Kolonisasi Biota Sesil Pada Media Semen di Kedalaman Berbeda di Perairan Gosong Pramuka Kepulauan Seribu

KOLONISASI BIOTA SESIL PADA MEDIA SEMEN DI
KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN GOSONG
PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU

GENADI ALGADRI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kolonisasi Biota Sesil
Pada Media Semen di Kedalaman Berbeda di Perairan Gosong Pramuka
Kepulauan Seribu” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Genadi Algadri
NIM C54080054

ABSTRAK
GENADI ALGADRI. Kolonisasi Biota Sesil Pada Media Semen di Kedalaman Berbeda
di Perairan Gosong Pramuka Kepulauan Seribu. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN
dan HAWIS H MADDUPPA.
Percepatan proses pemulihan terumbu karang yang rusak memerlukan upaya
rehabilitasi, pengelolaan dan pengawasan yang terencana dengan baik dan berkelanjutan.
Salah satu proses rehabilitasi adalah membuat terumbu buatan. Tujuan penelitian ini
untuk melihat laju penempelan biota sesil pada media semen. Metode terumbu buatan
pada penelitian ini menggunakan media semen. Media semen berukuran 5x5x1 cm yang
berjumlah 270 diletakan pada setiap rak. Rak diletakan pada kedalaman 6 dan 10 meter.
Laju penempelan biota sesil dibandingkan antara sisi atas dan sisi bawah media, pada
setiap kedalaman dan antar kedalaman. Biota yang ditemukan pada penelitian ini yang
menempel pada media di kedalaman 6 meter (14.44±0.79% alga cokelat, 12.41±0.81%
spons, 7.02±0.71% alga merah, 3.64±0.49% alga hijau, 2.96±0.37% kerang, 0.19±0.04%
cacing) dan pada 10 meter (10.31±0.81% spons, 7.38±0.52% kerang, 5.88±0.5% alga

cokelat, 3.85±0.53% alga merah, 1.75±0.38% alga hijau, 0.93±0.16% cacing). Luas
penutupan biota sesil di kedalaman 6 meter lebih tinggi dibandingkan kedalaman 10
meter. Luas penutupan spons pada kedalaman 6 meter dan 10 meter, menunjukan tidak
berbeda nyata (P = 0.0670). Pada biota sesil lainnya, nilai hasil uji menunjukan perbedaan
nyata antar kedalaman, seperti pada alga cokelat (P < 0.0001), alga merah (P = 0.0003),
dan alga hijau (P = 0.0022). Suksesi yang terjadi pada penelitian ini adalah suksesi
primer.
Kata kunci: biota sesil, kedalaman, semen, kolonisasi, suksesi

ABSTRACT
GENADI ALGADRI. Colonization of Sessile Biota on Cement Media at Different Depth
in Gosong Pramuka Aquatic Thousand Islands. Supervised by BEGINER SUBHAN and
HAWIS H MADDUPPA.
Acceleration of the process of recovery of damaged reefs require rehabilitation,
management and supervision of well-planned and sustainable. One of the rehabilitation
process is to create artificial reef. This study aims to look at the rate of attachment of
sessile organisms on cement media. Size of cement media is 5x5x1 cm with a total of 270
media on each shelf. The cement media were deployed at a depth of 6 meters and 10
meters. The rate of attachment of sessile organisms were compared between the upper
and lower of the media side at each depth and between depths. The study found biota

colonization who attached on the media at 6 meters (14.44±0.79% of brown algae,
12.41±0.81% of sponges, 7.02±0.71% of red algae, 3.64±0.49% of green algae,
2.96±0.37% of shells, 0.19±0.04% of worm) and at 10 meters (10.31±0.81% of
sponges, 7.38±0.52% of shells, 5.88±0.5% of brown algae, 3.85±0.53% of red algae,
1.75±0.38% of green algae, 0.93±0.16% of worm). Percentage of coverage of sessile
biota at a depth of 6 meters was higher than 10 meters. Percentage of coverage of sponges
at a depth of 6 meters and 10 meters, showed no significantly different (P = 0.0670). The
other sessile biota showed significant differences between depths, such as the brown
algae (P < 0.0001), red algae (P = 0.0003), and green algae (P = 0.0022). The type
succession occurs in this research was likely a primary succession.
Keywords: sessile biota, depth, cement, colonization, succession

KOLONISASI BIOTA SESIL PADA MEDIA SEMEN DI
KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN GOSONG
PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU

GENADI ALGADRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Kelautan pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Kolonisasi Biota Sesil Pada Media Semen di Kedalaman Berbeda
di Perairan Gosong Pramuka Kepulauan Seribu
Nama
: Genadi Algadri
NIM
: C54080054
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Disetujui oleh

Beginer Subhan, SPi, MSi

Pembimbing I

Dr Hawis H Madduppa, SPi, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir I Wayan Nurjaya, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: 22 April 2013

PRAKATA
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penyusunan
skripsi yang berjudul “Kolonisasi Biota Sesil Pada Media Semen di Kedalaman
Berbeda di Perairan Gosong Pramuka Kepulauan Seribu” dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakuktas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
doa;
2. Beginer Subhan, SPi, MSi, selaku Dosen Pembimbing 1 dan Dr. Hawis H
Madduppa, SPi, Msi, selaku Dosen Pembimbing 2;
3. Dr. Ir. Neviaty P Zamani, MSc, selaku Dosen Penguji Tamu dalan ujian
skripsi ini;
4. Dr. Ir. Totok Hestirianoto, MSc, selaku Dosen Pembimbing Akademik;
5. Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan, Bagian
Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor yang telah
membiayai penelitian ini secara penuh;
6. Anggun, Fadli, Ammar, Evan, Gita, Dwi, Abo, Whendi, Ihsan, Karami,
Umar, dan Yayan yang telah memberi motivasi serta mendukung dalam
kelancaran skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Terima kasih.

Bogor, April 2013
Genadi Algadri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
DAFTAR GAMAR…………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
PENDAHULUAN……………………………………………………………
Latar Belakang……………………………………………………………..
Tujuan Penelitian…………………………………………………………..
METODE…………………………………………………………………….
Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………...
Persiapan Media……………………………………………………………
Prosedur Pengambilan Data………………………………………………..
Analisis Data……………………………………………………………….
Presentase Penutupan Biota Sesil………………………………………..
Analisis Statistik…………………………………………………………

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Wilayah Penelitian…………………….
Perbedaan Persentase Penutupan Biota Sesil pada Media Semen Antara
Rak di Kedalaman 6 Meter dan Rak di Kedalaman 10 Meter……………..
Perbedaan Persentase Penutupan Biota Sesil pada Media Semen Antara
Sisi Atas dan Sisi Bawah di Kedalaman 6 Meter ………………………….
Perbedaan Persentase Penutupan Biota Sesil pada Media Semen Antara
Sisi Atas dan Sisi Bawah di Kedalaman 10 Meter ………………………...
SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………..
Simpulan…………………………………………………………………...
Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………...

vii
vii
vii
1
1

2
2
2
2
4
4
4
4
5
5
5
7
9
11
11
12
12
14
17


DAFTAR TABEL
1 Kondisi fisik dan kimia perairan di sekitar wilayah penelitian…….........
2 Hasil analisis data dengan sidik ragam (ANOVA) satu arah antara
kedalaman 6 meter dan kedalaman 10 meter……………………………
3 Hasil analisis data dengan sidik ragam (ANOVA) satu arah antara sisi
atas dan sisi bawah di kedalaman 6 meter……………………………….
4 Hasil analisis data dengan sidik ragam (ANOVA) satu arah antara sisi
atas dan sisi bawah di kedalaman 10 meter……………………………...

5
7
9
11

DAFTAR GAMBAR
1 Settlement Plate Semen (a) Sebelum Penempelan (b) Sesudah
Penempelan………………………………………………………………
2 Rancangan Settlement Plate Semen dan Rak……………………………
3 Alur Prosedur Pengambilan Data Penelitian (1) Pengangkatan Rak (2)
Meletakan Rak di Drum (3) Foto Semen………………………………..

4 Biota sesil yang menempel (a) Chlorophyta (b) Rhodophyta (c)
Phaeophyta (d) Annelida (e) Bivalvia (f) Porifera………………………
5 Grafik rataan luas penutupan biota sesil pada media semen (n=540)
antara kedalaman 6 meter dan 10 meter…………………………………
6 Grafik rataan luas penutupan biota sesil pada media semen (n=270)
antara sisi atas dan sisi bawah di kedalaman 6 meter……………………
7 Grafik rataan luas penutupan biota sesil pada media semen (n=270)
antara sisi atas dan sisi bawah di kedalaman 6 meter……………………

2
3
4
6
6
8
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Dokumentasi Pengambilan Data 1………………………………………
Dokumentasi Pengambilan Data 2………………………………………
Menentukan Panjang Skala……………………………………………...
Mendigit dan Pemberian Label Koloni Biota…………………………...
Hasil Pengukuran………………………………………………………..

14
14
15
15
16

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kolonisasi adalah proses berkumpulnya biota-biota yang sejenis yang
mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni. Kolonisasi merupakan
salah satu proses penting dalam suksesi biota pada suatu habitat baru. Kolonisasi
terjadi melalui berbagai tahapan dan keberhasilannya didukung oleh beberapa
persyaratan lingkungan. Tahapan awal adalah keberhasilan dalam proses
reproduksi yang menjamin tersedianya larva dalam bentuk planktonik. Tahapan
selanjutnya adalah kemampuan larva untuk melakukan orientasi, pengenalan dan
identifikasi terhadap substrat yang akan ditempeli (Rudi 2006). Keberhasilan
kolonisasi didukung oleh beberapa persyaratan termasuk tipe substrat, arus,
salinitas, cukup cahaya, sedimentasi dan faktor biologis seperti ketersediaan
lapisan tipis microalga (biofilm) di atas permukaan substrat dan bisanya dari
kelompok diatom dan bakteri (Richmon 1997).
Biota sesil adalah biota yang menempel pada suatu substrat. Salah satu
contoh biota yang menempel diantaranya bentos, spons, dan karang. Bentos
merupakan organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau
pada sedimen dasar perairan serta pergerakannya relatif lambat. Makrozoobentos
termasuk dalam kelompok kelas Polychaeta, kelas Crustacea, filum
Echinodermata dan kelas Mollusca. Romimohtarto dan Juwana (2005)
menjelaskan bahwa organisme yang termasuk dalam kategori benthos ada yang
bersifat sesil (melekat) maupun vagil (bergerak bebas).
Berdasarkan sifat hidupnya benthos dibedakan menjadi dua, yaitu bethos
yang bersifat tumbuhan (fitobenthos), dan benthos yang bersifat hewan
(zoobenthos). Salah satu contoh bethos yang bersifat hewan adalah spons. Spons
adalah organisme yang hidup dan tumbuh dengan cara melekat atau menempel
pada beberapa benda keras bawah laut seperti karang, bebatuan dan kerang. Spons
memiliki banyak perbedaan yang sangat beragam antara spesiesnya dalam hal
ukuran, bentuk dan warna (Romimohtarto dan Juwana 2001). Spons pada jenis
yang sama pertumbuhannya cenderung semakin besar dan meninggi dengan
bertambahnya kedalaman laut (Amir dan Budyanto 1996). Bentuk pertumbuhan
spons merupakan sebuah respon adaptif terhadap ketersediaan tempat, mengikuti
substrat dan kecepatan arus (Pong-Masask dan Rachmansya 2002).
Lingkungan fisik seperti kedalaman dan kecerahan, sangat mempengaruhi
keberlangsungan hidup terhadap organisme benthos maupun karang dalam
ekosistem pesisir (Dahuri 2003). Kedalaman sangat mempengaruhi tingkat suatu
komponen lainnya seperti penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya yang optimum
memicu pertumbuhan dan metabolisme suatu biota. Cahaya adalah sumber energi
dasar bagi pertumbuhan organisme autotrop seperti benthos, zooxanthella yang
bersimbiosis dengan karang, serta fitoplankton yang pada gilirannya mensuplai
makanan bagi seluruh kehidupan di perairan.
Aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dengan bom (blast fishing),
penambangan batu karang, penjangkaran, pembuangan limbah organik, dan
kondisi perairan yang tercemar menyebabkan menurunnya kualitas pertumbuhan
terumbu karang. Percepatan proses pemulihan terumbu karang yang rusak

2
memerlukan upaya rehabilitasi, pengelolaan dan pengawasan yang terencana
dengan baik dan berkelanjutan. Beberapa metode rehabilitasi karang telah
diujicobakan di Pulau Pramuka, seperti transplantasi, ecoreef (Soedharma &
Subhan, 2007), biorock (Zamani et al. 2012), dan terumbu buatan (Aziz et al.
2011). Diperlukan studi lebih lanjut mengenai jenis-jenis substrat atau media pada
terumbu buatan yang baik digunakan dalam proses rehabilitasi. Oleh karena itu
penting mempelajari kedalaman dalam suatu langkah rehabilitasi terumbu karang.
Hal tersebut sebagai alasan perlunya dilakukan penelitian ini dengan tujuan hasil
yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
oleh pemerintah setempat dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang secara
berkelanjutan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat laju penempelan biota sesil pada
media semen antara rak di kedalaman 6 meter dan rak di kedalaman 10 meter; (2)
mengetahui laju penempelan biota sesil pada media semen antara sisi atas dan sisi
bawah di kedalaman 6 meter dan 10 meter, dengan menghitung luas daerah
penutupannya.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Media penempelan telah terlebih dahulu di simpan di Gosong Pramuka pada
bulan Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai
Februari 2013 di Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta (5.736526 LS –
5.738623 LS, 106.60856 BT – 106.09267 BT). Pengolahan data dilakukan di
Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan, Bagian Hidrobiologi
Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Persiapan Media
Terumbu buatan pada penelitian ini menggunakan bahan dari semen.
Semen dibentuk menjadi sebuah plate (Gambar 1) yang nantinya akan menjadi
media penempelan organisme bentik.

a
b
Gambar 1 Settlement Plate Semen (a) Sebelum Penempelan (b) Sesudah
Penempelan

3
Media semen yang digunakan pada penelitian ini berupa Plate berukuran
5x5x1 cm sebanyak 270 buah. Rak yang berukuran 80x25x38 cm (Gambar 2)
sebanyak 2 buak. Rak-rak yang telah terpasang plate semen ini diletakan di dalam
perairan, masing- masing pada kedalaman 6 dan 10 meter. Substrat dasar tempat
diletakannya rak-rak tersebut adalah pasir.
5cm

5cm

2
25cm

2
23cm

1
15cm
4
40cm

4
40cm

Gambar 2 Rancangan Settlement Plate Semen dan Rak

4
Prosedur Pengambilan Data
Rak Larva Plate Semen diangkat dari dua kedalaman yang berbeda dari
perairan dengan menggunakan peralatan SCUBA lalu menyimpannya di drum
berisi air. Larva Plate Semen yang telah diangkat dan dimasukan ke dalam Torn
atau Box Container kemudian di angkat menuju darat untuk kemudian difoto.
Sebelum Larva Plate (Gambar 1) difoto, di lepaskan terlebih dahulu dari
gagangnya, lalu Plate diletakan di atas cawan petri yang dibawahnya terdapat kain
beludru hitam. Lalu proses pengambilan foto dilakukan (Gambar 3). Data kondisi
fisik dan kimia perairan di sekitar wilayah penelitian, menggunakan data sekunder
dari penelitian terdahulu.
Plate

1

2
3
Gambar 3 Alur Prosedur Pengambilan Data Penelitian (1) Pengangkatan Rak (2)
Meletakan Rak di Drum (3) Foto Semen
Analisis Data
Presentase Penutupan Biota Sesil
Perhitungan luas penempelan biota sesil pada semen dengan menggunakan
perangkat lunak ImageJ 1,42q (Abramoff et al. 2004) dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1.
2.
3.

4.

Foto semen yang akan dihitung luasnya dibuka dari perangkat
lunak ImageJ;
Menentukan panjang skala yang diketahui dari luas semen
(lampiran 3);
Mendigit daerah biota dan memuliskan nama koloni biota yang
menempel dengan memilih Plugins, Analyze, kemudian Measure
And Set Label (lampiran 4);
Hasil pengukuran akan ditampilkan pada Results secara otomatis
(lampiran 5).

Identifikasi biota-biota yang menempel pada media semen menggunakan
buku FAO (1998).
Analisis Statistik
Analisis data luas penutupan pada penelitian ini menggunakan analisis
ragam (ANOVA) satu arah.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Wilayah Penelitian
Nilai kecerahan di sekitar wilayah penelitian memiliki nilai yang sama yaitu
90%. Hal tersebut terlihat dari substrat dasar perairan yang terlihat cukup jelas.
Kedalaman yang relatif dekat dengan permukaan dapat menyebabkan nilai
kecerahan yang diperoleh sebesar 90% (Tabel 1). Hal ini juga yang menyebabkan
penetrasi cahaya matahari masih dapat menembus hingga dasar perairan.
Kecerahan dapat mempengaruhi masuknya cahaya pada wilayah perairan, dimana
cahaya yang masuk dapat digunakan bagi organism untuk aktifitas biologis seperti
fotosintesis. Semakin rendah intensitas cahaya yang masuk dalam kolom perairan
mengakibatan semakin rendah laju fotosintesis.
Tabel 1 Kondisi fisik dan kimia perairan di sekitar wilayah penelitian (Zikrie
2012)
Suhu
(°C)
30
31

Kecerahan
(%)
90%
90%

Nitrit
(mg/l)
0.005
0.005

Orthofosphat
(mg/l)
0.024
0.033

Salinitas
(ppt)
30
30

Suhu di sekitar wilayah penelitian berkisar 30 – 31oC. Suhu perairan
menjadi faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan organism, efek perubahan
suhu pada organisme dapat menyebabkan turunnya tingkat reproduksi, dan proses
fotosintesis atau respirasi berkurang (Dubinsky 1990). Nilai orthofosfat yang
diperoleh adalah berkisar antara 0,020 – 0,856 mg/l, nilai tersebut berada di atas
kisaran baku mutu. Salinitas di lokasi penelitian berkisar dari 30 – 33 ppt , nilai
tersebut masih berada dalam batas toleransi suatu organisme bentik untuk hidup.

Perbedaan Persentase Penutupan Biota Sesil pada Media Semen
Antara Rak di Kedalaman 6 Meter dan Rak di Kedalaman 10 Meter
Pada penelitian ini biota-biota yang berada di sekitar atau yang menempel
pada media semen hampir sama pada semua kedalamannya. Biota tersebut
diantaranya alga hijau (Chlorophyta), alga merah (Rhodophyta), alga cokelat
(Phaeophyta), cacing (Annelida), kerang (Bivalvia), dan spons (Porifera)
(Gambar 4).

6

a

b

c

d

e

f

Gambar 4 Biota sesil yang menempel (a) Chlorophyta (b) Rhodophyta (c)
Phaeophyta (d) Annelida (e) Bivalvia (f) Porifera
Biota sesil yang menempel seperti spons, alga hijau, alga, merah, dan alga
cokelat pada media semen luas penutupannya lebih besar di kedalaman 6 meter.
Seperti alga cokelat di kedalaman 6 meter luas penutupannya 14.44±0.79%,
sedangkan di kedalaman 10 meter sebesar 5.88±0.5%. Alga merah pada
kedalaman 6 meter luas penutupannya 7.02±0.71%, sedangkan pada kedalaman
10 meter 3.85±0.53%. Luas penutupan alga hijau pada kedalaman 6 meter sebesar
3.64±0.49%, sedangkan pada kedalaman 10 meter sebesar 1.75±0.38%. Spons di
kedalaman 6 meter luas penutupannya 12.41±0.81% sedangkan di kedalaman 10
meter sebesar 10.31±0.81% (Gambar 5).
80.00

Luas Penutupan (%)

70.00
60.00
50.00
40.00
6m

30.00

10 m

20.00
10.00
0.00
Kosong

Kerang

Spons

Cacing

Alga
Hijau

Alga
Merah

Alga
Cokelat

Biota Sesil

Gambar 5 Rataan luas penutupan biota sesil pada media semen (n=540)
antara kedalaman 6 meter dan 10 meter
Kerang dan cacing berbeda dengan biota yang lainnya. Luas penutupan
cacing lebih besar di kedalaman 10 meter yaitu sebesar 0.93±0.16%, sedangkan
pada kedalaman 6 meter sebesar 0.19±0.04%. Luas penutupan kerang pun

7
demikian, lebih besar pada kedalaman 10 meter yaitu sebesar 7.38±0.52%,
dibanding dengan kedalaman 6 meter yaitu sebesar 2.96±0.37%.
Hasil menunjukan bahwa spons tidak berbeda nyata (P = 0.0670) (Tabel 2)
pada kedalaman 6 meter (12.41±0.81%) dan 10 meter (10.31±0.81%). Hal
tersebut berbeda dengan literatur yang didapatkan. Menurut Amir dan Budiyanto
(1996) spons pada jenis yang sama pertumbuhannya cenderung semakin besar dan
meninggi dengan bertambahnya kedalaman laut.
Tabel 2 Hasil analisis data dengan sidik ragam (ANOVA) satu arah antara
kedalaman 6 meter dan kedalaman 10 meter
Biota Penempelan

Sisi Semen (Atas/Bawah)
F

df

P-value

Kerang

48.2475

1078

0.0001 Berbeda (10 m lebih banyak)

Spons

3.3623

1078

0.0670

Cacing

21.1690

1078

0.0001 Berbeda (10 m lebih banyak)

Alga Hijau

9.4240

1078

0.0022

Berbeda (6 m lebih banyak)

Alga Merah

12.9346

1078

0.0003

Berbeda (6 m lebih banyak)

Alga Cokelat

82.1496

1078

0.0001

Berbeda (6 m lebih banyak)

Kesimpulan
Tidak Berbeda

Biota sesil lainnya berbeda nyata antara kedalaman, seperti pada alga cokelat (P