2.5 Rasio Keuangan
Rasio secara sederhana disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya yang dilihat perbandingan dengan harapan nantinya
akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan Fahmi, 2010. Analisis rasio ratio analysis merupakan
salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks
Syahrial, 2011. Jadi, rasio keuangan adalah perbandingan jumlah komponen yang terdapat dalam laporan keuangan.
Untuk mengukur kinerja keuangan, dapat dilakukan denga rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Setiap rasio memiliki tujuan, kegunaan, dan
arti tertentu. Kemudian hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan untuk pengambilan keputusan. Pengunaan rasio keuangan tidak hanya digunakan oleh
pihak internal manajemen, namun digunakan juga oleh pihak eksternal seperti akademisi dan investor. Pengunaan rasio untuk melihat atau mengevaluasi kondisi
dan kinerja keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Manfaat yang bisa diambil dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu Fahmi, 2010:
a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai
kinerja dan prestasi perusahaan. b.
Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.
c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. d.
Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor, dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi, dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholder organisasi. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan
loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Penurunan tingkat kesehatan
bank secara terus menerus menyebabkan terjadinya financial distress, yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan.
Apabila financial distress tidak segera diselesaikan maka akan berdampak besar pada bank tersebut dengan hilangnya kepercayaan nasabah. Alat ukur yang
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis CAMEL terdiri dari
Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Metode yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 91PBI2007
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-
faktor sebagai berikut Zubairi, 2009: 1.
Capital permodalan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut: a kecukupan, proyeksi trend ke depan permodalan dan kemampuan permodalan dalam mengcover risiko; b
kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses
kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham. 2.
Asset Quality kualitas aset Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut: a kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko, dan
eksposur risiko nasabah inti; b kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah. 3.
Management manajemen Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut: a kualitas manajemen umum penerapan manajemen risiko terutama pemahaman manajemen atas risiko Bank; b
kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank
Indonesia maupun pihak lainnya, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.
Aspek manajemen dapat dinilai dari kualitas manusianya dalam bekerja. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen, biasanya dilakukan
melalui kuesioner yang ditujukan bagi pihak manajemen bank, akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur kerahasiaan
bank. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini aspek manajemen diproyeksikan dengan rasio Net Operating Margin NOM.
4. Earning rentabilitas
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a kemampuan dalam menghasilkan
laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutupi risiko, serta tingkat efisiensi; b diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk
mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.
5. Liquidity likuiditas
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: a kemampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan; b kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan,
dan stabilitas pendanaan.
2.6 Kinerja Keuangan