Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR JENIS OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013

OLEH

JULIANTO L MANURUNG 080503071

S-1 AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang, Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufkatur Jenis Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 2011-2013 adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 April 2015

080503071 Julianto L Manurung


(3)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh variabel bebas (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan) terhadap dividen kas sebagai variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan diterima investor setiap tahunnya, dan bagaimana mengantisipasi kesalahan dalam menginvestasikan modal ke perusahaan tertentu.

Hipotesis pada penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap dividen kas.

Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini dilakukan terhadap 22 perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat menjadi sampel dalam penelitian ini pada tahun 2011-2013.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa baik secara parsial dan simultan variabel bebas (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hal ini menandakan bahwa masih ada variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sehingga investor diharapkan dapat mengambil keputusan yang baik.

Kata kunci: Laba akuntansi, Arus kas operasi, Kebijakan hutang, Ukuran perusahaan dan Dividen kas.


(4)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how extent effect of the independent variables (accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size) toward cash dividends as dependent variable. The purpose of this research is to know the influence of how much dividend give to the investors every year, and how to anticipate the mistake in capital investment at the firm.

The hypothesis in this research is accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size take effect to cash dividend partially and simultaneous.

Data analysis in this research using multiple regression analysis. The samples of this research are 22 manufacturing firms automotive type list in Indonesia Stock Exchange qualify as a sample for this research in 2011-2013.

The result conclude that partially and simultaneous the independent variables (accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size) don’t take effect significantly with cash dividend, so the investors are expected can take a good decisions.

Key words: Accounting profit, Operating cash flow, Debt policy, Firm size and Cash dividend


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah yang melimpah sehinggan penulis mampu menyelesaikan skripsi ini berjudul “Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang, Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufkatur Jenis Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 2011-2013”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan pernah terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA selaku dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen,Mafis selaku ketua departemen Akuntansi dan Drs.Hotmal Ja’far,M.M,Ak selaku sekretaris departemen Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Firman Syarief,M.Si,Ak selaku ketua program study S-1 Akuntansi dan dosen pembimbing akademik saya. Ibu Dra.Mutia Ismail,M.M,Ak selaku sekretaris program study S-1 Akuntansi.

4. Bapak Drs.Syahrul Rambe,M.M,Ak selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu dan pikirannya serta sabar dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Kepada keluarga saya terutama kepada nenek dan tante yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik bantuan materi dan motivasi.

6. Kepada teman-teman yang telah membantu memotivasi penulis baik tenaga maupun moral, Olivia Betris Panjaitan,SE, Moses Adiman Tamba,S.Ip, Polin Primahandi Rajagukguk,S.Ip, Reni Andriani,S.Ip, dan juga teman yang tidak dapat saya sebutkan semuanya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan anugerahnya kepada mereka semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan, terima kasih.

Medan, 25 Mei 2015


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK --- i

ABSTRACT--- ii

KATA PENGANTAR --- iii

DAFTAR ISI --- v

DAFTAR TABEL --- vii

DAFTAR GAMBAR --- viii

BAB I PENDAHULUAN --- 1

6.1Latar Belakang Masalah --- 1

6.2Perumusan Masalah --- 7

6.3Tujuan Penelitian --- 7

6.4Manfaat Penelitian --- 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA --- 10

2.1 Tinjauan Teoritis --- 10

2.1.1 Laba akuntansi --- 10

2.1.2 Arus kas operasi --- 13

2.1.3 Kebijakan hutang --- 15

2.1.4 Ukuran perusahaan --- 16

2.1.5 Dividen kas--- 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu --- 24

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian --- 29

2.3.1 Kerangka konseptual --- 29

2.3.2 Hipotesis penelitian --- 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN --- 34

3.1 Jenis dan Tujuan Peneltian --- 34

3.2 defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel --- 34

3.2.1 Varibel independen --- 35

3.2.2 Variabel dependen --- 36

3.3 Populasi dan Sampel --- 38


(8)

3.3.2 Sampel --- 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data --- 41

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data --- 41

3.5.1 Analisis Akuntansi --- 42

3.5.2 Analisis Regresi --- 43

3.5.3 Analisis Korelasi --- 48

3.5.4 Analisis Koefisien Determinasi --- 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN--- 50

4.1 Deskriptif Sampel Penelitian --- 50

4.2 Analisis Statistik Deskriptif --- 51

4.3 Uji Asumsi Klasik --- 52

4.3.1 Uji normalitas --- 52

4.3.2 Uji multikolinieritas --- 59

4.3.3 Uji heterokedastisitas --- 61

4.3.4 Uji autokorelasi --- 62

4.4 Uji Hipotesis --- 63

4.4.1 Koefisien determinasi (R2) --- 64

4.4.2 Uji F --- 65

4.4.3 Uji T --- 65

4.5 Interpretasi Hasil--- 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN--- 71

5.1 Kesimpulan --- 71

5.2 Keterbatasan --- 74

5.3 Saran --- 74


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Tinjauan peneliti terdahulu --- 24

3.1 Defenisi operasional dan skala pengukuran --- 36

3.2 Daftar nama dan kode sampel perusahaan --- 39

4.1 Analsis statistik deskriptif--- 51

4.2 one-Sample Kolmogorov-Smirnov Test --- 55

4.3 Analisis statistik deskriptif setelah transformasi data --- 56

4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah transformasi data --- 59

4.5 Uji multikolinieritas --- 60

4.6 Hasil uji autokorelasi --- 62

4.7 Hasil uji koefisien regresi --- 63

4.8 Hasil uji determinasi --- 64

4.9 Hasil uji signifikansi simultan (Uji F) --- 65

5.0 Hasil uji signifikansi parsial (uji T) --- 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Halaman

2.1 Kerangka konseptual --- 30 4.1 Hasil uji histogram of regression standardized residual --- 53 4.2 Hasil Uji P-Plot of Regression Standardized Residual --- 54 4.3 Hasil Uji Histogram of Regression Standardized Residual

setelah transformasi data --- 57 4.4 Hasil Uji P-Plot of Regression Standardized Residual

Setelah Transformasi Data --- 58 4.5 Hasil uji heterokedastisitas --- 61


(11)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh variabel bebas (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan) terhadap dividen kas sebagai variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan diterima investor setiap tahunnya, dan bagaimana mengantisipasi kesalahan dalam menginvestasikan modal ke perusahaan tertentu.

Hipotesis pada penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap dividen kas.

Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini dilakukan terhadap 22 perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat menjadi sampel dalam penelitian ini pada tahun 2011-2013.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa baik secara parsial dan simultan variabel bebas (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hal ini menandakan bahwa masih ada variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sehingga investor diharapkan dapat mengambil keputusan yang baik.

Kata kunci: Laba akuntansi, Arus kas operasi, Kebijakan hutang, Ukuran perusahaan dan Dividen kas.


(12)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how extent effect of the independent variables (accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size) toward cash dividends as dependent variable. The purpose of this research is to know the influence of how much dividend give to the investors every year, and how to anticipate the mistake in capital investment at the firm.

The hypothesis in this research is accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size take effect to cash dividend partially and simultaneous.

Data analysis in this research using multiple regression analysis. The samples of this research are 22 manufacturing firms automotive type list in Indonesia Stock Exchange qualify as a sample for this research in 2011-2013.

The result conclude that partially and simultaneous the independent variables (accounting profit, operating cash flow, debt policy and firm size) don’t take effect significantly with cash dividend, so the investors are expected can take a good decisions.

Key words: Accounting profit, Operating cash flow, Debt policy, Firm size and Cash dividend


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), pembangunan dan perluasan wilayah (expansion). Apabila perusahaan tidak mampu bersaing dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis (business environment) yang cenderung dinamis maka akan kalah bersaing serta digantikan perusahaan lain yang lebih peka terhadapat perubahan.

Perubahan yang terjadi membuat negara-negara membuat kebijakan dalam menghadapinya agar perusahaan-perusahaan dalam negeri mampu membuat referensi maupun keputusan yang baik. Dan perusahaan terkadang membuat keputusan sendiri dalam menghadapi perubahan tersebut.

Kebanyakan negara pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi financial sehingga pertumbuhannya harus dipacu. Fungsi ekonomi maksudnya pasar modal menyalurkan dana dari investor ke perusahan untuk memperlancar perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan investasinya. Fungsi financial merupakan reward bagi investor dari hasil investasinya.

Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan sahamnya di bursa efek, dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Banyak jenis-jenis perusahaan yang menjadi pilihan bagi investor dalam menginvestasikan modalnya.

Umumnya sektor manufaktur adalah salah satu bidang usaha yang paling banyak digeluti perusahaan. Hal ini disebabkan karena produk dari sektor manufaktur memberikan


(14)

nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk jasa, menuntut adanya tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan keuntungan yang besar.

Kejadian yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2012-2014 adalah dampak krisis ekonomi 1997/1998 sangat mempengaruhi kondisi perusahaan manufaktur. Krisis tersebut menyebabkan kemerosotan pada industri manufaktur.

Menurut Mayangsari (2001:1) berdasarkan hasil penelitiannya terhadap perusahaan manufaktur di Indonesia bahwa salah satu penyebab meradangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat terjadi krisis adalah pada umumnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya tanpa pertimbangan sehingga aktivitas-aktivitas yang seharusnya didanai dengan utang jangka panjang justru didanai dengan utang jangka pendek demikian pula sebaliknya, pada saat itu banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Untuk menghadapi kondisi krisis saat itu menuntut setiap perusahaan menerapkan kebijakan strategis agar dapat bertahan hingga saat ini. Kebijakan ini terutama menyangkut bagaimana pemenuhan dana dengan tepat dan efisien bagi perusahaan.

Perusahaan harus menerapkan manajemen keuangan yang baik guna memperoleh sumber keuangan/ modal yang maksimal dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Salah satu langkah konkrit yang dapat ditempuh oleh setiap perusahaan adalah melakukan perencanaan target laba.

Laporan arus kas operasi dalam suatu perusahaan berguna sebagai alat peramalan untuk menganalisis arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) dari rencana aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sehingga prediksi kemampuan membayar dan tingkat pembagian dividen tunai dapat diketahui.


(15)

Kebijakan hutang dalam suatu perusahaan mempengaruhi jenis pendanaan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus hati-hati, karena kasus kebijakan hutang ini sudah pernah terjadi dan sangat mempengaruhi kebijakan dividen dalam suatu perusahaan.

Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung memiliki suatu kemudahaan dalam aksesnya menuju pasar modal. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi fleksibilitas perusahaan besar tersebut daam memperoleh dana dalam jumlah besar. Perolehan dana tersebut dapat digunakan sebagai pembayaran dividen bagi pemegang sahamnya.

Banyaknya perusahaan yang tidak membagikan dividennya khususnya dalam bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan tersebut memperoleh laba. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand theory” yang artinya investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

Murtanto dan Feby (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba akuntasi dan laba tunai dengan dividen kas. Mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitianya itu dikemukakan bahwa adanya hubungan kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.

Anan (2011) dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2005-2007. Beliau menganalisis 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penelitiannya itu dikemukakan bahwa secara parsial laba akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas, dan laba tunai secara parsial tidak berpengaruh signifikan


(16)

terhadap dividen kas. Dan secara simultan laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas.

Raymond Ronosulistyo (2010) dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh arus kas terhadap pembagian dividen tunai. Berdasarkan penelitian tersebut dikemukakan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembagian dividen kas.

Asep Suriadi (2011) yang melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia, dan aneka industri yang terdaftar di BEI, dikemukakan bahwa arus kas operasi sangat berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Ratih Fitria Sari (2010) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen, dalam penelitiannya dikemukakan bahwa kebijakan hutang perpengaruh negatif terhadap dividen.

Melanie Sugiarto (2011) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan hutang sebagai intervening. Berdasarkan penelitiannya beliau mengemukakan bahwa dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Devi dan Erawati (2014) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, dan ukuran perusahaan pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur. Berdasarkan penelitiannya mereka mengemukakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan.


(17)

Uswatun Khasanah (2009) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh investasi, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Berdasarkan penelitiannya beliau mengemukakan bahwa ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapapun dividen yang akan dibagikan.

Fenomena yang menunjukkan ketidakkonsistenan dari berbagai peneliti terdahulu bahwa ada yang menyatakan laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas, ada juga hasil penelitian yang menyatakan laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap dividenkas.

Demikian halnya dengan kebijakan hutang dan ukuran perusahaan, ada peneliti yang mengungkapkan kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap dividen dan ada juga peneliti yang mengungkapkan kebijakan hutang berpengaruh negatif.

Ada peneliti yang mengungkapkan ukuran perusahaan mempengaruhi berapa dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan ada peneliti yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapa dividen yang akan dibagikan, mengapa penelitian mereka dengan variable yang sama bisa memiliki hasil atau kesimpulan yang berbeda-beda?

Dari fenomena ini maka penulis sangat tertarik untuk meneliti kembali, untuk itu penulis membuat suatu penelitian dengan judul:

“Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang, Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia”


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas? 2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas? 3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap dividen kas? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap dividen kas?

5. Apakah laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftra di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.


(19)

4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013.

5. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Sangat diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, mengetahui lebih dalam tentang pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap dividen kas pada perusahaan yang senantiasa berguna dalam menyelesaikan studi yang sedang dijalani serta untuk masa depan.

2. Bagi investor, lebih mengerti, dapat memilih keputusan yang baik dalam menanamkan investasinya.

3. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi, pertimbangan, dan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan dividen kas. 4. Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat menjadi referensi yang baik dalam meneliti


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laba akuntansi

Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak.

Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan karena laba akuntansi dapat digunakan untuk ramalan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual dengan tujuan utamnya untuk pengukuran laba. Dua proses dalam pengukuran laba yaitu pengakuan pendapatan (revenue recognition) dan pengaitan beban (hooking expense). Menurut Wild.et.al. (2005:411) yang dikutip dari harahap (2007) Terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui:

1. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas,seperti piutang yang sah.

2. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.


(21)

Permasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi pertukaran harga (exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga dalam menentukan laba akuntansi menurut Harahap (2007) yaitu :

1. Harga Historis (Historical Cost)

2. Harga Sekarang (Current Price)/ Harga Ganti (Replacement Cost)/ Exit Price 3. Harga nanti, harga ganti nanti, atau harga exit price nanti.

4. Harga Diskonto/ Computed Amount.

Belkaoui (2000:217) mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi.

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan (terutama pendapatan yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran pendapatan. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.

2. Laba akuntansi didasarkan pada periode postulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pengukuran dan pengakuan.

4. Laba akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal biaya historis bagi perusahaan. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisasi pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya merupakan aset yang telah digunakan (expired

aguisition cost).

5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Menurut Belkaoui (1993) dalam manurung dan siregar (2008) beberapa kelebihan laba akuntansi adalah:

1. Terbukti teruji sepanjang

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yg didukung oleh bukti.

3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.


(22)

4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

Beberapa kelemahan laba akuntansi adalah:

1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi.

2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.

3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.

Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain:

1. Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.

2. Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

3. Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.

4. Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan (different income

for different purposes).

2.1.2 Arus Kas Operasi

Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan, sehingga aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan dengan dasar akrual. Laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas.

Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.


(23)

Menurut Soemarso (2004:44) “Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan”. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting,tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan.

Aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunanya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan.

Aktiva ini kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya, sehingga beban daya atau kapasitas aktiva operasional tersebut harus diserap menjadi bagian beban produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan. Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya.

Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.

Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.


(24)

2.1.3 Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Hutang mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan karena selain sebagai sumber pendanaan ekspansi, hutang juga dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan.

Ketersediaan terhadap sumber dana maupun modal sangat mempengaruhi kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang perusahaan. Perusahaan memerlukan dana yang besar dalam mendanai belanja modal perusahaan. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dari internal yaitu laba ditahan atau eksternal dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal.

Myer dan Majluf (1984) juga memperkenalkan adanya Pecking Order Hypothesis (POH), yang merupakan salah satu teori struktur modal modern dimana Pecking Order Hypothesis tersebut memprediksi bahwa perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Akan tetapi, perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang lebih besar.

2.1.4 Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka


(25)

perusahaan akan menderita kerugian Brigham dan Houston 2001) dalam Uswatun Khasanah (2009).

Menurut Mochfoedz (1994) dalam Rahmi (2010), Ukuran perusahaan pada dasarnya terbagi dalam tiga kategori:

1. Perusahaan besar (large firm)

Perusahaan besar merupakan perusahaan yang memiliki total asset yang besar. Perusahaan-perusahaan yang dikategorikan besar biasanya merupakan perusahaan yang telah go public di pasar modal dan perusahaan besar ini termasuk dalam kategori perusahaan yang sekurang-kurangnya memiliki aset Rp.200.000.000.000.

2. Perusahaan menengah (medium size)

Perusahaan menengah merupakan perusahaan yang memiliki total asset antara Rp.2.000.000.000 sampai Rp.200.000.000.000 dan perusahaan yang masuk kategori ini umumnya listing di papan pengembangan kedua.

3. Perusahaan kecil (small firm)

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki asset kurang dari Rp.2.000.000.000 dan belum terdaftar di bursa efek.

2.1.5 Dividen Kas

Menurut Skousen et al (2001:757) yang dikutip oleh Manurung dan Siregar (2008) ”Deviden adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”.

“Dividen adalah pembagian keuntungan yang dibagikan kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan saham”, Manurung dan Siregar (2008) menyatakan bahwa “Deviden adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara


(26)

proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Deviden ini merupakan suatu penghasilan atas investasi dan dapat berupa uang kas, harta selain kas dan dalam keadaan tertentu dapat berupa saham tambahan.

Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dari segi perusahaan , membagikan dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan pada perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividend Payout Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak. Untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana pembayarannya, John Lintner (1956: 97-133) dalam Harahap (2007) menjelaskan bahwa:

1. Perusahaan mempunyai target Dividend Payout Ratio jangka panjang

2. Manajer memfokuskan pada tingkat perubahan dividen dari pada tingkat absolut. 3. Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang, untuk menjaga

penghasilan. Perubahan penghasilan yang sementara tidak untuk mempengaruhi

Dividend Payout Ratio.

4. Manager bebas membuat perubahan deviden untuk keperluan cadangan. Penentuan besarnya Dividend Payout Ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya murah.

Ada beberapa kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut :


(27)

1. Kebijakan dividen yang stabil.

Kebijakan dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Kebijakan dividen yang stabil yang dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.

Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah dividen yang minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi di lain pihak apabila keadaan keuangan perusahaan baik maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut ditambahn dengan dividen tambahan. Apabila keadaan keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen minimal saja.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.

Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividend payout ratio yang konstan. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya.


(28)

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.

Penetapan dividend payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya likuiditas perusahaan, tingkat laba, kemampuan untuk meminjam, dan sebagainya. Dari pengaruh faktor intern ini perusahaan dapat mempengaruhi dan mengendalikan secara aktif sehingga akibatnya dapat dirasakan secara langsung.

Faktor ekstern yang merupakan pengaruh yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pajak atas dividen, pajak atas capital gains, akses ke pasar modal, perundangan, dan sebagainya. Dari pengaruh faktor ekstern ini perusahaan harus berusaha untuk menyesuaikan karena sulit untuk mengendalikannya.

Ada beberapa teori tentang kebijakan dividen yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Residual Dividend Policy

Kebijakan ini menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan merupakan sisa dari laba perusahaan setelah dikurangkan dengan yang dibayarkan untuk membiayai perencanaan modal perusahaan. Artinya, perusahaan membayarkan dividen hanya jika terdapat kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai proyek yang telah direncanakan.


(29)

Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata-rata yang dapat dihasilkan investor dari investasi lain dengan risiko yang sebanding.

2. Tax Preference Theory

Investor yang sudah makmur (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen) lebih menyukai perusahaan untuk menahan dan mengembalikan laba yang diperoleh untuk digunakan dalam perusahaan. Pertumbuhan laba menyebabkan harga saham lebih tinggi dan capital gains dengan pajak lebih rendah akan digantikan oleh dividen yang berpajak lebih tinggi. Menurut teori ini, investor lebih menyukai perusahaan yang membayar dividen lebih rendah daripada perusahaan yang membayar dividen lebih tinggi.

3. Signaling Theory

Menurut dividend irrelevance theory (MM), setiap orang (investor dan manajer) memiliki informasi identik mengenai laba akan dating dan dividen perusahaan. Kenyataannya, investor yang berbeda memiliki pandangan berbeda terhadap tingkat pembayaran dividen akan datang dan ketidakpastian yang melekat dalam pembayaran tersebut, karena manajer memiliki informasi lebih banyak tentang prospek akan datang daripada pemegang saham.

Kenaikan dividen seringkali diikuti dengan kenaikan harga saham, sedangkan pemotongan atau pengurangan dividen diikuti dengan penurunan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada capital gains. MM


(30)

menyatakan, perusahaan enggan mengurangi dividen sehingga tidak akan meningkatkan dividen, kecuali perusahaan mengantisipasi adanya laba berjumlah besar pada periode akan datang.

Kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan menjadi sinyal bagi investor bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan laba yang baik. Sebaliknya, penurunan dividen akan menjadi sinyal pertumbuhan laba yang buruk pada masa akan datang. Pengumuman dividen yang meyebabkan perubahan harga mengindikasikan adanya

information/signaling content (kandungan informasi). 4. Hipotesis Pecking Order

Hipotesis Pecking Order menyatakan bahwa perusahaan yang profitable memiliki dorongan untuk membayar dividen relatif rendah dalam rangka memiliki dana internal lebih banyak untuk membiayai proyek-proyek investasinya. Bahkan bagi perusahaan bertumbuh, peningkatan dividen dapat menjadi berita buruk (bad news) karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana investasinya.

5. Clientele Effect

Menurut teori ini, pemegang saham dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Kelompok-kelompok yang berbeda (different groups) atau clienteles dari pemegang saham menyukai kebijakan pembayaran dividen yang berbeda. Menurut teori ini, perusahaan dapat mengubah kebijakan pembayaran dividen karena pemegang saham dengan sendirinya akan menjual sahamnya kepada investor lain jika mereka tidak suka dengan kebijakan yang baru.


(31)

6. Smoothing Theory

Teori ini dikembangkan oleh Lintner (1956) dalam Harahap (2007). Lintner menyatakan bahwa jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya. Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase.

Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya, dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan semakin kuat. Menurut Ang (1997) dalam Harahap (2007), Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara Dividend Per

Share dengan earning per share, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan Dividend Per Share (DPS) terhadap pertumbuhan Earning Per Share (EPS).

Besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi beberapa faktor : 1. Faktor Likuiditas.

Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan DPR dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan DPR.

2. Kebutuhan dana untuk melunasi hutang.

Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas, maka akan berakibat menurunkan DPR dan sebaliknya.


(32)

Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi DPR karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.

4. Faktor Pengawasan.

Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung memperkuat modal sendiri sehingga mangakibatkan kenaikan DPR, dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan DPR.

5. Ketentuan-ketentuan dari pemerintah.

Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.

6. Pajak kekayaan/ Penghasilan dari pemegang saham.

Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka DPR lebih tinggi dibanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan peneliti terdahulu No. Nama peneliti

(tahun)

Judul penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Murtanto dan Febby (2004)

Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI Periode 1999-2001 Variabel independen: -laba akuntansi -laba Tunai Variabel dependen: -dividen Kas Terdapat hubungan kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.


(33)

2. Anan (2010) Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai

Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI Periode 2005-2008 Variabel independen: -Laba akuntansi -Laba tunai Variabel dependen: -Dividen Kas

Secara parsial laba akuntansi

berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas, dan secara simultan laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas.

3. Raymond Ronosulistyo (2010)

Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

Variabel independen: -Arus Kas

Variabel dependen: -Dividen Tunai

Arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembagian dividen kas.

4. Asep Suriadi (2011)

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Sektor Industri Dasar, Kimia, dan Aneka Industri yang Terdaftar di BEI.

Variabel Independen: -Laba Akuntansi -Arus Kas Operasi Variabel Dependen: -Dividen Kas

Arus kas operasi sangat berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

5. Ratih Fitria Sari (2010) Analisis Pengaruh Kepemilikan Manjerial, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuruan Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Variabel Independen: - Kepemilikan Manajerial

- Kebijakan Hutang - Profitabilitas - Ukuran Perusahaan - Kesempatan Investasi

Kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap dividen.


(34)

Dividen. Variabel Dependen: -Kebijakan Dividen 6. Melanie

Sugiarto (2011)

Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang Sebagai Intervening. Variabel Independen: -Struktur Kepemilikan -Kebijakan Dividen Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan -Kebijakan Hutang Dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

7. Devi dan Erawati (2014)

Analisis Pengaruh Kepemilikian

Manajerial, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur. Variabel Independen: -Kepemilikan Manajerial -Leverage -Ukuran Perusahaan Variabel Dependen -Kebijakan Dividen Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan.

8. Uswatuh Khasanah (2009) Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta

Islamic Index. Variabel Independen: -Investasi -Likuiditas -Profitabilitas -Ukuran perusahaan Variabel Dependen: -Kebijakan Dividen Ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapapun dividen yang akan dibagikan.

1. Murtanto dan Febby pada tahun 2004 melakukan analisis dengan judul Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI Periode 1999-2001.


(35)

Hasil analisisnya adalah Terdapat hubungan kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.

2. Anan pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI Periode 2005-2008. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah Secara parsial laba akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas, dan secara simultan laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas.

3. Raymond Ronosulistyo pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembagian dividen kas.

4. Asep Suriadi pada tahun 2011 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Sektor Industri Dasar, Kimia, dan Aneka Industri yang Terdaftar di BEI. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah arus kas operasi sangat berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

5. Ratih Fitria Sari pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Kepemilikan Manjerial, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuruan Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap dividen.


(36)

6. Melanie Sugiarto pada tahun 2011 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang Sebagai Intervening. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan terhadap kebijakan hutang. 7. Devi dan Erawati pada tahun 2014 melakukan penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Kepemilikian Manajerial, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan.

8. Uswatuh Khasanah pada tahun 2009 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil atau kesimpulan penelitiannya adalah ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapapun dividen yang akan dibagikan.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian seperti yang tertera pada gambar di halaman berikut:


(37)

H1

H2

H5

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran

Perusahaan (X4)

Kebijakan Hutang (X3)

Arus Kas Operasi (X2)

Dividen Kas (Y) Laba Akuntansi


(38)

Berdasarkan kerangka konseptual, dapat dibuat justifikasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Laba akuntansi adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak.

Laba akuntansi (X1) merupakan laba bersih suatu perusahaan dalam periode tertentu. Laba akuntansi memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas yang artinya, semakin tinggi laba akuntansi maka dividen kas akan semakin tinggi dan semakin rendah laba akuntansi maka dividen kas akan semakin rendah juga.

Arus kas operasi (X2) merupakan semua kejadian arus kas masuk dan arus kas keluar dalam kegiatan operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas operasi berbanding positif dengan dividen kas, artinya semakin tinggi arus kas operasi maka dividen kas akan semakin tinggi dan apabila arus kas operasi rendah maka dividen kas juga rendah.

Kebijakan hutang (X3) merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Kebijakan hutang memiliki hubungan negatif dengan dividen kas, artinya semakin tinggi hutang maka dividen yang akan dibagikan rendah, dan apabila hutang rendah maka dividen yang akan dibagikan akan tinggi.

Ukuran perusahaan (X4) merupakan rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan dividen kas, artinya semakin besar


(39)

ukuran perusahaan maka dividen yang akan dibagikan akan tinggi, demikian sebaliknya ukuran perusahaan yang kecil memiliki dividen kas yang kecil.

Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik, dengan cara itu investor dapat menanamkan dananya ke perusahaan tersebut dengan cara membeli sahamnya. Dan salah satu jenis dividen yang dibagikan adalah dividen kas.

Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau menprediksi fenomena- fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya karena masih bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas H2: Arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas H3: Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap dividen kas H4: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap dividen kas

H5: Laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Tujuan Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variable atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara empat variabel dependen dengan satu variable independen sebagai pembandingnya, yaitu laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan (variable bebas) terhadap dividen kas (variable terikat).

3.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan bagaimana kita mengukur variabel, pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan angka - angka atau atribut - atribut tertentu.

Definisi dari operasional menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut. Sebuah definisi operasional juga bisa dijadikan sebagai batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan penelitian.

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi fokus dalam suatu penelitian. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.

3.2.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau


(41)

dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.

Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Laba akuntansi

Laba akuntansi adalah laba bersih yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan. Perhitungan didasarkan pada laba yang diperoleh dari aktivitas operasi perusahaan yang terus menerus (continuing operation) dimana unsur-unsur laba yang berifat extra ordinary atau yang berasal dari discountinued operation dikeluarkan dari perhitungan untuk menghilangkan unsur-unsur yang mungkin menyebabkan adanya pertumbuhan laba yang tidak biasa.

2. Arus kas operasi

Arus kas operasi merupakan suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dan laporan kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu.

3. Kebijakan hutang

Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.

4. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.


(42)

3.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat yang akan berubah karena adanya variabel independen yang mempengaruhinya. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen kas.

1. Dividen Kas

Dividen kas adalah pembagi berdasarkan banyakny dan memang adalah tujuan utama suat

Tabel 3.1

Defenisi operasional dan skala pengukuran Variabel

Penelitian

Defenisi operasional Pengukuran Skala

Laba akuntansi

Laba yang perhitungannya

didasarkan pada laba yang diperoleh dari aktivitas operasi perusahaan yang terus menerus, dimana unsur-unsur laba yang bersifat

extraordinary atau yang berasal dari discontinued operation dikeluarkan

perhitungan untuk menghilangkan unsur-unsur yang mungkin

menyebabkan adanya pertumbuhan

Total pendapatan dikurangi Total biaya.


(43)

laba yang tidak biasa. Arus kas

operasi

Arus kas operasi merupakan pengeluaran dan penerimaan kas suatu perusahaan dari dan untuk kegiatan operasi selama satu periode tertentu.

Arus kas masuk-Arus kas keluar

Nominal

Kebijakan hutang

Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam rangka

memperoleh sumber pendanaan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Total hutang/Total aset Rasio Ukuran perusahaan

Nilai suatu perusahaan yang dilihat dari total asset yang dimilikinya sehingga dapat dilihat kemampuan perusahaan tersebut dalam

pemasaran, profitabilitas, dll.

Ln Total aset Rasio

Dividen kas Pembagian laba kepada pemegang saham sesuai jumlah saham yang dimiliki yang akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia di perusahaan.

Total laba yang siap untuk dibagikan dibagi dengan total saham yang

beredar.


(44)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011– 2013 yang berjumlah 22 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan metode

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian

berdasarkan kriteria tertentu.

Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

b. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2011- 2013. c. Perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2013. d. Perusahaan yang menghasilkan laba sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. e. Membayar dividen kas dalam tahun 2011-2013.

Adapun industri manufaktur jenis otomotif yang memenuhi kriteria-kriteria di atas dan dijadikan sampel penelitian, berjumlah 5 perusahaan adalah sebagai berikut:


(45)

Tabel 3.2

Dafar nama dan kode sampel perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1. PT. Astra Internasional Tbk. ASII 2. PT. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3. PT. Goodyear Indonesia Tbk. GDYR

4. PT. Indospring Tbk. INDS

5. PT. Selamat Sempurna Tbk. SMSM

6. PT. Trias Sentosa Tbk. TRST

7. PT. Nipress Tbk. NIPS

8. PT. Total Bangun Persada Tbk. TOTL

9. PT. Tunas Ridean Tbk. TURI

10. PT. United Tractor Tbk. UNTR 11. PT. Tigaraksa Satria Tbk. TGKA 12. PT. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 13. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN 14. PT. Polychem Indonesia Tbk. ADMG 15. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA

16. PT. Indo Kordsa Tbk. BRAM

17. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 18. PT. Mulitstrada Arah Sarana Tbk. MASA 19. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS 20. PT. Sugi Samapersada Tbk. SUGI


(46)

21. PT. Astra Agro Lestari Tbk. AALI 22. PT. Astra Graphia Tbk. AGSR 23. PT. Intraco Penta Tbk. INTA 24. PT. Renuka Coalindo Tbk. SQMI

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan penelitian ini dilakukan dengan cara telaah dokumen yang melakukan penelitian di pusat riset yakni di pasar modal untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan yaitu data sekunder, data yang telah tersedia di BEI yang berupa laporan keuangan tahunan dari industri manufaktur jenis otomotif selama periode 2011-2013. Berdasarkan sumber data tersebut, maka dapat diperoleh data meliputi data yang mendukung perhitungan laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan, dan dividen kas.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan menyajikan data mengenai laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan untuk periode 2011 sampai dengan 2013 untuk setiap perusahaan yang dijadikan sampel. Data tersebut selanjutnya akan diolah menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan pada setiap perusahaan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan terhadap dividen kas. Untuk menganalisis data yang ada melalui program SPSS (Software Program Service Solution). Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(47)

3.5.1 Analisis Regresi

Uraian mengenai analisis regresi adalah sebagai berikut: 3.5.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi, variabel bebas dan terikat, berdistribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis grafik normal P-P plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

• Data berdistribusi normal jika nilai sig (signifikan) lebih besar dari 0,05 (sig>0,05).

• Data berdistribusi tidak normal jika nilai sig (signifikan) lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05).

Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.1.2 Uji multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, digunakan analisis matrik korelasi antar variabel bebas dan tolerance serta perhitungan nilai Variance Inflatron Factor (VIF). Multikolinieritas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat.


(48)

Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih besar 0,10.

Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

• Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00.

• Terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00. Hipotesa Multikolinieritas :

Ho = tidak ada multikolinieritas Ha = ada multikolinieritas

3.5.1.3 Persamaan regresi

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan tingkat ketergantungan satu variabel terikat terhadap variabel bebas. Adapun model regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

^

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e Di mana:

^

Y = Deviden Kas X1 = Laba Akuntansi X2 = Arus Kas Operasi X3 = Kebijakan Hutang X4 = Ukuran Perusahaan b = Koefisien regresi


(49)

a = Konstanta e = Standar Eror 3.5.1.4 Uji auto korelasi

Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (error) pada periode sekarang (t) dengan kesalahan pengganggu (error) pada periode sebelumnya (t-1), dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas atas (du) dan 4-du maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Hipotesanya adalah :

• Jika 0<DW<d1, maka terdapat autokorelasi positif

• Jika 4-d1<DW<4, maka terdapat autokorelasi negatif

• Jika 4-d1<DW<4-d1, maka tidak ada kesimpulan

• Jika du<DW<4-du, maka tidak terdapat autokorelasi 3.5.1.5 Uji heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dengan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

• Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.


(50)

3.5.1.6 Uji hipotesis

Uji hipotesis dari penelitian ini terdiri dari: 1. Uji Statistik F

Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji statistik ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai sig.

• F lebih besar dari 0,05 maka, model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

• Sebaliknya, jika nilai sig. F lebih kecil dari 0,05 maka, model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen

2. Uji t-Statistik

Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara individu. Uji t-statistik ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

• Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu.

• jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu.

3.5.2 Analisis Korelasi

Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai derajat keeratan hubungan linear dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan


(51)

antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan, dan berapa besar koefisien hubungannya.

Korelasi dapat menghasilkan angka positif atau negative,

• Jika korelasi menghasilkan angka positif maka, hubungan kedua variabel bersifat searah. Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar.

• Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya kecil.

Angka korelasi berkisar antara -1 dengan 1,

• Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat.

• Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

• Hubungan linear positif sempurna akan mempunyai koefisien korelasi 1, sedangkan hubungan linear negatif sempurna akan mempunyai koefisien korelasi -1.

• Nilai koefisien korelasi sama dengan nol berarti tidak ada hubungan. 3.5.3 Analisis Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independen dalam menjelaskan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara nol dan satu. Nilai R-square kecil berarti kemampuan variable independen dalam menjelaskan variasi variable dependen sangat terbatas.

• Jika koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0), artinya variabel terikat tidak dapat diterangkan variabel bebas sama sekali.


(52)

• Jika koefisien determinasi sama dengan 1 (R2=1), artinya variabel bebas secara keseluruhan dapat menerangkan variabel terikat.


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: deskripsi umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi, pengujian variabel independen secara parsial dan simultan dengan model regresi, pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.1 Deskriptif Sampel Penelitian

Dari seluruh emiten yang terdaftar di BEI tidak semua dijadikan sampel penelitian, karena dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang mengeluarkan data-data keuangan. Penetapan sampel dilakukan dengan cara purpossive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Dari 24 perusahaan manufaktur jenis otomotif yang telah dibuat daftarnya pada bab sebelumnya, hanya 22 perusahaan yang memenuhi syarat penelitian untuk dijadikan sampel. 2 perusahaan lagi tidak memenuhi syarat karena ketidaklengkapan data dan tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan dividen kas. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang di publikasikan Bursa Efek Indonesia.


(54)

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian

Tabel 4.1. Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2011-2013

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui:

1. Jumlah sampel sebanyak 66.

2. Laba akuntansi memilki nilai rata-rata 1.569.265. Laba akuntansi terendah adalah -6.455 yaitu laba akuntansi dari PT. Renuka Coalindo Tbk. Laba akuntansi tertinggi adalah 2.274.2000 yaitu laba dari PT. Astra Internasional Tbk.

3. Arus kas operasi memiliki nilai rata-rata1 273.032. Arus kas operasi terendah adalah -2.876.087 yaitu pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. Arus kas tertinggi adalah 21.250.000 yaitu pada perusahaan PT. Astra Internasional Tbk. 4. Kebijakan hutang memiliki nilai rata-rata 0, 5121. Kebijakan hutang terendah

adalah 0,17 dimiliki oleh perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk dan kebijakan

Descriptive Statistics

laba akuntansi

arus kas operasi

kebijakan hutang

ukuran perusahaan

dividen

N Valid 66 66 66 66 66

Missing

Mean 1.569.265 1.273.032 .5121 14.774.271 1.194 Std. Deviation 4.662.007 3.638.833 .19593 38.995.634 5.066

Minimum -6.455 -2.876.087 .17 138.130 -102


(55)

hutang tertinggi adalah 1.00 dimilikioleh perusahaan PT. Renuka Coalindo Tbk.

5. Ukuran perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar 14.774.271. Ukuran perusahaan terendah adalah 138.130 yaitu PT. Renuka Coalindo Tbk. Ukuran perusahaan tertinggi adalah 213.994.000 yaitu PT. Astra Internasional Tbk. 6. Dividen memiliki nilai rata-rata 1.194. Dividen terendah adalah -102. yaitu

dividen PT. Intraco Penta Tbk. Dividen tertinggi adalah 40.000 yaitu dividen PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Normalitas variabel pengganggu umumnya dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat tabel histogram belum tentu bisa memastikan bahwa data memiliki distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.


(56)

Gambar 4.1.

Hasil Uji Histogram of Regression Standardized Residual


(57)

Gambar 4.2.

Hasil Uji P-Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regression standardized menunjukan pola grafik yang tidak normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang melenceng dari garis diagonal. Untuk memperkuat pengujian dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov.


(58)

Tabel 4.2 one-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber:Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Dari table 4.2 terlihat bahwa variabel memiliki nilai signifikan 0.000, dasar pengambilan keputusan untuk pengujian one-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah data normal apabila nilai signifikan untuk nilai residual lebih besar dari 0,05. Sehingga dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini terdistribusi secara tidak normal. Menurut Situmorang yang dikutip dalam Iskandar Muda (2010) beberapa cara untuk memperbaiki data yang menyebar secara tidak normal antara lain :

1. Melakukan transformasi data menjadi bentuk logaritma atau logaritma natural 2. Menambah jumlah data

3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data 4. Menerima data apa adanya.

Dalam hal ini peneliti akan melakukan transformasi data yang berbentuk nominal menjadi logaritma natural. Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan


(59)

jumlah sampel yang valid menjadi 52 pengamatan dengan analisis statistik deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2011-2013 setelah transformasi data

Statistics lndividen lnukuranper

usahaan

lnaruskasope rasi

lnlabaakunta nsi

kebijakan hutang

N Valid 62 66 55 63 66

Missing 4 0 11 3 0

Mean 5.3721 28.8239 26.3244 25.9523 .5121

Std. Deviation 1.78097 1.65062 2.01138 2.09494 .19593

Minimum 1.10 25.65 22.19 21.03 .17

Maximum 10.60 33.00 30.69 30.76 1.00


(60)

Sehingga diperoleh uji normalitas sebagai berikut:

Gambar 4.3 Hasil Uji Histogram of Regression Standardized Residual Setelah Transformasi Data


(61)

Gambar 4.4 Hasil Uji P-Plot of Regression Standardized Residual Setelah Transformasi Data

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Pada gambar 4.3 ditunjukkan bahwa histogram sudah menjadi normal dan pada gambar 4.4 grafik normal probability of regression standardized menunjukkan pola grafik yang normal. Setelah melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural, titik-titik kini telah menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.

Maka model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas. Untuk memperkuat pengujian, kembali dilakukan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.


(62)

Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi Data

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Dari table 4.4 ditunjukkan bahwa nilai signifikan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,307. Karena lebih besar dari 0,05 maka hasil pengujian di atas dapat

disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, mendukung pengujian dengan menggunakan grafik plot.

4.3.2 Uji multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan uji nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF).

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan cara melihat nilai

tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari nilai batas tolerance value

adalah 0,01 dan VIF adalah 10. Apabila tolerance value di bawah 0,01 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2007).


(63)

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -.009 5.031 -.002 .999

lnukuranperusahaan -.040 .389 -.033 -.102 .919 .172 5.810

lnaruskasoperasi .051 .309 .051 .164 .871 .179 5.599

lnlabaakuntansi .248 .225 .285 1.103 .276 .264 3.793

kebijakan hutang -2.669 1.646 -.230 -1.621 .112 .870 1.150

a. Dependent Variable: lndividen

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Dari tabel 4.5, dalam tabel coefficient, menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai lebih dari 10. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi ini.

4.3.3 Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jik berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas menurut Ghozali (2007) dalam Iskandar Muda (2010).


(64)

Gambar 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Dari gambar 4.4, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berarti tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi.

4.3.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untukmenguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.

Uji autokorelasi dilakukan dengan Runs Test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi menurut Ghozali (2007) dalam Iskandar Muda (2010)


(65)

Tabel 4.6 Hasil uji autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .418a .175 .104 1.79469 2.044

a. Predictors: (Constant), kebijakan hutang, lnukuranperusahaan, lnlabaakuntansi, lnaruskasoperasi

b. Dependent Variable: lndividen

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Pada hasil output terlihat nilai DW sebesar 2,044 dengan jumlah pengamatan sebanyak 52 setelah gugur 14 pengamatan setelah proses penormalan data dan kasus 3, maka nilai du sebesar 1,6769.

Du < DW < 4-du 1,6769<2,044<2,3231

Dari tabel 4.5 dan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.


(66)

4.4 Uji Hipotesi

Adapun hasil pengujian pengolahan data dengan analisis regeresi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil uji koefisien regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.009 5.031 -.002 .999

lnukuranperusahaan -.040 .389 -.033 -.102 .919

lnaruskasoperasi .051 .309 .051 .164 .871

lnlabaakuntansi .248 .225 .285 1.103 .276

kebijakan hutang -2.669 1.646 -.230 -1.621 .112

a. Dependent Variable: lndividen

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2015

Berdasarkan tabel 4.7 koefisien regresi di atas, pada kolom unstandardized coefficient bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y=-0,009-0,04(X1)+0,051(X2)+0,248(X3)-2,669(X4)

4.4.1 Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan koefisien determinasi mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV sehingga diperoleh interpretasi hasil sebagai berikut:

1. Laba akuntansi terhadap dividen kas

Dari pengujian hipotesis, variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan tidak signifikan (0.276) > 0,05 terhadap dividen kas.

2. Arus kas operasi terhadap dividen kas

Dari pengujian hipotesis variabel arus kas operasi berpengaruh positif dan tidak signifikan (0.871) > 0,05 terhadap dividen kas.

3. Kebijakan hutang terhadap dividen kas

Dari pengujian hipotesis, variabel kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,112) > 0,05 terhadap dividen kas.

4. Ukuran perusahaan terhadap dividen kas

Dari pengujian hipotesis, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,919) > 0,05 terhadap dividen kas.

Dengan demikian, dari hasil pengolahan data dan interpretasi serta perbandingan hasil terhadap peneliti terdahulu dapat dikemukakan:

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara simultan, pengaruh variable independen (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan) adalah tidak signifikan terhadap dividen kas


(3)

2. Secara parsial semua variabel independen (laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan) tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

3. Hasil pengujian adjusted R square adalah 0,104. Hal ini menunjukkan bahwa empat variabel dalam penelitian ini berpengaruh terhadap dividen kas sebesar 10,4 persen, sedangkan sisanya 89,6 persen dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian ini.

5.2. Keterbatasan

Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan yang relatif pendek yaitu selama 3 tahun dan dengan sampel yang terbatas (22 sampel). Terlebih perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan otomotif murni tanpa adanya perusahaan dari sektor lain.

Faktor-faktor fundamental perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan, sehingga faktor-faktor lain yang kemungkinan memiliki pengaruh yang kuat terhadap dividen kas tidak dapat diteliti.

Disamping itu penulis mengakui banyak keterbatasan yang dimiliki, keterbatasan itu antara lain referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk menunjang proses penulisan skripsi ini sehingga terjadi banyak kekurangan dalam mendukung teori ataupun justifikasi masalah yang diajukan. Di samping itu keterbatasan penelitian berfokus terhadap faktor fundamental, sehingga faktor-faktor eksternal tidak begitu diperhatikan.


(4)

5.3. Saran

Dari hasil kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain:

1. Karena dari empat variabel independen yang diteliti, tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas supaya penanam modal lebih memperhatikan variabel lain dalam memprediksi dividen yang akan didapat.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dalam bidang sejenis, disarankan agar pada masa yang akan dating dapat memperluas atau menambah variabel penelitian baik fundamental ataupun eksternal.

3. Peneliti selanjutnya agar memperpanjang rentang waktu penelitian dan mengambil sampel perusahaan dari sektor lain sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir. 4. Disarankan agar meneliti variabel-variabel lain di samping variabel dalam penelitian


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anan, Malesa. 2011. Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

Animah dan Rahmi Sri Ramadhani. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Survei pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2003-2007). Tesis dipublikasikan. Universitas Hasanudin, Makasar

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi II, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit USU PRESS, Medan.

Fitria Sari, Ratih. 2010 . Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan utang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. 2015).

Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Sembilan, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Horngren, 2008. Akuntansi Biaya, Edisi kesebelas, Penerbit Indeks, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan. Khasanah. Uswatun. 2009. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Manurung, Indah dan Siregar, Hasan 2008. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, Medan.

Muda, Iskandar, dkk, 2010. Analisis Data, Penerbit USU Press, Medan.

Murtanto dan Feby Feiruza Yuridya, 2004. “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas”, Media Riset Akuntansi.


(6)

Myer dan Majluf. 1984. Pecking Order Theory.

Ni Putu Yunita Devi dan Ni Made Adi Erawati. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur. http://download. portalgaruda.org (15 Mei 2015)

Ronosulistyo, Raymond. 2010. Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai. 2015).

Sekar Mayangsari, Puspa Wandanarum, 2011. Auditing, Penerbit Media Bangsa, Jakarta. Soemarso S R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar II, Edisi Kelima, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Sugiarto, Melanie. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Intervening file:///C:/DOCUME~1/user/LOCALS~1/ Temp/445-1127-1-SM-1.pdf (15 Mei 2015).

Suryadi, Asep. 2011. Analisis Pengaruh Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar, Kimia dan Aneka Industri yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 91 84

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

PENGARUH ARUS KAS BEBAS, HUTANG, DAN LABA TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 28

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 25

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

1 17 15

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 13