Tinjauan Atas Prosedur Pemberian Kredit Pada Primer Koperasi Dharmaganti PUSDIKBEKANG

(1)

1

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA DHARMAGATI PUSDIKBEKANG

REVIEW PROCEDURES FOR CREDIT ON

PRIMER KOPERASI KARTIKA DHARMAGATI PUSDIKBEKANG JURNAL

Disusun Oleh : DELYAN FAHRIZAL SADIA

21311013

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

2

ABSTRAK

“TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PRIMER KOPERASI DHARMAGATI PUSDIKBEKANG”

Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang merupakan sebuah koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam dan dagang. Koperasi menerima dana dari para anggota untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit uang dan barang kepada anggota yang membutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). Mengetahui prosedur yang digunakan dalam pemberian kredit. (2). Mengetahui bagaimana penyusunan anggaran kas.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu penulisan yang mengambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti, menurut keadaan yang sebenarnya pada saat penelitian langsung. Jadi metode penelitian ini mengambarkan prosedur pemberian kredit yang terjadi pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang sudah berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan prosedur yang ada. Sehingga Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang dapat terus berkembang sesuai dengan perannya dan fungsinya sebagai koperasi simpan pinjam yang mampu mensejahterakaan anggotanya. Sedangkan penyusunan anggaran kas yang telah disusun oleh Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang sudah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan koperasi berdasarkan RAT.


(3)

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi seperti saat ini, perekonomian sudah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dan semakin kompetitif bagi setiap perusahaan. Tetapi saat ini persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan, saat ini perusahaan memiliki pesaing lain yang berasal dari badan usaha lainnya. Menurut jenisnya badan usaha di Indonesia dibagi menjadi 2 jenis yaitu Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum dan Badan Usaha Berbadan Hukum. (Irma Nilasari & Sri Wiludjeng : 2010 : 26)

Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum merupakan bentuk badan usaha yang pemiliknya adalah perorangan, yang bersangkutan mengawasi jalannya usaha, memperoleh semua keuntungan dan resiko yang ada. (Irma Nilasari & Sri Wiludjeng : 2010 : 26)

Sedangkan Badan Usaha Berbadan Hukum adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. (Irma Nilasari & Sri Wiludjeng : 2010 : 29)

Sementara itu Koperasi sebagai Badan Usaha Berbadan Hukum merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. (Ekawarna : 2010 : 7)

Primer Koperasi Kartika Dharmagati adalah sebuah koperasi yang dimiliki oleh Pusdikbekang Cimahi. Koperasi ini bergerak di bidang jasa dan perdagangan, mulai dari memiliki mini market yang menjual peralatan anggota hingga menjual bahan primer maupun sekunder dan menyewakan ruko untuk usaha.

Setelah melakukan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ibu Nina Indriyani selaku Sekretaris dari Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi pada koperasi dalam hal peminjaman kredit adalah pinjaman anggota yang tidak terbayarkan sepenuhnya, hal ini disebabkan karena koperasi tidak dapat memotong seluruh pinjaman anggota dari gaji anggota dikarenakan gaji anggota yang terbatas jumlahnya hal ini disebabkan karena beberapa anggota juga melakukan pinjaman kredit di bank, akibat jumlah pinjaman yang tidak tertagih ini mengakibatkan aliran kas pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang terganggu.

Berikut ini tabel 1.1 Data Tagihan Pinjaman Anggota pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang:

Tabel 1.1

Data Tagihan Pinjaman Anggota Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang

Tahun Jumlah Pinjaman Jumlah

Pembayaran Kekurangan 2011 Rp. 393.205.406 Rp. 353.631.388 Rp.

39.574.018 2012 Rp. 462.946.718 Rp. 428.534.738 Rp.

34.411.980 2013 Rp. 524.867.165 Rp. 495.657.690 Rp.

29.209.475 Sumber : Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Dari tabel diatas dapat terlihat dari laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) bahwa dari tahun 2011-2013 masih terdapat pinjaman anggota yang tidak tertagih sepenuhnya.

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis kemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan mengenai prosedur peminjaman kredit pada Primer


(4)

4

Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang dan menjadikan sebagai objek laporan Tugas Akhir dengan judul

“TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PRIMER

KOPERASI KARTIKA DHARMAGATI PUSDIKBEKANG”. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi yaitu, pinjaman anggota yang tidak terbayarkan sepenuhnya, hal ini disebabkan karena koperasi tidak dapat memotong seluruh pinjaman anggota dari gaji anggota dikarenakan gaji anggota yang terbatas jumlahnya hal ini disebabkan karena beberapa anggota juga melakukan pinjaman kredit di bank akibat jumlah pinjaman yang tidak tertagih ini mengakibatkan aliran kas pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang terganggu.

1.3. Rumusan Masalah

Dalam usulan penelitian ini penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang?

2. Bagaimana penyusunan anggaran kas pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang?

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dengan melakukannya penelitian ini, penulis ingin mengetahui pelaksanaan pencatatan laporan arus kas.

1.4.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi, kemudian menganalisa data dan informasi yang berhubungan dengan pinjaman kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang.

1.4.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pinjaman kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang.

2. Untuk mengetahui penyusunan anggaran kas pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang.

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.5.1. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi peningkatan prosedur pemberian kredit, sehingga dapat membantu dalam menentukan keputusan-keputusan perkreditan lebih lanjut.

2. Bagi Penulis

Sebagai bahan perbandingan antara teori yang penulis dapat dari perkuliahan dengan prakteknya di lapangan dan untuk informasi guna melengkapi kemampuan yang penulis miliki serta sebagai salah satu syarat sidang Diploma (D3) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(5)

5 3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi dalam penyediaan tambahan bacaan, dan pengetahuan serta dapat dijadikan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa atau pihak-pihak lain yang mungkin melakukan penelitian dengan tema permasalahan yang sama.

1.5.2. Kegunaan Teoritis

Penulis berharap kajian tentang prosedur pemberian kredit dapat memberikan sumbangan teori bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang akuntansi dan diharapkan dapat memberikan masukkan/ informasi pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang Cimahi.


(6)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Pada dasarnya koperasi merupakan suatu organisasi atau suatu bisnis yang didirikan atas dasar kesepakatan yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Pada umumnya tujuan dari koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya disegala bidang khususnya dibidang perekonomian.

2.1.1 Pengertian Koperasi

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1) tentang Perkoperasian adalah :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

atas asas kekeluargaan.”

Sedangkan pengertian koperasi menurut Rudianto (2009:2) menyatakan bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip- prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meninggkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian

nasional.”

Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis;

b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi;

c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi kepada anggota.

2.2 Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditentukan.

2.2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Azhar Susanto (2010:264) yang dimaksud dengan prosedur adalah:

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

Menurut Mulyadi(2010:5) pengertian prosedur adalah:

"Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang".

2.3 Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth


(7)

7

memperolah kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.

2.3.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit pada Undang-undang Nomor. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) mengalami sedikit perubahan, yang dimaksud dengan kredit adalah sebagai berikut:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.“

2.3.2 Prosedur Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar. Menurut

Thomas Suyatno(2009:69) prosedur pemberian kredit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

a. Permohonan Kredit

b. Penyidikan dan Analisis Kredit c. Keputusan Atas Permohonan Kredit Yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup: 1. Permohonan pengajuan kredit.

2. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

3. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya.

4. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.

b. Penyidikan dan Analisis Kredit

Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan daftar-daftar kredit macet.

3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.

4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.

c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.

2.4 Anggaran Kas

Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).


(8)

8

2.4.1 Pengertian Anggaran Kas

Menurut M. Nafarin (2009:82) menyatakan bahwa :

“Anggaran kas dalam realisasinya disebut laporan arus kas atau laporan sumber

dan belanja kas. Dalam anggaran kas terdapat istilah cash inflow dan cash outflow.”

M. Munandar(2010:311) mendefinisikan anggaran kas sebagai berikut :

“Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun

perubahan yang berupa pengeluaran kas.“

Selanjutnya Munandar (2010:311-312) menjelaskan budget kas mencakup dua sektor yaitu:

1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari: a. Penjualan tunai Barang Jadi yang diproduksikan. b. Penagihan Piutang.

c. Penjualan Aktiva Tetap

d. Penerimaan Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya. 2. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk

biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (Operating), maupun biaya-biaya bukan utama (Non-Operating), seperti, misalnya:

a. Pembelian tunai Bahan Mentah. b. Pembayaran Utang.

c. Pembayaran Upah Tenaga Kerja Langsung. d. Pembayaran Biaya Pabrik Tidak Langsung e. Pembayaran Biaya Administrasi.

f. Pembayaran Biaya Penjualan g. Pembelian Aktiva Tetap

h. Pembayaran Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya pembayaran Biaya Bunga, pembayaran Biaya Sewa, dan sebagainya.

Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa anggaran kas merupakan rencana yang disusun oleh manajemen tentang kas beserta perubahan-perubahannya yaitu tentang kas masuk dan kas keluar yang direncanakan pada akhir periode tertentu.

2.4.2 Pengelompokkan Anggaran Kas

Menurut Gunawan Adi Saputro (2010:74-75) terdapat anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu :

1. Anggaran kas jangka pendek Merupakan alat operasional pengendalian sehari-hari (Tactical Short-term Plan) yang biasanya berupa rencana tahunan, oleh sebab itu anggaran kas jangka pendek sering disebut anggaran tahunan. 2. Anggaran kas jangka panjang Anggaran ini mempunyai jangka waktu lima

tahun sampai sepuluh tahun. Bilamana menyusun rencana jangka panjang (Strategic Long- term Plan), maka jangka waktu anggaran kas jenis ini


(9)

9

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.

Menurut Sugiyono (2013:20) objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah sasaran tentang apa atau siapa yang menjadi objek peneliti untuk mendapatkan suatu data.

Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang Kota Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah rangkaian dari cara/kegiatan pelaksanaan penelitian dan didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang dihadapi.

Menurut Yvonne Agustine (2013:5) metode penelitian adalah :

“Sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian melalui penelitian”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah tata cara yang sistematis untuk menyelidiki bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah metode deskriptif.

Adapun pengertian penelitian metode deskriptif menurut Suharsimi Arikunto (2013:174)

adalah sebagai berikut :

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian metode deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dalam fenomena yang diteliti sesuai fakta yang berhubungan dengan mengumpulkan, menyajikan serta menganalisa data kemudian menarik suatu kesimpulan dari keadaan suatu masalah yang di teliti. Dalam hal ini aktivitas yang dilakukan penulis adalah mempelajari prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang Kota Cimahi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah tersebut.


(10)

10

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan keadaan yang ada diperusahaan.

Menurut Sugiyono (2013:27) menyatakan bahwa :

“Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang

menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder”.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relavan dan referensi lain yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji.

2. Studi Lapangan

Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan : a. Observasi

Menurut Yvonne Agustine (2013:56) menyatakan bahwa :

“Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa panduan pengamatan”.

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa observasi yaitu mengumpulkan data dengan jalan dengan mengadakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Hasil dari observasi dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil keputusan.

Adapun observasi yang penulis lakukan untuk penelitian ini, yaitu dilakukan pada Primer Koperasi Dharmagati Cimahi.

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2013:34) menyatakan bahwa :

“Wawancara merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data yang dapat

dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai”.

Dari pedapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa wawancara yaitu mengadakan tanya jaawab secara langsung dengan yang pihak yang diwawancarai.

Adapun wawancara yang penulis lakukan yaitu dengan Ibu Nina Indriyani selaku anggota dari Unit Simpan Pinjam (USIPA) pada Primer Koperasi Dharmagati Cimahi.

c. Dokumentasi

Menurut Husein Umar (2013:30) menyatakan bahwa :

“Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan”.

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang akan diteliti.

Adapun dokumen yang penulis dapatkan untuk penelitian ini yaitu : Struktur Organisasi, Surat Permohonan Pinjaman, Daftar Pinjaman Anggota, dll.


(11)

11

3.2.2 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Nyoman Dantes (2012:28) data primer yaitu :

“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara yang biasa dilakukan oleh

peneliti”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dan wawancara dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung.

Kemudian menurut Yvonne Agustine (2013:25) data sekunder yaitu :

“Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik

oleh pihak lain”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui pihak kedua yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder

Data primer yang penulis dapatkan yaitu dari bagian keuangan Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang Kota Cimahi. Adapun dokumen yang didapatkan dari sumber data primer dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berkaitan langsung dengan instansi berupa sejarah perkembangan instansi, struktur organisasi, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Adapun data sekunder yang penulis dapatkan yaitu data yang di dapat dari literatur berupa buku seperti Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen, Pengantar Bisnis, Sistem Informasi Manajemen dan buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.


(12)

12

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada point ini penulis akan memaparkan hasil penilitian yang telah penulis lakukan pada Primer Koperasi Dharmagati.

4.1.1 Analisis Deskriptif

Pada point ini penulis akan membahas mengenai analisis prosedur pemberian kredit dan penyusunan anggaran kas pada Primkopad Pusdik Bekang.

4.1.1.1 Prosedur Pemberian Kredit

Seperti instansi lainnya Primer Koperasi Dharmagati pun memiliki prosedur pemberian kredit yang diterapkan bagi anggotanya yang ingin melakukan pinjaman kredit.

Untuk melakukan pinjaman kredit pada koperasi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon peminjam, yaitu :

1. Calon pemohon kredit merupakan anggota Primer Koperasi Dharmagati Pusdik Bekang yang terdaftar (Minimal 3 bulan).

2. Menyatakan sanggup untuk membayarkan anggsuran yang dipotong langsung dari gaji sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Ketentuan yang ada sesuai dengan ketentuan kredit sehingga modal atau kredit yang berasal dari anggota koperasi dapat kembali.

Setelah pemohon pinjaman kredit menyatakan sanggup untuk memenuhi semua syarat yang berlaku maka pemohon kredit harus melalui beberapa prosedur untuk mengajukan kreditnya. Berikut adalah tahapan dari prosedur pinjaman kredit untuk anggota :

1. Anggota diharuskan mengambil dan mengisi surat permohonan pinjaman atau sering disebut dengan blangko.

2. Anggota harus meminta tandatangan dari pimpinannya masing-masing sebagai bukti bahwa pimpinan dari anggota tersebut mengetahui dan menyetujui pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya.

3. Koperasi akan melakukan analisis dari pinjaman anggota yang telah diajukan.

4. Koperasi akan memberitahukan hasil dari analisis yang telah koperasi lakukan. Dan memberikan jawaban dari pinjaman anggota yang telah diajukan

5. Formulir yang telah disetujui oleh kepala koperasi diberikan kepada bendahara koperasi untuk pencairan pinjamannya.

Selanjutnya penulis akan menjelaskan prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Dharmagati melalui penjabaran menurut urutan aktivitas. 1. Prosedur pemberian kredit anggota diawali dengan mengajukan

permohonan pinjaman, dengan memberikan persyaratan kepada bagian administrasi dan jika persyaratan disetujui, maka anggota akan menerima formulir permohonan kredit dari bagian administrasi.

2. Pada tahap awal permohonan mengisi formulir yang diberikan oleh bagian administrasi dan diajukan kembali ke bagian administrasi beserta syarat-syarat pengajuan pinjaman seperti Slip Gaji Anggota

3. Setelah menerima formulir dan persyaratan dari pemohon pinjaman, bagian administrasi memeriksa kelengkapan persyaratan dan membuat pembukuan berdasarkan nomor urut dan tanggal permohonan serta data persyaratan permohonan lainnya. Kemudian data dalam bentuk berkas tersebut diserahkan kepada bagian analisis.

4. Selanjutnya berkas yang telah diserahkan oleh bagian administrasi digunakan oleh bagian analisis untuk membantu dalam penilaian dan mengidentifikasi calon peminjam.

5. Setelah melakukan analisis, bagian analisis akan melaporkan hasil dari analisisnya ke bagian kredit untuk malakukan verifikasi dan seleksi


(13)

13

kelayakan dari berkas-berkas pemohon kredit. Jika hasil verifikasi telah layak untuk diberikan kredit, maka permohonan kredit anggota di tandatangani dan proses selanjutnya diserahkan ke bagian pengurus koperasi.

6. Pada tahap ini Pengurus Koperasi menerima berkas aplikasi pinjaman dari bagian kredit dan memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan kredit. Jika permohonan kredit ditolak maka pengurus mengembalikan berkas berisi permohonan kredit dan persyaratannya ke bagian administrasi untuk dibuat arsip. Dan jika permohonan diterima, maka pengurus mengisi form persetujuan kredit anggota dan menentukan besaran kredit yang diberikan, biaya administrasi, potongan gaji anggota dan menendatangani berkas permohonan kredit. Setelah itu, melakukan konfirmasi pemberian pinjaman ke bendahara untuk melakukan penarikan uang. Uang dan berkas aplikasi pinjaman diserhakan ke bagian administrasi untuk melakukan proses realisasi pemberian kredit.

7. Setelah menerima berkas aplikasi pinjaman dan uang dari pengurus, bagian administrasi membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas peminjam, plafon pinjaman, dan jangka waktu angsuran serta menyimpan data tersebut ke dalam file kredit anggota.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan flowmap dari prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Dharmagati.


(14)

14

4.1.1.2 Penyusunan Anggaran Kas

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang dapat diketahui mengenai pelaksanaan rencana penyusunan anggaran kas atau cash flow plan oleh manajemen koperasi. Adapun penyusunan anggaran kas yang disusun oleh Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi untuk jangka waktu satu tahun (jangka pendek). Rencana penyusunan anggaran kas ini dibuat oleh pengurus koperasi dan ketua unit melalui rapat pengurus yang disahkan melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan harus dapat mempertanggungjawabkan penyusunan anggaran kas ini pada seluruh anggota koperasi.

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran kas pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang adalah pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas. Bentuk anggaran kas pada koperasi terdiri dari sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan koperasi dan pada akhirnya dapat diketahui besar sisa hasil usaha yang didapat oleh koperasi. Pendekatan ini sangat mudah untuk dibuat, serta sangat sesuai jika desertai dengan rencana laba rinci dan digunakan untuk rencana laba tahunan.

Anggaran kas yang terdapat pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang disusun dan dibuat setiap setahun sekali. Pada saat menyusun anggaran kas Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang harus selalu memperhatikan sumber dana yang sangat berpengaruh dalam pembuatan suatu anggaran. Adapun data-data atau informasi yang harus diperhatikan oleh koperasi dalam pembuatan rencana anggaran kas koperasi adalah data anggaran tahun sebelumnya dan realisasi tahun sebelumnya.

Menurut Nina Indriyani Koperasi Dharmagati Pusdikbekang memiliki budget kas yang terdiri dari 2 sektor, yaitu Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas. Berikut budget kas yang dimiliki oleh koperasi :

1. Penerimaan Kas.

a. Penjualan tunai dari barang jadi b. Penagihan Piutang

c. Penjualan Aktiva Tetap d. Penerimaan Lain-lain 2. Pengeluaran Kas.

a. Pembayaran Utang

b. Pembayaran Biaya Administrasi c. Pembelian Aktiva Tetap

d. Pembayaran Lain-lain

Untuk tahapan penyusunan yang dilakukan oleh koperasi menurut Nina Indriyani ada 2 hal yang dilakukan oleh koperasi yaitu :

1. Menghitung Estimasi Pendapatan dan Pengeluaran.

Koperasi menjumlahkan seluruh pendapatan dan pengeluarannya dari rencana operasionalnya untuk kemudian mencari selisih dari jumlah pendapatan dan pengeluaran tersebut untuk mengetahui apakah koperasi mengalami surplus atau defisit.

2. Menyusun Kembali Estimasi Keseluruhan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Setelah Adanya Transaksi

Koperasi menyusun kembali estimasi anggaran kasnya dari keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final.

4.2 Pembahasan

Penulis melakukan kegiatan penelitian di Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi, dalam pelaksanaannya penulis di berikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan prosedur pemberian kredit.

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit

Setelah melakukan observasi langsung pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi, penulis membandingkan antara pelaksanaan pada koperasi dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Suyatno dalam bukunya yang berjudul


(15)

15

Dasar-Dasar Perkreditan. Adapun hasil perbandingan yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Permohonan Kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit, antara lain:

a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia.

b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam pengisian formulir.

c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses.

Pada pelaksanaannya, Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi telah melakukan hal yang sama seperti teori diatas pada proses permohonan kreditnya. Yaitu :

a. Anggota diharuskan mengambil dan mengisi surat permohonan pinjaman atau sering disebut dengan blangko.

b. Anggota harus meminta tandatangan dari pimpinannya masing-masing sebagai bukti bahwa pimpinan dari anggota tersebut mengetahui dan menyetujui pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa proses permohonan yang telah diterapkan oleh koperasi sudah berjalan dengan baik.

2. Evaluasi atau Analisis Kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut, salah satu analisis kredit yang digunakan adalah melakukan

interview pada calon peminjam.

Dalam hal analisis kredit koperasi tidak melakukan interview pada calon peminjam dikarenakan koperasi memiliki cara sendiri dalam menganalisis setiap kredit yang diajukan anggotanya. Adapun analisis yang dilakukan oleh Primer Koperasi Kartika Dharmagati antara lain :

a. Tidak adanya pinjaman yang masih berjalan yang dimiliki oleh anggota, agar tidak terjadi kredit ganda.

b. Melihat dari gaji yang diterima oleh anggota c. Dari riwayat pinjaman anggota sebelumnya

Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam hal analisis kredit yang dilakukan pada koperasi tidak sama dengan apa yang ada dalam teori.

Terlepas dari perbedaan antara teori dan praktek langsung pada koperasi sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas, pengaplikasian dari prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh Primer Koperasi Pusdikbekang telah dilakukan dengan baik, melalui langkah-langkah yang dapat membantu pelaksanaan pemberian kredit serta mengatasi masalah yang timbul khususnya bagi pengurus Unit Simpan Pinjam (USIPA) dalam menyetujui atau tidaknya permohonan kredit yang telah diajukan oleh anggota. Sedangkan yang menjadi ketentuan atau pertimbangan dalam pelaksanaan pemberian kredit anggota yang dilaksanakan dengan ketentuan umum yaitu dengan ditentukannya berdasarkan besar simpanan anggota koperasi dan besarnya gaji anggota tersebut.

Hanya saja dalam menjalankan prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Pusdikbekang masih terdapat kendala yaitu adanya anggota yang melakukan pinjaman lain diluar koperasi (Bank) hal ini mempengaruhi pada pengembalian anggota yang tidak dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya ini dikarenakan gaji anggota sudah dipotong oleh pihak bank sehingga koperasi tidak dapat memotong anggsuran anggota sesuai nominal dari gajinya karena gaji anggota yang terbatas jumlahnya.

Secara tidak langsung hal inilah yang menyebabkan prosedur pemberian kredit pada Primer Koperasi Pusdikbekang dinilai belum efektif karena tidak adanya aturan khusus yang dibuat agar anggota tidak melakukan


(16)

16

pinjaman lain diluar koperasi. Hal ini dinilai penting agar masalah pinjaman anggota yang tidak dapat selesai tepat pada waktunya dapat diminimalisir. 3. Keputusan Pinjaman

a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus koperasi.

b. Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:

i. Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus kelompok.

ii. Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat:

i. Jumlah pinjaman yang di setujui ii. Penggunaan pinjaman

iii. Besarnya bunga pinjaman iv. Tanggal jatuh tempo pinjaman

v. Jaminan pinjaman

d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan pinjam koperasi yang bersangkutan.

Pada proses pengambilan keputusan pinjaman koperasi mengambil keputusan yang didasari dari beberapa hal seperti :

i. Hasil analisis kredit yang telah dilakukan oleh bagian analisis kredit.

ii. Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui pada proses pengambilan keputusan pinjaman antara teori dengan pelaksanaan yang telah dilakukan oleh koperasi sudah sama. Sehingga dapat dikatakan proses pengambilan pada koperasi sudah dilakukan dengan benar.

4. Perjanjian Pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

a. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit di cairkan.

b. Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.

c. Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.

d. Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi .

e. Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi. f. Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.

Perjanjian kredit pada Primer Koperasi Dharmagati berisi hal-hal sebagai berikut :

a. Calon peminjam menyetujui semua aturan yang berlaku pada pinjaman kreditnya.

b. Penandatanganan perjanjian dilakukan di kantor koperasi. c. Surat perjanjian yang asli disimpan oleh pihak koperasi. d. Copy dari surat pinjaman disimpan oleh anggota.

Dalam hal perjanjian pinjaman yang telah dilakukan oleh koperasi telah dilakukan sesuai dengan apa yang ada dalam teori diatas. Sehingga dapat dikatakan proses perjanjian pinjaman pada koperasi sudah dilakukan dengan benar.

5. Pencairan Pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-ketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir


(17)

17

sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Setelah penulis membandingkan proses pencairan pinjaman antara teori dengan pengaplikasian yang dilakukan pada koperasi penulis tidak menemukan adanya perbedaan. Sehingga dapat dikatakan proses pencairan pinjaman pada koperasi sudah sesuai dengan teori.

4.2.2 Penyusunan Anggaran Kas

Setelah penulis melakukan pengamatan pada penyusunan anggaran kas yang disusun oleh Primer Koperasi Dharmagati, penulis akan memaparkan hasil dari pengamatan mengenai penyusunan anggaran kas yang telah penulis lakukan selama penelitian berlangsung.

Ada 2 point yang akan penulis bahas dan bandingkan mengenai penyusunan anggaran kas menurut teori yang berlaku umum dengan apa yang telah disusun oleh Primer Koperasi Dharmagati, yaitu :

1. Budget Kas

Menurut Munandar dalam bukunya Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Membagikan budget kas menjadi 2, yaitu :

a. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari: i. Penjualan tunai Barang Jadi yang diproduksikan. ii. Penagihan Piutang.

iii. Penjualan Aktiva Tetap

iv. Penerimaan Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.

Pada Koperasi Dharmagati Sektor Penerimaan Kas yang koperasi dapatkan berasal dari :

i. Penjualan tunai dari barang jadi

Primer Koperasi Dharmagati memiliki minimarket sendiri yang menjual barang jadi berupa barang primer dan barang sekunder. ii. Penagihan Piutang

Koperasi mendapatkan penerimaan kas dari piutang, piutang yang diperoleh dari koperasi berasal dari pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya baik pinjaman barang maupun pinjaman uang.

iii. Penjualan Aktiva Tetap

Dari pos penjualan aktiva tetap koperasi tidak mendapatkan penerimaan kas dari sektor ini dikarenakan pada periode sebelumnya koperasi tidak melakukan penjualan aktiva tetap. iv. Penerimaan Lain-lain

Koperasi mendapatkan penerimaan kas dari penerimaan lain yang berupa deviden dari Mayora dan Puskopdit.

b. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (Operating), maupun biaya-biaya bukan utama (Non-Operating), seperti, misalnya:

i. Pembayaran Utang.

j. Pembayaran Biaya Administrasi. k. Pembayaran Biaya Penjualan l. Pembelian Aktiva Tetap

m. Pembayaran Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya pembayaran Biaya Bunga, pembayaran Biaya Sewa, dan sebagainya.

Pada Koperasi Dharmagati Sektor Penerimaan Kas yang koperasi dapatkan berasal dari :


(18)

18 i. Pembayaran Utang

Untuk pembayaran hutang koperasi memiliki hutang barang berupa barang primer dan barang sekunder.

ii. Pembayaran Biaya Administrasi

Koperasi memiliki kewajiban biaya administrasi seperti : biaya RAT, biaya dinas, biaya pajak dll.

iii. Pembelian Aktiva Tetap

Untuk point ini koperasi tidak melakukan pembelian aktiva tetap. iv. Pembayaran Lain-lain

Koperasi memiliki pembayaran lain-lain berupa biaya bunga tabungan, seperti : biaya bunga pinjaman dan biaya tabungan KSP.


(19)

19

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dalam pelaksanaan pemberian kredit pada Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang memiliki prosedur sebagai berikut : Pada tahap 1 anggota mengisi formulir pengajuan pinjaman kredit. Setelah itu bagian analisis pada koperasi melakukan analisis atas pengajuan pinjaman kredit yang diajukan anggota, jika pinjaman anggota disetujui oleh koperasi yang didasari dari hasil analisis yang telah dilakukan maka koperasi memberikan uang pinjaman yang diajukan oleh anggota. Secara umum prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh Primer Koperasi Dharmagati Cimahi sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hanya saja terdapat 1 perbedaan dengan prosedur yang telah dikemukakan oleh Thomas Suyatno dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Perkreditan yaitu tidak adanya wawancara pada tahap analisis pada Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi.

2. Pada penyusunan anggaran kas pada Primer Koperasi Dharmagati Cimahi dapat diketahui bahwa penyusunan anggaran kas yang disusun untuk jangka waktu satu tahun (jangka pendek). Adapun pendekatan yang digunakan dalam anggaran kas oleh Primer Koperasi Dharmagati Cimahi adalah pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas. Penyusunan anggaran kas pada Primer Koperasi Dharmagati Cimahi sudah baik. Hal ini dikarenakan praktek yang dilakukan oleh koperasi sudah sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Munandar dalam bukunya Budgeting Perencanaan Kerja, dan buku dari Jajak Herawati, Sunarto yang berjudul Anggaran Perusahaan.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis akan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang dalam prosedur pemberian kredit. Penulis mengharapkan dengan saran yang penulis berikan dapat meningkatkan kinerja dan menciptakan kondisi dan situasi yang lebih baik dari keadaan yang sudah ada untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dari sekarang dan sebelumnya yaitu:

1. Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang dalam menjalankan prosedur pemberian kredit sebaiknya memberi sanksi yang tegas berupa denda kepada anggota yang melakukan pinjaman kredit di koperasi dan di badan keuangan lainnya agar keterlambatan dalam pengembalian pinjaman di koperasi dapat diminimalisir.

2. Sebaiknya pengurus Primer Koperasi Kartika Dharmagati Pusdikbekang mempertahankan penyusunan anggaran kasnya dikarenakan apa yang telah dilakukan oleh koperasi sudah sesuai dengan teori yang ada.


(20)

20

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2010. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya

Ekawarna. 2010. Manajemen Badan Usaha dan Koperasi. Jakarta : Gaung Persada Gunawan Adi Saputro. 2010. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali Irma Nilasari & Sri Wiludjeng. 2010. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu

Iwan Satibi. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Tesis & Disertasi. Bandung : Ceplas Jajak Herawati & Sunarto. 2011. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : AMUS

Jonathan Sarwono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Juliansyah Noor. 2012. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,

Cetakan Kedua. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GRUP

Lilis Puspitawati & Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

M.Nafarin. 2010. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat. M. Tohar. 2010. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta : Kanisius.

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : Salemba Empat M. Munandar. 2010. Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan

Kerja. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Nyoman Dantes. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : CV Andi OFFSET

P. Joko Subagy. 2011. Metode Penelitian DalamTeori dan Praktek. Bandung : Rineka Cipta

Purwatiningsih & Maudy Warou. 2010. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Jakarta : Salemba Empat.

Rudianto. 2009. Akuntansi Koperasi. Jakarta : Grafindo

Sri Djatnika. 2012. Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu Sofyan Syafri Harahap. 2010. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi. Bandung:Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Supriyati. 2011. Metodologi Penelitian, Cetakan Pertama. Bandung : LABKAT UNIKOM Thomas Suyatno. 2009. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Lina Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah .

Jakarta:.Genesis.

Yvonne Agustine. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta : Dian Rakyat _______. 2002. Undang-undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992. Jakarta : CV. Mini


(21)

21

LAMPIRAN

Lampiran 5 Rekapitulasi Permohonan Pinjaman Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang


(22)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Pada dasarnya koperasi merupakan suatu organisasi atau suatu bisnis yang didirikan atas dasar kesepakatan yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Pada umumnya tujuan dari koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya disegala bidang khususnya dibidang perekonomian.

2.1.1 Pengertian Koperasi

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1) tentang Perkoperasian adalah :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”

Sedangkan pengertian koperasi menurut (Rudianto : 2009 : 2) menyatakan bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip- prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meninggkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.”

Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara


(23)

9

bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis;

b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak

untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi;

c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi kepada anggota.

2.1.2 Jenis-Jenis Koperasi

Menurut ketentuan Pasal 16 UU No.25 Tahun 1992 (2005:56) Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya yaitu :

1. Koperasi Simpan Pinjam 2. Koperasi Konsumen 3. Koperasi Produsen 4. Koperasi Pemasaran 5. Koperasi Jasa

Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :

1. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.


(24)

10

2. Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi. 3. Koperasi Produsen

Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

4. Koperasi Pemasaran

Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

5. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

Menurut Jochen Ropke dan diterjemahkan Sri Djatnika, jenis koperasi terbagi menjadi:

1. Koperasi Pembelian

Jika para pemilik dan pelanggan (pembeli jasa atau pelayanan dari suatu organisasi) adalah orang yang sama.

2. Koperasi Konsumen

Jika produk yang dibeli dari suatu badan usaha merupakan barang konsumen akhir dan konsumen berasal dari orang-orang yang sama dengan pemilik badan usahanya.


(25)

11

3. Koperasi Pemasaran

Koperasi yang para anggotanya menjual produk dari usahanya sendiri,

4. Koperasi Produksi

Suatu badan usaha yang dimiliki oleh para karyawan atau produksinya (koperasi produsen),

5. Koperasi Jasa

Diorganisir untuk dapat melayani para anggotanya dengan pelayanan yang lebih meningkat. Karena para pengguna jasa badan usaha bertindak sebagai konsumen, koperasi jasa dapat dianggap sebagai sebuah subtipe dari koperasi pembelian.

6. Koperasi Serba Usaha

Tipe-tipe berbagai koperasi dapat dikombinasikan ke dalam atau menjadi suatu koperasi multipurpose.

7. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi yang menerima simpanan-simpanan dan deposito dari para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggota yang sama. Jadi kesimpulanya jenis-jenis koperasi dapat disimpulkan dari jenis usaha dan fungsinya seperti simpan pinjam, konsumsi, jasa, produksi dan pemasaran atau serba usaha.


(26)

12

2.1.3 Tujuan Koperasi

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan koperasi Indonesia adalah “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

2.2

Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditentukan.

2.2.1 Pengertian Prosedur

Menurut (Azhar Susanto : 2010 : 264) yang dimaksud dengan prosedur adalah:

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

Menurut (Mulyadi : 2010 : 5) pengertian prosedur adalah:

"Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang".


(27)

13

2.2.2 Karakteristik Prosedur

Karakteristik prosedur yang dikemukakan oleh (Mulyadi : 2010 : 6) diantaranya sebagai berikut:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional organisasinya dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Hal ini akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Semakin baik prosedur itu dijalankan semakin menunjang pula prosedur itu dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik, dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisai dalam menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan seragam. Maksudnya adalah, prosedur


(28)

14

terdiri dari daftar urutan yang tertata tahap demi tahap dan sederhana dan mudah dimengerti untuk pengguna prosedur tersebut.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung

jawab.

Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk menjalankan prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing. Maksudnya adalah, dalam prosedur sudah dapat pembagian tanggung jawab dari fungsi-fungsi terkait beserta denga penetapan keputusan.

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh pelaksana kecil kemugkinan akan terjadi. Hal ini menyebabkan ketetpatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi dapat terlaksana dengan cepat. Maksudnya adalah, dengan penggunaan prosedur semua kegiatan yang termasuk ke dalam bagian prosedur dalam pencapaian tujuan organisasi lebih efektif dan efesien dan meminimalisir hambatan-hambatan yang dapat memperlambat pencapaian tujuan organisasi.


(29)

15

Jadi menurut penjelasan yang sudah dijelaskan di atas, dapat di simpulkan bahwa karakteristik prosedur dapat menunjang tercapainya tujuan dan menciptakan pengawasan. Prosedur dapat menunjukkan urutan-urutan yang logis serta menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. Sehingga dapat dikatakan prosedur memiliki karakter yang melekat yaitu alat untuk mepermudah suatu kegiatan.

2.2.3 Manfaat Prosedur

Menurut (Mulyadi : 2010 : 6) beberapa manfaat dengan adanya prosedur adalah :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan di

masa yang akan datang.

Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak berhasil. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan prosedur, itu akan memudahkan kita dalam melakukan kegiatan tahap demi tahap untuk kelangsungan kegiatan tersebut yang terjadi berulang-ulang agar lebih terarah dan konsisten.

2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,

sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja.


(30)

16

Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para pelaksana tidak perlu melakukan pekerjaan secara berulang-ulang dan melakukan pelaksanaan kegiatan secara teratur dan rutin. Sehingga para pelaksana dapat melaksanakan kegiatannya secara sederhana dan hanya mengerjakan pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya.

Dalam penggunaan prosedur itu terdapat penentuan keputusan dan pembagian tanggung jawab terhadap fungsi-fungsi yang terkait, sehingga tiap-tiap fungsi hanya mengerjakan sesuai dengan pembagian tanggung jawab tersebut.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dapat dipatuhi oleh semua pihak yang terkait.

Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu, program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana. Suatu program kerja yang jelas yang dapat dipatuhi oleh pihak terkait itu karena adanya prosedur yang merupakan tahapan-tahapan yang harus di lakukan dengan benar dan dengan fungsi yang terkait agar ada kestabilan dalam melakukan kegiatan dapat dilakukan dengan mudah dan jelas.


(31)

17

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif.

Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu, program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan prosedur itu dapat meminimalisir biaya dalam pengerjaannya dan waktu yang dibutuhkan akan lebih sedikit bila dibandingkan jika kita tidak menggunakan prosedur.

5. Dapat menyederhanakan pelaksanaan dalam pengambilan keputusan.

Biasanya suatu organisasi atau perusahaan membutuhkan cara yang efektif dan efesien dalam pengambilan keputusan, prosedur memiliki karakter yang dapat menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab, maka prosedur akan menyederhanakan pelaksanaa dalam pengambilan keputusan.

Jadi prosedur mempunyai beberapa manfaat untuk mempermudah langkah-langkah kegiatan, mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin, menjadi petunjuk yang harus dipatuhi, membantu meningkatkan produktivitas kerja serta mencegah terjadinya penyimpangan. Dari beberapa manfaat prosedur diatas, tentu akan dapat dirasakan oleh penggunannya apabila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh tagging jawab


(32)

18

2.2.4 Tujuan Prosedur

Menurut (Mulyadi : 2010 : 8) menyatakan bahwa :

“Prosedur merupakan bagian dari sistem yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sehingga perusahaan bisa menjalankan aktifitasnya sesuai dengan ketentuan yang telah ada, maka kegiatan pokok perusahaan bisa berjalan efisien dan efektif”.

Tujuan dari suatu tindakan merupakan hal utama yang harus ada agar pencapaian target dari tindakan tersebut lebih jelas. Tujuan daripada suatu tindakan tidaklah selalu mudah untuk dicapai, karena dalam proses pencapaiannya pasti menemui hambatan, namun tujuan tertentu itu dapat diperoleh apabila ada alur kerja yang jelas, dan tersusun dengan baik. Hal ini berarti prosedur juga harus memiliki tujuan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

Dalam penyusunan prosedur harus menemui beberapa tujuan utama yang harus dikembangkan dengan baik, antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. Suatu prosedur dibentuk salah satunya adalah untuk menyediakan informasi untuk memberikan kemudahan pengelola kegiatan usaha yang baru.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada, mutu, ketetapan penyajian, maupun struktur informasi.

Dengan adanya informasi maka pengelola tersebut dapat menganalisis dan dapat memperbaiki sistem yang ada agar ada perbaikan yang lebih baik lagi.


(33)

19

3. Untuk mempebaiki pengendalian dan pengecekan intern, yaitu memperbaiki tingkatan keandalan informasi, dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

2.3 Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan

(truth atau faith), maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka

berarti mereka memperolah kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.

2.3.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit pada Undang-undang Nomor. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) mengalami sedikit perubahan, yang dimaksud dengan kredit adalah sebagai berikut:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.“

2.3.2 Prosedur Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar. Menurut (Thomas Suyatno : 2009 : 69) prosedur pemberian kredit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

a. Permohonan Kredit


(34)

20

c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

Yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup: 1. Permohonan pengajuan kredit.

2. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

3. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya.

4. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.

Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:

1. Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangi secara lengkap dan

sah.

2. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah

3. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.

b. Penyidikan dan Analisis Kredit

Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi:


(35)

21

2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan daftar-daftar-daftar-daftar kredit macet.

3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh. 4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah

dilaksanakan.

Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,

baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian

kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah. Bank perlu mengadakan penelitian yang semestinya atas kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum mengadakan analisis-analisis yang ditentukan. Hal ini untuk mencegah kesimpulan yang kurang tepat serta memperlambat pengambilan keputusan.

Penelitian dan Penilaian Barang-barang Jaminan Tambahan. Pada tempatnyalah bila jaminan-jaminan tambahan yang ditawarkan/pada saat pertama kalinya akan dijaminkan, mendapatkan pemeriksaan yang semestinya dari pejabat bank. Dalam penyajian


(36)

22

datanya kepada pejabat yang berhak memutuskan, petugas kredit sudah harus “mensortir” jenis-jenis barang yang dapat diikat sebagai jaminan secara juridis-perfect saja.

Di samping jenis/nama barang, jumlah maupun harga transaksi dari masing-masing jaminan, menurut penilaian petugas kredit sendiri harus jelas-jelas disebutkan mengenai status pemilikan atas barang-barang tersebut. Untuk usul-usul kredit modal kerja, petugas kredit harus melakukan analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar menetapkan jumlah kredit yang akan diberikan dengan menggunakan beberapa pendekatan, antar lain:

1. Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan dan lain-lain usaha yang

kegiatan perputaran modalnya berjalan terus-menerus secara tetap

(constan) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta kemampuan

pemasarannya, perhitungan modal kerja dapat menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah ratio/hari atasactivity rati’s dari angka- angka neraca dan daftar rugi / laba nasabah yang sudah dinilai kewajarannya dalam bentuk analisis kebutuhan modal kerja dan proyeksi kebutuhan modal kerja.

2. Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi (bridging

finance) dan lain-lain kredit uang bersifat transaksional, hendaknya

menggunakan pendekatan berupa cash flow projection . Pendekatan ini di samping dipakai untuk mengukur berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga untuk mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan.


(37)

23

c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.

Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis (disposisi-disposisi) Sedangkan menurut (M.Tohar : 2010 : 107-111) urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah sebagai berikut:

1. Permohonan kredit

2. Evaluasi atau analisis kredit 3. Keputusan pinjaman

4. Perjanjian pinjaman 5. Pencairan pinjaman.

Yang dijelaskan dalam uraian dibawah ini : 1. Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit, antara lain:

a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir

permohonan pinjaman yang telah tersedia.

b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon

dalam pengisian formulir.


(38)

24

2. Evaluasi atau Analisis Kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut: a. Melakukan interview pada calon peminjam Tujuan dari

interview atau tanya jawab ini adalah:

i. Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya.

ii. Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.

iii. Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari

calon peminjam.

iv. Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.

b. Melaksanakan survey

Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang:

i. Reputasi dan kondisi calon peminjam

ii. Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini.


(39)

25

c. Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana perkembangannya.

3. Keputusan Pinjaman

a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus koperasi.

b. Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan

mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut: i. Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi

dari pengurus kelompok.

ii. Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat:

i. Jumlah pinjaman yang di setujui ii. Penggunaan pinjaman

iii. Besarnya bunga pinjaman iv. Tanggal jatuh tempo pinjaman

v. Jaminan pinjaman

d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani

manager simpan pinjam koperasi yang bersangkutan. 4. Perjanjian Pinjaman


(40)

26

i. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit di cairkan.

ii. Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan

setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi. iii. Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.

iv. Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi . v. Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor

koperasi.

vi. Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam. 5. Pencairan Pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-ketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

Jadi Prosedur peminjaman kredit pada koperasi adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai


(41)

27

dengan pencairan dana kredit. Manfaat prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.

2.4 Anggaran Kas

Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).

2.4.1

Pengertian Anggaran Kas

Menurut (M. Nafarin : 2009 : 82) menyatakan bahwa :

“Anggaran kas dalam realisasinya disebut laporan arus kas atau laporan sumber dan belanja kas. Dalam anggaran kas terdapat istilah cash inflow

dan cash outflow.”

(M. Munandar : 2010 : 311) mendefinisikan anggaran kas sebagai berikut :

“Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.“

Selanjutnya (Munandar : 2010 : 311-312) menjelaskan budget kas mencakup dua sektor yaitu:

1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari: a. Penjualan tunai Barang Jadi yang diproduksikan. b. Penagihan Piutang.


(42)

28

d. Penerimaan Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.

2. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (Operating), maupun biaya-biaya bukan utama (Non-Operating), seperti, misalnya:

a. Pembelian tunai Bahan Mentah. b. Pembayaran Utang.

c. Pembayaran Upah Tenaga Kerja Langsung. d. Pembayaran Biaya Pabrik Tidak Langsung e. Pembayaran Biaya Administrasi.

f. Pembayaran Biaya Penjualan g. Pembelian Aktiva Tetap

h. Pembayaran Lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya pembayaran Biaya Bunga, pembayaran Biaya Sewa, dan sebagainya.

Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa anggaran kas merupakan rencana yang disusun oleh manajemen tentang kas beserta perubahan-perubahannya yaitu tentang kas masuk dan kas keluar yang direncanakan pada akhir periode tertentu.

Bagi manajer keuangan, anggaran kas memberikan kerangka untuk menilai dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas masa sekarang dan merupakan suatu tinjauan tentang pola arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.


(43)

29

Dalam usaha untuk mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas, jika anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan biaya, manajer keuangan masih mempunyai cukup waktu untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka mengatasi pembiayaan di masa yang akan datang.

2.4.2 Pengelompokkan Anggaran Kas

Menurut (Gunawan Adi Saputro : 2010 :74-75) terdapat anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu :

1. Anggaran kas jangka pendek Merupakan alat operasional pengendalian sehari-hari (Tactical Short-term Plan) yang biasanya berupa rencana tahunan, oleh sebab itu anggaran kas jangka pendek sering disebut anggaran tahunan.

2. Anggaran kas jangka panjang Anggaran ini mempunyai jangka waktu lima tahun sampai sepuluh tahun. Bilamana menyusun rencana jangka panjang (Strategic Long- term Plan), maka jangka waktu anggaran kas jenis ini disesuaikan dari rencana tahapan jangka panjang tersebut “.

2.4.3 Metode Penyusunan Anggaran Kas

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menyusun anggaran kas antara lain: 1. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Sumber peneriman kas muncul dari transaksi simpan pinjam (bila koperasi simpan pinjam), penjualan barang, pengumpulan piutang dan penjualan wesel, bunga yang diterima,investasi penjualan aktiva tetap, dan penghasilan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kas muncul dari


(44)

30

biaya operasional, pembayaran tunai, misalnya pembelian bahan baku, upah kerja, biaya-biaya tunai, pembelian aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan. Pendekatan ini didasarkan pada analisa peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar dari anggarn-anggaran penjualan, biaya, dan pengeluaran untuk penambahan barang modal. Pendekatan ini sangat mudah untuk dibuat, serta sangat sesuai jika disertai dengan rencana laba rinci. Pendekatan ini sering digunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan.

2. Pendekatan Akuntansi Keuangan

Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan. Pada dasarnya, laba bersih yang direncanakan diubah dari dasar aktual menjadi dasar kas. Artinya, disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja bukan kas seperti persediaan, piutang, biaya yang dibayar dimuka aktual dan persediaan penundaan (defferal). Selanjutnya sumber kas yang lainnya dari kebutuhan kas yang lainnya dicari. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus uang yang masuk dan keluar, Pendekatan ini digunakan oleh koperasi yang periode anggarannya panjang.


(45)

31

Menurut (Jajak Herawati, Sunarto : 2011 : 112-119) Tahap-tahap penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:

1. Menghitung estimasi pendapatan dan pengeluaran kas menurut rencana

operasional koperasi. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi operasional (operating transaction). Pada tahap ini dapat diketahui adanya surplus atau defisit karena operasi koperasi.

2. Menyusun estimasi atau perkiraan kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk menutupi defisit kas karena rencana operasional koperasi.

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran

kas setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

2.4.4 Bentuk Anggaran Kas

Menurut (Jajak Herawati, Sunarto : 2011 : 221-224) anggaran kas tidak memiliki standar tertentu. Masing-masing badan usaha dalam hal ini koperasi bebas menentukan bentuk serta format anggaran kas yang diinginkan sesuai dengan keadaan koperasinya. Karena pada umumnya anggaran kas mencakup dua perkiraan saja, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. Maka bentuk anggaran kas harus membuat informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas. Berikut ini adalah contoh sebuah tabel anggaran kas pada Koperasi X.


(46)

32

Tabel 2.1

Koperasi X Anggaran Kas

Selama 3 Bulan Pertama Tahun 2013

Uraian Januari Februari Maret

1. Pendapatan

A. Unit Simpan Pinjam B. Unit Jasa dan Perdagangan

Jasa perluasan usaha Jasa lain-lain

C. Bunga Bank D. Lain-lain

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

TOTAL PENDAPATAN xxxx xxxx xxxx

II. Beban Usaha

A. Beban Operasional Pengurus dan karyawan Unit jasa dan perdagangan Unit simpan pinjam anggota Kerjasama perluasan usaha B. Biaya piutang tak tertagih C. Beban RAT

D. Honor pengurus dan karyawan E. Pajak penghasilan

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

TOTAL BEBAN USAHA xxxx xxxx xxxx

SISA HASIL USAHA xxxx xxxx xxxx


(47)

33

2.4.5 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Tujuan penyusunan anggaran kas menurut Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon dalam (Purwatiningsih dan Maudy Warou : 2010 : 378), antara lain untuk :

1. Memberikan taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan.

2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya.

3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan atau kelebihan kas menganggur untuk investasi.

4. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, investasi, hutang.

5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.

Sementara menurut (Maryono S. U dan D. Agus Harjito : 2010 : 212) tujuan anggaran kas adalah :

1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan baik periode bulanan maupun tahunan. 2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada

periode tertentu.

3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan atau defisit yang terjadi, yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

4. Menentukan besarnya kas untu pembayaran hutang dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya yang harus dibayar.

Dengan demikian perencanaan anggaran kas akan menunjukkan :

1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi atau 2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi yaitu untuk menanamkan


(48)

34

2.4.6 Manfaat Penyusunan Anggaran Kas

Anggaran kas memiliki manfaat pokok antara lain sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja atau dapat diuraikan lebih jelas menurut (Munandar : 2010 : 10), yaitu :

a. Sebagai Pedoman Kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. b. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja Anggaran befungsi sebagai alat

untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

c. Sebagai Alat Pengawasan Kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolok

ukur, sebagai alat pembanding, untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang terutang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (budget) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat “.


(49)

35

Menurut (Sofyan Syafri Harahap : 2010 : 177) terdapat banyak manfaat yang diperoleh dari anggaran kas, yaitu :

a. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,

mengontrol arus kas keluar perusahaan yang lalu maupun proyeksi pada masa datang.

b. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas

bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang datang.

c. Mengajukan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

d. Menilai perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan di masa yang

akan datang.

e. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih akuntansi dikaitkan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas.

f. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

g. Melihat kegiatan kas yang menonjol di dalam perusahaan.

Dengan adanya anggaran kas juga perusahaan akan dapat mengetahui kapan perusahaan sedang mengalami defisit atau surplus kas sebagai akibat dari operasi perusahaan, mengetahui kelebihan atau kekurangan kas yang sedang terjadi pada kas perusahaan, mengetahui kemana seharusnya perusahaan mencari pinjaman jika memang perusahaan sedang membutuhkan dana, mengetahui tersedianya kas yang menganggur untuk investasi, dapat menetapkan dasar perkreditan yang sehat untuk


(1)

iii

KATA PENGANTAR

ا ِمــــــــــــــــــْسِب

ِﷲ

مي ِحّراا ِنَمْحّرلا

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PRIMER KOPERASI DHARMAGATI PUSDIKBEKANG CIMAHI”. Penyusunan tugas akhir ini ditujukan sebagai persyaratan dalam menempuh ujian sidang di fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Selama penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari pihak-pihak di lingkungan kampus, yang berupa arahan dan bimbingan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Program studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.


(2)

iv

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Ely Suhayati, SE., Ak., M.Si. Ca, selaku Dosen Wali kelas AK-5. 5. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom, selaku Dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukkan serta saran dalam menyelesaikan tugas akhir.

6. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya dalam sidang tugas akhir.

7. Seluruh Dosen tetap maupun Dosen tidak tetap Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu Pengetahuan kepada penulis.

8. Seluruh Staf-staf dan Karyawan Program Studi Akuntansi yang telah memberikan pelayanan dan informasi.

9. Ibu Nina Indriyani selaku staf di Primer Koperasi Dharmagati Pusdikbekang Cimahi yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis. 10.Orang tua tercinta, mama terimakasih untuk semua kasih sayang, doa,

nasihat dan semua pengorbanan serta dukungan yang telah diberikan selama ini. Semoga penulis dapat menjadi orang yang berguna dan membanggakan bagi keluarga.

11.Semua saudara/i ku tercinta Zairul Faiter, Fifi Nofita, Hana Aviana Chaerunnisa, Muhammad Fikri Salimulhadi, Muhammad Ilham Nur Faa’iz, Annisa Nurhalimatuzzahra, Najwa Nayla Nurhaliza, Muhammad Raihan Fathurrahman, Muhammad Rifki Ar Rachmy, Lathiva Ghaida Fachrunnisa dan Muhammad Rizal Fauzi. Terimakasih untuk semua motivasi yang tersirat di dalam semua canda dan tawa kalian.


(3)

v

12.Sahabat-sahabat seperjuangan penulis selama kuliah, Bintoro, Gian, Febri, Chika, Vera, Tiara, Gita, Saftaji, teman 3 AK-5 dan seluruh teman-teman angkatan 2011.

13.Risma Deviana yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan bantuannya selama 5 tahun ini.

14.Semua orang yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan semua pihak yang membaca pada umumnya. Akhir kata penulis panjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan dan doa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang bersifat ganda.

“Amien Ya Robbal Alamin”

Bandung, Agustus 2014

Penulis

Delyan Fahrizal Sadia NIM: 21311013


(4)

(5)

(6)