Aplikasi Laporan Data Clien di Balai Permasyarakatan Kelas I Bandung berbasis Client Server

(1)

PERMASYARAKATAN

KELAS I BANDUNG BERBASIS DESTOP

KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika FakultasTeknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

PENSIUS P MUNTHE

10107296

PROGRAM STUDI TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

A. Data Pribadi

Nama Lengkap : Pensius Pandapotan Munthe Nama Panggilan : Munthe

Tempat, tanggal lahir : Medan, 05 Nopember 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Kristen

Alamat : Sekeloa selatan No. 24A/152C RT/RW 5/7 , Coblong Bandung 40134

HP : 081370022237

Email : pensius@yahoo.com

Hobby : Olahraga

Cita-cita : Bekerja sesuai bidang yang di ingini.

Motto Hidup : Takut akan TUHAN adalah awal permulaan pengetahuan

B. Pendidikan Formal

1995–2001 : SD Kristen GKST Merek Kab.Tanah Karo Sumatra Utara 2001–2004 : SMPN 2 Merek Kab.Tanah Karo Sumatra Utara

2004–2007 : SMA St.Thomas 2 Medan Sumatra Utara 2007 - sekarang : Universitas Komputer Indonesia

C. Pendidikan Informal

2003 : Kursus Microsoft Word & Excel 2000 LPK Indobastem Morowali 2010 : Kursus Bahasa Inggris EF2 Bandung

D. Kemampuan Komputer 1. Perangkat Lunak

Perangkat Lunak Tingkat Kemampuan

Beginner Intermediate Expert

Ms. Office Word

Ms. Oficce Exel

Ms. Office PowerPoint  Ms. Office Publisher

Delphi7

Dreamweaver 


(3)

Bahasa Pemrograman Tingkat Kemampuan

Beginner Intermediate Expert

SQL 

Pascal

C/C++ 

PHP

Java 

3. Perangkat Keras

Perangkat Keras Tingkat Kemampuan

Beginner Intermediate Expert

RJ-45

E. Riwayat Pekerjaan

-F. Riwayat Organisasi

2005–2006 : Anggota Seksi Kepemimpinan & Demokrasi OSIS SMAN 1 Kolonodale

2006–2007 : Wakil Ketua Gerakan Pramuka St.Thomas 2 Medan (Gudep 001/002)

2007 - 2008 : Anggota Seksi Usaha Dana KMK UNIKOM 2008 - 2009 : Kepala Sub minat dan bakat KMK UNIKOM

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Bandung, 17 Januari 2013


(4)

ii LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR SIMBOL ... ii

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...16

I.1 Latar Belakang ...16

I.2 Perumusan Masalah...16

I.3 Maksud dan Tujuan ...17

I.4 Batasan Masalah...18

I.5 Metodologi Penelitian ...19

I.5.1 Tahap Pengumpulan Data ...19

I.5.2 Tahap Pengembangan Perangkat Lunak...20

I.6 Sistematika Penulisan...22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...24

II.1 Profil Tempat Kerja Praktek Bapas Kelas I Bandung ...24


(5)

iii

II.1.3 Visi Dan Misi ...27

II.1.3.1 Visi ...27

II.1.3.2 Misi...27

II.1.4 Pengertian Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi...28

II.1.4.1 Pengertian ...28

II.1.4.2 Kedudukan ...28

II.1.4.3 Tugas Pokok ...28

II.1.4.4 Fungsi ...28

II.1.5 Wilayah Kerja ...30

II.1.6 Susunan Organisasi ...32

II.1.7 PembimbingMasyarakat...32

II.1.8 Pembimbing ...34

II.1.9 Bentuk Bimbingan...35

II.1.10 Pembimbingan Klien...36

II.1.11 Tujuan Pembimbingan ...36

II.1.12 Penelitian Kemasyarakatan ...37

II.1.13 Keikut Sertaan Dalam Persidangan...38

II.1.14 Peningkatan Kemampuan BK ...38

II.1.15 Jaringan Kerja (Network)...38


(6)

iv

II.2 Landasan Teori ...41

II.2.1 Pengertian Sistem ...41

II.2.2 Pengertian Informasi ...41

II.2.3 Pengertian Sistem Informasi ...42

II.2.4 Kualitas Informasi ...42

II.2.5 Siklus Informasi ...43

II.2.6Database...46

II.2.7 Metode Pengembangan Sistem ...48

II.2.8 Metode Analisis...52

II.2.9 Jaringan Komputer ...55

II.2.10 Konsep SistemClient-Server...62

II.2.11 MySQL...64

II.2.12 Pengenalan Borland Delphi...65

BAB III PEMBAHASAN...69

III.1 Jadwal Kerja Praktek...69

III.2 Posisi Unit Kerja ...69

III.3 Deskripsi Global Perangkat Lunak...70

AAIII.3.1 Perspektif Produk ...70

III.3.2 Fungsi Produk ...70

III.3.3 Karakteristik Pengguna ...71


(7)

v

III.4 Deskripsi Rinci Kebutuhan ...72

III.4.1 Kebutuhan antarmuka eksternal...72

III.4.1.1 Antarmuka Pemakai ...72

III.4.1.2 Antarmuka Perangkat Keras...73

III.4.1.3 Antarmuka Perangkat Lunak...73

III.4.2 Kebutuhan Fungsional ...73

III.4.2.1 Entity Relationship Diagram(ER–Diagram) ...73

III.4.2.2 Aliran Informasi ...74

III.4.2.3 Process Tree ...75

III.4.2.3.1 DFD Level 1...76

III.4.2.3.2 DFD Level 2 Proses 2.0 III.4.2.3.3 DFD Level 2 Proses 3.0 ...78

III.4.2.3.4 DFD Level 2 Proses 4.0 ... III.4.2.3.5 DFD Level 2 Proses 5.0 ...80

III.4.2.3.6 DFD Level 2 Proses 6.0 ...81

III.4.2.3.7 Deskripsi Proses ...82

III.4.3 Deskripsi Data...82

III.4.4 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional ...83


(8)

vi

III.5 Perancangan Antarmuka...85

III.5.1 Halaman Utama Administrator ...86

III.5.2 Halaman Utama Operator ...87

III.5.3Login...88

III.5.4 Info Pengguna Administrator...89

III.5.5 Info Pengguna operator...90

III.5.6 Info Pembimbing ...91

III.5.7 Info Klien ...92

III.5.8 Info Bimbingan ...93

III.5.9 Laporan Evaluasi Bimbingan...94

III.5.10 Laporan Masa Bimbingan...95

III.5.11 Laporan Pengakhiran Bimbingan ...96

III.5.12 Profil Bapas Kelas I Bandung...97

III.5.13 Profil Programer...97

III.6 Implementasi ...98

III.6.1 Implementasi Jaringan Komputer ...98

III.6.2 Implementasi Program ...99

III.6.2.1 Halaman Utama Administrator ...99


(9)

vii

III.6.2.4 Info Pengguna Administrator ...102

III.6.2.5 Info Pengguna operator ...103

III.6.2.6 Info Pembimbing...104

III.6.2.7 Info Klien...105

III.6.2.8 Info Bimbingan...106

III.6.2.9 Laporan Evaluasi Bimbingan...107

III.6.2.10 Laporan Masa Bimbingan...108

III.6.2.11 Laporan Pengakhiran Bimbingan...109

III.6.2.12 Profil Bapas Kelas I Bandung...110

III.6.2.13 Profil Programer...110

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...111

IV.1 Kesimpulan...111

IV.2 Saran ...111

IV.2.1.1 Saran Untuk Instansi ...111

IV.2.1.2 Saran Untuk Mahasiswa ...112


(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah memberikan berkat dan rahmatNYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan KP (Kerja Praktek) dengan judul“Aplikasi Laporan Klien di Balai PermasyarakatanKelas I Bandung Berbasis Client Server”.

Dalam menyelesaikan laporan KP ini penulis tidak terlepas dari bimbingan pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun spiritual.

Maka dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Bapak Irawan Afrianto, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika, dosen wali dan pembimbing penyusunan laporan kerja praktek ini.

3. Rekan-rekan anak k3bs terutama saudara Tommy Surbakti serta pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penulis. Besar harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca, dan dapat membantu dalam proses pembelajaran khususnya bagi penulis sendiri. Laporan kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Laporan ini diharapkan berguna bagi para pembaca dan bermanfaat.

Bandung, 07 Januari 2013


(11)

1. Bahri, Kusnassruyanto. S dan Sjachriyanto, Wawan. 2008, Teknik Pemograman Delphi, Bandung : Informatika.

2. Darmayuda, Ketut. 2007,Program Aplikasi Client Server, Bandung : Informatika. 3. Daulay, Melwin Sayafrizal. 2007, Mengenal Hardware Software dan

Pengelolaan Instalasi Komputer, Yogyakarta : Andi.

4. Rianto, Anjik Sukamaji. 2008, Konsep Dasar Pengembangan Jaringan & Keamanan Jaringan, Yogyakarta : Andi.

5. Syafi’i, M. 2004. Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL, Yogyakarta : Andi.

6. Suwidodo, Imam. 2007. Pemogram SQL dan Database Server MySQL, Yogyakarta : Andi.

Sumber lain :

http://terusbelajar.wordpress.com/2010/02/12/setting-odbc-mysql/

http://delphi-id.org/dpr/tRSSNews/view

http://delphi.about.com/od/mysql/tp/aatpmysql.htm


(12)

16

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung merupakan pranata atau satuan kerja dalam lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat yang berlokasi di JL. II. Ibrahim Adjie No. 431 Telp.022- 7312495 Bandung yang ditugaskan melakukan pembimbingan terhadap klien sampai suatu batas kemampuan yakni dapat memikul beban/masalah dan dapat membuat pola sendiri dalam menanggulangi beban permasalahannya.

Sistem pembukuan klien di BAPAS Klas. I Bandung masih manual sehingga kinerjanya belum efektif dan efisien dalam pembuatan laporan sehingga untuk mengakses informasi mengenai klien dibutuhkan waktu yang cukup lama, sistem yang digunakan saat ini di BAPAS Klas. I Bandung masih menggunakan sistem pemberkasan untuk mencatat semua data klien dewasa maupun anak yang terjadi setiap harinya.

Hal itu tercermin pada seringnya terjadi kesalahan pencatatan dan pembuatan laporan klien, pengulangan dalam pencatatan dan pembuatan laporan yang akan diterbitkan, serta kemungkinan hilangnya data yang diakibatkan oleh ketidak beraturan sistem penyediaan data. Selain itu masih terdapat masalah tentang pencarian data dan keterlambatan dalam proses pembuatan laporan. Oleh karena itu penulis bermaksud mengkomputerisasikan sistem pencatatan data klien dan pembutan laporan di BAPAS Klas. I Bandung untuk memaksimalkan kinerjanya.


(13)

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah yang ada saat ini di BAPAS Klas. I Bandung adalah dengan membangun sebuah aplikasi untuk mempermudah dalam pencatatan data klien dan sekaligus laporan data klien itu sendiri. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini maka pencatatan penyimpanan maupun pengumpulan data klien serta proses pembuatan laporan dapat dilakukan secara akurat dan cepat sehingga menghasilkan informasi yang dapat membantu BAPAS Klas. I Bandung itu sendiri.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang terjadi di dalam data klien BAPAS Klas. I Bandung di adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan data klien belum efektif dan efisien.

2. Laporan yang dibutuhkan ada dua yaitu laporan harian dan laporan bulanan, jadi untuk membuat laporan itu dibutuhkan waktu yang lama karena masih manual.

3. Data data klien masih berupa dokumen yang masih diproses secara manual. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dalam pencatatan data klien dan pembutan laporan di BAPAS Klas. I Bandung adalah “Bagaimana membangun sebuah aplikasi data klien di BAPAS Klas. I Bandung berbasis destop.”


(14)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kerja praktek adalah membangun sebuah aplikasi pencarian data klien di BAPAS Klas. I Bandung berbasis client server.

Sedangkan tujuan dari dibangunnya aplikasi ini antara lain : 1. Mengefektifkan dan mengefisiensikan pengolahan data klien.

2. Mempermudah dan mempercepat dalam pembuatan laporan harian maupun laporan rekapitulasi bulanan tanpa membutuhkan waktu yang lama.

3. Dibangunnya aplikasi ini agar data-data klien yang berupa dokumen dapat terdokumentasikan secara komputerisasi dengan baik.

1.4 Batasan Masalah

Batasan–batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Data yang dikelola adalah data klien di balai kemasyaraktan kelas I bandung. 2. Pembangunan perangkat lunak hanya menangani kebutuhan kantor tempat

kerja peraktek. Kebutuhan yang dibutuhkan yaitu aplikasi laporan data klien yang berbasis klien destop, dimana terdapat satu buah computer yang digunakan untuk instalasi program ini.

3. Sistem yang dibangun dapat memberikan informasi dalam bentuk laporan dan laporan yang dihasilkan hanya laporan identitas klien.

4. Metode digunakan adalah metode aliran terstruktur dimana tools yang adalah

Entity Relationship Diagram(ERD)flowmapdanData Flow Diagram(DFD) 5. Pemodelan Analisis Perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi

Microsoft Windows XP Professional dan Borland Delphi 7.0 serta menggunakandatabaseparadox 7.0.


(15)

6. Hardware minimum yang diperlukan agar software dapat bekerja yaitu meliputi ;

a. RAM 256 MB b. Prosesor pentium 4 c. Harddisk40GB.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dan memerlukan data-data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan fakta-fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dimana sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Metode penelitian ini memiliki dua tahapan, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pengembangan perangkat lunak.

1.5.1 Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Cara-cara yang mendukung untuk mendapatkan data primer adalah sebagai berikut :

a. Studi pustaka

Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai literatur-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks, jurnal ilmiah, situs-situs di internet, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik penelitian.


(16)

b. Studi lapangan

Studi ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang akan diteliti dan pengumpulan data dilakukan secara langsung. hal ini meliputi :

1. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terkait dengan permasalahan yang diambil, yaitu Ibu Dra.Srisakbaningtyas,M.Si. selaku Kepala keuangan Seksi Badan Klien Anak, Bapak Drs. Tatan Rahmawan, M.Si. selaku Kepala Sub Seksi Regional Badan Klien Anak dan Ibu Dra. Hermien Wulyana selaku Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Badan Klien Anak.

2. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung.

1.5.2 Tahap pengembangan perangkat lunak

Tahap pengembangan perangkat lunak dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan metodewaterfall.

Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model waterfall (Gambar 1.1) adalah sebagai berikut :

a. System engineering(Rekayasa perangkat lunak)

Merupakan tahapan yang pertama kali dilakukan yaitu merumuskan sistem yang akan kita bangun.


(17)

S y s t e m E n g i n e e r i n g

R e q u i r e m e n t s A n a l y s i s

T e s t i n g D e s i g n

C o d i n g

M a i n t e n a n c e

F e e d b a c k

Hal ini bertujuan agar pengembang benar-benar memahami sistem yang akan kita bangun dan langkah-langkah serta kebijakan apa saja yang berkaitan dengan pengembangan sistem tersebut.

b. Requirement analiysis

Melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak.

c. Design

Menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama tahapan requirements analisis. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang sangat rinci sehinggga mudah diwujudkan pada saat pemrograman.

d. Coding (implementasi)

Pengkodean yan mengimplementasikan hasil desain ke dalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

e. Testing (pengujian)

Melakukan pengujian yang menghasilkan kebenaran program. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji dan memastikan apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum.

f. Maintenance (perawatan)

Menangani perangkat lunak yang sudah selesai agar dapat berjalan lancar dan terhindar dari gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.


(18)

Gambar 1.1Metode Waterfall

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, menguraikan perumusan masalah yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas sejarah tentang perusahaan, berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai kegiatan kerja praktek yang dilakukan serta analisis dari perangkat lunak yang akan di buat. Desain perangkat lunak baik itu desain databasenya, rancangan aplikasi hingga implementasinya.


(19)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari kerja praketek dan hasil uji coba dari aplikasi yang di kembangkan. Serta saran-saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1 PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTEK II.1.1 SEJARAH SINGKAT

Kegiatan yang menyerupai kegiatan Bapas sekarang ini telah ada sejak tahun 1927 pada masa penjajahan Belanda yang dilaksanakan oleh suatu badan yang disebut ”Reclassering”. Badan ini tidak berdiri sendiri namun menjadi satu dengan jawatan kepenjaraan yang disebut ”Diesnt voor de Reclassering”, yang mengkoordinir Reclassering di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jogja, Medan dan Bandung.

Usaha pengembangan kegiatan Reclassering yang telah ada tersebut pelaksanaannya kurang efektif karena kegiatannya hanya ditujukan pada orang-orang Belanda dan peranakan Belanda saja. Hal ini disebabkan sangat sulit mencari tenaga pelaksana dan mahalnya biaya operasional, maka kegiatan Reclassering ini semakin tersendat-sendat dan akhirnya tidak ada sama sekali.

Pada Tahun 1964 diadakan musyawarah Dinas Kepenjaraan se Indonesia di Lembang Bandung, yang merekomendasikan sistem kepenjaraan diubah menjadi sistem pemasyarakatan. Dalam sistem pemasyarakatan digunakan metode pendekatan baru yang menempatkan terpidana sebagai manusia yang harus tetap dihargai harkat dan martabatnya sesuai dengan falsafah Pancasila.

Pembinaan yang dilaksanakan terhadap narapidana tidak cukup diberikan di dalam Lembaga Pemasyarakatan saja tetapi juga diperlukan pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan, maka lahirlah Keputusan Presiden Kabinet Ampera tanggal 3 Nopember Nomor 75/4/Kep/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan


(21)

Pembagian Tugas Departemen yang didalamnya terdapat Direktorat Balai BISPA ( Bimbingan dan Pengentasan Anak ), yang berada dibawah Direktorat Tuna Warga.

Perkembangan selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. JH. 4/6/13 tanggal 17 April 1967 dibentuk Inspeksi Bispa wilayah yang meliputi Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tanggal 22 Mei 1970 dibentuk Kantor BISPA di kota-kota besar Indonesia salah satunya di Bandung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. JS.1/6/19 tanggal 22 Mei 1970. Kegiatan Balai BISPA semakin lama semakin menunjukkan eksistensinya maka untuk mengatur kegiatan dan tata kerja Balai BISPA lahirlah keputusan Menteri Kehakiman RI No. 02.PR.07.03 tahun 1987 yang mengatur tentang organisasi dan tata kerja Balai BISPA . Pada tahun 1997 terjadi perubahan nama menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI N0. M.01.PR.07.03 tanggal 12 Februari 1997 yang disusul oleh Surat Edaran Dirjen Pemasyarakatan No. E.PR.07.03.17 tanggal 7 Maret 1997 tentang Perubahan Nomenklatur Balai BISPA menjadi BAPAS.

Di Bandung, gedung Kantor Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Bandung beberapa kali pindah alamat yaitu dari Jalan Jakarta No 29 pindah ke Jalan Ciung Wanara dengan nama Bina Tuna Warga ( tidak tercatat tanggal dan tahun kepindahan karena instruksi yang diberikan secara lisan ), kemudian pindah kembali ke Jalan Jakarta No 29 sampai tahun 1991 dengan nama Balai BISPA ( Bimbingan Sosial dan Pengentasan Anak ). Pada tanggal 24 Desember 1991 pindah ke Jalan Kiaracondong No. 431, menempati eks gedung Barang Harta Peninggalan ( BHP ) milik Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Jawa Barat berdasarkan Surat Pemberitahuan Pindah ke BHP tanggal 24 Desember 1991. Kepindahan ini disebabkan gedung


(22)

kantor yang terletak di Jalan Jakarta dipergunakan sebagai Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Jawa Barat yang sebelumnya bertempat di Jalan Diponegoro Bandung. Gedung Kantor BAPAS Bandung telah mengalami beberapa kali renovasi, yang terakhir tahun 2003.

Gambar II.1 Balai Pemasyarakatan Bandung

II.1.2 DASAR HUKUM

1. Undang-undang RI. No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 2. Undang-undang RI. No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. 3. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

4. Peraturan Pemerintah RI. No. 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Peraturan Pemerintah RI. No. 32 Tahun 1999 Tentang Tatacara dan Syarat Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

6. Peraturan Pemerintah RI. No. 57 Tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggara Pembinan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan


(23)

7. Keputusan Menteri Kehakiman RI. No. M.01-PR.07.03 Tahun 1997 Tanggal 12 Februari Tentang Organisasi dan Tata Kerja BAPAS sebagai perubahan keputusan Menteri Kehakiman RI. No. M.02-PR.07.03 tahun 1987 Tentang Tata Kerja Balai Bispa yang ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Dirjen. Pas. Departemen Kehakiman RI. No.E.PR.07.03-17 Tanggal 17 Maret 1997 Tentang Perubahan Nomenklatur Balai BISPA menjadi BAPAS.

8. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan No. E.39-PR.05.03 Thn.1987 Tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pembimbingan Klien Pemasyarakatan.

9. Keputusan Dirjen. Pas. No. E.40-PR.05.03 Tahun 1987 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembimbing Klien Pemasyarakatan.

II.1.3 VISI DAN MISI II.3.1 VISI

Memulihkan kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan klien pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha esa (Membangun manusia mandiri)

II.3.2 MISI

1. Mewujudkan Litmas (Penelitian Kemasyarakatan) yang obyektif, akurat dan tepat waktu

2. Melaksanakan program pembimbingan secara berdaya guna dan berhasil guna 3. Melaksanakan pembinaan dan pembimbingan klien pemasyarakatan dalam

rangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.


(24)

II.3.4 PENGERTIAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

II.3.4.1 PENGERTIAN

Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung merupakan pranata atau satuan kerja dalam lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat yang ditugaskan melakukan pembimbingan terhadap klien sampai suatu batas kemampuan yakni dapat memikul beban/masalah dan dapat membuat pola sendiri dalam menanggulangi beban permasalahannya.

II.3.4.2 KEDUDUKAN

Balai Pemasyarakatan Klas.I Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang pemasyarakatan luar lembaga pemasyarakatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.

II.3.4.3 TUGAS

1. Memberikan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan Pembinan, bimbingan dan pengawasan terhadap klien pemasyarakatan di luar lembaga pemasyarakatan.

II.3.4.4 FUNGSI

1. Melakukan Penelitian Kemasyarakatan untuk bahan peradilan atas dasar permintaan dari Lapas, Rutan, Bapas Lain, Kepolisian dan Instansi Lain yang terkait.

2. Melakukan Registrasi Klien Pemasyarakatan.


(25)

4. Mengikuti sidang peradilan di Pengadilan dan Sidang TPP di Bapas, Lapas, Rutan, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

5. Menyelenggarakan Bimbingan Mental, Sosial dan Latihan Kerja, baik yang 6. fasilitatif/administratif dilakukan oleh Sub Bag. Tata Usaha yang terdiri dari

urusan kepegawaian, urusan umum dan urusan keuangan. Sedangkan yang bersifat subtantif/teknis terdiri dari dua seksi yaitu Bimbingan Klien Dewasa dan Bimbingan Klien Anak. Pembagian tugas Seksi dimaksud adalah sebagai berikut : dilaksanakan sendiri maupun bekerjasama dengan instansi lain

7. Melaksanakan Urusan Tata Usaha Balai Pemasyarakatan.

Pelaksanaan tugas sehari-hari dibagi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat

subtantif/teknisdanfasilitatif/administratif. Kegiatan yang bersifat ;

1. Seksi Bimbingan Klien Dewasa dalam hal tugas melakukan registrasi, memberikan bimbingan kemasyarakatan dan memberikan bimbingan kerja kepada klien dewasa, yang meliputi fungsi-fungsi :

a. Melakukan tugas pencatatan, pendaftaran, daktiloskopi, statistik, analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Registrasi b. Melakukan tugas bimbingan dan penyuluhan, membuat penelitian

kemasyarakatan untuk bahan dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan, mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan, kunjungan rumah klien, memanggil klien dalam rangka pembimbingan perorangan dan kelompok, pembimbingan klien pidana bersyarat, lepas bersyarat dan cuti menjelang bebas, yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan.


(26)

c. Melakukan tugas memberikan bimbingan kerja kepada klien, yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Bimbingan Kerja.

2. Seksi Bimbingan Klien Anak dalam hal tugas melakukan registrasi, memberikan bimbingan kemasyarakatan dan memberikan bimbingan kerja kepada klien Anak, yang meliputi fungsi-fungsi :

a. Melakukan tugas pencatatan, pendaftaran, daktiloskopi, statistik, analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Registrasi b. Melakukan tugas bimbingan dan penyuluhan, membuat penelitian

kemasyarakatan untuk bahan pengadilan anak dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan, mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan mengikuti sidang pengadilan anak di Pengadilan Negeri, kunjungan rumah klien, memanggil klien dalam rangka pembimbingan perorangan dan kelompok, pembimbingan klien pidana bersyarat, lepas bersyarat dan cuti menjelang bebas, yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan.

c. Melakukan tugas memberikan bimbingan kerja kepada klien, yang dilaksanakan oleh Sub Seksi Bimbingan Kerja.

II.1.5 WILAYAH KERJA

Berdasarkan lampiran I Surat Keputusan Mnteri Hukum dan HAM RI tanggal 23 Februari 2007 No.M.06.PR.07.03 tahun 2007, wilayah kerja Bapas Klas I Bandung meliputi sebagian besar wilayah Jawa Barat yang terdiri dari 3 (tiga) kotamadya dan 8 (delapan) kabupaten, yaitu:


(27)

Gambar II.2 Wilayah Kerja Bapas Klas I Bandung

1. Kota Bandung. 2. Kota Cimahi 3. Kota Sukabumi 4. Kabupaten Bandung 5. Kabupaten Bandung Barat 6. Kabupaten Sumedang 7. Kabupaten Sukabumi 8, Kabupaten Cianjur 9. Kabupaten Purwakarta 10.Kabupaten Subang. 11.Kabupaten Karawang.


(28)

II.1.6 SUSUNAN ORGANISASI

Susunan organisasi pada Bapas Klas.I Bandung terdiri dari : 1. Kepala Bapas

2. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

a. Urusan Kepegawaian.

b. Urusan Keuangan

c. Urusan Umum

3. Seksi Bimbingan Klien Dewasa, terdiri dari : a. Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan b. Sub Seksi Registrasi.

c. Sub Seksi Bimbingan Kerja

4. Seksi Bimbingan Klien Anak, terdiri dari : a. Sub Seksi Registrasi

b. Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan c. Sub Seksi Bimbingan Kerja

II.1.7 PEMBIMBING MASYARAKAT

Pembimbing Kemasyarakatan adalah Petugas Pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan yang diangkat oleh Menteri Hukum dan HAM atas usul Kepala Balai Pemasyarakatan memalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM.

II.7.1 Tugas Pembimbing Kemasyarakatan adalah :

1. Melakukan penelitian kemasyarakatan untuk :

a. Menentukan program pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).


(29)

c. Membantu tugas penyidik, penuntut umum dan hakim dalam perkara anak nakal.

2. Melaksanakan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja bagi klien pemasyarakatan.

3. Memberikan pelayanan terhadap instansi lain dan masyarakat yang meminta data atau hasil penelitian kemasyarakatan klien tertentu.

4. Mengkoordinasikan pekerja sosial dan pekerja sosial sukarela melaksanakan tugas bimbingan.

5. Melaksanakan pengawasan terhadap terpidana anak yang dijatuhi pidana pengawasan.

II.7.2 Kewajiban Pembimbing Kemasyarakatan (PK) adalah:

1. Menyusun laporan atas hasil penelitian kemasyarakatan.

2. Mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP), guna memberikan data, saran dan pertimbangan atas hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukannya.

3. Mengikuti Sidang pengadilan yang memeriksa perkara anak nakal, guna memberikan penjelasan, saran dan pertimangan kepada Hakim mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan anak nakal yang sedang diperiksa di pengadilan.

4. Melaporkan setiap pelaksanaan tugas kepada Kepala Bapas.

Berdasarkan Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) dalam UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menetapkan : Posisi Pembimbing Kemasyarakatan (PK)


(30)

sebagai pejabat fungional penegak hukum yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kehakiman dan ditempatkan pada Balai Pemasyarakatan (BAPAS).

Mengingat PK sebagai ujung tombak Bapas dalam melakukan pembimbingan maupun pendampingan bagi warga binaan pemasyarakatan dan anak nakal, maka dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, seorang PK harus mempunyai keahlian yang didasarkan atas ilmu pengetahuan yang menunjang, mempunyai keterampilan teknis dan jiwa pengabdian di bidang usaha kesejateraan sosial.

Melihat kondisi tersebut dalam implementasinya diperlukan adanya Pedoman perilaku” yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugas-tugas profesi Pembimbing Kemasyarakatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapas Bandung telah menerbitkan Buku Pedoman Perilaku bagi Pembimbing Kemasyarakatan.

II.1.8 PEMBIMBINGAN.

Dalam melaksanakan pembimbingan kepada klien, Kepala Bapas mengadakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan program pembimbingan. Kegiatan ini diarahkan pada kemampuan klien untuk berintegrasi secara sehat dengan masyarakat.

Klien yang dibimbing oleh Bapas, terdiri dari: II.1.8.1 Klien Dewasa:

1. Narapidana yang lepas bersyarat 2. Narapidana yang Asimilasi 3. Narapidana yang cuti bersyarat


(31)

II.1.8.2 Klien Anak: 1. Terpidana Bersyarat.

2. Anak pidana, anak negara yang mendapat pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas atau cuti bersyarat.

3. Anak negara yang berdasarkan putusan pengadilan pembinaannya diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial.

4. Anak negara yang berdasarkan keputusan menteri atau pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang ditunjuk, bimbingannya diserahkan kepada orang tua asuh atau Badan sosial.

5. Anak yang berdasarkan penetapan pengadilan, bimbingannya dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

6. Anak yang berdasarkan putusan pengadilan, dijatuhi pidana pengawasan. 7. Anak yang berdasarkan putusan pengadilan, wajib menjalani latihan kerja

sebagai pengganti pidana denda.

8. Bekas Anak Negara, Anak Sipil dan Narapidana yang memerlukan bimbingan tambahan (After Care).

II.1.9 BENTUK BIMBINGAN: 1. Bimbingan Sosial Perorangan.

Dilakukan secara langsung pada saat klien melapor atau saat kunjungan rumah (Home Visit)

2. Bimbingan Sosial Kelompok

Dilakukan secara berkelompok melalui dinamika kelompok dengan cara pola permainan (role playing), games, curah pendapat dan diskusi


(32)

II.1.10 Pembimbingan Klien dilaksanakan melalui 3 (tiga) Tahap, yaitu : II.1.10.1 Tahap Awal, meliputi :

a. Penerimaan dan pendaftaran klien

b.Pembuatan penelitian kemasyarakatan untuk bahan pembimbingan c. Penyusunan program pembimbingan

d.Pelaksanaan program pembimbingan

e. Pengendalian pelaksanaan program pembimbingan tahap awal

II.1.10.2 Tahap Lanjutan, meliputi :

a. Penyusunan program pembimbingan tahap lanjutan

b. Pelaksanaan program pembimbingan

c. Pengendalian pelaksanaan program pembimbingan tahap lanjutan

II.1.10.3 Tahap Akhir.

a.Penyusunan program pembimbingan tahap akhir b.Pelaksanaan program pembimbingan tahap akhir c.Pengendalian pelaksanaan program pembimbingan

d.Penyiapan klien untuk menghadapi tahap akhir pembimbingan dengan mempertimbangkan pemberian pelayanan bimbingan tambahan.

e.Pengakhiran tahap bimbingan klien dengan memberikan surat keterangan akhir pembimbingan oleh kepala Bapas.

II.1.11 Tujuan Pembimbingan adalah :


(33)

2. Membantu klien melakukan perubahan sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

3. Membantu klien memperbaiki relasi sosial dengan orang lain (Keluarga, suami/isteri, tetangga dan lingkunan sosial.

II.1.12 PENELITIAN KEMASYARAKATAN

Balai Pemasyarakatan menerima permintaan pembuatan laporan penelitian kemasyarakatan dari :

a. Lembaga Pemasyarakatan

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang akan dipergunakan sebagai bahan penentuan program pembinaan narapidana, anak nehara dan anak sipil dalam Lembaga Pemasyarakatan.

b. Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri.

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan pihak Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan Negeri sebagai kelengkapan berkas sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam penyelesaian melalui proses hukum atas perkara pidana anak.

c. Rumah Tahanan.

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Rumah Tahanan Negara yang akan dipergunakan sebagai bahan pemberian perawatan tahanan.


(34)

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Bapas lain yang dipergunakan sebagai bahan program bimbingan oleh Bapas yang bersangkutan.

II.1.13 KEIKUTSERTAAN DALAM PERSIDANGAN

Pembimbing Kemasyarakatan mempunyai tugas mengikuti sidang yang diselenggarakan oleh Pengadilan Negeri maupun Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan.

a. Dalam sidang di Pengadilan Negeri, Pembimbing Kemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat.

b. Dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat serta memberikan pertimbangan-pertibangan dalam menentukan program bimbingan narapidana, anak negara dan anak sipil.

II.1.14 PENINGKATAN KEMAMPUAN PETUGAS PK BAPAS

Untuk meningkatan profesinalisme petugas PK Bapas, telah dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

a) Melakukan Workshoop tentang penelitian Kemasyarakatan (litmas) kerjasama dengan Perguruan Tinggi.

b) Melakukan Revitalisasi Petugas PK menuju Profesionalisme yang berhati nurani


(35)

d) Mengikuti diklat-diklat tentang pembimbingan dan penanganan narapidana dan anak yang berhadapan dengan hukum.

e) Mengikuti seminar-seminar dan loka karya.

f) Memberikan kesempatan kepada petugas untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

II.1.14 JARINGAN KERJA (NETWORK) BAPAS

a) Instansi Pemerintah Terkait (Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian)

b) Perguruan Tinggi (STKS Bandung Dll.)

c) Asosiasi Profesi Kesehatan Jiwa Jawa Barat (Psikiater dan Psikolog) d) LSM (LPA Jawa Barat, Laha, Bahtera)

e) Pondok Pesantren/Panti Asuhan II.1.15 TANTANGAN BAPAS KEDEPAN

1. Perlu mengantisipasi lonjakan kasus Narkoba dengan segala permasalahannya dan kasus Korupsi yang semakin meningkat, yang melibatkan mantan pejabat. 2. Peningkatan peran serta Bapas dalammediasikasus anak nakal

3. Disahkannya KUHP yang baru

II.1.16 PROGRAM UNGGULAN BAPAS BANDUNG

Untuk tahun anggaran 2011, Bapas Bandung memiliki program unggulan sebagai beriku :

II.1.17.1 Bimbingan Klien Dewasa.

1. Pelayanan Prima untuk pembuatan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) sejumlah 1.200 Klien dengan penyelesaian sebagai berikut :


(36)

a. Penyelesaian permintaan litmas dari Lapas/Rutan wilayah Bandung Raya dapat diselesaikan dalam waktu 8 hari kerja.

b. Penyelesaian permintaan Litmas dari Lapas/Rutan wilayah luar Bandung Raya ( Sumedang, Subang, Purwakarta, Cianjur, Karawang dan Sukabumi ) dapat diselesaikan dalam waktu 14 hari kerja.

2. Pelayanan Prima untuk bimbingan klien berupa kunjungan rumah (Home Visit) bagi klien yang tidak dapat hadir ke kantor Bapas dengan memprioritaskan klien yang berasal dari golongan ekonomi menengah kebawah sejumlah 800 klien.

3. Terjalinnya kerjasama dengan Badan Narkotika Provinsi (BNP), LSM Cemara dan Impact Bandung untuk penanganan kasus klien narkoba.

4. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat untuk dapat mengikuti pelatihan kerja dan menyalurkan klien ke pasar kerja.

II.1.17.2 Bimbingan Klien Anak.

1. Pelaksanaan bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan terhadap minimal 20 (dua puluh) orang klien melalui kerjasama dengan pihak Balai Rehabilitasi Sosial Marsudi Putera (BRSMP) Cileungsi Bogor dan pihak-pihak lain.

2. Pelayanan terhadap Klien melaluiHome Visit:

a. Terhadap setiap klien saat melakukan Litmas untuk sidang pengadilan anak.

b. Terhadap setiap klien saat melakukan Litmas untuk kepentingan peningkatan program pembinaan Anak Pidana (PB,CMB).


(37)

c. Untuk kepentingan bimbingan perorangan terhadap seluruh klien bimbingan (PB,CMB,CB,PiB dan AKOT) minimal satu kali dalam satu bulan.

3. Pendampingan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dalam setiap sidang pengadilan anak untuk setiap klien.

4. Akurasi pengumpulan, pengolahan dan penyajian data.

II.2 LANDASN TEORI

II.2.1 Pengertian Sistem

Istilah sistem merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi dan banyak digunakan secara luas pada lembaga-lembaga atau bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Sistema. Ditinjau dari asal katanya, sistem berarati sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa yang berfungsi mencapai tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga sasaran atau tujuan sistem tersebut dapat tercapai. Pada umumnya ciri-ciri sistem bertujuan, punya batas, terbuka, tersusun dari subsistem, dan saling berkaitan dan saling ketergantungan, merupakan suatu kebulatan yang utuh, melakukan kegiatan transformasi, ada mekanisme kontrol, dan memiliki kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri sendiri.

II.2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses, transformasi data, sehingga berubah bentuk menjadi informasi. Informasi adalah data yang telah diambil kembali,


(38)

diolah, atau sebaliknya digunakan untuk tujuan informative, argumentasi, ataupun sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Informasi ini adalah hasil proses data yang bentuknya kurang berguna menjadi data yang berguna. Menurut Jogiyanto Hartono (1999, hal :696) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan.

1. Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.

2. Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

3. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Kegunaan informasi itu sendiri adalah untuk memberitahukan ke pengguna informasi mengenai suatu masalah agar pengguna informasi lebih dapat menguasai masalah yang dihadapinya. Informasi juga ketidakpastian tentang suatu masalah yang dapat digunakan untuk memilih resiko yang paling kecil dan keuntungan yang besar dalam pemilihan alternatif bagi suatu proses pengambilan keputusan.

II.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Dari definisi sistem dan informasi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu sistem organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian, yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan sutau dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik (Jogiyanto Hartono, 1999).


(39)

II.2.4 Kualitas Informasi

Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu :

Gambar II.3 Kualitas Informasi

1. Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, dalam hal ini informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 2. Tepat waktu (Time Lines), berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi. 3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan.

II.2.5 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah dan belum begitu berguna, sehingga diperlukan proses yang lebih lanjut. Data yang diolah melalui suatu model untuk dihasilkan suatu informasi. Adapun gambar siklus informasi sebagai berikut :


(40)

Gambar II.4 Siklus Informasi

II.2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan(building block),meliputi :

1. Blok masukan(input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. 2. Blok model(model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran(output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tungkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi(technology block)

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box), yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,


(41)

menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan.

5. Blok basis data(database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Blok kendali(controls block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri , kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, dan sabotase. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Adapun gambar dasar sistem informasi sebagai berikut :


(42)

II.2.5.2 Peranan Komputer dalam Sistem Informasi

Komputer mempunyai peranan penting untuk membantu manusia dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Setiap pemecahan persoalan yang dilakukan mansia, hendaknya mempunyai dua unsur, yaitu :

1. Adanya fakta dan data.

2. Bagaimana proses pemecahannya.

Jika pengelohan data dilakukan secara manual tidak akan menjamin ketelitian serta kebenaran hasil atau informasi yang diinginkan. Masalah pendataan dan pengelohan data dapat dipecahkan dengan mudah dalam waktu singkat dengan menggunakan alat bantu komputer.

Dalam hal inilah perlu diperhatikan suatu sistem pengolahan data yang cepat dan tepat untuk memberikan informasi yang sangat menjamin benarnya keputusan yang telah ditetapkan. Dilihat dari aspek praktisnya, maka tidak jarang seseorang terlambat atau belum selesai didalam mengambil keputusan dan mendapat informasi yang cepat dalam pengolahan komputer. Peranan komputer dalam suatu sistem informasi sangatlah penting. Hal ini diakibatkan besar dan banyaknya data yang akan diolah dengan beraneka ragam jenis data. Disinilah komputer memegang peranan penting untuk melakukan pengolahan data yang banyak dan beraneka ragam informasi dapat diperoleh dengan cepat dan tepat.

II.6 Database

Database adalah adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi.


(43)

Data dapat diterjemahkan kedalam sebuah aplikasi program, dibandingkan terpisah atau diolah masing-masing. Kontrol akses luas dan manipulasi pada data dapat dilakukan oleh sebuah aplikasi program.

Hasilnya berupa DBMS(database management system).

1. Koleksi data dapat diakses bersama secara logika data pun berhubungan 1 sama lainnya, dan sengaja dirancang khusus untuk informasi yang dibutuhkan sebuah perusahaan.

2. Pemetaan data disediakan bebas untuk di olah satu sama lain di sebuah database. 3. Secara logika data merupakan kesatuan, memiliki atribut yang lengkap dan saling

berhubungan dari suatu organisasi/ data perusahaan.

II.6.1 Database Management System (DBMS)

DBMS adalah Suatu sistem perangkat lunak untuk mendeskripsikan/ memperlihatkan, membuat, memelihara database dan memberikan control siapa saja yang dapat mengakses database tersebut. DBMS dapat dilhat pada Gambar 2.2.2.2


(44)

II.6.2 SejarahDatabase

Sistem pemrosesan databaseterbentuk setelah masa sistem pemrosesan manual dan sistem pemrosesan berkas. Dan sejarahDatabasediantaranya :

1. Generasi pertama, menggunakan hirarki dannetwork

2. Generasi kedua, menggunakan metode relasional

3. Generasi ketiga, menggunakan objek relasional dan objek orientied

II.6.3 Keuntungan DBMS Keuntungan DBMS adalah : 1. Mengurangi duplikasi data 2. Data yang dimiliki konsisten

3. Banyak informasi dari data yang sama 4. Berbagi data

5. Mengembangkan data yang sudah terintegrasi 6. Bertambahnya keamanan data

7. Sesuai dengan standartisasi

8. Skala ekonomi, Akurat, tepat waktu, dan relevan dibandngkan dengan membuang-buang biaya.

9. Menyeimbangi dengan permasalahan kebutuhan 10. Data yang dapat dipertanggungjawabkan

11. Produktifitas

12. Pemeliharaan data dapat dilakukan dengan bebas


(45)

II.6.4 Kekurangan DBMS Kekurangan DBMS adalah : 1. Kompleksitas

2. Kapasitas daya tampung, apabila data sudah sangat besar sekali. 3. Biaya DBMS

4. Biaya hardware

5. Dampak dari kesalahan cara kerja

II.7 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem adalah runtutan cara atau alur pembentukan dari pembentukan sebuah sistem hingga sistem dapat di gunakan dengan baik. Metode pengembangan sistem ada beberapa macam, yaitu :

II.7.1 Waterfall Model

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : Analisa, Design, Code dan Uji Coba, dan Pemeliharaan. Berikut adalah gambar dari modelwaterfall:


(46)

Gambar II.7Waterfall Model

II.7.2 Incremental Model

Model incremental (Incremental waterfall model) merupakan perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar pendekatan top-down. Ide dasar dari model ini adalah membangun softwaresecara meningkat berdasarkan kemampuan fungsional. Model incremental ini diaplikasikan pada sistem pakar dengan penambahan rules

yang mengakibatkan bertambahnya kemampuan fungsional sistem. Keuntungan dari model ini adalah bahwa penambahan kemampuan fungsional akan lebih mudah diuji, diverifikasi, dan divalidasi dan dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki sistem. Model incremental merupakan model continous rapid prototypedengan durasi yang diperpanjang hingga akhir proses pengembangan. Pada model prototipe biasa, prototipe hanya dibuat pada tahap awal untuk mendapatkan kebutuhanuser.


(47)

Gambar II.8Incremental Model

Gambar II.8Incremental Model

II.7.3 Code and Fix Model

Model ini mengembangkan software dengan cara membuat program dan kemudian diperbaiki jika terdapat kesalahan. Model ini merupakan model awal yang digunakan untuk mengembangkan software. Namun sejak tahun 1970, model ini mulai ditinggalkan dan dikembangkan model waterfall yang memberikan metodologi lebih sistematik dan sangat membantu terutama pada proyek-proyek yang besar. Namun kesulitan pada model waterfall adalah perlu adanya informasi yang lengkap pada setiap tahapnya, dan bukan sesuatu hal yang mudah untuk mendapatkan informasi tersebut. Pada prakteknya, sering tidak mungkin untuk menulis dokumentasi kebutuhan yang lengkap sebelum dibangunprototipe.


(48)

Gambar II.9 Code and Fix Model

II.7.4 Prototyping Model

Metode ini sering digunakan pada dunia nyata. Karena metode ini secara keseluruhan akan mengacu kepada kepuasan user. Bisa dikatakan bahwa metode ini merupakan metodewaterfallyang dilakukan secara berulang-ulang.

Tahapan metodeprototypingyaitu :

1. Pemilihan Fungsi. Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oleh

prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan diperagakan.

2. Penyusunan Sistem Informasi. Bertujuan memenuhi permintaan kebutuhan akan tersedianyaprototype.

3. Evaluasi.

4. Penggunaan selanjutnya.


(49)

II.8 Metode Analisis

Ada beberapa metode analisis yang digunakan, yang diantaranya sebagai berikut:

II.8.1 DFD (Data Flow Diagram)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimapan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, selain itu merupakan alat yang cukup popular dikarenakan dapat menggambarkan arus data dalam didalam sistem secara jelas dan terstruktur .

Dalam mengembangkan suatu aliran data atau proses yang terjadi di dalam sistem data flow diagram menggunakan simbol-simbol yang memiliki arti tersendiri dalam menerangkan :

a) Eksternal Entity

b) Eksternal entity dapat merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya, yang memberikan input-output

dari sistem. c) Data Flow

Arus data ini mengatur diantara proses, simpan data, dan kesatuan luar. Arus data ini menujukkan arus data yang dapat berupa masukan sistem atau hasil proses sistem.


(50)

Untuk physical data flow diagram (PDFD), data dilakukan oleh orang, mesin atau komputer. Sedangkan untuk logical data flow diagram

(LDFD), suatu proses hanya menujukkan proses dari komputer. b. Penyimpanan Data

Simpanan data (data store) merupakan tempat penyimpanan data. Simpanan data dari DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel.

Konsep dasar DFD dapat dilakukan dengan analisa Top Down, yaitu pemecahan sistem yang besar menjadi beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil DFD terdiri dari :

a. Context Diagram

Diagram konteks yaitu diagram yang menunjukkan batas dan jangkauan dari sistem informasi yang dibuat. Merupakan gambaran sistem secara garis besar dengan entitas-entitas yang ada dan hanya memperlihatkan kelompok datainputdanoutput.

Konteks diagram merupakan level teratas dari diagram arus data . Diagram konteks adalah diagram tingkat atas yang merupakan diagram global dari sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data dari entitas-entitas yang masuk dan yang keluar dari sistem.

b. Middle Level

Merupakan pemecahan dari tiap–tiap proses yang mempunyai fungsi sama. Pada middle level diagaram 0 dipecah menjadi diagram 1,2,3 dan seterusnya yang merupakan penguraian dari diagram konteks.


(51)

c. Lowest Level(DFD Level Terendah),

Diagram yang menunjukkan proses yang lebih detail dari level sebelumnya.Merupakan pemecahan dari data flow yang ada pada middle level. Pemecahan tersebut masih tetap mempunyai fungsi yang sama darilevelsebelumnya. UntukLowest Level, pemberian nomor diagram terdiri dari bagianmiddle level.

II.8.2 ERD (Entity Relationship Diagram)

Model E-R didasarkan pada persepsi bahwa dunia nyata merupakan sekumpulan dari sejumlah objek dasar (entitas) dan relasi antar objek-objek data tersebut.

Diagram yang menggambarkan struktur lojik keseluruhan basis data, simbol yang digunakan adalah Persegi empat, merepresentasikan himpunan entitas (untuk entitas lemah diberi garis ganda), Elips, merepresentasikan atribut, Wajik, merepresentasikan himpunan keterhubungan, Garis, menghubungkan simbol-simbol pada diagram. Label dari persegi empat, elips, dan wajik menunjukkan nama, Kardinalitas pemetaan dinyatakan dengan 2 cara : [Korth] garis berarah (1) dan garis tidak berarah (Banyak), [Date] menuliskan kardinalitasnya pada garis dan Peran dapat dituliskan sebagai label dari garis [8].

Pemakaian elemen-elemen dalam ERD ada tiga diantaranya sebagai berikut: i. Entity (Entitas) adalah sebuah objek yang dapat dibedakan dari objek-objek

lainnya, yang memiliki sejumlah property atau atribut, dimana setiap atribut memiliki sekumpulan nilai yang diizinkan yang disebut domain, himpunnan entitas yaitu kumpulan jumlah entitas yang memiliki tipe yang sama dan sebuah


(52)

basis data mengandung sekumpulan himpunan entitas yang masing-masingnya memiliki sejumlah entitas dari tipe yang sama.

1. Relationship (relasi) merupakan hubungan antar entitas yaitu sebuah relasi menggambarkan suatu asosiasi antar sejumlah entitas, himpunan relasi (Relationsip set) adalah kumpulan sejumlah relasi yang memiliki tipe yang sama yang merupakan relasi matematis terhadap dua atau lebih himpunan entitas : {(e1, e2,…, en)( e1  E1, e2 E2 ,…, en En)}, Jumlah entitas terlihat dalam 2 buah relasi disebut derajat. Kebanyakan relasi yang muncul adalah relasi binary, ada beberapa yang ternary, lebih dari itu sangat jarang, Fungsi sebuah entitas di dalam relasi disebut peran (role) dan Sebuah relasi dapat memiliki atribut.

II.9 MySQL

MySQL merupakan sebuah software yang berguna sebagai suatu Database Server yang cukup terkenal. Kepopulerannya seiring dengan penggunaan script PHP untuk web programming. Database server itu sendiri merupakan suatu software yang bertugas untuk melayani permintaan (request)querydariclient.

MySQL sebagai suatu database server mempunyai beberapa kemampuan, salah satunya harus menyediakan suatu sistem manajemen database yang dapat mengatur bagaimana menyimpan, menambah, mengakses data dan transaksi-transaksi database lainnya. MySQL cepat sekali berkembang, karena MySQL merupakan suatu


(53)

II.12 Pengenalan Borland Delphi

Borland Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman under windows yang diproduksi oleh Borland. Pemrograman ini merupakan pengembangan pemrograman bahasa pascal. Dengan menggunakan borland delphi ini kita dapat membuat program dari yang sederhana sampai yang berbasis client / serveratau jaringan yang berjalan di sistem operasi windows.

Keberadaan bahasa pemrograman Delphi tidak bisa dipisahkan dari bahasa Turbo pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 oleh Borland International Incorporation. Turbo pascal memang dirancang untuk dijalankan pada operasi DOS (Disk Operating System) yang merupakan sistem operasi yang banyak digunakan pada saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, dimana sistem operasi mulai bergeser ke sistem operasi windows, maka borland International merilis Turbo Pascal for windows yang dijalankan dibawah sistem operasi windows 3.X.

Pada tahun 1992 muncul bahasa pemrograman baru bernama Borland Pascal 7 yang merupakan penggabungan dari Turbo Pascal dan Turbo pascal for windows.namun ternyata bahasa pemrograman baru tersebut ternyata masih sulit di gunakan. Trend penggunaan bahasa pemrograman visual untuk membangun sebuah aplikasi telah mendorong Borland membuat bahasa pemrograman baru pada tahun 1995 diperkenalkan kepengguna komputer sebuah bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa pascal. Bahasa pemrograman baru tersebut diberi nama Borland Delphi setahun kemudian versi ke dua dari delphi dikeluarkan kepasaran.

Delphi 7.0, versi terbaru yang dikeluarkan oleh Borland, memiliki support yang sangat tinggi terhadap basis data yang sudah terkenal (seperti MS Accsses, Paradox, Foxpro, Dbase, Oracce, dan lain sebagainya), dan dilengkapi dengan objek-objek


(54)

yang baru sehingga memudahkan pembuatan basis data maupun program lainnya (Game, Utility dan lainnya).

Adapun keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi adalah sebagai berikut : a. Borland Delphi salah satu pemrograman yang berbasis object OOP (Object

Oriented Programming), dengan demikian peristiwa yang sedang terpilih, operasi apa yang dilakukan dan seluruh aktifitas dalam program harus mengacu pada object - object tertentu.

b. IDE (Intergrated Develoment Environment) didalam pemrograman Borlan Delphi memudahkan programer dalam mengembangkan aplikasinya.

c. Source Code Borland Delphi merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman pascal yang mudah digunakan.

d. Dapat mengkompilasi menjadi single executable, memudahkan distribusi dan meminimalisir masalah yang terkait denganversioning.

Dasar-dasar OOP dengan Delphi yaitu :

1. Overview Object Oriented Program. Object Pascal merupakan bahasa dasar yang digunakan oleh Delphi. Object Pascal merupakan bahasa pemograman yang berorientasi objek. 4 prinsip dara dari pemograman berorientasi objek yaitu Abstraksi Data, Enkapsulsi, Pewarisan, Polimorpisme.

2. Definisi Class. Sebuah Class mendefinisikan karakteristik abstrak dari sebuah benda (object), termasuk karakteristik benda (atribut atau cirri benda) dan perilaku benda tersebut. Banyak juga yang mendefinisikan class sebagai cetak biru yang menjelaskan tentang sesuatu.


(55)

3. Definisi Object, Pengertian object adalah sebuah instansi khusus dari sebuah class.

4. Ilustrasi Data Abstraction, Abstraksi adalah penyederhanaan dari kenyataan yang kompleks dengan memodelkan class sesuai dengan masalah yang dihadapi. Abstraksi data bisa berarti bahwa memodelkan suatu benda dengan mewakilkan karakteristiknya dengan suatu data.

5. Ilustrasi Encapsulation, Enkapsulasi berarti membungkus atribut dan method yang digunakan ke dalam class.

6. Ilustrasi Inheritance, Kemampuan suatu class untuk mewariskan atribut dan perilakunya kepada anak class nya. Anak class boleh di restruktur programnya sehingga mempunyai atribut dan perilaku tambahan sehingga tidak persis denganclassinduknya.

7. Ilustrasi Polimorphism, Polimorpisme memperbolehkan anda untuk memerlukan anggota suatu class yang merupakan class turunan sebagai anggotaclassinduknya.

8. Menghidupkan Objek, Agar suatu objek dapat digunakan maka objek tersebut harus dihidupkan terlebih dahulu.

Mematikan Objek, Sebuah objek membutuhkan alokasi di memori. Objek yang sudah tidak digunakan lagi harus dimatikan sehingga akan mengembalikan memori yang dipakai. Untuk mematikan sebuah maka metode yang digunakan merupakan metode khusus yang

Istilah sistem merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi dan banyak digunakan secara luas pada lembaga-lembaga atau bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Sistema. Ditinjau dari


(56)

asal katanya, sistem berarati sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa yang berfungsi mencapai tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga sasaran atau tujuan sistem tersebut dapat tercapai. Pada umumnya ciri-ciri sistem bertujuan, punya batas, terbuka, tersusun dari subsistem, dan saling berkaitan dan saling ketergantungan, merupakan suatu kebulatan yang utuh, melakukan kegiatan transformasi, ada mekanisme kontrol, dan memiliki kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri sendiri.


(57)

69

PEMBAHASAN III.1 Jadwal Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 11 Juli 2011 sampai 19 Agustus 2011 di BAPAS Klas. I Bandung di bagian subbidang Registrasi.

Tabel 1 Tabel Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV S S R K J S S R K J S S R K J S S R K J Pengumpulan

Data Analisis Perancangan Coding Pengujian

III.2 Posisi Unit Kerja

Posisi kerja praktek yang dilakukan di BAPAS Klas. I Bandung

Gambar III.1 Struktur Bidang Seksi Bimbingan klien

Berdasarkan struktur organisasi diatas posisi unit kerja praktek dilakukan pada urusan subbidang register. Selain membangun sebuah sistem, pada bidang tersebut penulis juga membantu menyelesaikan permasalahan jaringan dan aplikasi.


(58)

70

Mendeskripsikan perangkat lunak yang akan dibangun secara global berdasarkan perspektif produk, fungsi produk, karakteristik pengguna dan batasan-batasan perangkat lunak.

III.3.1 Perspektif Produk

Produk yang dibuat merupakan perangkat lunak yang digunakan di komputer. Perangkat lunak ini dapat membantu pegawai yang ingin mengisi data klien di BAPAS Klas. I Bandung. Aplikasi ini berbasisdestop.

Pengguna terlebih dahulu masuk ke proses login kemudian mengisikan user name dan password. Setelah valid barulah pengguna dapat mengakses menu-menu yang ada sesuai dengan hak akses tipe pengguna. Pengguna dapat mengisikan, merubah dan menghapus data klien pada menu pengolahan data pada aplikasi ini. Data yang diisikan akan masuk kedalam database. Setelah itu barulah pegawai dapat melihat info data klien. Pengguna dapat mencetak laporan sesuai dengan kebutuhan saat itu.

III.3.2 Fungsi Produk

Secara umum, Aplikasi ini berfungsi untuk pengolahan data klien. Mengisi, merubah dan menghapus data klien yang ada di BAPAS Klas. I Bandung. Dengan adanya aplikasi ini maka informasi yang disajikan dapat akurat.

Fungsi utama dari Aplikasi data klien di BAPAS Klas. I Bandung yaitu:

a. Mengisi data klien diBAPAS Klas. I Bandung.

b. Melihat informasi data klien diBAPAS Klas. I Bandung. c. Mengubah data klien diBAPAS Klas. I Bandung.


(59)

71

e. Melihat rekap laporan klien diBAPAS Klas. I Bandung. f. Mencetak rekap laporan klien diBAPAS Klas. I Bandung..

III.3.3 Karakteristik Pengguna

Aplikasi pengolahan data ini digunakan oleh lima unit computer yang di kelola pegawai di BAPAS Klas. I Bandung. Aplikasi ini tidak bisa di akses oleh pegawai lain yang tidak tugaskan BAPAS Klas. I Bandung untuk menggunakan aplikasi tersebut. Adapun kriteria pengguna sebagai berikut:

Tabel III.2 Tabel Karakteristik Pengguna

Pengguna Tanggung Jawab

Hak Akses Tingkat Pendidikan Tingkat Keterampilan Pengalaman Jenis Pelatihan Administrator Mengubah identitas operator yang berhak mengakses aplikasi Melihat, mengisi, merubah dan menghapus informasi operator dan data klien Sarjana D3 atau Sarjana S1 Mengerti database dan aplikasi berbasis destop Mengisi, merubah dan mengapus data Pelatihan mengakses database dan aplikasi

Operator Mengisi data dan klien dan mencetak laporan Melihat, mengisi, merubah data klien dan mencetak laporan Sekolah Menengah Atas Mengetik dan mengisi data Mengsisi data pada aplikasi dan mencetak laporan Pelatihan aplikasi III.3.4 Batasan-Batasan

Aplikasi pengolahan data klien ini berbasis destosp digunakan oleh administrator yang ditentukan dari BAPAS Klas. I Bandung. Operator yang bertugas ditentukan oleh administrator. Penelitian ini bertempat di BAPAS Klas. I Bandung pada urusan subbidang registerasi. Aplikasi ini juga dikembangkan dengan model analisis terstruktur, yaitu dengan menggunakantoolsERD dan DFD. Sedangkantools

pengembangan yang digunakan adalah Ebarcadero RAD studio XE, Xampp dan MySQL. Adapun aplikasi ini hanya menangani :


(60)

72 berhak mengakses aplikasi

b. Mempermudah Administrator melihat, mengisi, mengubah dan menghapus informasi operator dan data klien

c. Mempermudah operator dalam mengisi, melihat dan mengubah data klien. d. Mempermudah operatot dan Administrator dalam melihat, mengisi, mengubah

dan mencetak laporan.

III.3.5 Asumsi dan Kebergantungan

Aplikasi pengolahan data ini hanya dapat mengakses data-data yang berhubungan dengan tata kerja yang terstruktur dan melihat data klien di BAPAS Klas. I Bandung.

III.4 Deskripsi Rinci Kebutuhan

Mendeskripsikan rincian kebutuhan aplikasi berdasarkan kebutuhan antarmuka eksternal, kebutuhan fungsional, deskripsi proses, deskripsi data, deskripsi non-fungsional, batasan perancangan, dan matriks kerunutan.

III.4.1 Kebutuhan antarmuka eksternal

Kebutuhan antarmuka eksternal menjelaskan antarmuka pemakai, antarmuka perangkat keras dan lunak, dan antarmuka komunikasi.

III.4.1.1 Antarmuka Pemakai

Pengguna aplikasi pengelohan data klien ini adalah administrator dan operator urusan subbidang registrasi di BAPAS Klas. I Bandung yang tingkat kemampuan dalam menggunakan aplikasi ini sangat bervariasi sehingga antarmuka pemakai harus sederhana dan mudah digunakan. Karena aplikasi yang akan dibangun berjalan di


(61)

73

user interface) dan terdapat menu–menu.

III.4.1.2 Antarmuka Perangkat Keras

Spesifikasi untuk komputer server tergantung dari spesifikasi komputer yang digunakan. Spesifikasi yang digunakan seperti :

1. Prosesor Intel Xeon Dual Core E3110 (3.0 Ghz) 2. Memory 4GB RDMM DDR3-1333

3. Harddisk 500GB

Spesifikasi untuk komputer klien juga tergantung dari spesifikasi komputer yang digunakan oleh operator. Spesifikasi yang digunakan seperti :

1. Prosesor Intel Pentium 4 2,4GHz 2. Memory 1GB DDR2

3. Hadrdisk 40GB

III.4.1.3 Antarmuka Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan antara lain :

1. Sistem operasinya menggunakan Windows. 2. Database server yang digunakan adalah MySQL.

Aplikasi pengolahan data klien yang akan dibangun ini dapat secara langsung mengakses ke Database.


(62)

74

III.4.2.1 Entity Relationship Diagram (ERDiagram)

Gambar III.2 ER Diagram

III.4.2.2 Aliran Informasi


(63)

75

1. Administrator mengisi data pegawai yang diberi kewenangan sebagai operator untuk mengakses aplikasi.

2. Operator tidak mendapat hak akses untuk membuka menu daftar pengguna.

3. Administrator dapat mengisi, megedit dan menghapus data pegawai. 4. Setelah terdaftar administrator atau operator dapat mengolah data klien

di BAPAS KELAS I BANDUNG.

5. Lalu administrator atau operator dapat mencetak rekap laporan.

III.4.2.3 Struktur Data

III.4.2.3.1 Struktur Data Administrator

Gambar III.4 Struktur Data Administrator III.4.2.3.2 Struktur Data Bimbingan


(64)

76 III.4.2.3.3 Struktur Data Klien

Gambar III.6 Struktur Data Klien

III.4.2.3.4 Struktur Data Pembimbing


(65)

77


(66)

78

Aplikasi Pengolahan Data di BAPAS KELAS I BANDUNG. [0]

Login [1]

Pengolahan Data Pengguna [2] Pengolahan Data klien [3] Pengohalan Data Bimbingan [4] Pengolahan Data Pembimbing [5] Mencetak laporan [6]


(67)

79


(68)

80


(69)

81


(70)

82


(71)

83


(72)

84


(73)

85 1.0 : Login

Proses ini akan menampilkan Form Login. Pengguna dapat mengisikan nama dan password untuk agar dapat mengakses menu-menu yang ada. Pada proses ini juga di tentukan menu apa saja yang dapat diakses operator atau administrator.

2.0 : Pengolahan Data Pengguna

Proses ini akan menampilkan data-data pengguna yang telah terdaftar. Administrator juga dapat mengisi, merubah dan menghapus data pengguna yang berhak mengkases aplikasi ini.

3.0 : Pengolahan data Klien

Proses ini digunakan Administrator untuk mengisi, melihat, merubah, menghapus data klien disini.

4.0 : Pengolahan Data Bimbingan

Proses ini digunakan Administrator atau operator untuk mengisi, melihat, merubah, menghapus data bimbingan.

5.0 : Pengolahan Data Pembimbing

Proses ini digunakan Administrator atau operator untuk mengisi, melihat, merubah, menghapus data pembimbing

6.0: Penciptaan laporan

Proses ini digunakan Administrator atau operator untuk mengisi, melihat, merubah, menghapus data dan mencetak rekap laporan klien disini.


(74)

86

Dari diagram konteks dapat dilihat, bahwa ada entitas database server. Entitas ini merupakan database yang dibuat untuk Aplikasi Pengolahan Data di BAPAS KELAS I BANDUNG. Dibawah ini merupakan skema relasi dari tabel – tabel yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini.


(75)

87

Tabel III.3 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional

Kriteria Tuntutan

Performansi Harus dapat mengisi, menampilkan info data Klien

Harus dapat berjalan diatas platform windows.

Batasan Memori Maksimal jumlah memori yang digunakan oleh perangkat lunak ini

tidak boleh lebih dari 4 GB

Keamanan memerlukan pengamana khusus, karena aplikasi ini digunakan lebih

dari satu orang.

Modus Operasi Aplikasi ini diperbolehkan melakukan penambahan atau perubahan

data di database.

Antarmuka Untuk menampilkan data klien dan rekap disediakan tombol–

tombol.

Untuk melakukan pencarian disediakantext box,check boxuntuk

filterdata.

Batasan Data Data yang digunakan diambil daridatabaseyang ada di BAPAS

Kelas I Bandung.

III.4.5 Batasan Perancangan

Batasan-batasan pada tahap perancangan untuk aplikasi ini adalah :

1. Aplikasi ini dapat digunakan didalam beberapa komputer. Namun harus terkoneksi dengandatabase.

2. Aplikasi ini hanya digunakan untuk menampilkan informasi data klien

3. Aplikasi ini dapat melakukan penambahan ataupun perubahan data di database . Untuk proses pengelolaan data dilakukan oleh administrator dan operator Urusan Kepegawaian yang ada di BAPAS Kelas I Bandung.


(76)

88

Tabel III.4.Matriks Keturunan

Nama Spesifikasi Nama Proses Verifikasi

Proses Login Login

Proses Pengolahan Data Pengguna Pengolahan Data Pengguna Demonstrasi

Proses Pengolahan klien Pengolahan klien Demonstrasi Proses Pengolahan Data

Pembimbing

Pengolahan Data Bimbingan Demonstrasi

Proses Pengolahan Data Pembimbing

Pengolahan Data Pembimbing

Demonstrasi

Proses mencetak laporan Penciptaan Laporan Demonstrasi

III.5 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka digunakan untuk memberikan gambaran mengenai proses-proses apa saja yang bisa dilakukan pengguna dalam sistem yang akan dibangun perancangan antarmuka ini, yang didasarkan hasil identifikasi kebutuhan informasi yaitu bagaimana sistem akan memberikan fasilitas-fasilitas untuk dapat memberikan informasi agar dengan harapan dapat mempermudah dalam mengakses dan menggunakan program Aplikasi data klien di BAPAS Klas. I Bandung berbasis destop.


(77)

89

Gambar III.11 Login

III.5.2 Halaman Utama Administrator


(78)

90


(79)

91


(80)

92


(81)

93


(82)

94


(83)

95


(84)

96


(85)

97

Gambar III.20 Data Pembimbing

III.5.11 Profil Programer


(86)

98

Setelah melalui proses analisis dan perancangan antarmuka, maka kita masuk ke proses implementasi. Tahapan implementasi adalah tahap dimana penulis akan menuangkan hasil analisis dan perancangan ke dalam bentuk aplikasi yang siap digunakan.

III.6.1 Implementasi Jaringan Komputer

Tahap implementasi jaringan komputer adalah tahap dimana penulis akan menggambarkan bagaimana konfigurasi jaringanclient - serveryang akan digunakan.

Gambar III.22 Info Klien

Perangkat keras yang dibutuhkan :

1. Dua komputer atau lebih untuk menjalankan aplikasi dan komputer server untuk menyimpan database.

2. HUB atau Switch untuk menggabungkan beberapa komputer dalam satu jaringan computer

3. Kabel LAN RJ45 untuk media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti dalam jaringan komputer


(87)

99

Tahapan implementasi program adalah tahap dimana penulis akan

menuangkan hasil analisis dan perancangan dalam bentuk aplikasi yang telah dibuat.

III.6.2.2 Login

Gambar III.23 Login III.6.2.3 Halaman Utama Administrator


(88)

100


(89)

101


(90)

102


(91)

103


(92)

104

Gambar III.29 Data klien III.6.2.9 Laporan Data Klien


(93)

105 III.6.2.10 Laporan Data Bimbingan

Gambar III.32 laporan 2

III.6.2.11 Profil Bapas


(94)

106


(95)

KESIMPULAN DAN SARAN IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari kegiatan kerja praktek yang telah di lakukan selama 29 hari di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung dan berdasarkan semua proses dalam membangun aplikasi, sebagai berikut :

1. Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung merupakan salah satu tempat pelayanan masyarakat dalam masalah hukum dan persidangan di wilayah Bandung. Pada dasarnya Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung mempunyai peran penting bagi masyarakat karena sebagai pedoman dalam kebijakan penegakan hukum yang ada.

2. Aplikasi yang dibangun untuk menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung ini dapat membantu kemudahan dalam melihat , mengisi, merubah dan menghapus informasi data klien.

IV.2 Saran

Berdasarkan semua proses dalam kerja praktek selama 29 hari dan membangun aplikasi ini saran - sarannya adalah sebagai berikut :

IV.2.1 Saran Untuk Instansi

1. Aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung ini dapat lebih dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung


(96)

ini dapat dikembangkan dengan metode yang berbeda dan lebih dinamis.

IV.2.1.2 Saran Untuk Mahasiswa Kerja Praktek Selanjutnya

1. Selalu menjunjung tinggi nama baik Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

2. Menjaga attitude selama melaksanakan kerja praktek di perusahaan tempat mahasiswa praktek.

3. Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan dan jangan ragu bertanya kepada pembimbing kerja praktek yang ada apabila mengalami kesulitan maupun sesuatu yang belum di ketahui.

4. Bekerja sama dengan baik dengan seluruh staf yang ada di perusahaan tempat praktek, agar tercipta suasana kerja yang nyaman.


(97)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahri, Kusnassruyanto. S dan Sjachriyanto, Wawan. 2008, Teknik Pemograman Delphi, Bandung : Informatika.

2. Darmayuda, Ketut. 2007, Program Aplikasi Client Server, Bandung : Informatika.

3. Daulay, Melwin Sayafrizal. 2007,Mengenal HardwareSoftware dan Pengelolaan Instalasi Komputer, Yogyakarta : Andi.

4. Rianto, Anjik Sukamaji. 2008, Konsep Dasar Pengembangan Jaringan & Keamanan Jaringan, Yogyakarta : Andi.

5. Syafi’i, M. 2004.Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL, Yogyakarta : Andi.

6. Suwidodo, Imam. 2007. Pemogram SQL dan Database Server MySQL, Yogyakarta : Andi.

Sumber lain :

http://terusbelajar.wordpress.com/2010/02/12/setting-odbc-mysql/

http://delphi-id.org/dpr/tRSSNews/view

http://delphi.about.com/od/mysql/tp/aatpmysql.htm

Catatan–catatan penulis selama perkuliahan di Universita Komputer Indonesia.


(1)

104 III.6.2.8 Data klien

Gambar III.29 Data klien III.6.2.9 Laporan Data Klien


(2)

105

Gambar III.30 laporan 1 III.6.2.10 Laporan Data Bimbingan

Gambar III.32 laporan 2

III.6.2.11 Profil Bapas


(3)

106 III.6.2.12 Profil Programer


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari kegiatan kerja praktek yang telah di lakukan selama 29 hari di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung dan berdasarkan semua proses dalam membangun aplikasi, sebagai berikut :

1. Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung merupakan salah satu tempat pelayanan masyarakat dalam masalah hukum dan persidangan di wilayah Bandung. Pada dasarnya Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung mempunyai peran penting bagi masyarakat karena sebagai pedoman dalam kebijakan penegakan hukum yang ada.

2. Aplikasi yang dibangun untuk menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung ini dapat membantu kemudahan dalam melihat , mengisi, merubah dan menghapus informasi data klien.

IV.2 Saran

Berdasarkan semua proses dalam kerja praktek selama 29 hari dan membangun aplikasi ini saran - sarannya adalah sebagai berikut :

IV.2.1 Saran Untuk Instansi

1. Aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung ini dapat lebih dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi menghasilkan laporan secara cepat dan efektif di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas. I Bandung


(5)

✁ ✁✂

ini dapat dikembangkan dengan metode yang berbeda dan lebih dinamis.

IV.2.1.2 Saran Untuk Mahasiswa Kerja Praktek Selanjutnya

1. Selalu menjunjung tinggi nama baik Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

2. Menjaga attitude selama melaksanakan kerja praktek di perusahaan tempat mahasiswa praktek.

3. Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan dan jangan ragu bertanya kepada pembimbing kerja praktek yang ada apabila mengalami kesulitan maupun sesuatu yang belum di ketahui.

4. Bekerja sama dengan baik dengan seluruh staf yang ada di perusahaan tempat praktek, agar tercipta suasana kerja yang nyaman.


(6)

✄ ✄☎

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahri, Kusnassruyanto. S dan Sjachriyanto, Wawan. 2008, Teknik Pemograman Delphi, Bandung : Informatika.

2. Darmayuda, Ketut. 2007, Program Aplikasi Client Server, Bandung : Informatika.

3. Daulay, Melwin Sayafrizal. 2007,Mengenal HardwareSoftware dan Pengelolaan Instalasi Komputer, Yogyakarta : Andi.

4. Rianto, Anjik Sukamaji. 2008, Konsep Dasar Pengembangan Jaringan & Keamanan Jaringan, Yogyakarta : Andi.

5. Syafi’i, M. 2004.Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL, Yogyakarta : Andi.

6. Suwidodo, Imam. 2007. Pemogram SQL dan Database Server MySQL, Yogyakarta : Andi.

Sumber lain :

http://terusbelajar.wordpress.com/2010/02/12/setting-odbc-mysql/ http://delphi-id.org/dpr/tRSSNews/view

http://delphi.about.com/od/mysql/tp/aatpmysql.htm

Catatan–catatan penulis selama perkuliahan di Universita Komputer Indonesia.