Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Unit Desa Bina Mukti

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI UNIT DESA BINA MUKTI LAPORAN KERJA PRAKTEK

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu Oleh

  NAMA : ISTI DESNANI NIM : 21110085 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013

  LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ..................................................................... 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek .............................................................. 5

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek ............................................................................. 6

  1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ................................................................ 7

  

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 8

  2.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................... 8

  2.2 Struktur Organisasi ..................................................................................... 8

  2.3 Deskripsi Jabatan ..................................................................................... 10

  2.4 Aspek Kegiatan Koperasi unit desa Bina Mukti ........................................ 15

  

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................................... 16

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................................... 16

  3.1.1 Pengertian Koperasi ......................................................................... 16

  3.1.2 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ................................................ 16

  3.1.3 Pengertian Prosedur ...................................................................... 18

  3.1.3.1 Karakteristik Prosedur ............................................................. 19

  3.1.1 Pengertian Kredit............................................................................. 20

  3.1.4.1 Fungsi Kredit .......................................................................... 21

  3.1.4.2 Tujuan Kredit .......................................................................... 22

  3.1.4.3 Unsur-unsur Kredit ................................................................. 23

  3.1.4.4 Tahap-tahap Dalam Pemberian Kredit ..................................... 25

  3.1.4.5 Pengertian Proesedur Pemberian Kredit .................................. 20

  3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................................ 27

  3.2.1 Pengertian Kredit............................................................................. 27

  3.2.2 Kendala atau Hambatan dalam Prosedur Pemberian Kredit .............. 30

  3.2.3 Perbandingan antara teori dan praktek.............................................. 32

  3.2.4 Solusi atau Pemecahan dari Prosedur Pemberian Kredit ................... 33

  

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 34

  4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 34

  4.2 Saran ........................................................................................................ 35

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

  Ardiyos. 2004, ”Kamus Besar Akuntansi”, Bandung : Alfabetis

  Kasmir. 2007, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Enam”, Jakarta :

  Raja Grafindo Hasibuan H. Malayu S.P. 2007.

  “Dasar-dasar Perbankan”, Jakarta : PT.Grafindo Azhar Sustanto. 2004, “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : Linggar Jaya. Rudianto. 2006,

  “Akuntansi Koperasi”, Jakarta : Grafindo

Firdaus,Muhammad dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoprasian Sejarah, Teori,

dan Praktek. Ghalia Indonesia, Jakarta.

  M. Narafin. 2004, “Pengantaran Perusahaan”. Jakarta : Salemba Empat

  Mulyadi. 2001, ”Sistem Akuntansi Edisi Tiga”, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : Salemba Empat. M. Tohar. 2004,

  ”Permodalan dan Perkreditan Koperasi”, Yogyakarta : Kanisius.

  Thomas Suyatno. dkk. 2007, “Dasar-dasar Perkreditan”, Jakarta : PT. Gramedia

  Pustaka Utama ___2002, “Undang-undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992”, Jakarta : CV.

  Mini Jaya Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

  SD : Tahun 1998

  Nama Lengkap : Isti Desnani Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 19 Desember 1991 Alamat : Komp sukagalih permai blok A4 No.21 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

DATA PENDIDIKAN

  • – 2004 SDN Cipagalo 04 SMP : Tahun 2004
  • – 2007 SMP Kemala Bhayangkari SMA : Tahun 2007
  • – 2010 SMKN 3 Bandung Perguruan Tinggi : Tahun 2010
  • – sekarang masih tercatat sebagai Mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, izin, kehendak, dan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

  Laporan dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Unit Desa Bina Mukti

  ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata

kuliah Kerja Praktek S-1 (Strata-1) di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

  Dalam menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini, Penulis

mendapat banyak sekali bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril, materil,

doa, serta bimbingan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

  4. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk Penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing Penulis dalam menyusun laporan kerja praktek ini.

  5. Ibu teja ningsih yang telah mengijinkan serta pembimbing Penulis untuk melakukan kerja praktek di Koperasi Unit Desa Bina Mukti.

  6. Seluruh Staff dan Dosen Universitas Komputer Indonesia.

  7. Seluruh pegawai KUD Bina Mukti yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan kepada penulis selama kerja praktek.

  8. Papah, Mamah, Kakak dan adik tercinta atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya kepada Penulis selama ini, semoga selalu dilimpahkan perlindungan, kasih sayang, dan keselamatan dari Allah SWT.

  9. Agam Sanggamara tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan memberikan masukan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

  10. Sahabat-sahabatku yang memberikan dukungan kepada Penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek dengan memberikan canda tawa setiap harinya.

  11. Rekan-rekan di 4 AK 3 yang telah memberikan dukungan kepada Penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek dengan memberikan canda tawa setiap harinya.

  Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi isi materi maupun susunan tata bahasanyadan juga tidak

luput dari kekurangan juga kesalahan. Hal ini mengingat kemampuan dan

pengetahuan yang Penulis miliki sangat terbatas untuk membuat dan

menghasilkan karya tulis yang baik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak sangat Penulis harapkan sebagai masukan yang

  

sangat berharga guna perbaikan dan penyempurnaan laporan kerja pratek ini dan

Penulis pada masa yang akan datang.

  Dengan segala kerendahan hati, Penulis berharap semoga laporan kerja

praktek ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan

umumnya bagi para pembaca sekalian.

  Bandung, Desember 2013 Penulis

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Keadaan perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir sempat mengalamai keterpurukan. Hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya krrisis ekonomi di beberapa Negara yang berpengaruh terhadap Indonesia. Akibat krisis ekonomi tersebut, banyak usaha-usaha dan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan beroperasi karena keadaan ekonomi yang tidak stabil sehingga banyak perusahaan yang terpaksa menutup usahanya karena sudah tidak mampu lagi menutupi biaya- biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasinya. Selain berdampak pada perusahaan, krisis ekonomi juga berdampak pada masyarakat karena daya beli mereka terhadap barang-barang kebutuhan pokok menurun sehingga tingkat kesejahteraan mereka menurun. Namun, diantara perusahaan-perusahaan yang sulit beroperasi tersebut, masih terdapat beberapa bentuk usaha yang mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi dimana salah satunya adalah koperasi. Hal tersebut dikarenakan koperasi mampu menghimpun, memfasilitasi dan mendorong kemajuan ekonomi rakyat yang berpenghasilan rendah, sehingga masyarakat yang berpenghasilan rendah terus bergerak untuk bergabung dengan koperasi agar dapat memajukan perekonomian rakyat yang nantinya juga akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kasmir (2007:102) sungguh dalam tata ekonomi Indonesia. Berdasarkan perkembangan dan aktivitas ekonomi dan pembaharuan kebijaksanaan ekonomi, keuangan dan pembangunan.

  Perkoperasian di Indonesia disesuaikan dengan struktur demokrasi Indonesia. Pembangunan koperasi mulai menginjak taraf pembangunan, dibidang perkoperasiaan diintegrasikan kedalam pembangunan ekonomi, yang diarahkan untuk pembentukan tenaga entrepreneur skill di kalangan masyarakat baik konsumen maupun produsen. Kasmir (2007:22)

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi koperasi bukanlah perkumpulan modal usaha yang mencari keuntungan semata, tetapi koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan memberikan harga semurah mungkin dan pelayanan sebaik mungkin .

  Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menjelaskan bahwa bukan kemakmuran orang perseorang yang diutamakan melainkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama dan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Koperasi salah satu sektor kekuatan ekonomi diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia, karena koperasi merupakan badan usaha yang sesuai untuk rakyat.

  Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi oleh banyaknya dibutur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi memiliki peringkat dalam keanggotaan maka dapat di katakanbahwa koperasi tersebut mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang di peroleh menurun. Suyanto dan Nurhad (2003:43)

  Disamping banyaknya keanggotaan yang dimiliki belum tentu dapat menjamin tingkat kelangsungan koperasi dalam mencapai keuntungan.

  Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh koperasi untuk mengolah modal yang di miliki dari hasil donasi dan simpanan anggota untuk memberikan pinjaman kepada anggota dengan mengambil keuntungan dari pembayaran bunga dari anggota yang melakukan pinjaman.

  Berdasarkan persetujaan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dengan maksud setiap anggota harus biasa bertanggung jawab atas kewajibannya. Hal ini harus diperhatikan oleh koperasi di mana dalam memberikan pinjaman atau kredit koperasi harus jalannya usaha koperasi dan juga merugikan koperasi terutama dalam pencapaian keuntungan. Hasibun (2007:84) Secara garis besar dengan melihat peluang dan kebutuhan ekonomi saat ini, Koperasi Unit Desa Bina Mukti lebih murah dam mudah dibandingkan badan perkreditan lainnya seperti perbankan dilihat dari mudahnya persyaratan pemberian kredit, masyarakat umum akan lebih mudah bertransaksi dengan koperasi karena untuk menjangkau dan sleksi atas permohonan kredit lebih mudah dari pada kredit lainnya. Dalam KUD tanpa ada jaminan anggota bias mendapatkan kredit tetapi untuk masyarakat umum biasa hanya menggunakan BPKB dan surat dasar usaha. Sehingga peluang untuk pengembangan KUD di wilayah kabupaten bandung cukup besar jarna melihat sebagian besar masyarakatnya bergerak dalam bidang UMKM. Hasibun (2007:88)

  Keberhasilan pemberian kredit tidak terlepas dari prosedur pemberian kredit pemberian kredit yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian kredit kepada anggota. Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di kembalikan sesuaikesepakatan dengan kata lain bahwa prosedur pemberian pinjaman untuk melunasi pinjaman sesuai kesepakatan dengan peminjaman beserta bunga yang ditetapkan sehingga anggota bertanggung jawab dalam pemanfaatan kredit usaha sehingga dapat di salurkan kembali kepada anggota dan kemungkinan terdapat kendala-kendala yang lain. Azhar Susanto (2007:243)

  Adapun masalah yang terjadi di KUD Bina Mukti banyaknya kredit macet mengakibatkan susahnya koperasi dalam mengimpun dana untuk di pinjamkan kembali kepada anggota yang membutuhkan di karenakan prosedur yang kurang baik.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ini bertujuan untuk mendeskripsikan

  “Prosedur Pemberian Kredit pada KUD Bina Mukti”

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  1.2.1. Maksud kerja praktek

  Adapun maksud dan tujuan penelitian dalam kerja praktek ini yaitu ingin mengetahui sejauh mana prosedur pemberian kredit pada KUD Bina Mukti apakah sudah benar ataupun ada ketidak sesuaian prosedur.

  1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

  Adapun tujuan penelitian dalam Kerja praktekini dalah sebagai berikut: a Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pada KUD Bina

  Mukti

  KUD Bina Mukti c Untuk mengetahui solusi dari hambatan pemberian kredit pada KUD Bina Mukti

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

  Hasil yang diharapkan dari kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, Kemajuan dan keberhasilan KUD Bina Mukti, maupun pihak lain yang membutuhkannya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu: a.

  Bagi Perusahaan Diharapkan memperoleh tambahan informasi mengenai prosedur pemberian kredit dengan baik sehingga dapat mengurangi kredit macet serta dapat mengembangkan usaha-usaha yang lain untuk menambah dana kas bagi KUD Bina Mukti dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis.

  b.

  Bagi Penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar sehingga dengan sendirinya akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi penulis.

1.4.1 Lokasi Kerja Praktek

  Kerja praktek dilakukan di Koperasi Unit Desa Bina Mukti, yang berlokasi di jalan Terusan Kopo Km.12 Komplek Desa Katapang.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

  Penulis melaksanakan kerja praktek dimulai sejak tanggal 19 Agustus 2013 sampai 19 September 2013. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 1.1 Aktivitas Kerja Praktek

  Hari Kerja Waktu Senin-Jumat 09.00-14.00 Sabtu 09-00-12.00 Istirahat 12.00-13.00 Minggu Libur

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

  Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Kabupaten Bandung dibentuk pada tahun 1995 dalam rangka ujicoba Otonomi Daerah, dengan nama Dinas Koperasi dan Pembina Pengusaha Kecil (Diskopdan PPK), Kepala Dinas dijabat oleh Abeng K Husen, SH. Berdasarkan Perdanomor 7 tahun 2001 tentang PembentukanOrganisasiPerangkat Daerah Kabupaten Bandung diubah menjadi Dinas Koperasidan Usaha Kecil Menengah (Diskopdan UKM), KepalaDinasdijabatoleh Drs. Hendra WS, M.Si (2001-2002).

  Selanjutnya berdasakan Perda nomor 9 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, jabatan Wakil Kepala Dinas dihapuskan Kepala Dinas dijabatolehDra. Tintin K, M.Si (2002-2006), Drs.

  AdjatSudradjat, M.Pd (2006-2007), Ir. Hj. HennyHerlianisebagaiPlt. KepalaDinas (1 Nopember 2007 - 2 Apil 2008).

  Berdasarkan Perdanomor 20 tahun 2007 tentangPembentukanOrganisasiPerangkat Daerah Kabupaten Bandung, diubah menjadi Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinasdijabatoleh H. Abeng K Husen, SH, M.Si.

2.2 Stuktur Organisasi

  Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan elemen penting yang

sangat menentukan dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan dasar

kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya

serta untuk menegaskan hubungan antara satu sama lain.

  Struktur Organisasi yang digunakan KUD Bina Muktia dalah Struktur Organisasi Lini yaitu dimana asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pimpinan kebawahannya yang bertugas hanya untuk memberikanbantuan, pemikiran, saran-saran, data informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk

  .

  menetapkan keputusan dan kebijakannya Adapun bentuk struktur organisasi KUD Bina Mukti adalah sebagai berikut : 1. Ketua 2. Sekertaris 3. Bendahara 4. Personalia/Karyawan, Karyawati 5. BagianUmum

  a Visi dan Misi Koprasi Unit Desa Bina Mukti 1.

  Visi · Dengan gerakan koprasi kita tingkatkan akselerasi ekonomi rakyat yang mandiridan professional.

  · Meningkatkan kesejahtera ananggota dan keluarganya serta bias mengurangi kesenjangan sosial antara anggota Koperasi dengan masyarakat lainnya.

2. Misi

  · Berpartisipasi aktif dalam mendukung kesejahteraan KUD Bina Mukti kecamatan katapang dengan mengoptimalkan sumberdaya ekonomi yang tersedia menalui MOU (kerjasama) denganDinas/Instansiterkait. Mendukung profesionalisme dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota dan masyarakat pelanggan listrik

2.3 Deskipsi Jabatan

  Adapun dari struktur organisasi KUD BinaMukti di atas, maka penulis akan menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :

  1. Ketua a.

  Menetepkan kebijakan umum, tentang :Perencanaan, koordinasi, pergerakan, pengendalian,evaluasi, koreksi baik dibidang usaha maupun kelembagaan.

  Kerjasama dengan pihak-pihak dinas terkait, badan lembaga dan organisasi lainnya.

  c.

  Melanjutkan langkah-langkah pembenahan dan peningkatan prasarana organisasi kelembagaan.

  d.

  Mengenai kegiatan supervisi bidang usaha : · Pemanfaatan gudang yang berfasilitas menguntungkan KUD, dan semua pihak terkait.

  · Penyewaan diupayakan bias berjalan secara terusmenurus dan meningkat. 2 .Sekertaris a.

  Penyelenggaran seluruh kegiatan termasuk perencanaan jadwal secara menyeluruh sesuai dengan RK / RAPBK dan meningkatkan prestasi kerja karyawa, menjaga dan mengembangkan system komunikasi antar kelembagaan internal agar kondusif.

  b.

  Penyempuraan system/proses manajemen organisasi yang menyangkut bidang kegiatana dministrasi, kelembagaan usaha maupun keuangan.

  c.

  Keanggotaan mencangkup penerbitana dministrasi data anggota yang akurat untuk peningkatan kualitas dan kuantitas.

  d.

  Supervisi bidang usaha simpan pinjam melalui penambahan system USP.

  Rekstukturisasiaspek-aspek organisasi usaha keuangan sehingga dapat mencapai sasaran yang diinginkan. a.

  System,pola dan teknis operasional keuangan KUD b. Mengoptimalkan sumber-sumberdan KUD. Baik internal maupun eksternal maupun kasus-kasus keuangan macet koordinasi dengan sekertariat, bila perlu mohon bantuan kepada pihak yang berwajib.

  c.

  Kelistrikan ;sasaran pokok pengingkatan system kerjasama dengan lembaga / organisasi dan istalasi terkait sehingga posisi dan kondisi ke listrikan semakin kuat dalam melaksanakan kerjasama Payment Point Online Bank(PPOB).

  d.

  Menetapkan kinerja petugas payment point.

  e.

  Penyetoran dan pendidikan dari lembaga keuangan dengan kredit lunak, bantuan pemenrintah baik pusat maupun daerah, BUMN, BUMN dan usaha lainnya.

  f.

  Menanggulangi kekurangan KUD dan diupayakan mencari sember permodalan baik dari lembaga keuangan dan kredit lunak, bantuanpemerintah, BUMN, BUMD, danusahalainnya.

  g.

  Pembukuan/ restukturisasi/ rekapitulasi neraca keuangan KUD BinaMukti agar lebih realistis dan akurat.

  4.Personil/Karyawan, Kayawati Petugas payment point dan unit usaha simpan pinjam, agar melaksanakan tugas professional.

  b. Fungsi Pengurus 1.

  BidangOrganisasi · Meningkatkan fungsi dan tanggungjawab pengurus dalam rangka melaksanakan kinerja yang baik.

  · Meningkatkan kerja para karyawan dalam melayani anggota dan pelanggan listrik.

  · Menciptakan satukerja team yang baik, sehat dan harmonis diantara pengurus, pegawai dan karyawan.

  · Menata kembali strukturorganisasi yang sesuai dengan undang-undang No.25 tahun 1992, dengan system prosedur yang berkaitan dengan mekanisme kerja, mengembangkan system pengendalian internal untuk menggambarkan kegian usaha.

2. BidangAdministrasi

  · Peningkatan pelayanan administrasi lebih baik supaya anggota lebih mudah, cepat dan akurat.

  · Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi dan keuangan agar lebih baik lagi dari tahun-tahun yang lalu.

  · Peningkatan penyempurnaan system administrasi yang sesuai dengan Bidang Usaha Kegiatan usaha pada tahun 2012 yang sedang berjaan yaitu: a. Usaha SimpanPinjam

  · Unit usaha simpan pinjam ini adalah salah satu usaha andalan yang sudah berjalan.

  · Mengoptimalkan sumber-sumberdana yang ada untuk pemenuhan kebutuhan anggota dalam pelayanan yang baik serta tidak menbeda- bedakan anggota satu sama lain atas dasar prinsip kekeluargaan untuk kepentingan seluruh anggota.

  · Meningkatkan usaha simpan pinjam kepada anggota yang aktif. · Mengintensifkan penagihan piutang SP kepada anggota pinjaman yang menunggak / piutang macet.

  b.

  Usaha Pelistrikan · Menciptakan hubungan kerjasama yang baikdengan PT PLN

  (Perseroan) · Menetapkan Pelayanan kepada pelanggan/ konsumen listrik.

  c.

  Mengadakan kerjasama untuk memperoleh modal kerja melalui dinas instansiterkait, BUMN maupun BUMS bank bukopin dan bank lainnya.

  Bidang Permodalan dan Keuangan Untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha tersebut di atas memerlukan dukungan modal yang tidak sedikit, untuk itu permodalan akan disusun melalui: a.

  Peningkatan modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota berupa: · SimpananPokok · SimpananWajib · SimpananMasukan/Sukarela · Simpanan-simpanan Lainnya.

  b.

  Mendapatkan bantuan modal luar biasa, baik dari pemerintah maupun BUMN dan BUMS.

  c.

  Mengaktifkan tagihan terhadap piutang-piutnag lama/ baru bila perlu meminta bantuan dari pihak kepolisian.

2.2 Aspek Kegiatan Koperasi Unit Desa Bina Mukti

  Koprasi unit desa Bina mukti ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dan usaha pelistrikan.

  a.

  Status Bentuk Perusahaan : Koperasi Nama Perusahaan : Koperasi Unit Desa Bina Mukti Badan Hukum : 5977/BH/PAD/5.18-KOP/X/2005 Tanggal Pendirian : 11 Maret 1973 Nomor Akta Perubahan : No.1522 / KEP / KWK

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Bidang pelaksanaan kerja Praktek yang penulis laksanakan adalah melakukan pencatatan buku tabungan, dan merekapitulasi.

  Pada pelaksanaan kegiatan kerja praktek penulis di tempatkan bagian keuangan. Dalam pelaksanaannya penulis di berikan bimbingan, serta pengarahan dalam melakukan kegiatan perusahaan.

  3.1.1. Pengertian Koperasi sangat di perlukan dan penting untuk di pertahankan serta merupakan alat orang- orang untuk meningkatkan taraf hidupnya juga dapat mencerahkan berbagai masalah atau persoalan yang mereka hadapi masing-masing.

  Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Suyanto dan Nurhadi adalah sebagai berikut : koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.

3.1.3 Pengertian Prosedur

  Dalam pelayanan pinjaman terdapat prosedur-prosedur yang menjadi acuan dalam pemberian kredit agar tidak menjadi kesalahan dalam pemberian kredit.Prosedur merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas sehingga dapat tercapai tujuan yang di harapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah di tentukan.

  Seperti pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto menyatakan bahwa:

  Sedangkan menurut M.Nafarin menyatakan bahwa:

3.1.3.2 Manfaat Prosedur

  Selain karakteristik prosedur Mulyadi (2001:6) juga menjelaskan mengenai manfaat dari prosedur, diantaranya sebagai berikut:

  1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang

  2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas 3.

  Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana

  4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien

  5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.

3.1.4 Pengertian Kredit

  Menurut Hasibun menyatakan bahwa : pembagian hasil keuntungan

  5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

  Tujuan Kredit

3.1.4.2 Menurut Thomas Suyatno ( 2004:15 ) pemberian kredit dimaksudkan

  untuk memperoleh keuntungan, oleh karena itu Bank memberikan pinjaman kepada nasabahnya dalam bentuk kredit, jika merasa yakin nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dalam memberikan kredit yang telah diterimanya. Dalam kaitannya dengan pemberian kredit, kredit memiliki tujuan pokok yang saling berhubungan : 1.

  Profitabilitas yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang dapat dari bunga pinjaman.

  2. Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilatas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat tercapai. Menurut Kasmir ( 2001:96 ) tujuan pemberian kredit adalah: 1.

  Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank sebagai balas jasa dan biaya admistrasi kredit yang diberikan kepada nasabah.

  2. Membantu Usaha Nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

  3. Membantu Pemerintah Bagi Pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

  Unsur-unsur Kredit

3.1.4.3 Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas

  kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan, ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat- syarat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya.

  Menurut Rachmat Firdaus ( 2005:13 ), peristiwa kredit akan terjadi kepada pihak lain (kreditur), adanya pihak yang membutuhkan uang, barang, atau jasa (debitur), adanya kepercayaan dari kreditur kepada debitur, adanya janji dan kesanggupan untuk membayar kembali dari debitur kepada kreditur, adanya perbedaan waktu antara penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dan saat pembayaran kembali dari debitur, adanya resiko sebagai akibat perbedaan waktu ( waktu sekarang dan waktu yang akan datang ). Menurut Kasmir ( 2002:94 ) Unsur-unsur Kredit sebagai berikut :

  1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan ( berupa uang, barang, atau jasa ) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh Bank, dimana sebelumnya dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

  2. Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara sipemberi dan sipenerima kredit.Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

  4. Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko yang tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit.

  Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.Resiko menjadi tanggungan Bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun untuk resiko yang tidak disengaja.

  5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa kredit tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan Bank.

  Tahap-tahap Dalam Pemberian Kredit

3.1.4.4 Dalam pemberian kredit ada beberapa tahapan dalam pemberian

  kredit Menurut Rachamat Firdaus ( 2002:141-144) sebagai berikut :

  1. Tahap persiapan kredit (Credit Preparation) adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui

  Bank yang bersangkutan.

  2. Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analisis/Credit Appraisal) dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit.

  3. Tahap Keputusan Kredit atas dasar laporan analisa kredit, maka pihak Bank melalui pemutus kredit, dapat memutuskan apakah pemohon kredit tersebut layak untuk diberikan kredit atau tidak.

  4. Tahap Pelaksanaan (Credit Realization) pada tahap ini Bank akan meberikan kapan kredit tersebut dapat direalisasikan.

  Calon debitur harus menandatangani akad/persetujuan karena baik dibawah tangan maupun dihadapan notaris sebagai saksi.

  Pada saat itulah bank akan melakukan administrasi kredit dalam arti luas.

  5. Tahap Administrasi Kredit/Tata usaha kecil Selanjutnya Bank melalui bagian/pejabat-pejabat yang menanganinya menata usahakan kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit, surat- surat yang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya.

  6. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur supervisi/pengawasan kredit dan pembinaan debitur, ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh Bank dengan jalan harus mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan saran agar perusahaan berjalan dengan baik

3.1.5 Pengetian Prosedur Pemberian Kredit

  Dari pengetian di atas dapat di simpulkan bahwa prosedur pemberian kredit adalah suatu system yang mengatur rangkaian tindakan perjanjian antara dua pihak pinjaman berkewajiban untuk mengembalikan pokok pinjaman sesuai dengan bunga pinjaman yang ditetapkan oleh pihak pemberi pinjaman sesuai dengan perjanjian.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

  Teknik kerja praktek ini dilaksanakan dalam satu periode selama satu bulan yaitu 30 hari kerja yang berlangsung mulai dari tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 19 September 2013. Selama satu bulan itu, penulis mengamati, mempelajari, dan melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan prosedur pemberian kredit yang ada di Koperasi Unit Desa Bina Mukti.

3.2.1 Prosedur Pemberian Kredit pada KUD Bina Mukti

  Berikut ini adalah prosedur pemberian kredit pada KUD Bina Mukti yang akan di jabarkan menurut aktifitasnya:

  1. Prosedur pemberian kredit anggota/calon anggota diawali disetujui, menerima formulir permohonan kredit di bagian administrasi.

  2. Pada tahap awal permohonan pinjaman harus mengisi formulir yang di berikan oleh bagian administrasi dan diajukan kembali ke bagian administrasi beserta persyaratan pengajuan pinaman setra foto copy KTP Suami Istri (status menikah), foto copy Kartu Keluarga, foto copy surat nikah, Rekening Listrik, foto copy BPKB dan STNK.

  3. Setelah menerima formulir dan persyaratandari pemohon pinjaman, bagian administrasi memeriksa kelengkapan kelengkapan persyaratan dan membuat pembukuan berdasarkan nomor urut serta data persyaratan pemohon lainnya. Kemudian data dalam bentuk berkas tersebut di berikan kepada petugas servey.

  4. Selanjutnya tugas yang diterima dari bagian administrasi digunakan oleh petugas lapangan untuk membantu dalam penilaian dan mengidentifikasi calon peminjam secara langsung. Dalam proses ini, petugas lapangan melakukan analisis dengan melakukan pengecekan kebenaran dengan adanya jaminan berdasarkan persyaratan yang diajukan, melakukan penilaian dan keluarga calon peminjam. Kenudian petas survey membuat data berita acara untuk melengkapi format taksiran usaha anggota dan di rangkum dalam bentuk aplikasi pinjaman kemudian

  5. Komite Kredit menerima berkas-berkas aplikasi pinjaman, dan format taksasi usaha anggota untuk melakukan rapat komite.

  Dalam rapat ini koperasi melakukan verifikasi dan sleksi kelayakan dan berkas-berkas permohonan kredit dengan format taksasindari petugas survey, jika hasil verifikasi telah layak untuk di berikan kredit, maka format taksasi anggota ditandatangani dan prosrs selanjutnya di serahkan ke bagian pengurus koperasi.

  6. Pada tahap ini pengurus koperasi menerima berkas aplikasi pinjaman dari komite dan memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan kredit. Jika permohonan di tolak maka pengurus mengembalikan berkas berisi permohonan kredit dan persyaratan ke bagian administrasi untuk di buat surat penolakan dan diserahkan kepada calon peminjam. Dan jika permohonan di terima maka pengurus mengisi form taksasi usaha anggota dengan menentukan besaran kredit yang di berikan, biaya pinjaman ke bendahara untuk melakukan penarikan uang. Uang dan berkas aplikasi pinjaman diserahkan ke bagian administrasi untuk melakukan proses realisasi pemberian kredit.

  7. Setelah menerima berkas aplikasi pinjaman dan uang dari pengurus, bagian administrasi membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas peminjam, persyaratan jaminan, plafon pinjaman, dan jangka waktu angsuran serta menyimpan data tersebut ke dalam file kredit anggota. Bagian administrasi membuat kartu oinjaman untuk peminjaman, nota sebagai barang bukti pembayaran dan persiapan surat perikatan atau surat perjanjian. Setelah semuanya sudah siap, bagian administrasi meminta peminjaman untuk menandatangani surat perjanjian dan menyerahkan kartu angsuran kredit beserta uang kepada peminjam. Setelah itu bagian administrasi melakukan pencatatan berdasarkan nota dan penyimpanan ke dalam file kas pengeluaran kas serta meng arsipkan surat perjanjian kredit. Kemudian bagian admisistrasi menerina jaminan berupa BPKB atau sertifikat sebagai pegangan.

  

Kendala atau hambatan dalam prosedur pemberian kredit

3.2.2 Arus globalisasi berkembang sangat cepat dan sulit untuk

  negara. Dalam era globalisasi kejujuran dan keterbukaan sangat dijunjung tinggi oleh setiap lapisan masyarakat.

  Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi oleh banyaknya debitur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi memiliki peringkat dalam keanggotaan maka dapat dikatakan bahwa koperasi tersebut mengalami kemajuan.

  Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang diperoleh menurun.

  Keberhasilan pemberian kredit tidak terlepas dari prosedur pemberian kredit pemberian kredit yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian kredit kepada anggota. Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di kembalikan sesuai kesepakatan dengan kata lain bahwa prosedur pemberian pinjaman untuk melunasi pinjaman sesuai kesepakatan dengan peminjaman beserta bunga yang ditetapkan sehingga anggota bertanggungjawab dalam pemanfaatan kredit usaha prosedur pemberian kredit dengan baik.

  Adapun hambatan yang ada dalam prosedur pemberian kredit yaitu:

  1. Calon peminjam yang masih mempunyai cicilan pembayaran pinjaman sebelumnya tapi diperbolehkan mengajukan pinjaman padahal sesuai prosedur harus menyelesaikanya pinjaman terdahulu baru boleh meminjam kembali.

  2. Dalam prosedur pemberian kredit/pinjaman uang atau pencairan dana dalam jumlah tertentu mengalami keterlambatan waktu sebab harus menunggu ketersediaan dana yang ada pada saat itu padahal formulir sudah ditanda tangani atau disetujui untuk dicairkan. Yang dimana seharusnya jika sudah disetujui harus segera diberikan pinjaman tersebut oleh pengurus koperasi tanpa menunggu lama.

  

3.2.3 Perbandingan antara Teori dan Praktek dalam Prosedur

Pemberian Kredit

  Pada proses perkuliahan mahasiswa telah dibekali pengetahuan terkait dengan prosedur pemberian kredit. Namun dalam prakteknya sendiri masih banyak perbedaan antara teori yang diajarkan di perkuliahan dengan praktek di lapangan kerja. Penulis menemukan kredit yang macet dari anggotanya yang meminjam.

3.2.4 Solusi atau Pemecahan dari Prosedur Pemberian kredit

  Adapun Solusi atau pemecahaan dari prosedur pemberian kredit sebagai berikut:

  1. Untuk pinjaman yang diberikan padahal pinjaman sebelumnya belum di lunasi. Dalam hal ini sebenarnya koperasi memberikan kredit tersebut dikarenakan koperasi mengangkat unsur kekeluargan, jadi dalam hal ini kredit tersebut diberikan karena dilihat dari pengalokasian dana anggota digunakan untuk hal yang penting seperti biaya rumah sakit, dan biaya pendidikan. Namun dalam prosedur itu salah maka koperasi melakukan suatu upaya seperti tegas dalam mengambil keputusan dan pemeriksaan yang di perketat, karena tindakan seperti hal- hal tersebut juga bukan hanya kepentingan koperasi saja melainkan demi anggota- anggotanya.

  2. Untuk lamanya pencairan dana dalam jumlah yang besar dikarenakan dana yang belum mencukupi. Dalam hal ini upaya sementara yang dilakukan oleh koperasi ialah melakukan pinjaman kepada pihak lain.

  

PENUTUP

4.1 Kesimpulan 1.

  Prosedur pemberian kredit pada KUD Bina Mukti diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman setelah itu pengisian formulir disertai jaminan diserahkan kepada bagian administrasi untuk diperiksa kelengkapan persyaratannya kemudian pihak koperasi melakukan survey terhadap pengajuan pinjaman, yang selanjutnya komite kredit yang memutuskan pencairan kredit tersebut

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam prosedur pemberian kredit di KUD

  Bina Mukti adalah calon peminjam masih memiliki cicilan pembayaran utang namun tetap diberikan kredit dan lamanya pencairan kredit dikarenakan terbatasnya dana kas yang dimiliki oleh Koperasi yang diakibatkan oleh kredit macet para anggota koperasi.

  3. Pemberian kredit terhadap anggota yang masih memiliki cicilan pembayaran pinjaman didasarkan terhadap urgensi penggunaan dana tersebut seperti biaya rumah sakit dan biaya pendidikan sedangkan waktu pencairan dana dalam jumlah yang besar, pihak koperasi melakukan pinjaman kepada bank maupun pihak lain agar proses pencairan kredit tidak lama.

4.2 Saran 1.

  Sebaiknya KUD Bina Mukti dalam menjalankan prosedur pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada dan dalam proses analisis yang dilakukan oleh komite kredit lebih teliti sehingga akan mengurangi jumlah kredit macet.

  2. Pada KUD Bina Mukti khususnya pada bagian Unit Simpan Pinjam agar prosedur pemberian kredit dijalankan dengan benar dimana anggota koperasi yang akan mengajukan kredit diharuskan menyelesaikan pinjaman terdahulu sebelum mendapatkan kredit yang baru dan KUD Bina Mukti supaya menambah dana kas dengan cara meningkatkan pendapatan dari usaha yang lain.

  3. KUD Bina Mukti sebaiknya menekan terjadinya kredit macet dengan cara menjalankan prosedur pemberian kredit dengan benar dan meningkatkan pendapatan dari usaha-usaha yang lain untuk menambah dana kas sehingga tidak perlu meminjam dana dari pihak lain.