13
publik Australia oleh Komite Senat Australia. Kedua, Koordinasi antara DFAT dengan organisasi seperti AICC Australian International Cultural Council, FCIs
Foundations, Councils, and Institutes, dan International Media Centre dalam mendukung hal terkait urusan budaya, media, melalui publikasi-publikasi, internet
dan laporan-laporan tahunan. Ketiga, praktik nyata terkait penanganan masalah isu serangan terhadap mahasiswa asing khususnya keturunan India di
Australia.
21
Ditinjau dari penelitian tersebut, yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Byrne merupakan penelitian tentang perkembangan diplomasi publik di Australia, sedangkan penulis melakukan penelitian tentang gambaran diplomasi
publik melalui Program BSBI dan Indonesia Channel 2011 di Indonesia.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Konsep Diplomasi Publik
Diplomasi publik adalah suatu proses komunikasi antar pemerintah terhadap publik asing atau mancanegara yang bertujuan untuk memberi
pemahaman atas negara, sikap, institusi, budaya, kepentingan nasional dan kebijakan yang diambil oleh negaranya
22
. Hal tersebut bermakna bahwa diplomasi publik adalah upaya untuk meningkatkan mutu komunikasi antara negara dengan
masyarakat. Sementara itu, Jan Mellisen mendefinisikan bahwa diplomasi publik adalah upaya untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain di luar negaranya
21
Ibid
22
J. Wang. 2006. Public Diplomacy and Global Business. The Journal of Business Strategy dalam http:proquest.umi.com
, diakses pada tanggal 25 Mei 2012
14
dengan cara yang positif sehingga dapat mengubah cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara.
23
Diplomasi publik menurut Departemen Luar Negeri Republik Indonesia tidak bermaksud hanya memberikan informasi kepada publik di negara lain, tetapi
juga kepada publik di dalam negeri itu sendiri. Menteri Luar Negeri RI juga mengemukakan bahwa diplomasi publik Indonesia berbeda dengan upaya
diplomasi publik negara lain yang hanya berurusan dengan publik di negara lain. Diplomasi publik Indonesia diarahkan untuk berkomunikasi dengan aktor-aktor
non pemerintah dan publik di dalam negeri, mengingat faktor pentingnya kemitraan antara Deplu dengan berbagai kalangan masyarakat yang bisa
menjalankan peran dalam upaya menjangkau aktor-aktor non pemerintah di luar negeri.
24
Sebagai instrumen dari soft power, diplomasi tergolong berkembang pesat. Pesatnya perkembangan tersebut dipicu oleh kurang efektifnya diplomasi
tradisional atau diplomasi jalur utama dalam mengatasi konflik-konflik antar negara. Ketidak efektifan atau kecenderungan untuk gagal dalam first track
diplomacy tersebut mengembangkan pemikiran untuk melakukan peningkatan dalam hal diplomasi publik untuk menyelesaikan masalah.
25
Diplomasi publik
23
Joseph S. Nye. 2004. Soft Power: The Means To Success In World Politics-Chapter 4-Wielding Soft Power dalam
http:belfercenter.hks.harvard.edufilesjoe_nye_wielding_soft_power.pdf ,
diakses pada tanggal 26 Mei 2012
24
Hassan Wirajuda. Pidato Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda pada Loka karya Nasional Diplomasi Publik. Bandung; 6 Desember 2006 dalam A. Saefudin Ma’mun.
2009. Citra Indonesia di Mata Dunia Gerakan Kebebasan Informasi dan Diplomasi Publik. Bandung:
AIPI Bandung
dalam http:pustaka.unpad.ac.idwp-
contentuploads201102citra_indonesia_di_mata_dunia_a.pdf , diakses pada tanggal 25 Mei 2012
25
J. McDonald. 1991. Further Exploration of Track Two Diplomacy. dalam L. Kreisberg S.J. Thorson. Timing The De-escalation of International Conflict. Syracuse: University Press dalam
15
yang sifatnya informal tersebut juga dianggap mampu menurunkan tensi ketegangan, menghilangkan ketakutan, dan meningkatkan saling ketergantungan
di antara para pihak.
26
Meski diplomasi tradisional cenderung gagal, diplomasi publik tidak lantas menggantikan diplomasi jalur pertama atau diplomasi tradisional. Idealnya,
diplomasi publik harus memberikan peluang untuk bernegosiasi antar pemerintah, memberi masukan melalui berbagai informasi penting, dan sebagainya. Untuk itu
diperlukan kerjasama antara aktor negara dan aktor non-negara yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tawar pemerintah. Aktor non negara ini nantinya dapat
berinteraksi dengan rekanan mereka dalam mempengaruhi, memberikan masukan dan menerapkan kebijakan luar negeri.
Tujuan yang ingin dicapai dalam aktifitas diplomasi publik itu sendiri sebenarnya adalah terbentuknya pemahaman bagi ide-ide dan cita-cita nasional,
institusi serta budayanya. Beberapa hal tersebut dipromosikan dengan berbagai upaya untuk menumbuhkan saling pengertian, memberikan informasi dan
mempengaruhi masyarakat asing.
27
Dengan demikian, isu-isu yang dapat diangkat melalui proses diplomasi publik secara umum yaitu mencakup aspek ideologis,
institusional, serta sosial budaya. Diplomasi publik adalah diplomasi yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan publik sebagai aktornya, namun diplomasi
publik juga ditujukan untuk publik, khususnya publik asing. Selain itu, diplomasi
http:www.peaceinstitute.hawaii.eduagent-orange-moduleresourcesa-02-further-exploration-of- track-two.pdf
, diakses pada tanggal 26 Mei 2012
26
S. Djelantik. 2004. Diplomasi Publik Analisis. Jakarta: CSIS. Hal 352
27
Inggrid D’Hooge. 2007. The Rise of China’s Public Diplomacy, Clingendael Diplomacy Papers dalam
http:www.clingendael.nlpublications200720070700_cdsp_paper_hooghe.pdf diakses
tanggal 25 Mei 2012
16
publik saat ini adalah upaya untuk menarik publik bukan sekedar memberi informasi dan upaya untuk menjalin hubungan jangka panjang berdasarkan
kepercayaan.
28
Diplomasi publik juga termasuk salah satu upaya untuk mengoptimalkan aktifitas komunikasi internasional, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengolah,
dan menyebarkan informasi demi kepentingan negara. Hal ini mengisyaratkan peran dari media massa nasional maupun internasional yang semakin signifikan
dalam mempengaruhi pelaksanaan diplomasi, khususnya diplomasi publik. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, George Shulz:
“Bahan baku diplomasi adalah informasi: bagaimana memperolehnya, menganalisis, dan menempatkannya dalam sistem”.
29
Peran media massa baik media massa berskala nasional maupun internasional dapat berpengaruh dalam mengimplementasi diplomasi publik.
Pengaruhnya akan semakin kuat ketika informasi tersebut telah dimobilisasi bahkan dapat menjadi bagian dari propaganda. Pengaruh semacam itu, dapat
menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi opini publik khususnya publik internasional demi pencapaian kepentingan nasional suatu negara. Sarana
diplomasi publik adalah segala bentuk alat komunikasi berupa media elektronik televisi, radio, internet, dan lain-lain, maupun media cetak koran, majalah,
jurnal, dan lain-lain yang dianggap mampu menyampaikan pesan atau, isi dari politik luar negeri tertentu.
28
Ibid
29
George P. Shulz. 1997. Keynote Address from the Virtual Diplomacy Conferrence: The Information Revolution International Conflict Management dalam
http:www.usip.orgpubsvirtual118vdip_18html , diakses pada tanggal 23 Mei 2012
17
Tujuan utama dari upaya Diplomasi Publik adalah untuk mempengaruhi pendapat publik khususnya masyarakat negara lain guna mendukung kebijakan
politik luar negeri tertentu. Oleh karena itu, diplomasi publik syarat akan kemampuan komunikasi antar budaya karena terkait dengan kondisi perubahan
sikap masyarakat, saling memahami, saling pengertian dalam melihat persoalan- persoalan politik luar negeri. Sedangkan sasaran utama dari diplomasi publik
yaitu pendapat umum baik pada level nasional maupun internasional, dengan harapan pendapat umum tersebut dapat mempengaruhi para pengambil kebijakan
pada pemerintah atau organisasi internasional tertentu terhadap negara yang melakukan diplomasi publik tersebut.
Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, aktifitas melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia BSBI dan Indonesia Channel 2011 yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia merupakan salah satu bentuk dari diplomasi publik yang mencakup aspek sosial budaya. Kegiatan tersebut dapat
menarik perhatian masyarakat di beberapa negara, khususnya wakil dari masing- masing negara yang menjadi peserta program tersebut.
Apresiasi dari peserta dirasa begitu tinggi, hingga mereka berusaha untuk menampilkan potensi terbaik dari diri mereka yang telah mereka pelajari selama
tiga bulan masa karantina dalam program Indonesia Channel 2011. Rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kecintaan para peserta BSBI yang disatukan oleh
seni dan budaya Indonesia menjadi sebuah cahaya terang bahwa bangsa ini masih dapat terus berkembang dan tentunya fakta bahwa masih banyak orang yang cinta
kepada Indonesia.
18
Melalui kegiatan tersebut, para peserta yang merupakan delegasi dari masing-masing negara tersebut dapat membawa informasi yang baik mengenai
Indonesia ketika mereka harus kembali ke negaranya masing-masing. Setidaknya, mereka mampu menularkan pengalaman mereka semasa di Indonesia kepada
masyarakat, khususnya para pengambil kebijakan di negaranya, sehingga akan meminimalkan kesalah pahaman dan penilaian negatif tentang Indonesia seperti
yang telah dipublikasikan media, baik level nasional maupun internasional selama ini. Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak positif terhadap hubungan
kerjasama di segala bidang. Selain itu, kegiatan tersebut juga memberikan kesempatan pemerintah untuk melakukan pendekatan dan pemahaman kepada
masyarakat domestik bahwa dukungan untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya adalah tindakan penting yang sangat diperlukan. Hal ini
membuktikan bahwa agenda diplomasi publik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui program BSBI dan Indonesia Channel 2011 tersebut cukup
mengena.
1.5.2 Konsep Soft Power