Analisis Sistem Penyimpanan Data Industri Kecil Menengah Industri Aneka Kerajinan Dan Kimia Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat

(1)

(2)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

1.1.1 Elemen Sistem

Sistem terdiri dari elemen-elemen berikut ini : 1. Perangkat Keras (Hardware)

Peralatan yang digunakan sistem komputer untuk masukan dan keluaran (input/output device), memory, processor, dan lain-lain.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak dalam sistem berupa program-program komputer seperti sistem operasi, bahasa pemrograman, dan program aplikasi lainnya.

3. Manusia atau Teknisi (Brainware)

Manusia yang terlibat dalam suatu sistem meliputi : a. Analis Sistem

Bertugas mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis tentang cara komputer memmbantu memesahkan masalah. Analis sistem mengembangkan dan memperbaiki sistem yang ada.


(3)

b. Pengelola Basis Data

Pengelola basis data/Data Base Administrator (DBA) menciptakan dan mengelola basis data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi untuk pemakai.

c. Spesialis Jaringan

Spesialis jaringan adalah orang yang ahli dalam bidal komputer dan telekomunikasi. Ia membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumberdaya komputer yang tersebar.

d. Programmer

Bekerja dengan menggunakan dokumen-dokumen yang disiapkan analis sistem untuk membuat kode program dalam bahasa tertentu sehingga dapat memproses data masukan menjadi keluaran berupa informasi bagi pemakainya.

e. Operator

Operator mengoperasikan peralatan komputer, memantau, mengelola

disk storage, dan lain-lain. 4. Basis Data (Database)

Basis data dipahami sebagai suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (kalaupun ada maka kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol (controlled redudancy)), data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan/atau ditampilkan kembali; data


(4)

dapat digunakan oleh satu atau lebih program-program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol. Edhy Sutanta (2004 : 18)

Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

Menurut Stepens dan Plew (2000) menjelaskan pengertian basis data sebagai mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data digunakan untuk menyimpan data atau informasi dalam media yang sama dan tidak bergantung pada aplikasi yang akan menggunakannya. Dengan menggunakan basis data akan lebih mudah dalam hal mengubah data, baik menambah atau mengurangi, dan pengambilan data.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari kumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Suatu sistem bisa menjadi komponen dari sistem lain yang lebih besar darinya.


(5)

Sistem yang menjadi bagian dari sistem lain disebut dengan subsistem sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

2. Batas Sistem

Batas sistem memisahkan antara suatu sistem denngan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.

Batas sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga dapat mengubah karakteristik sistem.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar meliputi semua yang berada di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung ini menghubungkan setiap subsistem sehingga tidak berdiri sendiri dan saling berkaitan serta dapat berinteraksi dengan subsistem yang lain.

5. Masukan (Input)

Input menerima seluruh masukan data ke dalam sistem. 6. Proses (Process)

Proses bertugas mengolah seluruh masukan data menjadi informasi yang berguna.

7. Keluaran (Output)

Keluaran merupakan hasil dari masukan yang telah diproses. Keluaran bisa informasi sebagai masukan untuk sistem lain.


(6)

8. Tujuan (Goal)

Secara umum sistem mempunyai tiga tujuan utama, yaitu : a. mendukung fungsi kepengurusan manajemen,

b. mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan c. mendukung kegiatan operasi perusahaan.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan dalam sistem fisik yang diolah adalah bentuk fisik, misalnya mengolah bahan-bahan hingga menjadi roti.

2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)

Sistem alamiah terjadi karena proses alam sedangkan sistem buatan manusia terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia.

3. Sistem tertentu (determenistic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas atau kemungkinan. 4. Sistem tertutup dan sistem terbuka


(7)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa danya turut campur dari pihak diluarnya. Sedang sistem terbuka berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan atau subsistem yang lainnya.

2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Edhy Sutanta (2004:4)

Selain itu Jogiyanto menyatakan bahwa :

Informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang. Jogiyanto (2006:)

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan bentuk olahan dari data dan memiliki arti bagi yang menerima informasi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efeknya dapat dirasakan langsung ataupun dikemudian hari.


(8)

Informasi yang berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor, seperti ketelitian, ketepatan waktu, relevan, kelengkapan, dan ringkas.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi menurut Rommey (1997:16) yang dialihbahasakan oleh Krismiaji (2002; 12) adalah sebagai berikut ;

Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulakn, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem informasi merupakan kumpulan komponen-komponen atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk menghasilkan informasi. Sesuatu dikatakan sebagai sistem informasi jika memiliki input, proses, output, database, dan teknologi.

2.4 Metode Pendekatan

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam suatu analisis dan desain adalah pendekatan secara terstruktur. Analisis terstruktur adalah teknik atas-bawah yang sistematis yang menyempurnakan tujuan dan sasaran yang telah ada dengan menggunakan metode bertingkat. Suatu pendekatan yang bekerja dari


(9)

sudut pandang yang lebih tinggi menuju ke tingkat yang lebih rendah yang lebih rinci, dimana keinginan pemakai disajikan dalam diagram aliran data. (Fith Gerald, 1987)

2.4.2 Alat Bantu Analisis 2.4.2.1 Flow Map

Flowmap menggambarkan aliran data yang terjadi dalam sistem dan antara sistem dengan entitas luar. Berikut ini petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membuat flowmap :

1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dan definisi ini harus dapat

dimengerti oleh pembacanya.

3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowmap yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.


(10)

2.4.2.2Context Diagram

Context Diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara entitas luar, input, dan output dari sistem. Digambarkan dengan sebuah lingkaran yang mewakili sistem secara keseluruhan, persegi untuk entitas luar dan garis dengan panah untuk arus data.

2.4.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Andri Kristanto (2008:61)

Melalui DFD dapat diketahui penyimpanan data dan proses yang menghasilkan data. Selain itu, DFD juga menunjukkan hubungan antara data pada sistem dan proses pada sistem.

Simbol-simbol dalam DFD meliputi : 1. Entitas Luar (Terminator)

Merupakan sumber atau tujuan dari aliran data dari atau menuju sistem. Entitas luar merupakan lingkungan di luar sistem. Simbolo entitas luar ialah persegi.


(11)

2. Arus Data

Menggambarkan aliran data dari satu proses ke proses lain, disimbolkan dalan bentuk garis dengan bentuk panah di ujungnya.

3. Proses

Proses digambarkan dalam bentuk lingkaran. 4. Tempat Penyimpanan (Data Store)

Tempat penyimpanan berfungsi untuk menyimpan data atau file.

2.4.2.4Kamus Data

Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Struktur dari suatu arus data di Data Flow Diagram dapat dilihat secara lebih terinci di kamus data.

Menurut Jogiyanto (1999) Kamus data atau data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.

Oleh karena itu, dalam kamus data dapat diketahui item mengenai data yang mengalir serta informasi yang dibutuhkan sistem informasi. Informasi tersebut meliputi nama aliran data, deskripsi, keterkaitan proses, alias, dan struktur data.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan industri di dunia saat ini tengah berkembang pesat begitu pula dengan industri yang ada di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan maupun perkembangan industri terutama industri usaha kecil dan menengah tengah menjadi perhatian pemerintah karena kedua skala industri ini dapat bertahan di tengah kondisi krisis moneter.

Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian ikut membantu industri kecil dan menengah untuk mempromosikan produknya dalam skala global dengan menyediakan situs industri kecil dan menengah sebagai media online bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Indonesia agar dapat bersaing dalam era perdagangan bebas.

Industri Kecil dan Menengah adalah perusahaan Industri yang terdiri dari industri kecil dan industri menengah. Perusahaan Industri Kecil adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan perusahan Industri Menengah adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp. 200 sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha.


(13)

Industri juga dapat dibagi berdasarkan jenis-jenis industri ataupun klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986, yaitu: 1. Industri kimia dasar

Contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk dan sebagainya; 2. Industri mesin dan logam dasar

Misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil dan lain-lain;

3. Industri kecil

Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah dan lain-lain; dan

4. Aneka industri

Seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman dan lain-lain.

Selain jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasinya adapula jenis-jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu:

1. Industri rumah tangga mempunyai karyawan /tenaga kerja antara 1-4 orang. 2. Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja antara 5-19

orang.

3. Industri sedang atau industri menengah memiliki jumlah karyawan/tenaga kerja antara 20-99 orang.

4. Industri besar adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Setiap industri terutama IKM saat ini perlu memiliki surat Izin Usaha Industri (IUI). Surat izin tersebut perlu dimiliki sebagai bukti legalitas suatu usaha dan


(14)

agar dapat mengembangkan usahanya, seperti dapat mengekspor produknya. Surat IUI bisa didapat pelaku usaha dengan membuat surat permohonan melalui BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu), dimana surat permohonan tersebut akan diserahkan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat bila usaha tersebut termasuk industri kecil dan menengah, memiliki kekayaan bersih maksimal 200 juta rupiah dan hasil penjualan pertahun sebanyak 1 milyar rupiah atau kekayaan bersih maksimal 10 milyar untuk industri menengah.

Surat permohonan diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat khususnya pada bidang yang sesuai dengan industri tersebut, untuk dipertimbangkan apakah akan diterima permohonannya atau tidak. Jika permohonan diterima maka data industri tersebut akan disimpan oleh Disperindag Provinsi Jabar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Provinsi Jawa Barat) merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang industri dan perdagangan. Disperindag Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu pelaksana teknis Gubernur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat seperti ditetapkan dalam Nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok, yaitu “Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan”. Disperindag Provinsi Jawa Barat terdiri dari tujuh bagian, yaitu sekretaris, bidang ILMATATTEL, bidang IAKK, bidang Industri Agro, bidang


(15)

perdagangan dalam negeri, bidang perdagangan luar negeri, dan bidang promosi dan kerjasama industri dan perdagangan.

Berkaitan dengan tugas pokok Disperindag Provinsi Jawa Barat maka segala urusan pemerintah daerah yang berhubungan dengan bidang perindustrian dan perdagangan harus dapat dilaksanakan dengan baik, seperti meninjau perkembangan industri, promosi, pelatihan bagi pelaku usaha, perdagangan dalam dan luar negeri. Tugas-tugas pokok tersebut tentunya dibantu dengan adanya data-data industri yang selama ini disimpan di Disperindag Provinsi Jawa Barat. Misalnya pada bidang IAKK (Industri Aneka Kerajinan dan Kimia) yang menyimpan data IKM untuk melihat perkembangan industri dari jumlah industri setiap tahunnya, begitu juga dengan nama-nama pelaku usaha yang mendapat pelatihan didapat dari data-data industri yang disimpan baik dalam bentuk arsip maupun dalam bentuk digital.

Bidang IAKK menyimpan data-data industri dalam bentuk kertas atau arsip dan bentuk digital berupa data yang diinputkan ke dalam Ms. Excel. Hal ini dilakukan agar Disperindag Provinsi Jawa Barat memiliki data cadangan. Data IKM yang sudah diinputkan ke dalam Ms. Excel akan dicetak dan diberikan pada Subbagian Perencanaan dan Program yang ada di Bagian Sekretaris untuk dimasukkan kembali ke database Mc. Access.

Sebenarnya database tersebut dapat diakses oleh semua bagian. Setidaknya ada dua unit komputer yang dapat terhubung ke jaringan intranet disetiap bidang selain Subbagian Perencanaan dan Program. Bidang IAKK dapat mengakses database dan menginputkan data IKM langsung dari komputer di bagian IAKK


(16)

tanpa harus menginputkannya pada Ms. Excel berdasarkan Kota/Kabupaten serta tahun berdirinya IKM tersebut.

Data IKM tentunya tidaklah sedikit dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Penyimpanan data menggunakan Ms. Excel akan merepotkan pegawai jika suatu saat hanya membutuhkan data salah satu jenis IKM yang ada di Provinsi Jawa Barat pada tahun tertentu. Kemungkinan pegawai akan membuka satu per satu file

IKM yang berisi ratusan hingga ribuan IKM per Kota/Kabupaten dan memisahkan data-data yang dibutuhkanya. Tentunya akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar mengingat Jawa Barat memiliki 30 Kota/Kabupaten. Sementara itu, Disperindag Provinsi Jawa Barat sudah memiliki fasilitas intranet dimana salah satu kegunaannya untuk memudahkan pegawai dalam menginputkan data IKM langsung ke database Ms.Access. Sayangnya, fasilitas ini kurang dimanfaatkan bagian IAKK sebagai bagian dari sistem penyimpanan data IKM.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Analisis Sistem Penyimpanan Data Industri Kecil dan Menengah Industri Aneka Kerajian dan Kimia pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat”.

1.2Identifikasi Masalah

Penulis membuat laporan ini dengan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Pegawai harus menyortir data terlebih dahulu yang tentunya akan cukup memakan waktu karena data IKM disimpan dalam format Ms.Excel


(17)

berdasarkan Kabupaten/Kota dan tahun berdirinya meski sudah disediakan fasilitas untuk mengakses database Ms.Access.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses penyimpanan data IKM yang berjalan.

2. Bagaimana proses penyimpanan data IKM yang akan diusulkan.

1.4Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dilaksanakannya kerja praktek ini ialah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan pada kenyataan yang sesungguhnya di lapangan, khususnya di Disperindag Jawa Barat. Selain itu praktek kerja lapangan ini juga bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di Disperindag Jawa Barat.

2. Membuat usulan untuk sistem penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di Disperindag Jawa Barat.

1.5Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.146, Bandung, tepatnya pada bidang atau bagian Industri Aneka Kerajinan dan Kimia (IAKK)


(18)

dan berlangsung selama tiga minggu mulai tanggal 12 Juli 2010 sampai dengan 30 Juli 2010.

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agts. Sept. Okt.

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Membuat surat pengantar x 2. Mengajukan surat permohonan kerja praktik x 3. Menerima surat persetujuan permohonan x 4. Melaksanaka

n kerja

praktik

x x x

5.

Pengumpulan data


(19)

6.

Bimbingan laporan kerja praktik

x x

7. Pengesahan x

8.

Penggandaan laporan kerja praktik


(20)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Sejarah

Sejalan dengan perkembangan zaman, maka makin berkembang pula tingkat produksi dan perdagangan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya. Dimana perkembangan perindustrian merupakan cerminan dari perkembangan pemerintahan terhadap penanganan perindustrian dan perdagangan. Dimana perkembangan perindustrian identik dengan perkembangan pemerintah sebagaimana tahap-tahap sebagai berikut :

3.1.1 Zaman Pemerintahan Belanda

Pada tahun 1905-1933, di zaman Pemerintahan Belanda telah didirikan departmen Vanlandbouw Nijverheid Handel di Bogor. Dimana departmen ini mengurus soal-soal pertanian, kerajinan, dan perdagangan. Pada zaman ini belum tampak perkembangan di bidang industri serta pemecahan atau pembagian antara bidang pertanian dan perdagangan, sehingga ketiga bidang itu berada dalam satu departemen. Pada tahin 1934-1942 terjadi perubahan departemen Vanlandbouw Nijverheid Handel dirubah menjadi departemen yang berpusat di Jakarta.


(21)

3.1.2 Zaman Pemerintahan Jepang

Pada tahun 1942-1945, merupakan masa-masa pendudukan Jepang di Indonesia, terjadi banyak perubahan pada tatanan Pemerintahan Indonesia, dampaknya juga terasakan pada Van Economiache Zaken yang kemudian dirubah menjadi Zinu Kesal Kyoku yang berpusat di Jakarta.

3.1.3 Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia

Pada masa ini tampak pada bidang pertanian, kerajinan, dan perdagangan masih belum pecah dan masih ada dalam satu lingkungan. Departmen ini mula-mula berpusat di Jakarta kemudian ketika timbul pemerintahan dualistis di Jakarta yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan NICA sehingga sebelum Presiden dan Wakil Presiden hijrah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, departmen kemakmuran ini dipindahkan pula ke Yogyakarta. Baru pada Kabinet Sutan Syahrir III, yang mana dalam perincian kabinetdiadakan perubahan, yaitu kedalam kementrian Perdagangan dan Perindustrian.

Pada tanggal 12 Maret 1946 kedua kabinet tersebut mengelola bidangnya masing-masing dimana pada saat itu yang menjadi Menteri Perdagangan dan Perindutrian adalah Ir. Dermawan Mangun Kusumo dengan wakilnya Syamsu Harja tetapi ketika Kabinet Syahrir III, Kementerian itu bersatu menjadi Kmenterian Kemakmuran kembali yang dibentuk pada tanggal 22 Juli 1947. Yang menjabat sebagai menteri adalah Dr. A. K. Gani dan sebagai menteri mudanya Ir.Kasino serta yang menjadi menteri II adalah Dr.H. Cokronegoro.


(22)

Pada tanggal 14 Mei 1949 pada saat terbentuknya komisariat DPRD yang terdiri dari empat menteri persediaan makanan yang diketuai oleh Dr. Kasino. Pada waktu itu kementerian perdagangan dan perindustrian belum terbentuk, baru seteleh 1 Agustus 1949 delegasi pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda serta wakil-wakil BFO (Bestuur Federale Organisatie) dimana perumusan telah dihentikan maka diadakanlah perubahan kabinet dengan ketetapan Presiden No.6 tanggal 4 Agustus 1949.

Dalam kabinet Dr. Hatta telah dibentuk kementerian dan distribusi makanan, yang menjadi menterinya adalah Ir. Kasino. Telah adanya keputusan dari kedua belah pihak untuk membangun Republik Indonesia Serikat maka pada tanggal 19 Desember 1949 dibentuk Zaken Kabinet dibawah Dr. Hatta dan yang menjadi menteri kemakmuran adalah Ir. H. Juanda dan pada tanggal 5 September 1959 kementerian perdagangan dijabat oleh Ir. Ingkarwan sedangkan yang menjadi menteri muda perindustrian adalah Dr. Soeharto.

Tanggal 10 November 1963 dalam kabinet presidentil telah dibentuk menteri kabinet Chairil Saleh.

a. Kementerian Perindustrian Dasar dan Pertambangan dibawah menteri Chairil Saleh.

b. Kementerian Perindustrian Rakyat dibawah menteri Mayor Jenderal Aziz Saleh.

Demikian secara ikhtisar sebagaimana perkembangan timbulnya Departmen Perindustrian Rakyat, dimana pada waktu itu sampai saat ini dianggap penting


(23)

dalam pembangunannya, sehingga menimbulkan spesialisasi didalam department-departmennya.

3.1.4 Zaman Orde Baru

Dengan lahirnya pemerintahan orde baru, maka terjadilah perubahan system ekonomi, dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi demokrasi pancasila, dimana pemerintah menata kembali peraturan dan pembangunan khususnya dalam bidang perindustrian. Sejak dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal asing di Indonesia, yang mengalami kemerosotan sebagai akubat dari system ekonomi terpimpin pada masa orde lama terutama pada perkembangan industri untuk memacu perkembangan yang mengejar ketinggalan adanya modal asing dari Luar Negeri. Modal dalam negeri yang berpotensi dari masyarakat Indonesia perlu juga didorong dan diarahkan bagi pembangunan Ekonomi.

Setelah dikeluarkannya UU No. 6 Tahun 1968 tentnag penanaman modal asing maka kedua Undang-Undang tersebut memberikan modal dalam usaha perindustrian di Indonesia. Fasilitas yan diberikan dalam bentuk keringanan-keringanan dalam perpajakan, bea masuk barang di pelabuhan, serta kemudahan dalam pelayanan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang berhubungan dengan pemerintahan.

Adapun periode perubahan ekonomi tersebut dituangkan dalam Pelita I Perode 1969/1970 - 1973/1974, Repelita II Periode 1974/1975 – 1978/1979, Repelita III Periode 1978/1979 – 1983/1984, Repelita IV Periode 1984/1985 – 1988/1989, dan Repelita V Periode 1989/1990 – 1994/1995.


(24)

Industri besar maupun industri kecil berkembang dengan pesat, makin meningkat dan makin terarah. Pada tahun 1984 lahir Undang-Undang No. 5 tentang perindustrian. Hal ini merupakan landasan pokok bagi pembangunan industri dalam era industrialisasi di Indonesia.

3.2Tinjauan Umum Perusahaan 3.2.1 Visi dan Misi

Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2008-2013, yaitu “Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Mandiri, Dinamis dan Sejahtera Tahun 2013”.

Sehubungan dengan penetapan visi tersebut, maka visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsai Jawa Barat Tahun 2009-2013 adalah : “Terwujudnya industri andalan Jabar dan optimalisasi pasar dalam dan luar negeri pada tahun 2013”.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, mengantisipasi permasalahan, tantangan, dan peluang yang diperkirakan akan muncul dalam lima tahun ke depan, maka misi yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatkan pertumbuhan industri andalan daerah,

2. Meningkatkan kelancaran distribusi, pengamanan pasar dalam negeri dan perlindungan konsumen,


(25)

4. Mengelola sumber daya internal organisasi dalam mendukung pelaksanaan TUPOKSI Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat.

3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu pelaksana teknis Gubernur dalam Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat seperti ditetapkan dalam Nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalami sedikit perubahan dimana saat ini tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Agro telah diintegrasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. Dalam struktur organisasi baru berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok, yaitu “Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan”.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan meliputi bidang ILMATATTEL (industri logam mesin alat transportasi, tekstil dan produk tekstil, telematika), IAKK (industri aneka kerajinan dan kimia), Industri Agro, perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, serta promosi dan kerja sama industri dan perdagangan,


(26)

2. Penyelenggaraan dan fasilitas pengendalian dan pengawasan perindustrian dan perdagangan meliputi ILMATATTEL, IAKK, Industri Agro, perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, serta promosi dan kerja sama industri dan perdagangan,

3. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas.

3.2.3 Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah ukuran yang mendukung beberapa keyakinan dan perilaku orang yang dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan misi organisasi.

Faktor nilai-nilai instansi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan. Nilai-nilai tersebut adalah :

1. Profesional

Bekerja secara profesional dan dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara akan sangat mudah mempengaruhi kinerja institusi. 2. Kerjasama

Bekerja dalam kerbersamaan. Dalam hal ini koordinasi yang baik jauh lebih baik dibandingkan bekerja sendiri-sendiri dalam mencapai tujuan.


(27)

3. Jujur dan Disiplin

Bekerja dengan jujur dan disiplin yang tinggi adalah faktor yang paling penting dalam pelayanan kepada masyarakat dan dalam pelaksanaan tugas-tugas lainnya.

4. Komitmen

Agar dapat terlaksana dan tercapainya tujuan dari program serta kegiatan yang telah ditetapkan perlu adanya komitmen bersama yang kuat.

3.2.4 Strategi

Strategi pengembangan bidang industri dan perdagangan yang terdiri dari kebijakan bidang industri dan perdagangan dan program dibidang industri dan perdagangan.


(28)

3.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1


(29)

3.4 Deskripsi Kerja 3.4.1 Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas pokok sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan korrdinasi perencanaan dan program Dinas; 2. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat; 3. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;

4. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja; 5. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja; 6. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

7. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan; 8. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan,

pemeliharaan serta administrasi perkantoran;

9. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan,protocol dan hubungan masyarakat;

10. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;

11. Menyelenggarakan pengkajian Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ, dan LPPD Dinas;

12. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional;

13. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

14. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan


(30)

3.4.2 Bidang ILMATATTEL

Rincian tugas Bidang ILMAMATTEL :

1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil; 2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan dan pertimbanagan teknis

usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi,standardisasi, standard kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri,monitoring, evaluasi dan pelaporan pada jenis industri logam, mesin, tekstil, dan produk tekstil, alat transportasi, telematika, dan elektronika;

3. Menyelenggarakan penyusunan bahan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

4. Menyelenggarakan pengkajian pertimbangan teknis perizinan dan pengendalian usaha industri ILMATATTEL;

5. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta


(31)

pelayanan umum industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

6. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

7. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

8. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan

9. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.4.3 Bidang IAKK

Bidang IAKK atau Industri Aneka Kerajinan dan Kimia memiliki rincian tugas sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Industri Aneka Kerajinan dan Kimia,

2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standarisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri,


(32)

pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pada jenis industri aneka kerajinan dan kimia;

3. Menyelenggarakan pengkajian pertimbangan teknis perizinan dan pengendalian usaha industri aneka kerajinan dan kimia;

4. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas dan koordinasi, pembinaan dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri aneka kerajinan dan kimia, usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standarisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan;

5. Menyelenggarakan fasilitas dan kordinasi, pembinaan dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, dan pertimbangan teknis serta pelayanan industri aneka kerajinan dan kimia, usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standarisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan;

6. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

7. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;


(33)

8. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Industri Aneka Kerajinan dan Kimia;

9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan institusi lainnya; dan

10. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.4.3 Bidang Industri Agro

Rincian tugas bidang industri agro :

1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang industri argo;

2. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi,standardisasi, standard kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi dan pelaporan pada jenis industri argo;

3. Menyelenggarakan penyusunan bahan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri argo, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri;


(34)

4. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pertimbangan teknis serta pelayanan industri argo, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri; 5. Menyelenggarakan fasilitasi pengelolaan pelelangan hasil argo dan hasil

industri argo;

6. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

7. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

8. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang industri aneka, kerajinan dan kimia;

9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan institusi lainnya;

10. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

3.4.5 Bidang Perdagangan Dalam Negeri

Rincian tugas Bidang Perdagagang Dalam Negeri :

1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Perdagangan Dalam Negeri;


(35)

2. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas dan koordinasi pada subbidang urusan perdagangan dana negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka, alternatif sistem pembiayaan resi gudang dan pasar lelang;

3. Menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengembangan usaha urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

4. Menyelenggarakan pengkajian bahan pengendalian dan pengawasan pada urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

5. Menyelenggarakan pengaturan teknis dan pelayanan umum pada urusan perdagangan dalam negeri, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

6. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan dan pengembangan usaha urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

7. Menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

8. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang


(36)

9. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan danPembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota; 10. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilang

kebijakan;

11. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan Dalam Negeri;

12. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan

13. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.4.6 Bidang Perdagangan Luar Negeri

Berikut ini rincian tugas Bidang Perdagangan Luar Negeri

1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri;

2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan, pengembangan dan penyiapan bahan perencanaan serta program kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri;

3. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi dan koordinasi perdagangan luar negeri;

4. Menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri;

5. Menyelenggarakan pengkajian bahan pengendalian dan pengawasan perdagangan luar negeri;


(37)

6. Menyelenggarakan pengaturan teknis dna pelayanan umum perdagangan luar negeri;

7. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan dan oengembangan usaha urusan perdagangan luar negeri;

8. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi urusan perdagangan luar negeri; 9. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembanguna Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

10. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

11. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan Luar Negeri;

12. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan Luar Negeri; dan

13. Menyelenggarakan tugas lain dan kerjasama dengan unit kerja terkait.

3.4.7 Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan

Rincian tugas Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan : 1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Promosi dan

Kerjasama Industri dan Perdagangan;

2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan penyiapan bahan perencanaan Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan 3. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pembinaan dan


(38)

industri, pemasaran dan promosi produk industri, kerjasama perdagangan internasional dan pengembangan ekspor;

4. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan dan pengembangan, serta pengaturan teknis dan pelayanan umum kerjasama industri, pemasaran dan promosi produk industri, kerjasama perdagangan internasional dan pengembangan ekspor;

5. Menyelenggarakan fasilitasi kemitraan antara industri kecil menengah dengan industri besar, pedagang kecil dengan pedagang besar/pasar modern, serta sektor ekonomi lainnya lintas Kabupaten/Kota;

6. Menyelenggarakan fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha lintas Kabupaten/Kota;

7. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi kerjasama luar negeri, kerjasama lintas sektoral dan regional untuk pemberdayaan industri lintas Kabupaten/Kota;

8. Menyelenggarakan monitoring dan diseminasi informasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan internasional dan koordinasi kerjasama ekonomi subregional;

9. Menyelenggarakan monitoring dan diseminasi informasi hasil-hasil kerjasama perdagangan bilateral dan sosialisasi kerjasama perdagangan lintas batas;

10. Menyelenggarakan monitoring dan sosialisasi ketentuan dumping, subsidi, dan safeguard;


(39)

11. Menyelenggarakan penyediaan bahan kebijakan dan kegiatan pengembangan ekspor skala provinsi;

12. Menyelenggarakan fasilitasi pengembangan kerjasama dan kemitraan kelembagaan industri dan perdagangan;

13. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi implementasi fasilitasi kerjasama industri dan perdagangan;

14. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

15. Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pengambilan kebijakan;

16. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Biadang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan;

17. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan


(40)

27 BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem yang Berjalan 4.1.1 Analisis Dokumen

Rincian dokumen :

1. Nama : menjelaskan nama dokumen tersebut

2. Fungsi : menjelaskan kegunaan informasi yang digunakan 3. Sumber : asal dokumen

4. Distribusi : menjeslaskan ke proses apa atau ke bagian mana informasi itu mengalir

5. Rangkap : jumlah dokumen

6. Bentuk : bentuk dari dokumen yang digunakan

Berikut ini adalah dokumen yang digunakan dalam proses penyimpanan data IKM :

1. Nama : Surat Permohonan Izin Usaha Industri

Item : identitas pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan, identitas perusahaan, legalitas perusahaan

Fungsi : mengajukan permohonan izin usaha Sumber : BPPT

Distribusi : BPPT ke Kepala Dinas Perindustrian Bentuk : dokumen kertas


(41)

28 2. Nama : Form IKM

Item : data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data tanah, pabrik dan sasaran produksi, pembangunan, rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, tanggal dan tempat pembuatan pengisian form IKM

Fungsi : detail IKM Sumber : BPPT

Distribusi : BPPT ke Kepala Dinas Perindustrian Bentuk : dokumen kertas

3. Nama : Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Item : nama, jabatan dan NIP petugas survei, hari dan tanggal survei, nama perusahaan, nama pemilik perusahaan dan alamat, keputusan, Kabupaten/Kota, Pemeriksa kesatu dan kedua, Kepala Dinas Perindustrian dan NIP

Fungsi : memberi keputusan atas hasil survei Sumber : bidang IAKK

Distribusi : bagian IAKK ke bagian perencanaan Bentuk : dokumen kertas


(42)

29

4. Nama : Data Industri Kecil Menengah (IKM)

Item : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.

Fungsi : mengetahui info detail IKM, sebagai bahan input data bagi Subbagian Perencanaan dan Program

Sumber : bagian IAKK

Distribusi : bagian IAKK ke Subbagian Perencanaan dan Program Bentuk : dokumen kertas

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK :

1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM pada Kepala Dinas Perindustrian.

2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas Perindustrian untuk divalidasi dan form IKM.

3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK untuk melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan lapangan.

4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) berisi keputusan setuju, jika tidak sesuai maka dibuatkan BAP berisi penolakan ke BPPT.


(43)

30 5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri.

6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke dalam komputer dalam format Ms. Excel.


(44)

31 1.1.2.1 Flow Map

BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas

Perindustrian Subbagian Perencanaan& Program BAP t olak Membuat BAP BAP set uju

T Y

Form IKM Form IKM Surat permohonan Surat permohonan M envalidasi surat perm ohonan M elakukan survei Hasil survei sesuai Membuat BAP BAP 1 Form IKM Surat permohonan Form IKM Surat permohonan valid


(45)

32

BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas

Perindustrian

Subbagian Perencanaan&Program

Gambar 4.1

Flowmap proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK

1

Membuat laporan industri

Laporan indutri

Menginput data

DB excel

Mencetak data IKM


(46)

33 1.1.2.2Context Diagram

Gambar 4.2

Context Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Gambar 4.3

DFD level 1 proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK

Form IKM Form IKM

F.Laporan indust ri

Data IKM Data IKM

F. IKM excel

Data IKM Laporan Industri valid

Laporan Industri valid Laporan industri BAP Data hasil survei Surat permohonan valid Surat permohonan BPPT 1 Validasi surat perm ohonan 2 melakuka n survei 3 M embuat BAP 5 Validasi laporan indust ri 4 M embuat laporan indust ri 6 Input dat a

IKM

7 M encet ak

dat a IKM

Subbagian Perencanaan & Program

Surat permohonan

BPPT

Lap. Indust ri valid

Dat a IKM

Subbagian Perencanaan dan Program Sistem Penyimpanan data IKM


(47)

34 1.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan

Proses penyimpanan data IKM pada bagian IAKK tergolong baik jika data yang disimpannya dalam jumlah yang memenuhi kapasitas baris dan kolom yang ada pada file bertipe Ms. Excel. Perangkat lunak ini dapat digunakan sebagai media penyimpan data atau database. Namun, akan menjadi sedikit rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama jika pegawai harus menyortir data IKM berdasarkan jenis komoditinya atau berdasarkan kategori lainnya. Setidaknya pegawai harus membuka satu per satu file Ms. Excel sesuai jumlah Kabupaten dan Kota yang ada di Jawa Barat lalu menyortirnya.

Sebaiknya bidang IAKK langsung menginputkan data IKM pada database yang sudah disediakan Disperindag Provinsi Jawa Barat karena akan mempermudah pegawai dalam mendapatkan data yang dibutuhkannya dengan fasilitas query yang ada pada Ms. Access tanpa melalui Subbagian Perencanaan dan Program.

4.2 Usulan Perancangan Sistem 4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai gambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh. Tahap desain ini dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan berdasarkan hasil analisa sistem selesai dilakukan dan berdasarkan hasil analisa.


(48)

35

Desain terinci dimaksudkan untuk programmer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan sistem. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan dari pemakai sistem. Perancangan sistem ini dimulai dari usulan flowmap, diagram konteks, data flow diagram dan kamus data.

1.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK : 1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM

pada Kepala Dinas Perindustrian

2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas untuk divalidasi dan form IKM

3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK untuk melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan lapangan

4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP), jika tidak sesuai surat permohonan dan form IKM dikembalikan ke BPPT.

5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri.

6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke dalam database Ms.Access yang bisa diakses lewat jaringan intranet.


(49)

36 1.2.2.1 Flowmap yang Diusulkan

BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas

Perindustrian BAP t olak Membuat BAP BAP set uju

T Y

Form IKM Form IKM Surat permohonan Surat permohonan M envalidasi surat perm ohonan M elakukan survei Hasil survei sesuai Membuat BAP BAP 1 Form IKM Surat permohonan Form IKM Surat permohonan valid


(50)

37

BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas

Perindustrian

Gambar 4.4

Flowmap yang Diusulkan

1.2.2.2 Context Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.5

Context Diagram yang Diusulkan

Surat permohonan

BPPT

Lap. Indust ri valid

Dat a IKM

Subbagian Perencanaan dan

Program

Sistem Penyimpanan

data IKM 1

Membuat laporan industri

Laporan indutri

Menginput data

DB Ms.Access


(51)

38 1.2.2.3 Data Flow Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.6

DFD level 1 yang Diusulkan

1.2.2.4Kamus Data

1. Nama aliran data : Surat permohonan Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2

Alias : Surat Permohonan Valid

Struktur data : identitas pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan, identitas perusahaan, legalitas perusahaan

Form IKM Form IKM

F.Laporan indust ri

Data IKM F. IKM Ms.Access

Laporan Industri valid Laporan Industri valid Laporan industri BAP Data hasil survei Surat permohonan valid Surat permohonan BPPT 1 Validasi surat perm ohonan 2 melakuka n survei 3 M embuat BAP 5 Validasi laporan indust ri 4 M embuat laporan indust ri 6 Input dat a


(52)

39 2. Nama aliran data : Form IKM

Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2

Alias :

-Struktur data : data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data tanah, pabrik, sasaran produksi, pembangunan, rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, tanggal, tempat

3. Nama aliran data : data hasil survei Keterkaitan proses : P2-P3

Alias :

-Struktur data : nama pemilik, nama perusahaan, alamat, tanah, komoditi, pabrik, sasaran produksi, pembangunan, rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian


(53)

40

pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

4. Nama aliran data : BAP Keterkaitan proses : P3-P4

Alias :

-Struktur data : nama pemeriksa, jabatan pemeriksa, NIP

pemeriksa, hari, tanggal survei, nama perusahaan, nama pemilik perusahaan, alamat, keputusan, Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Perindustrian, NIP Kepala Dinas Perindustrian

5. Nama aliran data : Laporan industri Keterkaitan proses : P4-P5

Alias :

-Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik perusahaan, alamat, keputusan, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor


(54)

41

6. Nama aliran data : laporan industri valid

Keterkaitan proses : P5-P6, P5-F. Laporan industri Alias : laporan industri

Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.

7. Nama aliran data : data IKM

Keterkaitan proses : P6-F. IKM Ms.Access

Alias :

-Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama

produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai

BB/BP, pemasaran ekspor

1.2.3

Evaluasi terhadap Sistem yang Diusulkan/dirancang

Sistem penyimpanan data IKM yang diusulkan adalah bentuk pemanfaatan database Ms.Access lewat fasilitas intranet yang sebenarnya sudah disediakan Disperindag Provinsi Jawa Barat. Fasilitas ini akan lebih terasa manfaatnya jika manusia sebagai salah satu elemen dari sistem dapat memanfaatkan elemen-elemen lain dari sistem yang ada.


(55)

27 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan selama praktek kerja lapangan di Disperindag Provinsi Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penyimpanan data IKM pada bidang IAKK masih dalam format Microsoft Excel. Data-data tersebut disimpan dalam folder berdasarkan kota maupun kabupaten di Jawa Barat dan tahun berdirinya IKM tersebut. Karena pola penyimpanan data yang seperti itu maka akan sulit bagi pegawai untuk mendapatkan data yang diinginkannya sebab pegawai harus meluangkan waktu untuk menyortir data terlebih dahulu.

2. Disperindag Provinsi Jawa Barat sendiri sudah menggunakan database sebagai media penyimpanan dengan menggunakan Microsoft Access. Database itu dapat diakses bagian lain yang ingin menginputkan data IKM, termasuk bagian IAKK.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, penulis menyarankan untuk menyimpan data IKM ke dalam sebuah database mengingat jumlah data IKM yang disimpan begitu banyak dan akan terus bertambah setiap tahunnya.

Oleh sebab itu, sebaiknya bidang IAKK menginput data IKM ke database, yaitu database Ms.Access yang dapat diakses dari komputer bidang IAKK dengan


(56)

28

menggunakan fasilitas intranet yang sudah disediakan. Namun, pemanfaatan fasilitas ini akan terasa bila manusia sebagai bagian dari elemen sistem dapat menggunakan elemen-elemen lainnya dari sistem.


(57)

ANALISIS SISTEM PANYIMPANAN DATA IKM

(INDUSTRI KECIL MENENGAH)

INDUSTRI ANEKA KERAJINAN DAN KIMIA

PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

Myrna Dwi Rahmatya 10507242 Windi Tiana Gilda 10507272

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2011


(58)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 6

1.4 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 9

2.1.1 Elemen Sistem ... 9

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 11

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 13

2.2 Pengertian Informasi ... 14

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.4 Metode Pendekatan ... 15


(59)

2.4.2 Alat Bantu Analisis ... 15

2.4.2.1 Flow Map ... 15

2.4.2.2 Context Diagram ... 16

2.4.2.3 Data Flow Diagram ... 16

2.4.2.4 Kamus Data ... 17

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah ... 19

3.1.1 Zaman Pemerintahan Belanda ... 19

3.1.2 Zaman Pemerintahan Jepang ... 20

3.1.3 Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia ... 20

3.1.4 Zaman Orde Baru ... 22

3.2 Tinjauan Umum Perusahaan ... 23

3.2.1 Visi dan Misi ... 23

3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) ... 24

3.2.3 Nilai-nilai ... 25

3.2.4 Strategi ... 26

3.3 Struktur Organisasi ... 27

3.4 Deskripsi Kerja ... 28

3.4.1 Sekretaris ... 28

3.4.2 Bidang ILMATATTEL ... 29

3.4.3 Bidang IAKK ... 30


(60)

3.4.5 Bidang Perdagangan Dalam Negeri ... 34

3.4.6 Bidang Perdagangan Luar Negeri ... 35

3.4.7 Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan ... 36

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan ... 39

4.1.1 Analisis Dokumen ... 39

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 41

4.1.2.1 Flow Map ... 43

4.1.2.2 Context Diagram ... 45

4.1.2.3 Data Flow Diargam ... 45

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 46

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 46

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 46

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 47

4.2.2.1 Flowmap yang Diusulkan ... 48

4.2.2.2 Context Diagram yang Diusulkan ... 49

4.2.2.3 Data Flow Diagram yang Diusulkan ... 50

4.2.2.4 Kamus Data ... 50


(61)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 54 5.2 Saran ... 54


(62)

DAFTAR TABEL


(63)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 27

Gambar 4.1 Flowmap proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 43

Gambar 4.2 Context Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 45

Gambar 4.3 Data Flow Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 45

Gambar 4.4 Flow Map yang Diusulkan ... 48

Gambar 4.5 Context Diagram yang Diusulkan ... 49


(64)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Praktek Kerja Lapangan ... 57

Lampiran 2 Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan ... 58

Lampiran 3 Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan ... 59

Lampiran 4 Form Penilaian Praktek Kerja Lapangan ... 61

Lampiran 5 Daftar Bimbingan Praktek Kerja Lapangan ... 63

Lampiran 6 Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan ... 65

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Usaha Industri ... 67

Lampiran 8 Fomulir Permohonan Izin Usaha Industri ... 69

Lmapiran 9 Berita Acara Pemeriksaan ... 74


(65)

56

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Edhy Sutanta. 2004. Sistem Basis Data. Graha Ilmu. Yogyakarta.

www.smallindustry-indonesia.com/industri kecil menengah indonesia/4 Oktober 2010

Zulkifli Amsyah. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(66)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas salah mata kuliah Praktek Kerja Lapangan. Laporan ini berisi penjelasan mengenai sistem penyimpanan data IKM pada bidang IAKK Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat yang terletak di Jln. Asia Afrika no.146, Bandung.

Laporan ini diharapkan dapat manambah wawasan para pembaca dan mendapat informasi mengenai sistem penyimpanan dan distribusi penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di Disperindag Jabar.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Citra Noviyasari S.Si, MT selaku Dosen Pembimbing, Bapak Ir. Asep Mochamad Ridwan selaku Kepala Seksi bidang IAKK dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini.

Penulis menyadari tiada manusia yang sempurna, demikian juga dengan kami dalam menyusun laporan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan kami terima dengan terbuka.

Bandung, Oktober 2010


(67)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Windi Tiana Gilda

Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 11 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Puri Cipageran Indah I Blok E no.93 RT 03 RW 24, Cimahi

No Telp/Hp : 085722423213

Pendidikan Formal

1993 - 1995 : TK Chandra Kirana, Subang

1995 - 1997 : SD Budi Mulya 3 (SD Cipageran Mandiri I), Cimahi 1997 - 2001 : SD Setia Mulya I (SD Cimahi Mandiri II), Cimahi 2001 - 2004 : SMP Negeri 2, Cimahi

2004 - 2007 : SMA Negeri 5, Cimahi


(68)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Myrna Dwi Rahmatya

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Denki no. 57 moh. toha bandung 40253 No Telp/Hp : 085320322236

Pendidikan Formal

1994 - 1995 :TK Melati Mekar

1995 - 2001 : SD Negeri Babakan Priangan 2 Bandung 2001 - 2004 : SMP Negeri 34 Bandung

2004 - 2007 :SMA Negeri 11 Bandung


(69)

ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN

DATA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

INDUSTRI ANEKA KERAJIAN DAN KIMIA

PADA DINAS PERINDUSTRIDAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Jenjang Srata Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Myrna Dwi Rahmatya 10507242 Windi Tiana Gilda 10507272

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan praktek kerja lapangan Pada tanggal :

Bandung, 8 Oktober 2010

Pembimbing Jurusan, Pembimbing Lapangan,

Citra Noviyasari S.Si, MT Ir. Asep Mochamad Ridwan

NIP.41277026009 NIP. 196512051996031005

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Dadang Munandar, S.E., M.Si NIP. 4127. 70. 26. 019


(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Praktek Kerja Lapangan ... 57

Lampiran 2 Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan ... 58

Lampiran 3 Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan ... 59

Lampiran 4 Form Penilaian Praktek Kerja Lapangan ... 61

Lampiran 5 Daftar Bimbingan Praktek Kerja Lapangan ... 63

Lampiran 6 Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan ... 65

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Usaha Industri ... 67

Lampiran 8 Fomulir Permohonan Izin Usaha Industri ... 69

Lmapiran 9 Berita Acara Pemeriksaan ... 74


(2)

56

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Edhy Sutanta. 2004. Sistem Basis Data. Graha Ilmu. Yogyakarta.

www.smallindustry-indonesia.com/industri kecil menengah indonesia/4 Oktober 2010

Zulkifli Amsyah. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

praktek kerja lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas salah mata

kuliah Praktek Kerja Lapangan. Laporan ini berisi penjelasan mengenai sistem penyimpanan

data IKM pada bidang IAKK Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat yang terletak di

Jln. Asia Afrika no.146, Bandung.

Laporan ini diharapkan dapat manambah wawasan para pembaca dan mendapat informasi

mengenai sistem penyimpanan dan distribusi penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di

Disperindag Jabar.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Citra Noviyasari S.Si, MT selaku Dosen

Pembimbing, Bapak Ir. Asep Mochamad Ridwan selaku Kepala Seksi bidang IAKK dan

rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini.

Penulis menyadari tiada manusia yang sempurna, demikian juga dengan kami dalam

menyusun laporan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya

membangun akan kami terima dengan terbuka.

Bandung, Oktober 2010


(4)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Windi Tiana Gilda

Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 11 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Puri Cipageran Indah I Blok E no.93 RT 03 RW 24, Cimahi

No Telp/Hp : 085722423213

Pendidikan Formal

1993 - 1995 : TK Chandra Kirana, Subang

1995 - 1997 : SD Budi Mulya 3 (SD Cipageran Mandiri I), Cimahi 1997 - 2001 : SD Setia Mulya I (SD Cimahi Mandiri II), Cimahi 2001 - 2004 : SMP Negeri 2, Cimahi

2004 - 2007 : SMA Negeri 5, Cimahi


(5)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Myrna Dwi Rahmatya

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Denki no. 57 moh. toha bandung 40253 No Telp/Hp : 085320322236

Pendidikan Formal

1994 - 1995 :TK Melati Mekar

1995 - 2001 : SD Negeri Babakan Priangan 2 Bandung 2001 - 2004 : SMP Negeri 34 Bandung

2004 - 2007 :SMA Negeri 11 Bandung


(6)

ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN

DATA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

INDUSTRI ANEKA KERAJIAN DAN KIMIA

PADA DINAS PERINDUSTRIDAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Jenjang Srata Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Myrna Dwi Rahmatya 10507242 Windi Tiana Gilda 10507272

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan praktek kerja lapangan Pada tanggal :

Bandung, 8 Oktober 2010

Pembimbing Jurusan, Pembimbing Lapangan,

Citra Noviyasari S.Si, MT Ir. Asep Mochamad Ridwan

NIP.41277026009 NIP. 196512051996031005

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Dadang Munandar, S.E., M.Si NIP. 4127. 70. 26. 019