Berdasarkan penelitian terdahulu, Cooney menyatakan kesulitan dalam matematika salah satunya ditandai dengan ketidakmampuan mengklasifikasikan
objek yang menjadi contoh dan objek yang bukan contoh. Conney juga mengelompokkan sumber kesulitan belajar siswa ke dalam lima faktor yaitu faktor
fisiologis, faktor social, faktor emosional, faktor intelektual, dan faktor pedagogis Cooney, dkk dalam Widdiharto, 2008: 49. Pendapat lain mengenai kesalahan
umum yang dialami siswa berkesulitan belajar matematika seperti yang diungkap Lerner dalam Ehan, 2005: 9 kekurangan itu meliputi pemahaman tentang simbol,
nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan yang tidak terbaca.
2.4.3 Konsep Sudut dan Segitiga
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami konsep sudut dan sifat-sifat segitiga
1. Mengidentifikasi konsep sudut
2. Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga
Tabel 2.2 Standar Kompetensi
1. Sudut
Sudut merupakan gabungan dua sinar garis yang titik pangkalnya berhimpit. Besar suatu sudut dimaksudkan sebagai besarnya rentangan yang
dibentuk oleh kedua kaki sudut. Besar sudut dinyatakan dalam satuan derajat dilambangkan dengan ° atau dalam satuan radian. Berdasarkan besarnya
maka sudut dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok. a.
Sudut lancip merupakan sudut yang memiliki ukuran lebih dari 0° tetapi kurang dari 90°.
b. Sudut siku-siku merupakan sudut yang memiliki ukuran 90°.
c. Sudut tumpul merupakan sudut yang memiliki ukuran lebih dari 90°
tetapi kurang dari 180°.
2. Segitiga
Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi. Jumlah besar ketiga sudut dalam segitiga sama dengan 180°. Adapun jenis-jenis segitiga
adalah: a.
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya adalah sudut lancip. b.
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku.
c. Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya adalah sudut
tumpul. d.
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisi sama panjang. e.
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang.
f. Segitiga sembarang adalah segitiga yang sudut-sudutnya tidak sama
besar sehingga memiliki sisi-sisi yang tidak sama panjang. Schaum, 2005:24
21
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sanjaya 2013:59 penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.
Azwar 2007:5 mengemukakan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses menyimpulkan deduktif dan
induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Pada penelitian ini dideskripsikan
tentang kesulitan yang dialami oleh anak tunanetra dalam memahami konsep sudut dan segitiga.
3.2. Daerah dan Subyek Penelitian
Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area, yaitu menentukan dengan sengaja daerah atau tempat penelitian dengan beberapa
pertimbangan seperti waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas Arikunto, 2006:16. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
SMPLB Negeri Bondowoso dengan pertimbangan pengambilan daerah sebagai berikut.
a. Adanya kesediaan dari SMPLB Negeri Bondowoso sebagai tempat penelitian.
b. Belum pernah diadakan penelitian sejenis di SMPLB Negeri Bondowoso.
c. Terdapat kesulitan yang dialami anak tunanetra dalam pembelajaran matematika.
Di SMPLB Negeri Bondowoso hanya terdapat dua anak tunanetra yang duduk di kelas VIII dengan kondisi keduanya buta total. Subyek pertama mengalami
kebutaan total sejak berumur 7 tahun dan subyek kedua mengalami kebutaan total sejak lahir. Kedua anak tersebut yang menjadi subyek pada penelitian ini.