Financial distress Analisis Rasio laporan Keuangan
mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Sedangkan variabel
net fixed assetstotal assets, long-term debtequity dan notes payabletotal assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan
mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.
Penelitian mengenai kondisi financial distress di Indonesia telah dilakukan oleh Almilia 2004, Almilia dan Meliza 2003, serta Almilia
dan Kristijadi 2003. Penelitian yang dlakukan oleh Almilia 2004, memproksikan kondisi financial distress sebagai kondisi perusahaan yang
telah delisted pada tahun 1999-2002. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa rasio net incometotal assets, shareholder equitytotal assets, dan
total debttotal asset dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas perusahaan yang mengalami delisted.
Almilia dan Meliza 2003 melakukan penelitian yang serupa, hanya saja kondisi financial distress suatu perusahaan diwakili oleh 3 kelompok
perusahaan dan 1 kelompok perusahaan kontrol sebagai pembanding. Keempat kelompok perusahaan tersebut yaitu: kelompok pertama diwaliki
perusahaan yang mengalami net income negatif selama 2 tahun berturut- turut; Kelompok kedua diwakili oleh perusahaan yang mengalami net
income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut. Kelompok ketiga diwakili oleh perusahaan yang delisted; dan Kelompok
keempat diwakili olehperusahaan yang masih tetap aktif serta tidak
mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Meliza 2003
memberikan bukti bahwa rasio net incometotal asset, shareholder equitytotal assets, retained earningtotal asset, dan total debttotal asset
dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas perusahaan yang mengalami kondisi financial distress.
Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi 2003, penelitian ini membentuk 12 persamaan dari 20 rasio keuangan. Penelitian
ini memberikan bukti bahwa dari keduabelas persamaan regresi yang dibentuk menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksikan financial distress suatu perusahaan. Karena itu hipotesis dalam penelitian tersebut dapat diterima, bahwa rasio-rasio keuangan dapat
digunakan untuk memprediksikan kondisi financial distress suatu perusahaan.
Kondisi ekonomi sekarang membuat para investor dan kreditur merasa khawatir jika perusahaan mengalami financial distress yang bisa mengarah
ke kebangkrutan. Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum
terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Ciri-ciri financial distress adalah selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden, suatu
perusahaan mengalami laba bersih negatif, nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan yang melakukan merger. Financial distress dapat diukur dengan
menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan.
Menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan akan memberikan gambaran kepada analis tentang baik atau buruknya keadaan suatu posisi
keuangan dalam perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Peneliti memilih rasio
likuiditas, profitabilitas, financial leverage dan aktivitas operasi dikarenakan untuk menguji kembali bahwa rasio tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan yang terlah diuji sebelumnya oleh Almilia dan Kristijadi 2003. Berdasarkan tinjauan
teoritis, rumusan masalah, dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
1
: Rasio likuiditas, profitabilitas, financial leverage dan aktivitas operasi dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan. Penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kinerja perusahaan
telah banyak dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Haryati 2002 berusaha untuk menganalisis: apakah terdapat perbedaan
bermakna kinerja keuangan yang diukur dari rasio cadangan penghapusan kredit terhadap kredit, ROA, efisiensi dan LDR antar bank kelompok
kategori A, B dan C. Hasil dari penelitian ini adalah empat rasio keuangan yang digunakan ternyata rasio ROA, efisiensi dan LDR mempunyai
perbedaan yang signifikan diantara bank-bank dalam kategori A, B dan C.
Penelitian ini juga berusaha menguji apakah terdapat perbedaan rasio keuangan antara perusahaan yang mengalami financial distress dan
perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan
sebagai berikut: H
2
: Rasio likuiditas, profitabilitas, financial leverage dan aktivitas operasi secara stastistis signifikan berbeda antara perusahaan yang mengalami
kondisi financial distress yang ditunjukkan dengan laba bersih negatif selama beberapa tahun, maupun nilai buku ekuitas negatif selama
beberapa tahun dengan perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress.