Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP

RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

EDWARD SITORUS

087017049/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

S

E K O L A H P

A

S C

A S A R JA


(2)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP

RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

EDWARD SITORUS

087017049/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KINERJA KEUANGANTERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Edward Sitorus Nomor Pokok : 087017049 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Januari 2011

 

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak 3. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak 4. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan 0 Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 28 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,


(6)

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009, yaitu sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap retrun saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earning Ratio dan Price to Book Value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Return Saham, Perusahaan Manufaktur


(7)

ANALYZES THE EFFECT OF FINANCIAL TO THE RETURN ON STOCK OF THE MANUFACTURING COMPANY WHICH ARE REGISTERED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyzes the effect of financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value and Book Value per Share to the return on stock of the manufacturing company which are registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.

The object of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample are selected by using purposive sampling. The sample has taken to be observated by 54 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and regression.

The result of this research showed that the financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share simultaneously have the significant influence to the return on stock. By partially showed that Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share don’t have the significant influence to the return on stock, while Price Earning Ratio and Price Book Value have the significant influence to the return on stock.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

5. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 6. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 7. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.


(9)

8. Seluruh staf pengajar dan staff administrasi pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Direksi PTPN II dan Manager Kebun Sawit Hulu serta rekan-rekan kerja di PTPN II yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

10.Terkhusus kepada istri dan anak-anakku tercinta, yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta kesabaran maupun dukungan, semangat dan doa restu sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

11.Ayahanda dan ibunda tercinta serta Bapak dan Ibu mertua yang saya hormati yang telah memberikan perhatian dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa kelas paralel yang selama ini memberikan dukungan, semangat dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dari segi substansi maupun penyusunannya. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.

Medan, Januari 2011


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Edward Sitorus

2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Oktober 1966

3. Pekerjaan : Karyawan Pimpinan Kebun Sawit Hulu PTPN II 4. Agama : Kristen Protestan

5. Orang Tua

a. Bapak : Drs. Firman. Sitorus b. Ibu : Dra. Corry. br. Siagian 6. Isteri : Herni br. Damanik, SE

7. Anak : Fransisca Sitorus, Fellicia Sitorus, Fransiskus Sitorus 8. Alamat : PTPN II Kebun Sawit Hulu Langkat

9. Pendidikan

a. SD : SD Immanuel Medan

b. SMP : SMP Immanuel Medan c. SMA : SMA Negeri IV Medan

d. Universitas : Universitas HKBP Nommensen Medan


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

RIWAYAT HIDUP ………... v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ……….. 9

1.3. Tujuan Penelitian ………... 9

1.4. Manfaat Penelitian ………. 9

1.5. Originalitas Penelitian ………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 12

2.1. Landasan Teori ………... 12

2.1.1. Kinerja Keuangan ……….. 12

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan ……….... 14

2.1.2.1. Current ratio ………... 18

2.1.2.2. Return on assets ……….. 19

2.1.2.3. Net profit margin ………. 19

2.1.2.4. Earning per share ………... 20

2.1.2.5. Leverage ratio ……….. 21

2.1.2.6. Total assets turn over ……….. 22


(12)

2.1.2.8. Price to book value ………... 23

2.1.2.9. Book value per share ……… 24

2.1.3. Return Saham ………. 25

2.2. Review Penelitian Terdahulu ………... 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ……….. 32

3.1. Kerangka Konseptual ………... 32

3.2. Hipotesis Penelitian ………... 39

BAB IV METODE PENELITIAN ……… 40

4.1. Jenis Penelitian ………... 40

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ……… 40

4.3. Populasi dan Sampel ……….. 40

4.4. Metode Pengumpulan Data ……… 42

4.5. Variabel Penelitian ………. 42

4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……… 42

4.7. Model dan Teknik Analisis Data ………... 46

4.7.1. Perumusan Model ……….. 46

4.7.2 . Pengujian Asumsi Klasik ………... 47

4.7.2.1. Uji normalitas ………. 47

4.7.2.2. Uji heteroskedastisitas ……… 48

4.7.2.3. Uji autokorelasi ………... 48

4.7.2.4. Uji multikolinieritas ………... 49

4.7.3. Pengujian Hipotesis ………... 49

4.7.3.1. Uji statistik F ……….. 50

4.7.3.2. Uji statistik t ……….. 50

4.7.3.3. Koefisien determinasi (R2) ……….. 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 53

5.1. Hasil Penelitian ………. 53

5.1.1. Statistik Deskriptif ………. 53


(13)

5.1.2. Uji Asumsi Klasik ………. 57

5.1.2.1. Uji normalitas ………... 57

5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas ………... 60

5.1.2.3. Uji autokorelasi ………. 62

5.1.2.4. Uji multikolinieritas ………... 62

5.1.3. Hasil Analisis Data ………... 63

5.1.3.1. Persamaan regresi ………... 63

5.1.4. Pengujian Hipotesis ………... 66

5.1.4.1. Uji statistik F ………... 66

5.1.4.2. Uji statistik t ……….. 67

5.1.4.3. Koefisien determinasi (R2) ……….. 68

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 68

5.2.1. Pembahasan Hasil Uji F ………... 68

5.2.2. Pembahasan Hasil Uji t ………..……… 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 78

6.1. Kesimpulan ………. 78

6.2. Keterbatasan ……….. 79

6.3. Saran ………... 79


(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Indeks Harga Saham Gabungan Bulanan Tahun 2008-2009…….. 2

2.1 Review Penelitian Terdahulu ……….. 30

4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 45

5.1 Statistik Deskriptif ………... 53

5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ………... 58

5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ………. 60

5.4 Uji Autokorelasi ……… 62

5.5 Uji Multikolinieritas ……… 63

5.6 Persamaan Regresi ………. 64

5.7 Uji Statistik F ……… 66

5.8 Uji Statistik t ………. 67

5.9 Koefisien Determinasi ……….. 68


(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ………. 32 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi ………. 58 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ………… 59 5.3 Uji Heteroskedastisitas ……….. 61


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Periode 2006-2009 ………... 83

2 Data Current Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 88

3 Data Return On Assets Perusahaan Tahun 2006-2008 ………….. 90

4 Data Net Profit Margin Perusahaan Tahun 2006-2008 …………. 92

5 Data Earning Per Share Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 94

6 Data Leverage Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 96

7 Data Total Asset Turn Over Perusahaan Tahun 2006-2008 …….. 98

8 Data Price Earning Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………. 100

9 Data Price to Book Value Perusahaan Tahun 2006-2008 ………. 102

10 Data Book Value per Share Perusahaan Tahun 2006-2008 …….. 104

11 Data Return Saham Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 106

12 Hasil Uji SPSS Sebelum Transformasi ………. 108

13 Hasil Uji SPSS Setelah Transformasi ………... 115

14 Jadwal Penelitian ………... 122


(17)

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009, yaitu sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap retrun saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earning Ratio dan Price to Book Value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.


(18)

ANALYZES THE EFFECT OF FINANCIAL TO THE RETURN ON STOCK OF THE MANUFACTURING COMPANY WHICH ARE REGISTERED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyzes the effect of financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value and Book Value per Share to the return on stock of the manufacturing company which are registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.

The object of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample are selected by using purposive sampling. The sample has taken to be observated by 54 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and regression.

The result of this research showed that the financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share simultaneously have the significant influence to the return on stock. By partially showed that Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share don’t have the significant influence to the return on stock, while Price Earning Ratio and Price Book Value have the significant influence to the return on stock.

Keywords : Financial Performance, Return on Stock, The Manufacturing Company


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Selain itu pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan di suatu negara. Hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang sedang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan suatu saham perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada tahun 2008 terjadi krisis global yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya naiknya harga minyak dunia yang menyebabkan naiknya harga makanan diseluruh dunia, krisis kredit dan bangkrutnya berbagai investor bank atau yang lebih dikenal dengan Subprime Mortgage. Kasus Subprime Mortgage (kredit perumahan) itu meruntuhkan sejumlah lembaga keuangan di Amerika Serikat. Pemain-pemain utama Wall Street tidak mampu bertahan termasuk Lehman Brothers dan Washington


(20)

kepercayaan sehingga harga-harga saham terbesar di bursa-bursa utama duniapun jatuh. Diperkirakan krisis ekonomi ini hampir sama dengan krisis ekonomi yang terjadi di ta

Tabel 1.1 Indeks Harga Saham Gabungan Bulanan Tahun 2008-2009 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2008 2009

Bulan

Open High Low Close Open High Low Close

Januari 2739.59 2838.48 2229.82 2627.25 1377.45 1472.46 1307.53 1332.67

Februari 2657.16 2773.43 2573.41 2721.94 1330.02 1360.94 1281.07 1285.48

Maret 2651.88 2689.66 2239.73 2447.3 1285.48 1467.52 1244.87 1434.07

April 2463.74 2465.82 2167.65 2304.52 1434.07 1728.07 1434.07 1722.77

Mei 2333.56 2516.26 2322.19 2444.35 1722.77 1941.79 1701.99 1916.83

Juni 2447.63 2461.05 2316.43 2349.1 1917.45 2116.17 1888.82 2026.78

Juli 2361.48 2394.17 2129.4 2304.51 2026.88 2332.76 1992.38 2323.24

Agustus 2283.02 2283.02 2035.59 2165.94 2323.85 2411.9 2271.21 2341.54

September 2157.02 2168.8 1592.24 1832.51 2341.43 2482.85 2272.76 2467.59

Oktober 1766.94 1766.94 1089.34 1256.7 2467.9 2559.67 2235.39 2367.7

November 1281.51 1430.72 1102.67 1241.54 2365.65 2494.82 2294.56 2415.84

Desember 1240.85 1376.1 1177.86 1355.41 2416.04 2542.5 2413 2534.36

Sumber : http://www.idx.com

Secara keseluruhan IHSG sepanjang tahun 2008 cukup memprihatinkan, walaupun IHSG sempat mencapai rekor tertinggi pada Januari 2008 di level 2838.48 yang disebabkan meroketnya harga saham tambang yang mengikuti kenaikan harga minyak dunia. Namun memasuki triwulan IV yakni di bulan Oktober 2008, IHSG mengalami keterpurukan di posisi terendahnya di level 1089.34 hal ini disebabkan krisis yang melanda pasar financial global dan kasus gagal bayar Group Bakrie. Namun dipenghujung tahun 2008 pada penutupan perdagangan saham Desember 2008 IHSG naik menjadi 2009 merupakan awal yang baik bagi perekonomian global. Namun mendekati akhir


(21)

tahun terjadi krisis financial Timur Tengah yang terjadi di Dubbai, Uni Emirat Arab (U.A.E). Diawal bulan Maret 2009 secara keseluruhan pasar modal global berada di level terbawah yaitu 1244.87 akibat paket stimulus yang diluncurkan oleh hampir semua negara dalam upaya memerangi krisis yang terjadi. IHSG dibuka pada level 1377.45 di awal tahun secara keseluruhan bergerak naik sampai akhir bulan November 2009. IHSG sempat menguat ke level tertingginya di level 2559.67 di bulan Oktober 2009 dan ditutup pada level 2534.36 pada akhir Desember. (

Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh krisis global yang sempat melanda di tahun 2008, tantangan yang dihadapi semakin berat dan prospek perusahaan semakin tidak jelas (uncertainly), secara langsung mempengaruhi perilaku pemodal dan kinerja perusahaan. Sehingga memberikan batasan yang sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham perusahaan yang dijual di bursa efek. Naiknya suku bunga berjangka akibat kebijakan moneter menyebabkan para pemodal mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham perusahaan yang dijual bursa efek. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan mampu mempengaruhi harga saham di pasar modal, dan faktor atau variabel apa saja yang dapat dijadikan indikator sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang


(22)

diperdagangkan di pasar modal dapat tercapai. Para investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Saham perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan diluar negeri maupun didalam negeri. Perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Tingginya harga saham yang diperdagangkan di bursa efek menunjukkan adanya permintaan yang bertambah terhadap harga saham tersebut. Bertambahnya permintaan akan saham suatu perusahaan menggambarkan bahwa posisi keuangan cukup kuat dengan prospek jangka panjang yang baik, namun sebaliknya harga saham akan semakin menurun bila permintaan akan saham tersebut menurun.

Rasio Keuangan merupakan salah satu alat bagi calon investor untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dalam rangka menetapkan keputusan pembelian saham di pasar modal. Biasanya investor lebih menyukai pemilihan saham yang memiliki harga saham dan tingkat pengembalian saham yang tinggi. Analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat untuk menganalisis kinerja perusahaan tersebut baik atau tidak, karena hal ini berkaitan dengan return perusahaan. Investor biasanya tertarik dengan saham yang memiliki returnpositif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan bagi investor tersebut. Jika permintaan atas saham meningkat, akan menyebabkan kenaikkan terhadap harga


(23)

saham dalam hal ini pasar beraksi secara positif. Jika pasar berekasi secara positif maka ini menandakan return yang diperoleh juga tinggi tetapi jika permintaan atas saham menurun, akan menyebabkan penurunan terhadap harga saham dalam hal ini pasar beraksi secara negatif. Jika pasar berekasi secara negatif maka ini menandakan return yang diperoleh rendah. Investor dalam hal ini merupakan pelaku yang rasional, karena itu aspek fundamental akan menjadi dasar penilaian (basic valuation) yang sangat berharga. Kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Leverage Ratio (LR), Total Assets Turn Over (TATO), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Book Value per Share (BVS).

Perubahan harga saham di pasar modal dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Semakin banyak investor yang tertarik membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Selain itu, informasi yang beredar di bursa efek atau pasar modal, seperti kondisi keuangan, dividen, inflasi dan kinerja suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan kepada publik dan berbagai isu lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa depan.


(24)

Dalam menganalisis harga saham di pasar modal investor menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menjadikan informasi keuangan perusahaan sebagai dasar analisis sedangkan analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga saham di masa lampau.

Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan dengan pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur besarnya kurang lebih 50% dari perusahaan yang listing di BEI dan sebagian besar merupakan saham yang likuid. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor industri, sub sektor industri tersebut diantaranya yaitu: food and Beverages, Tobacco Products, Textile Mill Products, Apparel and Other Textile Products, Lumber and WoodProducts, Paper and Allied Products, Chemical and Allied Products,Adhesive, Plastic Products, Cement, Metal, Machinery, Cables, Electrik and Eletronics Equipment, Automotive and Allied Products, Photographic Equipment, Pharmaceutikal, Consumer Goods, Other Manufakturing, Fabricated Metal Products, Stone Clay and Concrete Products. Perusahaan manufaktur ini mempunyai kontribusi yang besar dalam pembentukan produk domestik bruto di Indonesia. Industri manufaktur pada hakekatnya merupakan industri sekunder yang menciptakan produksi buatan pabrik dan dilakukan besar-besaran. Industri manufaktur akan mengantar perekonomian Indonesia dari perekonomian sejenis menjadi perekonomian industri yang didukung sektor agraris. Perusahaan manufaktur


(25)

mempunyai banyak aspek pengganggu dari external, seperti keharusan menyediakan bahan baku, pemakaian tenaga kerja yang trampil, perijinan, dan adanya pembatasan kuota ekspor. Oleh karena itu deteksi kinerja keuangan perusahaan ini bisa memberikan gambaran tentang kekuatan perusahaan untuk bertahan ketika dihempas krisis ekonomi.

Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif. Penelitian Utami dan Santoso (1998) yang meneliti Pengaruh Informasi Penghasilan terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan Secara simultan ROE, DPR, PBV dan BETA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara simultan ROA, ROE dan DTA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Selanjutnya penelitian Darma (1999) tentang Pengaruh Analisis Laporan Keuangan terhadap return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ menyimpulkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan DTA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial ROA, ROE dan DTA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Menurut hasil penelitian Sulaiman dan Ana Handi (2008) yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ, menyimpulkan bahwa secara simultan EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial variabel EPS,


(26)

TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sebaliknya variabel PBV dan CR berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Selanjutnya Ulupui (2006) yang meneliti mengenai Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROA, TATO dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya CR dan ROA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian Kurniati (2008) yang meneliti Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di BEJ menyimpulkan bahwa secara simultan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya EPS, ROI, OCF dan EVA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Munte (2009) tentang Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From Operation to Debt berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya serta dengan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kinerja keuangan


(27)

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan yang terdiri variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Valueper Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan yaitu:


(28)

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti tentang pasar modal, khususnya pada sektor perusahaan manufaktur.

2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di sektor perusahaan manufaktur.

3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sulaiman dan Handi (2008) yang diambil dari jurnal penelitian dan pengembangan akuntansi Vol: 2 No. 2 Juli 2008 yang berjudul: ”Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Peneliti terdahulu menggunakan variabel EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa secara simultan kinerja keuangan yang terdiri dari variabel EPS, PBV, CR, TATO, ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel PBV dan CR yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu. Alasan peneliti melakukan penelitian lebih lanjut


(29)

atas penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh tetap konsisten atau tidak dengan hasil penelitian terdahulu.

Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, peneliti mencoba menambah tiga variabel independen yaitu Price Earning Ratio, Book Value per Share dan Leverage Ratio. Alasan peneliti menambahkan variabel PER, BVS dan LR dikarenakan ketiga variabel tersebut mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham perusahaan sehingga lazim digunakan investor maupun calon investor dalam mengukur harga pasar dari setiap lembar saham. Selain perbedaan dalam variabel independen, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada periode penelitian. Jika penelitian Sulaiman dan Handi (2008) meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada periode 2003-2005, maka penelitian ini meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai melalui 2 (dua) aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Penilaian terhadap aspek keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Dengan menganalisis pos-pos yang terdapat didalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang di perhatikan para investor dalam mengambil keuputusan untuk berinvestasi. Manajemen perusahaan berusaha meningkatkan kinerja keuangan untuk mempertahankan eksistensinya dan juga untuk menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih dan juga untuk mengevaluasi kinerja manajemen.

12


(31)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan.

Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik menanamkan modalnya, karena adanya harapan akan memperoleh keuntungan di masa mendatang berupa capital gain dan dividen yield

dari penanaman modal tersebut. Salah satu sumber informasi yang dianggap relevan oleh para investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila publikasi laporan keuangan tersebut menyebabkan timbulnya reaksi pasar. Reaksi dari pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2003). Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan resiko investasi yang ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang akan diperoleh. Hal ini akan mengakibatkan semakin banyak investor yang tertarik membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah financial ratio, yang dianalisis dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap rasio keuangan dapat menghasilkan berbagai informasi tentang kondisi keuangan dan prediksinya di masa yang akan datang.


(32)

Menurut Indriantoro (2000) laporan keuangan merupakan informasi utama yang dijadikan acuan bagi investor baik secara individual maupun institusional dan analisis sekuritas. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk mengambilan keputusan. Investor juga sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengestimasi arus kas di masa mendatang (Gentyowati, 2001). Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Informasi yang bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk informasi yang lebik banyak digunakan dalam menganalisis saham. Oleh karena itu informasi dalam laporan keuangan haruslah bermanfaat bagi pemakainya. Menurut Foster (1986) kebutuhan akan informasi laporan keuangan didorong oleh peranannya dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan memiliki potensi untuk mengurangi ketidakpastian akan situasi yang ada. Menurut Harahap (2002) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang lainnya (James dan John, 2005). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat


(33)

analisa berupa ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart (Munawir, 2001). Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi dan neraca (income statement and balance sheet ratio). Rasio laba rugi membandingkan saru arus bagian dari laporan laba rugi dengan arus bagian lain laporan laba rugi.

Menurut Wild et al. (2005) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:


(34)

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari current ratio, acid test ratio, collection period, dan day to sell inventory.

2. Rasio Profitabilitas berdasarkan Pemanfaatan Aktiva (Assets Utilization Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio aktivitas ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable turnover, cash turnover, sales to inventory dan working capital turnover.

3. Rasio Profitabilitas berdasarkan kinerja operasi (Operating Performance

Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, operating profit margin ration, net profit margin, dan pretax profit margin.

4. Rasio Profitabilitas berdasarkan tingkat pengembalian atas investasi (Return on Investment Profitability Ratio).

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: Return On Assets dan Return On Equity.


(35)

5. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: total debt to equity ratio, long-term debt to equity ratio, dan times interest earned ratio.

6. Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: earning yield, dividend yield, dividend payout ratio, price earning ratio, dan price to book value.

Menurut Harahap (2002) rasio keuangan yang sering sekali digunakan dalam menilai kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

3. Rasio profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.


(36)

4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.

5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik. 7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar

modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

2.1.2.1. Current ratio

Current Ratio adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio CR menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan tingkat CR ini sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Rasio CR merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan hutang lancar untuk


(37)

masing-masing perusahaan (Syamsudin, 2000). Rasio ini menunjukkan seberapa cepat aktiva lancar dapat dikonversi menjadi kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio CR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Aktiva Lancar

Current Ratio = x 100% Hutang Lancar

2.1.2.2. Return on assets

Return On Assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis (Riyanto, 2000). Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham (Arifin, 2004). ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

Laba Bersih

Return On Assets = x100%

Total Aktiva


(38)

Net Profi Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Sutrisno, 2000). Semakin besar NPM suatu perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Selain itu, rasio NPM dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Semakin tinggi nilai NPM suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, kinerja yang baik akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut yang ditunjukkan dengan harga saham dari perusahaan tersebut. Rasio dari NPM dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih

Net Profit Margin = x 100% Penjualan Bersih

2.1.2.4. Earning per share

Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya


(39)

dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2001). Angka yang ditunjukkan dari EPS sering dipublikasikan oleh perusahaan yang ingin menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning per Share menggambarkan laba bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai berikut :

Laba Bersih

Earning Per Share = x 100% Jumlah Lembar Saham

2.1.2.5. Leverage ratio

Leverage Ratio menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan. Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan aktiva yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan (Arifin, 2004). Semakin tinggi LR semakin besar persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan atau semakin


(40)

dibandingkan Aktiva. Rasio LR yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi hutang terhadap aktiva, sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi dan resiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang memiliki LR yang tinggi. Rasio LR yang besar biasanya berdampak buruk bagi perusahaan karena tingginya tingkat hutang menyebabkan beban bunga semakin besar yang berarti mengurangi tingkat keuntungan sebaliknya penurunan LR akan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Hubungan LR dengan return saham adalah berbanding terbalik dimana jika LR meningkat maka return saham akan menurun dan bila LR menurun maka return saham akan meningkat. Rasio LR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Utang

Leverage Ratio = x 100% Total Aktiva

2.1.2.6. Total assets turn over

Total Assets Turn Over adalah rasio yang mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan (Syamsuddin, 2000). Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Rasio TATO penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan akan tetapi lebih penting bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. TATO merupakan pengukuran atas pertumbuhan perusahaan. TATO dapat dihitung dengan


(41)

perbandingan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio TATO diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Penjualan Bersih

Total Assets Turn Over = x 100% Total Aktiva

2.1.2.7. Price earning ratio

Price Earning Ratio adalah rasio yang menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Menurut Tandelilin (2001) informasi PER mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham karena rasio ini merupakan suatu indikasi mengenai masa depan perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan maka semakin tinggi pula nilai PER. PER secara teoritis merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi (over value) atau terlalu rendah (under value) sehingga para investor dapat menentukan kapan sebaiknya membeli atau menjual saham. Rasio PER diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Harga saham Per Lembar Saham

Price Earnig Ratio = x 100% Laba Bersih Per Lembar Saham


(42)

Price to Book Value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga pasar saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Price to Book Value adalah rasio yang menjelaskan tentang perbandingan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku per lembar saham sebenarnya. Harga pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar pada saat tertentu yang ditentukan para pelaku pasar sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat pada saat saham di jual perusahaan (Jogiyanto, 2003). Apabila para penanam saham membeli saham diatas nilai bukunya maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dari penjualan saham. Hal ini akan menurunkan return saham yang diterima investor karena dinilai harga saham tersebut mahal. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja dari perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio PBV sering disebut sebagai rasio untuk mengukur kinerja dari perusahaan tersebut. Rasio PBV diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Harga Pasar Per Lembar Saham

Price to Book Value= x 100%

Nilai Buku Per Lembar Saham

2.1.2.9. Book value per share

Rasio untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap lembar saham disebut juga dengan Book Value perShare. Seorang investor tentunya mengharapkan memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan membeli suatu saham seorang investor perlu mengetahui beban dari


(43)

saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban lebih ringan tentunya akan lebih menarik minat investor karena akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Semakin besar rasio BVS maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat. Rasio BVS diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Hutang

Book Value per Share = x 100% Total Aktiva

2.1.3. Return Saham

Harga Saham suatu perusahaan biasanya dinilai dari pengembalian (return) yang diterima pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam melakukan investasi di dalam pasar modal, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pelaku pasar adalah memaksimalkan return. Return saham merupakan hasil keseluruhan yang diperoleh dari investasi selama periode tertentu, dan dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Jogiyanto (2003) membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi adalah return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang dan bersifat tidak pasti.


(44)

Menurut Asri (1987) untuk menghitung return saham dapat menggunakan dua cara yaitu:

a. Tanpa memasukkan unsur dividen

Jika unsur dividen tidak dimasukkan dalam perhitungan return saham (investor mengabaikan dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Pit – Pit-1

Rit =

Pit-1

Keterangan:

Rit = Tingkat keuntungan saham i periode t Pit = Harga saham penutupan i pada periode t

P it1 = Harga saham penutupan i pada periode sebelumnya b. Memasukkan unsur dividen

Jika unsur dividen digunakan dalam perhitungan return saham (investor tidak mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus berikut:

(Pit – Pit-1) + D

Rit =

Pit-1

Keterangan:

Rit = Tingkat keuntungan saham i periode t Pit = Harga saham penutupan i pada periode t

P it1 = Harga saham penutupan i pada periode sebelumnya D = Dividen per lembar saham


(45)

Dalam penelitian ini return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham pada waktu tertentu dengan harga saham pada periode sebelumnya serta memasukkan unsur dividen yang diterima para pemegang saham.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Utami dan Santoso (1998) yang meneliti Pengaruh Informasi Penghasilan terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROE, DPR, PBV dan BETA sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan Secara simultan ROE, DPR, PBV dan BETA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara simultan ROA, ROE dan DTA berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Darma (1999) yang meneliti tentang Pengaruh Analisis Laporan Keuangan terhadap return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan DTA sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara


(46)

Secara parsial ROA, ROE dan DTA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3. Suhairy (2006) yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap

return saham saham pada perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan DER sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang tidak berpengaruh terhadap return saham.

4. Ulupui (2006) yang meneliti Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah CR, ROA, TATO dan DER sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROA, TATO dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya CR dan ROA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham.

5. Kurniati (2008) yang meneliti Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di BEJ. Variabel independen dalam penelitian ini adalah NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil


(47)

penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya EPS, ROI, OCF dan EVA yang berpengaruh signifikan terhadap

return saham.

6. Sulaiman dan Handi (2008) yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ. Variabel independen yang digunakan adalah EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa secara simultan EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial variabel EPS, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sebaliknya variabel PBV, CR dan FL berpengaruh signifikan terhadap return saham.

7. Munte (2009) yang meneliti tentang Pengaruh Faktor Fundamental terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Variabel independennya adalah CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From Operation to Debt sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From Operation to Debt berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.


(48)

Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Utami dan

Santoso 1998

Pengaruh Informasi Penghasilan terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: ROE, DPR, PBV dan BETA

Secara simultan ROE, DPR, PBV dan BETA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh terhadap return saham

2 Jufri Darma

1999

Pengaruh Analisis Laporan Keuangan terhadap return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: ROA, ROE dan DTA

Secara simultan ROA, ROE dan DTA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial ROA, ROE dan DTA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3 Ulupui

2006

Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: CR, ROA, TATO dan DER

Secara simultan CR, ROA, TATO dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara parsial hanya CR dan ROA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4 Hapcin Suhairy

2006

Pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham saham pada perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: ROA, ROE dan DER

Secara simultan ROA, ROE dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial hanya ROE yang tidak berpengaruh terhadap return saham.


(49)

Lanjutan Tabel 2.1

5 Sulaiman dan

Ana Handi 2008

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE

Secara simultan EPS, PBV, CR, FL, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara parsial variabel EPS, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sebaliknya variabel PBV, CR dan FL berpengaruh signifikan terhadap return saham.

6 Endang Kurniati 2008 Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consumer

Goods Yang Terdaftar Dalam BEJ.

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA

Secara simultan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara parsial hanya EPS, ROI, OCF dan EVA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham.

7 Mei Hotma

Mariati Munte 2009

Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Variabel dependen: return saham

Variabel independen: CR, ROE, PBV, Size

dan Cash Flow From

Operation to Debt

Secara simultan CR, ROE, PBV, Size dan

Cash Flow From

Operation to Debt

berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.


(50)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka yang menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Net Profit Margin (X3) 

Earning Per Share (X4)

Leverage Ratio (X5) Current Ratio (X1)

Return Saham (Y) Return On Assets (X2)

Total Assets Turn Over (X6)

Price to Earning Ratio (X7)

Price to Book Value (X8)

KINERJA KEUANGAN (X)

Book Value (X9)

32


(51)

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Untuk dapat menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, para investor perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Ukuran-ukuran kinerja perusahaan secara eksplisit dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan yang dikeluarkan dapat berupa neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal dan laba operasi yang secara simultan memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Menurut Chang at al (1983) dalam Triayunigsih (1999) membuktikan bahwa laporan keuangan tahunan suatu perusahaan merupakan sumber informasi yang memiliki rangking tertinggi dibandingkan dengan sumber-sumber informasi lainnya, seperti laporan keuangan intern, informasi dari pialang, media massa maupun pemberitahuan dari pihak manajemen.

Pada prinsipnya membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu fraksi dari kekayaan (asset) dan keuntungan (earning) perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karenanya, harga saham banyak ditentukan terutama oleh reputasi atau performa dari perusahaan itu sendiri, di samping tentu saja masih dipengaruhi faktor-faktor lainnya. Menurut Sharpe (1995) apabila suatu informasi diyakini oleh para investor memberikan gambaran tentang prospek yang baik suatu perusahaan, maka akan menimbulkan keberanian bagi investor untuk membeli atau menjual saham perusahaan tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Jadi informasi


(52)

yang baik suatu perusahaan akan menaikkan harga saham yang bersangkutan dan sebaliknya untuk informasi yang buruk. Dengan demikian informasi tentang kondisi internal dan eksternal akan mempengaruhi harga saham emiten yang bersangkutan dan return yang diharapkan oleh investor yaitu berupa apresiasi atau depresiasi harga return.

Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio CR merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan hutang lancar untuk masing-masing perusahaan (Syamsuddin, 2000). Perusahaan yang memiliki rasio CR yang tinggi cenderung akan memiliki kemampuan untuk segera menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Investor lebih menyukai membeli saham-saham perusahaan yang memiliki rasio CR yang tinggi. CR yang besar biasanya berdampak positif bagi perusahaan karena perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sebaliknya penurunan CR akan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin yang buruk. Hal ini menunjukkan hubungan rasio CR terhadap return saham mempunyai hubungan yang positif.

Return On Assets adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Arifin (2004) semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk


(53)

menghasilkan keuntungan atas aktiva yang digunakan sehingga resiko yang dihadapi investor dalam penanaman modalnya semakin kecil. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan. Hal tersebut akan sangat menarik investor untuk berinvestasi sebab profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, 1998) sehingga rasio ini mempunyai hubungan yang positif terhadap

return saham.

Rasio Earning Per Share menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. EPS adalah rasio keuangan yang paling sering digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. EPS merupakan suatu indikator dari apa yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. EPS yang semakin tinggi akan semakin menarik investor dalam menanamkan sahamnya, karena EPS menunjukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya (Sahetapy, 1999 dalam Triayuningsih, 2003). EPS yang tinggi akan dapat mempengaruhi perubahan return saham. Menurut Tandelilin (2001) perubahan EPS suatu perusahaan dapat mempengaruhi perubahan harga


(54)

saham yang berdampak pada perubahan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa antara rasio EPS terhadap return saham mempunyai hubungan yang positif.

Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, Net Profit Margin juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Nilai NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan yang tinggi laba pada tingkat penjualan tertentu. Menurut Arifin (2004) semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan resiko investasi yang ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang akan diperoleh. Hal ini akan mengakibatkan semakin banyak investor yang tertarik membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Rasio NPM mempunyai hubungan positif terhadap return saham.

Total Assets Turn Over adalah rasio yang mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan (Syamsuddin, 2000). Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Rasio TATO penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan akan tetapi lebih penting bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. TATO merupakan pengukuran atas pertumbuhan perusahaan. Semakin besar rasio TATO akan


(55)

mengakibatkan meningkatnya return saham, sebaliknya semakin kecil rasio TATO akan mengakibatkan menurunnya return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa antara rasio TATO dengan return saham mempunyai hubungan yang positif.

Rasio Leverage menjelaskan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Menurut Prastowo (2002) kreditur jangka panjang lebih menyukai rasio LR yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil resiko yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan return saham bagi pemilik modal. Semakin besar LR menandakan struktur permodalan perusahaan lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitasnya. Rasio LR yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi hutang terhadap assets, sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi dan resiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Hubungan variabel LR terhadap

return saham adalah berbanding terbalik, dimana jika LR meningkat maka harga saham dan return saham akan menurun dan bila LR menurun maka return saham akan meningkat.

Price Earning Ratio mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan masa depan perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER. Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi umumnya memiliki


(56)

PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang tinggi karena mereka mengharapkan akan memperoleh aliran kas masuk yang lebih besar di masa yang akan datang. PER yang tinggi akan menyebabkan harga saham tinggi, sebaliknya PER yang rendah akan memyebabkan harga saham rendah. Menurut Husnan (2001) semakin tinggi tingkat keuntungan (return) maka semakin tinggi PER. Hal ini menunjukkan bahwa antara rasio PER dengan return saham mempunyai hubungan yang positif.

Price to Book Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga pasar saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut atau biasa disebut apakah harga saham tersebut overvalued atau undervalued. Semakin besar rasio PBV akan mengakibatkan meningkatnya return saham, sebaliknya semakin kecil rasio PBV akan mengakibatkan menurunnya return saham. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham (Siddharta et al, 1998 dalam Triayuningsih, 2003). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara PBV dan return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukherji et al, (1997) dalam Triayuningsih, (2003) menyimpulkan bahwa PBV ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan PBV ternyata juga mampu memberikan petunjuk kepada investor atau calon investor mengenai kemungkinan return saham yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.


(57)

Rasio Book Value per Share adalah rasio yang mengukur nilai shareholders equity atas setiap lembar saham. Seorang investor tentunya mengharapkan memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan membeli suatu saham seorang investor perlu mengetahui beban dari saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban lebih ringan tentunya akan lebih menarik minat investor karena akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Rasio BVS dapat dihitung dengan cara membandingkan total modal dengan jumlah saham yang beredar. Semakin besar rasio BVS maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(58)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003) penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari variabel CR, ROA, EPS, NPM, LR, TATO, PER, PBV dan BVS terhadap return saham perusahaan manufaktur.

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Agustus 2010-Januari 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

40


(1)

Coefficient Correlations(a)

Model Ln_BV Ln_TATO Ln_PBV LR Ln_NPM Ln_CR Ln_PER Ln_EPS Ln_ROA 1 Correlations Ln_BV 1.000 .107 .041 .158 .011 -.089 .031 -.694 -.025 Ln_TATO .107 1.000 -.033 -.112 .683 -.081 .005 -.063 -.536 Ln_PBV .041 -.033 1.000 -.320 -.005 .099 -.806 .097 -.518

LR .158 -.112 -.320 1.000 -.062 .625 .284 -.303 .423

Ln_NPM .011 .683 -.005 -.062 1.000 -.023 -.001 .017 -.678 Ln_CR -.089 -.081 .099 .625 -.023 1.000 -.073 -.022 .065 Ln_PER .031 .005 -.806 .284 -.001 -.073 1.000 -.068 .463 Ln_EPS -.694 -.063 .097 -.303 .017 -.022 -.068 1.000 -.235 Ln_ROA -.025 -.536 -.518 .423 -.678 .065 .463 -.235 1.000 Covariances Ln_BV .010 .003 .001 .014 .000 -.002 .001 -.005 -.001 Ln_TATO .003 .090 -.002 -.030 .042 -.005 .000 -.001 -.045 Ln_PBV .001 -.002 .034 -.052 .000 .004 -.031 .001 -.026

LR .014 -.030 -.052 .776 -.011 .121 .053 -.020 .104

Ln_NPM

.000 .042 .000 -.011 .041 -.001

-3.55E-005 .000 -.038 Ln_CR -.002 -.005 .004 .121 -.001 .048 -.003 .000 .004

Ln_PER

.001 .000 -.031 .053

-3.55E-005 -.003 .044 -.001 .027 Ln_EPS -.005 -.001 .001 -.020 .000 .000 -.001 .005 -.005 Ln_ROA -.001 -.045 -.026 .104 -.038 .004 .027 -.005 .078

a Dependent Variable

Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Variance Proportions

Eigenvalue

Condition

Index Constant Ln_CR Ln_ROA Ln_NPM Ln_EPS LR Ln_TATO Ln_PER Ln_PBV Ln_BV

1 1 7.468 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .931 2.833 .00 .01 .00 .00 .00 .00 .15 .00 .11 .00

3 .726 3.207 .00 .01 .00 .00 .00 .00 .32 .00 .08 .00

4 .517 3.801 .00 .20 .00 .00 .00 .02 .01 .00 .03 .00

5 .232 5.676 .00 .04 .01 .01 .10 .00 .00 .01 .01 .01

6 .054 11.797 .00 .54 .00 .02 .05 .52 .00 .12 .03 .01

7 .029 15.911 .02 .02 .00 .42 .10 .05 .19 .39 .41 .00

8 .024 17.499 .13 .14 .00 .00 .48 .07 .00 .19 .06 .22

9 .011 25.906 .00 .01 .98 .54 .06 .19 .32 .25 .27 .00

10 .008 30.101 .84 .04 .00 .00 .21 .15 .01 .04 .00 .76


(2)

Case Number

Std. Residual

Ln_RS

Value

Residual

31

-3.274

-4.51

-.6543

-3.85556

35

-4.383

-5.30

-.1367

-5.16158

a Dependent Variable: Ln_RS

Residuals Statistics(a)

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Predicted Value

-1.8780

.6073

-.8444

.42670

157

Std. Predicted Value

-2.422

3.402

.000

1.000

157

Standard Error of Predicted

Value

.141

.937

.275

.112

157

Adjusted Predicted Value

-1.8755

1.6002

-.8377

.46697

157

Residual

-5.16158

2.42085

.00000

1.14312

157

Std. Residual

-4.383

2.056

.000

.971

157

Stud. Residual

-4.660

2.072

-.002

1.006

157

Deleted Residual

-5.83369

2.50959

-.00677

1.23035

157

Stud. Deleted Residual

-5.030

2.096

-.006

1.024

157

Mahal. Distance

1.241

97.747

8.943

11.054

157

Cook's Distance

.000

.283

.008

.026

157

Centered Leverage Value

.008

.627

.057

.071

157


(3)

Regression Standardized Residual

4

2

0

-2

-4

-6

Frequency

40

30

20

10

0

Histogram

Dependent Variable: Ln_RS

Mean =4.25E-16

Std. Dev. =0.971


(4)

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expect

ed Cum

Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual


(5)

Regression Standardized Predicted Value

4

2

0

-2

R

e

gression St

udentized R

e

sidual

2

0

-2

-4

Scatterplot


(6)

 

Agustus –

Oktober

2010

November 2010

Desember 2010

Januari 2011

Minggu ke

I - XII

Minggu ke-

Minggu ke-

Minggu ke-

No

Uraian Kegiatan

Penelitian

I

XII

I

II

III

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IV

1

Penyusunan

Proposal

2

Kolokium

3

Pengumpulan

dan pengolahan

data

4

Penyusunan

seminar hasil

5

Seminar hasil

6

Perbaikan tesis

7

Ujian Meja


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 37 72

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 21

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 17

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 11