Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN
SEKAR PANGGUNG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kebutuhan peneliti yang telah disesuaikan yaitu dengan menggunakan purpose sampling.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purpose sampling atau teknik pengambilan sampel sumber data dengan pengambilan tertentu.
Sugiyono, 2009:85. Adapun alasan peneliti menggunakan teknik ini yaitu karena penelitian yang dilakukan berdasarkan atas adanya tujuan tertentudan disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian, bukan berdasarkan kepada strata, random, daerah ataupun kelompok.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih untuk menggunakan pendekatan kualitatif karena
penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah. Desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian, sehingga permasalahan
yang ada dapat terselesaikan. Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Studi Awal
Simpulan Hasil
Penelitian, Analisis
Pengecekan Keabsahan Data
Tahap Perencanaan
Temuan
Mempertajam Fokus dan
Rumusan Masalah
Penelitian Pelaksanaan
Observasi, Wawancara,
Studi Dokumen
Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN
SEKAR PANGGUNG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
penafsiran dari judul penelitian yang diusung yaitu “Zone Taboo pada Tari Jaipong Entog Mulang karya Awan Metro di Padepokan Sekar
Panggung Bandung”, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:
Terdapat artikel mengenai taboo zone terdapat pada tulisan Tati Narawati 2003 : 1 yang mengulas teori Desmon Morris 1977 pada bukunya yang
berjudul Manwatching: A Field Guide to Human Behaviour. Narawati menganalisis bahwa sexual region adalah taboo zone, yaitu areal sekitar
perutpinggul dan dada pada wanita, yang juga areal erotic. Areal tersebut tidak bisa disentuh dan diperlihatkan kepada sembarang orang. Orang memperlihatkan
Ignorant diberlakukan apabila ketidaktahuan membuat orang memperlihatkan areal terlarang. Accidental diberlakukan ketika seseorang terlihat auratnya karena
tidak sengaja, tertiup angina misalnya. Deliberate apabila seseorang memperlihatkan areal terlarangnya dengan sengaja.
Berdasar kepada teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Zone Taboo itu merupakan area tubuh manusia yang tabu untuk ditampilkan di depan umum.
Maka dari itu, Zone Taboo pada tari jaipong Entog Mulang karya Awan Metro merupakan pengeksposan area tabu tubuh manusia yang digerakkan pada saat
menari atau menampilkan tari jaipong Entog Mulang. Hawkins menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diubah oleh imajinasi dan diberi sebagai ungkapan si pencipta Hawkins: 1990, 2. Selain Hawkins, La Mery mendefinisikan bahwa tari adalah ekspresi yang
berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam
ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif La Mery, 1987: 12. Selain Hawkins dan La Mery, M. Jazuli mengemukakan bahwa tari adalah
gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan pencipta tari melalui penari Soeryobrongto:1987, 12-34.
Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN
SEKAR PANGGUNG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam
bentuk perasaan sesuai keselarasan irama. Selain itu, tari merupakan gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk
mencari ungkapan beberapa gerak ritmis. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media
gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Tari Jaipong atau dikenal sebagai Jaipongan adalah tarian yang diciptakan
pada tahun 1961 oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Tari Jaipong merupakan perpaduan gerakan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak
silat bela diri. Gugum Gumbira terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul
perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang
kini di kenal dengan nama Jaipongan. Entog Mulang merupakan salah satu jenis lagu yang kemudian
dikolaborasikan dengan sebuah tari kreasi yang diciptakan oleh Awan Metro di Padepokan Sekar Panggung Bandung. Entog Mulang dalam bahasa Indonesia
mempunyai arti yaitu pulang ke tempat asal. Makna lagu Entog Mulang pada tari jaipong karya Awan Metro ini
memiliki synopsis “Cadu mundur pantrang mulang, mun can meunang dina perang, sebuaah moto pasukan siliwangi. Gelora
semangat terus berkobar, tak ada rasa takut, teuneung leudeung dalam membela tanah air. Semangat ini akan tergambar dalam kegesitan, kelincahan dan
ketangkasan yang dibawakan pada tari jaipong Entog Mulang”. Aransemen lagu beserta lirik lagu Entog Mulang ini cukup sangat sulit untuk dibawakan kedalam
sebuat bentuk tarian. Namun, Awan Metro mengkreasikan tarian ini sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk disaksikan.
Berdasar kepada pengertian diatas maka tari Jaipong Entog Mulang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah tari jaipong kreasi yang
Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN
SEKAR PANGGUNG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menggambarkan keadaan suatu hubungan yang tengah genting, mengalami keputus asaan dan nyaris berpisah karena keputus asaan yang dialaminya.
E. Teknik Pengumpulan Data