PEMBELAJARAN TARI PADA ANAK USIA DINI DI SANGGAR SEKAR PANGGUNG METRO MALL BANDUNG.

(1)

PEMBELAJARAN TARI PADA ANAK USIA DINI

DI SANGGAR SEKAR PANGGUNG METRO MALL

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh

Fitri Chintia Dewi 0700435

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PEMBELAJARAN TARI PADA ANAK USIA

DINI

DI SANGGAR SEKAR PANGGUNG METRO

MALL BANDUNG

Oleh Fitri Chintia Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Fitri Chintia Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di

Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung.Permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini: 1). Bagaimana respons peserta didik terhadap metode pembelajaran di sanggar Sekar Panggung yang menggunakan mall sebagai tempat pelaksanaannya 2).Bagaimana strategi-strategi pembelajaran tari yang diterapkan kepada anak usia dini di sanggar sekar panggung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi dan metode pembelajaran tari pada anak usia dini yang diterapkan oleh Sanggar Sekar Panggung di Metro Mall Bandung. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini bahwa Sanggar Sekar Panggung menerapkan beberapa metode pembelajaran seperti metode demonstrasi dan metode peniruan dan latihan. Penggunaan strategi-strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak juga digunakan sehingga pembelajaran menjadi efektif. Lokasi sanggar yang berada di tengah-tengah Mall juga memberikan kontribusi yang positif terhadap minat peserta didik sanggar.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa dalam memberikan pembelajaran tari pada anak usia dini hendaklah menggunakan metode-metode dan strategi pembelajaran yang sesuai seperti yang diterapkan oleh Sanggar Sekar Panggung sehingga tidak membuat anak merasa terpaksa dan menjadi bosan


(5)

ABSTRACT

This research title is Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di

Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung. The main issues that this study

is trying to get the answers are: 1). How is the respons of the students on Sanggar Sekar Panggung that use Mall as one of its learning method. 2). How is the strategies that Sanggar Sekar Panggung is implying to its preschool-age students.

This research is aimed to describe what kind of methods and strategies that Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung use to teach their preschool-age students how to dance. The method that is used in this research is qualitative description method. And the data collective technique to gain the research’s data in this research are observation, interview, and documentation study.

The result after conducting this research are Sanggar Sekar Panggung is using more than one teaching methods such as demonstration method and mimicking and drill method. The use of adapted teachings strategies that consider with the student’s condition and abilities also applied by Sanggar Sekar Arum so that the teaching proses can be effective. The location of Sanggar Sekar Panggung that taken place inside of a Mall also contributes a very positive point in student’s interest.

A conclusion can be drawn from this research that giving dance lessons to preschool-age child should be using an appropiate teaching methods and strategies

such in Sanggar Sekar Panggung so that the student won’t be feeling


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Organisasi Penulisan/Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORETIS 8 2.1 Konsep Pembelajaran ... 8

2.1.1 Tujuan Pembelajaran ... 11

2.1.2 Materi atau Bahan Pembelajaran ... 12

2.1.3 Metode Pembelajaran ... 12

2.1.4 Media Pembelajaran ... 14

2.1.5 Evaluasi Pembelajaran ... 15

2.2 Karakteristik Anak Usia Dini ... 17

2.3 Karakteristik Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini ... 20

2.3.1 Belajar dan bermain ... 20

2.3.2 Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Perkembangan ... 21

2.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 22

2.3.4 Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini ... 23


(7)

2.4 Pembelajaran Seni Tari ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 30 3.1 Metode Penelitian ... 30

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.2.2 Subjek Penelitian ... 31

3.3 Definisi Operasional ... 31

3.4 Langkah–langkah Penelitian ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 38

3.7 Verifikasi Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 4.1 HASIL PENELITIAN ... 43

4.1.1 Gambaran Umum Sanggar Sekar Panggung ... 43

4.1.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

4.1.1.2 Sejarah Singkat Sanggar Sekar Panggung ... 43

4.1.1.3 Sarana dan Prasarana ... 45

4.1.1.4 Kondisi Peserta Didik Anak Usia Dini Sanggar Sekar panggung ... 46

4.1.1.5 Kondisi Pengajar Sanggar Sekar Panggung ... 47

4.1.1.6 Prestasi Yang Pernah Diraih ... 48

4.1.1.7 Peraturan Dan Tata Tertib Sanggar ... 48

4.1.2 Respons Peserta Didik Terhadap Metode Pembelajaran Di Sanggar Sekar Panggung ... 49

4.1.3 Strategi Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung ... 52

4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN ... 82 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Dengan gerak tubuh yang sesuai maka seorang penata tari atau yang sering disebut koreografer dapat menyampaikan isi hatinya kepada penonton atau audience. Melihat gerak sebagai media ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang yang bisa bergerak pasti bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau anak-anak usia prasekolah.

Anak pada masa usia prasekolah sangat membutuhkan hal-hal yang mampu memicu perkembangan fisik maupun psikisnya ke arah yang positif. Tentunya hal ini adalah yang diinginkan oleh setiap orang tua. Anak memiliki kemampuan motorik halus maupun kasar yang baik. Misalnya mampu bergerak secara normal bahkan lebih. Berlari cepat, kemampuan mengkoordinasikan gerak sehingga anak terlihat lebih gesit dan cekatan. Kemampuan mengekspresikan diri secara spontan maupun dengan bimbingan.

Anak dibimbing untuk melakukan gerak dengan baik. hal ini tentunya akan membantu pertumbuhan fisik anak. Menari membentuk anak untuk memiliki kemampuan mengkoordinasikan gerak satu dengan gerak berikutnya. Bahkan menari dapat melatih anak untuk mampu mengkoordinasikan gerak dengan musik atau irama yang mengiringi tarian. Dengan kata lain menari dapat melatih gerak tubuh anak menjadi lebih baik, baik itu dari aspek pertumbuhan fisik maupun koordinasi gerak.

Selain kemampuan motorik, seorang anak juga diharapkan memiliki kemampuan emosional yang seimbang bahkan tidak hanya standar, dengan menari dapat melatih anak untuk mengontrol dan mengendalikan emosi dengan baik. Anak yang memiliki keseimbangan emosional yang baik akan lebih mampu


(10)

2

menghadapi permasalahan sesuai umur mereka. Dalam menari anak diajarkan bagaimana mengekspresikan tarian. Kebanyakan tarian anak bertemakan kegembiraan sesuai dengan usia mereka yang masih masa bermain, sehingga ekspresi yang diajarkanpun tentunya tentang kegembiraan. Namun ada juga tarian yang berkisah tentang kesedihan, sehingga anakpun diberi arahan untuk mengekspresikannya. Kemampuan mengekspresikan diri dalam menari merupakan aspek yang dapat membentuk psikologis anak. Anak memiliki daya imajinasi yang kuat, dan memiliki kemampuan mengendalikan atau mengontrol emosi. Dalam menari juga dituntut kerjasama kelompok, apabila tarian tersebut dalam bentuk grup atau kelompok. Hal ini berarti akan melatih anak bagaimana cara kerjasama yang baik dan menghargai teman yang satu dengan yang lainnya.

Aspek yang tidak kalah penting dalam menari adalah kemampuan menghafal rangkaian gerak satu dengan yang lain. Tarian tidak hanya terdiri dari satu bentuk gerak, tetapi biasanya terdiri dari beberapa gerak yang dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini menuntut orang yang menari untuk memiliki daya ingat atau hafalan yang kuat. Dengan hafalan atau daya ingat yang baik berarti penari akan mampu menyampaikan tarian secara utuh. Aspek ini melatih anak untuk memiliki daya ingat yang baik dan juga bagaimana cara mengingat yang baik.

Menari sebagai media untuk membentuk motorik, emosional dan daya ingat anak, tentunya tidak lepas dari teknik atau metode penyampaian pengajar atau pelatih tari kepada anak. Tentunya metode yang digunakan dalam penyampaian materi tari kepada anak harus menarik, sesuai dengan kondisi anak usia prasekolah baik fisik maupun psikisnya. Metode yang menarik akan menciptakan rasa nyaman kepada anak dalam menari. Anak akan menari dengan rasa senang dan tidak merasa terpaksa. Anak akan berekspresi sesuai yang diinginkan oleh anak maupun oleh tema tarian itu sendiri.

Selain metode penyampaian, sebaiknya memperhatikan materi tarian yang akan disampaikan kepada anak usia prasekolah. Materi tari harus sesuai dengan kondisi fisik dan psikis anak. Hal ini berarti bentuk gerak dan tema tarian harus sesuai dengan perkembangan anak.


(11)

3

Sekarang ini sudah banyak orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan tari. Banyak sekali alasan yang mendasarinya dari mulai mereka yang mempunyai pengharapan bahwa kelak anaknya akan menjadi seorang penari, mereka yang hanya ingin melatih mental dan fisik anak mereka dari sedini mungkin, ada pula orang tua yang menginginkan anaknya mempunyai kemampuan menari karena sudah menjadi tradisi keluarga dan ada yang beralasan karena semata–mata untuk mengisi waktu luang anak dengan kegiatan yang berguna. Berbagai alasan itulah yang memicu banyaknya orang–orang membuka sanggar tari dengan beraneka ciri dan jenis. Ada sanggar khusus tarian modern, kontemporer, klasik, sampai tarian dari berbagai macam daerah, baik Indonesia maupun luar Indonesia

Seperti yang kita ketahui, sekarang ini banyak sanggar tari yang mempunyai peserta didik usia dini. Setiap sanggar berlomba–lomba menarik para peserta didik dengan cara yang berbeda–beda pula. Bisa dikatakan, setiap sanggar mempunyai metode dan tata cara dalam menyampaikan materi tari. Tetapi hanya sedikit sanggar yang memiliki ciri unik atau trik tersendiri dalam menyampaikan materi tari. Inilah yang menjadi ciri khas sanggar–sanggar tersebut. Ada sanggar yang menitik beratkan pada fasilitas–fasilitas pendukung pembelajaran, ada yang kepada tekhnik, olah tubuh, sampai kepada penggunaan tempat latihan yang belum begitu lazim.

Sanggar Sekar Panggung merupakan sanggar dengan jumlah peserta didik usia dini yang cukup banyak karena sanggar ini pada dasarnya memiliki pelatih yang sudah cukup terkenal. Terlebih lagi, sanggar ini melakukan terobosan yang jarang terfikir oleh kabanyakan sanggar, yaitu berada di sebuah mall tempat orang-orang berbelanja, sehingga banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya masuk sanggar ini. Para peserta didik, terutama yang berusia dini pun terlihat menerima metode pembelajaran tari yang diberikan pengajar dengan sangat baik.

Proses pembelajaran atau strategi yang digunakan di sanggar Sekar Panggung sangat menarik karena dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak usia dini akan menciptakan rasa nyaman dan tidak ada keterpaksaan dalam menari, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya.


(12)

4

Penggunaan beberapa metode dalam pembelajaran seperti metode kerja kelompok dan demonstrasi yang sudah disesuaikan dengan keadaan anak, pemilihan lokasi serta meteri pembelajaran tari yang tepat. Semua ini adalah beberapa strategi yang digunakan oleh sanggar dalam proses pembelajaran tari pada anak usia dini. Dengan proses pembelajaran atau strategi yang sesuai dengan kondisi anak usia dini, dapat membantu membangkitkan gairah belajar para peserta didik dalam berkreativitas dan bereksplorasi terhadap materi yang diberikan. Para peserta didik juga mendapatkan banyak manfaat selain keterampilannya dalam menari, mengetahui latar belakang dari tari tersebut, meningkatkan daya kreativitas serta perubahan budi pekertinya kearah yang lebih baik.

Hal ini membuat peneliti tertarik untuk memahami secara utuh bagaimana proses pembelajaran dan strategi yang tepat untuk diterapkan kepada anak usia dini. Oleh karena itu, untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran dan strategi atau teknik cara pembelajaran yang sesuai kepada anak usia dini dengan baik, peneliti mengajukan penelitian dengan judul: “Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung ”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran atau strategi-strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana respons peserta didik terhadap metode pembelajaran di sanggar

Sekar Panggung yang menggunakan mall sebagai tempat pelaksanaannya? 2. Bagaimana strategi pembelajaran tari yang diterapkan kepada anak usia dini


(13)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran tari bagi anak-anak usia dini di sanggar sekar panggung metro mall Bandung.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui respon peserta didik terhadap metode pembelajaran di Sanggar Sekar Panggung yang menggunakan mall sebagai sarana pelaksanaannya.

2. Mengetahui strategi atau teknik-teknik yang tepat dalam proses pembelajaran tari kepada anak usia dini.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Secara Teoretis

1. Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari.

2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang kependidikan.

3. Mengembangkan atau mengadaptasi metode pembelajaran sehingga dapat diterapkan dengan tepat.

1.4.2 Secara Praktis 1.4.2.1 Bagi Peneliti :

Memberikan pengalaman berharga dengan mengetahui kondisi nyata dilapangan, sehingga peneliti dapat menemukan pengalaman dalam


(14)

6

memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran seni tari.

1.4.2.2 Bagi Pengajar Kesenian (Guru/Instruktur)

1. Sebagai motivasi pengajar untuk lebih terampil dalam berinteraksi dengan peserta didik.

2. Sebagai acuan bagi pengajar dalam menyampaikan materi dengan proses pembelajaran secara tepat dan sesuai kebutuhan.

1.4.2.3 Bagi Sanggar

Sebagai bahan masukan dalam mengelola pembelajaran tari dengan

memilih strategi yang sesuai dengan usia dan karakteristik peserta didik

1.5 Sistematika/Organisasi Penelitian

Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang dapat disajikan secara garis besar sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang masalah yang akan dibahas sebagai fokus penelitian. Pada bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang Masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi dan sistematika penelitian yang memberikan gambaran umum mengenai bab-bab berikutnya.

BAB II : Landasan Teoretis

Bab ini peneliti membahas mengenai dasar-dasar pemikiran serta teori-teori yang telah ada dan teori-teori-teori-teori yang relevan dengan penelitian, sebagai acuan untuk melakukan penelitian secara terarah dan dapat dipertanggung jawabkan dalam pengutipan.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini peneliti menguraikan metode, pendekatan dan langkah-langkah penelitian, teknik/cara pengumpulan data, pengolahan dan


(15)

7

analisis data yang digunakan dalam penelitian, serta memberi batasan istilah dalam pengertian judul penelitian yang dijelaskan dalam definisi operasional.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian berdasarkan pada interprestasi data yang didapatkan melalui observasi, wawancara dengan responden (sumber penelitian) dan studi dokumentasi yang diperoleh di lokasi dimana penelitian berlangsung.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini merupakan pemaparan mengenai simpulan yang diambil setelah melakukan analisis hasil penelitian dan pembahasannya relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Selain itu, peneliti juga memberikan saran yang berguna bagi organisasi yang sudah diteliti.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia untuk menemukan jawaban atau memecahkan masalah atau sesuatu yang dipermasalahkan yang dihadapi berdasarkan kebenaran ilmiah. Dengan kata lain, bahwa penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah.

Jenis penelitian ini dilakukan berdasarkan deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Menurut Juliansyah Noor (2011), kualitatif deskriptif dimaksudkan sebagai penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Sedangkan menurut furchan penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau lisan dan perilaku yang dapat diamati dan orang-orang atau subyek itu sendiri (Furchan, 1992: 21). Hal ini membuat penelitian kualitatif dapat menggambarkan suatu kehidupan dari sisi yang berbeda berdasarkan sudut pandang dari setiap orang yang mengamatinya (Marvasti, 2004). Penelitian deskriptif memusatkan masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Peneliti mendeskripsikan peristiwa dan kejadian menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Noor, 2011 : 135).

Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Maleong, 2007: 6). Penelitian kualitatif ini merupakan bentuk penelitian yang secara aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan menggunakan data-data empiris dengan berbagai cara dan metode (Norman K Denzin and Yvonna S. Lincoln, 2003: 4-5).


(17)

31

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai respons dan minat para peserta didik anak usia dini di Sanggar Sekar Panggung dan strategi–strategi yang diterapkan oleh Sanggar dalam proes pembelajaran tari secara mendalam dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran tari pada anak usia dini.

3.2 Lokasi Dan Subjek Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Sanggar Sekar Panggung berlokasi di Metro mall Bandung, Jl. Soekarno– Hatta, kelurahan Cisaranten Wetan kecamatan Buah Batu kota Bandung. Peneliti mengambil lokasi Sanggar Sekar Panggung dengan pertimbangan bahwa Sanggar Sekar Panggung merupakan salah satu sanggar tari yang memiliki peserta didik anak usia dini yang cukup banyak dan sanggar ini sudah berdiri sejak tahun 2004. Sanggar ini didirikan oleh Bapak Awan yang biasa dipanggil Abah Awan. Pendiri sendiri sudah malang melintang di dunia seni tari cukup lama dan dapat dikatakan sebagai salah sorang senior di bidangnya.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung.

3.3. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah " Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di

Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung ". Sedangkan untuk

memperjelas maksud dari judul tersebut dan dalam upaya untuk menghindari kesalah pahaman serta kekeliruan penafsiran tentang judul tersebut, maka peneliti ketengahkan arti kata atau istilah yang terdapat dalam judul yang berdasarkan pada pengertian dalam kamus dan standar pengertian umum yang berlaku dengan batasan-batasan.


(18)

32

Kata dan istilah yang perlu peneliti ketengahkan sebagai berikut

a. Pembelajaran : menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.(KBBI, 2002 : 17) b. Seni Tari : seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang dilakukan secara

sadar dan disengaja melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah c. Usia Dini : dapat diartikan dari penggabungan dua kata, usia yang berarti

umur dan dini yang berarti se awal mungkin. Jadi usia dini mempunyai arti umur yang sangat muda.

3.4 Langkah–Langkah Penelitian

Agar suatu penelitian mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan adanya prosedur yang harus dilalui. Prosedur itu berisikan langkah-langkah sistematis yang menggambarkan kegiatan penelitian dari awal sampai dengan membuat laporan hasil penelitian. Berikut adalah langkah–langkah yang diambil oleh peneliti :

a. Persiapan Penelitian

Dimana dalam persiapan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Menentukan masalah yang akan di teliti.

2. Melakukan perumusan dari masalah yang sudah di tentukan.

3. Menentukan fokus penelitian.

4. Menentukan metode yang di pakai dalam melakukan penelitian.

b. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum peneliti menyusun hasil laporan penelitian, peneliti mempersiapkan terlebih dahulu hal–hal yang akan menjadi isi di dalam laporan yaitu :

1. Mengenai nama dan perlengkapan alat pengumpul data untuk observasi dan wawancara / interview kepada narasumber (sumber informasi), berupa pedoman observasi dan wawancara. Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek penelitian mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.


(19)

33

2. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa data hasil penelitian yang sudah terkumpul dari sumber informasi penelitian. Kemudian peneliti melakukan interpretasi data dengan memilih dan memilah data, reduksi dan display data

3. Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian teknik pengolahan dan analisis data di akhir bab ini.

c. Penyusunan Laporan

Pada bagian ini peneliti membuat suatu laporan lengkap yang berisi hasil dari penelitian yang sudah dilakukan secara terperinci dan detail. Dimana data– data yang berada di dalamnya telah diolah menggunakan berbagai macam tekhnik pengolahan data.

Adapun langkah–langkah penelitian ini dapat juga dilihat dalam bagan prosedur penelitian dibawah ini :


(20)

34

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi baik berupa sumber-sumber tertulis maupun berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di sanggar sebagai dokumen penting untuk pengolahan dan analisis data, yang selanjutnya dilakukan penyusunan laporan penelitian. Burhan Bungin (2003: 42), menjelaskan

metode pengumpulan data adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang

diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”.

Mengenai pengumpulan data, Suharsimi Arikunto (2002:136), berpendapat

bahwa “metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Cara yang dimaksud adalah wawancara,

observasi dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

3.5.1 Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Menurut Kriyantono, observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki (Ardianto, 2010 : 179). Peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi untuk melengkapi data penelitian dan lebih memahami objek penelitian yang dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati secara langsung dalam kegiatan pembelajaran tari. Dalam observasi yang dilakukan, peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran dengan terjun langsung ke lapangan, peneliti dapat mengetahui dan merasakan bagaimana proses dalam kegiatan pembelajaran tari pada anak usia dini.


(21)

35

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

Observasi juga dilakukan untuk mengetahui keadaan sanggar baik secara fisik maupun hal-hal yang berada dalam sanggar. Mengetahui kegiatan sanggar dan seluk beluk sanggar secara visual dan langsung melalui observasi. Data yang didapat lalu dikumpulkan dan ditulis menjadi sebuah catatan observasi untuk menunjang data lain.


(22)

36

3.5.2 Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tekhnik lain sudah tidak

dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :


(23)

37

a. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b. Rentan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

Wawancara dilakukan pada pendiri sanggar, pengajar, orang tua peserta didik, dan peserta didik Sanggar Sekar Panggung. Wawancara yang dilakukan untuk mengungkap permasalahan yang dibahas yang sifatnya mendalam antara lain :

a. Wawancara pada pendiri sanggar

Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur, meliputi Sejarah berdirinya Sanggar Sekar Panggung, Jumlah peserta didik, jumlah dan pendidikan pengajar di Sanggar Sekar Panggung, fasilitas yang dimiliki sanggar, kegiatan sanggar (mengikuti pasanggiri/perlombaan, penghargaan), dan faktor pendukung serta kendala yang dihadapi oleh sanggar selama proses pembelajaran tari.

b. Wawancara pada orang tua peserta didik

Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur, meliputi Peran serta orang tua terhadap prestasi putra/putrinya di bidang seni tari, daerah asal peserta didik, serta alasan mengikuti pembelajaran tari di sanggar sekar panggung, dan tanggapan orang tua mengenai strategi dan metode pembelajaran yang dilaksanakan di sanggar.

c. Wawancara pada peserta didik

Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara tak berstruktur dengan maksud untuk menggali jawaban dari peserta didik yang masih usia dini, meliputi hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya, minat mereka belajar di sanggar sekar panggung, dan respons mereka (peserta didik) terhadap strategi dan metode pembelajaran.


(24)

38

3.5.3 Studi Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2002: 206) metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005: 133) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Goba dan Lincholn dalam Maleong (1990: 161) menyatakan bahwa teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang berupa pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa seperti sumber tertulis, film, data. Teknik dokumentasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum ada, yang belum diperoleh melalui wawancara dan observasi.

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran tari berupa daftar peserta didik dan foto - foto proses pembelajaran tari di Sanggar Sekar panggung.

3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Arikunto, Suharsimi. (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah “pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data”.

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :


(25)

39

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya


(26)

40

tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

4. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan observasi dengan subjek dan wawancara mendalam. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.7 Verifikasi /Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :

3.7.1 Keabsahan Konstruk (Construct Validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany


(27)

41

1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

a. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.

3.7.2 Keabsahan Internal (Internal Validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.


(28)

42

3.7.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

3.7.4 Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di Sanggar Sekar Panggung, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dan menuliskannya pada bab ini. Pembelajaran seni tari bagi anak usia dini di Sanggar Sekar panggung meliputi tujuan, materi dan bahan, metode, media, dan evaluasi. Dimana semua faktor-faktor ini adalah bagian dari strategi pembelajaran anak usia dini di Sanggar Sakar Panggung. Faktor-faktor ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus terjadi satu kesinambungan antara tujuan, materi dan bahan sampai kepada evaluasi.

Strategi yang diterapkan Sanggar Sekar Panggung dapat dikatakan cukup baik jika merujuk kepada pedoman-pedoman pembelajaran anak usia dini yang sudah ada. Tujuan sanggar yang tidak bersifat memaksakan, materi dan bahan pembelajaran yang diberikan sanggar seperti tari kreasi yang sudah diadaptasikan sehingga tidak menyulitkan anak usia dini dalam menyerap materi tari tampak baik tersampaikan sehingga peserta didik anak usia dini tidak merasa terbebani dan dengan sukarela mengikuti proses pembelajaran.

Penggunaan metode-metode pembelajaran yang tepat seperti metode kerja kelompok dan metode peniruan dan latihan juga cukup efektif karena dengan menggunakan metode-metode ini anak usia dini menjadi lebih mudah untuk diarahkan dan akan menciptakan atmosfer yang nyaman bagi anak usia dini. Dalam hal ini penerapan metode juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan kreatifitas pengajar. Karenanya kompetensi dan pengalaman pengajar haruslah memadai.

Media pendukung pembelajaran juga harus diperhatikan dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini, karena tanpa media pembelajaran yang cukup penyampaian materi tidak akan sempurna. Namun harus juga diingat bahwa dalam memberikan pembelajaran tari pada anak usia dini tidak


(30)

78

boleh menuntut kesempurnaan gerakan. Tetapi cukup kepada pengapresiasian seni tari.

Dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini juga hendaklah melakukan terobosan-terobosan dalam strategi pembelajarannya. Sanggar Sekar Panggung dalam hal ini melakukan terobosan pada lokasi pembelajaran mereka yang berada di tengah-tengah Mall. Strategi ini cukup berhasil karena anak mendapatkan motivasi baru untuk mendapatkan pembelajaran, hal ini tampak dari respon peserta didik yang cukup baik. Anak usia dini yang biasanya sulit diajak berlatih ke sanggar sekarang jadi lebih mudah untuk diajak berlatih dan tanpa disadari mental mereka juga ikut terbangun karena terbiasa tampil di tempat umum. Dalam proses penampaian materi pun peserta didik tampak santai dan nyaman. Namun terobosan ini tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak didukung dengan strategi-strategi lainnya, maka dari itu seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya dalam pembelajaran tari pada anak usia dini hendaknya menggunakan strategi-strategi yang saling melengkapi dan saling menutupi.

5.2 SARAN

Setelah mempelajari hasil dan data yang didapat selama penelitian. Peneliti merumuskan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Sanggar Sekar Panggung dan sanggar-sanggar lainnya. Ada baiknya bagi sanggar-sanggar yang memiliki peserta didik usia dini melakukan terobosan-terobosan dalam strategi pembelajaran mereka sehingga dikemudian hari proses pembelajaran tari dapat terus berkembang. Dan bagi sanggar yang sudah berhasil dalam menemukan strategi pembelajaran tari pada anak usia dini yang tepat hendaknya mempertajam strategi tersebut dan jika memungkinkan menyebarkannya kepada sanggar-sanggar lain.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

_____________ (1987-1988). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT. Intermasa Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian. Bandung: Simbiosa Rakatama

Media.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Brakell, Clara dan S. Ngaliman. (1991). Seni Tari Jawa Tradisi Surakarta dan

Peristilahannya. Jakarta: ILDEP-RULL.

Bungin, Burhan. (2003). Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman

Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Dariyo, Agus (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Denzin, Norman K. and Yvonna S. Lincoln. (2003). Handbook of Qualitative

Research. Thousand Oaks, California: Sage Publications.

Djamarah, Bahri, dkk. (1995). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Furchan, Arif. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha

Nasional.

Heryana, Agus dkk (2009). Mengungkap Nilai Tradisi Pada Seni Pertunjukan

Rakyat Jawa Barat. Bandung: Disparbud Jawa Barat.

Hurlock, Elizabeth B. (1992). Perkembangan Anak, Jilid I dan Ikan Mas, Jakarta : Erlangga.

Jazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press. Maleong, Lexy J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda

Karya.


(32)

Narawati, Tati (2003). Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa. Bandung: P4ST UPI.

Nawawi & M. Martini Hardari. (1991). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Jakarta:Balai Pustaka

Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Patton, Michael Quinn. (1987) Qualitative Education Methods, Beverly Hills:

Sage Publication

Poerwadarminta, W.J.S. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Poerwandari, E. Kristi.(1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Prabowo. (1996). Memahami Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Andi Offset Ratna, J. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Semarang Press.

Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak

Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slamet Suyanto. (2005) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidiikan Tenaga Kependidikan dan Ketegagaan Perguruan Tinggi.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soedarsono. (1977). Tari-Tarian Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugandi, Acmad dan Haryanto. (2003). Teori Pembelajaran. Semarang : IKIP Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung


(33)

Sujono, Yuliani nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Sulistiany. (1999). Skripsi. (Tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Surakhmad, Winarno (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumber Internet:


(1)

42

3.7.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

3.7.4 Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di Sanggar Sekar Panggung, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dan menuliskannya pada bab ini. Pembelajaran seni tari bagi anak usia dini di Sanggar Sekar panggung meliputi tujuan, materi dan bahan, metode, media, dan evaluasi. Dimana semua faktor-faktor ini adalah bagian dari strategi pembelajaran anak usia dini di Sanggar Sakar Panggung. Faktor-faktor ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus terjadi satu kesinambungan antara tujuan, materi dan bahan sampai kepada evaluasi.

Strategi yang diterapkan Sanggar Sekar Panggung dapat dikatakan cukup baik jika merujuk kepada pedoman-pedoman pembelajaran anak usia dini yang sudah ada. Tujuan sanggar yang tidak bersifat memaksakan, materi dan bahan pembelajaran yang diberikan sanggar seperti tari kreasi yang sudah diadaptasikan sehingga tidak menyulitkan anak usia dini dalam menyerap materi tari tampak baik tersampaikan sehingga peserta didik anak usia dini tidak merasa terbebani dan dengan sukarela mengikuti proses pembelajaran.

Penggunaan metode-metode pembelajaran yang tepat seperti metode kerja kelompok dan metode peniruan dan latihan juga cukup efektif karena dengan menggunakan metode-metode ini anak usia dini menjadi lebih mudah untuk diarahkan dan akan menciptakan atmosfer yang nyaman bagi anak usia dini. Dalam hal ini penerapan metode juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan kreatifitas pengajar. Karenanya kompetensi dan pengalaman pengajar haruslah memadai.

Media pendukung pembelajaran juga harus diperhatikan dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini, karena tanpa media pembelajaran yang cukup penyampaian materi tidak akan sempurna. Namun harus


(3)

78

boleh menuntut kesempurnaan gerakan. Tetapi cukup kepada pengapresiasian seni tari.

Dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini juga hendaklah melakukan terobosan-terobosan dalam strategi pembelajarannya. Sanggar Sekar Panggung dalam hal ini melakukan terobosan pada lokasi pembelajaran mereka yang berada di tengah-tengah Mall. Strategi ini cukup berhasil karena anak mendapatkan motivasi baru untuk mendapatkan pembelajaran, hal ini tampak dari respon peserta didik yang cukup baik. Anak usia dini yang biasanya sulit diajak berlatih ke sanggar sekarang jadi lebih mudah untuk diajak berlatih dan tanpa disadari mental mereka juga ikut terbangun karena terbiasa tampil di tempat umum. Dalam proses penampaian materi pun peserta didik tampak santai dan nyaman. Namun terobosan ini tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak didukung dengan strategi-strategi lainnya, maka dari itu seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya dalam pembelajaran tari pada anak usia dini hendaknya menggunakan strategi-strategi yang saling melengkapi dan saling menutupi.

5.2 SARAN

Setelah mempelajari hasil dan data yang didapat selama penelitian. Peneliti merumuskan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Sanggar Sekar Panggung dan sanggar-sanggar lainnya. Ada baiknya bagi sanggar-sanggar yang memiliki peserta didik usia dini melakukan terobosan-terobosan dalam strategi pembelajaran mereka sehingga dikemudian hari proses pembelajaran tari dapat terus berkembang. Dan bagi sanggar yang sudah berhasil dalam menemukan strategi pembelajaran tari pada anak usia dini yang tepat hendaknya mempertajam strategi tersebut dan jika memungkinkan menyebarkannya kepada sanggar-sanggar lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

_____________ (1987-1988). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT. Intermasa

Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian. Bandung: Simbiosa Rakatama Media.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Brakell, Clara dan S. Ngaliman. (1991). Seni Tari Jawa Tradisi Surakarta dan

Peristilahannya. Jakarta: ILDEP-RULL.

Bungin, Burhan. (2003). Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman

Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Dariyo, Agus (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Denzin, Norman K. and Yvonna S. Lincoln. (2003). Handbook of Qualitative

Research. Thousand Oaks, California: Sage Publications.

Djamarah, Bahri, dkk. (1995). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Furchan, Arif. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Heryana, Agus dkk (2009). Mengungkap Nilai Tradisi Pada Seni Pertunjukan

Rakyat Jawa Barat. Bandung: Disparbud Jawa Barat.

Hurlock, Elizabeth B. (1992). Perkembangan Anak, Jilid I dan Ikan Mas, Jakarta : Erlangga.

Jazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Maleong, Lexy J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya.


(5)

Narawati, Tati (2003). Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa. Bandung: P4ST UPI.

Nawawi & M. Martini Hardari. (1991). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Jakarta:Balai Pustaka

Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Patton, Michael Quinn. (1987) Qualitative Education Methods, Beverly Hills: Sage Publication

Poerwadarminta, W.J.S. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Poerwandari, E. Kristi.(1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Prabowo. (1996). Memahami Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Andi Offset

Ratna, J. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Semarang Press.

Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak

Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slamet Suyanto. (2005) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidiikan Tenaga Kependidikan dan Ketegagaan Perguruan Tinggi.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soedarsono. (1977). Tari-Tarian Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugandi, Acmad dan Haryanto. (2003). Teori Pembelajaran. Semarang : IKIP

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.


(6)

Sujono, Yuliani nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Sulistiany. (1999). Skripsi. (Tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Surakhmad, Winarno (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumber Internet: