KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN T.A. 2012/2013.

DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional 17 Tabel 2.3 Perbandingan Empat Model dalam Pembelajaran Kooperatif 23 Tabel 3.1 Disain Penelitian 42 Tabel 3.2. Tabel spesifikasi tes pada materi pokok Listrik Dinamis 43 Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 44 Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 54 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 56 Tabel 4.6. Ringkasan perhitungan uji t 57 Tabel 4.7 Ringkasan penilaian aktivitas siswa 58 Tabel 4.8 Ringkasan data taksonomi bloom Anderson 60 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1. Penghantar yang menghubungkan dua benda berbeda potensial 28 Gambar 2.2. Muatan listrik melalui penampang 29 Gambar 2.3 Arah arus listrik 30 Gambar 2.4 Bentuk resistor. 30 Gambar 2.5 Skema penghambat dalam rangkaian listrik 31 Gambar 2.6 Skema diagram untuk Hukum I Kirchoff serta analogi mekaniknya 32 Gambar 2.7 Susunan hambatan 33 Gambar 2.8 Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 34 Gambar 2.9 a skema rangkaian sederhana dengan sumber arus dc b rangkaian sebenarnya 34 Gambar 2.10 a Rangkaian menggunakan amperemeter b Multimeter yang dapat digunaka sebagai amperemeter 35 Gambar 2.11 Pengukuran tegangan dengan voltmeter 35 Gambar 2.12 Mengukur tegangan 36 Gambar 3.1 Skema Penelitian 47 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 53 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 54 Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 59 Gambar 4.4 Diagram batang jumlah siswa yang benar pada taksonomi bloom Anderson. 61 DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 69 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 75 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 98 Lampiran 4 Penilaian Produk 109 Lampiran 5 Penilaian Psikomotorik 113 Lampiran 6 Penilaian Afektif 115 Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 117 Lampiran 8 Instrumen Penelitian 130 Lampiran 9 Validitas Instrumen oleh Validator 136 Lampiran 10 Data Hasil Belajar 137 Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 141 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 144 Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 147 Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 149 Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians 151 Lampiran 16 Uji Normalitas Data 153 Lampiran 17 Uji Homogenitas Data 158 Lampiran 18 Uji Hipotesis 162 Lampiran 19 Rekapitulasi Observasi Aktifitas 177 Lampiran 20 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas 183 Lampiran 21 Rekapitulasi Observasi Afektif Siswa 184 Lampiran 22 Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Siswa 191 Lampiran 23 Nilai Siswa pada Postes Berdasarkan Taksonomi Bloom Anderson 192 Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 196 Lampiran 25 Lembar Observasi siswa 205 Lampiran 26 Lembar wawancara guru 209 Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normal 0 ke z 212 Lampiran 28 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 213 Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 214 Lampiran 30 Nilai-nilai Dalam distribusi t 217

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan mendekati syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Sekolah idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi .Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan semaksimal mungkin baik dari segi sarana maupun prasarananya. Berbagai upaya senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan untuk memacu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK, perlu kiranya dilakukan penyempurnaan proses belajar mengajar,Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah terkhususnya di SMA adalah fisika. Pendidikan fisika merupakan pendidikan yang mengembangkan cara berpikir yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif dalam membentuk manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Untuk itu, siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan dan dilatih keterampilan yang ada pada mata pelajaran fisika. Tetapi kenyataannya yang ditemui disekolah, sebagian besar siswa masih belum berhasil menguasai pengetahuan, keterampilan, khususnya pemahaman konsep-konsep fisika maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tergambar pada kenyataannya pelajaran fisika termasuk salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah.Hal ini disebabkan, banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika karena menurut mereka pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami, khususnya jika dihadapkan dengan rumus-rumus dan perhitungan yang 1 menjenuhkan. Kenyataan ini sesuai dengan hasil studi pendahuluan peneliti dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 39 responden di kelas X SMA Negeri 11 Medan, diperoleh bahwa 10,3 siswa mengatakan pembelajaran fisika di kelas itu sulit dipahami dan membosankan,66,7 menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu hanya biasa saja, dan 23 menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu menarik dan menyenangkan. dan wawancara kepada guru fisika kelas X SMA Negeri 11 Medan, Bapak Juandi simanullang S.Pd, diperoleh data hasil belajar fisika siswa yang pada umumnya masih rendah yaitu rata-rata 45 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang akan dicapai adalah 65. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah proses pembelajaran yang tidak berpihak pada siswa. Dalam pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang bersifat dominan teacher centered. Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Akibatnya siswa hanya dapat menghapal tanpa mengerti apa yang dipelajari dan apa hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Model belajar yang kurang tepat dan kurang bervariasi, diakibatkan oleh sejumlah guru yang masih menggunakan model belajar konvensional dalam proses belajar mengajar. Memang model ini memiliki keunggulan untuk membantu guru dalam penyampaikan materi, namun model ini hanya menentukan pada kemampuan kognitif dan pola interaksi yang cenderung pada komunikasi satu arah sehingga tidak ada atau kecil peluang siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif serta juga guru seolah-olah merupakan sumber satu-satunya pengetahuan yang menyebabkan siswa dipaksa untuk berpikir mengikuti jalan pikiran guru. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

0 11 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 14 52

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X5 DI SMA NEGERI 1 SAWANG

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 MAKASSAR

0 0 6