Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi

i

PERAN WIRAKOPERASI DALAM PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS TANAMAN HIAS DI CV. BUNGA INDAH FARM
KABUPATEN SUKABUMI

HARDIYUDHA FAJRIAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Peran Wirakoperasi
dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV. Bunga Indah Farm,

Kabupaten Sukabumi” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013

Hardiyudha Fajrian
NIM H34104021

iv

ABSTRAK
HARDIYUDHA FAJRIAN. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis
Tanaman Hias di CV. Bunga Indah Farm, Kabupaten Sukabumi. Dibimbing oleh
LUKMAN MOHAMMAD BAGA.
Seorang wirakoperasi sangat besar peranannya dalam peningkatan
kesejahteraan petani dengan skala kecil di Kabupaten Sukabumi. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh wirakoperasi tersebut;
menganalisis peran wahyudin dalam pengembangan CV. Bunga Indah Farm,
Kabupaten Sukabumi serta kelompok tani yang menjadi mitra; menganalisis implikasi
peran usaha bersama terhadap tingkat partisipasi anggota kelompok tani sebagai mitra
CV. Bunga Indah Farm, Kabupaten Sukabumi. Wawancara mendalam merupakan
sebuah teknik pengambilan data dengan cara melakukan percakapan dua arah dalam
sebuah suasana yang akrab dan informal. Dari sepuluh informan yang diwawancarai
mereka semua memiliki peningkatan pendapatan setelah bermitra dengan CV. Bunga
Indah Farm. Seorang wirakoperasi memiliki jiwa wirausaha yang tinggi serta peka
terhadap peluang-peluang usaha yang muncul. Akan tetapi tujuan usahanya ini tidak
hanya dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan pribadinya namun justru menjadi cara
untuk dapat bermanfaat bagi orang banyak. Karakter seorang wirakoperasi
digambarkan sebagai karakter dengan Locus of Control yang Internal, mempunyai
Social Motives atau orientasi berprestasi yang tinggi, memilki sikap altruisme yang
tinggi.
Kata Kunci : cv. bunga indah farm , koperasi, wirakoperasi

ABSTRACT
HARDIYUDHA FAJRIAN. Cooperative Entrepreneur Role in the Development of
Agribusiness Ornamental Plants in CV. Bunga Indah Farm, Sukabumi District.

Supervised by LUKMAN MOHAMMAD BAGA.
Co-operative entrepreneur has big role on improving the welfare of small
scale farmers in Sukabumi district. The aims of this research to know the
characteristics of the co-operative entrepreneur; to are analyze role of Wahyudin in
the development of CV. Bunga Indah Farm, Sukabumi District and farmer groups
who become partners; and to analyze implication of cooperative role over the level of
farmer groups members participation as CV. BIF’s partner. Data collection is
conducted by taking in-depth interview which is performed by two-way conversation
in an intimate and informal atmosphere. A co-operative entrepreneur has a high
entrepreneurial spirit and sensitivity to the business opportunities that arise. However,
its purpose is not only as the fulfillment of personal needs but it is a way to be useful
for many people. The character was described as a co-operative entrepreneur
character with an internal locus of control, social motives or have a high achievement
orientation, have a high attitude of altruism, as well as having effective leadership
behaviors oriented towards human tasks and balanced.
Keywords: cooperative, co-operative entrepreneur, CV. Bunga Indah Farm

v

PERAN WIRAKOPERASI DALAM PENGEMBANGAN

AGRIBISNIS TANAMAN HIAS DI CV. BUNGA INDAH FARM
KABUPATEN SUKABUMI

HARDIYUDHA FAJRIAN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
2013

vi

vii


Judul Skripsi : Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman
Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi
Nama
: Hardiyudha Fajrian
NIM
: H34104021

Disetujui oleh

Ir Lukman M. Baga, MA Ec
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen Agribisnis

Tanggal Lulus :

viii


PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya Penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 sampai Januari 2013 ini
ialah wirakoperasi, dengan judul “Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan
Agribisnis Tanaman Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi”
Terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak Ir Lukman M. Baga. MAEc,
Ibu Dr Ir Anna Faryanti. MSi dan Bapak Ir Burhanuddin. MM selaku dosen
pembimbing, penguji dan penguji komite akademik yang telah banyak memberi
saran. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Dwi Rachmina. MS
selaku dosen pembimbing akademik dan Bapak Wahyudin selaku pemilik CV.
Bunga Indah Farm dan para staf atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan
yang terbaik serta rekan-rekan Alih Jenis Agribisnis angkatan 1 dan seluruh
anggota Forum Wacana Lembah Intelek (FWLI) atas semangat dan sharing
selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Orangtua dan
segenap keluarga tercinta serta keluarga Ir Priyanto Harsono yang selalu
memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Aamiin.

Bogor, Mei 2013

Hardiyudha Fajrian

ix

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Perumusan Masalah .............................................................................................. 2
Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
Tinjauan Studi Penelitian Terdahulu .................................................................... 4
KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................................ 5
Definisi Koperasi .................................................................................................. 5
Nilai Koperasi ....................................................................................................... 5
Definisi Wirausaha................................................................................................ 5

Definisi Pemimpin ................................................................................................ 6
Definisi Wirakoperasi ........................................................................................... 6
Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................................ 7
Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................................... 9
METODE PENELITIAN ........................................................................................... 12
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 12
Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 12
Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 12
Analisis Data ....................................................................................................... 13
DESKRIPSI CV BUNGA INDAH FARM ............................................................... 13
Profil Perusahaan ................................................................................................ 13
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................................................. 14
Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan ............................................................. 15
Visi Misi Perusahaan .......................................................................................... 16
Lingkup Kegiatan Produksi ................................................................................ 16
PROFIL DAN KARAKTERISTIK WIRAKOPERASI ............................................ 17
Profil Wahyudin Sebagai Penggerak Usaha ....................................................... 17
Sumber: Diolah oleh peneliti (2013)................................................................... 19
Karakteristik Wirakoperasi ................................................................................. 19
Karakteristik Wahyudin ............................................................................. 22

PERKEMBANGAN USAHA BERSAMA ............................................................... 23
Perkembangan Usaha: Infrastruktur Perusahaan ................................................ 23
Peran Wahyudin dalam Pengembangan Usaha ......................................... 24
Perkembangan CV. Bunga Indah Farm .............................................................. 26
Petani dengan Skala Kecil .................................................................................. 26
Hasil Perbandingan Penghasilan Petani .............................................................. 31

x

SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................ 31
Simpulan ............................................................................................................ 31
Saran
............................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 33

DAFTAR TABEL
1 Persamaan prinsip yang diterapkan
2 Perbandingan penghasilan petani

19

31

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Kerangka Pemikiran Operasional
Grafik hasil skoring locus of control
Grafik orientasi berprestasi
Karakteristik wirakoperasi
Struktur organisasi CV. Bunga Indah Farm

11
20
21
22
23


DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi Kegiatan
2 Produk CV. Bunga Indah Farm
3 Riwayat Hidup

34
35
35

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada masa ini, pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena
koperasi kurang memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa
sebelumnya. Keadaan ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen
pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi, ditambah lagi
kemampuan dan profesionalitas SDM koperasi (pengurus/ anggota) kurang
memadai. Kebutuhan SDM dengan profesionalitas tinggi merupakan faktor
dominan yang menentukan kesuksesan sebuah koperasi. Koperasi yang sudah
dibangun selama ini berjumlah 186 907 unit (Kementerian Koperasi dan UKM).
Jumlah ini merupakan aset yang harus dipelihara dan diberdayakan agar dapat
berkembang membantu pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan
menyediakan lapangan kerja. Pemberdayaan koperasi melalui pendidikan
merupakan salah satu cara yang utama untuk mengembangkan koperasi agar dapat
mencapai tujuan bersama anggotanya. Pendidikan adalah usaha dasar untuk
meningkatkan kemampuan memahami dan menerapkan jati diri koperasi.
Pendidikan kewirausahaan saat ini mulai berkembang, khususnya pada pengurus
koperasi agar dapat meningkatkan pengelolaan dan pengembangan koperasi
dengan lebih optimal.
Definisi koperasi menurut ICA Cooperative Identity Statement (ICIS),
koperasi adalah perkumpulan orang–orang yang berkumpul secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya melalui usaha yang
dimiliki bersama secara demokratis (Soedjono 2001). Berdasarkan definisi
koperasi menurut International Co-operative Alliance (ICA) tersebut, secara
formal membuat para pengurus dan pengelola koperasi di Indonesia dapat
dianggap sebagai wirausahawan yang disebut dengan wirakoperasi. Pada dasarnya
wirakoperasi memiliki ciri yang sama dengan wirausaha pada umumnya terutama
dalam penghayatan dan pengamalan asas pokok kewirausahaan. Ciri khusus yang
harus dimiliki wirakoperasi adalah sikapnya yang lebih menghargai kebersamaan
daripada keberhasilan dan keuntungan individual. Seorang wirakoperasi
diharapkan dapat lebih memiliki motivasi dan lebih kreatif bekerja dalam
kebersamaan. Wirakoperasi atau kegiatan wirausaha yang dilakukan secara
kolektif, diyakini dapat membangkitkan pertumbuhan agribisnis di pedesaan dan
mampu mendatangkan nilai tambah ekonomi bagi para pelaku usaha tani.
Pembangunan dan pengembangan koperasi perlu diteruskan karena peran
koperasi dapat membantu mengatasi berbagai masalah seperti kemiskinan dan
pengangguran yang semakin banyak. Akan tetapi, pembangunan koperasi
merupakan proses yang memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam
pelaksanaan yang berkesinambungan untuk dapat berperan dalam mengatasi
berbagai masalah tersebut. Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang
diperkirakan akan menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun masih lemah
secara kualitas. Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat untuk membangun
koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi.
Koperasi yang mampu bertahan dan memberikan manfaat bagi para anggotanya

2

adalah koperasi yang mampu berkembang dengan melaksanakan nilai-nilai
koperasi di dalamnya.
Namun, uniknya kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan
perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan
anggotanya. Dari segi kualitas keberadaan koperasi masih perlu upaya yang
sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha
dan lingkungan kehidupan serta kesejahteraan para anggotanya. Pangsa koperasi
dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif kecil, dan ketergantungan koperasi
terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar, terutama pemerintah, masih
sangat besar. Dengan kata lain, di Indonesia, setelah lebih dari 50 tahun
keberadaannya, lembaga bernama koperasi diharapkan menjadi pilar atau soko
guru perekonomian nasional dan juga lembaga gerakan ekonomi rakyat ternyata
tidak berkembang baik seperti di negara-negara maju. Oleh karena itu, tidak heran
kenapa peran koperasi di dalam perekonomian Indonesia masih sering
dipertanyakan dan selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi
dimanfaatkan di luar kepentingan anggotanya (Limbong 2010).
Kewirausahaan koperasi (wirakoperasi atau co-operative entrepreneur)
adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif dengan
mengambil sikap inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh
pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata
serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi 1999). Membentuk
jiwa kewirausahaan koperasi di dalam diri para pengurus dan anggotanya adalah
upaya awal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi di tanah air.
Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer, birokrat
yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis (orang yang peduli
terhadap pengembangan koperasi). Keempat jenis wirausaha koperasi ini tentunya
mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya
menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda pula (Jurnal Ekonomi Koperasi
2012).
Dengan demikian, peran wirakoperasi sangat dibutuhkan dalam
menjalankan nilai-nilai perkoperasian sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan
koperasi. Berdasarkan pemaparan tersebut, menjadi penting untuk melakukan
penelitian mengenai peran wirakoperasi dalam pengembangan koperasi, yang
diambil dari studi kasus CV. Bunga Indah Farm, Kabupaten Sukabumi.
Perumusan Masalah
Pada tahun 1997 Wahyudin (pemilik CV. Bunga Indah Farm) bekerja di
Kota Incheon, Korea Selatan selama dua tahun. Pada tahun 1999, sepulangnya
dari Korea Selatan Wahyudin menangkap sebuah peluang usaha yakni tanaman
hias. Berdasarkan pengamatan pribadi selama beliau tinggal di sana, para
penduduk Korea Selatan memiliki hobi untuk memelihara tanaman hias maka
Wahyudin mencoba membuat inovasi tanaman hias yang ada di tanah air terutama
untuk varian tanaman yang biasa menjadi pekarangan pagar rumah, yaitu jenis
Dracaena sanderiana atau yang lebih dikenal dengan batang suji/ bambu rezeki
yang dikemas atau dirangkai dalam berbagai bentuk yang dipergunakan sebagai
tanaman indoor. Di lain sisi, terdapat begitu banyak petani tanaman hias di
Kabupaten Sukabumi yang fokus produksinya pada tanaman hias tetapi tingkat

3

kesejahteraannya sangat rendah bahkan tidak sedikit pula yang harus menjadi
buruh kasar sebagai pekerjaan sampingannya.
Pada tahun 2000, Wahyudin mendirikan CV. Bunga Indah Farm yang
beralamat di Jalan Raya Sukaraja Kp. Cimahpar RT 01 RW 15 Desa Sukaraja
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, dengan jumlah tenaga kerja awal
sebanyak 30 orang serta melibatkan beberapa petani yang terdapat di sekitar
wilayah CV. Bunga Indah Farm. Perusahaan ini mengadakan kerja sama ekspor
dengan perusahaan Korea Selatan untuk kontrak order barang. Saat ini, CV.
Bunga Indah Farm telah bekerja sama dengan 200 kelompok tani yang lokasinya
tersebar di kawasan Lampung, Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan jumlah petani
kurang lebih 2000 orang.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat rumusan masalah tersebut maka
menarik untuk dikaji mengenai:
1. Apakah karakteristik yang dimiliki oleh wirakoperasi tersebut?
2. Bagaimana peran Wahyudin dalam pengembangan CV. Bunga Indah
Farm, Kabupaten Sukabumi serta kelompok tani yang menjadi mitra?
3. Bagaimana implikasi peran usaha bersama terhadap tingkat partisipasi
anggota kelompok tani sebagai mitra CV. Bunga Indah Farm,
Kabupaten Sukabumi?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari peranan wirakoperasi
dalam pengembangan agribisnis tanaman hias pada kasus di CV. Bunga Indah
Farm, Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh wirakoperasi tersebut.
2. Menganalisis peran Wahyudin dalam pengembangan CV. Bunga Indah
Farm, Kabupaten Sukabumi serta kelompok tani yang menjadi mitra.
3. Menganalisis implikasi peran usaha bersama terhadap tingkat
partisipasi anggota kelompok tani sebagai mitra CV. Bunga Indah
Farm, Kabupaten Sukabumi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan
informasi dalam hal wirakoperasi (co-operative entrepreneur) dalam sebuah
koperasi yang dalam penulisan ini mengambil studi kasus di CV. Bunga Indah
Farm, Kabupaten Sukabumi. Manfaat bagi mahasiswa dan perguruan tinggi yaitu
dapat dijadikan sumber informasi bagi studi-studi mengenai wirakoperasi (cooperative entrepreneur).
Bagi pemerintah terutama Kementrian Koperasi dan UKM, hasil penelitian
ini dapat digunakan dalam mengambil langkah-langkah yang tepat terhadap
konsep-konsep pengembangan koperasi di Indonesia. Bagi CV. Bunga Indah
Farm serta kelompok tani yang menjadi mitra, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan yang bermanfaat terutama dalam hal pengkaderan
sosok-sosok wirakoperasi baru serta meningkatkan keanggotaan dan rasa

4

memiliki sehingga pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya
kesejahteraan anggota.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV. Bunga Indah Farm, Kabupaten Sukabumi.
Responden analisis peran adalah pemilik CV. Bunga Indah Farm dan informan
pada penelitian ini adalah manajer dan beberapa staf dari CV. Bunga Indah Farm,
ketua kelompok tani yang menjadi mitra serta beberapa anggota kelompok tani
(petani) yang menjadi mitra. Analisis peran wirakoperasi terhadap pengembangan
CV. Bunga Indah Farm dibatasi pada integrasi skala usaha serta partisipasi
anggota koperasi yang menjadi mitra CV. Bunga Indah Farm.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Studi Penelitian Terdahulu
Penelitian Munigar (2009) yang berjudul Peran Koperasi Dalam
Pengembangan Sistem Agribisnis Belimbing Dewa (Studi Kasus Pusat Koperasi
Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) lebih memfokuskan untuk
menganalisis peran koperasinya serta dampak tehadap komoditas tersebut.
Penelitian Brojosaputro (1989) yang berjudul Beberapa Faktor Utama
yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Unit Desa menghasilkan faktorfaktor secara umum yakni faktor internal yang mencakup pendidikan pengurus,
pendidikan badan pemeriksa, pendapatan manajer, jumlah anggota dan total
modal. Sedangkan faktor eksternal mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan nasional.
Penelitan Januar (2008) yang berjudul Analisis Kepemimpinan dan
Perkembangan Usaha Koperasi: Kasus Koperasi Unit Desa Karawang Jaya di
Kecamatan Karawang, Jawa Barat mengkaji tentang gaya kepemimpinan dan
fungsi kepemimpinan yang ada di koperasi tersebut serta dampaknya terhadap
perkembangan koperasi dari aspek manajemennya.
Penelitian Pakpahan (2010) yang berjudul Modernitas Sikap
Kewirausahaan Pengurus Koperasi mengkaji tentang sikap kewirausahaan dari
pengurus koperasi berdasarkan 8 indikator yakni (1) mengutamakan prioritas, (2)
pengambilan risiko, (3) keinovatifan, (4) sikap terhadap kerja keras, (5)
penghargaan terhadap waktu, (6) motivasi berprestasi, (7) sikap percaya diri, dan
(8) tanggung jawab individual.
Penelitian Baga dan Firdaus (2009) yang berjudul Peran Co-Operative
Entrepreneur dalam Pengembangan Program OVOP (one village one product)
dan Pembiayaan Pertanian Berbasis Tanaman, Kasus Belimbing di Kota Depok
mengkaji tentang peran entrepreneurial yang berlangsung dalam proses
pengembangan buah beimbing dewa serta tingkat keberhasilan yang dicapai
program OVOP di kota Depok.

5

Penelitian Baga (2011) yang berjudul Profil dan Peran Wirakoperasi
Dalam Pengembangan Agribisnis mengkaji tentang profil-profil dan karakteristik
yang dimiliki oleh wirakoperasi yang bergerak dalam pengembangan sektor
agribisnis serta untuk mengetahui pendekatan apa yang dibutuhkan untuk
mengembangkan wirakoperasi yang bergerak dalam bidang agribisnis.

KERANGKA PEMIKIRAN
Definisi Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “Co-operation”.
“Co” artinya bersama, dan “operation” artinya bekerja ; Cooperation berarti
bekerja sama. Walaupun demikian tidak setiap kerja sama dapat dikatakan
koperasi. Koperasi sebagai suatu organisasi dalam bahasa Inggris lazimnya
disebut “Cooperative” dan terkadang dipakai istilah “association”, “cooperation”
atau “society”. Oleh karena ketiadaan kata pengganti yang tepat dalam bahasa
Indonesia maka dalam undang-undang dasar 1945 tetap dipakai kata koperasi
(Arief 2002).
Dr Mohammad Hatta memberikan pengertian koperasi sebagai berikut:
“Bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong–menolong para anggotanya dengan percaya kepada diri
sendiri atas dasar solidaritas, individualitas dan kolektivitas”. Sejak awalnya Bung
Hatta telah menekankan bagaimana pentingnya faktor kejujuran perlu dihidupkan
dan dikembangkan dalam koperasi.
Definisi koperasi menurut ICA Cooperative Identity Statement (ICIS)
adalah perkumpulan orang–orang yang berkumpul secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya melalui usaha yang
dimiliki bersama secara demokratis (Soedjono 2001).
Nilai Koperasi
Koperasi mendasarkan diri pada nilai-nilai menolong diri sendiri,
tanggung jawab sendiri, demokratis, persamaan, keadilan dan kesetiakawanan.
Percaya pada nilai-nilai etnis dari kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial
dan kepedulian terhadap orang lain.
Definisi Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu yang tidak ada
menjadi ada, tidak bernilai menjadi bernilai, disesuatu yang tadinya sampah
menjadi emas. Orang yang berstatus sebagai pencari kerja, kini bisa berubah
menjadi pencipta dan penyedia lapangan kerja yang mandiri. Secara ringkas
seorang wirausaha adalah orang yang memiliki semangat, mind set (pola pikir),
kebiasaan, karakter dan kecakapan dalam mencari peluang (opportunity seeker),

6

melakukan inovasi dan berani mengambil risiko. Sejalan dengan itu, dinyatakan
pula bahwa entrepreneur (wirausaha) merupakan kunci kemenangan persaingan
global1. Memang jika sumberdaya manusia Indonesia diarahkan untuk dapat
meningkatkan produktivitas melalui kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship),
maka kemakmuran akan dapat dirasakan oleh warga negara Indonesia2.
Definisi Pemimpin
Dalam pengertian terbatas, pemimpin (leader) adalah pribadi yang mampu
membimbing pengikutnya dengan bantuan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya serta mendapat dukungan dan pengakuan (legitimasi) dari
pengikutnya. Pemimpin adalah seorang atau pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan bersama. Jadi, pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan
wibawa untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Selain itu, pemimpin
juga mendapat pengakuan serta dukungan dari bawahannya sehingga dapat
menggerakan bawahannya menuju suatu tujuan tertentu (Januar 2008).
Definisi Wirakoperasi
Wirakoperasi adalah orang-orang yang mampu membawa atau
menemukan peluang koperasi yaitu berupa efek koperasi kemudian melakukan
upaya persuasif meyakinkan para petani untuk bersama-sama mengembangkan
koperasi. Efek koperasi merupakan hal apapun yang menjadikan sesuatu menjadi
lebih mudah, lebih murah, dan lebih menguntungan jika dilakukan bersama-sama
dibandingkan dilakukan secara sendiri-sendiri3.
Tugas seorang wirakoperasi yang utama adalah menciptakan inovasi yang
dapat memberikan perubahan yang positif dalam organisasi usaha. Keberhasilan
inovasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan seorang
wirakoperasi. Disamping kebebasan bertindak, tingkat kemampuan dan motivasi
yang tinggi dari wirausaha koperasi bersamaan dengan kebebasan bertindak
(sepanjang tidak merugikan orang lain) dari wirausaha tersebut akan
memungkinkan tugasnya sebagai wirakoperasi akan dilaksanakan dengan baik.
Pertumbuhan suatu koperasi sangat tergantung pada kemampuan seorang
wirakoperasi dalam menciptakan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi
anggotanya. Wirakoperasi-wirakoperasi ini tidak saja berasal dari dalam koperasi
itu sendiri seperti anggota dan manajer tetapi juga berasal dari luar, yaitu birokrat
dan katalis. Keberhasilan seorang wirausaha koperasi tidak dapat dilihat dalam
jangka pendek tetapi bertahap dalam jangka panjang. Koperasi-koperasi besar
yang tumbuh saat ini bermula dari koperasi-koperasi yang mengelola unit-unit
usaha kecil tetapi para anggota dan pengurusnya mempunyai jiwa wirausaha yang
dapat memanfaatkan setiap keperluan. Pada akhirnya, perkembangan ekonomi
suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh para wirausaha yang berhasil termasuk
1

Harian Bisnis Indonesia Agustus 2007 oleh Boediono Menko Perekonomian Indonesia
Jurnal Ekonomi September 2008 oleh Zaenal A.Arif Dosen FE UI
3
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah oleh Lukman M Baga 2009

2

7

wirausaha koperasi. Semakin banyak kelompok wirausaha akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi tersebut.

Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasarkan atas permasalahan
yang dihadapi. Dasar pemikiran utama dari kerangka teoritis ini adalah peran
seorang wirakoperasi (co-operative entrepreneur) terhadap perkembangan sebuah
kegiatan bisnis yang melibatkan orang banyak. Peran seorang wirakoperasi ini
dapat dilakukan oleh seseorang berdasarkan tipe kewirakoperasiannya apakah dia
seorang anggota, manajer, birokrat ataupun katalis. Analisis ini pun mengkaji
tentang keberhasilan seorang wirakoperasi tersebut menjalankan tugas-tugasnya
yaitu:
1. Mendudukan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar. Dalam hal ini,
tugas utama seorang wirakoperasi adalah meningkatkan efisiensi koperasi
melalui intergrasi vertikal.
2. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi yakni biaya diluar biaya
produksi yang timbul karena adanya transaksi-transaksi, seperti biaya
pencarian informasi, biaya kontrak, biaya monitoring kontrak, biaya legal jika
kontrak dilanggar, dan biaya risiko yang mungkin timbul akibat terjadinya
transaksi.
3. Pemanfaatan interlinkage market (hubungan transaksi antarpelaku ekonomi di
pasar). Dalam hal ini, tugas utama seorang wirakoperasi adalah menciptakan
kerja sama yang saling menguntungkan di antara pelaku dalam interlinkage
market tersebut.
4. Pemanfaatan trust capital (pengumpulan modal). Dalam hal ini, tugas utama
seorang wirakoperasi adalah mengelola modal tersebut secara efisien dan
meningkatkan peranan anggota dalam meningkatkan pertisipasi intensif dalam
pemanfaatan jasa pelayanan koperasi dan partisipasi kontributif dalam
pembentukan permodalan yang baru.
5. Pengendalian ketidakpastian. Dalam hal ini, tugas utama seorang wirakoperasi
adalah meningkatan pelayanan terhadap anggotanya dengan jasa-jasa yang
dibutuhkan oleh anggotanya.
6. Penciptaan inovasi. Dalam hal ini, tugas utama seorang wirakoperasi adalah
menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya.
7. Pengembangan manfaat partisipasi. Dalam hal ini, tugas utama seorang
wirakoperasi adalah meningkatkan partisipasi intensif para anggota koperasi
dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.
8. Menciptakan economic of scale (penghematan pada koperasi). Dalam hal ini,
tugas utama seorang wirakoperasi adalah menciptakan economic of scale dan
mengendalikan produksi pada tingkat produksi yang optimal.
Selain dari tugas-tugas tersebut pengkajian juga akan dilakukan
berdasarkan dari ciri-ciri dan watak dari seorang wirakoperasi tersebut menurut
Meredith (1984) dalam Januar (2008) sebagai berikut:
1. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.
2. Mempunyai ketekunan, ketabahan, tekad, kerja keras serta energi inisiatif.

8

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusankeputusan secara cepat dan cermat.
4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saransaran dan kritik.
5. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
6. Berorientasi ke masa depan.
Tidak semua wirakoperasi memiliki sikap seperti itu, diantaranya ada yang
sombong dan berlebihan, ada yang bersikap hangat dan bersahabat dan ada yang
berfikir cepat tetapi ada pula yang lamban. Akan tetapi, pada dasarnya para
wirausaha koperasi mempunyai tugas yang sama yaitu mencari perubahan,
menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Motif Sosial
McClelland dalam Baga (2011) mengungkapkan adanya perbedaan yang
terjadi pada setiap orang disebabkan oleh adanya perbedaan struktur motif yang
dimiliki. Selanjutnya, dikemukakan bahwa motif sosial seseorang dapat dibagi
menjadi 3 motif, yaitu motif berprestasi (need for achievement), motif bersahabat
(need for affiliation) dan motif berkuasa (need for power). Dari ketiga motif ini,
hanya need for achievement yang sering diatribusikan dengan jiwa entrepreneur.
Need for achievement merupakan kebutuhan untuk mencapai kesuksesan,
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain, dan untuk menguasai
tugas-tugas yang menantang. Ia selalu memikirkan cara mengerjakan sesuatu
dengan lebih baik. Mengerjakan sesuatu yang tidak biasa atau unik sifatnya atau
memikirkan kemajuan karirnya di masa depan. Seseorang dengan motif
berprestasi yang kuat menginginkan terciptanya kesuksesan pada berbagai tugas
yang dihadapinya. Dengan demikian, faktor-faktor yang bersifat instrinsik lebih
menjadi alasan perilaku entrepreneurial dibandingkan faktor ekstrinsik. Faktor
ekstrinsik seperti uang, kedudukan, kenyamanan kerja tidak menjadi tujuan utama
dari seorang entrepreneur, dimana faktor-faktor ekstrinsik ini lebih dipandang
sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi yang berhasil dicapai. Individu
dengan need for achievement yang tinggi selalu mengkonsentrasikan pemikiran
mereka untuk menyelesaikan tugas yang diterimanya. Mereka berusaha
melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif. Mereka tidak percaya pada
nasib baik dan sangat membutuhkan umpan balik konkrit yang cepat terhadap
prestasi mereka.
Sejak diperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi (need for
achievement) oleh McClelland di tahun 1950-an dan 60-an, need for achievement
telah dianggap sebagai salah satu ciri-ciri utama seorang wirausaha. Taylor (1985)
dalam Baga (2011) mengidentifikasi 5 karakteristik kepribadian yang terkait
dengan kebutuhan akan prestasi, yaitu: (1) tingginya tingkat kepercayaan diri, (2)
kemampuan untuk menetapkan tujuan yang jelas dan menantang, (3) pemahaman
tentang pengambilan risiko, (4) internal locus of control yang kuat, dan (5)
kemampuan pemecahan masalah.
Skala Locus of Control
Individu dengan internal locus of control cenderung lebih aktif dalam
mengatasi masalah, percaya diri dan yakin bahwa mereka dapat mengubah
lingkungannya, dan menggunakan feedback dalam membentuk harapan akan

9

keberhasilan. Sebaliknya, individu dengan external locus of control cenderung
bersikap pasif dan menyalahkan lingkungan atau orang lain atas peristiwaperistiwa yang terjadi. Berbagai penelitian menunjukan hasil yang tidak konsisten.
Sebagian mendukung bahwa internal locus of control erat kaitannya dengan
karakter para entrepreneur.
Skala internal locus of control yang dimiliki oleh para wirakoperasi
memiliki nilai yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa keberhasilan yang
dicapai tidak tergantung pada pihak luar (misalnya pihak pemerintah) tetapi
merupakan hasil buah pikir dan kerja keras dari yang bersangkutan. Usaha yang
dipegang oleh para individu dengan internal locus of control mempunyai
keberlangsungan lebih lama karena mempunyai kemantapan organisasi, dan aspek
bisnis yang mantap.
Skala Lokus Kontrol (I-E Control) terdiri atas 23 pasang pertanyaan yang
memiliki pengertian internal atau eksternal dan 6 pasang pernyataan item yang
merupakan filter dengan tujuan untuk mengaburkan maksud dari alat ini (total
pertanyaan 29 butir). Skala ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
dikoreksi dan digunakan dalam banyak penelitian. Skala ini juga digunakan dalam
berbagai pelatihan pengembangan SDM di Indonesia, termasuk bagi para
wirausaha.
Altruisme
Tingginya need for achievement mengindikasikan bahwa keinginan para
wirakoperasi utuk mendapatkan achievement dalam masyarakat merupakan hal
yang menjadi prioritas utama, bukan hanya power maupun affiliasi. Tingginya
need for achievement ini melahirkan sikap altruism yang kesejahteraan
masyarakat menjadi tujuan hidupnya, tidak hanya kesejahteraan individu.
Altruisme menurut Baron dan Byrne (2009) adalah suatu perilaku yang
merefleksikan pertimbangan kesejahteraan orang lain. Wirakoperasi dinilai
memerlukan altruisme untuk mendukung pengembangan usaha secara bersamasama karena di dalamnya tidak hanya ada semangat untuk menyejahterakan diri
sendiri namun juga untuk menyejahterakan orang lain. Dalam penelitian ini,
pengukuran altruisme pada responden menghasilkan adanya skor tinggi dan skor
rendah. Semakin tinggi skor altruisme maka responden dinilai lebih dapat
mengupayakan kesejahteraan bagi anggota dibandingkan dengan responden yang
memiliki skor lebih rendah melalui upaya-upaya yang dilakukannya dalam
pengelolaan usaha bersamanya.

Kerangka Pemikiran Operasional
BPS menyatakan pada tahun 2011 jumlah petani-petani kecil di Indonesia
berkurang sebanyak 3.1 juta (7.42%). Hal ini menjadi sebuah fakta yang sangat
memilukan, mengingat Indonesia merupakan negara dengan sektor pertanian
sebagai lingkup usaha terbesar. Semangat usaha bersama dapat dijadikan solusi
bagi fakta tersebut, dan usaha bersama ini harus ada yang menginisiasikan
sehingga petani-petani dengan skala kecil yang terus berkurang jumlahnya dapat
terselamatkan dengan munculnya individu-individu yang menginisisasi gerakan
usaha bersama ini atau yang disebut wirakoperasi.

10

Kerangka pemikiran operasional penelitian ini didasari oleh kemampuan
Wahyudin membaca peluang usaha ketika bekerja di Korea Selatan, dan peluang
usaha tersebut ditransfer oleh Wahyudin kepada para petani-petani dengan skala
kecil. Adanya proses transfer ini membuat para petani tertarik untuk melakukan
usaha bersama lalu beliau membangun wadah bisnis yang berfungsi sebagai usaha
bersama antara beliau dengan para petani dengan skala kecil.
Penelitian pada co-operative entrepreneur (wirakoperasi) dilakukan
dengan mengkaji 2 poin yaitu profil dari wirakoperasi tersebut dan karakteristik
yang dimiliki oleh wirakoperasi. Pada poin karakteristik ini terdapat tiga variabel
yang akan dikaji yaitu Locus of Control, Social Motives, dan Motif Alturisme.
Penelitian pada wadah bisnis dilakukan dengan mengkaji 2 poin yaitu profil
pendirian usaha dan perkembangan usaha, pada poin perkembangan usaha
terdapat 4 variabel yang akan dikaji yaitu sistem yang digunakan; pencapaian dari
segi ekonomi, sosial, dan budaya; teknis pelaksanaan; dan SDM. Penelitian pada
petani skala kecil dilakukan dengan mengkaji 2 poin yaitu pendapatan dan
manfaat yang didapat oleh para petani dengan melakukan usaha bersama ini.
Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

11

PELUANG PASAR

CoOPERATIVE
ENTREPRE
NEUR
(Wahyudin)

Profil C.E.
- Biografi
Karakteristik C.E.
- Locus Of Control
- Social Motives
- Motif Alturisme

Petani
dengan
Skala
Kecil

Wadah Bisnis
(CV. Bunga
Indah Farm)

Profil Usaha
- Sejarah
Pendirian Usaha
Perkembangan Usaha
- Sistem yang digunakan
- Pencapaian
(ekonomi,sosial,budaya)
- Teknis pelaksanaan
- SDM

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional

Pendapatan

Manfaat

12

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 hingga Januari 2013.
Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu CV. Bunga
Indah Farm yang beralamat di Jalan Baru Jalur Sukaraja No.53 RT.01 RW.02
Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Direktur
perusahaan adalah Wahyudin, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 35 orang
meliputi staf sebanyak 7 orang, tenaga kerja di bagian produksi 25 orang dan
satpam sebanyak tiga orang. CV. Bunga Indah Farm dipilih menjadi lokasi
penelitian dengan pertimbangan sistem yang dijalankan oleh CV. Bunga Indah
Farm berupa kemitraan dengan koperasi-koperasi yang terdapat di kecamatan
Sukaraja serta memberdayakan kelompok-kelompok tani sebagai penyedia bahan
baku utama. Berdasarkan kondisi tersebut maka Direktur dari CV. Bunga Indah
Farm dapat dikatakan sebagai figur wirakoperasi yang berjenis katalis.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan,
wawancara langsung kepada key informan dan pengisian kuesioner yang diajukan
kepada responden. Objek penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan dan
responden. Informan merupakan pihak yang akan memberikan informasi tentang
pihak lain dan lingkungannya sedangkan responden adalah pihak yang
memberikan informasi mengenai dirinya sendiri dan kegiatan yang dilakukannya.
Dalam penelitian ini, informan adalah orang-orang yang terkait dalam sistem
agribisnis tanaman hias sedangkan responden adalah wirakoperasi yang
bersangkutan.
Data sekunder dikumpulkan dari literatur-literatur yang relevan seperti
buku, artikel, jurnal, internet, Dinas Pemerintahan Kabupaten Sukabumi, CV.
Bunga Indah Farm, Badan Pusat Statistik, perpustakaan IPB, perpustakaan UI dan
instansi lainnya yang dapat membantu untuk ketersediaan data.
Metode Pengumpulan Data
Penentuan responden dan key informan analisis peran wirakoperasi dalam
CV. Bunga Indah Farm dilakukan dengan judgement informan, dengan
pertimbangan bahwa key informan yang terpilih dapat mewakili. Key informan
analisis peran wirakoperasi yang terpilih yaitu pemilik CV. Bunga Indah Farm,
para manajer CV. Bunga Indah Farm, beberapa staf CV. Bunga Indah Farm, ketua
kelompok tani yang menjadi mitra, dan beberapa anggota kelompok tani (petani)
yang menjadi mitra. Para key informan tersebut diambil berdasarkan kedekatan
dalam hubungan bisnis dengan figur wirakoperasi dalam sistem agribisnis di CV.
Bunga Indah Farm.
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam sistem
agribisnis di CV. Bunga Indah Farm yaitu manajer CV. Bunga Indah Farm,

13

beberapa staf CV. Bunga Indah Farm, ketua kelompok tani yang menjadi mitra,
beberapa anggota kelompok tani (petani) yang menjadi mitra. Pengisian kuesioner
dilakukan oleh pemilik CV. Bunga Indah Farm. Kuesioner yang digunakan
merupakan kuesioner baku yang dibuat oleh McCleland pada tahun 1950-an yang
telah teruji tingkat validitasnya dan mengikuti penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Baga (2011) dalam penelitian yang berjudul Profil dan Peran Wirakoperasi
Dalam Pengembangan Agribisnis. Wawancara mendalam merupakan sebuah
teknik pengambilan data dengan cara melakukan percakapan dua arah dalam
sebuah suasana yang akrab dan informal. Wawancara mendalam dilakukan
dengan tatap muka secara berulang antara peneliti dengan objek penelitian
khususnya responden. Dalam wawancara mendalam ini, peneliti menggunakan
panduan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian.

Analisis Data
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang peran
wirakoperasi dalam pengembangan CV. Bunga Indah Farm serta koperasi yang
menjadi mitra. Metode analisis deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2005).
Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case
study/ studi kasus. Metode ini dipergunakan dengan tujuan untuk mempelajari
sedalam-dalamnya salah satu gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembagalembaga masyarakat maupun individu-individu dalam masyarakat (Bungin 2007).

DESKRIPSI CV BUNGA INDAH FARM
Profil Perusahaan
CV. Bunga Indah Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
tanaman hias tropis. Perusahaan ini biasa disebut CV. BIF. Kegiatan utama dari
perusahaan adalah merubah tanaman dengan fungsi sebagai tanaman hias yang
akan diekspor dengan jenis varietas diantaranya adalah Dracaena sanderianan
(suji), Dracaena fragrans (hanjuang cabang dan batang), Dracaena angustifiola
(suji belut), Dracaena godseffiana (bambu jepang), Dracaena compacta
(kompakta), Dracaena reflexa (song of india), polyscias (kedondong cina),
Sanseviera (lidah mertua), Alocasia (alokasia), dan Codiaeum variegatum
(puring).

14

CV. BIF mempunyai legalitas usaha dengan akte pendirian perusahaan No
04 tanggal 14 Juni 2000. NPWP No 01.912.638.2 – 405.000. TDP No
102135200815. SITU No.538/SITU.1047 – EKON/2006. SIUP Menengah No
001.283/10 – 22/PM/1/2007. Alamat dari CV. BIF adalah Jalan Baru Jalur
Sukaraja No 53 RT 01 RW 02 Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten
Sukabumi 43192. Direktur perusahaan adalah Wahyudin dengan jumlah pegawai
sebanyak 90 orangyakni 6 orang sebagai staf, 80 orang sebagai tenaga kerja, 4
orang sebagai satpam.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
CV. Bunga Indah Farm didirikan pada tanggal 14 Juni 2000 oleh
Wahyudin selaku direktur dengan komanditer Cecep Supratman yang merupakan
ayah dari Wahyudin. Pada tahun 1997, Wahyudin bekerja di Kota Incheon, Korea
Selatan selama kurang lebih 2 tahun. Pada tahun 1999, berdasarkan pengamatan
pribadi selama tinggal di sana, Wahyudin mencoba membuat inovasi tanaman hias
yang ada di tanah air terutama untuk varian tanaman yang biasa menjadi
pekarangan pagar rumah, yaitu jenis Dracaena sanderianan atau yang lebih
dikenal batang suji atau bambu rejeki atau bambu hoki yang dikemas atau
dirangkai dalam berbagai bentuk yang dipergunakan sebagai tanaman indoor.
Jenis tanaman lain adalah Dracaena fragrans atau yang lebih dikenal pohon
hanjuang, baik berupa batang ataupun cabang. Sampai pada akhirnya, Wahyudin
bertemu dengan pengusaha Korea Selatan yang tertarik dengan inovasi tanaman
hias tersebut dan mendirikan CV. Bunga Indah Farm.
Pada awal berdirinya pada tahun 2000, CV. BIF beralamat di Jalan Raya
Sukaraja Kp.Cimahpar RT 01 RW 15 Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi, dengan jumlah tenaga kerja 30 orang. Perusahaan ini
mengadakan kerja sama ekspor dengan pengusaha Korea Selatan untuk kontrak
order barang. Pada tahun 2003, CV. BIF mengalami keterbatasan tempat
penampungan sehingga dibangun gudang di tempat lebih luas yang terletak di
Jalan Raya R.A Kosasih No 51 RT 01 RW 19 Desa Sukaraja, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, dengan menyerap 25 tenaga kerja, 7 staf
karyawan dan 3 satpam.
Pada tahun 2005, CV. BIF mengadakan pengembangan varietas tanaman
baru, seperti Sansevieria atau lebih dikenal sebagai lidah mertua atau daun
pedang-pedangan yang sempat menjadi primadona ekspor di Sukabumi. Pada
tahun 2006, C. BIF meraih penghargaan diantaranya penghargaan dari Gubernur
Jawa Barat sebagai Usaha Menengah berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat, 3
besar terbaik UKM seluruh Indonesia dari Dji Sam Soe Award. Selain itu, CV.
BIF mengikuti beberapa kegiatan pameran seperti Forum Ekspor Jawa Barat yang
diadakan oleh BPPMD Provinsi Jawa Barat, pameran West Java Pavilion yang
diadakan oleh PT.CITRA LAVIANO PERSADA.
Pada tahun 2007, CV. BIF mengadakan pengembangan varietas tanaman
baru, yaitu Polyscias atau lebih dikenal dengan kedondang cina. Dengan kondisi
tersebut, maka atas inisiatif dan peran Bupati Kabupaten Sukabumi, diadakan
program Budidaya Tanaman Kedondong Cina dan membentuk kelompok tani
sebagai mitra kerja sama dengan dukungan dana dari APBD 2 Kabupaten
Sukabumi. Perusahaan berhasil mencapai perubahan skala usaha kecil menjadi

15

skala usaha menengah, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 90 orang
dengan staf sebanyak 6 orang.
Pada tahun 2008, memperluas jaringan Program Budidaya Tanaman
Kedondong Cina yakni bekerja sama dengan SATLAK PPK-IPM Kabupaten
Sukabumi kemudian membentuk kelompok tani hasil binaan perusahaan untuk
Program Budidaya Tanaman Suji (Dracaena sanderianan) dan Kedondong Cina
(Polyscias) dengan dukungan dari Bank Syariah Mandiri Cabang Sukabumi. CV.
Bunga Indah Farm juga turut bekerja sama dengan Dirjen Hortikultura Pusat
untuk Program Gerbang Ekspor pada tanaman hias. Pengembangan lain pun
dilakukan oleh perusahaan, seperti melakukan pengembangan varietas baru:
Dracaena angustifiola (suji belut), Dracaena godseffiana (bambu jepang),
Dracaena compacta (kompakta), Dracaena reflexa (song of india), Alocasia
(alokasia), dan Codiaeum variegatum (puring).
Pada tahun 2009, CV. BIF mengikuti kegiatan internasional yaitu
International Horticulture Goyang Korea 2009, serta mengikuti kegiatan pameran
nasional yaitu Pekan Flori dan Flora Nasional 2009. Dalam menunjang
pengembangan varietas, dibangun pabrik baru yang lebih luas berlokasi di Jalan
Baru Jalur Sukaraja No 53 RT 001 RW 002 Desa Pasirhalang, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Sukabumi dengan penambahan green house dan dukungan
pendanaan dari Bank Syariah Mandiri Cabang Sukabumi.
Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan
Penelitian dilakukan pada perusahaan CV Bunga Indah Farm yang
bergerak di bidang ekspor tanaman hias tropis yang berada di Desa Pasirhalang
Kecamatan Sukaraja. Wilayah ini mempunyai ketinggian 600 meter dari
permukaan laut dengan suhu maksimum 300C dan suhu minimum 180C. Jumlah
dari curah hujan yang terbanyak adalah 24 hari dengan curah hujan rata-rata 344
mm/tahun. Bentuk dari wilayah Desa Pasirhalang adalah 60% datar sampai
berombak, 35% berombak sampai berbukit, 15% berbukit sampai bergunung.
Luas wilayah Desa Pasirhalang adalah 265 ha, dengan penggunaan lahan
sebagai jalan seluas 9 ha, sawah dan ladang seluas 140 ha, bangunan umum seluas
45 ha, empang seluas 2 ha, pertokoan atau perdagangan 2 ha, dan perkantoran
seluas 0,5 ha. Batas wilayah administrasi Desa Pasirhalang adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sukaraja dan Desa Langensari
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kebon Pedes
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sukaraja dan Desa Limbangan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Selawi dan Desa Selawangi
Jarak pusat pemerintahan Desa Pasir Halang dengan desa yang terjauh
yaitu 0.5 km, jarak dengan ibukota Kabupaten/ Kodya DT II adalah 65 km, jarak
dengan ibukota Provinsi DT I adalah 90 km, jarak dengan ibukota negara adalah
125 km. Seluruh sarana dan prasarana pengangkutan dan komunikasi di Desa
Pasirhalang menggunakan lalu lintas melalui darat. Sarana dan prasarana
perhubungan atau transportasi di Desa Pasirhalang yaitu berupa lalu lintas darat
dengan bentuk jalan aspal (8 km), jalan diperkeras (2 km), serta jalan tanah (8
km). Sarana angkutan umum yang tersedia di Desa Pasirhalang adalah angkutan
umum, ojek, dokar beroda tiga.

16

Visi Misi Perusahaan
Visi CV. BIF terbagi ke dalam visi jangka pendek dan jangka panjang.
Visi jangka pendek dari CV. BIF yaitu menuju perusahaan komoditas ekspor yang
terbaik, terutama komoditas tanaman hias. Visi jangka panjang dari CV. BIF yaitu
menuju perusahaan agribisnis yang terbesar di Indonesia.
Misi CV. BIF terbagi ke dalam 3 tahap. Tahap pertama yaitu
me