DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Belajar
Guided Discovery 9
Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Guided Discovery 10
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Belajar Ceramah 13
Tabel 2.4. Karakteristik Pembelajaran dengan Belajar Model Guided Discovery
26 Tabel 2.5. Karakteristik Pembelajaran dengan Model Belajar
Konvensional 26
Tabel 3.1. Two Group Pretes Postes Design
28 Tabel 3.2.
Tabel Spesifikasi Tes Belajar Fisika Materi Listrik Dinamis 29 Tabel 3.3.
a Pedoman Observasi Aktivitas Siswa,b Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa Berdasarkan Deskriptor
31 Tabel 3.4.
Kriteria dan Persentase Nilai 32
Tabel 4.1. Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pretes
42 Tabel 4.2.
Kemampuan Kognitif Siswa Pada Postes 42
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
44 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data
44 Tabel 4.5.
Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 45
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes
46 Tabel 4.7.
Nilai Pretes, Nilai Aktivitas Belajar Siswa dan Nilai Postes 46 Tabel 4.8.
Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1 49
Tabel 4.9. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1
50 Tabel 4.10. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1
50 Tabel 4.11. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1
51 Tabel 4.12. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1
51 Tabel 4.13. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok 1
52
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Pelajaran dengan Model Temuan Terbimbing
9 Gambar 2.2. Pola Dasar Komunikasai
12 Gambar 2.3. Merencanakan Pelajaran Menggunakan Model
Ceramah-Diskusi 14
Gambar 2.4. Contoh Percabangan Aliran Listrik 22
Gambar 2.5. Rangkaian Percabangan Aliran Listrik 22
Gambar 3.1. Flowchart Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian 34
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 39
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 39
Gambar 4.3. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 41
Gambar 4.4. Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 42
Gambar 4.5. Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa pada Pretes 42
Gambar 4.6. Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa pada Postes 43
Gambar 4.7. Diagram Batang Kriteria Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes 48 Gambar 4.8. Gerafik Hubungan Antara Nilai Pretes, Nilai Aktivitas
dan Nilai Postes pada Kelompok 52
Gambar 4.8. Gerafik Hubungan Antara Nilai Pretes, Nilai Aktivitas dan Nilai Postes pada Kelas Eksperimen
53
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 58
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 67
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 76
Lampiran 4. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 80
Lampiran 5. Tes Hasil Belajar 90
Lampiran 6. Tabel Penilaian Aktifitas 94
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa 98
Lampiran 8. Daftar Hasil Belajar 103
Lampiran 9. Perhitungan Statistika Dasar 104
Lampiran 10. Uji Normalitas 107
Lampiran 11. Uji Homogenitas 111
Lampiran 12. Uji Hipotesis 114
Lampiran 13. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar Siswa
119 Lampiran 14. Tabel Statistik
123 Lampiran 15. Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator
128 Lampiran 16. Dokumentasi
Lampiran 17. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 18. Surat Izin Penelitian Universitas Negeri Medan
Lampiran 19. Surat Sekertariat Daerah Kota Binjai Lampiran 20. Surat Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas
Lampiran 21. Surat Dinas Pendidikan SMA N.7 Binjai
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran adalah proses membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yaitu, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai murid. Sering kali dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peran
guru bukan semata – mata memberikan informasi, melainkan mengarahkan dan
memberi aktivitas belajar directing and Facilitating the lerning agar proses belajar lebih memadai.
Berdasarkan hasil pembagian angket yang penulis berikan kepada siswa di SMA N 7 Binjai mengatakan, metode belajar mengajar selama ini hanya berpusat
kepada guru yaitu metode ceramah yaitu metode pengajaran disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa. Metode ini kurang efektif dikarenakan dari hasil
pembagian angket kepada peserta didik diketahui sebanyak 80 dari 20 siswa menyatakan proses belajar mengajar fisika di kelas berlangsung dengan mencatat
dan mengerjakan soal – soal dan 35 menyatakan pelajaran fisika sulit dan
membosankan. Nilai rata – rata peserta didik untuk mata pelajaran fisika sebelum
ditambah guru yaitu 35,26 sedangkan untuk syarat kriteria ketuntasan minimum KKM belajar di sekolah tersebut adalah 70,00. Sehingga hasil belajar fisika
dikatakan rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap guru mata
pelajaran fisika yaitu ibu Diana Novita, S.Pd yang mengajar di SMA N 7 Binjai mengatakan, pelaksanaan model pembelajaran di kelas yaitu penyajiannya masih
menggunakan model ceramah artinya gurulah sebagai sumber utama belajar. Sedangkan dari data angket 50 siswa menginginkan belajar dengan metode
praktikum dan demonstrasi selebihnya, 50 menginginkan metode belajar sambil bermain atau beraktivitas.
Keadaan seperti ini menyebabkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah sehingga membuat peserta didik cepat bosan sehingga melupakan pelajaran.
Untuk itu diperlukan strategi penyampaian materi pembelajaran yang baru yang lebih memotivasi peserta didik. Strategi penyampaian tersebut adalah: cara enaktif
yaitu melalui tindakan, sehingga bersifat manipulatif. Misalnya siswa terbiasa menentukan kutub pasitif dan negative pada suatu rangkaian listrik; cara ikonik
pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu; cara simbolis penyajian ini
menggunakan kata-kata atau bahasa untuk siswa yang lebih memperhatikan proporsi pernyataan dari pada objek. Ketiga cara penyampaian tersebut dapat
diterapkan melalui eksperimen sehingga ini dapat meminimalisasikan kebosanan sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik tersebut.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik adalah model belajar temuan terbimbing guided discovery model yaitu
model instruksional kognitif yang memberi pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk
memahamai topik tersebut. Penekanan untuk mempengaruhi pola interaksi yang melibatkan siswa dalam berpartisipasi secara aktif, memecahkan konsep dan
prinsip-prinsip untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru akan memberikan contoh-contoh
yang merupakan
generalisasi, suatu
pernyataan yang
menghubungkan konsep-konsep satu sama lain dalam pola-pola umum. Kualitas contoh menjadi suatu faktor penting dalam menunjang keefektifan proses
pembelajaran penemuan. Dengan menekankan pada teknik penyampaian, pemilihan bahan contoh, penstrukturan pengetahuan, perincian urutan-urutan
penyajian materi pelajaran secara optimal serta, pemberian reinforcement memberikan solusi dalam meningkatkan hasil dan aktifitas belajar.
Salah satu usaha yang telah dilakukan untuk mendukung proses belajar temuan terbimbing guided discovery yaitu dengan mempersiapkan media
rancanagan Kit Listrik Dinamis yang dapat membantu dalam mengefisienkan penggunaan waktu dan membantu peserta didik dalam melaksanakan perakitan
rangkaian yang telah disediakan dalam LKS. Penulis juga mempersiapkan