Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY
WEST, KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

TIARA SARTIKA ANDRYANA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PROSES PERANCANGAN LANSKAP

KOMPLEKS GALLERY WEST,

KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka
di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

Tiara Sartika Andryana
A44080024

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY WEST,
KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT
(Landscape Design Process of Gallery West Complex, Kebun Jeruk, Jakarta
Barat)
Tiara Sartika Andryana1, Setia Hadi2
1
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB
2
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB
Abstract
Jakarta is a metropolitan city that plays an important role in urban

development. As the center of the city, urban development has increased with the
increasing of buildings and office buildings as places for businesses and
economic activities. Moreover, the entertainment center and residential area such
as hotels and apartment buildings began to grow rapidly, leaving limited open
space area and green areas. It takes a strategy in the utilization efficiency of
construction building and effectiveness for a variety of needs in an area that is
well integrated.
Mixed-use development is a strategy that blends a combination of
residential, commercial, cultural, institutional, or industrial uses, where those
functions are physically and functionally integrated, and that provides pedestrian
connections. The concept of mixed-use has been widely applied in many big city in
America and Europe. Mixed-use nowadays began to developed in Jakarta,
especially in residential complex area. The benefits of mixed-use development
include: reduced distances between housing, workplaces, retail businesses, and
other amenities and destinations, walkable, bike-able neighborhoods, increased
accessibility via transit, both resulting in reduced transportation costs, more
compact development, land-use synergy stronger neighborhood character, sense
of place etc.
Oemardi_zain (OZ) is one of the landscape consultant that based on
landscape planning and designing in Indonesia. The scope of landscape design

covers landscape hotel, club, resort, residential, theme park, civic,dan comercial
park. Internship activities conducted on one project design of Gallery West that
used the concept of mixed-use in its buildings development. With a total area of ±
20.400 m² with area landscape design includes entrance area and gateway, roof
garden, green connector and pool courtyard corridor, and terrace. Through
several of following designing landscape process during the internship, student
can learns implementing design process in landscape project, improving skills
and ability in analyzing and designing in the studio. The internship involves active
participation, interview with employees, direct observations on site, and literature
study. The result of the internship is to learn the project implementation
procedures, organizational structure of OZ, division of works, design process
include: project acceptance, documentation and agreement research and analysis,
concept, design development and detail constructions.
Keywords : Gallery West, landscape design process, mixed-use development

RINGKASAN

TIARA SARTIKA ANDRYANA. Proses Perancangan Lanskap Kompleks
Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Dibimbing oleh SETIA HADI.


Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain
beserta istrinya Ir. Dini Arfianti, terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri Blok
BE no 2 , Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan jasa yang dilakukan melingkupi
perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park, civic, dan
comercial park. Jasa konsultan yang diberikan sudah termasuk proyek
perancangan dan manajemen. Konsultan Lanskap Oemardi_zain memiliki visi “to
be a world class landscape consultant” yang dibuat sedemikian rupa sebagai
bentuk kepercayaan bagi perusahaan-perusahaan dan developer-developer
terhadap konsultan yang ada di Indonesia. Misinya adalah “memberikan
pelayanan lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah”.
Kegiatan magang dilaksanakan selama 16 minggu, yang dimulai pada
bulan Februari – Mei 2012. Jadwal hari kerja dilakukan dari hari Senin-Jumat,
dari pukul 09.00 – 17.30 WIB. Metode magang yang dilakukan pada kegiatan
“Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West Kebun Jeruk, Jakarta
Barat” diutamakan pada parsitipasi aktif selama proses perancangan (desain)
produk dan mempelajari kegiatan di studio seperti: mengikuti dan beradaptasi
terhadap kegiatan dan jadwal kerja di studio, melakukan wawancara dan
parsitipasi aktif yang berhubungan dengan proyek terkait, membantu kegitan
studio dalam beberapa proyek lain yang ada, dan studi pustaka.
Proses perancangan proyek Gallery West pada Konsultan Lanskap

Oemardi_zain memiliki kesamaan dengan proses perancangan menurut Booth
(1983) yaitu melalui tahapan project acceptance, studi analisis, desain, gambar
kerja, dan pelaksanaan (implementation), sedangkan pada post construction
evaluation dan maintainance tidak dikerjakan langsung oleh konsultan lanskap.
Perbedaan diantara keduanya terletak pada perbedaan istilah dan kelengkapan
proses pengerjaan.

Salah satu

proyek

yang sedang dikerjakan oleh Konsultan Lanskap

Oemardi_zain adalah proyek Gallery West yang merupakan proyek yang
mengambil tema mixed use pada areal gedung perkantoran Wisma AKR oleh PT.
AKR Land Development sebagai pemilik dan pengembang kawasan. Lokasi
proyek Perancangan Gallery West terletak di Jl. Panjang No. 5, Kebun Jeruk,
Jakarta yang terletak diantara kawasan padat gedung dan jalan raya utama. Proyek
Gallery West memiliki total luas area ± 20.400 m² dengan area pembangunan
seluas ±6.393,78 m² untuk apartement guest dan office, dan seluas ±1.231,41 m²

diperuntukan sebagai hotel. Area perencanaan lanskap meliputi area entrance &
gateway, roof garden, green connector & corridor pool courtyard, terrace, dan
perimeter kawasan. Menurut konsep yang dideskripsikan pihak owner, Gallery
West akan menjadi “the Gate of West” dimana menyediakan tempat dalam
mengejar karir serta entrepreneurship, dimana menyediakan tempat hunian yang
aman dan nyaman di tengah kota dengan lingkungan yang hijau dan bersahabat
(eco-friendly).
Konsultan Lanskap Oemadi_zain melakukan analisis secara cepat (quick
analysisis) dalam mencapai tahap konsep dengan data-data dari arsitek maupun
owner. Tujuan desain yaitu mengarah pada tema mixed-use development
diantaranya menghubungkan antara satu fungsi bangunan ke fungsi bangunan
lain, menghadirkan fasilitas untuk beragam aktivitas dari fungsi bangunan yang
berbeda, efisien dan efektif untuk pembangunan yang berkelanjutan. Konsep
lanskap Konsultan Lanskap Oemardi_zain dalam perancangan area Gallery West
adalah green building, merupakan pembangunan berkelanjutan yang mengarah
pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut .

Kata kunci : Gallery West, green building, mixed-use development, proses
perancangan,.


® Hak Cipta IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan penulis, IPB
dan Konsultan Lanskap Oemardi_zain.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin penulis, IPB dan Konsultan Lanskap
Oemardi_zain.

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY
WEST, KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

TIARA SARTIKA ANDRYANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan Magang

: Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery
West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Nama Mahasiswa


:

Tiara Sartika Andryana

NRP

:

A44080024

Departemen

:

Arsitektur Lanskap

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Setia Hadi, MS

NIP. 19600424 198601 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi magang
dengan judul Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk,
Jakarta Barat dapat diselesaikan dengan baik.
Kegiatan magang yang dilakukan selama 4 bulan dari bulan Februari
hingga Mei 2012 dilakukan sebagai tugas akhir untuk syarat mendapatkan gelar

sarjana pertanian dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi, diantaranya :
1. Kedua orangtua saya, Bpk. Tatang Turyana Arlimansyah (alm) dan Ibu
Vevi Andriani yang selalu menjadi motivasi saya untuk menjadi pribadi
yang tangguh, adik-adik saya terkasih.
2. Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS sebagai dosen pembimbing saya yang selalu
memberikan bimbingan, motivasi dalam penulisan skripsi saya.
3. Bapak Dr. Kaswanto dan Bapak Ir. Qodarian Pramukanto, Msi sebagai
dosen penguji saya yang telah banyak memberikan masukan untuk
perbaikan skripsi saya.
4. Dr. Ir Nurhayati H.S. Arifin, selaku dosen pembimbing akademik saya
selama berada di Departemen Arsitektur Lanskap.
5. Bapak Umar Zain selaku owner Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang
telah banyak memberikan pengetahuan baru, bimbingan dan masukan
dalam bidang arsitektur lanskap. Staf OZ yang telah memberikan
bimbingan selama magang (Mas Beni, Mas Yudi, Pak Igel, Mbak Dince,
Dinco, Mas Nanang, Mbak Citra, Pak Budi, Pak Kobel, Mbak Uwi, Kak
Chan-chan, Kak Listya, Kak Bulan, Ka Irfan, Mas Rahmat dan lainnya).
6. Arni Harumi sebagai sahabat dalam memotivasi saya selama penulisan
skripsi.
7. Sahabat-sahabat angkatan Bantimurung Bulusaraung Lawalata yang telah
berjuang dan menjadi saudara saya selama di IPB dan seterusnya.

iii

8. Organisasi Pecinta Alam LAWALATA dan saudara-saudara yang telah
memberikan pengalaman yang tidak akan terlupakan selama di IPB.
9. Teman-teman ARL angkatan 45 yang menjadi teman-teman saya selama
berada di perkuliahan lanskap.
10. Teman-teman dan kakak-kakak 43, 44, 46 atas dukungannya dan yang
pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang
keilmuan lanskap dan ilmu lainnya di masa mendatang.

Bogor, Desember 2012

Tiara Sartika Andryana
A44080024

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Cianjur pada tanggal 30 Juni 1990. Penulis
merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari keluarga Tatang Turyana
Arlimansyah dan Vevi Andriani. Pendidikan awal penulis dari Taman KanakKanak (TK), dilanjutkan dengan Sekolah Dasar SDN Bintara Jaya hingga tahun
1997. Kemudian penulis melanjutkan bersekolah di Waverly Elementary School
hingga tahun 1999 di Cleveland, Ohio diteruskan di SD kesatuan Bogor hingga
lulus. Selanjutnya penulis bersekolah di SMPN 1 Pringsewu, Lampung dan
SMAN 1 Bogor hingga akhir 2008.
Penulis diterima melalui jalur PMDK pada tahun 2008 pada jurusan
Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian di IPB. Selama di IPB penulis aktif pada
organisasi kampus dan kegiatan di kampus.
Penulis

bergabung

dalam

Organisasi

Mahasiswa

Pecinta

Alam

(MAPALA) IPB yaitu LAWALATA pada awal perkuliahan. Penulis memiliki
minat dalam bidang pendakian gunung dan penelusuran goa. Pada tahun 2009
penulis ikut dalam Ekspedisi Bantimurung Bulusaraung selama 1 bulan di
Sulawesi Selatan sebagai kegiatan tahunan LAWALATA. Pada kegiatan
departemen penulis mengikuti Woskshop Nasional Arsitektur Lanskap pada tahun
2010. Kegiatan lain yang pernah diikuti penulis seperti ikut dalam tim OMI basket
Faperta, ikut dalam kegiatan klub futsal, bergabung dalam Komunitas Pecinta
Alam Arsitektur Lanskap (KOALA) dan lainnya.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………....

xv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ……………………………………………...

1

1.2

Tujuan Kegiatan Magang …………………………………...

2

1.3

Manfaat Kegiatan Magang ………………………………….

2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Arsitektur Lanskap …………………………………………..

3

2.2

Lanskap Perkotaan …………………………………………...

3

2.3

Mixed-use Development ……………………………………..

4

2.4

Perancangan Lanskap ………………………………………..

5

2.5

Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap ………………..

9

2.6

Manajemen Proyek …………………………………………...

10

2.7

Hunian Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan ……………..

11

2.8

Vegetasi Pereduksi Bising ……………………………………

12

2.9

Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik ………..

12

BAB 3. METODOLOGI
3.1

Lokasi Magang ……………………………………………….

14

3.2

Waktu Magang ……………………………………………….

14

3.3

Metode Magang ………………………………………………

14

3.4

Tahapan Kegiatan Magang …………………………………...

15

3.5

Pengumpulan Data …………………………………………...

16

3.6

Batasan Magang ……………………………………………...

16

BAB 4. PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP
OEMARDI_ZAIN
4.1

Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain …………..

20

4.1.1

Struktur Organisasi …………………………………..

21

4.1.2

Fasilitas Studio ……………………………………….

22

4.1.3

Sistem Kerja dan Komunikasi Internal ……………….

23

Manajemen Proyek ……………………………………

24

4.2

Analisis Manajemen Proyek ……………………………….......

26

4.3

Analisis Proses Perancangan …………………………..……….

27

4.1.4

BAB 5. PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY WEST,
KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT
5.1

Gambaran Umum Kota Jakarta Barat ………………………...

32

5.2

Gambaran Umum Wisma AKR Corporindo Tbk ………….....

33

5.3

Proses Perancangan …………………………………………..

34

5.3.1

Penerimaan Proyek ……………………………….….

34

5.3.2

Lokasi dan Deskripsi Proyek ………………………..

34

5.3.3

Riset dan Analisis Existing Tapak …………………...

35

5.3.4

Analisis dan Sintesis …………………………………

41

5.3.4.1 Uraian Singkat Proyek Gallery West ……….

43

Konsep ……… ………………………………………

44

5.3.5.1 Konsep Dasar ……………………………….

44

5.3.5.2 Konsep Lanskap …………………………….

45

5.3.5.3 Design Key Drive …………………………....

52

5.3.5.4

Zonasi dan Fasilitas ………………………...

53

5.3.5.5

Strategi Lanskap Desain ……………………

55

Pengembangan Desain ………………………………..

60

5.3.6.1

Denah Tapak ...……………………………..

61

5.3.6.2

Ilustrasi Lanskap ……………………………

61

5.3.6.3

Gambar 3D …………………………………

66

5.3.6.4

Landscape Plan & Section …………………

66

5.3.6.5

Landscape Plan Planting Plan ……………..

67

5.3.6.6

Dimension, Material & Leveling Plan ……...

71

Gambar Kerja …………………………………………

72

Pembahasan Hasil Magang dan Gambar Detail ………………..

74

5.4.1

Hasil Proses Magang ………………………………….

74

5.4.2

Proyek yang Diikuti Selama Magang …………………

75

5.4.3

Pembahasan Gambar Detail …………………………..

76

5.3.5

5.3.6

5.3.7
5.4

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….

98

6.1

Simpulan ……………………………………………………….

98

6.2

Saran …………………………………………………………...

99

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 100
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 104

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Alokasi Rencana Waktu Magang ………………………………………...

15

2. Jadwal Kerja Perancangan Gallery West ………………………………....

17

3. Jenis Data yang Dikumpulkan dan Kegunaannya …………...………..….

19

4. Fasilitas Perangkat Keras Konsultan Lanskap Oemardi_zain ……………

23

5. Jenis Software yang Digunakan ………………………………………......

23

6. Tahap Pembayaran (Proposal) …………………...………………...……..

25

7. Falisitas pada Area Perancangan ………………………………………....

56

8. Fungsi Softscape pada Area Lanskap …………………………………......

58

9. Penutupan Area Lanskap ……………………………………………….....

69

10. Kode Nama Tanaman Pohon …………………………………………..…

69

11. Kode Nama Shrubs …………………………………………………….…

70

12. Kode Nama Tanaman Aksen ……………………………………………..

70

13. List Working Drawing Gallery West …………………………………...…

72

14. Kebutuhan Volume Kolam Resapan terhadap Luas Penampang Atap
Bangunan …………………………………………………………………

89

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Diagram Hubungan Peningkatan Kualitas Hidup dengan Pembangunan
Berkelanjutan ……………………………………....................................

12

2. Lokasi Konsultan Oemardi_zain ………………………………………...

14

3. Proses Perancangan Booth ……………………………………………….

18

4. Bagan Struktur Organisasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain ….……….

21

5. Siklus Desain Lanskap (Proses) …………………………………………

27

6. Perbandingan Proses Perancangan Booth dan Oemardi_zain …………....

29

7. Kota Jakarta Barat ………………………………………………………..

32

8. Lokasi Gallery West ……………………………………………………...

35

9. Kondisi Entrance dan Exit Gedung Utama ………………………………

36

10. Kondisi Umum Area Parkir ………………………………………………

37

11. Kondisi Bad View Tapak ………………………………………………...

37

12. Kondisi Fasilitas Area Gedung ………………………………..……........

38

13. Aliran dan Saluran Drainase ………………………………………......…

39

14. Kondisi Tanaman Existing ………………………………………………

41

15. Zonasi Area Perancangan Gallery West ……………………..…………..

53

16. Area Roof Garden ………………………………………………….........

55

17. Strategi Paving Material ……………………………………………...….

57

18. Strategi Softscape ………………………………………………………..

58

19. Siluet Pohon dan Karakteristik ………………………………...……...… 59
20. Image Reference Lighting ……………………………………………..…

60

21. Ilustrasi Landscape Plan ………………………………………………….

62

22. Wisma AKR Plan ………………………………………………………… 62
23. Apartment and Parking Building Plan …………………………………...

63

24. Hotel and Building Feature Wall ……………………………………….... 63
25. Hotel and Office Building Plan …………………………………………... 64
26. Canopy Bridge ……………………………………………………………. 64
27. Pool Deck Parkir ………………………………………………………… 65
28. Hotel Swimming Pool ………………………………………………….....

65

29. Ilustrasi 3D …………………………………………………………….....

66

30. Ilustrasi 3D Pool Deck …………………………………………..……….

66

31. Pohon Gallery West ……………………………………………………...

68

32. Material Hardscape Gallery West ……………………………….............

71

33. Rekomendasi Slopes Untuk Komponen Lanskap …….………….……..

78

34. Jalur Jogging Track yang Baik Bagi Keterbatasan Penglihatan ................

79

35. Dimensi Jogging Track…………………………………………………....

80

36. Denah dan Section Jogging Track ……………………………………….. 81
37. Denah dan Section Children Playground ….……………………...……..

82

38. Denah dan Section Fitness Corner …………………………………...…..

85

39. Gambar 3D Fitness Corner ........................................................................

86

40. Lokasi Sumur Resapan …………………………………………………..

87

41. Kolam Resapan Tipe 1 …………………………………………………...

89

42. Denah dan Section Apartment Wall ………………………………………. 92
43. Denah dan Section Planter Box Type 2……………………………............ 93
44. Tampak Pot Tipe 1…………………………...………………………....... 94
45. Denah dan Section Pot Tipe 1……………………………………………. 95
46. Riser dan Tread Ingels …………………………………………………... 96
47. Standar Riser dan Tread Ingels ………………………………………...… 96
48. Potongan Steps 1…………………………………………………………. 96
49. Tipe Steps (Harris dan Dines) ……………………………………………... 97

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Planting Plan Ground and Upper Floor ………………………………...

98

2. Planting Plan Hotel Pool (LEV 28) …………………………..…………

105

3.

Planting Plan Condohouse Pool (Podium) ……………………………..

106

4.

Planting Plan Pedestrian Bridge ……………………………………….

107

5. Detail Children Playground Equipment ………………………………...

108

6. Gambar Detail Swimming Pool ……………………………………........

109

7. Gambar Detail Condohouse Pool ………………………………………. 111
8.

BoQ Condohouse Pool ………...…………………………………..…… 113

9.

BoQ Pedestrian Bridge ………………………………………………… 117

10. BoQ Ground and Upper Floor …………………………………………. 119

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan tingkat populasi penduduk yang

tinggi. Proses urbanisasi yang terjadi pada daerah perdesaan mengakibatkan
persebaran penduduk yang tidak merata di berbagai daerah dan jumlah populasi
terpusat di daerah perkotaan. Pembangunan dan pertambahan penduduk yang
terjadi setiap waktu mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan untuk
pemukiman dan infrastruktur, sementara ruang hunian yang tersedia relatif tetap,
yang berakibat terjadi peningkatan kawasan terbangun.
Hunian mengalami perkembangan, mulai dari rumah, townhouse,
apartemen, tower block, maupun superblock (Schoenauer, 2000). Berbagai macam
bentuk hunian mulai dikembangkan mengikuti pergerakan kota yang dinamis dan
modern. Berkembangnya kawasan properti di kota-kota besar kini mulai
membangun kawasan superblock

yang

mengacu

pada konsep mixed-use

development. Masuknya hunian dalam kawasan mixed-use merupakan suatu
upaya pengintegrasian fungsi dalam memudahkan aktivitas pengguna kawasan
(The Oregon Transportation & Growth Management, 2008). Mixed-use dalam
suatu kawasan merupakan penggabungan beragam aktivitas pengguna yang
berbeda seperti kegiatan belanja, bermain, olahraga, bersantai yang jaraknya
berdekatan sehingga mudah dijangkau oleh penggunanya. Kawasan mixed-use
merupakan pengembangan suatu kawasan yang berkaitan dengan kelengkapan
bangunan dan keragaman fungsi yang ditampungnya (Sumargo, 2003).
Gallery West adalah proyek pembangunan dari Wisma AKR yang akan
dikembangkan menjadi satu kompleks mixed-use dalam satu kawasan. Gallery
West berlokasi di Kebun Jeruk, Jakarta Barat yang merupakan daerah perkotaan
yang padat dan dinamis. Pembangunan Gallery West menyediakan berbagai
macam fasilitas dengan desain yang mengikuti pola urban living masa kini.
Konsultan lanskap merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
jasa penataan ruang dalam suatu kawasan. Konsultan Lanskap Oemardi_zain
merupakan salah satu konsultan lanskap yang bergerak di bidang perancangan

2

lanskap. Kegiatan magang pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain ini merupakan
tahap pembelajaran

untuk menambah pengetahuan, mengasah ketrampilan

mahasiswa dan praktik langsung dalam proses perancangan lanskap yang
dilakukan di studio. Proses perancangan yang diikuti diharapkan dapat
menghasilkan produk desain yang baik dalam pemanfaatan fungsi fasilitas dan
estetikanya.
1.2

Tujuan Kegiatan Magang
Tujuan dilaksanakannya kegiatan magang ini antara lain:
1. Mempelajari proses perancangan lanskap di

Konsultan

Lanskap

Oemardi_zain.
2. Menganalisis potensi dan kendala pada tapak dalam membuat produk
desain yang memiliki nilai fungsional dan estetik dalam perancangan di
proyek Gallery West.
3. Menghasilkan produk desain alternatif sebagai bagian dari proyek Gallery
West.
1.3

Manfaat Kegiatan Magang
Kegiatan magang yang dilakukan pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain

manfaatnya adalah :
1. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, dan manajemen kerja yang baik
dalam proses perancangan lanskap.
2. Menambah pengalaman dan mengasah ketrampilan dalam pengaplikasian
berbagai jenis alat kerja yang berhubungan dengan disiplin ilmu arsitektur
lanskap.
3. Menambah pengalaman kerja dan portofolio dalam bidang arsitektur
lanskap.

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Arsitektur lanskap
Pada hakikatnya Arsitektur Lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan

(planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemenelemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan
memperhatikan

keseimbangan

kebutuhan

pelayanan

dan

pemeliharaan

sumberdaya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang
fungsional dan estetis. Dengan demikian, arsitektur lanskap mempunyai wawasan
dan berperan dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar seperti: studi
perancangan regional, studi kebijakan ruang terbuka, perancangan tapak daerah
industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan
konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil seperti taman lingkungan
manusia (Hakim dan Utomo, 2004).
Seorang

arsitek

lanskap

membawa

proses

perencanaan-desain

dispesialisasikan pada ilmu psikis, seperti psiographi, geologi, hidrologi, biologi,
dan ekologi, dan merasakan kebutuhan tapak, hubungan manusia dan desain
didalamnya (Simonds, 2006).

2.2

Lanskap Perkotaan
Pengertian lanskap perkotaan merupakan karakter, pola-pola dan struktur

dari spesifik geografis sebuah area kota, termasuk komposisi biologisnya,
lingkungan psikisnya dan pola-pola sosialnya (www.eionet.europa.eu).
Edmun Bacond (Eckbo,1964) mendefinisikan lanskap perkotaan sebagai
bangunan-bangunan individual yang harus berkaitan satu dengan lainnya dan
lingkungan sekitarnya dengan sistem organisasi ruang terbuka.
Perancangan kota (urban design) memiliki tekanan pada penataan
lingkungan fisik kota. Elemen yang membentuk suatu kota (terutama pusat kota)
adalah tata guna lahan (land use), Bentuk dan kelompok bangunan (Building and
Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi (Parking and
Circulation), Tanda-tanda (Signage), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways),

4

Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi (Preservation) (Shirvani,
1985 dalam shareallabout.blogspot.com).

2.3

Mixed Use Development
Pengertian kawasan mixed-use adalah sebuah kombinasi sesuai antara

berbagai

multifungsi, dalam sebuah struktur atau tempat dalam lingkungan,

dimana ragam bentuk aktivitas hidup (tinggal, kerja, belanja, bermain) mudah
dijangkau (dengan jarak berjalan) bagi tiap penduduknya (Suprenant, 2006).
Kawasan mixed-use memiliki beberapa karakteristik (Schwanke, 2003):
-

Terdapat tiga fungsi bangunan atau lebih yang terdapat pada kawasan
tersebut.

-

Terdapat pengintegrasian secara fisik dan fungsional terhadap fungsifungsi didalamnya.

-

Hubungan yang relatif dekat antar satu bangunan dengan bangunan
yang

lainnya dengan hubungan interkoneksi antar

bangunan

didalamnya.
-

Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan.

Suprenant (2006) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi utama yang dapat berada
dalam kawasan mixed-use, yaitu residential atau hunian, kantor dan retail.
Terdapat berbagai kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan dalam
kawasan mixed-use (Sumargo, 2003), yaitu:
1. Mixed-use Tower, merupakan struktur tunggal baik masa maupun
ketinggian, dimana fungsi-fungsi ditempatkan dalam lapisan-lapisan.
Bangunan dapat berupa high rise tower dengan fungsi bertumpuk, atau
high rise tower dengan struktur bawah yang diperbesar.
2. Multitowered Megastructure, merupakan podium dengan tower-tower
yang secara arsitektur dilebur dengan atrium atau kompleks perbelanjaan
secara struktural hal ini mengintegrasikan semua komponen pada lantai
bawah sebagai comon base.

5

3. Freestanding Structure with pedestrian connection, yaitu bangunanbangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian.
4. Combination, merupakan gabungan ketiga bentuk diatas.
2.4

Perancangan Lanskap
Desain adalah sebuah kegiatan pemecahan masalah, proses pembuatan

keputusan, dan merupakan proses membuat karya seni. Desain bermula dari
rangkaian analisis masalah dan sumber, berujung pada solusi yang memiliki
tujuan yang merupakan sintesis imajinasi dan ketrampilan (Eckbo, 1964).
Proses desain menurut Booth (1983) yaitu:
1. Penerimaan proyek (project acceptance)
Dalam tahap pertama ini proposal proyek telah diterima dan disetujui oleh
kedua belah pihak yaitu arsitek lanskap dan klien. Pada pertemuan
pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap,
kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya
arsitek lanskap mempersiapkan proposal detail yang

mencakup

pelayanan, produk dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak
menandatangani kontrak.
2. Riset dan analisis (research and analysis)
Selanjutnya arsitektur lanskap membutuhkan rencana dasar tapak dan
mengadakan inventarisasi tapak dan analisis. Mengujungi (survey)
langsung ke tapak merupakan hal yang penting untuk melengkapi tahap
ini. Mewawancarai pemilik dan menyusun program termasuk bagian dari
tahap ini pula.
3. Desain/perancangan (design)
a. Diagram fungsi ideal (Ideal functional diagram), yaitu permulaan dari
pembuatan grafis suatu desain. Tujuan dibuat diagram ini adalah untuk
mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan
pertama dengan ruang perancangan/desain.
b. Diagram fungsi keterhubungan tapak (Site-Related Functional
diagram), tahap ini mengadopsi hubungan yang telah terbentuk dalam
diagram fungsi ideal untuk mengetahui kondisi dari tapak tersebut.

6

c. Rencana konsep (Concept Plan) merupakan perkembangan langsung
menjadi besar dari diagram keterhubungan fungsi tapak. Secara
keseluruhan, area terdiri dari diagram fungsi keterhubungan tapak dan
membagi semuanya ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada
area tersebut.
d. Studi tentang komposisi bentuk (Form composition study) dalam tahap
ini desainer telah setuju dengan rasional, pertimbangan yang praktis
dari fungsi dan lokasi. Dengan kata lain desainer telah mampu
menyelesaikan masalah.
e. Desain awal (Preliminary Master Plan), dalam desain awal semua
elemen desain dimasukan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan
lainnya,

gaya

grafis

semi

komplit,

semua

elemen

desain

diperhitungkan. Untuk pertama kalinya, sebagai komponen yang
berhubungan dalam keseluruhan lingkungan.
f. Rencana induk (master plan) merupakan perbaikan/penghalusan dari
desain awal. Perbedaannya dengan desain awal yaitu revisi desain,
dalam gaya grafis. Walaupun sama memakai gambar tangan tapi
memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis
bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan,
dek, dll)
g. Desain skematik (Schematic Desain ), untuk beberapa proyek proses
desain dilanjutkan dengan rencana skematik. Pada skala kecil seperti
perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik
dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tata gunalahan
yang banyak desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail
yang dalam pula.
h. Design

development

merupakan tahap terakhir

dalam proses

mendesain. Dalam tahap ini desainer lebih konsentrasi terhadap detail
penampilan dan kesatuan dari material.
4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)
Dalam tahap ini desainer mempersiapkan gambar-gambar konstruksi.
Gambar-gambar tersebut yaitu gambar rencana layout, grading plan,

7

rencana penanaman, dan detail konstruksi dengan spesifikasinya. Semua
gambar-gambar tersebut dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana
membangun semua elemen dalam proyek.
5. Pelaksanaan (Implementation)
Setelah semua gambar-gambar konstruksi komplit, membuat tawaran yang
tersedia. Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan
proses pembangunan dan memasukan desain yang telah dibuat
sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor,
arsitek lanskap masih tetap boleh untk memantau tahap pembangunan
untuk memberikan saran apabila diperlukan.
6. Evaluasi

Setelah

Konstruksi

(Post-Contruction

Evaluation

and

Maintenance)
Proses desain tidak akan pernah selasai begitu saja dalam saatu proyek.
Desainer harus mengobservasi dan menganalisis proyek tersebut dari
waktu ke waktu untuk melihat bagaimana kerjanya dan perkembangannya
seiring dengan perubahan waktu.
7. Pengelolaan (Maintenance)
Agar berhasil, desain seharusnya tidak hanya kerja bagus dalam kertas
tetapi

juga

dapat

dilakukan pembangunan

dengan pemeliharaan

sepenuhnya dan kualitas, tapi ini juga harus dipelihara sebagaimana
mestinya dengan sepenuhnya agar tetap terjaga.
Prinsip-prinsip desain menurut Ingels (2004) yaitu:
1. Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan merupakan keadaan sesungguhnya sama baiknya dengan
visualnya. Secara psikis kita akan merasa tidak nyaman ketika keadaan
tidak seimbang. Terdapat tiga macam keseimbangan: symetric (simetris),
asymetric (asimetris), dan proximal/distal. Keseimbangan simetris
(symetric balance) merupakan keseimbangan yang terdapat bagi taman
formal. Satu bagian merupakan cerminan dari bagian sebaliknya.
Keseimbangan asimetris (asymmetric balance) keseimbangan yang
informal. Bobot visual antara kedua sisi sama namun penggunaan material

8

dan peletakannya bervariasi. Keseimbangan asimetris berpotensi secara
visual terlihat lebih menarik bagi pengamat karena adanya dua sisi untuk
diperhatikan

dan

(proximal/distal

dieksplor.

balance)

mengembangkannya

pada

Keseimbangan

adalah

asimetris

kedalaman tapak

yang

proximal/distal
namun

lebih

dilihat.

Selain

menghubungkan keseimbangan kanan/kiri dalam komposisi lanskap, perlu
adanya kebutuhan untuk mengatur keseimbangan jauh/dekatnya.
2. Focalization of Interest (Titik Pusat Perhatian)
Segala sesuatu yang didesain dengan baik memiliki titik pusat
perhatian, satu lokasi dalam suatu komposisi yang menarik perhatian
pengamat pertama kali. Segala sesuatu lainnya dalam komposisi itu ada
untuk mendukungnya.Titik Pusat perhatian merupakan prinsip desain yang
memilih dan menata secara visual karakter objek yang kuat dalam
komposisi lanskap. Focal point/titik focal bisa diciptakan dari tanaman,
komponen elemen keras, elemen arsitektur, warna, pergerakan, tekstur,
atau kombinasi dari fitur tersebut.
3. Simplicity (simpel/sederhana)
Sama halnya seperti prinsip keseimbangan, kesederhanaan mencari
kenyamanan pengamat saat melihat lanskap. Kompleksitas tidak selalu
lawan dari simplicity. Simplicity bukan berarti datar, membosankan atau
kurang imajinasi. Adanya pilihan menghindari terlalu banyak spesies,
warna, tekstur, bentuk, kurva, dan sudut dalam suatu area atau proyek.
4. Rhythm and Line ( ritme dan garis)
Ketika pengulangan sesuatu beberapa kali dengan standar repetisi,
maka terbentuk ritme. Pengulangan dapat berupa suatu struktur, seperti
lampu pos atau bangku taman. Bisa terbentuk dari pola, seperti pola jalan
yang diulang setiap 50 kaki dari ujung mall ke ujung lainnya. Garis
tercipta akibat pertemuan dua material yang berbeda. Tidak ada lanskap
yang tercipta tanpa adanya ritme dan garis dalam pembuatan tampilannya.
5. Proportion (Proporsi)
Proporsi terletak pada ukuran hubungan antara semua elemen
lanskap.

9

6. Unity (kesatuan)
Sebagai salah satu prinsip desain, kesatuan mudah diukur jika
kelima prinsip telah diterapkan dengan benar dalam desain. Sebuah
kesatuan desain adalah satu dimana setiap bagian lainnya memberi
kontribusi pada keseluruhan desain.
2.5

Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap
Bentuk penyajian gambar yang biasa digunakan dalam perancangan dan

penyampaian ide atau konsep menurut Reid (1996):


Denah Tata Letak
Merupakan gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dimensi
dan material elemen-elemen struktur.



Rencana Irigasi
Menunjukkan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda ketinggian, katup,
pelindung pipa, dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi.

 Rencana Penanaman (Planting Plan)
Merupakan gambar yang digunakan untuk penanaman tumbuhan. Gambar
tersebut menunjukkan lokasi yang tepat dan jenis tanaman secara jelas.
Biasanya menggunakan simbol-simbol huruf yang mempuyai arti sebagai
nama tanamannya.
 Gambar Detail Konstruksi
Merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak, gambar kerja
semacam ini menunjukkan komponen-komponen stuktur secara mendetail,
termasuk elemen-elemen internal, dan bagaimana hal-hal tersebut bekerja
bersama-sama.


Potongan-Tampak
Gambar yang mampu menunjukkan detail elemen vertikal dan bagaimana
elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan
permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar
berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil.

10

Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap
adalah untuk:
1. Menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan kegiatan dan
penggunaannya.
2. Mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah.
3. Menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-titik pandang tertentu.
4. Mengkaji bentuk tanah.
5. Menggambarkan proses lanskap.
6. Memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro.
7. Digunakan dalam pengkajian pencahayaan.
8. Menunjukkan hubungan ekologis.
9. Menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun.
2.6

Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang ditentukan (Soeharto, 1997). Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu
kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas.
Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok berikut ini:
a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber
daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material.
b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah
digariskan secara spesifik.
c. Memakai pendekatan sistem (system approach to management).
d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal disamping hirarki vertikal.
Ciri-ciri pokok proyek adalah:
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan di atas telah ditentukan.

11

3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
4. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.

2.7

Hunian Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan
Dalam penelitian Kurniawaty (2012) dijelaskan

Indonesia Property

Watch (IPW) pernah melakukan riset dan menemukan bahwa konsep properti
hijau belum diterapkan secara penuh oleh pengembang. Dari penelitian tersebut,
hanya enam proyek perumahan di Jabodetabek yang sudah memenuhi sekitar 50%
dari delapan kriteria hunian hijau versi lembaga tersebut. Tiga proyek lainnya
mencapai 38%, dan sisanya hanya memenuhi sekitar 25% dari seluruh kriteria
yang ditetapkan. Rendahnya penerapan hunian hijau tersebut, menurut pengamat
lingkungan Nirwono Joga, karena tidak adanya dukungan regulasi yang
mewajibkan pengembang dalam penerapan hunian hijau tersebut. Delapan kriteria
hunian hijau menurut IPW (Indonesia Property Watch), yaitu: resapan air, ruang
terbuka hijau, lanskap, energi, sanitasi, alam, material, dan proses daur ulang
limbah. Menurut IPW, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi pengembang
dalam pengembangan properti hijau, salah satunya mengenai biaya yang tinggi.
Dalam artikel oleh Manan dan Uniaty (2010) dijelaskan bahwa
pembangunan berkelanjutan didasarkan pada dua konsep terkait yaitu:
1. Konsep kebutuhan (the concept of needs); menciptakan kondisi yang
menjaga tetap terpenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi
masyarakat.
2. Konsep keterbatasan (the concept of limits); memperhatikan dan menjaga
kapasitas lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan masa kini dan
masa yang akan datang.
Sustainability mengakomodasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang
mengutamakan integrasi pembangunan terhadap lingkungan alam, ekonomi, dan
sosial. Diagram hubungan peningkatan kualitas hidup dengan pembangunan
berkelanjutan terdapat pada Gambar 1.

12

Environmental Sustainability
Ecosystem Integrity
Carrying Capacity
Biodiversity

Environment
Economical Sustainability
Growth Development
Trickle down
Productivity

Economy

Society

Social Sustainability
Cultural Identity
Impowerment
Acessibility
Stability
Equity

Gambar 1. Diagram Hubungan Peningkatan Kualitas Hidup Dengan
Pembangunan Berkelanjutan (Jenks, M. Burton, E. William, K, 1996 dalam
Kurniawaty, 2012 )
2.8

Vegetasi Pereduksi Bising
Menurut studi penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati (2005) dengan

menggunakan metode transmission loss (TL) terdapat beberapa tanaman yang
baik digunakan sebagai vegetasi peredam bising. Dari hasil penelitiannya didapat
bahwa tanaman Puspa (Schima noronhae) cenderung merefleksikan kembali
suara-suara pada frekuensi 63-1000 Hz sehingga tanaman ini berfungsi sebagai
pereduksi kebisingan. Lebih lanjut lagi dijelaskan tanaman-tanaman seperti
Bambu kuning (Bambusa vulgaris), Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Soka
(Ixora sp), Kisirem (Syglglum sp) baik untuk mereduksi bising.
Dibandingkan dengan tanaman lain, Bambu kuning (Bambusa vulgaris)
adalah tanaman yang paling baik mereduksi kebisingan di frekuensi 125-4000 Hz,
sedang Teh-tehan (Acalypha macrophylla) paling baik mereduksi kebisingan di
frekuensi 63-8000 Hz. Secara umum, jenis vegetasi tinggi/pohon Kisirem, Bambu
kuning dan Puspa paling efektif mereduksi kebisingan dengan frekuensi tinggi
(8000 Hz) dan paling tidak efektif mereduksi kebisingan dengan frekuensi rendah
(63 Hz). Jenis vegetasi semak Teh-tehan dan Soka paling efektif mereduksi
kebisingan masing-masing di frekuensi 1000 dan 2000 Hz dan paling tidak efektif
mereduksi kebisingan dengan frekuensi 63 Hz.
2.9

Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik
Menurut penelitian Baskara (2011) taman bermain yang merupakan

fasilitas publik di Indonesia pada umumnya belum dirancang dengan baik ditinjau

13

dari kelompok umur pengguna dan kriteria dan komponen dalam prinsip
pengendalian rancangan taman bermain anak. Sementara itu taman bermain anak
di area rekreasi pada umumnya sudah dirancangan dengan baik, namun belum
mempertimbangkan kriteria kemudahan kaitannya dengan pengguna yang
memiliki keterbatasan fisik. Agar tujuan dari bermain tercapai, rancangan taman
bermain perlu memperhatikan prinsip pengendalian rancangan taman bermain
anak yang mengacu pada kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
kemudahan, keamanan, dan keindahan terkait dengan komponen tata letak,
peralatan permainan, konstruksi, dan penggunaan material.
Komponen yang diatur di dalam pengendalian perancangan taman bermain
anak diantaranya adalah lokasi taman bermain anak, tata letak (layout), peralatan
permainan, konstruksi, dan material yang digunakan (Alamo, 2002).

14

BAB 3
METODOLOGI

3.1

Lokasi Magang
Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain

yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa
Barat. Kantor ini merupakan sebuah studio konsultan yang bergerak dalam bidang
perancangan lanskap. Lokasi tempat magang ditunjukan pada Gambar 2.

JL.TERAPI

PERUM. BUMI MENTENG ASRI

KOTA BOGOR

Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain
(googlemaps.com, serigama.com)
3.2

Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan selama 16 minggu, yang dimulai pada

bulan Februari hingga Mei 2012. Jadwal hari kerja dilakukan dari hari SeninJumat, dari pukul 09.00 – 17.30 WIB.
3.3

Metode Magang
Metode

magang yang dilakukan pada kegiatan “Proses Perancangan

Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat” diutamakan pada
parsitipasi aktif selama proses perancangan produk dan mempelajari kegiatan di
studio. Adapun kegiatan yang dilakukan lainnya :
1. Mengikuti dan beradaptasi terhadap kegiatan dan jadwal kerja di studio
2. Melakukan wawancara dan parsitipasi aktif yang berhubungan dengan
proyek terkait.
3. Membantu kegitan studio dalam beberapa proyek lain yang ada.

15

4. Studi pustaka dalam menunjang kegiatan magang.
5. Mengenal dan memahami manajemen kerja studio.
3.4

Tahapan Kegiatan Magang
Kegiatan magang yang sudah dilakukan di Oemardi_zain ditunjukan pada

Tabel 1, melalui tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan
Kegiatan persiapan dilakukan sebelum kegiatan magang dilakukan.
Kegiatan persiapan yang dilakukan adalah peninjauan lokasi magang,
pembuatan proposal magang, perizinan magang dan kolokium.
2. Kegiatan Magang
2.1 Orientasi Tempat Magang
Pada

tahap

ini

merupakan

pengenalan

terhadap

studio.

Mempelajari struktur organisasi, profil perusahaan, visi misi, teknik
perancangan, jadwal kegiatan dan penggunaan alat-alat

yang

berhubungan dengan perancangan produk.
2.2 Perancangan Produk Desain
Pada tahap ini merupakan rangkaian kegiatan dalam “Perancangan
Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat” yaitu
kegiatan dalam studio.
Tabel 1. Alokasi Rencana Waktu Magang
Jenis kegiatan
Persiapan
-proposal
-makalah
-surat ijin
-kolokium
Kegiatan
Magang
Penulisan
skripsi

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

16

Jadwal kerja proyek Gallery West merupakan jadwal yang dibuat pada
tahap awal penerimaan proyek, namun seperti banyaknya proyek yang pernah
dilaksanakan, terdapat vacuum dikarenakan adanya masalah dari pihak lainnya
sehingga jadwal mengalami keterlambatan. Tahap kegiatan yang diikuti pada
bulan Februari-Maret adalah mengikuti tahap pengembangan desain atau desain
development (DD) dan tahap awal gambar kerja atau working drawing (WD).
Jadwal kerja Perancangan Gallery West terdapat pada Tabel 2.
Proses

perancangan pada

setiap

proyek

di

Konsultan Lanskap

Oemardi_zain umumnya memiliki kesamaan dengan Proses Perancangan menurut
Booth (1983) yang melalui tahapan: Penerimaan proyek dimana terjadi
kesepakatan konsultan lanskap dengan klien, Riset dan Analisis melalui survey
tapak atau data dari klien, Desain/Perancangan merumuskan konsep ke dalam
desain dan gambar-gambar konstruksi seperti site plan dan spesifikasi material,
sedangkan untuk tahapan pelaksanaan hingga maintainance tidak termasuk dalam
kegiatan perancangan di studio. Gambar proses perancangan (Booth, 1983)
terdapat pada Gambar 3.

3.5

Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan selama kegiatan magang meliputi dua jenis

yaitu data yang berhubungan dengan perusahaan (konsultan tempat magang) dan
data proyek perancangan Kompleks Gallery West. Jenis data yang diambil pada
proses magang ditunjukan pada Tabel 3.
3.6

Batasan Magang
Batasan magang adalah sebatas mengikuti kegiatan proyek perancangan

Gallery West yang dilakukan di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, pengumpulan
data tempat magang, pengerjaan proyek lain yang terkait dan kegiatan studio
lainnya.

17

Tabel 2. Jadwal Kerja Perancangan Gallery West, Jakarta Barat
September

2011
No.