Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS

OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

LUNGGUK NADAPDAP 080503057

S-1 Akuntansi

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Deviden Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia " adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 12 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

NIM, 080503057 Lungguk Nadapdap


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujun untuk menguji dan menjelaskan apakah laba akuntansi dan arus kas berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan denganteknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 13 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari Laba akuntansi dan Arus kas operasi sebagai variabel independen, dan

dividen kas sebagai variabel dependen.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan model regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Laba akuntansi dan Arus kas berpengaruh signifikan terhadap Dividend kas . Jika diuji secara bersama-sama, Laba Akuntansi dan Arus kasm sama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen kas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,958 yang berarti hanya 95,8 % variasi dari perubahan dividien kas dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, sedangkan sisanyasebesar 4,2 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata kunci : Laba akuntansi, Arus kas operasi, dan dividen kas.


(4)

ABSTRACT

This research is aim to test and describe whether accountining earnings and operating cash flow inffluence to dividend cash at manufacure company in Indonesian Stock Exchange. This research population is all manufacture entities which were listed in Indonesian Stock Exchange during the year 2009 to 2011. The sample selection is using purposive sampling method and the result is theerteen entities as sample. This research variable consists of Accounting earnings and operating cash flow as independent variable, and Dividend cash as dependent variable. Descriptive Statistic method is used in this research by taking simple regression model to test independent variables influence to dependent variable individually and double regression to test its influence together. SPSS computer programme is used to test in this research.

The result indicate that partially Accounting earnings and operating cash flow unsignificantly influence the Dividend cash. If tested together both Accounting earnings and operating cash flow significantly influence the Dividend cash. These are showed by 0,958 of the R Square value, that neans 954,8 % variation from the DER change which can be explained by the two independent variables, meanwhile, the remainder 4,2 % explained by other variation factors which not include in regression model.

Key words : Accounting earnings,Operating cash flow , and Dividend cash


(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar di BURSA EFEK INDONESIA Tahun 2009-2011”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak PROF.DR.AZHAR MAKSUM, MEC.AC, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita Sumatera Utara.

2. Bapak DR. SYAFRUDDIN GINTING SUGIHEN,MAFIS , selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail,

MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Risanty, S.E., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing penulis dalam penulisan karya ilmiah berbentuk skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan saran dan bimbingan kepada penulis.

4. Kedua orang tua tercinta, Hotman Nadapdap dan Saida Butar-butar yang tiada henti selalu memberi dukungan baik moril dan materil serta perhatian selama penulis menjalani perkuliahan ini.

5. Ayu Melysa Pratiwi Manurung yang penuh kesabaran telah banyak sekali memberikan

semangat, dorongan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini, serta teman saya Parasian Hasugian yang selalu memberi masukan serta motivasi dan teman-teman yang lain. Terimakasih buat kebersamaan kita dan semoga benang biru diantara kita abadi selamanya.


(6)

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga penulisan skripsi ini mampu memberikan sumbangan praktis maupun teoritis kepada semua pihak, dan semoga skripsi ini mampu memberikan ruang bagi penulis untuk lebih dewasa dan menjadi

intelektual dengan logika bepikir sistematik yang baik.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Lungguk Nadapdap NIM : 080503057


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Mamfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laba Akuntansi ... 6

2.2. Laporan Arus Kas ... 9

2.3. Saham ... 11

2.4. Dividen ... 13

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

2.6. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 19

2.6.1. Kerangka Konseptual ... 19

2.6.2. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 23


(8)

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 32

4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 32

4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Sampel Penelitian ... 24

4.1 Regresi Linier Berganda ... 36

4.2 Uji Multikolinieritas ... 40

4.3 Uji Durbin – Watson ... 41

4.4 Anova ... 43

4.5 Uji- t ... 44

4.6 Korelasi Parsial ... 44


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 21 4.1 Normal P-P Plot ... 38 4.3 Grafik Scatterplot ... 39


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujun untuk menguji dan menjelaskan apakah laba akuntansi dan arus kas berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan denganteknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 13 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari Laba akuntansi dan Arus kas operasi sebagai variabel independen, dan

dividen kas sebagai variabel dependen.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan model regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Laba akuntansi dan Arus kas berpengaruh signifikan terhadap Dividend kas . Jika diuji secara bersama-sama, Laba Akuntansi dan Arus kasm sama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen kas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,958 yang berarti hanya 95,8 % variasi dari perubahan dividien kas dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, sedangkan sisanyasebesar 4,2 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata kunci : Laba akuntansi, Arus kas operasi, dan dividen kas.


(12)

ABSTRACT

This research is aim to test and describe whether accountining earnings and operating cash flow inffluence to dividend cash at manufacure company in Indonesian Stock Exchange. This research population is all manufacture entities which were listed in Indonesian Stock Exchange during the year 2009 to 2011. The sample selection is using purposive sampling method and the result is theerteen entities as sample. This research variable consists of Accounting earnings and operating cash flow as independent variable, and Dividend cash as dependent variable. Descriptive Statistic method is used in this research by taking simple regression model to test independent variables influence to dependent variable individually and double regression to test its influence together. SPSS computer programme is used to test in this research.

The result indicate that partially Accounting earnings and operating cash flow unsignificantly influence the Dividend cash. If tested together both Accounting earnings and operating cash flow significantly influence the Dividend cash. These are showed by 0,958 of the R Square value, that neans 954,8 % variation from the DER change which can be explained by the two independent variables, meanwhile, the remainder 4,2 % explained by other variation factors which not include in regression model.

Key words : Accounting earnings,Operating cash flow , and Dividend cash


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia bisnis cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan strategi, inovasi dan manajemen yang baik. Apabila perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis (bussiness environment) yang cenderung dinamis dan berubah-ubah maka cepat atau lambat perusahaan tersebut akan kalah bersaing dan akan digantikan oleh perusahaan lain yang lebih peka terhadap perubahan.

Umumnya sektor manufaktur adalah salah satu bidang usaha yang paling banyak digeluti perusahaan.Hal ini disebabkan karena produk dari sektor manufaktur memberikan nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk pertanian, menuntut adanya tingkat efisiensi yang tinggi, dan memberikan prospek keuntungan yang besar.

Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik.Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi


(14)

perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.


(15)

Di Indonesia, dampak krisis ekonomi 1997/1998 juga sangat mempengaruhi kondisi perusahaan manufaktur. Krisis tersebut menyebabkan kemerosotan pada industri manufaktur. Menurut Mayangsari (2001:1) berdasarkan hasil penelitiannya terhadap perusahaan manufaktur di Indonesia bahwa salah satu penyebab meradangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat terjadi krisis adalah pada umumnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya tanpa pertimbangan sehingga aktivitas-aktivitas yang seharusnya didanai dengan utang jangka panjang justru didanai dengan utang jangka pendek demikian pula sebaliknya. Sehingga pada saat itu banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Untuk mennghadapi kondisi krisis saat itu menuntut setiap perusahaan menerapkan kebijakan strategis agar dapat bertahan hingga saat ini. Kebijakan ini terutama menyangkut bagaimana pemenuhan dana dengan tepat dan efisien bagi perusahaan. Perusahaan harus menerapkan manajemen keuangan yang baik guna memperoleh sumber keuangan/ modal yang maksimal dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Salah satu langkah konkrit yang dapat ditempuh oleh setiap perusahaan adalah melakukan perencanaan target laba.

Menurut PSAK No.2 (dalam Bandi dan Rahmawati, 2005), informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang terhadap arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (3) Meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang.Laporan laba rugi merupakan laporan


(16)

utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu.Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih.Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.

Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yangdilaporkan oleh manajemen adalah salah satu pusat perhatian pihak eksternalperusahaan. Menurut Chandrarin (dalam Wijayanti, 2006), laba akuntansi yangberkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandunggangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerjakeuangan perusahaan yang sesungguhnya.Investor dan kreditor merupakan pihak utama yang dituju dalam pelaporankeuangan, berkepentingan dengan arus kas yang masuk atas investasi yang telahditanamkan Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan FinancialAccounting Standards Board (FASB) dalam Anis Chariri danImam Ghozali(2007), yaitu :Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam meneliti jumlah, saat terjadi dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, enebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.Penjelasan di atas memberi isyarat bahwa harus ada hubungan logis antaralaba (earnings) dan arus kas ke investor dan kreditor.(Suwardjono, 2007).

Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan.Laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan serta memberikan informasi yang berkaitan dengan kewajiban manajemen atas tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.Informasi laba diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaanArus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari arus kas operasi, karena arus kas inilah yang


(17)

berasal dari kemampuan perusahaan sendiri. Arus kas operasi berpengaruh pada arus kas yang lain, yang dapat digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang atau ekspansi. Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi.

Murtanto dan Febby (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba akuntasi dan arus kas dengan dividen kas. Mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitianya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar di BURSA EFEK INDONESIA Tahun 2009-2011.”

1. 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan deviden kas? 2. apakah terdapat hubungan antara arus kas dengan deviden kas?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai dengan 2011.

2. Untuk menguji pengaruh arus kas terhadap dividen kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai dengan 2011.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh laba bersih, aruskas terhadap deviden kas perusahaan.

2. Bagi Perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi, sebagai pertimbangan, dan bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan dividen kas.

3. Bagi peneliti selanjutnya,sebagai referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang serupa guna memperluas wawasan dan pengetahuan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laba Akuntansi

2.1.1 Pengertian Laba akuntansi

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Anis Chariri dan Imam, 2007).

Laba Akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Menurut Belkaoui, laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan realisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya.

2.1.2 Permasalahan Laba Akuntansi

Permasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi pertukaran harga

(exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga dalam menentukan laba

akuntansi yaitu :

1. Harga Historis (Historical Cost)

2. Harga Sekarang (Current Price)/ Harga Ganti (Replacement Cost)/ ExitPrice

3. Harga nanti, harga ganti nanti, atau harga exit price nanti. 4. Harga Diskonto/ Computed Amount

2.1.3 Konsep Laba Akuntansi


(20)

Pada laba akuntansi dikenal konsep Replacement Cost Income dengan dua komponen laba yaitu :

1. Current oprating profit : Perhitungan dari pengurangan biaya pengganti (replacement

cost) dari penghasilan.

2. Realied holding gain and loss : Perhitungan perbedaan antara replacement cost barang yang dijual dengan biaya historis barang yang sama.

2.1.4 Sifat Laba Akuntansi

Definisi laba menurut Belkaoui mengandung lima sifat yaitu:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya pendapatan dan biaya untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba, artinya merupakan prestasi perusahaan dalam bidang keuangan pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pengukuran dan pengakuan.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching” artinya hasil pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi

Beberapa kelebihan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:

1. Terbukti teruji sepanjan

dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(21)

2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yg didukung oleh bukti.

3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.

4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain:

1. Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.

2. Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

3. Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.

4. Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan (different income

for different purposes).

2.2 Laporan Arus Kas 2.2.1 Pengertian Arus Kas

Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.

Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari


(22)

penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu : 1. Cash inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan. b. Penagihan piutang dari penjualan kredit. c. Penjualan aktiva tetap yang ada.

d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas. e. Pinjaman/hutang dari pihak lain.

f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain. 2. Cash out flow

Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :

a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain. b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.

c. Pembelian aktiva tetap.

d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.

e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.

f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan:


(23)

1. Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

2. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

2.3. Saham

2.3.1. Pengertian Saham


(24)

Saham sering diartikan sebagai: Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6). Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001: 5)

2.3.2. Jenis-Jenis Saham

Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 12), yaitu:

1. (common stocks) - Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaantersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyakdikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

a) Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

b) Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.


(25)

c) Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

2. Saham Preferen (preferred stocks) - Saham ini mempunyai karakteristik gabungan

antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:

1. Preferen terhadap dividen Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham


(26)

preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

2.4.Dividen

2.4.1 Pengertian Dividen

“Dividen adalah pembagian keuntungan yang dibagikan kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan saham” (Stice dkk 2004 : 902). Deviden ini merupakan suatu penghasilan atas investasi dan dapat berupa uang kas, harta selain kas dan dalam keadaan tertentu dapat berupa saham tambahan.

Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Dari segi perusahaan membagikan dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Gitosudarmo (2002 : 227) menyatakan bahwa : “kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal: (a) dana yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini ditunjukkan oleh pembayaran kepada para pemegang saham, (b)dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam neraca pada pos laba yang ditahan”.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan.Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan.Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. “Alokasi


(27)

penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen” (Keown, 2000 : 496).

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang

dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase.“Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya, semakin kecil dividen payout ratio akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan semakin kuat” (Gitosudarmo, 2002 : 232).

2.4.2. Teori Dividen

Ada tiga teori dividen yang dikemukakan dalam Brigham dkk (2001 : 66), yaitu : 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba ditahan.

2. Teori Bird in the Hand

Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas ekuitas akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya menerima dividen.

3. Teori Preferensi Pajak

Investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi artinya para investor mungkin lebih suka perusahaan bagian besar laba perusahaan karena adanya keuntungan pajak.


(28)

Menurut Gitosudarmo dkk (2002 : 212), besar kecilnya dividend payout ratio

dipengaruhi beberapa faktor : 1. Faktor Likuiditas

Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan DPR dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan DPR. Kebutuhan dana untuk melunasi hutang Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas, maka akan berakibat menurunkan DPR dan sebaliknya.

2. Tingkat ekspansi yang direncanakan

Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi DPR karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.

3. Faktor Pengawasan

Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung memperkuat modal sendiri sehingga mangakibatkan kenaikan DPR, dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan DPR.

Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen. Pajak kekayaan/ Penghasilan dari pemegang saham

Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka DPR lebih tinggi dibanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada tabel 2.1 dapat kita lihat beberapa peneliti terdahulu yang menjadi bahan referensi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.


(29)

No Nama Peneliti

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Hermi, 2004 Independen : -Laba bersih -Arus kas operasi

Dependen : dividen tunai

Terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. 2. Dewi Natalia

Sagala, 2006

Independen : -earnings

-arus kas operasi

Dependen : dividen tunai

Kedua variabel independen, yaitu eranings dan arus kas operasi menunjukkan pengaruh terhadap dividen tunai, tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan

3. Pangaribuan, 2007

Independen: -Laba akuntansi -kas

Dependen : Dividen Kas

Laba akuntansi dan kasmemiliki korelasi terhadap dividen kas namun laba akuntansi lebih kuat korelasinya.

4. Fitri Ariyanti, 2007

Independen : - Laba akuntasi - Laba tunai

Dependen : Dividen Kas

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel independen dengan dividen kas. Variabel mempunyai hubungan yang kuat dengan dividen kas adalah variabel laba akuntansi.

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berikut ini adalah uraian dri tabel tinjauan penelitian terdahulu yang disajikan oleh peneliti:

1. Hermi (2004) meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pasa perusahaan perdagangan besar barang produksi di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

2. Sagala(2006) meneliti tentang pengaruh earnins dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham dengan objek perusahaan manufaktor sektor indrustri dan kimia dasar serta indrustri barang konsumsi. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu earnings dan arus kas operasi sebagai Universitas Sumatera Utara


(30)

variabel independen dan dividen tunai sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa earnings lebih berpengaruh signifikan dibanding arus kas operasi.

3. Pangaribuan (2007) meneliti tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan kas dengan dividen kan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar si BEJ pada tahun 2002-2004. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu laba akuntansi dan kas sebagai variabel independen dan dividen kas sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kedua variabelindependen memiliki korelasi tehadap variabel dependen, namun laba akuntansi lebih kuat korelasinya.

4. Ariyanti (2007) meneliti tenteng analisis hubungan antara laba akuntansi dan kas dan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004. Model analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah model korelasi Spearman. Berdasarkan penelitian ini, didapat bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Diantara kedua variabel tersebut yang mempuyai hubungan yang kuat dengan dividen kas adalah laba akuntansi.

2.6. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.6.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecah kan masalah penelitian secara merumuskan hipotesis.

Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik, dengan


(31)

cara itu investor dapat menanamkan dananya ke perusahaan tersebut dengan cara membeli sahamnya. Dan salah satu jenis dividen yang dibagikan adalah dividen kas.

Distribusi sebagai laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang sahamnya, biasa disebut dengan dividen. Suatu perusahaan harus menganalisa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan yang menjadi faktor utama untuk dipertimbangkan menentukan akan membayar dividen adalah tersedianya kas, karena meskipun perusahaan tersebut akan memilih untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.

Laba akuntansi itu adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak.

Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.

Dividen kas adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti menyusun kerangka konseptual dan hipotesis penelitian yang menggambarkan variabel independen dan variabel dependen :


(32)

Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau menprediksi fenomena- fenomena”. Berdasakan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1:Laba akuntansi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI.

Deviden kas ( Y )

Arus Kas Operasi (X2)

Laba Akuntansi (X1)


(33)

H2: Arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas pada perusahaan manufaktur

jenis otomotaf yang terdaftar di BEI

H3: Adanya pengaruh simultan Laba akuntansi dan Arus kas terhadap Dividen kas pada

perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI


(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, di mana metode adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel independen, terhadap satu variabel dependen,yaitu terdiri dari dua variabel bebas (laba akuntasi dan arus kas operasi) dan satu variabel terikat (deviden kas).Jenis penelitian yang dilakukan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh laba akuntasi dan arus kas terhadap deviden kas.

3.2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006), merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011 yang berjumlah 16 perusahaan.

2. Sampel

Pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive

sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria

tertentu.


(35)

Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2007- 2010. 3. Perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2011. 4. Perusahaan yang menghasilkan laba sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 5. Membayar dividen kas dalam tahun 2009-2011.

Adapun industri manufaktur jenis otomotif yang memenuhi kriteria-kriteria di atas dan dijadikan sampel penelitian, berjumlah 5 perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Daftar Nama dan Kode Industri Manufaktur

NO. NAMA PERUSAHAAN

KODE

PERUSAHAAN 1 PT. Astra Internasional Tbk. ASII

2 PT. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3 PT. Goodyear Indonesia Tbk. GDYR

4 PT. Indospring Tbk. INDS

5 PT. Selamat Sempurna Tbk. SMSM

Sumber: Bursa Efek Indonesia

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan penelitian ini dilakukan dengan cara telaah dokumen di mana melakukan penelitian di pusat riset yakni di pasar modal untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan yaitu data sekunder, data yang telah tersedia di BEI yang berupa laporan keuangan tahunan dari industri manufaktur jenis otomotif selama periode 2009-2011.Berdasarkan sumber data tersebut, maka dapat diperoleh data meliputi data yang mendukung perhitungan laba akuntansi, arus kas operasi dan deviden kas.


(36)

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan menyajikan data mengenai laba akuntansi,arus kas operasi dan dividen kas untuk periode tahun 2009 s/d 2011untuk setiap perusahaan yang akan dijadikan sampel. Data tersebut selanjutnya akan diolah menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan pada setiap perusahaan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Untuk menganalisis data yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengolahan data melalui program SPSS (Software Program Service Solution). Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Akuntansi

Analisis ini digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan perhitungan akuntansi. Adapun analisis akuntansi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Laba Akuntansi

Laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak (earning after tax) yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan. Perhitungan didasarkan pada laba yang diperoleh dari aktivitas operasi perusahaan yang terus menerus (countinuing operation) dimana unsur-unsur laba yang bersifat extra

ordinary atau yang berasal dari discontinued operation dikeluarkan dari perhitungan

untuk menghilangkan unsur-unsur yang mungkin menyebabkan adanya pertumbuhan laba yang tidak biasa.

b. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi adalah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

c. Dividen Kas


(37)

Dividen kas adalah bentuk deviden yang dirupakan dalam bentuk uang tunai, deviden ini akan dicatat oleh investor pada saat uang sudah dibagikan.

2. Analisis Regresi

Adapun uraian mengenai analisis regresi adalah sebagai berikut: a. Persamaan Regresi

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan tingkat ketergantungan satu variabel terikat terhadap variabel bebas. Adapun model regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: ^

Y = a + b1X1+b2X2+e

Di mana:

^

Y = Deviden Kas X1 = Laba Akuntansi

X2 = Arus Kas Operasi

b = Koefisien regresi a = Konstanta e = Standar Eror

b. Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, digunakan analisis matrik korelasi antar variabel bebas dan tolerance serta perhitungan nilai Variance

Inflatron Factor (VIF). Multikolinieritas menunjukkan bahwa antara variabel

independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil 0,10.

Hipotesa Multikolinieritas :


(38)

Ho = tidak ada multikolinieritas Ha = ada multikolinieritas

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi, variabel bebas dan terikat, berdistribusi normalatau tidak.Asumsi normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis grafik normal P-P plot.Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Auto Korelasi

Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (error) pada periode sekarang (t) dengan kesalahan pengganggu (error) pada periode sebelumnya (t-1), dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi.Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson.Jika nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas atas (du) dan 4-du maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Hipotesanya adalah :

Jika 0<DW<d1, maka terdapat autokorelasi positif Jika 4-d1<DW<4, maka terdapat autokorelasi negative Jika 4-d1<DW<4-d1, maka tidak ada kesimpulan Jika du<DW<4-du, maka tidak terdapat autokorelasi


(39)

e. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedasitas menunukkan bahwa varians disetiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varians dari

error harus bersifat homogen.Pengujian heterokedasitas dilakukan dengan

menggunakan Uji White.

Dari pengujian data akan diperoleh tingkat signifikasi dari setiap variabel. Bila tingkat signifikasi dari setiap variabel adalah diatas 5%, berarti tidak terjadi heterokedasitas.

Keputusan pengujian ini adalah :

Jika signifikasi<0,05 maka Ho ditolak (ada heterokedasitas) Jika signifikasi>0,05 maka F Ho diterima (ada heterokedasitas)

f. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dari penelitian ini terdiri dari sebagai berikut: 1) Uji Statistik F

Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji statistik ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai sig. F lebih besar dari 0,05 maka, model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilaisig. F lebih kecil dari 0,05 maka, model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Uji t-Statistik


(40)

Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara individu. Uji t-statistik ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu, sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu.

3. Analisis Korelasi

Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai derajat keeratan hubungan linear dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan, dan berapa besar koefisien hubungannya.

Korelasi dapat menghasilkan angka positif atau negatif.Jika korelasi menghasilkan angka positif maka, hubungan kedua variabel bersifat searah.Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar.Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah.Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya kecil.Angka korelasi berkisar antara -1 dengan 1.Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat.Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Hubungan linear positif sempurna akan mempunyai koefisien korelasi 1, sedangkan hubungan linear negatif sempurna akan mempunyai koefisien korelasi -1. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol berarti tidak ada hubungan.

4. Analisis Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R-Square kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.


(41)

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemiliha sampel dan teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 5 perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan . Periode penelitian dimulai dari tahun 2009-2011.

Pengolahan data akan dilakukan dengan menyajikan data mengenai laba akuntansi,arus kas operasi dan dividen kas untuk periode tahun 2009 s/d 2011untuk setiap perusahaan yang akan dijadikan sampel. Data tersebut selanjutnya akan diolah menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan pada setiap perusahaan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Untuk menganalisis data yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengolahan data melalui program SPSS

(Software Program Service Solution).

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Berikut ini disajikan data mengenai tiap variabel selama periode untuk dianalisis lebih lanjut.

1. Laba akuntansi perusahaan adalah sebagai berikut: No. Nama

Perusahaan

2009 2010 2011

1 PT.Astra Internasional Tbk

10.040.000.000.000 14.366.000.000.000 17.785000.000.000

2 PT.Astra 768.265.000.000 1.141.179.000.000 1.006.716.000.000 Universitas Sumatera Utara


(43)

1. D a t

B erdasar kan data

diatas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada tahun 2009, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar berjumlah Rp.10.040.000.000.0000 dan yang memperoleh laba akuntansi terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 58.765.937.225

b. Pada tahun 2010, PT.Astra Internasional Tbk masih memperoleh laba akuntansi terbesar berjumlah Rp. 14.366.000.000.0000 dan yang memperoleh laba akuntansi terkecil adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar 58.765.937.225

c. Pada tahun 2011, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar berjumlah Rp.10.040.000.000.0000 dan yang memperoleh laba akuntansi terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 58.765.937.225

d.

2. Data arus kas operasi perusahaan adalah sebagai berikut : No. Nama

Perusahaan

2009 2010 2011

1 PT.Astra Internasional Tbk

11.335.000.000.000 2.907.000.000.000 9.330.000.000.000

2 PT.Astra 578.745.000.000 374.748.000.000 258.576.000.000 Otoparts Tbk

3 PT. Goodyear Indonesia Tbk

121.085.749.000

7.415.868.000 2.156.464.000

4 PT. Indospring Tbk

58.765.937.225 71.109.354.932 120.415.120.240

5 PT.Selamat Sempurna Tbk

132.850.275.038 150.420.111.988 219.260.485.960


(44)

Otoparts Tbk 3 PT. Goodyear

Indonesia Tbk

389.391.836.000 19.583.845.000 16.294.712.000

4 PT. Indospring Tbk

122.838.213.571 7.369.876.033 26.255.543.773

5 PT.Selamat Sempurna Tbk

268.070.416.818 145.094.611.835 229.766.347.392

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada tahun 2009, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh arus kas operasi terbesar berjumlah Rp. 11.335.000.000.000 dan yang memperoleh arus kas operasi terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 122.838.213.571

b. Pada tahun 2010, PT.Astra Internasional Tbk masih memperoleh arus kas operasi terbesar berjumlah Rp. 2.907.000.000.000 dan yang memperoleh arus kas operasi terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 7.369.876.033

c. Pada tahun 2011, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh arus kas operasi terbesar berjumlah Rp. 9.330.000.000.000 dan yang memperoleh arus kas operasi terkecil adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar 16.294.712.000.

3. Data dividen kas perusahaan adalah sebagai berikut : No. Nama

Perusahaan

2009 2010 2011

1 PT.Astra Internasional Tbk

3.479.000.000.000 5.295.000.000.00 8.191.000.000.000

2 PT.Astra 235.866.000.000 506.130.000.000 488.202.000000 Universitas Sumatera Utara


(45)

Otoparts Tbk 3 PT.

Goodyear Indonesia Tbk

2.460.000.000 987.075.000 1.204.749.000

4 PT.

Indospring Tbk

1.818.525.374 9.062.695.469 32.899.219

5 PT.Selamat Sempurna Tbk

185.835.607.500 141.270.197.400 117.123.509.385

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada tahun 2009, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh dividen kas terbesar berjumlah Rp. 3.479.000.000.000 dan yang memperoleh dividen kas terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 1.818.525.374

b. Pada tahun 2010, PT.Astra Internasional Tbk masih memperoleh dividen kas terbesar berjumlah Rp. 5.295.000.000.00 dan yang memperoleh dividen kas terkecil adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar 987.075.000

c. Pada tahun 2011, PT.Astra Internasional Tbk memperoleh dividen kas terbesar berjumlah Rp. 8.191.000.000.000 dan yang memperoleh dividen kas terkecil adalah PT. Indospring Tbk yaitu sebesar 32.899.219

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan secara manual terhadap laba akuntansi (variabel x1), arus kas operasi (variabel x2), dan dividen kas (variabel y). Maka penulis akan


(46)

melakukan analisis terhadap ketiga variabel tersebut dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi. Di dalam Analisis Regresi, penulis menggunakan metode Persamaan Regresi Linear Berganda.

Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Dan juga digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Tabel 4.1

Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8,622E10 5,526E10 1,560 ,147

Arus Kas Operasi

,366 ,024 1,210 14,991 ,000

Laba Akuntansi -,076 ,017 -,368 -4,559 ,001

a. Dependent Variable: Dividen Kas Sumber : data diolah penulis, 2013

Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh persamaan regresi variabel laba akuntansi dan arus kas terhadap harga saham adalah sebagai berikut:

Ŷ = 8,622E10+ ,366x1 – 0.076x2

Konstanta sebesar 8,622E10) artinya, jika x1 dan x2 nilainya adalah 0, maka y nilainya adalah

8,622E10). Koefisien regresi x1 sebesar 0, 366 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap,


(47)

dan x1 mengalami kenaikan 1juta, maka y akan mengalami kenaikan sebesar 0,366 atau 36,6%.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara x1 dan y.

Koefisien regresi x2 sebesar (-0.076), artinya jika variabel variabel independen lain nilainya

tetap, dan x2 mengalami kenaikan sebesar 1juta maka y mengalami penurunan sebesar (-0.076)

atau sebesar 7,6%. Koefisien bernilai negatif, artinya terjadi hubungan negatif antara x2 dengan y.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Untuk menguji model regresi ini, terdapat 4 (empat) uji asumsi yaitu sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Gambar 4.1


(48)

Dari gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Maka model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi dividen kas berdasarkan masukan variabel independennya.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.

Gambar 4.2

Gambar 4.2 menunjukkan grafik scatterplot yang tersebar dan tidak membentuk pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terkena heterokedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.


(49)

Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian dikatakan terjadi multikolinieritas apabila tolerance value < 0,1 dan VIF > 10. Sebaliknya data yang terbebas dari multikolinieritas adalah

tolerance value > 0,1 dan VIF < 10. Hasil pengujian data disajikan pada tabel 4.3

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Arus Kas Operasi ,492 2,035

Laba Akuntansi ,492 2,035

a. Dependent Variable: Dividen Kas Sumber : data diolah penulis,2013

Hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.3 menunjukkan nilai tolerance variabel independen lebih dari 0,10. Hal ini dilihat pada tolerance value laba akuntansi yaitu 2,035; arus kas sebesar 2,035; dan hasil perhitungan VIF kurang dari 10 yakni terlihat pada nilai laba akuntansi sebesar 0,492, dan arus kas sebesar 0,492. Hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen sehingga data tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

d. Uji Autokorelasi


(50)

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data

time series dengan n sampel adalah periode waktu. Pengujian autokorelasi pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.3 Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,982a ,965 ,958 1,861E11 ,896

a. Predictors: (Constant), Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi b. Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber : data diolah penulis, 2013

Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 0,896 lebih kecil daripada batas atas (du) 1,66 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

Mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi (R2), uji t (t test) dan uji F (F test).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Lubis, 2007: 48). Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati angka satu model semakin baik.


(51)

Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,982 yang berarti hubungan antara variabel independen (laba akuntansi, arus kas operasi ), dengan variabel dependen (dividen kas) adalah sedang yaitu sebesar 98,42%%. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.

R Square sebesar 0,965 berarti 96,5% profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh laba

akuntansi, arus kas operasi. Sisanya 3,5% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti

pada penelitian ini. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,958. Angka ini mengidentifikasikan bahwa variabel independen (laba akuntansi, arus kas operasi) mampu menjelaskan variabel dependen

(dividen kas) sebesar 95,8%, sedangkan selebihnya sebesar 4,2% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

a. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji Anova / F test)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-F (F test). Uji-F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = variabel laba akuntansi, arus kas operasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas perusahaan.

H1 = variabel laba akuntansi, arus kas operasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

dividen kas perusahaan.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel dengan ketentuan: 1) jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima,

2) jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima H0 ditolak.

Tabel 4.4

Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji Anova / F test)ANOVAb


(52)

Model Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1,043E25 2 5,214E24 150,616 ,000a Residual 3,808E23 11 3,462E22

Total 1,081E25 13

a. Predictors: (Constant), Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi b. Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber : data diolah penulis, 2013

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat F hitung sebesar 150,616 dan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (<0,005), maka hipotesis Ha diterima dan hipotesis Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara simultan ditemukan ada pengaruh signifikan variabel laba akuntansi, arus kas operasi terhadap dividen kas perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI.

a. Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0= laba akuntansi, arus kas operasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

dividen kas perusahaan.

H1= laba akuntansi, arus kas operasi ) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

dividen kas perusahaan.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel dengan ketentuan:

1. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima,


(53)

Tabel 4.5 Correlations

Control Variables Dividen

Kas

Laba Akuntansi Arus Kas

Operasi

Dividen Kas Correlation 1,000 -,809 Significance

(2-tailed)

. ,001

Df 0 11

Laba Akuntansi

Correlation -,809 1,000 Significance

(2-tailed)

,001 .

Df 11 0

Berdasarkan hasil korelasi parsial pada tabel 9 di atas, dapat dilihat antara laba akuntansi (X1) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi arus kas operasi (X2) tetap sebsar 0,995

dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000<0,01, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan dengan menganggap arus kas operasi tetap, terdapat korelasi yang kuat dan laba akuntansi secara parsial berhubungan sangat signifikan terhadap dividen kas. Salah satu faktor yang membuat korelasi menjadi kuat adalah faktor politik dan nilai tukar mata uang asing. Sedangkan arah hubungan adalah positif yang artinya ada hubungan erat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.

Tabel 4.6

Korelasi Parsial Hasil Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas

Correlation


(54)

Berdas arkan hasil korelasi parsial di atas, dapat dilihat bahwa antara arus kas operasi (X2) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi laba akuntansi (X1)

tetap sebesar -0,665 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,009<0,01, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini menunjukkan dengan menganggap laba akuntansi tetap, terdapat korelasi yang rendah dan arus kas operasi secara parsial berhubungan sangat signifikan terhadap dividen kas. Arah hubungan negatif, artinya ada hubungan yang tidak erat antara arus kas operasi terhadap dividen kas.

4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Dari hasil pengujian secara parsial (individu) variabel laba akuntansi dan arus kas berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen kas,

. Dengan demikian hipotesis:

a. Pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas

Hasil analisis uji t untuk variabel laba akuntansi mendapatkan bahwa nilai t sebesar -4,559 dengan 0,001 karena signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (P <0,05) maka dapdat disimpulkan H0

. Hal ini berarti bahwavariabel laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI.

Control Variables Dividen

Kas

Arus Kas Operasi

Laba Akuntansi

Dividen Kas Correlation 1,000 ,976 Significance

(2-tailed)

. ,000

Df 0 11

Arus Kas Operasi

Correlation ,976 1,000

Significance (2-tailed)

,000 .

Df 11 0


(55)

b. Pengaruh Arus kas terhadap dividen kas

Hasil analisi uji t untuk variabel arus kas mendapatkan bahwa nilai t sebesar 14,991 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 karena signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) maka dapat disimpulkan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel arus kas operasi secara parsial

berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar si BEI.


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah laba akuntansi , arus kas operasi memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun simultan terhadap divide kas perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan media software SPSS 17. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur otomotif jenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 16perusahaan, sedangkan sampel penelitian sebanyak 5perusahaan manufaktur yang telah dipilih melalui metode

purposive sampling, periode penelitian adalah tahun 2009-2011.

Hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 diterima: Laba akuntansi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas

Hal ini menujunkkan bahwa informasi laba akuntansi memberikan mamfaat bagi perusahaan dalam pengembilan keputusan pembagian dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang dihasilkan maka kemungkinan pembagian dividen kas juda semakin tinggi. Sebagian besar emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperhatikan tingkat laba akuntansi yang dihasilkan sehingga faktor laba menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Hipotesis 2 diterima : Arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas

Hal ini menunjukkan bahwa informasi arus kas operasi memberikan mamfaat bagi perusahaan dalam pengembilan keputusan pembagiaan dividen kas . Semakin besar arus kas operasi yang dihasilkan maka pembagian dividen kas juga semakin tinggi. Semakin besar laba akuntansi yang dihasilkan maka kemungkinan pembagian dividen kas juda semakin tinggi. Sebagian


(57)

besar emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperhatikan tingkat laba akuntansi yang dihasilkan sehingga faktor laba menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Dari kedua variabel independen yaitu laba akuntansi, arus kas operasi yang lebih dominan pembayaran dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif adalah arus kas operasi. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai beta pada tabel mengenai hasil uji t, dimana nilai beta arus kas operasi adalah 0,366 lebih besar dari nilai beta variabel laba akuntansi yakni sebesar -0,076 yang berarti arus kas operasi lebih berpengaruh dominan terhadap pembayaran dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI.

4. Nilai adjusted R Square 0,958 yang mengindikasikan bahwa kedua variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 95,8 %. Sedangkan sisanya sebesar 4,2% dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini terdiri atas :

1. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010 dan 2011.

2. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI.

3. Penelitian ini hanya menggunakan dua varibel independen yakni laba kauntansi dan arus kas operasi dalam melihat besarnya pembayaran dividen kas. Beberapa faktor lain yang mungkin dapdat mempengaruhi besarnya pembayaran dividen kas tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi peneliti selanjutnya, investor dan pihak manajemen, dan bagi peneliti selanjutnya.


(1)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2009 DAN 2008

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2007

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan

2009 2008 2007

PENJUALAN BERSIH 2e, 2l, 5,

20, 26

1.374.651.605.661

1.353.586.085.743

1.064.055.094.611

BEBAN POKOK PENJUALAN 2e, 2l, 5,

21 (1.058.386.588.783) (1.024.832.073.460) (820.276.078.899)

LABA KOTOR 316.265.016.878

328.754.012.283

243.779.015.712

BEBAN USAHA

Penjualan 2l, 22 (76.089.086.395) (70.079.667.543) (55.427.419.246) Umum dan administrasi 2l, 23

(50.396.551.937)

(45.726.984.524)

(38.367.968.086) Jumlah Beban Usaha (126.485.638.332)

(115.806.652.067)

(93.795.387.332)

LABA USAHA 189.779.378.546

212.947.360.216

149.983.628.380

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan bunga 2l, 24

1.947.521.486

1.522.771.250

549.750.493 Selisih kurs - bersih 2l, 2m

(16.721.333.285)

8.236.198.948

2.485.499.985 Beban keuangan 2l, 15, 24

(9.206.276.862)

(59.176.626.398)

(13.223.890.202) Lain-lain - bersih 2l, 15, 25

12.777.115.990

1.116.188.451

(104.229.872) Beban Lain-lain - Bersih (11.202.972.671)

(48.301.467.749)

(10.292.869.596)

BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH

PERUSAHAAN ASOSIASI 2b, 8 7.284.970.877 (21.022.377.485) (9.073.330.875)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN 185.861.376.752

143.623.514.982

130.617.427.909

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2o, 13

Pajak kini (48.360.098.060)

(46.497.124.300)

(37.718.481.400) Pajak tangguhan 5.450.444.396

4.379.068.658

(4.336.153.009) Beban Pajak Penghasilan (42.909.653.664)

(42.118.055.642)

(42.054.634.409)

LABA SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

142.951.723.088

101.505.459.340

88.562.793.500

HAK PEMEGANG SAHAM

MINORITAS ATAS BAGIAN LABA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b, 17

(10.101.448.050)

(10.033.540.834)

(8.237.828.290)

LABA BERSIH 132.850.275.038

91.471.918.506

80.324.965.210


(2)

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2009 DAN 2008

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2007 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2009 2008 2007

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 1.339.704.663.244 1.317.591.417.188 1.058.160.029.504

Pembayaran kas kepada pemasok

dan karyawan (906.189.765.251)

(1.031.065.829.767)

(828.787.841.005) Kas yang dihasilkan dari operasi 433.514.897.993

286.525.587.421

229.372.188.499 Pembayaran beban keuangan (8.936.914.645)

(58.900.989.328)

(13.671.366.570) Pembayaran beban usaha

Pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai

(86.794.512.293) (62.217.527.971)

(65.199.039.614) (45.756.917.533)

(83.302.674.178) (32.971.480.729)

Penerimaan (pembayaran) piutang

lain-lain 265.625.962

(564.942.285)

1.777.384.983 lain-lain (4.825.724.472)

4.258.170.129

1.307.237.183 Pembayaran aset lain-lain (355.162.828)

(498.385.534)

(292.380.307) Pendapatan bunga 1.947.521.486

1.522.771.250

549.750.493 Penerimaan (pembayaran) lain-lain (4.527.786.414)

9.308.988.963

3.187.346.964 Kas Bersih yang Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 268.070.416.818 130.695.243.469 105.956.006.338

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (53.275.889.761) (101.277.078.904) (108.337.809.676) Penambahan uang muka pembelian

aset tetap (8.947.115.826) (5.941.944.382) (7.232.638.945) Hasil penjualan aset tetap 9

620.700.000

150.000.000

794.250.000 Uang muka penjualan investasi saham 8

514.466.400

-

-Kas Bersih yang Digunakan untuk


(3)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk.

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan

2010

2009

PENJUALAN BERSIH

2e, 2l, 5,

21, 26

1.561.786.956.669

1.374.651.605.661

BEBAN POKOK PENJUALAN

2e, 2l, 5,

22

(1.192.997.424.382 )

(1.058.386.588.783)

LABA KOTOR

368.789.532.287

316.265.016.878

BEBAN USAHA

Penjualan

2l, 23

(77.869.011.288 )

(76.089.086.395)

Umum dan administrasi

2l, 24

(63.075.181.999 )

(50.396.551.937)

Jumlah Beban Usaha

(140.944.193.287 )

(126.485.638.332)

LABA USAHA

227.845.339.000

189.779.378.546

PENGHASILAN (BEBAN)

LAIN-LAIN

Pendapatan bunga

2l, 25

1.603.136.072

1.947.521.486

Selisih kurs - bersih

2l, 2m

(4.725.418.524 )

(16.721.333.285)

Beban keuangan

Lain-lain - bersih

2l, 15, 25

2l, 2n,

15, 26

(23.829.567.079 )

3.871.398.621

(9.206.276.862)

12.777.115.990

Beban Lain-lain - Bersih

(23.080.450.910 )

(11.202.972.671)

BAGIAN LABA BERSIH

PERUSAHAAN ASOSIASI

2b, 8

-

7.284.970.877

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN

204.764.888.090

185.861.376.752

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN

Pajak kini

2o, 13

(45.196.034.750 )

(48.360.098.060)

Pajak tangguhan

5.280.718.037

5.450.444.396

Beban Pajak Penghasilan

(39.915.316.713 )

(42.909.653.664)

LABA SEBELUM HAK PEMEGANG

SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

164.849.571.377

142.951.723.088

HAK

PEMEGANG

SAHAM

MINORITAS ATAS BAGIAN LABA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN

2b, 18

(14.429.459.389 )

(10.101.448.050)


(4)

Pajak kini (61.549.450.500)

(45.196.034.750) Current

Pajak tangguhan 1.211.905.826

5.280.718.037 Deferred

Beban Pajak Penghasilan - bersih (60.337.544.674)

(39.915.316.713) Income Tax Expense net

LABA BERSIH 219.260.485.960

164.849.571.377 NET INCOME

Pendapatan komprehensif lain -

- Other comprehensive income

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 219.260.485.960

164.849.571.377

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

Laba bersih yang dapat diatribusikan

Net income attributable to:

kepada:

Equity holders of the

Pemilik entitas induk 200.865.266.626

150.420.111.988 Parent Company

Kepentingan nonpengendali 18.395.219.334

14.429.459.389 Non-controlling interests

Jumlah 219.260.485.960

164.849.571.377 Total

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

2q, 28

104

92

PT SELAMAT SEMPURNATbk. DANENTITAS ANAK

LAPORANLABARUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

TAHUNYANG BERAKHIR PADATANGGAL 31 DESEMBER 2011

DENGAN ANGKA PERBANDINGANTAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. AND SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTSOF COMPREHENSIVE INCOME

YEAR ENDED DECEMBER 31, 2011 WITH COMPARATIVE FIGURESFOR 2010 (EXPRESSED INRUPIAH, UNLESSOTHERWISE STATED)

Catatan 2011 2010 Notes

2g, 2n, 6, 2g, 2n, 6,

PENJUALAN BERSIH 22, 28 1.807.890.780.238 1.561.786.956.669 22, 28 NET SALES

2g, 2n, 6, 2g, 2n, 6,

BEBAN POKOK PENJUALAN 23 (1.347.221.072.817) (1.192.997.424.382) 23 COST OF GOODS SOLD

LABA BRUTO 460.669.707.421 368.789.532.287 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES

Penjualan 2n, 24 (88.659.610.019) (77.869.011.288) 2n, 24 Selling

Umum dan administrasi 2n, 25 (75.504.520.791) (63.075.181.999) 2n, 25 General and administrative

Jumlah Beban Usaha (164.164.130.810) (140.944.193.287) Total Operating Expenses

INCOME FROM

LABA USAHA 296.505.576.611 227.845.339.000 OPERATIONS

PENGHASILAN OTHER

(BEBAN) LAIN-LAIN INCOME (EXPENSES)

Pendapatan bunga 2n, 26 1.797.431.355 1.603.136.072 2n, 26 Interest income

Foreign exchange

Selisih kurs - bersih 2n, 2o, 16 1.909.797.916 (4.725.418.524) 2n, 2o, 16 differentials - net

Beban keuangan 2n, 2p, 26 (28.401.310.609) (23.829.567.079) 2n, 2p, 26 Financing expenses

Lain-lain - bersih 27 7.786.535.361 3.871.398.621 27 Miscellaneous - net

Beban Lain-lain - Bersih (16.907.545.977) (23.080.450.910) Other Expenses - Net

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK INCOME BEFORE

PENGHASILAN 279.598.030.634 204.764.888.090 INCOME TAX EXPENSE

MANFAAT (BEBAN) PAJAK INCOME TAX BENEFIT


(5)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk.

Laporan arus kas

Catatan 2011 2010 Notes

ARUS KAS DARI

CASH FLOWS FROM

AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 1.757.499.583.355 1.520.803.066.130

OPERATING ACTIVITIES

Cash received from customers Pembayaran kas kepada pemasok

dan karyawan (1.371.460.279.505) (1.244.415.672.538)

Cash paid to suppliers

and employees

Kas yang dihasilkan dari operasi 386.039.303.850 276.387.393.592

Cash provided by operations

Payments of financing

Pembayaran beban keuangan (24.152.785.951) (18.771.849.811)

charges

Pembayaran beban usaha (90.366.552.500) (84.307.195.564)

expenses

Pembayaran pajak penghasilan dan

pajak pertambahan nilai (51.308.701.778) (33.715.482.026)

Payments of income tax and value added tax

Penerimaan piutang lain-lain 97.405.878 307.873.449

Receipts of other receivables

Pembayaran aset lain-lain (282.146.714) (42.607.600)

Payments of other assets

Pendapatan bunga 1.797.431.355 1.603.136.072

Interest income

Penerimaan (pembayaran) lain-lain 7.942.393.252 3.633.343.723

Other receipts (payments)

Kas Bersih yang Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 229.766.347.392 145.094.611.835

Net Cash Provided by

Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

CASH FLOWS FROM

INVESTING ACTIVITIES Acquisitions of property, Perolehan aset tetap

Penambahan uang muka pembelian

(96.280.951.829)

(103.918.339.750)

plant and equipment

Increase in advances for purchases of property,

aset tetap (6.055.667.337)

(14.732.864.408)

plant and equipment

Penambahan investasi saham 9 - (3.872.550.000) 9 in shares of stock

Receipts from sales of Penerimaan atas penjualan investasi

saham 9 - 2.012.304.000 9

investment in shares of stock

Hasil penjualan aset tetap 10 1.908.763.637 912.634.091 10 property and equipment

Kas Bersih yang Digunakan untuk

Aktivitas Investasi (100.427.855.529) (119.598.816.067)

Net Cash Used in Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari penerbitan

hutang obligasi - bersih 18 - 237.889.285.200 18

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Net proceed from issuance of bonds

Pembayaran dividen tunai oleh Payment of cash dividends

Perusahaan 21 (115.173.509.385) (129.570.197.400) 21 by the Company

Pelunasan hutang obligasi Penerimaan (pembayaran)

18 (80.000.000.000) - 18 Repayment of bonds payable

Net proceed (payment) hutang bank - bersih

Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham non-pengendali

12 62.495.044.227 (122.697.173.796 ) 12 of bank loans

Payment of cash dividends to the non-controlling

Entitas Anak 21 (1.950.000.000) (11.700.000.000) 21 shareholder of a Subsidiary

Kas Bersih yang Digunakan untuk

Aktivitas Pendanaan (134.628.465.158)

(26.078.085.996)

Net Cash Used in Financing Activities


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 31 77

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laba Akuntansi 2.1.1 Pengertian Laba akuntansi - Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 13