Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : SONYA KRISNAWATI S.

NIM : 050503074

DEPARTEMEN : AKUNTANSI – S1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 22 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,

Sonya Krisnawati NIM: 050503074


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan hormat penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sang

Juru Selamat. Terpujilah Dia atas kebesaran dan kasih setiaNya, yang memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih Tuhan buat segala hal yang terjadi serta penyertaanMu yang penulis boleh terus alami.

Skripsi ini berjudul : “Pengaruh Kinerja Keuangan Tehadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini hingga selesai, penulis mendapat banyak bimbingan dan dukungan baik dari segi doa dan materi dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis selama penulisan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak selaku dosen pembanding I dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak selaku dosen pembanding II yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Orangtuaku yang tersayang yaitu bapak H. Situmorang (alm.) dan mama H. Silalahi serta kepada kakak dan adik yaitu Nova, Anne, Sari dan Aldo yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis. Kepada seluruh saudara-saudara yang juga turut membantu dalam doa dan dana. Kepada teman-teman penulis di koordinasi periode 2008/2009, cell group yaitu Dewi, Arneta, Mei, Mery, Enka, Maya, Eka, Siswani, K’Susan, seluruh mahasiswa Akuntansi 2005 serta semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 22 Juni 2009

Penulis,

Sonya Krisnawati

NIM 050503074


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap

return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

secara simultan maupun parsial. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on

Investment, dan Return on Equity sebagai variabel independen dan Return saham

sebagai variabel dependen.

Sampel yang diambil sebanyak 33 perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005 – 2007. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah adalah purposive sampling.

Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh secara simultan terhadap

return saham perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah rasio EPS, DER dan ROI positiif namun tidak signifikan sehingga secara langsung rasio ini mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata-kata Kunci : Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment, Return on Equity, dan Return Saham.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the influences of financial’s performance to the return of common stock of the go public’s manufacturing consumer goods during 2005 until 2007 either simultaneously or partially. This research use Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment and Return on Equity as independent variable and Return of common stock as dependent variable.

The sample of this research are 33 of the go public’s manufacturing consumer goods during 2005 until 2007. The data that used in this research is financial statement from each company, published through website

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data are analyzed by multiple

regression method. Sampling method that used is purposive sampling.

The research results that EPS, DER, PER, ROI, and ROE have not simultaneous influence to return of common stock. Financial ratios that have positive not significant influence to return of common stock, are earning per share, debt to equity ratio and return on investment, whereas earning per share, debt to equity ratio and return on investment have influence to the go public’s manufacturing consumer goods.

Keyword : Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment, Return on Equity, and Return of common stock.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

KATA PENGANTAR ……….... ii

ABSTRAK ………..…. iv

ABSTRACT ……….… v

DAFTAR ISI ……….….. vi

DAFTAR TABEL ……….…. ix

DAFTAR GAMBAR ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ………... 7

1. Saham ………... 7

2. Return Saham………... ……….. 8

3. Laporan Keuangan ………. 9

4. Kinerja keuangan dengan rasio keuangan ………. 10

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 12 C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian


(8)

1. Kerangka Konseptual ... 13

2. Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………..…………..….. 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….………….. 16

C. Jenis Data ……….….……….……….. 18

D. Teknik Pengumpulan Data ……….….. 19

E. Definisi operasional dan pengukuran Variabel… ……….…… 19

F. Metode Analisis Data ………..… 21

G. Jadwal Penelitian ……… 26

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ………..….. 27

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ……….…………..…… 28

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ………..…….. 30

b. Uji Multikolonearitas ………..……….…… 33

c. Uji Heteroskedastisitas ………... 34

d. Uji Autokorelasi ………...………. 35

3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi ………..……….... 36

b. Koefisien Determinasi ……….. 38


(9)

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 47

B. Keterbatasan Hasil Penelitian ……….. 48

C. Saran ……… 49

DAFTAR PUSTAKA ………. 50


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 17

Halaman Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 26

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 28

Tabel 4.2 Uji Normalitas ... ... 30

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 32

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi…... 35

Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi ... 36

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 38

Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 39


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... ... 14

Halaman

Gambar 4.1 Histogram ... 31 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 31 Gambar 4.3 Scatterplot ... 34


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur sektor

Halaman

Barang konsumen ………. 51

Lampiran 2 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2005 .. 52

Lampiran 3 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2006 .. 53

Lampiran 4 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2007 .. 54

Lampiran 5 Statistik Deskriptif ... 55

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Hasil normalitas data ... 56

Histogram ... ... 56

Grafik normal P-P Plot……….. ... 57

Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

Hasil Uji Heteroskedastisitas ... .. 59

Hasil Uji Autokorelasi ... 59

Lampiran 7 Hasil analisis regresi ... 60


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor.

Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang parah, yang pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuidasi). Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur skala besar dan sedang pada triwulan IV-2008 tumbuh negatif 3,4 persen dibandingkan triwulan III-2008. Krisis keuangan global, mengganggu kinerja industri manufaktur yang berimbas pada pertumbuhannya.

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan


(14)

keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan.

Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi melalui pasar sekunder (Pandji, 2003:5). Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang membutuhkan dana. Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami


(15)

informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham.

Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap return saham di pasar modal. Dengan analisa rasio keuangan dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan namun dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian

going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Untuk

menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya dengan rasio keuangan. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44). Dari berbagai alat analisis yang ada, analisis rasio merupakan alat analisis yang sering dipakai karena merupakan metode paling cepat untuk diterapkan dalam kinerja suatu perusahaan. Dari analisis rasio dapat diketahui posisi perusahaan ditengah perusahaan lain dan sangat bermanfaat untuk membantu manajer, investor maupun kreditor dalam mengambil keputusan. Dari analisis rasio ini pula perusahaan dapat lebih mudah melihat tren perusahaan serta


(16)

melakukan prediksi di masa yang akan datang. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa di era ekonomi global ini perusahaan-perusahaan lokal mendapat tantangan yang berat dari perusahaan-perusahaan asing. Hal tersebut dimungkinkan dengan berkurangnya pembatasan pajak maupun quota seperti yang telah disepakati dalam AFTA. Perusahaan-perusahaan tersebut harus memperkuat posisinya agar tidak mengalami kemunduran. Untuk itu diperlukan dana yang tidak sedikit untuk memperbaiki kinerja perusahaan, baik dari segi keunggulan kompetitif, jangkauan pasar, kapasitas produksi, pemasaran, promosi dan sebagainya. Disinilah peranan pasar modal sebagai sarana pengumpulan dana bagi perusahaan yang go public menjadi kuat. Dalam keputusan investasi para pemodal tidak hanya memperhatikan tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi resiko investasi. Secara intuitif tentunya ada hubungan positif antara tingkat keuntungan dan resiko. Investor akan memanfaatkan semua informasi dan kinerja keuangan perusahaan terhadap harga pada pengambilan keputusan beli atau jual sehingga saham sekarang merefleksikan semua informasi yang diketahui.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah, yaitu :

1.Apakah rasio keuangan Earning per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham?

2.Apakah rasio keuangan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham?


(17)

3.Apakah rasio keuangan Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham?

4.Apakah rasio keuangan Return on Investment (ROI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham?

5.Apakah rasio keuangan Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham?

6.Apakah rasio keuangan Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio

(PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return

Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?

2. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Price Earning Ratio

berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?

3. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Debt to Equity Ratio


(18)

4. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Return on Investment berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?

5. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?

6. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Earning Per Share (EPS), Price

Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE) secara bersama–sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Penulis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan return saham serta merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.

2. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.

3. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (1995: 241) adalah sebagai berikut: 1. Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa


(20)

suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen. 2. Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

2. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return dapat

berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Hartono (2000: 107) menyatakan bahwa return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Beza, 1998).

Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar

modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya.

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi


(21)

undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham

di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya (Foster. 1986). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas (Kim, 1991).

3. Laporan Keuangan

Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan Modal.

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis.

Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu (Nainggolan, 2004). Laporan Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran


(22)

perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu.

4. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfret, 1999).

Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan teori akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu. Harapannya akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif dari rasio keuangan. Beberapa yang telah dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan khususnya perusahaan yang mengalami kebangkrutan (Beaver, 1966; Altman, 1968) dan memprediksi perubahan laba perusahaan (Machfoed, 1994; Zainuddin dan Hartono, 1999).

Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat


(23)

mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi. Dalam penggunaannya terdapat keunggulan dan keterbatasan dari analisa keuangan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan.

Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:

a. EPS (Earning per Share)

merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang.

b. DER (Debt to Equity Ratio)

merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya.

c. PER (Price Earning Ratio)

menurut Rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham


(24)

(market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang akan datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya.

d. ROI (Return on Investment)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003).

e. ROE (Return on Equity)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2003).

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Dyah (2007)

Judul penelitian ’Pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia’. Penelitian ini mnggunakan variabel EPS, DER, PER,ROI,dan ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel terikat. Hasil dari penelitian ini adalah semua variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Sedangkan variabel PER memiliki pengaruh positif terhadap return saham.

2. Penelitian Resmi (2002)

Judul penelitian ‘Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan

Return Saham’. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan yang


(25)

semua rasio keuangan dapat menjelaskan perubahan return saham yang berarti variabel rasio tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi investor untuk memproyeksi tingkat keuntungan saham yang diharapkan.

3. Penelitian Merwanto (2005)

Judul penelitian ‘Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja

Perbankan (Studi kasus pada Perusahaan Perbankan Go Public di BEJ tahun 2000 - 2004)’. Dengan menggunakan rasio CAR, NPL, ROA, LDR, GMW,

NIM sebagai variabel independennya dan harga saham sebagai variabel dependennya. Hasil penelitian ini adalah secara bersama–sama yakni ROA, LDR, GWM dan NIM berpengaruh terhadap variabel dependen (harga saham) dan secara parsial ROA, LDR dan GWM berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4. Penelitian I G. K. A. ULUPUI

Judul penelitian ‘Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan Profitabilitas terhadap return saham (studi pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori Industri barang konsumsi di BEJ)’. Hasil penelitian menunjukkan variabel current ratio dan ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. DER menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual


(26)

Husnan (2000 : 88) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham. Koesno (1990) dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Kerangka hubungan kinerja perusahaan dengan return saham sebagai berikut :

Variabel Independen ( X ) Variabel Dependen ( Y )

H1

H2

H3

H4

H5

H6 Gambar 2.1

Return Saham

Perusahaan (Y)

Earning per share (X1)

Debt to equity ratio (X2)

Price earning ratio (X3)

Return on investment

(X4)


(27)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono,2008:51). Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return

Saham.

H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Return

Saham.

H3 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap Return

Saham.

H4 : Return on Investment (ROI) berpengaruh signfikan terhadap Return

Saham.

H5 : Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return

Saham.

H6 : Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning

Ratio (PER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE) secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang signifikan


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

B. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:72). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2007, yaitu sebanyak 35 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:73). Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.


(29)

2. Perusahaan manufaktur tersebut mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan tidak keluar (delisting) selama periode 2005 – 2007.

Sampel yang diambil adalah 33 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif selama tahun 2005-2007 dari total keseluruhan perusahaan manufaktur pada barang konsumsi ada 35 perusahaan.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 33 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur sektor Barang Konsumsi

No Nama Perusahaan Kode

Emiten

Tanggal Berdiri

Tanggal Listing 1. PT. Ades Waters Indonesia

Tbk

ADES 06 Mar 1985 13 Jun 1994

2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

AISA 26 Jan 1990 11 Jun 1997

3. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk

AQUA 23 Feb 1973 01 Mar 1990

4. PT. Bat Indonesia Tbk. BATI 31 Mar 1905 20 Des 1979

5. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 09 Des 1980 09 Jul 1996

6. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 14 Mar 1990 22 Des 1994

7. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 15 Jun 1970 27 Feb 1984

8. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.

DVLA 5 Feb 1976 11 Nov 1994

9. PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993

10. PT. Gudang Garam Tbk. GGRM 26 Jun 1958 27 Agus

1990

11. PT. HM Sampoerna Tbk. HMSP 27 Mar 1905 15 Agus

1990

12. PT. Indofarma Tbk. INAF 2 Jan 1996 17 Apr 2001

13. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF 14 Agu 1990 14 Jul 1994

14. PT. Kimia Farma Tbk. KAEF 23 Jan 1969 4 Jul 2001

15. PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.

KDSI 9 Jan 1973 29 Jul 1996

16. PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF 10 Sept 1966 30 Jul 1991


(30)

18. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

MLBI 03 Jun 1929 15 Des 1981

19. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT 14 Mar 1978 27 Juli 1995

20. PT. Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990

21. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk

PSDN 16 Apr 1974 18 Okt 1994

22. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk

PTSP 13 Des 1983 30 Mei 1994

23. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 Nov 1976 16 Okt 2001

24. PT. Schering Plough Indonesia Tbk.

SCPI 7 Mar 1972 8 Jun 1990

25. PT. Sierad Produce Tbk SIPD 06 sep 1985 27 Des 1996

26. PT. Sekar Laut Tbk SKLT 19 Jul 1976 08 Sep 1993

27. PT. SMART Tbk SMAR 18 Jun 1962 20 Nov 1992

28. PT. Siantar TOP Tbk STTP 12 Mei 1987 16 Des 1996

29. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 14 Feb 2000

30. PT. Mandom Indonesia Tbk. TCID 5 Nov 1969 30 Sept 1993

31. PT. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 20 Mei 1970 17 Juni 1994

32. PT. Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ 02 Nov 1971 02 Jul 1990

33. PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR 5 Des 1933 11 Jan 1982 Sumber: Penulis, 2009

C. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo, (2002: 147) “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).” Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dan nilai return saham.

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data

cross-section. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun


(31)

dikumpulkan pada suatu titik tertentu (Kuncoro, 2003:125) yang disebut dengan

pooling data atau combined model.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs dibutuhkan dalam penelitian.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Variabel dependen (“Y”): Return saham perusahaan

Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi, dapat dihitung

dengan rumus :

1 1 − − − = it it it it P P P R Keterangan:

Rit = Tingkat keuntungan saham i pada periode t. Pit = Harga saham penutupan i pada periode t. Pit - 1= Harga saham penutupan i sebelum periode t.

b. Variabel Independen (”X”): ada beberapa rasio keuangan yang


(32)

1) Earning Per Share (X1) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar

saham. Rumus EPS sebagai berikut:

share Earning

EPS =

2) Debt to Equity Ratio (X2) merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang

yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rumus DER sebagai berikut: % 100 tan X Sendiri Modal g Hu Total equity to Debt =

3) Price Earning Ratio.(X3) Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning

ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Rumus PER sebagai berikut :

% 100 arg × = Sendiri Modal Saham a H PER

4) Return on Investment (X4) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Rumus ROI sebagai berikut :

Investasi Total

Income Operating


(33)

5) Return on Equity (X5) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net

income (Kasmir, 2003). Rumus ROE sebagai berikut :

Capital Equity

Income Net

ROE=

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 16.0 (Statistik Product

and Services Solution). Sebelum data di analisis, maka untuk keperluan analisis

data tersebut, terlebih dahulu diajukan uji asumsi klasik, yaitu: .

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan


(34)

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi >0,05 dengan = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

b) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada


(35)

tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi

variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.

c) Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain: 1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.


(36)

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.

Hipotesis yang diuji adalah: Ho : tidak ada autokolerasi ( r = 0 ) Ha : ada autokolerasi ( r ≠ 0 )

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi: Tidak ada autokolerasi, positif atau negatif : du < d < 4 – du.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

a. Uji signifikansi parsial ( t-test )

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%. Adapun yang menjadi model persamaannya adalah :


(37)

2. untuk Debt to Equity Ratio

3. untuk Price Earning Ratio

4. untuk Return On Investment

5. untuk Return On Equity

b. Uji signifikansi Simultan ( F- test)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk menentukan uji F-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%.

Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2+ b3 x3 + b4x4 + b5x5 + e

Dimana :

Y = Return saham a = Konstanta

b1 – b5 = Koefisien regresi masing-masing variabel X1 = EPS

X2 = DER X3 = PER

Y = a + b2X2 + e

Y = a + b3X3 + e

Y = a + b4X4 + e


(38)

X4 = ROI X5 = ROE e = error

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Tahapan

penelitian

Januari Februari Maret April Mei Juni

Pengajuan judul Penyusunan proposal Pengumpulan data

Seminar proposal Penulisan proposal Penyelesaian laporan


(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel

penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur sektor barang konsumsi No Nama Perusahaan Kode

Emiten

Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1. PT. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 06 Mar 1985 13 Jun 1994 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk.

AISA 26 Jan 1990 11 Jun 1997 3. PT. Aqua Golden Mississippi

Tbk

AQUA 23 Feb 1973 01 Mar 1990 4. PT. Bat Indonesia Tbk. BATI 31 Mar 1905 20 Des 1979 5. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 09 Des 1980 09 Jul 1996 6. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 14 Mar 1990 22 Des 1994 7. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 15 Jun 1970 27 Feb 1984 8. PT. Darya-Varia Laboratoria

Tbk.

DVLA 5 Feb 1976 11 Nov 1994 9. PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993 10. PT. Gudang Garam Tbk. GGRM 26 Jun 1958 27 Agus 1990 11. PT. HM Sampoerna Tbk. HMSP 27 Mar 1905 15 Agus 1990 12. PT. Indofarma Tbk. INAF 2 Jan 1996 17 Apr 2001 13. PT. Indofood Sukses Makmur INDF 14 Agu 1990 14 Jul 1994


(40)

Tbk

14. PT. Kimia Farma Tbk. KAEF 23 Jan 1969 4 Jul 2001 15. PT. Kedawung Setia Industrial

Tbk.

KDSI 9 Jan 1973 29 Jul 1996 16. PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF 10 Sept 1966 30 Jul 1991 17. PT. Merck Tbk. MERK 14 Okt 1970 23 Jul 1981 18. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 03 Jun 1929 15 Des 1981 19. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT 14 Mar 1978 27 Juli 1995 20. PT. Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990 21. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 16 Apr 1974 18 Okt 1994 22. PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk

PTSP 13 Des 1983 30 Mei 1994 23. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 Nov 1976 16 Okt 2001 24. PT. Schering Plough Indonesia

Tbk.

SCPI 7 Mar 1972 8 Jun 1990 25. PT. Sierad Produce Tbk SIPD 06 sep 1985 27 Des 1996 26. PT. Sekar Laut Tbk SKLT 19 Jul 1976 08 Sep 1993 27. PT. SMART Tbk SMAR 18 Jun 1962 20 Nov 1992 28. PT. Siantar TOP Tbk STTP 12 Mei 1987 16 Des 1996 29. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 14 Feb 2000 30. PT. Mandom Indonesia Tbk. TCID 5 Nov 1969 30 Sept 1993 31. PT. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 20 Mei 1970 17 Juni 1994 32. PT. Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ 02 Nov 1971 02 Jul 1990 33. PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR 5 Des 1933 11 Jan 1982 Sumber: Penulis, 2009.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari (ICMD) berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari Earning Per Share, Debt to Equity

Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment, dan Return on Equity sebagai


(41)

variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun 2007

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 99 -941.26 4888.89 359.0409 1032.16659

PER 99 -72.59 6498.51 94.9185 665.60056

DER 99 -3.39 296.51 7.6249 34.49329

ROI 99 -85 94 9.02 20.107

ROE 99 -226.49 445.32 28.4168 68.99232

RETURN 99 -.07440000 .23654501 .0236347576 .04567910740

Valid N (listwise) 99

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimun negatif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel Earning Per Share memiliki nilai minimum -941.26 dan maksimum 4888.89 dengan rata-rata EPS 359.0409, jumlah sampel sebanyak 99.

b. Variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum -3.39 dan maksimum 296.51 dengan rata-rata DER 7.6249, jumlah sampel sebanyak 99.


(42)

c. Variabel Price Earning Ratio memiliki nilai minimum -72.59 dan maksimum 6498.51 dengan rata-rata PER 94.9185, jumlah sampel sebanyak 99.

d. Variabel Return on Investment memiliki nilai minimum -85 dan maksimum 94 dengan rata-rata ROI 9.02, jumlah sampel sebanyak 99. e. Variabel Return on Equity memiliki nilai minimum -226.49 dan

maksimum 445.32 dengan rata-rata ROE 28.4168, jumlah sampel sebanyak 99.

f. Variabel Return memiliki nilai minimum -.07440000 dan maksimum .23654501 dengan rata-rata Return .0236347576, jumlah sampel sebanyak 99.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis: H0 : Data residua l berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual


(43)

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04505992

Most Extreme Differences Absolute .123

Positive .123

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z 1.224

Asymp. Sig. (2-tailed) .100

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 1.224 dan signifikansi pada 0,1 maka disimpulkan data

terdistribusi secara normal karena p= 0,1 > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1 Histogram


(44)

Sumber : Data Diolah Penulis, 2009.

Gambar 4.2 Grafik normal P-Plot

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.


(45)

b. Uji Multikolinieritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu:

Tolerance > 0.10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan

tabel hasil pengujian:

Tabel 4.3 Hasil Uji Mulitikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

EPS .875 1.142

PER .995 1.005

DER .987 1.013

ROI .620 1.614

ROE .683 1.465

a. Dependent Variable: RETURN

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel bebas memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa tidak terjadi gejala mulitikolonieritas.

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.


(46)

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3 Scatterplot


(47)

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

time series.

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu (first

order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam

model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : tidak ada autokolerasi ( r = 0 ) Ha : ada autokolerasi ( r ≠ 0 )

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi: Tidak ada autokolerasi, positif atau negatif :


(48)

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .164a .027 -.025 .04625534687 2.170

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI b. Dependent Variable: RETURN

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,170. Angka ini terletak diantara 1,715 dan 2,285 (1,715 < 2,170 < 2,285). Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh EPS (X1), PER (X2), DER (X3), ROI (X4), dan ROE (X5) terhadap RETURN (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:


(49)

Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .020 .006 3.693 .000

X1 -0.000002 .000 .019 .171 .865 .875 1.142

X2 -0.000006 .000 -.017 -.166 .869 .995 1.005

X3 0.000022 .000 .013 .125 .901 .987 1.013

X4 0.000392 .000 .173 1.328 .187 .620 1.614

X5 -0.000024 .000 -.037 -.298 .766 .683 1.465

a. Dependent Variable: RETURN

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0.020 - 0.00000X1 - 0.000006X2 + 0.000022X3 + 0.000392X4 - 0.000024X5 +

e

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 0,020 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (EPS, DER, PER, ROI, ROE ) maka tingkat return saham sebesar 0.020.

2) 1 sebesar -0,000002 menunjukkan bahwa setiap penambahan Earning

Per Share sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return saham sebesar

0,000002 dengan asumsi variabel lain tetap.

3) 2 sebesar -0,000006 menunjukkan bahwa setiap penambahan Debt to

Equity Ratio sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return saham


(50)

4) 3 sebesar 0,000022 menunjukkan bahwa setiap penambahan Price

Earning Share sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Return saham

sebesar 0,000022 dengan asumsi variabel lain tetap.

5) 4 sebesar 0,000392 menunjukkan bahwa setiap penambahan Return on

Investment sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Return saham sebesar

0,000392 dengan asumsi variabel lain tetap.

6) 5 sebesar -0,000024 menunjukkan bahwa setiap penambahan Return on

Equity sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return Saham sebesar

0,000024 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.


(51)

Tabel 4.6

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .164a .027 -.025 .04625534687 2.170

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI b. Dependent Variable: RETURN

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,164 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Return saham (Y) dengan variabel independennya (EPS, DER, PER, ROI, dan ROE) tidak begitu kuat karena berada diantara 0,0-0.19. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,027. Hal ini berarti 2,7% variasi atau perubahan dalam Return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari earning

per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on investment,

dan return on equity, sedangkan sisanya (97,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,0462553468, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Uji t dan uji F

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).


(52)

1) Uji t (t Test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .020 .006 3.693 .000

EPS -0.000002 .000 .019 .171 .865 .875 1.142

PER -0.000006 .000 -.017 -.166 .869 .995 1.005

DER 0.000022 .000 .013 .125 .901 .987 1.013

ROI 0.000392 .000 .173 1.328 .187 .620 1.614

ROE -0.000024 .000 -.037 -.298 .766 .683 1.465

a. Dependent Variable: RETURN

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

a. Earning per share (X1) berpengaruh positif terhadap Return saham yaitu sebesar 17,1%. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (0.171> -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai signifikansi X1, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa earning per share secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.


(53)

b. Debt to equity ratio (X2) berpengaruh positif terhadap Return saham (Y) yaitu sebesar 0,125. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (0,125 > -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai signifikansi X2, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,901 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity.

c. Price Earning Ratio (X3) berpengaruh negatif terhadap Return saham (Y) yaitu sebesar -0,166. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (-0,166 > -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai signifikansi X2, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,869 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity.

d. Return on Investment (X4) berpengaruh positif terhadap Return saham (Y) yaitu sebesar 1,328. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (1,328 > -1,9939), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi X4, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,187 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa return on investment secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham.


(54)

e. Return on Equity (X5) berpengaruh negative terhadap Return saham (Y) yaitu sebesar -0,298. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (-0,298 > -1,9939), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi X4, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,766 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa return on equity secara individu (parsial) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Return saham.

2) Uji F (F Test)

Untuk melihat pengaruh earning per share, debt to equity ratio, price

earning share, return on investment, dan return on equity terhadap return

saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .006 5 .001 .515 .765a

Residual .199 93 .002

Total .204 98

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI b. Dependent Variable: RETURN

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.


(55)

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 0,515 dengan tingkat signifikansi 0,76. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

earning per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on invesment dan return on equity tidak berpengaruh secara simultan dan tidak

signifikan terhadap return saham karena F hitung < F tabel (0,515 < 3,088) dan sig penelitian > 0,05 (0,76 > 0.05).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,025. Hal ini berarti bahwa 2,5% variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari earning

per share, debt to equity ratio, price earning ratio,return on investment, dan return on equity, sedangkan sisanya (97,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial capital

adequacy ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity, sedangkan non performing loan, operating ratio, dan loan to deposit ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return on equity perusahaan.

Dari hasil tersebut, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Earning per Share terhadap Return saham

Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa Earning per Share (X1) memiliki koefisien regresi yang negatif, yaitu sebesar sebesar -0,000002 yang mana setiap perubahan Earning per Share sebesar 1% akan diikuti oleh


(56)

penurunan return saham sebesar 0,1024 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa Earning per

Share berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Artinya,

setiap perubahan earning per share akan mempengaruhi perubahan pada return saham tapi tidak siginifikan. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Dyah (2007), dimana variabel EPS memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap return saham.

2. Pengaruh debt to equity ratio terhadap Return saham

Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa debt to equity ratio (X2) memiliki koefisien regresi yang positif, yaitu sebesar 0,000022 yang mana setiap perubahan Debt to Equity Ratio sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan

return saham sebesar 0,000022 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam

pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Artinya, setiap perubahan debt to equity ratio akan berpengaruh pada perubahan return saham tetapi tidak signifikan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Dyah (2007), dimana variabel DER memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap return saham.

3. Pengaruh price earning ratio terhadap Return saham

Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel price earning

ratio memiliki koefisien regresi yang negatif, yaitu sebesar sebesar -0,000006

dimana setiap perubahan price earning ratio sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0,000006 dengan asumsi variabel lain tetap.


(57)

Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa price earning

ratio berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap return saham. Hal ini

bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Dyah (2007), dimana variabel PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

4. Pengaruh return on investment terhadap return saham

Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel return on

investment memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham, dimana

koefisien regresi adalah sebesar 0,000392 menunjukkan bahwa setiap perubahan return on investment sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 0,000392 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa return on investment berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap return saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2007), dimana variabel ROI memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap

return saham.

5. Pengaruh return on equity terhadap return saham

Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel return on

equity memiliki pengaruh yang negatif terhadap return saham, dimana

koefisien regresi adalah sebesar -0,000024 menunjukkan bahwa setiap perubahan return on equity sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0,000024 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa return on equity berpengaruh tidak signifikan dan positiif terhadap return saham. Hasil penelitian ini bertolak


(58)

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2007), dimana variabel

return on equity memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham.

Dari hasil pengujian secara simultan dalam penelitian ini, diketahui bahwa

eraning per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on investment, dan return on equity secara simultan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap return saham. Dengan demikian, hipotesis Ho dapat diterima. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2007). )


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (X1) memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham (Y). Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel (0,171 > -1,9939), sehingga H0 diterima dan nilai signifikansi sebesar

(0,865 > 0,05).

2. Debt to Equity Ratio (X2) memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan

terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung > t tabel (-0,125 > -1,9939), sehingga H0 diterima dengan signifikansi (0,901 > 0,05).

3. Price Earning Ratio (X3) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung < t tabel (-0,166 < -1,9939), sehingga Ha diterima dengan signifikansi (0,869 > 0,05).

4. Return on Investment (X4) memiliki pengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung < t tabel ( 1,328 < -1,9939), sehingga Ha diterima dengan signifikansi (0,187


(60)

5. Return On Equity (X5) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung < t tabel (-0,298 < -1,9939), sehingga Ha diterima dengan signifikansi (0,766 > 0,05).

6. Variabel independen (earning per share, debt to equity ratio, price

earning ratio, return on investment, dan return on equity) secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (return saham), karena F hitung < F tabel (0,515 < 2,6415) dan sig penelitian > 0,05 (0,765 > 0,05).

B. Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Sampel yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Peneliti hanya menggunakan analisis yang berhubungan dengan laba per lembar saham, rasio utang terhadap modal, rasio harga saham per laba, tingkat pengembalian dari investasi dan tingkat pengembalian terhadap ekuitas terhadap pengembalian investasi atas saham. Padahal masih banyak faktor lain yang mempengaruhi return saham tapi tidak dimasukkan dalam penelitian karena keterbatasan penulis


(61)

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka penulis memberikan saran yaitu

1. Untuk peneliti selanjutnya, supaya menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tidak hanya sektor barang konsumen.

2. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, supaya menggunakan menambah variabel dan jumlah tahun penelitian.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hartono, Jogiyanto,M, 2000, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE-UGM,

Helmi, Syafrizal dkk. 2008, Analisis Data Penelitian. Edisi Pertama, USU Press, Medan

Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFE-UGM.

Jurusan Akuntansi universitas Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknis

Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kumala, Dyah. 2007, Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Machfoed, M., 1994, Financial Ratio Analysis and The Earning Changes in

Indonesia, Kelola, No. 114-147.

Nainggolan, Pahala., 2004., Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta Pandji, 2003, Pengantar Pasar Modal, cetakan ketiga, PT. Rineka Cipta. Jakarta. Resmi, Siti, 2002, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return

Saham”, Yogyakarta, Kompak. Vol 6 September 2002

Riyanto, Bambang, 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Rosyadi, Imron, 2002, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan

Harga Saham (Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ”,


(63)

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Sumantoro, 1990, Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia, Edisi Pertama,

Jakarta, Ghalia Indonesia.

Zainuddin dan Jogiyanto Hartanto, 1999, Manfaat Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba, Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Journal Riset Akuntansi Indonesia,


(64)

Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur sektor Barang konsumen

No Nama Perusahaan Kode

Emiten

Tanggal Berdiri

Tanggal Listing 1. PT. Ades Waters Indonesia

Tbk

ADES 06 Mar 1985 13 Jun 1994

2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

AISA 26 Jan 1990 11 Jun 1997

3. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk

AQUA 23 Feb 1973 01 Mar 1990

4. PT. Bat Indonesia Tbk. BATI 31 Mar 1905 20 Des 1979

5. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 09 Des 1980 09 Jul 1996

6. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 14 Mar 1990 22 Des 1994

7. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 15 Jun 1970 27 Feb 1984

8. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.

DVLA 5 Feb 1976 11 Nov 1994

9. PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993

10. PT. Gudang Garam Tbk. GGRM 26 Jun 1958 27 Agus

1990

11. PT. HM Sampoerna Tbk. HMSP 27 Mar 1905 15 Agus

1990

12. PT. Indofarma Tbk. INAF 2 Jan 1996 17 Apr 2001

13. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF 14 Agu 1990 14 Jul 1994

14. PT. Kimia Farma Tbk. KAEF 23 Jan 1969 4 Jul 2001

15. PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.

KDSI 9 Jan 1973 29 Jul 1996

16. PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF 10 Sept 1966 30 Jul 1991

17. PT. Merck Tbk. MERK 14 Okt 1970 23 Jul 1981

18. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

MLBI 03 Jun 1929 15 Des 1981

19. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT 14 Mar 1978 27 Juli 1995

20. PT. Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990

21. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk

PSDN 16 Apr 1974 18 Okt 1994

22. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk

PTSP 13 Des 1983 30 Mei 1994

23. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 Nov 1976 16 Okt 2001

24. PT. Schering Plough Indonesia Tbk.

SCPI 7 Mar 1972 8 Jun 1990

25. PT. Sierad Produce Tbk SIPD 06 sep 1985 27 Des 1996

26. PT. Sekar Laut Tbk SKLT 19 Jul 1976 08 Sep 1993


(1)

Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2007

EMITEN EPS

PER

DER

ROI

ROE

RETURN

ADES

-262.51

-3.98

1.66

-85.02

-226.49

-0.02834182

AISA

15.08

47.12

3.65

3.66

17

0.15688252

AQUA

3.96

24.47

0.77

8.92

15.47

0.01632458

BATI

-331.73

-8.87

$1.11

-3.27

-6.89

0.0164

CEKA

67.85

8.84

0.9

7.09

13.46

0.03257874

DAVO

16.81

14.88

2.27

7.73

25.23

-0.04192155

DLTA

1.977

6.07

0.24

8.22

10.26

-0.02290177

DVLA

60.4

19.87

0.35

8.62

0.66

0.0077

FAST

149.78

12.27

0.66

16.52

27.44

0.02726881

GGRM

632.77

10.07

0.65

8.07

13.28

-0.0237

HMSP

473.37

13.7

1.05

20.4

42.16

0.0518

INAF

-3.87

-39.76

1.8

-1.68

-4.71

0.0731

INDF

103.81

26.69

2.62

6.99

28.98

0.05969565

KAEF

7.3

31.35

0.48

4.89

7.25

0.0708

KDSI

33.56

8.27

147

2.95

2.95

0.0865

KLBF

69.49

15.88

0.33

22.55

34.21

0.0151

MERK

2.995

13.15

0.2

31.07

37.28

0.0243

MLBI

2.253

18.3

2.22

11.95

38.5

0.0013385

MRAT

18.77

11.79

0.11

3.62

4.02

0.0023

MYOR

150.74

8.71

0.68

9.46

16.12

0.00989133

PSDN

-2.87

13.33

2.07

3.56

12.02

-0.00191945

PTSP

-3.69

-10.87

296.51

-0.32

-98.72

0

PYFA

1.88

32.36

0.34

1.81

2.42

0.0555

SCPI

1.22

13.19

42.15

6.33

273.14

0.0873

SIPD

2.92

17.18

0.23

3.22

3.96

0.03927511

SKLT

4.79

10.27

3.06

3.04

12.33

-0.0744

SMAR

344.32

15.99

1.29

18.76

42.86

0.04972467

STTP

7.78

35.69

0.37

3.21

4.41

0.05566767

TBLA

23.35

37.48

1.62

5.64

14.83

0.09754161

TCID

596.7

10.56

0.14

20.36

23.22

0.0171

TSPC

57.95

9.71

0.23

12.74

16.42

-0.0128

ULTJ

13.48

36.17

0.57

3.99

6.27

0.0532

UNVR

257.49

24.51

0.98

52.9

104.8

0.0043

Lampiran 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


(2)

PER 99 -72.59 6498.51 94.9185 665.60056

DER 99 -3.39 296.51 7.6249 34.49329

ROI 99 -85 94 9.02 20.107

ROE 99 -226.49 445.32 28.4168 68.99232

RETURN 99 -.07440000 .23654501 .0236347576 .04567910740 Valid N (listwise) 99

Lampiran 6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 99

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04505992 Most Extreme Differences Absolute .123

Positive .123

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z 1.224

Asymp. Sig. (2-tailed) .100


(3)

Hasil uji Mulitikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF


(4)

EPS .875 1.142

PER .995 1.005

DER .987 1.013

ROI .620 1.614

ROE .683 1.465

a. Dependent Variable: RETURN

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .164a .027 -.025 .04625534687 2.170


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .164a .027 -.025 .04625534687 2.170

b. Dependent Variable: RETURN

Lampiran 7

Hasil Analisis regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .020 .006 3.693 .000

EPS -0.000002 .000 .019 .171 .865 .875 1.142 PER -0.000006 .000 -.017 -.166 .869 .995 1.005 DER 0.000022 .000 .013 .125 .901 .987 1.013 ROI 0.000392 .000 .173 1.328 .187 .620 1.614 ROE -0.000024 .000 -.037 -.298 .766 .683 1.465 a. Dependent Variable: RETURN

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .164a .027 -.025 .04625534687 2.170

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI b. Dependent Variable: RETURN


(6)

Lampiran 8

Hasil uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .020 .006 3.693 .000

EPS -0.000002 .000 .019 .171 .865 .875 1.142 PER -0.000006 .000 -.017 -.166 .869 .995 1.005 DER 0.000022 .000 .013 .125 .901 .987 1.013 ROI 0.000392 .000 .173 1.328 .187 .620 1.614 ROE -0.000024 .000 -.037 -.298 .766 .683 1.465 a. Dependent Variable: RETURN

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .006 5 .001 .515 .765a

Residual .199 93 .002

Total .204 98

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI b. Dependent Variable: RETURN


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 35 140

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 21

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 17

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ( BURSA EFEK INDONESIA ).

0 0 9