Analisis Kinerja Keuangan serta Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA

CATTLEYA RIZKITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Keuangan serta Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertanian
di Bursa Efek Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Cattleya Rizkita
NIM H34114028

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
CATTLEYA RIZKITA. Analisis Kinerja Keuangan serta Pengaruhnya terhadap
Return Saham pada Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia. Dibimbing
oleh RITA NURMALINA SURYANA.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
kinerja keuangan perusahaan serta menganalisis pengaruh kinerja keuangan
tersebut terhadap return saham. Pemilihan sampel yang digunakan adalah
perusahaan sektor pertanian yang sudah tercatat sebagai emiten di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2005 hingga 2011 dan sudah mengeluarkan laporan
keuangan setiap tahunnya. Jumlah sampel yang diambil sebanyak delapan
perusahaan. Metode analisis penelitian menggunakan metode Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) serta untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh terhadap return saham dilakukan analisis uji statistik dengan
menggunakan analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PT. Astra Agro Lestari, Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk dan PT.
Sinar Mas Agro Resources, Tbk menghasilkan kinerja keuangan (EVA dan MVA)
yang baik dengan tingkat pengembalian saham berupa capital gain/loss yang baik
pula. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel EVA dan MVA berpengaruh
signifikan terhadap Return Saham dengan nilai probabilitas masing-masing
variabel sebesar 0.0000 dan 0.0054 serta taraf signifikasi sebesar α = 5%.
Kata kunci: EVA, kinerja keuangan, MVA, return saham

ABSTRACT
CATTLEYA RIZKITA. Analysis of Financial Performance and Effect Toward to
Share Return an Agricultural Companies in Indonesia Stock Exchange.
Supervised by RITA NURMALINA SURYANA.
Financial performance is a description about the financial condition of a
company. The aim of this research is to analyse the financial performance and the

effect of it to share return. Samples that used in the research are companies of
agriculture sector that have been registered as issuers at Indonesia Stock
Exchange (BEI) in the period from 2005 to 2011 and have been issued a financial
report each year. The number of samples taken are eight companies. The analysis
method that is used are Economic Value Added (EVA) and Market Value Added
(MVA). The statistic analysis with using Panel Data Regression is also used to
find out whether any share return exists. The result shows that PT. Astra Agro
Lestari, Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk dan PT. Sinar Mas Agro
Resources, Tbk have put out positive financial performances with positive capital
gain/loss as the rate of return. The result of the statistic test shows that EVA and
MVA variables affects the share returns significantly with probability point of
each variable are 0.0000 and 0.0054 with 5% of standard of significancy.
Keywords: EVA, financial performance, MVA, stock return

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA

CATTLEYA RIZKITA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Analisis Kinerja Keuangan serta Pengaruhnya terhadap Return
Saham pada Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia
: Cattleya Rizkita
Nama
NIM
: H3411 4028

Disetujui oleh


Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Kusnadi MS

Tanggal Lulus:

o5 DEC

2013

Judul Skripsi: Analisis Kinerja Keuangan serta Pengaruhnya terhadap Return
Saham pada Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia
Nama
: Cattleya Rizkita
NIM
: H34114028


Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai Desember
2013 ini ialah kinerja keuangan serta pengaruhnya terhadap return saham dengan
judul Analisis Kinerja Keuangan serta Pengaruhnya terhadap Return Saham pada
Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana,
MS selaku pembimbing, serta Dr. Ir. Dwi Rachmina, MS yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu
Astried Febrina Santoso beserta staf PT. Indonesian Capital Market Electronic
Library (Indonesian Camel) Bursa Efek Indonesia, yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
kakak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013

Cattleya Rizkita

i

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan Perusahaan Sejumlah Sektor di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kinerja Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
Laporan Keuangan
Investasi Saham
Return Saham
Hubungan Kinerja Keuangan dengan Return Saham
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Cakupan Penelitian

Desain Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Deskripsi Variabel dan Pengukuran
Metode Economic Value Added (EVA)
Metode Market Value Added (MVA)
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Regresi Data Panel
Hipotesis
Pemilihan Model Terbaik
Uji Asumsi Klasik
Pengujian Hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan

iii
v
v
1
1

4
6
6
6
7
7
9
10
10
10
11
11
12
13
13
13
14
14
15
15

16
16
16
19
20
20
21
21
22
23
24
24

ii

Subsektor Perkebunan
Subsektor Peternakan
Subsektor Perikanan
Subsektor Lainnya
Analisis Variabel Kinerja Keuangan Economic Value Added (EVA)
Subsektor Perkebunan
Subsektor Peternakan
Subsektor Perikanan
Subsektor Lainnya
Analisis Variabel Kinerja Keuangan Market Value Added (MVA)
Subsektor Perkebunan
Subsektor Peternakan
Subsektor Perikanan
Subsektor Lainnya
Analisis Variabel Return Saham
Subsektor Perkebunan
Subsektor Peternakan
Subsektor Perikanan
Subsektor Lainnya
Nilai Variabel Kinerja Keuangan serta Return Saham
Perbandingan Kinerja Keuangan antar Perusahaan Sektor Pertanian
serta Keputusan Investor
Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Model Regresi
Hasil Uji Statistik
Implikasi Manajerial
Strategi Peningkatan Nilai Economic Value Added (EVA)
Strategi Peningkatan Nilai Market Value Added (MVA)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

24
29
29
29
30
30
35
36
37
38
38
43
44
45
46
46
51
52
53
54
56
57
57
58
65
66
66
67
68
68
69
70
73

iii

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8

9

10

11

12

13

14

15

16

Perkembangan jumlah emiten dan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2011
Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha (miliar rupiah) tahun 2007-2011
Perkembangan struktur modal perusahaan sektor pertanian tahun
2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Annualised Return IHSG dan Indeks Sektoral tahun 2005-2011
Daftar emiten sektor pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Langkah perhitungan Economic Value Added (EVA)
Langkah perhitungan Market Value Added (MVA)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Astra Agro Lestari, Tbk
periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. PP London Sumatera
Indonesia, Tbk. periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Sinar Mas Agro Resources
and Technology, Tbk. periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.
periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Bakrie Sumatera Plantation,
Tbk. periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dan
Economic Value Added (EVA) PT. Cipendawa, Tbk. periode 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Danasupra Erapacific, Tbk.
periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai Weighted Average Cost Capital (WACC), Invested Capital (IC),
Cost of Capital (COC), Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
dan Economic Value Added (EVA) PT. Bumi Teknokultura Unggul,
Tbk. periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added

2
2
3
5
15
17
20

31

32

33

34

35

36

37

38

iv

17

18

19

20

21

22

23

24
25
26
27
28
29
30
31
32

33
34
35
36

(MVA) pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk. periode 2005-2011 (dalam
jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk. periode
2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk.
periode 2005-2011 (dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. periode 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. periode 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Cipendawa, Tbk. periode 2005-2011 (dalam jutaan
Rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Danasupra Erapacific, Tbk. periode 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Nilai pasar saham, nilai buku saham dan nilai Market Value Added
(MVA) pada PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. periode 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Nilai return saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk. periode
2005-2011
Nilai return saham pada PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk.
periode 2005-2011
Nilai return saham pada PT. Sinar Mas Agro Resources and
Technology, Tbk. periode 2005-2011
Nilai return saham pada PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. periode
2005-2011
Nilai return saham pada PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. periode
2005-2011
Nilai return saham pada PT. Cipendawa, Tbk. periode 2005-2011
Nilai return saham pada PT. Danasupra Erapacific, Tbk. periode
2005-2011
Nilai return saham pada PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. periode
2005-2011
Kinerja keuangan (EVA dan MVA) serta return saham berdasarkan
nilai rata-rata laju pertumbuhan pada delapan perusahaan sektor
pertanian periode 2005-2011
Statistik deskriptif variabel penelitian
Hasil output regresi panel data dengan metode Common Constant
(The Pooled OLS Method)
Hasil output trasnformasi regresi panel data dengan metode
Common Constant (The Pooled OLS Method)
Hasil output regresi panel data dengan metode Fixed Effect (FEM)

39

40

41

42

43

44

45

46
47
48
49
50
51
52
53
54

55
58
59
59
60

v

37 Hasil output uji chow dalam pemilihan model terbaik PLS vs FEM
38 Hasil output regresi panel data dengan metode Random Effect (REM)
39 Hasil output uji hausman dalam pemilihan model terbaik
FEM vs REM
40 Hasil output uji white heteroscedasticity untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas
41 Hasil output uji multikolinearitas

61
61
62
63
64

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Grafik pergerakan indeks harga saham sejumlah sektor
Perkembangan Indeks Harga Saham subsektor perkebunan tahun
2005-2011
Kerangka pemikiran operasional
Grafik distribusi normalitas

4
5
14
63

DAFTAR LAMPIRAN
1

Sumber data analisis perusahaan publik sektor pertanian tahun
2005-2011
73
2 Pergerakan grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun
2005-2011
74
3 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Astra Agro
Lestari, Tbk periode 31 Desember 2006 dan 2007
75
4 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. PP London
Sumatera Indonesia, Tbk periode 31 Desember 2006-2008
78
5 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Sinar Mas Agro
Resources and Technology, Tbk periode 30 Juni 2008 dan 2009
81
6 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Tunas Baru
Lampung, Tbk periode 31 Desember 2009 dan 2010
84
7 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Bakrie Sumatera
Plantation, Tbk periode 30 September 2008 dan 2009
88
8 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Cipendawa, Tbk
periode 30 Juni 2008 dan 2009
94
9 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Danasupra
Erapacific, Tbk periode 31 Desember 2010 dan 30 Juni 2011
97
10 Contoh neraca konsolidasian dan laporan laba rugi PT. Bumi
Teknokultura Unggul, Tbk periode 31 Desember 2006 dan 2007
100

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 di Amerika Serikat
mengakibatkan dampak yang besar terhadap keputusan investor dalam melakukan
transaksi pada pasar modal. Kondisi tersebut terjadi karena adanya krisis yang
dinamakan subprime mortgage yaitu suatu istilah yang digunakan pada praktik
pemberian kredit kepada peminjam yang tidak memenuhi persyaratan kredit untuk
diberikan pinjaman berdasarkan suku bunga. Krisis finansial global tersebut telah
menimbulkan kepanikan yang luar biasa di kalangan investor, yang membuat
indeks Dow Jones, Nasdaq, Hang Seng, Hongkong, Nikkei, serta IHSG merosot
tajam.
Pada saat ini pasar modal memiliki peranan yang penting untuk menunjang
perekonomian suatu negara. Indikator perekonomian suatu negara, selain dapat
diukur melalui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) juga dapat diukur
melalui kinerja indeks pasar modal yang merupakan indikator kepercayaan
investor. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat hutang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen
lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
institusi lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana
bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain. Fungsi kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan
lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
Pasar modal di Indonesia secara resmi dikelola oleh PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Kementerian Keuangan melalui Bapepam LK
(Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan). Bursa efek berperan
sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana dengan pihak yang
memerlukan dana. Produk utama dari bursa efek adalah saham. Saham yang
diperdagangkan mengalami fluktuasi tergantung transaksi yang dilakukan. Oleh
karena itu, para investor harus mampu memperkirakan pergerakan indeks harga
saham di bursa efek. Di dalam bursa efek terdapat sejumlah emiten, yaitu
perusahaan yang
memperoleh dana melalui pasar
modal
baik
dengan
menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada

2

masyarakat atau perusahaan yang mencatatkan sahamnya dan diperdagangkan
di bursa saham. Indeks pasar modal di Indonesia disebut sebagai Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang terdiri dari sembilan indeks sektoral, yaitu
agribisnis, pertambangan, industri dasar, industri lainnya, industri produk
konsumen, properti, infrastruktur, lembaga keuangan, dan perdagangan. Tabel 1
menunjukkan tren nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung
mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga 2011. Tren peningkatan nilai
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diikuti dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel 1

Perkembangan jumlah emiten dan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2011

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

Emiten
336
344
383
396
402
442
436
4.54

Rata-rata laju pertumbuhan (%)

IHSG
1 162.635
1 805.523
2 745.826
1 355.408
2 534.356
3 703.512
3 821.992
32.15

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2012 (diolah)

Salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan laju
perekonomian di Indonesia adalah sektor pertanian. Lebih dari empat puluh
persen masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektor pertanian juga menjadi
sektor primer bagi banyak sektor, karena tidak sedikit hasil yang diproduksi oleh
sektor pertanian juga diperlukan oleh sektor lain. Selama tahun 2007 hingga tahun
2011, sektor pertanian dan sub sektornya yang meliputi perkebunan, perikanan,
peternakan dan kehutanan mengalami pertumbuhan dalam struktur Produk
Domestik Bruto (PDB). Sektor pertanian menempati urutan ketiga dalam struktur
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, di bawah sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Berdasarkan data Produk Domestik
Bruto (PDB) atas dasar konstan 2000 pada Tabel 2, menunjukkan bahwa
perkembangan setiap sektor lapangan usaha selalu meningkat setiap tahunnya.
Tabel 2 Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan
usaha (miliar rupiah) tahun 2007-2011
Sektor Usaha

Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estate dan Jasa
Perusahaan
Jasa-Jasa

Tahun

Rata-rata Laju
Pertumbuhan (%)

2007
271 509

2008
284 619

2009
295 884

2010
304 737

2011
313 728

3.68

171 278
538 085
13 517
121 809
340 437

172 496
557 764
14 994
131 010
363 818

180 201
570 103
17 137
140 268
368 463

186 635
597 135
18 050
15 022
400 475

189 179
634 247
18 921
160 090
437 251

2.53
4.21
8.85
7.07
6.51

142 327

165 906

192 199

217 977

241 285

14.13

183 659

198 800

209 163

221 024

236 077

6.48

181 706

193 049

205 434

217 782

232 465

6.38

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012 (diolah)

3

Seiring dengan meningkatnya peranan sektor pertanian, semakin banyak
pula investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya. Keputusan investor
sangat dipengaruhi oleh nilai return yang diterima. Return menjadi indikator
utama kemampuan keuangan perusahaan menciptakan nilai bagi para investor
dalam bentuk pembayaran dividen ataupun capital gain. Pada penelitian ini return
dihitung dalam bentuk capital gain. Oleh karena itu, dalam menginvestasikan
modalnya, investor harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi
lingkungan perusahaan secara eksternal dan internal, prospek perusahaan di masa
yang akan datang serta tingkat kemampuan manajemen dalam mengambil
keputusan strategik yang akan ditempuh oleh perusahaan sebagai usaha dalam
meningkatkan nilai perusahaan yang bersangkutan. Penilaian tersebut
mengharuskan manajemen perusahaan untuk merumuskan dan menyempurnakan
strategi bisnis mereka agar memiliki kemampuan bersaing.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting yang berguna
untuk perencanaan keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan juga
diperlukan bagi investor yang telah menanamkan modalnya maupun yang akan
menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Saat ini, berbagai metode
pengukuran kinerja keuangan telah digunakan sebagai salah satu tindakan
manajerial perusahaan.
Biaya modal merupakan salah satu unsur utama untuk menilai efektivitas
struktur modal perusahaan yang tercermin dalam hutang dan ekuitasnya. Hal ini
terkait dengan kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modal untuk
operasional perusahaan sehingga mampu memberikan return yang optimal
terutama bagi para investor. Berikut Tabel 3 menunjukkan data perkembangan
struktur modal perusahaan sektor pertanian tahun 2005 hingga 2011.
Tabel 3 Perkembangan struktur modal perusahaan sektor pertanian 2005-2011
(dalam jutaan rupiah)
Tahun

Total Hutang

2005
6 481 734
2006
7 506 318
2007
10 917 357
2008
12 490 989
2009
11 841 020
2010
21 391 451
2011
22 556 143
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2013 (diolah)

Total Ekuitas

Total

6 971 472
8 413 670
13 560 556
17 766 434
19 820 531
28 640 504
33 548 570

13 453 206
15 919 988
24 477 913
30 257 423
31 661 551
50 031 955
56 104 713

Berdasarkan data struktur modal perusahaan sektor pertanian pada Tabel 3,
terlihat dari tahun 2005 hingga 2011 nilai hutang dan ekuitas perusahaanperusahaan sektor pertanian mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
selain adanya peningkatan operasional perusahaan, juga mengindikasikan
kepercayaan investor terhadap perusahaan-perusahaan sektor pertanian yang terus
mengalami kenaikan walaupun terjadi fluktuasi indeks harga saham terutama pada
tahun 2008.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang akan dilakukan meliputi
analisis kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertanian. Analisis berikutnya
adalah menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan sektor pertanian

4

tersebut terhadap return saham yang akan menjadi acuan bagi para investor dan
manajer perusahaan dalam menyusun berbagai langkah strategik untuk
perencanaan usaha dan investasi yang dilakukan agar menghasilkan hasil yang
optimal.

Perumusan Masalah
Sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi perekonomian di
Indonesia. Namun, adanya krisis yang terjadi pada tahun 2008 di Amerika Serikat
mengakibatkan penurunan peranan pada sektor pertanian. Semakin banyaknya
kegiatan ekspor yang dilakukan pada sektor ini, menunjukkan bahwa pergerakan
sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh aktivitas global, dimana aktivitasaktivitas tersebut memberikan dampak langsung pada sektor pertanian. Kontribusi
sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) semakin menurun
hingga 13.61% pada tahun 2009 (BPS, 2010), dimana sebelumnya sektor
pertanian mampu mengungguli sektor lain yaitu sebesar 26.32% (BPS, 2008).
Perkembangan sektor pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI)
menunjukkan fakta yang menarik. Berikut Gambar 1 menunjukkan perkembangan
nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan sektor lainnya.
5,000.000

IHSG

Harga

4,000.000
3,000.000

Pertanian
2,754.756

2,000.000
1,000.000
0.000

1,218.450
493.450

Pertambagan
2,284.319
2,146.036
1,753.090
Industri Dasar
918.766
Aneka Industri

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Period

Barang Konsumsi
Properti & Real Estate

Gambar 1 Grafik pergerakan indeks harga saham sejumlah sektor
Sumber: Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010

Pada Gambar 1 terlihat dari sisi pergerakan indeks harga saham, terdapat
fakta menarik yang dapat diambil bahwa sektor pertanian memiliki pergerakan
indeks harga saham yang sangat fluktuatif. Indeks harga saham sektor pertanian
terus mengalami peningkatan yang cukup besar sampai dengan tahun 2007.
Namun, pada tahun 2008 terjadi penurunan indeks harga saham yang sangat
tajam. Fakta ini berbeda dengan tujuh sektor lainnya yang bergerak cenderung
tidak fluktuatif (relatif stabil) selama kurun waktu tujuh tahun tersebut. Keadaan
yang berfluktuatif tersebut akan menyulitkan seorang investor untuk menentukan
pilihan berinvestasi.
Nilai indeks harga saham sektor pertanian sebagian besar didominasi oleh
perusahaan-perusahaan di subsektor perkebunan, seperti PT. Astra Agro Lestari,
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk, PT. Sinar Mas Agro Resources,
Tbk, PT. Tunas Baru Lampung, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk.
Perusahaan-perusahaan subsektor perkebunan tersebut mempengaruhi fluktuasi

5

pergerakan indeks harga saham sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan di subsektor perkebunan sangat rentan terhadap perubahan
kondisi lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Kondisi ini
dikarenakan sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut merupakan
perusahaan-perusahaan yang sudah lama berdiri dengan memiliki permodalan
yang relatif besar serta penghasil utama produk minyak kelapa sawit mentah
(CPO), sehingga perhatian investor terhadap kinerja internal dan lingkungan
eksternal perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan subsektor lainnya.
Oleh karena itu, krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 menjadi hal
yang sangat mendukung untuk diteliti keterkaitannya dengan return saham.
Gambar 2 menunjukkan perkembangan Indeks Harga Saham subsektor
perkebunan tahun 2005 hingga 2011.

Harga

30,000.000

PT Astra Agro Lestari

20,000.000
PT PP London Sumatera
Indonesia

10,000.000

PT Sinar Mas Agro R.T

0.000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

PT Tunas Baru Lampung

Periode

Gambar 2 Perkembangan Indeks Harga Saham subsektor perkebunan tahun 20052011
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2013

Pergerakan indeks harga saham sektor pertanian yang berfluktuatif
mempengaruhi return saham yang dihasilkan. Keputusan investor sangat
dipengaruhi oleh nilai return yang diterima. Return menjadi indikator utama
kemampuan keuangan perusahaan menciptakan nilai bagi para investor dalam
bentuk pembayaran dividen ataupun capital gain. Selama periode 2005 sampai
dengan 2011 sektor pertanian menempati urutan kedua paling rendah terkait nilai
annualised return, yaitu sebesar -199.72% (Tabel 4).
Tabel 4 Annualised Return IHSG dan Indeks Sektoral tahun 2005-2011
Indeks
IHSG
Pertanian
Pertambangan
Industri Dasar dan Kimia
Aneka Industri
Barang Konsumsi
Properti dan Real Estate
Transportasi dan Infrastruktur
Keuangan
Perdagangan Jasa dan Investasi
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2013 (diolah)

Tahun 2005 - 2011
Annualised return (%)
6.94
-199.72
-213.67
11.98
7.81
20.89
-7.25
3.30
13.92
-22.30

6

Peranan sektor pertanian yang semakin mengalami penurunan terhadap
perekonomian nasional, berimplikasi pula pada rendahnya minat investor
berinvestasi di saham sektor pertanian. Minat investor untuk berinvestasi saham di
sektor pertanian sangat rendah dan tertinggal jauh jika dibandingkan dengan
sektor lain (Bursa Efek Indonesia, 2010). Penilaian kinerja keuangan adalah salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga mencapai tujuan yang
telah ditetapkan perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja keuangan merupakan
salah satu faktor penting yang berguna untuk perencanaan keuangan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan sektor pertanian yang sahamnya
tercatat dalam Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada
perusahaan di sektor pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan sektor pertanian yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada
perusahaan di sektor pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi investor dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan di sektor
pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan sebagai alat ukur.
3. Bagi peneliti dapat memperkuat kompetensi aspek manajerial di bidang
manajemen keuangan.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada delapan perusahaan yang bergerak di sektor
pertanian yang telah go public. Pemilihan delapan perusahaan ini didasarkan pada
asumsi perusahaan sudah menyusun laporan keuangan tahunan dari tahun 2005
hingga tahun 2011. Skripsi ini hanya membahas mengenai analisis kinerja
keuangan perusahaan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) yang mempengaruhi terhadap return saham
perusahaan-perusahaan di sektor pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI).

7

TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan Perusahaan Sejumlah Sektor di Bursa Efek Indonesia
Dona (2010) melakukan analisis pada 33 perusahaan yang sudah tergabung
dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Agustus 2009 hingga
Januari 2010 dengan menggunakan variabel Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan,
dimana dihasilkan 15 perusahaan memiliki nilai EVA positif yang menunjukkan
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik
dalam proses meningkatkan nilai tambah perusahaan, sementara 18 perusahaan
lainnya memiliki nilai negatif yang menandakan bahwa nilai perusahaan
berkurang sebagai akibat pengembalian yang dituntut investor. Hasil nilai negatif
juga dapat disebabkan karena biaya yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan
modal yang terukur dengan capital charge lebih besar dibandingkan dengan Net
Operating Profit After Tax (NOPAT) yang diperoleh perusahaan. Penyebab lain
yaitu karena perusahaan pada tahun tersebut tidak mampu menghasilkan laba atau
mengalami kerugian, sehingga nilai NOPAT menjadi negatif. Variabel
pengukuran kinerja keuangan selanjutnya adalah MVA, dimana dihasilkan lebih
banyak perusahaan yang menghasilkan nilai positif yaitu sebesar 24 perusahaan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi daripada
nilai buku perusahaan tersebut. Sedangkan hanya terdapat 9 perusahaan yang
menghasilkan nilai negatif, hal ini menandakan nilai pasar perusahaan tersebut
lebih rendah daripada nilai buku perusahaan , sehingga investor tidak tertarik
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Adriyana (2011), kinerja keuangan pada sektor pertanian subsektor
perkebunan yang tergabung dalam kelompok indeks LQ45 yaitu PT. Astra Agro
Lestari, Tbk, PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dan PT. London Sumatera,
Tbk periode 2007 hingga 2009 dengan menggunakan variabel Economic Value
Added (EVA) menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk,
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. (UNSP) dan PT. London Sumatera, Tbk
pada tahun 2007, 2008 dan 2009 memiliki nilai EVA > 0 yang menunjukkan
bahwa proses nilai tambah kinerja perusahaan baik, hal ini berarti laba yang
tersedia mampu melebihi harapan investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal dan memaksimumkan
nilai perusahaan.
Tamba (2012) menganalisis kinerja keuangan pada bank BUMN yang telah
go public, dimana studi kasus perusahaan yang diambil adalah PT. Bank Mandiri
Tbk, PT. Bank BNI, Tbk dan PT. Bank BRI, Tbk periode 2008 hingga 2010.
Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan tersebut dianalisis dengan
menggunakkan variabel Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan antara
Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI serta untuk memberikan timbal balik
kekayaan yang lebih besar bagi pihak perusahaan dan investor. Hasil penelitian
diperoleh bahwa ketiga perusahaan tersebut menghasilkan nilai EVA yang positif
periode 2008 hingga 2010, adapun hasil rata-rata nilai tersebut yaitu PT.Bank
Mandiri menghasilkan 4 741 121.37 juta, Bank BNI menghasilkan 1 189 823.18

8

juta dan Bank BRI sebesar 5 308 147.03 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah positif bagi
perusahaannya masing-masing pada masa periode tiga tahun berturut-turut.
Sementara pengukuran kinerja keuangan menggunakkan variabel MVA pun
dihasilkan pula nilai positif pada ketiga perusahaan, dengan hasil nilai rata-rata
masing-masing perusahaan yaitu pada Bank Mandiri sebesar 53 873 943.74, Bank
BNI sebesar 15 065 741.84 dan Bank BRI sebesar 64 642 062.45. Tercatat pada
hasil penelitian pada Bank BNI sempat menghasilkan nilai MVA negatif pada
tahun 2008, namun pada tahun selanjutnya terus menunjukkan kinerja pasar yang
terus membaik dan memberikan imbal balik yang tinggi bagi pemegang saham.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pasar saham ketiga perusahaan mampu
memberikan kekayaan yang substansial bagi pemegang saham. Bagi peneliti hasil
tersebut dapat menunjukkan bahwa pada tahun 2008 saat terjadi krisis tidak hanya
sektor pertanian saja yang mengalami penurunan kinerja keuangan khususnya
pada nilai pasar saham namun sektor pada Bank BUMN pun terkena dampaknya.
Penelitian kinerja keuangan lain dilakukan Dewi (2004), dimana peneliti
menganalisis kinerja keuangan perusahaan sektor pertanian yang telah go public
di Bursa Efek Jakarta pada periode 2001 hingga 2003. Perusahaan-perusahaan
sektor pertanian tersebut yang diteliti antara lain PT. Astra Agro Lestari, Tbk, PT.
Bakrie Sumatra Plantations, Tbk, PT. PP London Sumatra, Tbk, PT. Bahtera
Adimina Samudra, Tbk dan PT. Dharma Samudra Fishing, Tbk. Kinerja keuangan
masing-masing perusahaan dianalisis dengan menggunakan variabel Economic
Value Added (EVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima perusahaan
yang diteliti dengan menggunakan Economic Value Added, hanya dua perusahaan
yang menghasilkan nilai EVA positif yaitu PT. Bakrie Sumatra Plantation, Tbk
dan PT. PP London Sumatra, Tbk. Kedua perusahaan tersebut menunjukkan
bahwa telah mampu menciptakan nilai tambah positif bagi perusahaan serta
mampu menciptakan nilai bagi pemilik modal. Sementara, bagi tiga perusahaan
lainnya yang menghasilkan nilai negatif menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan tersebut belum memiliki kinerja keuangan yang baik. Faktor dominan
sehingga perusahaan memiliki nilai negatif adalah biaya modal yang lebih tinggi
dari laba usaha yang dihasilkan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut bahwa
tidak hanya krisis pada tahun 2008 saja yang berdampak negatif bagi perusahaan
sektor pertanian namun periode sebelum terjadi krisis pun tidak semua perusahaan
memiliki kinerja keuangan perusahaan yang baik bila dianalisis dengan
menggunakan metode EVA.
Ningrum (2008) menganalisis kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2002 hingga
2007. Perusahaan telekomunikasi yang diteliti yaitu PT. Telkom, Tbk, PT.
Indosat, Tbk, PT. Excelcomindo Pratama, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT.
Mobile 8, Tbk. Pengukuran kinerja keuangan masing-masing perusahaan
menggunakan variabel Economic Value Added (EVA). Dari lima perusahaan yang
dianalisis terdapat perusahaan yang konsisten menghasilkan nilai EVA positif
yaitu PT. Telkom, Tbk, sedangkan PT. Indosat, Tbk menjadi urutan kedua
perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan yang baik. Sementara untuk PT.
Excelcomindo Pratama, Tbk, PT. Bakrie, Tbk dan PT. Mobile 8, Tbk
menghasilkan nilai EVA yang negatif, sehingga perusahaan belum dapat

9

memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dikarenakan biaya modal yang
lebih tinggi dari laba usaha yang dihasilkan perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terhadap pengukuran kinerja
keuangan perusahaan-perusahaan go public, terdapat beberapa perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik dan ada pula perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan yang buruk. Perusahaan-perusahaan yang diteliti tidak hanya
pada cakupan sektor pertanian saja, namun juga sektor lainnya yang telah tercatat
di pasar modal Indonesia. Berdasarkan ulasan penelitian-penelitian terdahulu,
kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi yang buruk tidak hanya terjadi pada
saat krisis pada tahun 2008 namun tahun sebelumnnya pun terdapat perusahaan
yang menghasilkan nilai-nilai negatif berdasarkan variabel yang digunakan,
sehingga krisis yang terjadi pada tahun 2008 tidak selalu berdampak terhadap
beberapa perusahaan go public di Indonesia. Kinerja keuangan yang buruk terjadi
akibat beberapa faktor salah satunya karena biaya modal yang terlalu tinggi
daripada laba yang dihasilkan.

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
Dona (2010) menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan pada 33
perusahaan yang sudah tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode Agustus 2009 hingga Januari 2010 dengan menggunakan variabel
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Variabel
independen pada pengolahan data yaitu EVA dan MVA masing-masing
perusahaan, sedangkan variabel dependen adalah return saham. Analisis
pengolahan data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen menggunakkan software statistik SPSS. Hasil olah
data diperoleh bahwa variabel independen tidak signifikan mempengaruhi
variabel return saham namun memiliki arah pengaruh yang positif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa EVA dan MVA memiliki pengaruh meningkatkan return
saham, tetapi tidak signifikan. Hal ini dikarenakan hasil pada grafik hipotesis
menunjukkan nilai pengaruhnya berada di daerah penolakan Ho.
Trisnawati (2009), melakukan analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham pada seluruh perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa
Efek Jakarta periode tahun 2003 hingga 2005 dengan mengunakan variabel
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Hasil olah data
menunjukkan bahwa variabel EVA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham dengan hasil output sebesar 0.666. Begitu pula dengan variabel
MVA, hasil output menunjukkan bahwa variabel tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham dengan nilai sebesar 0.466.
Astuti (2006) menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang telah go public periode 2001 hingga
2003. Variabel pengukuran kinerja keuangan menggunakan variabel Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dimana kedua variabel
tersebut merupakan variabel independen sedangkan return saham sebagai
variabel dependen. Analisis pengolahan data untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh terhadap return saham menggunakan software statistik SPSS. Hasil dari
olah data menunjukkan bahwa kedua variabel independen tidak berpengaruh

10

signifikan terhadap return saham dengan nilai Economic Value Added (EVA)
sebesar 0.085 dan nilai Market Value Added (MVA) sebesar 0.895.
Penelitian lainnya dilakukan pula oleh Aryayoga dan Harjito (2009), dimana
peneliti menganalisis pengaruh kinerja keuangan menggunakan variabel
Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) terhadap return saham perusahaan manufaktur yang telah go public yang
terdaftar di BEI periode tahun 2004 hingga 2007. Perusahaan manufaktur yang
diambil sebagai sampel yaitu sejumlah 30 perusahaan. Pengolahan statistik data
hasil perhitungan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0. Hasil olah
data menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added (EVA) dan Return on
Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return pemegang saham
perusahaan manufaktur. Berbeda dengan variabel Net Profit Margin (NPM),
variabel ini menghasilkan adanya pengaruh terhadap return pemegang saham.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan yang dianalisis oleh peneliti
khususnya dengan menggunakan variabel Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) dan diolah menggunakan software SPSS, seluruhnya
menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan variabel kinerja keuangan
terhadap return saham. Hal ini secara menguatkan dugaan bahwa profitabilitas
perusahaan yang diwakili oleh variabel-variabel kinerja keuangan tersebut tidak
memiliki pengaruh secara serentak terhadap return pemegang saham. Hipotesis
tersebut berbeda dengan hasil yang telah dilakukan oleh peneliti, dimana kinerja
keuangan baik menggunakkan variabel Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) berpengaruh secara simultan maupun parsial
terhadap return saham.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini diambil dari berbagai
penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian maupun metodemetode atau teknik yang akan digunakan. Adapun kerangka pemikiran teoritis
penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab berikut.
Kinerja Keuangan
Menurut Arifin dan Busono (2006), kinerja keuangan pada laporan
keuangan disajikan dalam laporan laba rugi yang terdiri dari pendapatan dan
beban yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban, yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal (investor). Definisi penghasilan
(income) meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee),

11

bunga dan lainnya. Keuntungan menjelaskan kenaikan manfaat ekonomi,
dan dengan demikian hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan.
2. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau kurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal. Definisi beban mencakup baik kerugian
maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
biasa. Beban yang timbul dari aktivitas perusahaan yang meliputi beban
pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Kerugian memenuhi definisi beban
yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa. Misalnya, kerugian karena bencana dan dari pelepasan aktiva
lancar. Beban juga mencakupi kerugian yang belum direalisasi, misalnya
kerugian dari pengaruh kurs valuta asing.
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari keterkaitannya
untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu meningkatkan nilai yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang
kondisi finansial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur
keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan
disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Penilaian
kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
kinerja suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk memperbaiki kinerja yang
dirasakan kurang baik. Penilaian kinerja sangat penting bagi proses merger
perusahaan, pengimplementasian program pemulihan usaha dan untuk
menentukan nilai wajar saham yang ditawarkan di bursa. Kinerja perusahaan
dapat diukur dari laporan keuangan berupa neraca, laba rugi, arus kas dan
perubahan modal.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan umumnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan
laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukan jumlah aktiva, utang dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan
sumber dan penggunaan juga alasanalasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Menurut Munawir (1995) pengertian laporan keuangan adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak
yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur,
bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan
memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan
dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Keberhasilan perusahaan dapat
dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil
stabilitas serta koniuitas dan kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja

12

juga efisiensi manajemennya. Jika hasil-hasil yang dicapai kurang memuaskan
maka para pemegang saham yang dalam hal ini merupakan pemilik perusahaan
mungkin akan mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham yang
dimiliki.
Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah mengukur tingkat biaya dari
berbagai perusahaan, menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian proses
dan produksi, menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan, menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah
disertai wewenang dan tanggung jawab, dan menentukan perlu tidaknya
digunakan kebijakasanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang
lebih baik (Munawir, 1995).
Investasi Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang
atau badan usaha terhadap perusahaan (Hin, 2008). Menurut Widoatmodjo
(2007), saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut dengan emiten
Sementara menurut Tambunan (2007) saham dapat didefinisikan sebagai bukti
penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, saham
merupakan bukti penyertaan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten
sebagai suatu tanda adanya investasi yang dilakukan oleh investor dimana
investor akan mendapatkan return berupa dividen atau capital gain dari sejumlah
dana atau modal yang diinvestasikan.
Dividen dapat diperoleh investor bilamana perusahaan emiten tempat
sejumlah dana atau modal ditempatkan membukukan laba bersih di akhir
tahunnya (Tambunan, 2007). Dividen sering menjadi tolak ukur skala perusahaan.
Jika dividen dibayarkan secara rutin dengan pertumbuhan, maka umumnya saham
tersebut akan menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor. Sementara itu,
capital gain dapat diperoleh investor bilamana suatu harga saham yang
diinvestasikan oleh investor mengalami kenaikan harga dan investor memutuskan
untuk melepas kepemilikan saham tersebut dengan menjualnya di pasar saham.
Sehingga investor akan mendapatkan selisih nilai positif dari harga jual saham
terhadap harga beli saham. Pergerakan harga saham yang begitu cepat akan
membuat potensi terjadinya capital gain secara cepat pula yang tak jarang juga
menyebabkan potensi capital loss (Arifin, 2005).
Saham memiliki tingkat resiko yang jauh lebih tinggi daripada jenis
instrumen investasi lain baik yang berasal dari pasar modal, pasar keuangan
maupun pasar derivatif, namun tingkat resiko yang dihasilkannya sebanding
dengan tingkat keuntungannya. Keuntungan dari saham yang dapat diperoleh
investor yaitu dividen dan capital gain dapat melebihi tingkat keuntungan
investasi dari investasi lain. Tabungan dan deposito walaupun memiliki tingkat
kepastian dalam memberikan hasil keuntungan dibandingkan saham tetapi tingkat
keuntungan yang ditawarkan dari tabungan dan deposito relatif terbatas yaitu
mengacu pada besaran tingkat suku bunga Bank Indonesia (Hin, 2008). Untuk
valas US dolar misalnya, tingkat keuntungan yang dihasilkan dari selisih harga
jual dan harga beli valas relatif lebih kecil dibandingkan dengan capital gain yang
mampu diberikan saham namun capital loss yang diberikan saham dapat jauh
lebih besar dibandingkan dengan capital loss dari valas.

13

Return Saham
Return saham merupakan besaran atau nilai hasil pengukuran keuangan
terhadap investasi (Brigham et al, 1999). Menurut Achsien (2000), return adalah
presentasi perubahan dalam harga. Pengukuran dilakukan berdasarkan capital
gain dan deviden. Return berdasarkan capital gain dapat dihitung dengan cara :
Pi.t  Pi.t  1
Ri.t 
Pi.t  1
Dimana:
Pi.t
= harga saham I pada periode t
Pi.t-1 = harga saha

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Asuransi Go Public Di Bursa Efek Indonesia

5 64 95

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 35 140

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 37 72

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 31 54

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 12

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE EVA, ROA DAN PENGARUHNYA TERHADAP ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE EVA, ROA DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEXTIL DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 9