimbing hingga selesainya skripsi ini.

5. Drs. Warsono M.M selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan kepada penulis selama menempuh study di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.


(12)

iv

6. Ibu, Bapak, Kakak dan Adik saya yang selalu memberi doa, dukungan fasilitas serta kasih sayang yang luar biasa hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Muhammad Tanzil Hadi, S.Ap dan keluarga yang telah menjadi semangat dan motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman SMA (Sahabat Neutron), teman-teman Bongolers (Adhyt, Haris, Ricky, Hasan, Faris, Dewinta, Zulva, Ismi, Meilina, Ragil, Winnar), teman seperjuangan Bulek Liana, Tika, Fendi dan teman-teman di IBK (Riska, Elza, Reisa, Lita, Nisa, Mbak Ara, Mas Dendi) yang telah memberi masukan, dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman Program Studi Manajemen E angkatan 2012.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam membantu hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.

Semoga amal dari bapak, ibu, saudara-saudara dan teman-teman mendapatkan pahala yang setimpal kepada Allah SWT.

Penulis menyadari akan kekurangan kesempurnaan penulisan skripsi ini, maka segala kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar kelak dikemudian hari dapat menghasilkan karya yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 15 April 2016 Penulis,


(13)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Batasan Masalah ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Terdahulu... 10

B. Tinjauan Teori ... 12

C.Kerangka Pikir ... 28

D.Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis dan Sifat Penelitian ... 31

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 31

C.Populasi dan Sampel ... 33


(14)

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34 F. Teknik Analisis Data ... 35 G.Uji Hipotesis ... 38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 42 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah Kas, Hutang, Laba dan Dividen

pada Perusahaan Manufaktur ... 5

Tabel 3.1 : Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 36

Tabel 4.1 : One-Sample Kolmogorov-Sminov Test ... 54


(16)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Penelitian ... 29

Gambar 3.1 : Kurva Uji F ... 40

Gambar 3.2 : Kurva Uji t... 41

Gambar 4.1 : Normal P-P Plot ... 54

Gambar 4.2 : Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot ... 56

Gambar 4.3 : Hasil Uji F ... 58

Gambar 4.4 : Hasil Uji t Variabel Arus Kas Bebas (X1) ... 59

Gambar 4.5 : Hasil Uji t Variabel Hutang (X2) ... 59


(17)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen. Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dalam Ln Lampiran 3 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dalam Anti Ln Lampiran 4 : Koefisien Determinasi ( )

Lampiran 5 : Hasil Uji Multikorelinearitas Lampiran 6 : Hasil Uji Autokorelasi Lampiran 7 : Hasil dan


(18)

x

DAFTAR PUSTAKA

Aeni. 2012. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Hutang terhadap Dividend Payout Ratio dengan Menggunakan Regresi Berganda”. Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, Malang.

Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2000.

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 1, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Bagus Tri. 2014. “Pengaruh Net Profit Margin, Earning Per Share, Return on

Asset dan Return on Equity terhadap Kebijakan Dividen dengan

menggunakan Regresi Berganda”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Nusantara PGRI, Kediri.

Brigham dan Houston. 2012. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

__________________. 2012. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Djumahir. 2009. Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan Regulasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Brawijaya, Malang.

Eva Rahmawati. 2011. “Pengaruh Current Ratio, ROA, Kebijakan Hutang dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen dengan Menggunakan Regresi Logistik”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Fandy Farid. 2013. “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan Hutang dan Pertumbuhan Laba terhadap Kebijakan Dividen dengan menggunakan Regresi Linier Berganda”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang.

Gatot. 2012. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Kebijakan Dividen dengan Menggunakan Regresi Linier Berganda. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Ghazali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS


(19)

xi

Gitman J. Lawrence. 2000. Principle of Managerial Finance. Ninth Edition. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company

Kieso E. Donald, Weygant J. Jerry, Warfield D. Terry. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Lucyanda dan Lyliana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan struktur kepemilikan terhadap Divident Payout Ratio. Jurnal Akuntansi. Vol. 1. No. 2. Pp. 129-138.

Rialdi, 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Dividend Pyout Ratio pada Perusahaan Manufaktur. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama, Bandung.

Ross et al. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance

Fundamental). Buku 2. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Rosdini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Working Paper in Accounting and Finance.

Santoso, Iman. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku 2. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suhadak dan Ari. 2011. Pemikiran Kebijakan Manajemen Keuangan. Malang: CV. Okani Bukaka.

Sutrisno. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout

Ratio. TEMA. Vol. 2 No. 1.

Weston, Copeland E. Thomas. 2010. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat terutama perusahaan go public yang menghadapi persaingan tidak

hanya dalam satu sektor industri saja melainkan antar sektor industri. Selain untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, perusahaan mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan serta menjaga eksistensinya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan salah satu fungsi strategik yang berkaitan dengan pengelolaan kinerja perusahaan diantaranya yakni manajemen keuangan.

Banyak perusahaan yang harus memutar otak dan berusaha untuk dapat menjalankan roda bisnisnya. Salah satu perusahaan itu adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur bergerak dalam bidang seperti makanan dan minuman, rokok, produk tekstil dan turunannya, farmasi, produk kayu, produk kertas dan turunannya, kimia dan turunannya, perekat, produk plastik, kaca, semen, produk logam dan sebagainya. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi bahan setengah jadi ataupun jadi melalui proses produksi, sehingga rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti perubahan harga bahan baku maupun perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.


(21)

2

Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas atau tunai. Jika suatu perusahaan memperoleh laba setiap tahunnya mereka akan berpikir apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham atau seluruhnya ditahan untuk diinvestasikan kembali, oleh karena itu suatu perusahaan perlu menerapkan kebijakan dividen, dimana kebijakan dividen merupakan keputusan yang akan diambil perusahaan, terkait apakah mereka akan membagikan sebagian laba mereka kepada pemegang saham atau tetap menahan laba mereka untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

Masalah keagenan timbul karena adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh manajer sebagai agen dan pemegang saham sebagai principal.

Manajer sering kali memiliki lebih banyak informasi tentang kondisi dan kinerja perusahaan dari pada manajer. Ketidakseimbangan informasi antara manajer dan pemegang saham ini disebut sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi ini dapat membuat manajer mungkin tidak selalu bertindak demi kepentingan investor. Salah satu tindakan yang dimaksud adalah ketika manajer menggunakan arus kas bebas (free cash flow) yang ada

untuk menguntungkan dirinya sendiri.

Arus kas bebas (free cash flow) merupakan kas yang bebas

didistribusikan oleh perusahaan kepada kreditor atau pemegang saham karena tidak dibutuhkan untuk modal kerja atau investasi tetap (Ross et al 2009:46). Salah satu cara untuk mengurangi free cash flow yaitu dengan melakukan


(22)

3

agar sisa dana tersebut dibagikan, sehingga akan menambah kesejahteraan mereka, sehingga terjadi kecenderungan semakin tinggi free cash flow, maka

akan semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan, demikian pula sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dividen dapat mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi manajer.

Hutang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Perusahaan dengan hutang yang tinggi akan memiliki kebijakan dividen yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi cenderung membagikan dividen dalam jumlah yang lebih rendah karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi hutangnya guna meminimalisir resiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Laba menjelaskan tentang indikator laba bersih perusahaan yang dihitung dari presentase laba bersih per saham. Semakin tinggi laba menandakan bahwa perusahaan semakin banyak mensejahterakan kekayaan pemegang saham yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham. Jika dari tahun ke tahun perusahaan memiliki keuntungan yang signifikan tentu saja investor cenderung memiliki harapan yang optimis atas pengembalian yang pasti didapatnya, sementara jika perusahaan mengalami kerugian maka secara otomatis investor akan mengetahui kerugian yang akan diperolehnya. Laba juga digunakan dalam penentuan besar kecilnya pembagian dividen perusahaan berdasarkan tingkat laba yang diperoleh setiap tahunnya. Sehingga peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investor berupa pendapatan bagi investor.


(23)

4

Berbagai jurnal penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa variabel free cash flow memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap dividen, yang berarti gambaran kecenderungan bahwa jika proporsi free cash flow semakin tinggi, maka jumlah dividen yang akan

dibayarkan semakin tinggi pula (Rosdini, 2009, Lucyanda dan Lyliana, 2012). Jurnal penelitian selanjutnya mengenai variabel free cash flow, profitabilitas

(ROA), likuiditas (cash ratio), dan earning per share masing-masing tidak

berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel leverage (debt equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (Gatot, 2012).

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang keberhasilannya sangat bergantung pada keadaan perekonomian suatu negara, termasuk yang belum lama ini terjadi di Indonesia. Keadaan perekonomian Indonesia

belakangan ini menunjukan pergerakan fluktuatif, bahkan mengalami

perlambatan, dilihat dari laju inflasi belakangan ini yang sangat fluktuatif, sehingga perlu menjadi perhatian bagi perusahaan manufaktur dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Keadaan tersebut dapat membuat harga komoditi sebagai bahan baku produksi utama, dimana lebih dari 75% bahan baku industri manufaktur Indonesia adalah impor akan menjadi sangat mahal yang akan diikuti dengan melemahnya minat konsumen yang dapat membuat perusahaan manufaktur semakin terpuruk. Seperti yang terjadi pada tahun 2013 silam dimana hampir seluruh industri manufaktur terimbas pelemahan nilai tukar, diantaranya adalah industri elektronik, industri otomotif, tekstil, kemasan, dan alas kaki, yang dimana sebagian besar berpusat pada pasar domestik (www.kontan.co.id).


(24)

5

Pelemahan rupiah otomatis menjadi penghambat performa emiten yang mempunyai utang dalam dollar AS dan berpotensi menggerus laba perusahaan. Pembagian dividen perusahaan manufaktur mengalami perubahan setiap tahunnya, tahun 2012 berjumlah 56 perusahaan, tahun 2013 berjumlah 62 perusahaan dan tahun 2014 mengalami penurunan secara drastis yaitu hanya 34 perusahaan manufaktur yang membagikan dividen

(www.idx.co.id).

Berdasarkan uraian diatas, terdapat data empiris mengenai variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1: Jumlah Kas, Hutang, Laba dan Dividen pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012-2014 (jutaan rupiah)

Tahun Kas (Rp) Hutang (Rp) Laba (Rp) Dividen (Rp)

2012 78.163.883 408.350.252 76.377.899 29.916.765

2013 95.897.246 511.884.201 78.417.665 41.815.600

2014 98.743.890 559.263.366 74.838.344 30.884.433

Sumber: Indonesian CapitaL Market Directory, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 1 menunjukkan jumlah kas, hutang, laba dan dividen pada perusahaan manufaktur tahun 2012-2014. Berdasarkan teori menurut (Brigham, 2012:232), kekurangan kas pada bank dapat membatasi pembayaran dividen. Arus kas bebas merupakan salah satu pembahasan dari arus kas dari aset, semakin besar jumlah free cash flow, maka jumlah dividen

yang dibagikan oleh perusahaan semakin besar, dan apabila kas menunjukkan jumlah yang tinggi maka jumlah dividen juga akan meningkat.


(25)

6

Jumlah kas perusahaan manufaktur mengalami peningkatan berturut-turut dari tahun 2012 ke tahun 2014. Namun, jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan tahun 2014 jumlah dividen mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa kenaikan jumlah kas pada tahun 2014 tidak diikuti dengan kenaikan jumlah dividen tahun 2014 yang dibagikan oleh perusahaan ke pemegang saham.

Jumlah hutang mengalami peningkatan berturut-turut dari tahun 2012 hingga tahun 2014, sedangkan jumlah dividen mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini bertentangan dengan teori (Kieso, 2002:362), semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham.

Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi memiliki perbedaan dengan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah dalam pembagian jumlah dividen. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan membagikan jumlah dividen yang rendah, sedangkan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah akan membagikan jumlah dividen yang tinggi.

Jumlah laba tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2012 ke tahun 2013 laba mengalami peningkatan yang cukup stabil, sedangkan tahun 2013 ke tahun 2014 laba mengalami penurunan. Jumlah dividen pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan pada tahun 2014 dividen mengalami


(26)

7

penurunan yang cukup signifikan. (Copeland, 2010:127), menyimpulkan bahwa perusahaan yang tidak stabil, tidak yakin apakah laba yang diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang dapat tercapai, sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba saat ini. Laba pada tahun 2014 menurun tidak signifikan dari tahun 2013, namun jumlah pembagian dividen menurun cukup signifikan.

Hal ini menandakan pembagian dividen perusahaan tidak hanya dilihat dari faktor besar kecilnya laba yang diterima perusahaan, perusahaan bisa membayar dividen lebih rendah karena laba digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keputusan pembagian dividen dengan judul “Pengaruh Arus Kas Bebas, Hutang dan Laba terhadap Dividen pada

Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah variabel arus kas bebas, hutang dan laba berpengaruh signifikan terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014?


(27)

8

2. Diantara variabel arus kas bebas, hutang dan laba manakah yang paling berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel arus kas bebas, hutang dan laba terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

D. Batasan Masalah

Penelitian ini didasarkan hanya pada variabel Arus Kas Bebas, Hutang yang menggunakan alat ukur Debt Assets Ratio, dan Laba yang menggunakan

alat ukur Earning Per Share, selain itu penelitian ini hanya didasarkan pada

perusahaan yang bergerak atau tergolong dalam bidang manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014.

E. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:


(28)

9

1. Bagi pihak perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan yang baik, terutama kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan yang diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam upaya mengurangi konflik keagenan.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan investor terkait dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan, dan memberikan informasi dalam hal penanaman modal ke perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.


(1)

Berbagai jurnal penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa variabel free cash flow memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen, yang berarti gambaran kecenderungan bahwa jika proporsi free cash flow semakin tinggi, maka jumlah dividen yang akan dibayarkan semakin tinggi pula (Rosdini, 2009, Lucyanda dan Lyliana, 2012). Jurnal penelitian selanjutnya mengenai variabel free cash flow, profitabilitas (ROA), likuiditas (cash ratio), dan earning per share masing-masing tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel leverage (debt equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (Gatot, 2012).

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang keberhasilannya sangat bergantung pada keadaan perekonomian suatu negara, termasuk yang belum lama ini terjadi di Indonesia. Keadaan perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukan pergerakan fluktuatif, bahkan mengalami perlambatan, dilihat dari laju inflasi belakangan ini yang sangat fluktuatif, sehingga perlu menjadi perhatian bagi perusahaan manufaktur dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Keadaan tersebut dapat membuat harga komoditi sebagai bahan baku produksi utama, dimana lebih dari 75% bahan baku industri manufaktur Indonesia adalah impor akan menjadi sangat mahal yang akan diikuti dengan melemahnya minat konsumen yang dapat membuat perusahaan manufaktur semakin terpuruk. Seperti yang terjadi pada tahun 2013 silam dimana hampir seluruh industri manufaktur terimbas pelemahan nilai tukar, diantaranya adalah industri elektronik, industri otomotif, tekstil, kemasan, dan alas kaki, yang dimana sebagian besar berpusat pada pasar domestik (www.kontan.co.id).


(2)

Pelemahan rupiah otomatis menjadi penghambat performa emiten yang mempunyai utang dalam dollar AS dan berpotensi menggerus laba perusahaan. Pembagian dividen perusahaan manufaktur mengalami perubahan setiap tahunnya, tahun 2012 berjumlah 56 perusahaan, tahun 2013 berjumlah 62 perusahaan dan tahun 2014 mengalami penurunan secara drastis yaitu hanya 34 perusahaan manufaktur yang membagikan dividen (www.idx.co.id).

Berdasarkan uraian diatas, terdapat data empiris mengenai variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1: Jumlah Kas, Hutang, Laba dan Dividen pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012-2014 (jutaan rupiah)

Tahun Kas (Rp) Hutang (Rp) Laba (Rp) Dividen (Rp) 2012 78.163.883 408.350.252 76.377.899 29.916.765 2013 95.897.246 511.884.201 78.417.665 41.815.600 2014 98.743.890 559.263.366 74.838.344 30.884.433 Sumber: Indonesian CapitaL Market Directory, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 1 menunjukkan jumlah kas, hutang, laba dan dividen pada perusahaan manufaktur tahun 2012-2014. Berdasarkan teori menurut (Brigham, 2012:232), kekurangan kas pada bank dapat membatasi pembayaran dividen. Arus kas bebas merupakan salah satu pembahasan dari arus kas dari aset, semakin besar jumlah free cash flow, maka jumlah dividen yang dibagikan oleh perusahaan semakin besar, dan apabila kas menunjukkan jumlah yang tinggi maka jumlah dividen juga akan meningkat.


(3)

Jumlah kas perusahaan manufaktur mengalami peningkatan berturut-turut dari tahun 2012 ke tahun 2014. Namun, jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan tahun 2014 jumlah dividen mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa kenaikan jumlah kas pada tahun 2014 tidak diikuti dengan kenaikan jumlah dividen tahun 2014 yang dibagikan oleh perusahaan ke pemegang saham.

Jumlah hutang mengalami peningkatan berturut-turut dari tahun 2012 hingga tahun 2014, sedangkan jumlah dividen mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini bertentangan dengan teori (Kieso, 2002:362), semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham.

Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi memiliki perbedaan dengan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah dalam pembagian jumlah dividen. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan membagikan jumlah dividen yang rendah, sedangkan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah akan membagikan jumlah dividen yang tinggi.

Jumlah laba tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2012 ke tahun 2013 laba mengalami peningkatan yang cukup stabil, sedangkan tahun 2013 ke tahun 2014 laba mengalami penurunan. Jumlah dividen pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan pada tahun 2014 dividen mengalami


(4)

penurunan yang cukup signifikan. (Copeland, 2010:127), menyimpulkan bahwa perusahaan yang tidak stabil, tidak yakin apakah laba yang diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang dapat tercapai, sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba saat ini. Laba pada tahun 2014 menurun tidak signifikan dari tahun 2013, namun jumlah pembagian dividen menurun cukup signifikan.

Hal ini menandakan pembagian dividen perusahaan tidak hanya dilihat dari faktor besar kecilnya laba yang diterima perusahaan, perusahaan bisa membayar dividen lebih rendah karena laba digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keputusan pembagian dividen dengan judul “Pengaruh Arus Kas Bebas, Hutang dan Laba terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah variabel arus kas bebas, hutang dan laba berpengaruh signifikan terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014?


(5)

2. Diantara variabel arus kas bebas, hutang dan laba manakah yang paling berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel arus kas bebas, hutang dan laba terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

D. Batasan Masalah

Penelitian ini didasarkan hanya pada variabel Arus Kas Bebas, Hutang yang menggunakan alat ukur Debt Assets Ratio, dan Laba yang menggunakan alat ukur Earning Per Share, selain itu penelitian ini hanya didasarkan pada perusahaan yang bergerak atau tergolong dalam bidang manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014.

E. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:


(6)

1. Bagi pihak perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan yang baik, terutama kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan yang diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam upaya mengurangi konflik keagenan.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan investor terkait dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan, dan memberikan informasi dalam hal penanaman modal ke perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 91 84

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Laba, Arus Kas Bebas, dan Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Deviden pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 80 75

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 31 77

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 25

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 13