Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kelayakan Bis Damri Di Kota Bandung

(1)

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia dengan

judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUJIAN KELAYAKAN BIS

DAMRI DI KOTA BANDUNG”.

Laporan tugas akhir ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati dan rasa tulus yang telah memberikan semua hal yang penulis butuhkan, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

2. Kedua orang tua dan keluarga saya tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa yang tak pernah ada habisnya, beserta cinta dan kasih sayang yang menjadi kekuatan bagi penulis.

3. Ibu Utami Dewi W, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan bagi penulis dalam tugas akhir ini. 4. Ibu Dian Dharmayanti. S.T., M.Kom. selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran kepada penulis.

5. Seluruh dosen pengajar dan staff di UNIKOM khususnya pada Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya serta membantu proses perkuliahan.

6. Ibu Marliana selaku ketua dosen konseling Teknik yang telah bersedia mendengar keluh kesah saya dalam melaksanakan penyusunan tugas akhir ini. Terima Kasih bu. 7. Bapak Giyarno selaku Manager Teknik yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melaksanakan dan membantu penelitian tugas akhir di Perum Damri. 8. Kepada Nova Eka Putri orang yang cukup spesial dihidup saya yang telah

memberikan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan dari kelas IF-11 2009 seluruhnya yang telah bersama-sama melewati indah, manis dan pahitnya semasa perkuliahan kuliah.

10.Aa Ismail Marzuqi yang telah membantu saya dalam memberikan pencerahan pada program saya. Nuhun a.


(3)

iv

11.Warkop kamsuy khususnya mang Alung, mang Agus, Enur, yang telah memberikan tempat saya berteduh sewaktu, senang, lapar, pengen ngopi, curhat, galau dll.

12.Kostan Adytwae yang telah memberikan saya tempat untuk mengerjakan revisi-revisi. Nuhun dyt.

13.Para sahabat saya yang telah memberikan motivasi saya untuk terus maju, terima kasih Apank, Daus, Tendi, Therry, Nyanyah, Imam, Hendra Badot, Adytwae.

14.Teman yang selalu menemani untuk touring ke luar kota di saat jenuh dirumah khususnya teman-teman club Kawasaki Ninja Bandung Timur.

15.Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam penulisan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, walaupun demikian penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk perbaikan dari masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna khusunya bagi penulis, dan untuk seluruh pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, 27 Juli 2015


(4)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

DECISION SUPPORT SYSTEM

TESTING THE FEASIBILITY OF THE BUS IN PERUM DAMRI KOTA BANDUNG

Depri Yosman Gumanti

Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

depri.yosman@gmail.com

ABSTRACT

Feasibility Testing Bus is the examination of the physical part of the bus and the bus engine components that comply with the operational feasibility of mass transit because very related to the safety and comfort of passengers. to decide on the bus that deserves to be operationalized, Manager of Engineering are still experiencing difficulties and long enough in determining the feasibility of the bus because of too many criteria and sub-criteria to be bus components in the analysis of the results of the testing assessment buses that have been tested. Additionally because of the criteria and sub-criteria are tested by Manager Engineering Perum Damri be less rigorous in terms of testing the feasibility of the bus.

Analysis of testing the feasibility of these buses utilizing methods Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method of Decision Support Systems (DSS) in the bus component analysis process using multiple criteria (multiple criteria) to determine the feasibility of testing priority right bus. AHP is used as a model for multicriteria weighting in the electoral process priority. Methods of data collection techniques, literature, observation and interviews are used for problems related. In addition, techniques and data analysis model using structured flow method using Data Flow Diagrams (DFD) and Entity Relationship Diagram (ERD). This application is built with PHP my admin tools as the design of the user interface and XAMPP as media database processing.

Based on the results of the testing that has been done is to facilitate the processing of the bus feasibility assessment test results, speeding up the process to determine the feasibility of the bus and were able to reduce the error rate in determining the feasibility of a bus.

Keywords: Decision Support Systems, Feasibility Testing, Analytical Hierarchy Process

1. INTRODUCTION

1.1 Backdrop

PERUM DAMRI is one company that is engaged in passenger transport services by bus.

Commercial activities are operations that are directed to gain by not ruling out the service to the general public, PERUM DAMRI include some transport services, transport services in the route network cities such as areas within the city, capital of the province and district service network PERUM DAMRI covering 13 major cities contained in several Indonesian islands like Java, Sumatra and Borneo, as in Java, especially in West Java there is one branch that is experiencing significant progress, PERUM DAMRI in Bandung is one branch company very progress as well as one public transportation that is in demand by the people of Bandung, therefore feasibility bus is one of the most important assets in a company like PERUM DAMRI.

Decision Support System is an interactive system that supports decision in the decision-making process through the alternatives derived from the processing of data, information and design models. AHP (Analytical Hierarchy Process) is a method that can solve complex problems where the criteria taken quite a lot. This complexity is caused by the structure of the problem is not yet clear, uncertainty perception of decision makers as well as the uncertainty of the availability of accurate statistical data or even none at all. Based on the problems that exist today in PERUM DAMRI Bandung, needed a web-based decision support system by the Manager of Engineering.

1.2 Purpose and Objectives

1.2.1 Objectives

The purpose of this research is to develop a decision support system testing Feasibility Bis in PERUM DAMRI Bandung .


(5)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

1.2.2 Purpose

The objectives to be achieved in this study are:

1. Assist Manager Techniques for determining the eligibility decision PERUM DAMRI bus in the city of Bandung in accordance with pre-determined parameters .

2. Assist the Assistant Manager Operations Control Services to reduce complaints from customers .

1.3 General Form System

The system is a collection of objects such as people, resources, concepts and procedures that are intended to perform a function that can be identified or to serve a purpose. The system is divided into three distinct parts: input, process and output. The parts are surrounded by an environment and often involve a feedback mechanism. In addition, decision makers also considered as part of the system.

1. Input

Inputs are the elements that go into the system. Examples of the raw material input is entered, such as input data into a web page to query the database.

2. Process

The process is all the necessary elements to convert or transform inputs into outputs. On a computer, including a Web-based computer, a process may include activation commands, execution of computing and information storage.

3. Output

Output is the final product or the consequences they have on the system. For example, a web server can generate a web page dynamically based on inputs and processes.

While the information is data that has been processed in such a way that increases the knowledge of someone who uses such data.

Thus, the information system is a set of components to build a system that has

the relationship between the components with other components which aims to produce the information in a particular field. In the system of classification of information needed flow of information, this is due to the need for a diversity of information by the user information. Criteria of information systems, among others, flexible, effective and efficient. The information system should not involve computers. Computer systems using so-called computer-based information system (Computer Based Information Systems or CBIS). Another definition of the information system is a combination of work procedures, information, people, and information technology organized to achieve goals within an organization.

1.4 Common Criteria for

Information Systems

Common Criteria is an information system output variables that are considered as a measure of system performance-employment. The general criteria include:

1. Debit, ie the amount of data and information flows (bits) per unit time. 2. Response time, ie the time between

events, reactions to the event until the completion of the event (the sooner the better).

3. Cost, namely costs incurred to obtain the information from the data (the lower the better).

4. Compliance function, meaning defined functions (requirements) must be executed as planned.

Computer-based information systems or abbreviated CBIS (Computer-Based Information System) is not a new thing now. This technology is always progressing and changes very rapidly since it was first introduced. The general characteristics of the CBIS is as follows: 1. The data stored in the media that can

be read by machines and are dense (compact) to easier and faster to navigate.

2. A set of large-sized data can be stored in one location. While the analysis of


(6)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

the various sets of data to obtain a complete picture would be much easier to do.

3. The data processing speed is very high and has become a priority.

4. The data transmission can be done by means of telecommunications (cable,microwave).

5. Overall, delay or delays contained in the flow of data and information is relatively small because the processes of search, processing, and transmission of data can be done quickly.

The locations of the development and operation of systems that spread does not preclude the ease in monitoring and coordinating all related activities.

1.5. Decision Support Systems

According to Keen and Scott Morton " Decision Support Systems ( DSS ) combining the intellectual resources of individuals with computer capability to improve the quality of decisions . DSS is a computer-based support system for decision makers who handle the management of unstructured problems [ 2 ]

1.5.1 Basic Concepts Decision Making

In the face of an electoral process should determine the decision then live in accordance with pilihanya. According to James AF Stoner, the decision is the selection among the alternatives. This definition contains three terms, namely: there is a choice on the basis of logic, there are several alternatives that should and selected the best one and there are goals to be achieved and the decision is getting closer to that goal. [2].

In the process of decision-making models are proposed Simon (1960), which consists of four phases:

1. Search (Intelligence)

This stage is the process of tracking and detection of the scope of the problems and introduction problems. Data input is obtained, processed and tested in order to identify problems.

2. Design (Design)

This stage is the process of discovering, developing, and analyzing alternatives that could be done. This stage includes a process to analyze the problem, lowering solutions and test the feasibility of the solution.

3. Selection (Choice)

Conducted election process among the various alternative measures that may be running. The election results are then implemented in the decision making process.

4. Implementation (Implementation) This stage is actually a three stage which is the implementation of the decisions taken.

1.6 Analytical Hierarchy Process

AHP is a method of fragmenting a complex situation , unstructured , into their component parts , arranging parts or variables are in the order of hierarchy , gives a numerical value to the consideration of subjective about the relative importance of each variable , and synthesizes various considerations for specify which variable has the highest priority and act to affect the outcome of the situation. [ 3 ]

AHP developed by Saaty solves complex in which aspects or criteria taken quite a lot of this complexity desebabkan by many things including the structure of the problem is not yet clear , the uncertainty of decision making as well as the perception of uncertainty is available and accurate statistics or even none at all .

In solving the problem with an explicit logical analysis there are several principles: [ 3 ]

1. Defining the problem and determine the desired solution , then draw up a hierarchy of the problems faced .


(7)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Then arrange the sub - criteria if necessary

2. Determining the priority elements

a) The first step in determining the priority is to make paired comparisons of elements that comparing elements in pairs according to the criteria given .

b ) pairwise comparison matrix filled in using numbers to represent the relative importance of one element against another element . Using a ratio scale , where if the matrix is symmetric with diagonal then it will be worth the reverse , or can be formulated

3.Synthesis

Consideration-consideration of pairwise comparisons in the synthesis to obtain overall priorities. It is done in this step are:

a) Add up the value of each column in the matrix.

b) Divide the total value of each column to the column in question to obtain a normalization matrix.

c) Add up the values of each line and dividing by the number of elements to obtain an average value.

4. Measuring Consistency

In decision-making, it is important to know how well the consistency that is because we do not want a decision based on considerations of consistency is low. The things to do are:

a) Multiply each value in the first column with the relative priority of the first element, the value in the second column with the relative priority of the second element, and so on. b) Add up each row

c) The result of the summation lines divided by the corresponding relative priority elements.

d) Add up the results of the above with the number of existing elements, the result is

called the matrix λ

e) Calculate the consistency index (CI) with the formula (2.2):

CI = (λ max-n) / (n-1)

Where n is the number of elements.

f) Calculate the ratio of consistency / consitency ratio (CR) with the formula (2.3):

CR = CI / IR Where :

CR = consistency ratio CI = consistency index IR = random consistency index

g) Check the consistency of the hierarchy. If the value is more than 10% then judgemenet data assessment should be corrected but if the CR is less than or equal to 0.1, then the calculation results can be considered true. IR list can be seen in the following table:

Ukuran Matriks

Nilai IR

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

2.2 Pairwise comparisons

In the AHP model of decision making to determine the value or score of each alternative on a criterion using the comparison partner . In the comparison partner , the decision-making comparing the two alternatives is based on a criteria .

The standard scale used AHP preferences ( to enter the pairwise comparison values ) are shown in the table below . Each level

TUJUAN

Kriteria Kriteria

Sub-Kriteria Sub-KriteriaSub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Kriteria

Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria


(8)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

on a scale of preference is based on a comparison of two items.

Tingkat preferensi Angka

Sama disukai 1

Sama hingga cukup disukai

2

Cukup disukai 3

Cukup hingga sangat disukai

4

Sangat disukai 5

Sangat disukai hingga amat disukai

6

Amat disukai 7

Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai

8 Luar biasa disukai 9

2.3 Analysis Application of Analytical Hierarchy Process Method

Some of the criteria and sub-criteria that are needed to support the calculation process AHP , namely :

a. Bus engine : Noken , boring liner , piston rings , pistons , engine oil , radiator , kupling . b . Home of the body : the body of the bus , the

passenger seat , emergency door , front door , back door , electricity .

c . Equipment: air conditioner ( AC ) , wiper motors , wiper .

d . Under the bus : front axle , rear axle , exhaust , suspension , steering .

e . Brake system : tires , brakes

Description hierarchy :

MB : Machinery Bis MB1 : Noken As MB2 : Liner Boring MB3 : Piston Ring MB4 : Piston MB5 : Engine Oil Mb6 : Radiator MB7 : Clutch RB : Home Body RB1 : Body RB2 : Seating RB3 : Emergency Exit RB4 : Door Home RB5 : Rear Door RB6 : Electricity PP : Equipment

PP1 : Air Conditioning ( AC ) PP2 : Wiper

PP3 : Wiper Motor BB : Bottom Bus BB1 : Front Axle BB2 : Rear Axle BB3 : Smoke Exhaust BB4 : Suspension BB5 : Stir


(9)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

SR : Brake System SR1 : Ban SR2 : Rem

This is a priority calculation criteria do

calculations by comparing the elements according to criteria

which is based on interviews with the Manager of Engineering , the following calculation steps :

Kriteria PP RB MB BB SR PP 1 3 3 5 5

RB 1/3 1 2 5 5

MB 1/3 1/2 1 3 3

BB 1/5 1/5 1/3 1 2

SR 1/5 1/5 1/3 1/2 1 a. The first step in the calculation is made the priority criteria pairwise comparison matrix with the sample number 1 in column PP PP lines depict the same level of importance between the PP with PP

b . number 3 in the column indicates RB RB PP line is more important than the PP

c . Number 3 in the column indicates MB MB PP line is more important than the MB

d . Figures 5 column line BB BB MB showed a little more important than the MB

e . Figures 5 column shows the MB line SR SR little more important than the MB

Kriteria MB RB PP BB SR MB 1 3 3 5 5

RB 0,33 1 2 5 5

PP 0,33 0,5 1 3 3

BB 0,2 0,2 0,33 1 2

SR 0,2 0,2 0,33 0,5 1

∑kolom 2,1 4,9 6,7 14,5 16

a. 0.33 Figures in the column value MB row RB value is the result of calculations on the value of the MB row column values below RB 1/3 = 0.33 also onwards

b . A rate of 2.1 in the column is obtained from the sum of the value of the MB on each column element is concerned, the example in the column value MB Likewise with the figures the sum of each column in the table with the criteria comparison matrix column number , obtained in the same manner .

Krite ria

M

B RB PP BB S R Juml ah TPV Prior itas (∑ baris/ 5) MB 0,

48 0, 61 0, 45 0,3 4 0,

31 2,20 0,44

RB 0,

16 0, 10 0, 30 0,3 4 0,

31 1,32 0,26

PP 0,

16 0, 10 0, 15 0,2 1 0,

18 0,81 0,16

BB 0,

09 7 0, 04 1 0, 05 0,0 69 0,

12 0,38 0,08

SR 0,

09 7 0, 04 1 0, 05 0,0 34 0,

06 0,28 0,06 Here is a description of the results of the calculation of the value matrix table 3.3 above criteria , namely :

a ) The value of the column 0.48 MB row 3.3 MB table column value is obtained from table 3.2 MB MB line divided the number of columns MB

b ) The value of the column number in Table 3.3 is obtained from the sum on each line . For the first line , the value of 2.20 of the sum of 0.48 + 0.61 + 0.45 + 0.34 + 0.31

c ) The value in the column TPV priorities derived from the value in column number is divided by the number of criteria , in this case the criterion 5


(10)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Kriteria TPV ∑Kolom λ Maks/∑ kolom

MB 0,44 2,1 0,91

RB 0,26 4,9 1,3

PP 0,16 6,7 1,08

BB 0,076 14,5 1,11

SR 0,057 16 0.91

5,3

Here is a description of the calculation result λ

max calculation table 3.4 above, namely :

Column λ max obtained from TPV Priority

column in Table 3.2 to 0.44 multiplied by the number of columns of the matrix comparison criteria 2.1 Table 3.2 .

From Table 3.4 , the values obtained as follows : n ( number of criteria ) : 5

CI ( λ max - n ) / n -1 = (5,3-5) / 5-1 = 0.07

CR ( CI / IR ( on page 23, table 2.2 ) ) 0.07 / 1.12 = 0.06

Worth criteria matrix consistency ratio 0.06 ( 0.06

≤ 0.1 ) which shows good consistency or received

.

2.4 Konteks Diagrams

2.5 Data Flow Diagrams ( DFD )

DFD is a logical model of data or processes are created to illustrate where the origin of the data and where the purpose of the data coming out of the system . Here is the DFD level 1 of a system built :

Admin Structure Menu

Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kelayakan Bis

Damri Kota Bandung Admin

Manager Teknik

Assiten Manager Pengendalian Operasi Jasa Info login Admin

Info user Info kriteria Info subkriteria Info standar Penilaian

Invalid data login Manager Teknik

Info penilaian Info Proses penilaian Data login Manager

Teknik Data Penilaian Data Proses Penilaian

Data login Assmen Pengendalian Operasi jasa

Data Bis Data Laporan Hasil

Penilaian

Invalid data login Assmen Pengendalian Operasi Jasa

Info Bis Info Laporan Hasil Penilaian Data login admin

Data user Data kriteria Data subkriteria Data standar Penilaian

Mail Server

Data reset password Info reset password

1 Login Admin 2 Pengolahan Lupa Password 3 Pengolahan Data Pengguna 4 Pengolahan Data Master 5 Pengolahan Data Penilaian 6 Pengolahan Penilaian 7 Laporan Pengguna Manager Teknik Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa Data Login Admin

Info Login Admin Data Lupa Password Info Lupa Password

Data Kriteria Data Subkriteria Info Kriteria Info Subkriteria

Data Login Manager Teknik Info Login Manager Teknik

Info Lupa Password

Info Bis Data Penilaian Info Laporan Info Penilaian Data Lupa Password Mail Server

Data Lupa Password Data Lupa Password Data Pengguna Data Pengguna Data Login Info Login Bis Kriteria Subkriteria Data Bis Data Bis Data Subkriteria Data Subkriteria Penilaian Kelayakan Laporan penilaian Data Kriteria Data Kriteria Data Subkriteria Data SUbkriteria Data Kriteria Data Bis Data Bis Data Bis Data Penilaian Info Penilaian Data Penilaian Data Laporan Data Laporan

Info Login Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa Data Login Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa

Data Lupa Password

Info Lupa Password Data Pengguna Info Pengguna Data Bis Login Menu Utama Admin Data User Kriteria Subkriteria Standar Penilaian User Ubah Password Logout Exit


(11)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Manager Teknik Structure Menu

Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa Structure Menu

2.6 Interface Implementation

a. Display Home

Home Page Application b . Display Main Menu

4. Finallyty

4.1 . conclusion

After doing the analysis , design, implementation and its testing has been done , it can be concluded against the decision support system feasibility testing Damri bus in the city of Bandung as follows :

1. The decision support system is built to facilitate the processing of the test data bus eligibility .

2. Decision support system that was built to speed up the process of examination and in accordance with predetermined parameters . 3. The decision support system is built to reduce

the error rate testing the feasibility and reduce customer complaints against Assistant Manager Operations Control Services

4.2 suggestion

Suggestions for further development , as follows :

Management value comparison matrix in AHP calculation is made so much easier for users who are new to the system.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. (2013) Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. [Online].

http://diskominfo.jabarprov.go.id/tentang-diskominfo-2/

[2] Dr., H., Fathoni, Abdurrahmat M.Si. Prof., Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta, 2005.

[3] Roger S Pressman, Software Engineering, A

practitioner’s Approach, 6th ed. New York,

Amerika: McGraw-Hill, Inc, 2010.

[4] Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2013)

Login Menu Utama Manager Teknik Pengujian Kelayakan Laporan Hasil pengujian Kelayakan Ubah Password Logout Exit Login Menu Utama Manager Teknik Pengujian Kelayakan Laporan Hasil pengujian Kelayakan Ubah Password Logout Exit


(12)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

jabarprov. [Online].

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/13 46

[5] Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis; Konsep-Konsep Dasar. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[6] Hanif Al Fatta, Analisis dana Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2007.

[7] Eddy Prahasta, Entitas Bergeometri Titik-Bergeometri Garis. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[8] Fathansyah, Basis Data. Bandung, Indonesia: Informatika, 2012.

[9] Scott A. Bernard, An Introduction To Enterprise Architecture. Amerika: AuthorHouse, 2005.

[10] Janner, Simarmata. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2009.

[11] Openlayers. OpenLayers 3. [Online].

http://ol3js.org/en/master/examples/simple.j s

[12] Al Bahra B Ladjamudin, Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Graha. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2006.

[13] Sutarman, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2007.

[14] google. (2014) google. [Online].

https://support.google.com/mapsengine/ans wer/2505884?hl=id

[15] dephut. Direktorat Jenderal Planologi

Kehutanan. [Online].


(13)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUJIAN KELAYAKAN BIS

DAMRI DI KOTA BANDUNG

Depri Yosman Gumanti

Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

depri.yosman@gmail.com

ABSTRAK

Pengujian Kelayakan Bis adalah pemeriksaan bagian fisik bis dan komponen mesin bis yang sesuai dengan standar kelayakan operasional angkutan masal dikarenakan sangat berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan penumpang. untuk memutuskan bis yang layak untuk dioperasionalkan, Manager Teknik masih cukup mengalami kesulitan dan lama dalam menentukan kelayakan bis dikarenakan terlalu banyaknya kriteria dan subkriteria komponen bis yang harus di analisis hasil penilaian pengujian bis yang telah diuji. Selain itu karena banyaknya kriteria dan sub kriteria yang diuji oleh Manager Teknik Perum Damri menjadi kurang teliti dalam hal pengujian kelayakan bis.

Analisis pengujian kelayakan bis ini memanfaatkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisis komponen bis yang menggunakan beberapa kriteria (multikriteria) untuk menentukan prioritas pengujian kelayakan bis yang tepat. AHP digunakan sebagai model untuk pembobotan multikriteria dalam proses pemilihan prioritas. Metode teknik pengumpulan data, studi literatur, observasi dan wawancara digunakan untuk masalah-masalah yang terkait. Selain itu, teknik dan model analisis data menggunakan metode aliran terstruktur dengan menggunakan Data Flows Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). Aplikasi ini dibangun dengan tools PHP my admin sebagai desain tampilan antarmuka dan XAMPP sebagai media pengolahan database.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan adalah dapat mempermudah proses pengolahan penilaian hasil pengujian kelayakan bis, mempercepat proses untuk menentukan kelayakan bis serta mampu mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan kelayakan bis.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pengujian Kelayakan, Analytical Hierarchy Process

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

PERUM DAMRI adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa angkutan penumpang dengan menggunakan bis. Kegiatan komersial merupakan kegiatan operasional yang diarahkan untuk memperoleh keuntungan dengan tidak mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat umum, PERUM DAMRI meliputi beberapa pelayanan angkutan, pelayanan angkutan dalam jaringan trayek kota seperti wilayah dalam kota, Ibu kota propinsi dan kabupaten, jaringan pelayanan PERUM DAMRI meliputi 13 kota besar yang terdapat di beberapa pulau Indonesia seperti pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, seperti di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat terdapat salah satu cabang yang mengalami cukup kemajuan, PERUM DAMRI di Kota Bandung merupakan salah satu cabang perusahaan yang sangat mengalami kemajuan dan juga sebagai salah satu moda transportasi umum yang sangat diminati oleh masyarakat Kota Bandung, oleh karena itu kelayakan bis adalah salah satu aset yang paling penting dalam sebuah perusahaan seperti PERUM DAMRI.

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Metode AHP (Analytical Hierarchy Proses) merupakan suatu metode yang dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana kriteria yang diambil cukup banyak. Kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali.

Berdasarkan masalah yang ada saat ini di PERUM DAMRI Kota Bandung, dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan berbasis website oleh Manager Teknik.

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem pendukung keputusan pengujian Kelayakan Bis di PERUM DAMRI Kota Bandung.


(14)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

1.2.2. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Membantu Manager Teknik untuk menentukan keputusan kelayakan bis di PERUM DAMRI Kota Bandung yang sesuai dengan parameter yang sudah ditentukan.

2. Membantu Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa untuk mengurangi keluhan dari pelanggan.

1.3. Bentuk Umum Sstem

Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diindentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan. Sistem dibagi menjadi tiga bagian berbeda: input, proses dan output. Bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh sebuah lingkungan dan sering melibatkan sebuah mekanisme umpan balik. Selain itu, pengambil keputusan juga dianggap sebagai bagian dari sistem.

1. Input

Input adalah elemen yang masuk ke dalam sistem. Contoh input adalah bahan mentah yang dimasukan, seperti input data ke dalam halaman web untuk query database. 2. Proses

Proses adalah semua elemen yang diperlukan untuk mengkonversi atau mentransformasi input ke dalam output. Pada sebuah komputer, termasuk komputer berbasis-Web, sebuah proses dapat meliputi perintah-perintah pengaktifan, eksekusi komputasi dan penyimpanan informasi. 3. Output

Output adalah produk akhir atau konsekuensi yang ada pada sistem. Misalnya, server web dapat menghasilkan sebuah halaman web dinamis berdasarkan input dan prosesnya.

Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Jadi, sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem Informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information Systems atau CBIS). Definisi lain dari sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

1.4. Kriteria Umum Sistem Informasi

Kriteria umum sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk-kerja. Kriteria umum tersebut mencakup:

1. Debit, yaitu jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.

2. Response time, yaitu waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses terhadap event selesai dilakukan (makin cepat makin baik).

3. Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data (makin rendah makin baik).

4. Pemenuhan fungsi, maksudnya fungsi-fungsi yang didefinisikan (requirements) harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

Sistem informasi berbasis komputer atau disingkat CBIS (Computer-Based System Information) bukan merupakan hal yang baru sekarang. Teknologi ini selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat sejak pertama kali diperkenalkan. Adapun ciri-ciri umum dari CBIS adalah sebagai berikut:

1. Data tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin dan bersifat padat (compact) hingga lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri.

2. Sekumpulan data yang berukuran besar dapat disimpan di dalam satu lokasi saja. Sementara analisis dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang lengkap akan lebih mudah untuk dilakukan.

3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi dan sudah menjadi prioritas.

4. Transmisi data dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel, microwave). 5. Secara keseluruhan, delay atau keterlambatan

yang terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil karena proses-proses penelusuran, pengolahan, dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.


(15)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

6. Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menghalangi kemudahan dalam memonitor dan mengoordinasikan segala aktivitas terkait.

1.5. Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Keen dan Scott Morton “Sistem

Pendukung Keputusan (DSS) memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur [2]

1.5.1 Konsep Dasar Pengambilan Keputusan

Dalam menghadapi proses pemilihan seorang harus menentukan keputusan kemudian menjalaninya sesuai dengan pilihanya. Menurut James A.F Stoner, keputusan adalah pemilihan diantara alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian yaitu: ada pilihan atas dasar logika, ada beberapa alternative yang harus dan dipilih satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan tersebut makin mendekatkan pada tujuan tersebut. [2].

Dalam proses pengambilan keputusan terdapat model pengambilan yang diajukan Simon (1960) yang terdiri dari empat fase yaitu :

1. Penelusuran (Intellegence)

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk menganalisa masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

3. Pemilihan (Choice)

Dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternative tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

4. Implementasi (Implementation)

Tahap ini sebenarnya adalah dari tiga tahap yang merupakan pelaksanaan dari keputusan yang diambil.

1.6. Analytical Hierarchy Process

AHP adalah suatu metode yang memecah-mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini dalam susunan hierarkhi, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relative

pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. [3]

AHP yang dikembangkan oleh saaty ini memecahkan yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak kompleksitas ini desebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia dan statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali.

Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit ada beberapa prinsip yaitu: [3] 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan

solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian menyusun sub-kriteria jika diperlukan.

TUJUAN

Kriteria Kriteria

Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria Kriteria

Sub-Kriteria Sub-Kriteria Sub-Kriteria

2. Menentukan prioritas elemen

a) Langkah pertama dalam penentuan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan yaitu membandingan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

b) Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relative dari suatu elemen terhadap elemen yang lain. Menggunakan skala rasio, dimana jika nilai matriks berada simetris dengan diagonalnya maka akan bernilai kebalikannya, atau dapat dirumuskan:

(2.1)

3. Sintesis

Petimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:


(16)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

a) Menjumlahkan nilai setiap kolom pada matriks.

b) Membagi nilai setiap kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang harus dilakukan adalah:

a) Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua dan seterusnya. b) Jumlahkan setiap baris

c) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan.

d) Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya

disebut λ matriks

e) Hitung consistency index (CI) dengan rumus (2.2):

CI = (λ maks-n) / (n-1) Dimana n banyaknya elemen.

f) Hitung rasio konsitensi/ consitency ratio ( CR) dengan rumus (2.3):

CR = CI/IR Dimana :

CR = consistency ratio CI = consistency index IR = index random consistency

g) Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% maka penilaian data judgemenet harus diperbaiki namun jika nilai CR kurang atau sama dengan 0.1 maka hasil perhitungan bisa dianggap benar. Daftar IR bisa dilihat pada tabel berikut :

Ukuran Matriks

Nilai IR

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

2.2. Perbandingan Berpasangan

Pada model AHP pengambilan keputusan menentukan nilai atau skor tiap alternatif untuk suatu kriteria menggunakan perbandingan pasangan. Pada perbandingan pasangan, pembuatan keputusan membandingkan dua alternatif berdasarkan suatu kriteria.

Standar skala preferensi yang digunakan AHP (untuk memasuki nilai perbandingan berpasangan) diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Tiap tingkat pada skala preferensi dibuat berdasarkan perbandingan dua item .

Tingkat preferensi Angka

Sama disukai 1

Sama hingga cukup disukai

2

Cukup disukai 3

Cukup hingga sangat disukai

4

Sangat disukai 5

Sangat disukai hingga amat disukai

6

Amat disukai 7

Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai

8 Luar biasa disukai 9

2.3. Analisis Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process

Beberapa kriteria dan subkriteria yang dibutuhkan guna mendukung proses perhitungan AHP, yaitu :

a. Mesin bis : noken as, liner boring, ring piston, piston, oli mesin, radiator, kupling. b. Rumah bodi : bodi bis, tempat duduk

penumpang, pintu darurat, pintu depan, pintu belakang, kelistrikan.

c. Perlengkapan : air conditioner (ac), motor wiper, wiper.

d. Bawah bis : front axle , rear axle, asap knalpot, suspensi, stir.


(17)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Keterangan hierarki:

MB : Mesin Bis MB1 : Noken As MB2 : Liner Boring MB3 : Ring Piston MB4 : Piston MB5: Oli Mesin MB6 : Radiator MB7 : Kopling RB : Rumah Bodi RB1 : Bodi

RB2 : Tempat Duduk RB3 : Pintu Darurat RB4 : Pintu Depan RB5 : Pintu Belakang RB6 : Kelistrikan PP : Perlengkapan

PP1 : Air Conditioning (AC) PP2 : Wiper

PP3 : Motor Wiper BB : Bawah Bis BB1 : Front Axle BB2 : Rear Axle BB3 : Asap Knalpot BB4 : Suspensi BB5 : Stir SR : Sistem Rem SR1 : Ban SR2: Rem

Perhitungan prioritas kriteria ini adalah melakukan perhitungan dengan cara membandingkan elemen-elemen sesuai kriteria

yang berdasarkan wawancara dengan Manager Teknik , berikut adalah langkah-langkah perhitungannya :

Kriteria PP RB MB BB SR PP 1 3 3 5 5

RB 1/3 1 2 5 5

MB 1/3 1/2 1 3 3

BB 1/5 1/5 1/3 1 2

SR 1/5 1/5 1/3 1/2 1 a. Langkah pertama dalam perhitungan

prioritas kriteria adalah membuat matriks perbandingan berpasangan dengan contoh angka 1 pada kolom PP baris PP menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara PP dengan PP

b. angka 3 pada kolom RB baris PP menunjukkan RB lebih penting dibandingkan dengan PP

c. Angka 3 pada kolom MB baris PP menunjukan MB lebih penting dibandingkan dengan MB

d. Angka 5 pada kolom BB baris MB menunjukan BB sedikit lebih penting dibandingkan dengan MB

e. Angka 5 pada kolom SR baris MB menunjukan SR sedikit lebih penting dibandingkan dengan MB

Kriteria MB RB PP BB SR MB 1 3 3 5 5

RB 0,33 1 2 5 5

PP 0,33 0,5 1 3 3

BB 0,2 0,2 0,33 1 2

SR 0,2 0,2 0,33 0,5 1

∑kolom 2,1 4,9 6,7 14,5 16

a. Angka 0,33 pada kolom nilai MB baris nilai RB merupakan hasil perhitungan pada kolom nilai MB baris nilai RB 1/3 = 0,33 berikut pun seterusnya

b. Angka 2,1 pada kolom nilai MB diperoleh dari penjumlahan pada setiap kolom elemen yang bersangkutan, contoh pada kolom nilai MB Begitupun dengan angka-angka penjumlahan setiap kolom pada tabel matriks perbandingan kriteria dengan jumlah kolom, diperoleh dengan cara yang sama.


(18)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Krite ria

M

B RB PP BB S R Juml ah TPV Prior itas (∑ baris/ 5) MB 0,4

8 0,6 1 0, 45 0,3 4 0,

31 2,20 0,44

RB 0,1 6 0,1 0 0, 30 0,3 4 0,

31 1,32 0,26

PP 0,1 6 0,1 0 0, 15 0,2 1 0,

18 0,81 0,16

BB 0,0 97 0,0 41 0, 05 0,0 69 0,

12 0,38 0,08

SR 0,0 97 0,0 41 0, 05 0,0 34 0,

06 0,28 0,06 Berikut adalah keterangan dari hasil perhitungan tabel 3.3 matriks nilai kriteria diatas yaitu :

a) Nilai 0,48 pada kolom MB baris MB tabel 3.3 diperoleh dari nilai kolom MB baris MB tabel 3.2 dibagi jumlah kolom MB tabel 3.2. b) Nilai kolom jumlah pada tabel 3.3 diperoleh

dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 2,20 merupakan hasil penjumlahan dari 0,48+0,61+0,45+0,34+0,31 c) Nilai pada kolom Tpv prioritas diperoleh dari

nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini kriteria 5

Kriteria TPV ∑Kolom λ Maks/∑ kolom

MB 0,44 2,1 0,91

RB 0,26 4,9 1,3

PP 0,16 6,7 1,08

BB 0,076 14,5 1,11

SR 0,057 16 0.91

5,3

Berikut adalah keterangan dari hasil perhitungan

tabel 3.4 perhitungan λ Maks diatas yaitu :

Kolom λ Maks diperoleh dari kolom Tpv Prioritas pada tabel 3.2 0,44 dikalikan jumlah kolom dari perbandingan matriks kriteria 2,1 tabel 3.2.

Dari tabel 3.4, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: n (jumlah kriteria) : 5

CI (λ Maks – n)/n-1 = (5,3-5)/5-1 = 0,07

CR (CI/IR(pada halaman 23 tabel 2.2)) 0,07/1,12 = 0,06

Rasio konsistensi matriks kriteria bernilai 0,06 (0,06

≤ 0,1) yang menunjukkan konsistensi baik atau

diterima.

2.4. Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan proses input dan output data pada sistem. Berikut adalah diagram konteks dari aplikasi yang dibangun :

Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kelayakan Bis

Damri Kota Bandung Admin

Manager Teknik Assiten Manager Pengendalian Operasi Jasa Info login Admin

Info user Info kriteria Info subkriteria Info standar Penilaian

Invalid data login Manager Teknik

Info penilaian Info Proses penilaian Data login Manager

Teknik Data Penilaian Data Proses Penilaian

Data login Assmen Pengendalian Operasi jasa

Data Bis Data Laporan Hasil

Penilaian

Invalid data login Assmen Pengendalian Operasi Jasa

Info Bis Info Laporan Hasil Penilaian Data login admin

Data user Data kriteria Data subkriteria Data standar Penilaian

Mail Server

Data reset password Info reset password

Gambar 1. Digaram Konteks

2.5. Data Flow Diagram(DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem. Berikut adalah DFD level 1 dari sistem yang dibangun : 1 Login Admin 2 Pengolahan Lupa Password 3 Pengolahan Data Pengguna 4 Pengolahan Data Master 5 Pengolahan Data Penilaian 6 Pengolahan Penilaian 7 Laporan Pengguna Manager Teknik Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa Data Login Admin

Info Login Admin Data Lupa Password Info Lupa Password

Data Kriteria Data Subkriteria Info Kriteria Info Subkriteria

Data Login Manager Teknik Info Login Manager Teknik

Info Lupa Password

Info Bis Data Penilaian Info Laporan Info Penilaian Data Lupa Password Mail Server

Data Lupa Password Data Lupa Password Data Pengguna Data Pengguna Data Login Info Login Bis Kriteria Subkriteria Data Bis Data Bis Data Subkriteria Data Subkriteria Penilaian Kelayakan Laporan penilaian Data Kriteria Data Kriteria Data Subkriteria Data SUbkriteria Data Kriteria Data Bis Data Bis Data Bis Data Penilaian Info Penilaian Data Penilaian Data Laporan Data Laporan

Info Login Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa Data Login Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa

Data Lupa Password

Info Lupa Password Data Pengguna

Info Pengguna

Data Bis


(19)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Login Menu Utama Admin Data User Kriteria Subkriteria Standar Penilaian User Ubah Password Logout Exit

Gambar 3. struktur menu admin

Login Menu Utama Manager Teknik Pengujian Kelayakan Laporan Hasil pengujian Kelayakan Ubah Password Logout Exit

Gambar 4. Struktur menu Manager Teknik

Login Menu Utama Asisten Pengendalian Operasi Jasa Laporan Hasil pengujian Kelayakan Ubah Password Logout Exit

Gambar 5 strukutur menu Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa

2.6 Implementasi Antarmuka a. Tampilan Halaman utama

Gambar 3. Halaman Utama Aplikasi b. Tampilan Menu Utama

Gambar 4. Tampilan Proses Kelayakan

1. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan terhadap sistem pendukung keputusan pengujian kelayakan Bis Damri di Kota Bandung sebagai berikut :

1. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mempermudah proses pengolahan data pengujian kelayakan bis. 2. Sistem pendukung keputusan yang

dibangun dapat mempercepat proses pemeriksaan dan dapat sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.

3. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mengurangi tingkat kesalahan pengujian kelayakan dan mengurangi keluhan dari pelanggan terhadap Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa


(20)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

4.2. Saran

Saran untuk pengembangan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:

Pengelolaan nilai matriks perbandingan dalam perhitungan AHP dibuat jadi lebih mudah untuk pengguna yang baru menggunakan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. (2013) Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. [Online].

http://diskominfo.jabarprov.go.id/tentang-diskominfo-2/

[2] Dr., H., Fathoni, Abdurrahmat M.Si. Prof., Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta, 2005.

[3] Roger S Pressman, Software Engineering, A

practitioner’s Approach, 6th ed. New York,

Amerika: McGraw-Hill, Inc, 2010.

[4] Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2013)

jabarprov. [Online].

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1346

[5] Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis; Konsep-Konsep Dasar. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[6] Hanif Al Fatta, Analisis dana Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2007.

[7] Eddy Prahasta, Entitas Bergeometri Titik-Bergeometri Garis. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[8] Fathansyah, Basis Data. Bandung, Indonesia: Informatika, 2012.

[9] Scott A. Bernard, An Introduction To Enterprise Architecture. Amerika: AuthorHouse, 2005.

[10] Janner, Simarmata. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2009.

[11] Openlayers. OpenLayers 3. [Online].

http://ol3js.org/en/master/examples/simple.js

[12] Al Bahra B Ladjamudin, Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Graha. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2006.

[13] Sutarman, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2007.

[14] google. (2014) google. [Online].

https://support.google.com/mapsengine/answe r/2505884?hl=id

[15] dephut. Direktorat Jenderal Planologi

Kehutanan. [Online].


(21)

DAFTAR PUSTAKA

[ 1]

Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. (2013) Dinas Komunikasi

Dan Informatika Provinsi Jawa Barat. [Online].

http://diskominfo.jabarprov.go.id/tentang-diskominfo-2/ [

2]

Dr., H., Fathoni, Abdurrahmat M.Si. Prof., Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta, 2005.

[ 3]

Roger S Pressman, Software Engineering, A practitioner’s Approach, 6th ed. New York, Amerika: McGraw-Hill, Inc, 2010.

[ 4]

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2013) jabarprov. [Online]. http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1346

[ 5]

Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis; Konsep-Konsep Dasar. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[ 6]

Hanif Al Fatta, Analisis dana Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2007.

[ 7]

Eddy Prahasta, Entitas Bergeometri Titik-Bergeometri Garis. Bandung, Indonesia: Informatika, 2009.

[ 8]

Fathansyah, Basis Data. Bandung, Indonesia: Informatika, 2012.

[ 9]

Scott A. Bernard, An Introduction To Enterprise Architecture. Amerika: AuthorHouse, 2005.

[ 10]

Janner, Simarmata. Yogyakarta, Indonesia: Andi, 2009.

[ 11]

Openlayers. OpenLayers 3. [Online]. http://ol3js.org/en/master/examples/simple.js

[ 12]

Al Bahra B Ladjamudin, Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Graha. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2006.

[ 13]

Sutarman, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2007.

[ 14]

google. (2014) google. [Online].


(22)

[ 15]

dephut. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. [Online]. http://appgis.dephut.go.id/appgis/kml.aspx


(23)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ...ii KATA PENGANTAR ...iii DAFTAR ISI ...v DAFTAR GAMBAR ...ix DAFTAR TABEL ...xii DAFTAR SIMBOL ...xvi DAFTAR LAMPIRAN………xxi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Maksud dan Tujuan ... 2 1.4 Batasan Masalah... 2 1.5 Metodologi Penilitian ... 5 1.5.1 Analisis Prosedur Metodologi Penilitian ... 5 1.6 Sistematika penulisan ... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7 2.1.1 Sejarah PERUM DAMRI ... 7 2.1.2 Visi dan Misi PERUM DAMRI ... 8 2.1.2.1 Visi ... 8 2.1.2.2 Misi ... 8 2.1.3 Logo PERUM DAMRI ... 9 2.1.4 Struktur Organisasi PERUM DAMRI ... 10


(24)

vi

2.1.5 Deskripsi Pekerjaan ... 10 2.2 Landasan Teori ... 12 2.2.1 Bentuk Umum Sistem ... 12 2.2.2 Karakteristik Sistem ... 13 2.2.3.1 Definisi dan Konesep Sistem Informasi ... 14 2.2.3.2 Kriteria Umum Sistem Informasi ... 15 2.2.3.3 Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 16 2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan ... 16 2.2.4.1 Konsep Dasar Pengambilan Keputusan ... 17 2.2.4.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 18 2.2.4.3 Metode-Metode Pengambilan Keputusan ... 20 2.2.5 Pengertian AHP ... 21 2.2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan AHP ... 22 2.2.5.2 Elemen-Elemen Pendukung AHP ... 23 2.2.5.3 Prosedur Kegiatan AHP ... 23 2.2.5.4 Perbandingan Pasangan ... 26 2.2.6 Pengertian Pengujian ... 27 2.2.7 PHP ... 27 2.2.8 Pengertian XAMPP ... 28 2.2.9 Pengertian Internet ... 29 2.10 Basis Data ... 29 2.2.11 Flow Map ... 30 2.2.12 Pemodelan Data ... 31 2.2.13 Data Flow Diagram ... 32 2.2.14 Leveled DFD ... 33


(25)

vii

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35 3.1 Analisis Sistem ... 35 3.1.1 Analisis Masalah ... 35 3.1.2 Analisis Prosedur Pemeriksaan Bagian Komponen Bis ... 35 3.1.3 Aturan Bisnis ... 41 3.1.4 Analisis Metode AHP Untuk Pengujian Kelayakan Bis Damri ... 41 3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 63 3.1.5.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 63 3.1.5.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 65 3.1.6 Analisis Pengguna ... 66 3.1.7 Analisis Basis Data ... 68 3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 70 3.1.8.1 Diagram Konteks ... 71 3.1.8.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 71 3.1.9 Spesifikasi Proses ... 85 3.1.10 Kamus Data ... 96 3.2 Perancangan Sistem ... 100 3.2.1 Skema Relasi ... 101 3.2.2 Struktur Tabel... 102 3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 104 3.2.4 Perancangan Antar Muka ... 107 3.2.5 Perancangan Pesan ... 132 3.2.6 Jaringan Semantik ... 138 3.2.7 Perancangan Prosedural ... 140 BAB 4 IMPELEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 149


(26)

viii

4.1 Implementasi Sistem ... 149 4.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 149 4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 150 4.1.3 Implementasi Basis Data ... 150 4.2 Pengujian Sistem ... 156 4.2.1 Skenario Pengujian Black Box ... 156 4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 157 4.2.3 Kesimpulan Pengujian ... 164 4.2.4 Pengujian Beta ... 164 4.2.4.1 Wawancara Pengujian Beta Untuk Admin ... 165 4.2.4.2 Wawancara Pengujian Beta Untuk Manager Teknik ... 166 4.2.4.3 Wawancara Pengujian Beta Untuk Asmen Operasi Jasa ... 167 4.2.5 Kesimpulan Pengujian Beta ... 168 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 171 5.1 Kesimpulan ... 171 5.2 Saran ... 171


(27)

(28)

(29)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGUJIAN KELAYAKAN BIS DAMRI DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

Depri Yosman Gumanti

10109460

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2015


(30)

BIODATA PENULIS

1. Data Pribadi

Nama : Depri Yosman Gumanti

JenisKelamin : Laki-laki

Tempat, TanggalLahir: Bandung, 11 Juli 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tinggi, BeratBadan : 173 cm, 55kg

Kesehatan : Baik

Agama : Islam

AlamatLengkap : Komp. Bina Karya II RT 01 RW 18 Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung

Telepon, HP : 081224547026

Email : depri.yosman@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan

1997 – 2003: SDN Cibiru 1 Bandung

2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Cileunyi

2006 – 2009 : SMK Negeri 6 Bandung

2009 – 2015 : Program Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Bandung


(31)

169

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan terhadap sistem pendukung keputusan pengujian kelayakan Bis Damri di Kota Bandung sebagai berikut :

1. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mempermudah proses pengolahan data pengujian kelayakan bis.

2. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mempercepat proses pemeriksaan dan dapat sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.

3. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mengurangi tingkat kesalahan pengujian kelayakan dan mengurangi keluhan dari pelanggan terhadap Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa.

5.1 Saran

Dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan pengujian kelayakan Bis Damri di Kota Bandung ini masih banyak hal yang dapat dikembangkan, seperti :

1. Pengelolaan nilai matriks perbandingan dalam perhitungan AHP

dibuat jadi lebih mudah untuk pengguna yang baru menggunakan sistem.


(32)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Perusahaan

Tinjauan perusahaan berisi penjelasan yang memaparkan tentang sejarah, logo, visi, misi, tujuan, dan struktur organisasi PERUM DAMRI Kota Bandung.

2.1.1. Sejarah PERUM DAMRI

DAMRI adalah kepanjangan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Maklumat Kementerian Perhubungan RI No.01/DAMRI/46 tanggal 25 November 1946 dengan tugas utama menyelenggarakan angkutan penumpang dan barang di atas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai Perusahaan Umum (PERUM) nama DAMRI tetap diabadikan sebagai brand mark dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini yang hingga saat ini masih tetap konsisten menjalankan tugasnya sebagai salah satu service provider angkutan penumpang dan barang dengan menggunakan bis dan truk.

Pada tahun 1943, terdapat dua usaha angkutan di zaman pendudukan Jepang yaitu Jawa Unyu Zigyosha yang mengkhususkan diri pada angkutan barang dengan truk, gerobak atau cikar dan juga terdapat Zidosha Sokyoku yang melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bis. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, dibawah pengelolaan Departemen Perhubungan RI, Jawa Unyu Zigyosha berubah nama menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk angkutan barang dan Zidosha Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat untuk angkutan penumpang.

Pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46 sehingga dibentuklah "Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia", disingkat DAMRI, dengan tugas utama menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bis, truk, dan angkutan bermotor lainnya. Tugas tersebut menjadikan semangat kesejarahan DAMRI yang telah memainkan peranan aktif dalam kiprah perjuangan


(33)

8

mempertahankan kemerdekaan melawan agresi Belanda di Jawa. Tahun 1961, terjadi peralihan status DAMRI menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 233 Tahun 1961, yang kemudian pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI ditetapkan menjadi Perusahaan Negara (PN). Tahun 1982, DAMRI beralih status menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1984 serta dengan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2002 dan berkelanjutan hingga saat ini, di mana PERUM DAMRI diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan umum untuk penumpang dan atau barang di atas jalan dengan kendaraan bermotor.

2.1.2. Visi Dan Misi PERUM DAMRI

Berikut penjabaran dari visi dan misi PERUM DAMRI adalah:

2.1.2.1 Visi

Menjadikan DAMRI sebagai Perusahaan Jasa Angkutan Penumpang dan Barang yang handal dan mampu bersaing serta dapat memenuhi harapan

stake holder menuju kemandirian.

2.1.2.2Misi

1. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan Pelanggan dengan pelayanan prima

2. Pembinaan sumber daya manusia kearah profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan

3. Pengelolalaan perusahaan yang efisien dan efektif, dengan melakukan kerja sama antar perusahaan berdasarkan prinsip saling menguntungkan.


(34)

9

2.1.3. Logo PERUM DAMRI

Logo merupakan suatu bentuk gambar yang mewakili suatu arti ataupun identitas dari suatu perusahaan atau instansi. Gambar dari logo PERUM DAMRI terdapat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo PERUM DAMRI

Adapun makna dari logo PERUM DAMRI adalah sebagai berikut:

1. Dua ban yang menunjukan karyawan dan alat kemudi adalah managemen yang mengelola perusahaan..

2. Huruf DAMRI adalah perusahaan yang dikelola oleh manajemen yang bekerja sama, sama-sama bekerja dalam suasana kebersamaan dengan para karyawan.

3. Sayap menunjukan sebagai mesin penggerak yang menentukan maju mundurnya perusahaan.

4. Kapas dan Padi adalah lambang dari pada kesejahteraan sosial dan ini merupakan tujuan perusahaan.

5. Kapas bertangkai 8, Padi berisi 17 biji, ini menggambarkan bahwa PERUM DAMRI lahir dalam suasana Revolusi Kemerdekaan.


(35)

10

2.1.4. Struktur Organisasi PERUM DAMRI

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi di PERUM DAMRI dijelaskan pada Gambar 2.2. sebagai berikut :

GENERAL MANAGER

ARIL ARLAN SIREGAR

AS ISTEN MANAGER ADMINISTRASI

UMUM AWANG ANWARUDIN AS ISTEN MANAGER

SUMBER DAYA MANUSIA

HADIATI ASISTEN MANAGER

KEUANGAN

ATEP SUNADI MANAGER KEUANGAN, SDM &

ADMINISTRASI UMUM HERMAN SUPRIYADI

AS ISTEN MANAGER TEKNIK PERBAIKAN

SOMA MIHARJA AS ISTEN MANAGER

TEKNIK PERAWATAN

MURDIONO ASISTEN MANAGER

PERANCANGAN & REKAYASA TEKNIK

HOLID MANAGER TEKNIK

GIYARNO

ASISTEN MANAGER PENGENDALIAN

OPERASI JASA

IRWAN THAYEB ASISTEN MANAGER

PERENCANAAN PELAYANAN JASA

USEP SURYAMAN ASISTEN MANAGER

PEMASARAN & PENGEMBANGAN

USAHA DADANG SUPRIMAN MANAGER USAHA

NINO TRESNA RACHMAN

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PERUM DAMRI

2.1.5. Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan adalah seperangkat fungsi dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan pekerjaan. Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi yang terdapat pada Gambar 2.2.


(36)

11

1. General Manager : Pemimpin perusahaan dan membawahi langsung Manager

yang memimpin unit kerja Bagian dan membawahi tak langsung asisten

Manager yang memimpin unit kerja Sub Bagian.

2. Manager Usaha : Bagian yang bertugas dalam penyiapan dan pelaksanaan kegiatan operasi pelayanan jasa

3. Asisten Manager Pemasaran & Pengembangan usaha : Bagian yang bertugas dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan, penelaahan, pengendalian, dan pelaporan kegiatan pemasaran.

4. Asisten Manager Perencanaan Pelayanan Jasa : Bagian yang bertugas penyiapan administrasi jasa angkutan jalan.

5. Asisten Manager Pengendalian Operasi Jasa : Bagian yang bertugas penyiapan jaminan keselamatan dan jaminan kualitas pelayanan jasa.

6. Manager Teknik : Bagian yang bertugas dalam penyelengaraan penyiapan kendaraan yang meliputi kegiatan perencanaan, penyediaan pemeliharaan kendaraan dan fasilitas penunjang.

7. Asisten Manager Perencanaan & Rekayasa Teknik : Bagian yang bertugas dalam mengelola ketersediaan atas jenis, jumlah kualitas kendaraan yang dibutuhkan guna menunjang keberhasilan penyelenggaraan usaha jasa angkutan perusahaan.

8. Asisten Manager Teknik Perawatan : Bagian yang bertugas perumusan kebijakan pelaksanaan perawatan berkala kendaraan agar dicapai efektivitas kualitas kendaraan yang berkondisi layak jalan

9. Asisten Manager Teknik Perbaikan : Bagian yang melaksanakan penyiapan kegiatan perbaikan taraf ringan, sedang, dan berat kendaraan serta fasilitas penunjangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai jumlah dan kualitas kendaraan dan fasilitas penunjang yang berkondisi layak jalan, kesiapan pakai, dan kehandalan kendaraan yang optimal.


(37)

12

10. Manager Keuangan, SDM & Administrasi Umum. : Bagian yang bertugas membuat laporan kegiatan akuntansi, perbendaharaan, seumber daya manusia, organisasi, administrasi dan layanan umum rumah tangga kantor.

11. Asisten Manager Keuangan: Bagian yang bertugas pengelolaan keuangan cabang yang meliputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, perbendaharaan dan perpajakan.

12. Asisten Manager Sumber Daya Manusia: Bagian yang bertugas perumusan, kebijakan, pengelolaan, dan pelaporan kegiatan administrasi personalia, pengembangan sumber daya manusia dan organisasi.

13. Asisten Manager Administrasi Umum: Bagian yang bertugas penyiapan, perumusan, kebijakan, pelaporan kegiatan administrasi perkantoran, layanan umum rumah tangga kantor, hubungan masyarakat, prtokoler, pengelolaan aset umum perusahaan.

2.2. Landasan Teori

Landasan teori membahas mengenai materi atau teori apa saja yang digunakan sebagai acuan dalam membuat tugas akhir ini. Landasan teori yang diuraikan merupakan hasil studiliteratur, baik dari buku, maupun situs internet.

2.2.1. Bentuk Umum Sistem

Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini dapat melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk umum sistem dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Input Proses Output


(38)

13

2.2.2. Karakteristik Sistem

Adapun karakteristik dari suatu sistem, yaitu : 1. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem yang lain atau dengan linkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Perhubungan (Interface)

Perhubungan merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subsistem lain.

5. Masukan (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. 6. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolahan

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran

8. Sasaran (Object)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran-sasaran dari sistem sangat membutuhkan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.


(39)

14

2.2.3. Sistem Informasi

2.2.3.1 Definisi dan Konsep Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diindentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan. Sistem dibagi menjadi tiga bagian berbeda: input, proses dan output. Bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh sebuah lingkungan dan sering melibatkan sebuah mekanisme umpan balik. Selain itu, pengambil keputusan juga dianggap sebagai bagian dari sistem.

1. Input

Input adalah elemen yang masuk ke dalam sistem. Contoh input adalah bahan mentah yang dimasukan, seperti input data ke dalam halaman web untuk query database.

2. Proses

Proses adalah semua elemen yang diperlukan untuk mengkonversi atau mentransformasi input ke dalam output. Pada sebuah komputer, termasuk komputer berbasis-Web, sebuah proses dapat meliputi perintah-perintah pengaktifan, eksekusi komputasi dan penyimpanan informasi.

3. Output

Output adalah produk akhir atau konsekuensi yang ada pada sistem. Misalnya, server web dapat menghasilkan sebuah halaman web dinamis berdasarkan input dan prosesnya.


(1)

5

1.5.1 Analisis Prosedur Metodologi Penelitian

1. Mengidentifikasi suatu permasalahan yang terjadi di Perum Damri Kota Bandung

2. Mengumpulkan data yang akan di analisis dan berwawancara dengan Manager Tenik terhadap suatu permasalahan yang terjadi di Perum Damri Kota Bandung

3. Menyimpulkan suatu permasalahan sesuai hasil wawancara dengan Manager Teknik bahwa kelayakan bis banyak yang tidak sesuai dengan parameter yang telah ditentukan

4. Menganalisis kasus permasalahan kelayakan bis dengan menggunakan metode AHP agar kelayakan bis dapat sesuai dengan parameter yang telah ditentukan

5. Perancangan sistem yang akan di bangun untuk menangani pengujian kelayakan bis

6. Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kelayakan Bis Damri

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh Petugas PERUM DAMRI Kota Bandung, merumuskan inti permasalahan yang dihadapi bagaimana membangun aplikasi yang dapat mengolah data pengujian kelayakan bis yang dibutuhkan dalam melakukan proses pemeriksaan dan verifikasi hasil pengujian kelayakan bis di PERUM DAMRI Kota Bandung, menentukan tujuan dari penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.


(2)

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan mengenai tinjauan tempat penelitian yang meliputi profil mengenai PERUM DAMRI Kota Bandung, konsep dasar sistem yang akan dibangun yang terdiri dari karakteristik sistem, klasifikasi sistem serta teori-teori yang berhubungan dengan penelitian mengenai sistem pendukung keputusan pengujian kelayakan bis di PERUM DAMRI Kota Bandung.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini memaparkan analisis sistem yang terdiri dari prosedur yang terlibat dalam pengambilan keputusan di PERUM DAMRI Kota Bandung, analisis aspek dan kriteria pengujian kelayakan serta analisis basis data yang bertujuan untuk menghasilkan perancangan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP).

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini akan membahas mengenai tahapan implementasi dari sistem pendukung keputusan pengujian kelayakan bis, yang terdiri dari beberapa prosedur di antaranya menerapkan rencana implementasi sistem, melakukan kegiatan implementasi sistem, dan tindak lanjut implementasi dari suatu sistem, dan pengujian terhadapa sistem yang dibangun, serta wawancara untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang ditarik dari laporan mulai dari dilakukannya suatu penelitian hingga implemenasi dari sistem yang berisi permasalahan utama dari masalah yang ada dan pendapat dari sudut pandang peneliti, serta saran-saran untuk perbaikan kedepannya dengan tujuan menciptakan sebuah sistem yang jauh lebih baik yang memenuhi kebutuhan penggunanya.


(3)

i ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGUJIAN KELAYAKAN BIS DAMRI DI KOTA BANDUNG Oleh :

DEPRI YOSMAN GUMANTI 10109460

Pengujian Kelayakan Bis adalah pemeriksaan bagian fisik bis dan komponen mesin bis yang sesuai dengan standar kelayakan operasional angkutan masal dikarenakan sangat berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan penumpang. untuk memutuskan bis yang layak untuk dioperasionalkan, Manager Teknik masih cukup mengalami kesulitan dan lama dalam menentukan kelayakan bis dikarenakan terlalu banyaknya kriteria dan subkriteria komponen bis yang harus di analisis hasil penilaian pengujian bis yang telah diuji. Selain itu karena banyaknya kriteria dan sub kriteria yang diuji oleh Manager Teknik Perum Damri menjadi kurang teliti dalam hal pengujian kelayakan bis.

Analisis pengujian kelayakan bis ini memanfaatkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisis komponen bis yang menggunakan beberapa kriteria (multikriteria) untuk menentukan prioritas pengujian kelayakan bis yang tepat. AHP digunakan sebagai model untuk pembobotan multikriteria dalam proses pemilihan prioritas. Metode teknik pengumpulan data, studi literatur, observasi dan wawancara digunakan untuk masalah-masalah yang terkait. Selain itu, teknik dan model analisis data menggunakan metode aliran terstruktur dengan menggunakan Data Flows Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). Aplikasi ini dibangun dengan tools PHP my admin sebagai desain tampilan antarmuka dan XAMPP sebagai media pengolahan database.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan adalah dapat mempermudah proses pengolahan penilaian hasil pengujian kelayakan bis, mempercepat proses untuk menentukan kelayakan bis serta mampu mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan kelayakan bis.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pengujian Kelayakan, Analytical Hierarchy Process


(4)

ii ABSTRACT

DECISION SUPPORT SYSTEM

TESTING THE FEASIBILITY OF THE BUS IN PERUM DAMRI KOTA BANDUNG

By :

DEPRI YOSMAN GUMANTI 10109460

Feasibility Testing Bus is the examination of the physical part of the bus and the bus engine components that comply with the operational feasibility of mass transit because very related to the safety and comfort of passengers. to decide on the bus that deserves to be operationalized, Manager of Engineering are still experiencing difficulties and long enough in determining the feasibility of the bus because of too many criteria and sub-criteria to be bus components in the analysis of the results of the testing assessment buses that have been tested. Additionally because of the criteria and sub-criteria are tested by Manager Engineering Perum Damri be less rigorous in terms of testing the feasibility of the bus.

Analysis of testing the feasibility of these buses utilizing methods Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method of Decision Support Systems (DSS) in the bus component analysis process using multiple criteria (multiple criteria) to determine the feasibility of testing priority right bus. AHP is used as a model for multicriteria weighting in the electoral process priority. Methods of data collection techniques, literature, observation and interviews are used for problems related. In addition, techniques and data analysis model using structured flow method using Data Flow Diagrams (DFD) and Entity Relationship Diagram (ERD). This application is built with PHP my admin tools as the design of the user interface and XAMPP as media database processing.

Based on the results of the testing that has been done is to facilitate the processing of the bus feasibility assessment test results, speeding up the process to determine the feasibility of the bus and were able to reduce the error rate in determining the feasibility of a bus.

Keywords: Decision Support Systems, Feasibility Testing, Analytical Hierarchy Process


(5)

(6)